Abstrak – Penelitian ini mengkaji efek circular dichroism pada metamaterial chiral planar. Bidang polarisasi akan
terotasi ketika cahaya yang terpolarisasi linear melewati metamaterial chiral planar. Pada efek circular dichroism,
cahaya yang terpolarisasi circular putaran kanan dan putaran kiri akan mempunyai perbedaan absorpsi dalam
interaksinya dengan partikel penyusun metamaterial chiral planar. Spektrum eliptisitas metamaterial chiral planar
menunjukkan eliptisitas bahan yang bernilai positif untuk sampel putar kanan dan bernilai negatif untuk sampel putar
kiri. Nilai eliptisitas diperoleh sebesar maksimal +0,3 dan 0,3 terjadi pada frekuensi 1,29 THz. Eliptisitas maksimum
menunjukkan adanya kopling antara foton dengan plasmon permukaan sampel. Polaritas yang berlawanan
menunjukkan perbedaan absorbansi antara sampel putar kanan dan sampel putar kiri. Hasil tersebut juga menunjukkan
adanya perubahan polarisasi linear pada laser femtosekon menjadi polarisasi eliptik pada gelombang THz hasil emisi
sampel metamaterial chiral planar. Kemampuan metamaterial chiral planar dalam memutar bidang polarisasi dan
merubah menjadi polarisasi circular menjadikan bahan ini layak dijadikan alternatif polarisator dalam ranah terahertz.
Abstract – This paper describes the circular dichroism effect on planar chiral metamaterial. When a linearly polarized
light passes through the planar chiral metamaterial, its polarization plane will rotate. On the circular dichroism effect,
the right and left circulary polarized light will have different absorption due to its interaction with a planar chiral
metamaterial. The ellipticity spectrum of a planar chiral metamaterial sample shows a positive ellipticity value for the
counter clock-wise sample and a negative value for the clock-wise sample. The maximum ellipticity value is determine as
+0,3 and 0,3 at frequency of 1,29 THz. The values show the existence of a coupling between photon and the sample
surface plasmon. The opposite polarity indicates that the clock-wise and the counter clock-wise sample have different
absorbance. The determined ellipticity value also reveals that the linearly polarized femtosecond laser light has
transformed to elliptical polarized THz wave on a planar chiral metamaterial sample emission. The planar chiral
metamaterial capability to rotate the polarization plane into circulary polarized wave, makes the material can be
considered as an alternative polarizer in terahertz field.
Key words: metamaterial, circular dichroism, chirality, polarization, ellipticity
jumlah struktur dalam sampel, sedangkan spektroskopi sebagai komponen detektor electro-optic berubah
emisi terahertz digunakan untuk mendapatkan sinyal THz menjadi terpolarisasi eliptik. Kemudian berkas yang
dan karakterisasi chirality pada sampel metamaterial terpolarisasi eliptik tersebut setelah melewati QWP
chiral planar. Pengukuran sampel diawali dengan berubah menjadi terpolarisasi melingkar. Polarisasi
pengukuran emisi sinyal THz menggunakan laser melingkar ini, oleh PD (photodetector balanced), dapat
femtosekon yang dilewatkan pada sampel. Sinyal emisi dipisahkan menjadi pengukuran dua keadaan polarisasi
yang diperoleh akan memperlihatkan frekuensi resonansi linear yang saling ortogonal.
metamaterial chiral planar. Kemudian dengan peralatan Karakteristik sifat chiral suatu medium diwakili oleh
yang sama dilakukan pengukuran respon keadaan eliptisitas () dan sudut rotasi polarisasi (). Pada vektor
polarisasi gelombang THz yang diemisikan oleh sampel medan listrik yang terpolarisasi melingkar, terdapat dua
metamaterial chiral tersebut. Pengukuran tanggap non jenis polarisasi melingkar, yakni polarisasi melingkar
linear pada sampel metamaterial chiral planar putar kanan (searah jarum jam) dan polarisasi melingkar
menggunakan spektroskopi emisi terahertz tampak pada putar kiri (berlawanan dengan arah jarum jam). Demikian
Gambar 3. juga pada vektor medan listrik yang terpolarisasi eliptik.
Sudut rotasi polarisasi merupakan sudut antara sumbu
mayor polarisasi eliptik dengan sumbu horisontalnya.
Sedangkan eliptisitas adalah perbandingan sumbu mayor
dengan sumbu minor pada polarisasi eliptiknya. Polarisa-
si melingkar akan diperoleh ketika nilai eliptisitas sama
dengan 1. Jika didefinisikan vektor EL sebagai vektor
medan listrik yang terpolarisasi melingkar putar kiri dan
ER adalah vektor medan listrik yang terpolarisasi
melingkar putar kanan, maka eliptisitas dapat diperoleh
dalam bentuk
Gambar 3. Skema Spektroskopi Emisi Terahertz.
