Anda di halaman 1dari 33

LABORATORIUM KRISTALOGRAFI

ANALISIS DIFRAKSI SINAR- X PADA LENSA

NAMA : AGUS NURBILLAH


NIM : 200801004
KELOMPOK :I

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Material terdiri dari atom-atom yang tersusun dalam struktur mikro kristal. Salah satunya
adalah mineral, yaitu padatan anorganik berbentuk kristal memiliki komposisi kimia yang
terdefinisi dengan baik dan terbentuk melalui proses alami. Mineral biasanya
diklasifikasikan dan dikarakterisasi berdasarkan sifat fisiknya termasuk kekerasan, warna,
kristalinitas, sifat mudah terbakar, dan kepadatan. Sebagai contoh, kalsit dan magnesit
dengan kegunaan yang tinggi sebab berbagai aplikasinya di beberapa industri termasuk
cat, resin, tinta, kosmetik, karet, bahan peledak, deterjen, farmasi, dan konstruksi.
Kristalografi sering kali diambil sebagai rumpun tersier oleh ahli kimia, geologi, dan
metalurgi. Namun, pemahaman dasar tentang kristalografi sinar-X tidak sepenuhnya
dipahami oleh sebagian besar peneliti. Di kerak bumi, mineral terbentuk di bawah kondisi
termodinamika dan fisikokimia tertentu yang ditunjukkan oleh sifat fisiknya. Faktor-
faktor eksternal seperti suhu, laju pendinginan selama solidifikasi, dan tekanan sangat
mempengaruhi susunan periodik atom-atom dalam struktur. Sifat sekitar 95% dari bahan
padat adalah kristal. International Center for Diffraction Data (ICDD) telah memelihara
basis data kristal dan serbuk untuk sekitar 460.900 anorganik dan 51.400 entri organik.
Sinar-X memiliki panjang gelombang yang sebanding dengan ukuran atom, oleh
karena itu intensitas teknik difraksi sinar-X atau pola difraksi digunakan untuk
memanfaatkan informasi tentang struktur atom. Sebagai contoh, difraksi sinar-X (XRD)
digunakan untuk memeriksa dan mengkarakterisasi posisi atom, susunannya dalam setiap
sel satuan, dan jarak antara bidang atom. XRD adalah teknik pengujian non-destruktif,
yang dapat digunakan untuk memeriksa berbagai macam bahan termasuk mineral,
polimer, plastik, logam, semikonduktor, keramik, dan sel surya.

