Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN 1


PERANGKAP MAGNETIK GARIS DIPOL SEJAJAR

DisusunOleh :

1. Supri lestari K1C016045


2. Sarah Ikrimatul Izmi K1C016065
3. Annisa nur hidayah K1C016068

Asisten : Hasti Wahyu C.

Hari/Tanggal :
Pelaksanaan Praktikum : Selasa, 06 November 2018
Pengumpulan Laporan : Selasa, 13 November 2018

LABORATORIUM FISIKA INTI DAN MATERIAL


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2018
PERANGKAP MAGNETIK GARIS DIPOL SEJAJAR
Supri Lestari (K1C016045)

Sarah Ikrimatul Izmi (K1C016065)

Annisa Nur Hidayah (K1C016068)

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas


Jenderal Soedirman
Email : lestarisupri5@gmail.com, sarahfa004@gmail.com, annshdyh@yahoo.com

ABSTRAK

Praktikum eksperimen acara ke-8 adalah Perangkap Magnetik Garis Dipol Sejajar.
Eksperimen perangkap magnetik garis dipol sejajar merupakan bentuk dari aplikasi suatu
jenis baru penangkap magnetik dan sensor yang disebut sistem perangkap Parralel Dipole
Line (PDL). Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menyelidiki fenomena fisika dan
aplikasi dari jenis perangkap magnetik dan sensor (Parallel Dipole Line), dan mewujudkan
Parallel Dipole Line (PDL) dengan menggunakan sepasang magnet diametrik. Pada
Praktikum eksperimen magnetik garis dipol sejajar menggunakan single diametrik magnet,
penangkap PDL magnetik, tesla meter, stopwatch, penggaris, pinset dan batang grafit.

Kata Kunci : Parallel Dipole Line (PDL), perangkap magnetik, susepbilitas magnetik.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia dengan sekitar 17.000


pulau yang terbentang dalam iklim tropis dan oleh karena itu sering disebut “Permata
Khatulistiwa”. Namun disayangkan, Indonesia mempunyai banyak ancaman alam
seperti gempa bumi dan erupsi vulkanik. Banyak sekali bencana besar terjadi seperti
gempa bumi dan tsunami. Di Sumatera-Andaman (2004), erupsi vulkanik Krakatau
(1883) dan Tambora (1815) yang termasuk paling mematikan dalam catatan sejarah
dunia. Untuk mendeteksi gempa bumi digunakan seismometer, biasanya sebuah system
berbasis pendulum untuk mengukur pergerakan ataupun percepatan tanah. Untuk
memantau gunung berapi, digunakan tiltmeter untuk mendeteksi perubahan lereng
tanah yang disebabkan pergerakan magma di bawah tanah. Dalam masalah ini, maka
akan diselidiki fenomena fisika dan aplikasi dari suatu jenis baru perangkap magnetic
dan sensor yang disebut system perangkap Parallel Dipole Line (PDL) untuk
mendeteksi gempa bumi dan memantau gunung berapi.

Sistem parallel dipole line adalah suatu susunan distribusi dua linier dipole
magnetic disebut juga sebagai garis dipol. Sekarang ini, dua fisikawan Indonesia telah
menemukan suatu efek yang sangat menarik dalam system ini. Jika panjang garis dipole
yang lebih panjang daripada panjang kritis yang ditentukan, maka bidang ,magnetic
menjadi lebih kuat dibagian tepi yang menghasilkan camelback potential. Camelback
effect ini adalah suatu hal yang penting sebagai sistem yang menjalankan suatu tipe
baru perangkap magnetic yang disebut Parallel Dipole Line (PDL). Secara eksperimen.
Kita dapat mewujudkan PDL ini menggunakan sepasang magnet diametric yang
merupakan magnet silinder dengan magnetisasi sepanjang diameter diamana kutub
utara dan selatan terdapat pada bagian yang melengkung bukan pada bagian depan.
1.2 Tujuan

