Anda di halaman 1dari 6

[M.

1] PERANGKAP MAGNETIK DIPOL SEJAJAR


(Metode Deteksi Gempa)
ABDUL AZIZ TOYIB (K1C017003) & SHOIMATUN NI’MATUR ROHMAH (K1C017004)
Asisten: Septiana Wulandari.
Tanggal Percobaan: 06/11/2019

Abstrak
Praktikum Eksperimen perangkap magnetik garis dipol sejajar merupakan fenomena fisika dan aplikasi dari
suatu jenis baru perangkap magnetik dan sensor yang disebut sebagai sistem perangkap Parallel Dipol Line (PDL) yang
digunakan untuk mendeteksi gempa bumi dan memantau gunung berapi. Eksperimen ini bertujuan untuk menyelidiki
fenomena fisika dan aplikasi dari jenis perangkap magnetik dan sensor (Parallel Dipole Line) dan mewujudkan Parallel
Dipole Line (PDL) dengan menggunakan sepasang magnet diametrik. Alat dan bahan yang digunakan pada eksperimen
ini adalah single diametrik magnet, penangkap PDL megnetik, teslameter, stopwatch, kaca pembesar, pinset dan batang
grafit. Nilai yang keluar saat tidak ada magnet pada teslameter yaitu Bo, kemudian batang grafit diletakkan pada sepasang
magnet diametrik, setelah itu nilai B dicari dan dihitung suseptibilitas magnetik grafit mengunakan osilasi.
Kata kunci: Diametrik, parallel dipole line, suseptibilitas.

1. PENDAHULUAN magnetik yang disebut Parallel Dipole Line


Magnet adalah suatu benda atau suatu objek (PDL).
yang memiliki gejala dan sifat dapat Pada tahun 1893, Gauss pertama kali
memengaruhi bahan-bahan tertentu yang melakukan analisa harmonik dari medan
berada di sekitarnya yang mempunyai magnetik bumi untuk mengamati sifat-
medan magnet. Setiap magnet memiliki dua sifatnya. Analisa selanjutnya yang dilakukan
kutub magnet, yaitu kutub utara dan kutub oleh ahli mengacu pada kesimpulan umum
selatan. Kekuatan sifat kemagnetan yang yang dibuat oleh Gauss yaitu:
paling besar berada pada kutub magnet dan 1. Intensitas medan magnetik bumi hampir
semakin ke tengah kekuatannya semakin seluruhnya berasal dari dalam bumi.
berkurang. Kutub-kutub magnet yang 2. Medan magnet yang teramati di
sejenis akan tolak-menolak dan kutub-kutub permukaan bumi dapat didekati dengan
magnet yang tidak sejenis akan tarik- persamaan harmonik yang pertama
menarik. Jika magnet dipotong, maka akan yang berhubungan dengan potensial
membentuk kutub-kutub baru. dwikutub di pusat bumi. Dwikutub
Medan magnet adalah ruang di sekitar Gauss ini mempunyai kemiringan 11,5
magnet yang gaya tarik atau tolaknya masih derajat terhadap sumbu geografi [3].
dirasakan oleh magnet lain. Bahan
paramagnetik adalah bahan-bahan yang Gaya magnet yang bekerja pada
memiliki suseptibiitas magnetik yang positif konduktor berarus, dimana arus adalah
dan sangat kecil. Paramagnetik muncul kumparan partikel bermuatan yang bergerak
dalam bahan yang atom- atomnya memiliki sehingga muncul gaya resultan yang
momen magnetik permanen yang dihasilkan oleh medan kawat yaitu
berinteraksi satu sama lain secara sangat penjumlahan vektor masing-masing gaya
lemah. Sistem parallel dipole line adalah yang dihasilkan arus. Gaya yang dihasilkan
suatu susunan distribusi dua linier dipol partikel bermuatan yang membentuk arus
magnetik disebut juga garis dipol. Dua gaya yang dihasilkan pada partikel yang
fisikawan Indonesia telah menemukan suatu diteruskan ke kawat ketika partikel
efek yang sangat menarik dalam sistem ini. bertumbukan dengan atom yang
Jika panjang garis dipol yang lebih panjang membentuk kawat. Medan magnet
daripada panjang kritis yang ditentukan, mempunyai besar gaya tarik atau gaya tolak
maka bidang magnetik menjadi lebih kuat di antara kutub-kutub.
bagian tepi yang menghasilkan camelback Garis-garis gaya magnet selalu keluar
potential. Camelback effect adalah suatu hal dari kutub utara magnet dan masuk ke kutub
yang penting sebagai sistem yang selatan magnet. Garis-garis tersebut tidak
menjalankan suatu tipe baru perangkap pernah saling berpotongan. Kerapatan garis-