1.2 Tujuan Percobaan


1. Untuk menyelidiki pantulan Bragg pada lensa yang menggunakan radiasi sinar-X
dari molibdenum.
2. Untuk menentukan riak gelombang Kα dan Kβ radiasi sinar-X molibdenum.
3. Untuk mengetahui hukum pantulan Bragg.
4. Untuk menguji sifat gelombang dari sinar-X.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Susunan atom tersusun dalam pola yang berulang dan teratur dalam struktur kristal. Elemen
terkecil yang berulang dari kristal dikenal sebagai sel satuan, sedangkan ukuran dan bentuk
sel satuan dapat dijelaskan dengan sudut antara sumbu dan panjang tiga sumbu dalam sistem
tiga dimensi. Atom-atom dalam sebuah array disusun secara berurutan, berdasarkan posisi
atom (translasi atau transformasi) sementara tidak ada perubahan yang ditemukan dalam hal
orientasi atau rotasi. Jenis translasi dapat berupa satu, dua, atau tiga dimensi. Susunan titik-
titik yang teratur dalam kristal adalah kisi. Konsep matematis kisi ruang diperkenalkan oleh
Bravais pada tahun 1848 untuk menggambarkan susunan struktur kristal. Penyebaran
sejumlah titik yang tak terhingga dalam ruang diilustrasikan oleh kisi ruang sehingga susunan
titik di sekitar titik serupa dengan titik lainnya Berdasarkan sudut antara sumbu, panjangnya,
dan sifat simetri, 14 kisi Bravais dapat dikategorikan ke dalam 7 sistem kristal.
Dalam kristalografi, grup ruang mewakili deskripsi simetri kristal. Ini adalah cara-
cara yang dapat digunakan untuk mengubah orientasi kristal tanpa mengubah posisi
atom di dalamnya. Perubahan orientasi meliputi terjemahan struktur kristal, di
sepanjang refleksi di tempat, rotasi terhadap suatu sumbu, inversi putar berurutan, atau
inversi terhadap suatu pusat. Kombinasi dari perubahan ini dapat mengarah pada 230
urutan yang berbeda, yang dikenal sebagai grup ruang. Simetri yang melekat pada
kristal dapat dikategorikan dengan menempatkannya pada salah satu dari 230
kelompok ruang ini. Meskipun kristalografi sinar-X memiliki aplikasi yang cukup luas
dalam industri, namun tetap merupakan bidang studi yang kompleks. Ada beberapa
studi literatur tentang aplikasi XRD dan tinjauan yang jarang dilakukan pada informasi
teknis struktur kristal dan XRD.
Hart menganalisis berbagai metode untuk pengukuran sudut Bragg berdasarkan
informasi yang terkait dengan prinsip-prinsip umum XRD dan susunan kristal dalam
bahan subjek. Ditemukan bahwa metode kristal tunggal lazim digunakan dalam
banyak hal. Fewster menilai beberapa metode pengukuran parameter kisi. Penelitian
ini mengungkapkan bahwa jenis susunan kristal memainkan peran penting dalam
pemilihan teknik pengukuran yang tepat. Magner dkk, mempelajari peran XRD dalam
mengukur kandungan austenit yang dipertahankan dalam baja yang diberi perlakuan
panas untuk memastikan kualitas produk. Mereka menyelidiki perkembangan historis
metode, aplikasi, dan teknik XRD dari awal tahun 1930-an yang terkait dengan retensi
austenit. Jesche dkk, meneliti prosedur pengukuran jarak kisi. Mereka mensintesis
pedoman untuk menyelidiki kristal tunggal dengan dimensi lebih dari 200 m. Sumber
daya inklusif untuk memahami dasar-dasar XRD dan metode serbuk sinar-X dirujuk di
sini untuk para pemula. Mengacu pada studi ini memberikan beberapa pemahaman
dasar XRD kepada para insinyur yang relevan.
Ketika sinar-X menimpa bahan padat, sinar tersebut akan tersebar oleh elektron
yang berputar mengelilingi inti atom. Gelombang yang tersebar ini, dipancarkan ke
berbagai arah, saling mengganggu satu sama lain. Sifat interferensi dapat bersifat
konstruktif atau destruktif, berdasarkan arah dan jenis interaksi gelombang. Difraksi
adalah interferensi konstruktif dari sinar-X yang tersebar. Perlu dicatat di sini bahwa
susunan yang teratur (periodisitas) dari struktur atom dalam zat padat menyebabkan