1. Menyelidiki fenomena fisika dan aplikasi dari jenis perangkap magnetic dan sensor
(Parallel Dipole Line).
2. Mewujudkan Parallel Dipole Line (PDL) dengan menggunakan sepasang magnet
diametrik.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Parallel Dipole Line

Parallel Dipole Line (PDL) adalah susunan distribusi dua line dipole magnetik
(garis dipol). PDL perangkap juga berfungsi sebagai perangkap yang unik untuk objek
diamagnetic silinder. Pekerjaan itu awalnya didorong oleh keinginan untuk menjebak
dan merakit dari kawat nano semikonduktor untuk sirkuit terintegrasi masa depan.
Dalam perangkap PDL, posisi keseimbangan di lateral (x) dan vertical (y) arah dapat
secara intuitif dipahami sebagai objek diamagnetic akan tertarik terhadap wilayah yang
lebih lemah magnetic lapangan. Sepanjang arah lateral (x) batang akan terjebak di pusat
antara di antara dua magnet; dalam arah vertical (y), gravitasi akan menyeimbangkan
kekuatan tolakan diamagnetic dan batang melayang pada ketinggian kesetimbangan yo.

Pada sistem parallel dipole line apabila panjang garis dipol yang lebih panjang
dari pada panjang kritis yang ditentukan, maka bidang magnetic menjadi lebih kuat
dibagian tepi yang menghasilkan camelback potential. Camelback effect ini adalah
suatu hal yang penting sebagai sistem yang menjalankan suatu tipe baru perangkap
magnetic yang disebut Parallel Dipole Line (PDL). Selain sebagai perangkap magnetik,
sistem PDL telah menghasilkan aplikasi penting dikembangkan oleh IBM Research
sebagai sensitivitas tinggi ac lapangan system pengukuran Hall berdasarkan berputar
“master-budak” PDL konfigurasi. Ini berfungsi sebagai system kompak untuk
menghasilkan ac magnetic lapangan diikuti oleh lock-in deteksi sinyal balai kecil. Ini
mengeksploitasi fiturunik dari sistem PDL berputar dimana total lapangan di pusat
system ini searah dan murni harmonic dengan rotasi konstan dengan cukup tinggi
magnetic lapangan menggunakan NdeFeB yang modern magnet permanen. Sistem ini
sangat berguna untuk Hall mobilitas rendah, isolasi, atau operator tinggi bahan
kepadatan elektronik (Sears, 2003).
2.2Levitasi Magnetik

Letivasi magnetic adalah proses melayang objek denga nmemanfaatkan medan


magnetic. Dengan kata lain, hal ini menolak gaya gravitasi pada suatu benda dengan
menggunakan medan magnet sebagai penangkal. Baik gaya magnet tolakan atau tarikan
dapat digunakan untuk membuat levitasi. Dalam hal gaya tarik menarik, percobaan
dikenal sebagai suspensi magnetik. Dengan menggunakan tolakan magnet sebagai
magnet levitasi.

Dalam levitasi, magnet dicoba dengan menggunakan magnet permanen. Upaya


dilakukan untuk menemukan pengaturan yang benar dari magnet permanen
melayangkan magnet lain yang lebihkecil, atau untuk menangguh kan magnet atau
objek lain terbuat dari bahan besi. Namun secara matematis terbukti dengan Earnshaw
bahwa pengaturan statis magnet permanen atau beban tidak bias stabil secara magnetis
melevitasikan objek. Selain magnet permanen, cara lain untuk menghasilkan medan
magnet juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan levitasi (B. Ibrahim, 2008).