. (1)
Sistem spektroskopi ini menggunakan sumber
radiasi berupa laser Ti:Sapphire amplified regeneratif Pada gelombang THz terpolarisasi melingkar putar kiri,
100 fs dengan panjang gelombang sentral 800 nm. Laser diperoleh nilai eliptisitas = 1, yang memiliki arti pada
ini, dalam pengukuran sinyal THz, menggunakan mode keadaan polarisasi tersebut tidak dapat diperoleh sudut
signal pulsa. Berkas laser Ti:Sapphire kemudian terbagi rotasi polarisasinya.
menjadi dua, yakni berkas laser probe dan berkas laser
pemompa, dengan menggunakan sebuah Beam Splitter III. HASIL DAN PEMBAHASAN
(BS). Berkas laser pemompa melewati chopper yang Dichroic dapat diartikan sebagai suatu keadaan di mana
diatur pada frekuensi 500 Hz dan kemudian mengenai transmisi keadaan polarisasi menjadi berkurang. Eliptisi-
sampel metamaterial chiral yang ditempatkan pada posisi tas adalah perbandingan sumbu mayor dengan sumbu
45 terhadap arah datangnya berkas. Serapan energi laser minor pada polarisasi eliptiknya. Jika eliptisitas bernilai
oleh sampel metamaterial chiral akan menyebabkan 0, artinya polarisasi yang terjadi adalah polarisasi linear.
proses non-linear di dalam matamaterial dan menghasil- Sebaliknya jika eliptisitas bernilai 1 artinya polarisasi
kan emisi THz. Setelah sampel mampu menghasilkan yang terjadi adalah polarisasi circular. Hasil pengukuran
emisi THz, digunakan NIR (Near Infra Red) filter (berupa memperoleh nilai eliptisitas sebagai fungsi dari frekuensi
gabus polystyrene yang dilengkapi dengan polyethylene dengan nilai eliptisitas berada dalam rentang 1 < <
hitam) untuk mengantisipasi kemungkinan kebocoran +1. Hal ini menunjukkan bahwa gelombang THz yang
berkas NIR yang menyertai gelombang THz. Emisi THz diperoleh mempunyai polarisasi eliptik.
yang diperoleh kemudian digabungkan dengan berkas
laser probe yang menuju ke detektor elektro optik ZnTe.
Parabolic mirror (PM) digunakan untuk mengarahkan
emisi THz tersebut agar emisi yang dihasilkan bertemu
dengan berkas laser probe dan menuju ke detektor.
Perubahan polarisasi berkas laser probe disebabkan oleh
adanya sifat birefringence pada detektor ZnTe. Sebuah
QWP (quarter-wave plate) ditempatkan di posisi setelah
detektor untuk menghasilkan dua komponen berkas laser
yang terpolarisasi ortogonal. Kedua komponen berkas
laser tersebut dipisahkan dengan menggunakan prisma
wollaston. Sebuah photodetector balanced (PBS) yang
terdiri dari dua fotodiode (PD1 dan PD2) digunakan
untuk mengukur perbedaan tegangan masing-masing
komponen yang sebanding dengan medan THz.
Penggabungan berkas laser probe dan berkas THz yang Gambar 4. Spektrum eliptisitas metamaterial chiral
awalnya terpolarisasi linear, saat melewati detektor ZnTe planar.
Hasil pengukuran eliptisitas sampel metamaterial mudah dinyatakan bahwa perbedaan intensitas ini terjadi
chiral planar ditunjukkan pada Gambar 4. Analisa hasil karena adanya perbedaan proses absorbansi pada sampel
pada sampel 1 dan sampel 2 menunjukkan bahwa sampel yang menunjukkan chirality bahan.
dengan putaran kanan mempunyai nilai eliptisitas positif,
sedangkan sampel dengan putaran kiri bernilai eliptisitas IV. KESIMPULAN
negatif. Polaritas yang berlawanan, yakni nilai eliptisitas
yang positif atau negatif ini berkaitan dengan Metamaterial chiral planar yang dikembangkan melalui
kemampuan putaran rotasi bidang polarisasi masing- tahapan desain, pengujian, dan fabrikasi, menunjukkan
masing sampel. Sampel metamaterial chiral persegi putar bahwa ukuran panjang 1,2 m, lebar 0,3 m dan keda-
kanan yang mampu memutar bidang polarisasi ke arah laman 0,3 m mampu memberikan respon non-linear dan
kanan akan mempunyai nilai eliptisitas positif. Demikian respon chirality. Efek circular dichroism metamaterial
juga sebaliknya, sampel metamaterial chiral persegi putar chiral planar ditunjukkan dengan eliptisitas bahan yang
kiri yang memutar bidang polarisasi ke arah kiri akan bernilai positif untuk sampel putar kanan dan bernilai
memiliki nilai eliptisitas negatif. negatif untuk sampel putar kiri. Nilai eliptisitas diperoleh
Eliptisitas maksimal sebesar + 0,3 dan 0,3 terjadi sebesar maksimal +0,3 dan 0,3 terjadi pada frekuensi
pada frekuensi yang sama, yaitu pada frekuensi 1,29 1,29 THz. Polaritas yang berlawanan menunjukkan
THz. Hasil tersebut juga menyatakan bahwa terjadi perbedaan absorbansi antara sampel putar kanan dan
perubahan polarisasi linear pada laser femtosekon sampel putar kiri. Hasil tersebut juga menyatakan bahwa
menjadi polarisasi eliptik pada gelombang THz dari terjadi perubahan polarisasi linear pada laser femtosekon
sampel metamaterial chiral. Polarisasi eliptik putar kanan menjadi polarisasi eliptik pada gelombang THz hasil
dan putar kiri memiliki ketergantungan terhadap putaran emisi sampel metamaterial chiral planar.