interferensi konstruktif. Terdapat korelasi yang kuat antara periodisitas dan difraksi,
yaitu sudut difraksi yang lebih tinggi diamati dengan periodisitas yang lebih pendek
dan sebaliknya. Lamas dkk, menunjukkan grafik XRD padatan amorf dan kristal.
Karena tidak adanya susunan periodik pada bahan amorf, grafik XRD hanya
menunjukkan puncak rata-rata maksimum pada sudut difraksi tertentu, sedangkan
bahan kristal menunjukkan beberapa puncak XRD yang berbeda karena susunan
periodik atom. XRD juga merupakan teknik yang ampuh untuk memperkirakan efek
perlakuan terhadap kristalinitas bahan.
(Ali et al., 2021)
Sinar-X merupakan salah satu penemuan penting dalam sejarah manusia, banyak manfaat
yang dapat kita peroleh dari penggunaan sinar-X ini, dalam bab ini akan dibahas berbagai
macam hal yang terkait dengan sinar-X dimulai dari sejarah penemuannya, sifat dan
karakteristiknya, proses pembentukannya, hingga berbagai aplikasinya dalam teknologi masa
kini. Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami sinar-X sebagai
konsep dasar untuk memahami aplikasi sinar-X dalam berbagai bidang.
Sinar-X ditemukan pertama kali oleh seorang ilmuwan fisika berkebangsaan
Jerman bernama Wilhelm Conrad Rontgen melalui percobaan tabung sinar katoda
pada tanggal 8 November 1895. Percobaan ini dilakukan dengan cara mengalirkan
arus listrik bertegangan tinggi ke dalam tabung sinar katoda. Suasana di dalam tabung
sinar katoda dibuat hampa udara sehingga sinar yang dihasilkan dari katoda tidak
bertumbukan dengan partikel lain dan langsung mengenai target. Bagian permukaan
tabung dilapisi dengan kertas hitam yang tebal agar tidak ada cahaya yang terlihat dari
bagian dalam tabung.
Rontgen melakukan percobaan ini pada ruangan yang gelap dan pada saat
mengalirkan arus listrik ke dalam tabung sinar katoda, ia terkejut karena melihat
cahaya yang mulai berpendar pada layar yang terletak beberapa meter dari tabung
sinar katoda, layar ini terbuat dari barium platinocyanide. Dari hasil pengamatannya,
layar ini tetap berpendar meskipun posisnya sudah dijauhkan bebeberapa meter dari
tabung sinar katoda. Saat itu, ia berfikir bahwa pastilah terdapat salah satu radiasi yang
tidak terlihat oleh mata yang berasal dari tabung sinar katoda. Hasil penemuannya ini
dinamakan “sinar-X”, lambang “X” ini lazim digunakan untuk menandai suatu hal
yang belum diketahui. Sinar-X dihasilkan dari penembakan suatu atom dengan
elektron berenergi tinggi dengan cara memberikan tegangan yang cukup besar.
Berdasarkan proses terbentuknya, sinar-X ini dibagi ke dalam dua jenis yaitu sinar-X
yang bersifat kontinyu dan sinar-X karakteristik.
Sinar-X kontinyu dihasilkan ketika elektron menumbuk suatu target yang berada
dalam tabung sinar katoda dengan kecepatan yang sangat tinggi. Di dalam tabung
sinar katoda terdapat suatu filamen yang berfungsi sebagai penghasil elektron dan dua
elektroda yang berbahan dasar logam. Untuk dapat menghasilkan elektron
berkecepatan tinggi, maka pada tabung sinar katoda dialiri arus listrik dengan
tegangan yang sangat tinggi , besarnya kira-kira mencapai 1000 kV. Dengan tegangan
yang tinggi ini, maka filamen akan berpijar dan menghasilkan loncatan elektron yang
bergerak lurus dengan kecepatan tinggi menuju anoda (target). Akibatnya terjadi
tumbukan dengan target sehingga dihasilkan radiasi sinar-X ke semua arah. Berkas
difraksi didefinisikan sebagai sebuah berkas yang tersusun dari berkas-berkas yang
dihamburkan dalam jumlah besar yang dapat saling menguatkan satu sama lain.
Oleh karena itu difraksi merupakan sebuah fenomena penghamburan dan tidak
memunculkan suatu interaksi jenis baru antara sinar-X dan atom-atom. Berkas difraksi