2.3 Permeabilitas dan Susepbilitas Magnetik

Permeabilitas adalah kemampuan suatu bahan untuk dapat dilewati garis-garis


gaya magnet atau dapat didefinisikan sebagai konstanta pembanding antara rapat fluks
magnetic (B) dengan kuat medan magnet (H) yang dihasilkan magnet. Susepbilitas
merupakan ukuran dasar bagaimana sifat kemagnetan suatu bahan yang ditunjukkan
dengan adanya respon terhadap induksi medan magnet. Dapat didefinisikan pula bahwa
susepbilitas merupakan kecenderungan sebagai suatu material untuk menjadi bahan
magnet dalam pengaruh medan magnet luar(Rusdi, 2008).

2.4 Bahan Magnet

Magnet merupakan suatu material yang mempunyai suatu bahan magnet. Suatu
bahan akan bersifat magnet jika momen magnetnya memiliki arah yang sama (tersusun
teratur) dan suatu bahan yang bukan magnet, momen magnetnya mempunyai arah
sembarang (tak teratur) sehingga efeknya akan saling meniadakan yang mengakibatkan
tidak ada kutub-kutub magnet pada ujung-ujung logam(Sears, 2003).

Menurut sifatnya, bahan magnetic dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu bahan


diamagnetik, paramagnetik, ferromagnetik :

 Bahan Diamagnetik

Karakteristik bahan diamagnetic yaitu ditolak dengan lemah oleh medan


magnetic dan sukar atau tidak dapat ditembus oleh medan magnet. Semua material
menunjukkan peristiwa diamagnetic ketika berada dalam medan magnet. Oleh
karena itu, diamagnetic merupakan peristiwa umum yang terjadi karena pasangan
electron termasuk elektron di inti atom. Kekuatan magnet material diamagnetic jauh
lebih lemah dibandingkan dengan ferromagnetic maupun paramagnetik.
 Bahan Paramagnetik

Bahan paramagnetic adalah beban yang resultan medan magnet masing-


masing atom molekulnya tidak nol, tetapi resultan medan magnet total seluruh atom
atau molekul dalam bahan adalah nol. Hal ini disebabkan karena pengaruh atau
pergerakan molekulnya acak sehingga resultan medan magnetnya saling
meniadakan. Sifat bahan paramagnetic diantarnya, dapat ditarik dengan lemah oleh
medan magnetic dan dapat ditembus oleh medan magnetik. Dalam bahan magnetik,
medan B yang dihasilkanakan lebih besar dengan nilainya dalam hampa udara.
Susepbilitas magnet dari bahan paramagnetic adalah positif dalam rentang 10-5
sampai 10-3 m3/kg.
 Bahan Ferromagnetik
Bahan ferromagnetic adalah bahan yang mempunyai resultan medan
otomatis besar. Hal ini disebabkan karena momen magnetic spin elektron yang tidak
berpasangan. Masing-masing spin tidak berpasangan ini akan memberikan medan
magnetic, sehingga total medan magnetik yang dihasilkan oleh suatu atom akan
lebih besar. Secara umum, sifat bahan ferromagnetic diantaranya dapat ditarik
sangat kuat oleh medan magnetic dan mudah ditembus oleh medan magnet.
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Laboratorium Fisika Inti dan Material Fakultas Matematika dan Ilmu


Pengetahuan Alam Universitas Jenderal Soedirman 06 November 2018 pukul 13.00-
15.00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan

1. Tesla meter
2. Carbon
3. Pinset
4. Stopwatch
5. Penggaris
6. Kaca pembesar
7. Sensor probe hall tesla meter
8. Baterai 9 Volt

3.3 Prosedur Kerja

1. Alat dan bahan disiapkan.


2. Nilai Bodari tesla meter tanpa adanya magnet diukur.
3. Medan magnet B vs x pada daerah medan terdekat diukur.
4. Nilai magnetisasi M menggunakan medan dan osilasi dihitung.
5. Sebuah batang grafit diukur ketinggian levitasi yo batang.
6. Hasil dari levitasi yo batang digunakan untuk menentukan susepbilitas magnetik ᵡ
dari batang grafit dihitung.
7. Periode osilasi ditentukan dengan melakukan osilasi pada batang grafit.
8. Susepbilitas magnetic grafit menggunakan osilasi dihitung.
3.4 Flowchart

Mulai

Alat dan Bahan :


1. Tesla meter
2. Carbon
3. Pinset
4. Stopwatch
5. Penggaris
6. Kaca pembesar
7. Sensor probe hall
tesla meter
8. Baterai 9 volt.