sampel yang digunakan. Hasil yang diperoleh sesuai
dengan referensi hasil pengukuran eliptisitas gelombang PUSTAKA
THz emisi metamaterial struktur screwed-hole pada
lapisan tipis perak oleh Miyamaru dan Hangyo [4]. 1. J.B. Pendry, 2000, Negative Refraction Makes a Perfect
Lens, Phys. Rev. Lett. 85, pp. 3966 – 3969.
Mekanisme efek circular dichroism yang berkaitan
2. J. Zhou, T. Koschny, M. Kafesaki, E.N. Economou, J.B.
dengan chirality bahan ditunjukkan dengan adanya Pendry, dan C.M. Soukoulis, 2005, Saturation of the
perbedaan intensitas yang terukur pada sampel magnetic response of split-ring resonators at optical
terpolarisasi putar kanan (IR) dan sampel terpolarisasi frequencies, Phys. Rev. Lett. 95, pp. 223902
putar kiri (IL), seperti yang tampak pada Gambar 5. 3. J.B. Pendry, 2004, A Chiral Route to Negative Refraction,
Science 306, pp. 1353 – 1355
4. F. Miyamaru, dan M. Hangyo, 2006, Strong optical activity
in chiral metamaterials of metal screw hole arrays, Applied
Physics Letters, 89, 211105, pp. 1 – 3
5. B. Wang, J. Zhou, T. Koschny, dan C.M. Soukoulis, 2009,
Nonplanar Chiral Metamaterials with Negative Index, Appl.
(a) (b) (c) Phys. Lett., 94, 151112.
6. E. Plum, J. Zhou, V.A. Dong, T. Fedotov, C.M. Koschny,
Gambar 5. Skema terjadinya efek circular dichroism Soukoulis, dan N.I. Zheludev, 2009, Metamaterial with
pada metamaterial chiral negative index due to chirality, Phys. Rev. B : Condens.
(a) Perbedaan intensitas IR dan IL Matter, 79, 035407.
(b) Penjumlahan intensitas IR dan IL dan 7. X. Ma, C. Huang, M. Pu, W. Pan, Y. Wang, dan X. Luo,
pengurangan intensitas IR dan IL 2013, Circular Dichroism and Optical Rotation in Twisted
(c) Sumbu mayor dan sumbu minor eliptisitas Y-Shaped Chiral Metamaterial, Applied Physics Express, 6,
yang terbentuk 022001, pp. 1 – 3
8. F. Fang, dan Y. Cheng, 2013, Dual-band terahertz chiral
Pada Gambar 5(a) diperoleh gelombang circular
metamaterial with giant optical activity and negative
dengan perbedaan intensitas pada sampel terpolarisasi refractive index based on cross-wire structure, Progress in
circular putar kiri dan sampel terpolarisasi circular putar Electromagnetics Research M, 31, pp. 59-69
kanan. Penjumlahan intensitas IR dan IL dan pengurangan 9. T. Kan, A. Isozaki, N. Kanda, N. Nemoto, dan K. Konishi,
intensitas IR dan IL pada Gambar 5(b) membentuk pola 2013, Spiral metamaterial for active tuning of optical
eliptik. Perbedaan intensitas pada sampel terpolarisasi activity, Applied Physics Letters, 102, 221906, pp. 1 – 4
circular putar kanan dan terpolarisasi circular putar kiri 10. G. Kenanakis, R. Zhao, N. Katsarakis, M. Kafesaki, C.M.
inilah yang menimbulkan perubahan polarisasi yaitu Soukoulis, dan E.N. Ecomomou, 2014, Optically
menjadi terpolarisasi eliptik. Gambar 5(c) menunjukkan controllable THz chiral metamaterials, Optics Express, 22,
10, pp. 12149 - 12154
eliptisitas yang merupakan rasio sumbu mayor dan sum-
11. P. Juliasih, A. Kamsul, H. Arief, S. Tomita, dan M.
bu minor pada elips yang terbentuk juga menunjukkan Takahiro, 2015, Terahertz Signal Measurement on a Chiral
rasio perbedaan intensitas sampel terpolarisasi putar kiri Metamaterial Using Terahertz Emission Spectroscopy,
dan terpolarisasi putar kanan. Kondisi ini dapat dengan Applied Mechanics and Materials, 771, pp. 125 - 128.