lebih kuat dibandingkan dengan penjumlahan semua berkas yang dihamburkan di arah
yang sama, hanya karena penguatan yang muncul, tetapi sangat lemah jika
dibandingkan dengan berkas masuk karena atom-atom dari Kristal hanya
menghamburkan sedikit bagian dari energy tumbukan dalam berkas datang. Sangat
berguna bagi kita untuk memisahkan tiga mode penghamburan: (1) Penghamburan
oleh atom yang tersusun acak dalam suatu ruang, seperti dalam sebuah gas
monoatomik. Penghamburan ini muncul disemua arah dan sangat lemah, intensitasnya
meningkat. (2) Penghamburan oleh atom-atom yang tersusun secara periodik dalam
suatu ruang, seperti dalam Kristal yang sempurna yaitu (a) Dalam Kristal yang hampir
seluruhnya searah, mereka memenuhi hukum Bragg, maka penghamburannya kuat dan
disebut sebagai difraksi, amplitudonya meningkat dan (b) Dalam Kristal yang kurang
terarah, mereka tidak memenuhi hukum Bragg, maka tidak tidak ada penghamburan
karena sinar-sinar yang dihamburkan saling menghilangkan satu sama lain.
Difraksi dan refleksi secara mendasar berbeda paling tidak dalam tiga aspek yaitu
(1) Berkas yang didifraksikan oleh Kristal dibangun oleh penghamburan sinar-X oleh
semua atom yang terdapat dalam Kristal, yang terletak di jalur berkas datang.
Sedangkan refleksi cahaya tampak hanya muncul pada permukaan lapisan tipis. (2)
Difraksi dari sinar-X monokomatik hanya muncul pada sudut tertentu yang memenuhi
hukum Bragg. Sedangkan refleksi cahaya tampak muncul pada setiap sudut tumbukan.
(3) Refleksi cahaya tampak oleh kaca yang baik memiliki efisiensi yang besarnya
hampir 100%. Sedangkan intensitas dari berkas sinar-X yang didifraksikan sangatlah
kecil dibandingkan dengan berkas datang. Difraksi merupakan sebuah fenomena
penghamburan yang terkait dengan atom-atom dalam jumlah banyak. Karena atom-
atom tersusun secara periodik pada sebuah kisi, maka sinarsinar yang dihamburkan
oleh atom-atom ini memiliki hubungan fase yang terbatas diantara mereka; hubungan
fase seperti interferensi destruktif muncul jika dalam Kristal arah penghamburannya
sangat banyak, sedangkan interferensi konstruktif muncul jika Kristal memiliki arah
penghamburan yang sedikit, atau dengan kata lain Kristal memiliki kesearahan yang
tinggi. Dua hal dasar yang terdapat dalam peristiwa difraksi adalah dua gelombang
bergerak (sinar-X) yang dapat berinterferensi dan seperangkat atom yang tersusun
secara periodic di dalam sebuah Kristal.
(Handoko dkk., 2019)
Metode difraksi sinar-x adalah sebuah metode yang efektif untuk menentukan struktur kristal
dari suatu material. Metode difraksi ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi campuran
kimia dari suatu material. Campuran kimia yang teridentifikasi yaitu ditunjukkan dari struktur
kristalin dari material uji. Pengidentifikasian dari senyawa yang berbeda atau phase yang
mempunyai komposisi yang sama dapat teridentifikasi secara jelas. Difraksi sinar-x oleh
kristal ditemukan pada tahun 1912. Pada saat itulah difaraksi sinar-x menjadi tekni yang
paling banyak dipelajari dan digunakan untuk karakterisasi material. Hamburan dan
interferensi merupakan prinsip dasar dari XRD. Ketika sinar-x mengenai material maka
sebagian diabsorbsi, ditransmisikan dan sebagian terhambur. Hamburan inilah yang akan
dideteksi oleh alat XRD. Hasil hamburan sinar-x akan mengalami interferensi. Interferensi
yang terjadi yaitu ada yang saling menguatkan dan ada yang salaing melemahkan. Interferensi
yang saling menguatkan karena sefase beda fasenya sama pada gelombangnya. Sedangkan
interferensi yang saling melemahkan karena fasanya berbeda. Proses interferensi konstruktif
yang terjadi dapat didekati dengan persamaan Hukum Bragg:
nλ=2 d sin θ …………………………………………………………………………
(2.1)
(Rani, 2022)