Nilai Bodari tesla meter tanpa adanya magnet


diukur.

Bo

Medan magnet B vs x pada daerah medan


terdekat diukur.

ln B, ln x
Nilai magnetisasi M menggunakan medan dan
osilasi dihitung.

Sebuah batang grafit diukur ketinggian levitasi yo


batang.

yo

Hasil dari levitasi yo batang digunakan untuk


menentukan susepbilitas magnetik X dari batang
grafit dihitung.

Periode osilasi ditentukan dengan melakukan


osilasi pada batang grafit.
T

Susepbilitas magnetic grafit menggunakan


osilasi dihitung.

Selesai
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
A.1 Nilai B0
B0 = -4,5 mT = - 0,0045 T
A.2 Hasil Perhitungan Medan Magnet dengan Jarak
Tabel 4.1-1 Data Pengukuran Medan Magnet
Braw ln x ln B
x (m) B (T)
(T) (m) (T)
0.007 0.3937 0.3982 -4.96 -0.92
0.008 0.3569 0.3614 -4.83 -1.02
0.009 0.237 0.2415 -4.71 -1.42
0.01 0.141 0.1455 -4.61 -1.93
0.011 0.1026 0.1071 -4.51 -2.23
0.012 0.0751 0.0796 -4.42 -2.53
0.013 0.0556 0.0601 -4.34 -2.81
0.014 0.0432 0.0477 -4.27 -3.04
0.015 0.0331 0.0376 -4.20 -3.28
0.016 0.0261 0.0306 -4.14 -3.49
Hubungan ln(x) dengan ln(B)
ln x 0
-5.20 -5.00 -4.80 -4.60 -4.40 -4.20 -4.00
-0.5
-1
-1.5
-2

ln B
-2.5
-3
-3.5
-4

y = -3,507x - 18,10

Gambar 4.1 Grafik hubungan ln (X) dengan ln (B)

A.3 Menentukan harga eksponen p menggunakan persamaan [2]


𝜇𝑜 𝑚
𝐵=
2𝜋𝑥 𝑝 𝐿
𝜇𝑜 𝑚
𝑙𝑛𝐵 = 𝑙𝑛 + (−𝑝)𝑙𝑛𝑥
2𝜋𝐿
Dimana,
𝜇𝑜 𝑚
𝑎 = 𝑙𝑛
2𝜋𝐿
𝑏 = −𝑝
Berdasarkan grafik pada Gambar 4.1 diperoleh,
𝑦 = 𝑏𝑥 + 𝑎
𝑦 = −3,507𝑥 − 18,10

Maka,
−3,507 = −𝑝
3,507 = 𝑝
A.4 Menentukan magnetisasi M menggunakan persamaan [1]
𝑚
𝑀=
𝜋𝑅 2 𝐿
2𝜋𝐿
µ0
𝑀=
𝜋𝑅 2 𝐿
2
𝑀=
µ0 𝑅 2
2
𝑀=
1,257 × 10−8 . (0,0032)2
𝑀 = 0,497 × 1012 = 4,97 × 1011
A.5 Menentukan ketinggian levitasi 𝒚𝒐 batang
𝑦𝑜 = 𝑅 − ∆𝑦
𝑦𝑜 = 3,2𝑚𝑚 − 1,5𝑚𝑚
𝑦𝑜 = 1,7𝑚𝑚