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 1


garis gaya magnet menunjukkan kekuatan terhadap sumbunya dengan kutub utara dan
medan magnet. selatan terletak di permukaan melengkung
sebagai lawan dari kedua ujungnya. Ketika
batang diamagnetik (biasanya grafit)
ditempatkan diantara magnet, grafik
tersebut akan tetap ditempat dan bergerak
maju mundur dalam gerak harmonik ketika
terganggu.
Gambar 1.1 Garis Gaya Magnet
Levitasi magnetik adalah proses
melayang objek dengan memanfaatkan
Paralel dipol line adalah suatu susunan
medan magnetik. Dengan kata lain, hal ini
distribusi dua line dipol magnetik (garis
menolak gaya gravitasi pada suatu benda
dipol). Perangkap PDL berfungsi sebagai
dengan menggunakan medan magnet sebagi
perangkap yang unik untuk objek
penangkal. Baik gaya magnet tolakan atau
diamagnetik silinder. Pekerjaan itu awalnya
tarikan dapat digunakan untuk membuat
didorong oleh keinginan untuk menjebak
levitasi. Dalam hal daya tarik magnetik,
dan merakit diri kawat nano semikonduktor
percobaan dikenal sebagai suspensi
untuk sirkuit terintegrasi masa depan.
magnetik. Menggunakan tolakan magnet,
Eksperimen sistem perangkap PDL dapat
menjadi magnet levitasi[1].
diwujudkan dengan sepasang magnet
Permeabilitas adalah kemampuan suatu
silinder melintang magnet (magnet dengan
bahan untuk dapat dilewati garis-garis gaya
magnetisasi sepanjang diameter atau dapat
magnet atau dapat didefinisikan sebagai
disebut “diametral” magnet).
konstanta pembanding antara rapat fluks
Dalam perangkap PDL, posisi
magnetik (B) dengan kuat medan magnet (H)
keseimbangan pada arah lateral (x) dan
yang dihasilkan magnet. Suseptibilitas
vertikal (y) dapat secara intuitif dipahami
merupakan ukuran dasar bagaimana sifat
sebagai objek diamagnetik yang akan
kemagnetan suatu bahan yang ditunjukkan
tertarik terhadap wilayah magnetik
dengan adanya respon terhadap induksi
lapangan yang lebih lemah. Sepanjang arah
medan magnet. Dapat didefiniskan pula
lateral (x) batang akan terjebak di pusat
bahwa suseptibilitas merupakan
diantara dua magnet; dalam arah vertikal (y),
kecenderungan suatu material untuk
gravitasi akan menyeimbangkan kekuatan
menjadi bahan magnet dalam pengaruh
tolakan diamagnetik dan batang melayang
medan magnet luar [5].
pada ketinggian kesetimbangan yo.
Pengaplikasian perangkap magnetik
garis dipol sejajar yaitu dalam mengukur
gempa bumi. Gempa bumi adalah getaran
atau vibrasi permukaan bumi. Permukaan
berarti hanya kerak bumi, suatu patahan
dimana satu bongkah batu telah bergesekan
dengan batu lain dengan kekuatan dan
gesekan yang sangat besar. Energi dari
gesekan ini diubah menjadi getaran di dalam
batu-batuan. Getaran ini dapat terasa sampai
ribuan mil. Getaran-getaran gempa bumi
adalah sejenis gerakan gelombang yang
bergerak pada kecepatan yang berbeda-beda
melalui kerak bumi yang berbatu-batu.
Gambar 1.2 Magnet diametrik Karena getaran-getaran itu mencapai jarak
yang jauh dan merambat melalui batu-
Potensial camelback adalah kurva energi batuan, getaran ini tidak dapat dilihat
potensial yang terlihat seperti distribusi langsung. Tetapi seismograf dapat
normal dengan kemiringan yang berbeda mendeteksinya[6].
dimana puncak menyerupai punuk di Cara kerjanya yaitu bayangkan sebuah
punggung unta. Sistem terakhirnya terdiri balok atau pelat beton. Sebuah grafik yang
dari dua magnet silinder silindris paralel, ditempelkan balok atau pelat itu menonjol
yaitu magnet yang dimagnetisasi tegak lurus keluar. Grafik itu sejajar dengan tanah,
Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 2
seperti lembaran kertas. Di atasnya, sebuah 2.2 Cara Kerja
balok menonjol keluar dari tempat
A. Penentuan Magnetisasai Magnet
tergantungnya suatu beban. Pada dasar
beban itu terdapat sebuah pena, yang
menyentuh grafik itu. Sekarang muncul Nilai yang keluar dari Tesla meter
gelombang gempa bumi. Balok beton diukur tanpa ada pengaruh dari
bergerak dan demikian juga grafik yang
menempel padanya. Tetapi beban yang magnet
Sensor probe hall dan magnet
digantung tidak bergerak. Jadi, pena itu
diametrik tunggal ditempatkan
membuat tanda-tanda pada grafik itu pada
pada peron atas
waktu pena itu bergerak dan kita
memperoleh catatan tentang gempa bumi.
Tentu saja alat ini dibuat dengan sangat teliti
sehingga gerakan yang pling kecil sekalipun Medan magnet diukur
dapat dicatat[2]. menggunakan Tesla meter dari
Sesptibilitas magnetik disebut pula jarak 7-16 mm terhadap sensor probe
ssebagai jerentanan magnetik atau kepekaan hall
magnetik yaitu merupakan tingkat
kemagnetan suatu benda untuk
termagnetisasi.
Sifat kemagnetan ini cenderung Harga eksponensial p ditentukan
dipengaruhi oleh keadaan suhu, dimana
semakin besar suhu, maka nilai
suseptibilitasnya pun akan semakin
Magnetisasi magnet ditentukan
berkurang atau semakin lemah. Sifat
kemagnetan tiap batuan yang khas
melandasi digunakannya metode magnetik
untuk kegiatan eksplorasi maupun B. Efek Pengapungan Magnetic dan
kepentingan geodinamika. Metode ini Supsebilitas Magnetik (χ)
sangat cocok untuk pendugaan struktur
geologi bawah permukaan maupun
mengetahui potensi mineral mineral Batang grafit dengan panjang 0,8 mm
ekonomis di bawah permukaan tanah[4]. diletakan pada PDL