Teknik paling pentıng dalam kimia zat padat, yaitu difraksı sinar-X, telah digunakan sejak
awal abad ini untuk karakterisasi fingerprint material kristalin dan unluk penentuan struktur
kristalnya. Sinar-X merupakan radiasi elektromagnetik yang panjang gclombangnya IÂ (10-
10 m), yang terjadi sebagai bagian dari spektrum elektromagnetik antara sinar y dan
ultraviolet. Sinar-X dihasilkan ketika partikel bermuatan energi tinggi seperti elektron
dipercepat melewati 30.000 V bertumbukan dengan suatu zat. Elektron diperlambat dan
dihenlikan oleh tumbukan dan kebanyakan energinya yang hilang diubah menjadi radiasi
elektromagnetik. Proses ini menimbulkan radiasi putih, yaitu sinar-X yang memiliki panjang
gelombang yang bergerak naik dari nilai batas tertentu yang lebih rendah, Batas panJang
gelombang yang lebih rendah ini berhubungan dengan sinar-X dari energi tertinggi dan terjadi
ketika semua energi kinetik partikel diubah meıyadi sinar-X. Hal itu dapat dihitung dengan
rumus λ_min(Â) 12.400/V, di mana V adalah tegangan yang meningkat.
Pendekatan Bragg pada difraksi adalah untuk memandang kristal sebagai
pcmbangun dalam lapisan atau bidang datar yang berperan scbagai cermin
semitembus cahaya (semi-transparent). Sinar-X direfleksikan keluar bidang datar
dengan sudut refleksi yang sama dengan sudut keluarnya, tetapi sisanya diteruskan
yang kemudian direfleksikan oleh bidang datar berikutnya. Dua berkas sinar-X, I dan
2, direfleksikan dari bidang datar yang berdekatan, A dan B, di dalam kristal, dan
berkas direfleksikan menjadi fase I' dan Berkas 22' hanıs melintasijaraktambahanxyz
selama dibandingkan dengan berkas II dan untuk I' dan 2' ke dalam raşe, jarak xyz
harus sama dengan jumlah keseluruhan panjang gelombang. Jarak tegak lurus antara
pasangan bidang yang berdekatan, d-spacing, d, dan sudut keluar, atau sudut Bragg, 0,
dikaitkan dengan jarak xy oleh: 2d sin θ = nλ. (Trisunaryanti, 2018)
Sinar-X adalah bentuk radiasi elektromagnetik yang berbeda dari gelombang cahaya (400-800
nm) karena memiliki panjang gelombang yang lebih pendek (0,1 nm), sinar ini dihasilkan
ketika target logam dibombardir dengan elektron yang cepat di dalam tabung vakum. Radiasi
yang dipancarkan, dapat dipisahkan menjadi dua komponen, spektrum kontinu yang tersebar
di berbagai panjang gelombang dan spektrum garis yang ditumpangkan yang merupakan
karakteristik logam yang dibombardir. Energi radiasi putih, demikian sebutan untuk spektrum
kontinu, meningkat seiring bertambahnya nomor atom target dan kira-kira sebesar kuadrat
tegangan yang diberikan.
Radiasi karakteristik dihasilkan ketika elektron yang dipercepat memiliki energi
yang cukup untuk mengeluarkan salah satu elektron bagian dalam. Pertimbangan
difraksi yang ketat dari kristal dalam hal kisi difraksi tiga dimensi adalah rumit, tetapi
Bragg menyederhanakan masalah dengan menunjukkan bahwa difraksi setara dengan
pemantulan simetris dari berbagai bidang kristal, asalkan kondisi tertentu terpenuhi.
Seberkas sinar-X dengan panjang gelombang, yang menumbuk pada suatu sudut pada
sekumpulan bidang kristal dengan jarak d. Sinar yang dipantulkan pada sudut tersebut
dapat menjadi nyata hanya jika sinar-sinar dari setiap bidang yang berurutan saling
menguatkan. Agar hal ini terjadi, jarak ekstra yang harus ditempuh oleh sinar yang
dihamburkan dari setiap bidang yang berurutan, yaitu perbedaan lintasan, harus sama
dengan bilangan integral dari panjang gelombang. Meskipun kristalografi sinar-X
memiliki aplikasi yang cukup luas dalam industri. Perlu dicatat di sini bahwa susunan
yang teratur (periodisitas) dari struktur atom dalam zat padat menyebabkan
interferensi konstruktif. (Smallman and Bishop, 1999)
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Peralatan dan Fungsi