𝑦𝑜 = 0,0017 m

A.6 Menentukan suseptibilitas magnetic X dari batang grafit


Menggunakan persamaan [3],
𝑔
𝑎 = 𝑅 + 𝑚⁄2 = 0,00395
µ0 𝑀2 𝜒𝑉𝑟 𝑅 4 𝑦0
𝐹𝑀 = − 𝑓( )
2 𝑎5 𝑎
4𝑢(3 − 𝑢2 )(1 − 𝑢2 )
𝑓(𝑢) =
(1 − 𝑢2 )5
𝑦0 0,0017
𝑢= = = 0.4303
𝑎 0,00395
1,7212(3 − (0,4303)2 )(1 − (0,4303)2 )
𝑓(𝑢) =
(1 − (0,4303)2 )5
𝑓(𝑢) =10,982
µ0 𝑚1. 𝑚2
𝐹=
4𝜋𝑅 2
µ0 𝑚1. 𝑚2 µ0 𝑀2 𝜒𝑉𝑟 𝑅 4 𝑦0
= − 𝑓( )
4𝜋𝑅 2 2 𝑎5 𝑎
𝑦0
2𝑚1𝑚2𝑎5 = −𝑀2 𝜒𝑉𝑟 𝑅 6 4𝜋𝑓( )
𝑎
2𝑚1𝑚2𝑎5
𝜒=− 𝑦
𝑀2 𝑉𝑟 𝑅 6 4𝜋𝑓( 𝑎0 )

𝜌𝑎5
𝜒=− 𝑦
2𝑀2 𝑅 6 𝜋𝑓( 𝑎0 )

1680 × (0,00395)5
𝜒=−
2(4,97 × 1011 )2 (0,0032)6 3,14 × 10,982
𝜒 = 9,483 × 10−26
A.7 Menentukan bahan magnet grafit
Jika χ positif, suatu material dapat bersifat paramagnetic dan permeabilitasnya
adalah 𝜇 ≥ 𝜇𝑜 .Dalam hal ini, medan magnet di dalam material diperkuat oleh magnetisasi
yang diinduksi. Atau, jika χ negatif, material tersebut bersifat diamagnetik. Dalam hal ini,
medan magnet di dalam material dilemahkan oleh magnetisasi yang diinduksi. Umumnya,
bahan non-magnetik dikatakan sebagai para- atau diamagnetic karena mereka tidak
memiliki magnetisasi permanen tanpa medan magnet dari luar. Material
feromagnetik memiliki suseptibilitas yang positif dan memiliki magnetisasi permanen
bahkan tanpa medan magnet dari luar. Permeabilitasnya 0𝜇𝜇 ≫ dan suseptibilitasnya
0≫mX
Berdasarkan teori tersebut maka grafit dapat digolongkan kedalam jenis bahan
paramagnetik, karena memiliki permeabilitas 𝜇 ≥ 𝜇𝑜 .
A.8 Menentukan periode osilasi

Tabel 4.1-2 Data Osilasi pada Grafit

t (s) n T (s)
6.63 5 1.3260
6.91 5 1.3820
5.54 5 1.1080
Rata-rata T 1.2720
𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 6.36
𝑇= = = 1.2720 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
𝑛 5
A.9 Menentukan suseptibilitas magnetic grafit menggunakan osilasi
−𝐾𝑧
𝑋=
𝐶1 𝜇𝑜 𝑀2 𝑉𝑟
2𝜋
𝑚( 𝑇 )2
𝑋=−
𝐶1 𝜇𝑜 𝑀2 𝑉𝑟
2𝜋
𝜌𝑉( 𝑇 )2
𝑋=−
𝐶1 4𝜋10−7 𝑀2 𝑉𝑟

𝜌 4𝜋 2
𝑋=−
𝑇 2 𝐶1 10−7 𝑀2
(1680)(4)(3,142 )
𝑋=−
(1,27202 )(198,6)(10−7 )(4,97 × 1011 )²
𝑋 = −182,557 𝑥 10−15 = −1,82557 𝑥 10−13