2. METODE PENGAMBILAN DATA


2.1 Alat dan Bahan Ketinggian levitasi batang diukur

a. Tesla meter
b. Baterai
Suseptibilitas magnet χ ditentukan
c. Sensor probe hall Tesla meter
d. Stopwatch
e. Kaca pembesar Bahan Magnet Grafit Ditentukan

f. Pinset
g. Tusuk gigi C. Osilasi Potensial Camelback dan
Suseptibilitas Magnetik (χ)
h. Magnet diametrik tunggal
i. Perangkap magnetik PDL Batang grafit dengan panjang 0,8 mm
j. Batang grafit diameter 0,5 mm diletakan pada PDL

Batang grafit diosilasikan dan waktu


osilasi dihitung

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 3


A.2 Pengambilan Data
Tabel A.2-1 Data Pengukuran Medan Magnet
Δx X Braw B
Langkah kedua diulangi sebanyak ln (x) ln (B)
tiga kali (mm) (mm) (T) (T)
3 7 119.9 115.0 4.786
4 8
Suseptibilitas magnetik grafit 100.7 95.8 4.562
menggunakan osilasi dihitung 5 9 88.1 83.2 4.421
6 10 83.0 78.1 4.357
7 11
D. HASIL DAN PEMBAHASAN 77.4 72.5 4.283
Parallel Dipole Line (PDL) adalah sebuah 8 12 73.4 68.5 4.226
sistem yang tersusun atas distribusi dua
9 13
linier dipol magnetik. Sistem ini digunakan 70.8 65.9 4.188
untuk mendeteksi gempa bumi dan 10 14 68.0 63.1 4.144
memantau gunung berapi. Pada praktikum
11 15
ini, Parallel Dipole Line (PDL) digunakan 65.8 60.9 4.109
untuk simulasi seismometer. Dipilihnya 12 16 64.7 59.8 4.091
sistem Parallel Dipole Line (PDL) untuk
mensimulasikan alat pendeteksi gempa
bumi dan alat pemantau gunung berapi
karena penetuan posisi objek diamagnetik
relatif terhadap garis dipol, juga karena
didalam sistem PDL ada sistem
pengindraan, sistem pengindraan dapat
menghasilkan sinyal seismik dalam hal
perpindahan dan percepatan, alat PDL dapat
merasakan getaran yang dihasilkan benda
saat berosilasi.

Konstanta dan Data


Jari-jari magnet diametrik : R=3,2 mm
Panjang diametrik : L= 25,4 mm
Gambar A.2-1 Grafik Hubungan ln x denga ln B
Gap perangkap PDL : gm= 1,5 mm
Rapat massa grafit :ρ = 1680 kg/m2
Berdasarkan Tabel A.2-1 dan Gambar A.2-
Permeabilitas magnetik material :
1, terlihat bahwa semakin jauh jarak magnet
µ0= 1,257x10-8
dengan sensor maka nlai ln x dan ln B akan
semakin menurun.
Praktikum ini mendapatkan hasil sebagai
berikut:
A.3 Nilai Eksponen P
A.1 Medan Magnet Tanpa Adanya Pengaruh
𝜇𝑜 𝑚
Magnet Yang Terdekat 𝐵=
2𝜋𝑥 𝑝 𝐿
B0 = 4.9 mT = 0.049T 𝜇𝑜 𝑚
𝑙𝑛𝐵 = 𝑙𝑛 + (−𝑝)𝑙𝑛𝑥
2𝜋𝐿
Dimana,
𝜇𝑜 𝑚
𝑎 = 𝑙𝑛
2𝜋𝐿
𝑏 = −𝑝
Berdasarkan grafik pada Gambar 2
diperoleh:

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 4


𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥 𝑦𝑜
𝑓 ( ) = 𝑓(𝑢)
𝑎
y = - 0.26617x + 9.947
𝑦𝑜
= 0,303
Maka, 𝑎
−0.26617 = −𝑝
0.26617 = 𝑝 4𝑢(3 − 𝑢2 )(1 − 𝑢2 )
𝑓(𝑢) =
(1 − 𝑢2 )5
4(0,303)(3 − 0,3032 )(1 − 0,3032 )
A.4 Magnetisasi Magnet M 𝑓(0,303) =
(1 − 0,3032 )5
𝑚
𝑀= 𝑓(0,303) = 5,181
𝜋𝑅2 𝐿

Mencari nilai m terlebih dahulu


2(1680)(10)(0,003955 )
menggunakan rumus a : 𝑋=
4(3,14)(10−7 )(0,21882 )(0,00324 )(10,969)
𝜇𝑜 𝑚 𝑋 = 2,21455 𝑥 102
𝑎 = 𝑙𝑛
2𝜋𝐿
𝜇𝑜 𝑚 𝜇 = (1 + 𝑋)𝜇𝑜 = 0,5726831
𝑙𝑛𝑒 𝑎 = 𝑙𝑛
2𝜋𝐿 ∴ 𝜇 ≥ 𝜇𝑜
𝑎
𝑒 2𝜋𝐿
𝑚=
𝜇𝑜
A.7 Bahan Magnet Grafit
𝑒 𝑎 = (1,304)(102 )
Jika χ positif, suatu material dapat
(1,304)(102 )(2𝜋)(2,54)(10−2 ) bersifat paramagnetik dan permeabilitasnya
𝑚=
(4𝜋)(10−7 ) adalah 𝜇 ≥ 𝜇𝑜 .Dalam hal ini, medan magnet
di dalam material diperkuat oleh
𝑚 = 1,6282 𝑥 10−7
magnetisasi yang diinduksi. Atau, jika χ
Maka: negatif, material tersebut bersifat
1,7869 𝑥 10−7 diamagnetik. Dalam hal ini, medan magnet
𝑀= di dalam material dilemahkan oleh
(3,14)(0,00322 )(0,0254)
magnetisasi yang diinduksi. Umumnya,
𝑀 = 0,19936 bahan non-magnetik dikatakan sebagai para-
atau diamagnetik karena mereka tidak
memiliki magnetisasi permanen tanpa
A.5 Ketinggian Levitasi medan magnet dari luar. Material
Δy = 2.5 mm feromagnetik memiliki suseptibilitas yang
positif dan memiliki magnetisasi permanen
y0 = R- Δy bahkan tanpa medan magnet dari luar.
y0 = 3,2 – 2 mm Permeabilitasnya 0𝜇𝜇 ≫ dan
suseptibilitasnya 0≫mX.
y0 = 1,2 mm = 0,0012 m Berdasarkan teori tersebut maka grafit
dapat digolongkan kedalam jenis bahan
paramagnetik, karena memiliki
A.6 Suseptibilitas Magnetik (χ) permeabilitas 𝜇 ≥ 𝜇𝑜 .
Menggunakan persamaan [3]:
𝜇𝑜 𝑀2 𝑋𝑉𝑟 𝑅4 𝑦𝑜 A.8 Rata-Rata Tesla
𝐹𝑀 (𝑦𝑜 ) = − 𝑓( ) Tabel A.8-1 Osilasi Grafit
2 𝑎
(n) sekon (t)
2𝜌𝑔𝑎5
𝑋= 𝑦 5 5.62
𝜇𝑜 𝑀2 𝑅4 𝑓( 𝑜 )
𝑎 5 5.97
𝑔𝑀
𝑎=𝑅+ = 0,00395 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 5 6.14
2

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 5


𝑡 d. grafit dapat digolongkan kedalam jenis
T=
𝑛 bahan paramagnetik, karena memiliki
permeabilitas 𝜇 ≥ 𝜇𝑜 .
17.73
T=
3

T= 5,91 s DAFTAR PUSTAKA


[1] B. Ibrahim, M. A., Magnetik Levitation System
A.9 Suseptibilitas Magnetik (Χ) Grafit Using Kumparan, Universitas Teknologi
menggunakan Osilasi Malaysia, Malaysia, 2008.
−𝐾𝑧 [2] Bueche, Frederick J. 1999. Fisika Edisi
𝑋=
𝐶1 𝜇𝑜 𝑀2 𝑉𝑟 Kedelapan Seri Buku Schwam. Bandung :
2𝜋 2 Erlangga.
)𝑚(
𝑇
𝑋=−
𝐶1 𝜇𝑜 𝑀2 𝑉𝑟
[3] Griffics, D.J. 1995. Introduction to
Electrodynamics, 2nded. New Delhi:
2𝜋 Prentice- Hall.
−𝜌𝑉( )2
𝑋= 𝑇
𝐶1 4𝜋10−7 𝑀2 𝑉𝑟 [4] Husein, Salahudin. 2010. Geologi Dasar.
𝜌𝜋 Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas
𝑋=− 2 Gajah Mada.
𝑇 𝐶1 10−7 𝑀2
(1680)(3,14) [5] Rusdi, Putu Ariawan, 2010. Bahan-Bahan
𝑋=− Magnetik. Bali: Fakultas Teknik Universitas
(5,6762 )(198,6)(10−7 )(0,199362 )
Udayana.
𝑋 = −(2,07721)(10−7 )
[6] Sughono, Chriswan (Raymond A. Serway
dan John W. Jewwet. 2004. Fisika untuk Sains
E. KESIMPULAN dan Teknik. Jakarta : Selemba Teknik.
Berdasarkan hasil percobaan Perangkap
Magnetik Dipol Sejajar dapat disimpulkan
bahwa:
a. Sistem Parallel Dipol Line digunakan
untuk simulasi seismometer karena
penetuan posisi objek diamagnetik
relatif terhadap garis dipol, juga
karena didalam sistem PDL ada
sistem pengindraan, sistem
pengindraan dapat menghasilkan
sinyal seismik dalam hal perpindahan
dan percepatan, alat PDL dapat
merasakan getaran yang dihasilkan
benda saat berosilasi. Bahan magnetik
yang digunakan dalam praktikum ini
termasuk bahan paramagnetik.
b. Dalam percobaan magnetisasi,
semakin jauh jarak magnet, maka
semakin kecil medan magnetisasinya
dan begitupun sebaliknya.
c. Nilai suseptibilitas magnetik grafit
menggunakan medan yaitu nilai
2,21455 𝑥 102 sedangkan nilai
suseptibilitas grafit menggunakan
osilasi sebesar

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 6

Anda mungkin juga menyukai