Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

Landasan Religius
Dosen Pengampu:

PUTRI OCTA HADIYANTI, S.Pd.,M.Pd

KELOMPOK 08

Penyusun:

Ashifa Mhutia 236910417

Dinda Nur Aisyah 236910284

Egi Primanda 236910217

M. Ilman Zulkarnain S 236910141

Rivvi Dianti 236910327

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU2023


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kepada ALLAH SWT. Yang telah
memberikan nikmat iman,islam, kesehatan kepada kita semua, sholawat salam selalu
senantiasa kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, semoga kita semua
mendapatkan syafaat Beliau di akhirat nanti, Amin.

Kami Mendapatkan Kesempatan untuk membuat makalah untuk memenuhi mata


kuliah’’Landasan Pendidikan’’, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini Kami masih banyak kekurangan. Untuk itu,
Kami mengharapkan kritik dan saran agar saya bisa memperbaiki untuk kedepannya.

Semoga ALLAH SWT senantiasa memberikan ilmu-nya kepada kita semua, Amin

Pekanbaru, 25 September 2023

Penyusun
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Landasan pendidikan adalah tumpuan, dasar, atau asas konseptual yang menyelubungi
pendidikan secara keseluruhan. Biasanya yang dibahas terkait dengan landasan pendidikan ini adalah
hakikat manusia sebagai makhluk pembelajar, situasi, proses, perubahan sosial, aliran pelaksanaan,
hingga permasalahan-permasalahan pendidikan. Yatimah (2017, hlm. 354) mengatakan bahwa secara
leksikal, landasan berarti dasar, tumpuan, atau alas. Oleh karena itu, landasan (pendidikan)
merupakan tempat bertumpu, titik tolak atau dasar pijakan dalam melaksanakan pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. .Bagaimana pengaruh pendidikan bagi setiap insan manusia?
2. Apa Saja Penting Adab Dalam Berilmu?
3. Mengapa Sangat Penting Adab dalam Berilmu?
4.Apa tujuan manusia diciptakan dimuka bumi?

C. Tujuan
1. Untuk memahami Pentingnya Pendidikan Bagi Setiap Insan Manusia,,
2. Untuk Memahami Keutamaan Bagi Setiap Manusia Yang Berilmu,
3. Untuk Mengetahui Perbedaan antara Adab dan Ilmu,
4. Untuk Mengetahui Tujuan Utama Manusia Diciptakan Di Bumi
BAB II

Pembahasan

A. Pentingnya Pendidikan Bagi Setiap Insan Manusia


Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena
dengan adanya pendidikan akan tercipta manusia yang berkualitas, berintelektual, berkarakter,
dan terhindar dari kebodohan. Selain itu, saat ini pendidikan menjadi hal yang sangat penting
karena pada zaman sekarang kita sudah masuk kedalam era Globalisasi yang membawa
pengaruh bagi dunia pendidikan. Selain pengaruh positif, kini Globalisasi juga memiliki
pengaruh negatif di bidang pendidikan diantaranya melemahnya kontrol pendidikan oleh
negara, menurunya kualitas moral siswa, dan tergerusnya kebudayaan lokal. Maka dari itu,
pendidikan sangat diperlukan dalam kehidupan manusia agar manusia dapat membedakan cara
bersikap, bertutur, cara berpikir dan dalam menjaga emosi. Sehingga diharapkan di zaman era
globalisasi generasi muda mampu mengaplikasikan ilmu yang didapat sehingga tidak
terombang-ambing dalam perkembangan zaman. Pendidikan sangat penting dalam
mempersiapkan kehdiupan di masa yang akan datang karena pendidikan sangat mempengaruhi
banyak hal dari kehidupan manusia. Semakin baik pendidikan yang ditempuh dan diperoleh
seseorang maka akan semakin baik pula pola hidup dan potensi masa depan yang akan seorang
dapatkan. Maka akan sangat rugi apabila di dunia ini seseorang tidak memperoleh pendidikan
karena dengan tidak memperoleh pendidikan manusia menjadi tak berilmu dan mudah
terpengaruh untuk melakukan kejahatan serta tidak mempunyai pengalaman. Berbeda dengan
manusia yang memperoleh pendidikan dalam hidupnya pasti dalam hidupnya akan memperoleh
kehidupan yang stabil dan terarah dimana dalam hal ini pendidikan dapat membuka wawasan
seseorang untuk menilai sesuatu dan menempatkan diri ke posisi saat mereka berada. Selain itu,
orang yang memperoleh pendidikan tentunya pola pikir yang dimilikinya akan berubah menjadi
seseorang yang berpikir dewasa dan pandai akan menilai suatu hal sehingga dalam hal ini akan
berpengaruh pada pola kepribadian seseorang yang mana seseorang akan menjadi terbuka dan
lebih mandiri dalam finansial dan beberapa aspek kehidupan lainnya. Maka dari itu, sebagai
manusia yang berpendidikan dan berilmu harus pintar dalam memanfaatkan ilmu yang
diperolehnya untuk diri sendiri maupun orang lain. Karena pendidikan merupakan sarana untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia yang diharapkan dengan adanya pendidikan kehidupan
manusia akan terus berkembang.
B. Keutamaan Bagi Setiap Manusia Yang Berilmu
Islam mewajibkan kepada umatnya untuk menuntut ilmu. Bahkan ayat pertama yang
turun kepada Rasulullah SAW saat menjadi nabi adalah salam surat Al-‘Alaq yang memiliki arti
‘Bacalah.’ (QS Al’alaq: 1). Keutamaan ilmu, belajar dan mengajarkan ilmu sangat penting dalam
Islam. Rasulullah SAW bersabda,