4.2 Pembahasan
Parallel Dipole Line (PDL) adalah susunan distribusi dua line dipole magnetik
(garis dipol). PDL perangkap juga berfungsi sebagai perangkap yang unik untuk objek
diamagnetic silinder. Pekerjaan itu awalnya didorong oleh keinginan untuk menjebak dan
merakit dari kawat nano semikonduktor untuk sirkuit terintegrasi masa depan. Dalam
perangkap PDL, posisi keseimbangan di lateral (x) dan vertical (y) arah dapat secara intuitif
dipahami sebagai objek diamagnetic akan tertarik terhadap wilayah yang lebih lemah
magnetic lapangan. Sepanjang arah lateral (x) batang akan terjebak di pusat antara di antara
dua magnet; dalam arah vertical (y), gravitasi akan menyeimbangkan kekuatan tolakan
diamagnetic dan batang melayang pada ketinggian kesetimbangan yo.
Hubungan ln(x) dengan ln(B)
ln x 0
-5.20 -5.00 -4.80 -4.60 -4.40 -4.20 -4.00
-0.5
-1
-1.5
-2

ln B
-2.5
-3
-3.5
-4

y = -3,507x - 18,10

Gambar 4.2-1 Grafik hubungan ln (X) dengan ln (B)


Berdasarkan hasil percobaan yang telah didapatkan, gambar 4.2-1 menunjukan
hubugan nilai ln (x) terhadap ln (B). Grafik tersebut menunjukan nilai yang berbanding
terbalik antara jarak (x) dengan medan magnet (B). Semakin dekat jarak dengan magnet
maka medan magnet yang terukur akan semakin besar. Begitupun sebaliknya, semakin jauh
jarak dengan magnet maka semakin kecil nilai medan magnet yang dihasilkan. Grafik
diatas menghasilkan garis linear dari nilai ln(x) dengan ln(B) yang ditunjukkan dengan
persamaan gradien y = -3,507x - 18,10 dan nilai R2= 0,00001024.

Efek pada medan magnet yang terjadi diantara dua baris dipol magnet yang sejajar
(parallel dipole line) dimana medan magnetnya menjadi lebih kuat pada ujung-ujungnya ini
dapat digunakan untuk menjebak bahan magnet jenis tertentu. Bahan magnet ini akan
melayang tanpa memerlukan energi untuk mempertahankannya melayang. Efek tersebut
juga dapat menjadi alat pengukur intensitas gempa bumi dan memonitor gunung api dengan
mengukur kemiringan tanah secara sensitif. Faktor yang menunjukan kekuatan suatu gempa
ditunjukan dengan periode osilasi bahan magnet tersebut, dimana semakin besar nilai
periode yang dihasilkan maka kekuatan gempa yang terjadipun semakin besar.
BAB VI
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Fenomena fisika dalam pengaplikasian perangkap Parallel Dipole Line digunakan
sebagai pendeteksi gempa bumi, dimana sistem kerja dari PDL ini memanfaatkan
levitasi suatu bahan magnetik yang dipengaruhi kemiringan tanah secara sensitif.
2. Nilai suseptibilitas magnetik grafit menggunakan medan yaitu
9,483 × 10−26 , sedangkan nilai suseptibilitas magnetik grafit menggunakan osilasi
sebesar −1,82557 𝑥 10−13
5.2 Saran
1. Melakukan kalibrasi alat terlebih dahulu sebelum melakukan percobaan.
DAFTAR PUSTAKA

B. Ibrahim, M. A. (2008). Magnetik Levitation System Using Kumparan . Malaysia: Universitas


Teknologi Malaysia.

Rusdi, P. A. (2008). Bahan-Bahan Magnetik . Bali: Fakultas Teknik Universitas Udayana.

Sears, Z. (2003). Fisika Untuk Universitas. Edisi Kesepuluh.Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai