Anda di halaman 1dari 7

MENUNTUT ILMU PENGETAHUAN BERDASARKAN

ALKITAB

Dosen Mata Kuliah


Dr.Baidarus M.Ag, MM.

Disusun Oleh:

EVI LASMAIDA SIHOMBING


230205075

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM


DAN KESEHATAN FARMASI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH RIAU
2023
BAB I
PENDAHLUAN

1.1 Latar Belakang


Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang telah dimulai sejak
dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib untuk belajar baik
melalui jalur pendidikan formal, informal maupun non formal, karena belajar merupakan
kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa belajar maka tidak ada ilmu
pengetahuan yang dapat diperoleh. Semakin perlunya manusia akan ilmu pengetahuan,
maka perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Kemajuan suatu bangsa diukur
dari tingkat kemajuan pengetahuan dan teknologi karena semakin maju ilmu pengetahuan
dan teknologi suatu bangsa semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.
Dengan adanya perubahan pendidikan yang bukan hanya sebagai sarana untuk
menyampaikan ilmu tetapi diharapkan adanya perubahan pola kehidupan yang lebih baik.
Keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM). SDM yang berkualitas akan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki
untuk kemajuan bangsa dan negara. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),
“pendidikan merupakan sesuatu tindakan yang memungkinkan terjadinya belajar dan
perkembangan”. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (2000: 11), “pendidikan ialah
segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin
perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan”.
Keberhasilan pendidikan akan dicapai oleh suatu bangsa apabila ada usaha untuk
meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. Menghasilkan output yang berkualitas
dalam proses pendidikan sangat dipengaruhi oleh berhasil tidaknya kegiatan belajar.
Keberhasilan dalam belajar dapat diketahui dari prestasi yang dicapai oleh siswa, karena
prestasi belajar merupakan hasil yang telah dikerjakan. Menurut Nana Syaodih
Sukmadinata (2003: 102), “prestasi belajar adalah realisasi dari kecakapan-kecakapan
potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang
1.2 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis apakah ada hubungan antara kedisiplinan
belajar dan prestasi belajar
BAB II
GAGASAN

2.1 Sikap Orang Kristen Terhadap Ilmu Pengetahuan


1 Korintus 1:5
Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam segala
macam perkataan dan segala macam pengetahuan. Ilmu Pengetahuan adalah suatu
pembelajaran atau studi untuk menemukan, memahami, dan mengamati sifat yang
mengatur alam secara keseluruhan, mengatur dunia serta mengatur diri kita. Hasil yang
diperoleh bertujuan untuk memprediksi keadaan dan menyesuaikannya dengan kebutuhan
kita. Kehidupan saat ini erat kaitannya dengan Ilmu Pengetahuan. Disadari atau tidak
Ilmu Pengetahuan mengiringi dan membentuk kehidupan kita. Dengan Ilmu Pengetahuan
sekarang kita bisa memiliki pengetahuan tentang bagaimana menyembuhkan suatu
penyakit. Kita bisa bepergian dengan berbagai jenis transportasi mulai dari transportasi
darat (bus, kereta api, mobil, motor, dsb), transportasi laut (kapal laut) maupun udara
(pesawat). Kita dapat memprediksi kondisi cuaca, melakukan prediksi gunung yang akan
meletus. Kita dapat mengetauhi informasi diberbagai belahan dunia dengan televisi, juga
kita dapat mengetahui kabar saudara kita dimanapun dan kapanpun dengan
telepon/handphone. Kita juga dimudahkan dalam belajar dengan berbagai sumber yang
tidak hanya ada dalam buku saja dengan akses internet. Dengan Ilmu Pengetahuan kita
dimudahkan dalam melakukan penemuan maupun penelitian. Hal tersebut sedikit banyak
membantu kita untuk menjadi manusia yang berkembang semakin maju. Ilmu
Pengetahuan dapat dijadikan sebagai salah satu jalan untuk membawa hidup kearah yang
lebih baik dan berkembang. Sekarang kita tidak membutuhkan waktu yang lama untuk
mengetahui kabar saudara kita yang jauh karena harus menunggu balasan surat yang kita
kirim. Kita tidak harus berjalan jauh untuk bisa sampai ke suatu tempat karena sudah ada
banyak transportasi yang bisa dogunakan. Namun perlu diperhatikan, jangan sampai
mendewakan Ilmu Pengetahuan yang berlebihan. Sebelum seperti saat ini (Ilmu
Pengetahuan semakin berkembang dan mendominasi) manusia dulu hidup berpedoman
pada agama dan sejarah. Seperti kebanyakan, mereka sering melakukan upacara adat dan
doa-doa untuk memperingati suatu kejadian. Mereka akan berdoa pada Tuhan atau
memohon kepada para dewa mereka supaya turun hujan, serta harapan-harapan lain
sesuai kebutuhan mereka. Namun saat ini Ilmu Pengetahuan mendominasi, mereka tidak
perlu lagi bingung akan kesembuhan karena sudah ada obat, tidak perlu lagi takut gagal
panen karena tidak ada hujan karena sudah ada sistem irigasi, mempunyai kelengkapan
senjata untuk melindungi diri dan negara. Saat ini orientasi kebutuhan meliputi kebutuhan
untuk mendapatkan uang supaya bisa menikmati manfaat dari teknologi dan ilmu
pengetahuan.
2.2 Hubungan Alkitab Dengan Ilmu Pengetahuan
AMSAL 1:4-5
Untuk memberikan kecerdasan kepada orang yang tak berpengalaman, dan
pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda-muda baiklah orang bijak
mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh
bahan pertimbangan.
AMSAL 1:7
Dalam Kitab Amsal dalam Alkitab, terdapat beberapa ayat yang menekankan
pentingnya menuntut ilmu dan kebijaksanaan. Salah satu ayat yang sering dikutip dalam
konteks ini adalah Amsal 1:7, yang berbunyi:
"Permulaan pengetahuan adalah takut akan TUHAN; hanya orang bodoh yang menghina
hikmat dan didikan."
Ayat ini menekankan bahwa awal dari segala pengetahuan dan kebijaksanaan adalah rasa
takut akan Tuhan (yaitu, rasa hormat dan ketundukan kepada Allah). Artinya, untuk
memahami yang lebih dalam dalam hal ilmu dan kebijaksanaan, seseorang harus
memiliki dasar yang kuat dalam keimanan dan rasa hormat kepada Tuhan.
Selain itu, Kitab Amsal juga berisi banyak ajaran yang menekankan nilai kebijaksanaan,
pengetahuan, dan pemahaman. Contoh lainnya adalah Amsal 2:6:
"Sebab TUHAN memberikan hikmat, dan dari mulut-Nya keluar pengetahuan dan
pengertian."
Amsal 3:13-18 juga menggambarkan kebijaksanaan sebagai sesuatu yang sangat berharga
dan diinginkan:
"Berbahagialah orang yang menemukan hikmat dan orang yang memperoleh pengertian.
Lebih baik memperolehnya daripada perak, dan memperoleh pengertian lebih baik dari
pada emas. Ia lebih berharga dari pada permata, dan tidak ada yang dapat disamai dengan
hikmat. Pengaruhnya membawa berkat, dan apa yang ada di tangannya menghasilkan
kekayaan. Panjang umur ada dalam tangan kanannya; di tangan kirinya ada kekayaan dan
kemuliaan. Jalan-jalan hikmat adalah jalan-jalan yang menyenangkan, dan semua
jalannya damai."
Jadi, menurut Kitab Amsal dalam Alkitab, menuntut ilmu dan mencari kebijaksanaan
sangat dianjurkan, dan keduanya dipandang sebagai karunia dari Tuhan yang dapat
membawa berkat dan kebahagiaan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
“Menuntut Ilmu Pengetahuan Berdasarkan Ayat Akitab” yaitu dalam alkitab kita
diberitau betapa pentingnya pengetahuan dalam kehidupan kita sehari-hari apa lagi
dijaman digital saat ini dimana kita dikuasaI oleh era digital yang makin hari mulai
menguasai kalangan masyarakat apa lagi di kalangan anak muda.Perlu kita ketahui
menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang telah dimulai sejak dilahirkan
hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib untuk belajar baik melalui
jalur pendidikan formal, informal maupun non formal, karena belajar merupakan kunci
untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa belajar maka tidak ada ilmu pengetahuan
yang dapat diperoleh. Semakin perlunya manusia akan ilmu pengetahuan, maka
perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Kemajuan suatu bangsa diukur dari
tingkat kemajuan pengetahuan dan teknologi karena semakin maju ilmu pengetahuan dan
teknologi suatu bangsa semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.\
3.2 Saran
1. Bagi Pendidik
Sangat diperlukan pemahaman dan perhatian khusus bagi pendidik (guru) agar
tidak hanya memperhatikan pengembangan aspek pengetahuan (kognitif) saja, melainkan
juga memperhatikan penanaman nilai-nilai karakter (afektif) pada peserta didik (murid).
Karena dalam pendidikan diharapkan tidak hanya terjadi proses 113 transfer ilmu
pengetahuan saja, melainkan juga adanya penanaman perilaku baik kepada peserta didik
(murid).
2. Lembaga Pendidikan
Diharapkan bagi lembaga pedidikan untuk berusaha menciptakan lingkungan pendidikan
yang kondusif, sehinga dapat mendukung proses penciptaan generasi milenial menjadi
manusia yang berkualitas, baik dalam perkembangan berpikirnya maupun dalam
perubahan perilaku yang lebih baik. Sehingga nantinya peserta didik (murid) dapat
diterima dengan baik dan dapat berkonstribusi dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta


Nana Syaodih Sukmadinata. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung :Remaja Rosdakarya.
Purwanto, M. Ngalim. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja
Rosdakara.

Anda mungkin juga menyukai