1. X-Ray Apparatus
Fungsi: Untuk mendeteksi struktur dan komposisi suatu material yang terdiri dari:
a. Multi Channel Analyzer (MCA) Box
Fungsi: Untuk menganalisa sinyal yang dihasilkan rontgen apparatus.
b. Cassy Sensor
Fungsi: Untuk mengolah data yang masuk dari sinar-X.
c. Lensa
Fungsi: Untuk menfokuskan cahaya dari Chamber Tube.
d. Kolimator
Fungsi: Untuk memfokuskan sinar-X menuju sampel
e. Chamber Tube
Fungsi: Untuk menghasilkan sinar-X (Vakum Udara).
f. GM Tube
Fungsi: Untuk mendeteksi sinar-X.
g. Preparat
Fungsi: Sebagai tempat sampel.
h. Kabel BNC
Fungsi: Untuk menghubungkan sinyal output dari detektor sinyal BNC.
2. Kabel USB
Fungsi: Untuk menghubungkan X-Ray Apparatus dengan komputer.
3. Cok Sambung
Fungsi: Untuk menghubungkan peralatan dengan arus listrik.
4. Laptop
Fungsi: Untuk menampilkan hasil output yang berupa data dan grafik dari X-Ray
apparatus.

3.2 Bahan dan Fungsi


1. Lensa
Fungsi: Sebagai bahan yang akan diuji riak gelombang Ka dan Kβ.
3.3 Prosedur Percobaan
1. Dipersiapkan semua peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
2. Diletakkan sampel pada preparat.
3. Disambungkan kabel antar X-Ray Apparatus dan laptop.
4. Dihidupkan X-Ray Apparatus.
5. Dijalankan program X-Ray Apparatus, diperiksa untuk memastikan bahwa X-Ray
Apparatus terhubung dengan benar dan dihapus data pengukuran yang ada dengan
menekan tombol F4.
6. Diatur tegangan tinggi sinar-X U = 35,0 kV, emisi saat ini I = 1,00 mA, waktu
ukuran tiap langkah sudut ∆t = 10 s, dan lebar langkah sudut ∆β = 0,1° .
7. Ditekan tombol Coupled pada perangkat untuk mengaktifkan kopling 2θ dari sudut
target untuk 2° pada batas bawah dan 25° pada batas atas.
8. Ditekan tombol Scan untuk memulai transmisi pengukuran dan data ke PC.
9. Dilakukan percobaan dalam rentang waktu 15 menit.
10. Ketika pengukuran selesai, disimpan serangkaian pengukuran untuk file dengan
nama yang cocok menggunakan tombol F2.
11. Dicabut sambungan kabel antar X-Ray Apparatus dan laptop.
12. Ditekan power off di samping X-Ray Apparatus.
13. Dicabut stop kontak X-Ray Apparatus.
14. Dirapikan semua peralatan yang telah digunakan.
3.4 Gambar Percobaan
BAB 4
HASIL DAN ANALISA

4.1 Data Percobaan


4.1.1 Untuk sudut target 2°
U = 15 kV
I = 1 mA
∆t = 2 s
∆ β = 0,1°
N θ( K α ) θ( K β )
1 1.3 1.1
2 2.5 2.2
3 4.1 3.8

4.1.2 Untuk sudut target 50


U = 15 kV
I = 1 mA
∆t = 5 s
∆ β = 0,1°
N θ(Kα ) θ( Kβ)
1 4.0 3.7
2 6.7 6.5
3 8.0 7.7

Medan, 12 April 2023


Asisten Praktikan

(Fanna Nilam) (Agus Nurbillah)


4.2 Analisa Data
4.2.1 Grafik Kα dan K β
 Untuk sudut target 2°


 Untuk sudut target 5°


4.2.2 Lensa
 Untuk sudut target 2°
a. (Kα)
 Untuk n = 1
 Untuk n = 2
 Untuk n = 3
N θ(Kα ) λ ( Kα)
1 1,3 0,0023
2 2,5 0,0022
3 4,1 0,0024

b. (Kβ)
 Untuk n = 1
 Untuk n = 2
 Untuk n = 3
N θ( Kβ) λ ( Kβ)
1 1,1 0,0019
2 2,2 0,0019
3 3,8 0,0033