“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah no. 224). Dalam islam
keutamaan menuntut ilmu juga disampaikan seperti berikut,

1. Orang Berilmu Diangkat Derajatnya

Ini adalah keutamaan menuntut ilmu yang pertama, dalam Alquran Allah SWT berfirman:
“Allah mengangkat orang-orang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu
beberapa derajat.” (Al-Mujadalah: 11).

Jika ditelaah lebih lanjut, ada tafsiran atau arti dari ayat ini. Seperti salah satunya menurut Imam
Syaukani berkata : “Dan makna ayat ini bahwasanya Allah mengangkat beberapa derajat orang-
orang beriman dari orang-orang yang tidak beriman, dan mengangkat beberapa derajat orang-
orang yang berilmu (dan beriman) dari orang-orang yang hanya beriman. Maka barang siapa
yang memadukan antara iman dan ilmu maka Allah mengangkatnya beberapa derajat karena
imannya lalu Allah mengangkat derajatnya karena ilmunya”

2. Ilmu adalah Warisan Para Nabi


Rasulullah SAW bersabda: “Dan sesungguhnya para Nabi tidak pernah mewariskan
uang emas dan tidak pula uang perak, akan tetapi mereka telah mewariskan ilmu (ilmu
syar’i) barang siapa yang mengambil warisan tersebut maka sungguh ia telah mengambil
bagian yang banyak.” (HR Ahmad).

3. Orang Berilmu akan Diberi Kebaikan Dunia dan Akhirat


Kedudukan ilmu dalam Islam begitu mulia. Ia yang berilmu pasti diberi kebaikan dan
kemudahan dalam menjalankan kehidupannya di dunia maupun di akhirat. Rasulullah SAW
pernah bersabda :
“Barangsiapa yang menginginkan urusan dunia, maka wajiblah baginya berilmu. Dan
barangsiapa yang ingin urusan akhirat (selamat di akhirat) maka wajiblah ia memiliki ilmu juga.
Dan barangsiapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah ia memiliki ilmu tentangnya
juga.” (HR Bukhari dan Muslim)

4. Orang Berilmu Dimudahkan Jalannya ke Surga


Surga adalah idaman setiap muslim. Bahkan, ia menjadi janji dari Allah SWT bagi
banyak amalan shalih yang dilakukan oleh umat Islam. Oleh karena itu, menuntut ilmu bisa
menjadi salah satu jalan yang bisa kita lakukan untuk menuju surga. Hal ini sebagaimana
sabda Rasulullah SAW beliau bersabda :

‫ َس َّهَل ُهللا َلُه ِبِه َطِريًقا ِإَلى اْلَج َّنِة‬،‫َو َم ْن َس َلَك َطِر يًقا َيْلَتِم ُس ِفيِه ِع ْلًم ا‬

“Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan
untuknya jalan menuju surga.” (HR Bukhari dan Muslim).

5. Orang Berilmu Memiliki Pahala yang Kekal


Siapa yang tidak ingin terus mendapatkan pahala meski telah meninggal. Ilmu akan kekal
dan bermanfaat bagi pemiliknya walaupun ia telah meninggal. Hal ini akan didapati bagi
orang yang bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Sebab, ilmu tersebut bukan hanya
bermanfaat untuk dirinya, tapi juga untuk orang lain. Disebutkan dalam sebuah hadist dari
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, ia berkata kepada Rasulullah SAW :

‫ِإَذ ا َم اَت اِإْل ْنَس اُن اْنَقَطَع َع َم ُلُه ِإاَّل ِم ْن َثاَل َثٍة ِم ْن َص َد َقٍة َج اِرَيٍة َوِع ْلٍم ُيْنَتَفُع ِبِه َوَو َلٍد َص اِلٍح َيْد ُعو َلُه‬

Artinya: “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara
(yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR.
Muslim no. 1631).
c. Antara Adab Dan Ilmu
Orang yang berilmu itu istimewa. Allah pun memberikan kedudukan yang khusus
dibandingkan orang yang belum atau enggan untuk menuntut ilmu.