 Untuk sudut target 5°


a. (Kα)
 Untuk n = 1
 Untuk n = 2
 Untuk n = 3
N θ(Kα ) λ ( Kα)
1 4,0 0,0069
2 6,7 0,0058
3 8,0 0,0046

b. (Kβ)
 Untuk n = 1
 Untuk n = 2
 Untuk n = 3
N θ( Kβ) λ ( Kβ)
1 3,7 0,0065
2 6,5 0,0056
3 7,7 0,0045
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Pantulan Bragg pada prisma yang menggunakan radiasi sinar–X dari molybdenum.
 Untuk sudut target 2°
a. (Kα)
N θ(Kα ) λ ( Kα)
1 1,3 0,0023
2 2,5 0,0022
3 4,1 0,0024

b. (Kβ)
N θ(Kβ) λ ( Kβ)
1 1,1 0,0019
2 2,2 0,0019
3 3,8 0,0033

 Untuk sudut target 5°


a. (Kα)
N θ(Kα ) λ ( Kα)
1 4,0 0,0069
2 6,7 0,0058
3 8,0 0,0046

b. (Kβ)
N θ(Kβ) λ ( Kβ)
1 3,7 0,0065
2 6,5 0,0056
3 7,7 0,0045
2. Hukum pantulan Bragg mengatakan bahwa kondisi essensial yang harus dipenuhi
jika difraksi terjadi. N disebut urutan refleksi; diperlukan pada setiap nilai yang
terpisahkan dengan sudut θ dan sama dengan jumlah panjang gelombang di jalur
yang berbeda antara sinar tersebar oleh bidang yang berdekatan. Persamaan Bragg:
nλ=2 d sin θ
3. Sinar – X adalah gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang
yaitu antara 103 - 1012 m dan frekuensi sekitar 1016 – 1031 Hz. Sinar ini dapat
menembus benda-benda lunak seperti daging dan kulit, tetapi tidak dapat menembus
benda – benda keras seperti tulang, gigi, dan logam. Sinar – X sering digunakan
diberbagai bidang seperti kedokteran, fisika, kimia, mineralogi, metalurgi, dan
biologi. Sinar – X bekerja bilamana energi tinggi elektron mengenai sasaran. Sinar –
X itu sendiri tidak mengandung elektron, tetapi gelombang elektromagnetik. Oleh
karena itu dia serupa dengan radiasi yang dapat terlihat mata, kecuali panjang
gelombang sinar – X menjadi lebih pendek.
4. Gelombang Sinar-x :
1. Daya Tembus, dapat menembus benda yang padat seperti tulang, gigi dan besi.
2. Pertebaran, jika melewati suatu bahan maka berkas sinar akan bertebaran ke
seluruh arah.
3. Penyerapan, semakin tinggi kepadatannya maka semakin tinggi penyerapannya.
4. Fluoresensi, memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi sinar-x saja.
5. Ionisasi, apabila mengenai suatu bahan maka akan menimbulkan ionisasi
partikel.

5.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan mampu menguasai materi sebelum praktikum berlangsung.
2. Sebaiknya asisten dapat memberikan waktu lebih untuk pengerjaan responsi.
3. Sebaiknya laboratorium dapat menyediakan alat yang berfungsi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, A., Chiang, Y. W., Santos, R. M. 2021. X-ray diffraction techniques for mineral
characterization: a review for engineers of the fundamentals, applications, and
research directions. Review - Preprints. Pages: 3.
Handoko, E., Soegijono, B., Tama, F. R. 2019. Teknik difraksi sinar-x dalam analisis struktur
kristal. Jakarta: UNJ.
Halaman: 9, 12.
Rani, S. R. A. 2022. Studi analisis data difraksi sinar-x pada material zircon pasir alam
melalui metode rietveld. Jurnal Fisika dan Terapannya. 9(1): 16-22.
Smallman, R. E., Bishop, R. J. 1999. Modern Physical Metallurgy and Materials
Engineering. Sixth edition. New Delhi, India: Reed Educational and Professional
Publishing Ltd.
Pages: 133-134.
Trisunaryanti, W. 2018. Material katalis dan karakternya. Yogyakarta: Gadjah Mada.
University Press.
Halaman: 22-23.

Medan, 12 April 2023


Asisten Praktikan

(Fanna Nilam) (Agus Nurbillah)

Anda mungkin juga menyukai