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ِاَذ ا ِقْيَل َلُك ْم َتَفَّسُحْو ا ِفى اْلَم ٰج ِلِس َفاْفَس ُحْو ا َيْفَس ِح ُهّٰللا َلُك ْۚم َو ِاَذ ا ِقْيَل اْنُشُز ْو ا َفاْنُشُز ْو ا َيْر َفِع ُهّٰللا اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ِم ْنُك ْۙم‬
‫َو اَّلِذ ْيَن ُاْو ُتوا اْلِع ْلَم َد َر ٰج ٍۗت َو ُهّٰللا ِبَم ا َتْع َم ُلْو َن َخ ِبْيٌر‬

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”,


maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:

“Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Mujadalah: 11)

Orang yang diberikan ilmu pengetahuan diangkat beberapa derajat. Sungguh istimewa. Lantas
tidakkah kita ingin mendapatkan kedudukan yang istimewa di sisi Allah? Bukan hanya di sisi
Allah saja orang yang berilmu itu istimewa. Di sisi manusia pun mereka pastinya mendapatkan
keistimewaan yang khusus. Banyak yang belajar darinya, banyak yang nyaman duduk
bersamanya, dan banyak yang mencintainya. Tapi cukupkah hanya dengan menjadi sosok yang
berilmu? Ada satu hal penting yang tak boleh kita abaikan dalam berilmu, yaitu adab. Maka
penting bagi kita untuk beradab sebelum berilmu. Maka bukan hal yang aneh lagi para ulama
pun banyak berpesan atas hal ini. Mendahulukan adab dibandingkan ilmu. Seperti yang
disampaikan Imam Darul Hijrah, Imam Malik rahimahullah yang pernah berkata pada seorang
pemuda Quraisy, “Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.” Kenapa para ulama
berpesan untuk mendahulukan mempelajari adab? Sebagaimana Yusuf bin Al Husain berkata,
“Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu.” Bahkan adab butuh
waktu lebih banyak untuk dipelajari dibandingkan ilmu. Ibnul Mubarok berkata, “Kami
mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun sedangkan kami mempelajari ilmu selama 20
tahun.”Jika para ulama saja banyak berpesan agar kita lebih mendahulukan adab dibandingkan
ilmu, lantas apa landasan kita untuk mendahulukan ilmu dibandingkan adab? Bisa jadi ada yang
keliru dalam hidup kita. Tujuan berilmu bukan untuk penilaian Allah, tapi agar terlihat mulia di
mata manusia. Bisa jadi seperti itu. Tapi siapa yang tahu selain hati diri sendiri? Tapi coba saja
tanya pada hati sendiri. Mana yang lebih nyaman untuk kita lihat, orang yang berilmu tapi
adabnya kurang, atau orang yang adabnya baik tapi ilmunya kurang. Cenderung bagi kita untuk
mendahulukan orang yang beradab karena akan ada kenyamanan bersamanya. Tapi tentu, dua
pilihan tadi bukanlah pilhan yang terbaik. Karena jauh lebih penting bagi kita untuk menjadi
berilmu dan beradab. Tapi untuk berilmu butuh adab. Sabar dalam menuntut ilmu, dipelajari dari
adab. Paham atas ilmu, dipelajari dari adab. Tersebarnya ilmu, dipelajari dari adab. Mari
dahulukan adab dibandingkan ilmu. Tidak cukup hanya dengan membaca artikel ini saja. Coba
pelajari buku yang membahas adab, hadiri kajian yang membahas adab, dan terapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Karena dari peradaban ada kata adab, maka sungguh adab perannya
begitu besar.

d. Tujuan Manusia Diciptakan Dimuka Bumi (Khalifah)


1. Sebagai Pengurus (Khalifah) bagi Planet Bumi

Tujuan manusia diciptakan salah satunya adalah dibentuk sebagai pengurus (khalifah) di
planet bumi ini. hal tersebut telah dinyatakan dalam firman Allah

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". (QS. Al-Baqarah: 30)

2. Untuk Menyembah Allah

Tujuan manusia diciptakan juga memiliki tujuan agar manusia dapat menyembah Allah
sebagai pencipta mereka. Hal tersebut telah dijelaskan dalam firman Allah sebagai berikut :

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
(QS. Al-Dzariyat: 56) Untuk lebih memberikan penjelasan tentang ayat tersebut, Imam Ibnu
Katsir menjelaskan tentang tafsir dari ayat tersebut:

“Sesungguhnya Aku menciptakan mereka hanyalah supaya Aku memerintah mereka


menyembahku, bukan karena Aku butuh terhadap mereka. ... Makna ayat itu adalah bahwa Allah
menciptakan manusia supaya menyembah Dia saja, tak menyekutukan dengan yang lain. Siapa
yang taat pada Allah, maka Allah akan membalasnya dengan balasan yang sempurna. Siapa yang
bermaksiat pada-Nya, Allah akan menyiksanya dengan parah.” (Ibnu Katsir, Tafsîr Ibnu Katsîr,
VII, 425).

3. Agar Manusia Mengetahui Maha Kuasa Allah


Tujuan manusia diciptakan antara lain juga agar mengetahui bahwa seluruh bumi, tata
surya, dan isinya telah terbentuk berkat maha kuasa Allah SWT. Hal tersebut telah dijelaskan
dalam firman Allah berikut ini:

“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku
padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha-Kuasa atas segala sesuatu, dan
sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. (QS at-Thalaq: 12)

4. Sebagai Bukti Kelayakan Saat di Akhirat

Tujuan manusia diciptakan juga akan menjadi bukti kelayakan manusia akan ditempatkan
di mana nanti saat di akhirat. Akhirat mempunyai dua tempat yang bertolak belakang, yakni
surga dan neraka. Allah bisa saja langsung menciptakan manusia untuk seketika ditempatkan di
keduanya tanpa alasan apa pun, tetapi Allah tak melakukannya. Allah memilih membuat manusia
hidup di dunia terlebih dahulu untuk melihat sendiri amal perbuatannya sehingga layak di tempat
mana. Allah telah berfirman :

“Kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan bumi, agar Ia membalas orang-orang yang
berbuat buruk sebab apa yang mereka kerjakan dan membalas orang-orang yang berbuat baik
dengan kebaikan.” (QS. An-Najm: 31) Dari kemenangan dan kesabaran menghadapi berbagai
kesusahan itulah kita dapat membuktikan “kelayakan” kita untuk menjadi penghuni surga.
Meskipun sebenarnya amal perbuatan manusia tak cukup untuk menebus surga yang begitu
sempurna, namun kemurahan Allah membuat kita tahu bahwa melakukan amal kebaikan,
bersyukur terhadap nikmat dan bersabar terhadap musibah adalah hal yang dapat membuat kita
mendapat balasan surga. Itulah di antara alasan yang dinyatakan secara eksplisit dari Alquran
tentang kenapa Allah menciptakan manusia. Dari informasi itu, kita jadi tahu tujuan hidup di
dunia ini untuk apa dan seharusnya kita fokus untuk memenuhinya dan tak ada opsi lain bagi
manusia.
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Landasan pendidikan adalah tumpuan, dasar, atau asas konseptual yang menyelubungi
pendidikan secara keseluruhan. Biasanya yang dibahas terkait dengan landasan pendidikan ini
adalah hakikat manusia sebagai makhluk pembelajar, situasi, proses, perubahan sosial. aliran
pelaksanaan, hingga permasalahan-permasalahan pendidikan. Dalam konteks religius,
pendidikan adalah hal yang sangat bergantung pada keimanan dan keyakinan peserta didik
masing-masing. Pendidikan adalah hal yang harus berdasarkan keinginan peserta didiknya
sendiri, bukan paksaan atau dorongan dari orang atau bahkan instansi dan lembaga lain. Sumber
asumsi ajaran Islam sebagai landasan pendidikan yaitu Al-Qur'an dan Hadits. yaitu Al-Qur'an
Surat Al-Mujadalah ayat 11 dan Hadits Riwayat Turmudzi.

B. Saran
Terimakasih telah membaca dan memahami makalah Saya, jika ada penulisan kata yang
kurang tepat dan menyinggung perasaan, Saya mohon maaf karena manusia tidak jauh dari
kesalahan dan Saya menerima kritik dan sarannya agar kedepan Saya bisa memperbaiki untuk
kedepannya.
Daftar Pustaka

https://www.kabarpendidikan.id/2022/06/pentingnya-pendidikan-bagi-kehidupan.html
https://www.scribd.com/document/541309613/Makalah-Landasan-Religius-Pendidikan

https://alazharasysyarifsumut.sch.id/5-keutaamaan-menuntut-ilmu-menurut-pandangan-islam/
#:~:text=Ia%20yang%20berilmu%20pasti%20diberi,di%20dunia%20maupun%20di
%20akhirat.&text=%E2%80%9CBarang%20siapa%20yang%20menempuh%20suatu,(HR
%20Bukhari%20dan%20Muslim).&text=Siapa%20yang%20tidak%20ingin%20terus
%20mendapatkan%20pahala%20meski%20telah%20meninggal

https://sdit.alhasanah.sch.id/pengetahuan-umum/adab-atau-ilmu-mana-yang-lebih-utama/

https://www.merdeka.com/jatim/tujuan-manusia-diciptakan-menurut-agama-islam-wajib-
dipahami-kln.html

Anda mungkin juga menyukai