Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Medan magnet adalah ruang disekitar magnet yang mendapatkan dampak dari
gaya magnet itu sendiri dan medan listrik adalah daerah sekitar partikel bermuatan
listrik yang masih dipengaruhi gaya listrik (gaya Coulomb). Apa yang terjadi jika
penghantar berarus listrik ditempatkan di medan magnet? Akan terbentuk gaya
dorong yang disebut dengan gaya Lorentz. Jadi, bisa dikata bahwa gaya Lorentz
adalah gaya yang timbul dari penghantar berarus yang diletakkan di dalam medan
magnet. Gaya Lorentz sangat berperan besar dalam peradaban manusia dan
kemajuan teknologi. Gaya Lorentz ini menjadi cikal bakal semua pengubah energi
listrik menjadi energi gerak atau yang biasa disebut dengan motor listrik.
Meskipun kata motor identic dengan kendaraan bermotor, motor di sini berarti
sebuah mesin. Contohnya saja pompa air listrik, mesin jahit listrik, bor listrik, dan
mesin bubut. Saat motor listrik dihubungkan dengan sumber arus listrik, arus
listrik mengalir dari sikat karbon menuju komutator. Selanjutnya arus listrik
menuju kumparan sehingga kumparan mengalami gaya Lorentz. Makin besar arus
listrik yang mengalir, makin cepat pula kumparan berputar. Sama seperti materi
fisika pada umumnya, gaya Lorentz juga punya hukum, yaitu hukum Lorentz,
“Jika penghantar berarus diletakkan di bagian dalam medan magnet, maka akan
timbul gaya pada penghantar tersebut.” Artinya, jika arus listrik mengalir semakin
besar, artinya gaya yang bekerja juga akan semakin besar dan batang penghantar
akan bergulir dengan semakin cepat. Seperti yang telah disebutkan di atas, batang
penghantar akan bergerak semakin cepat seiring dengan arus listrik yang
mengalir, Gerakan inilah yang dimanfaatkan oleh para teknikiawan, Gerakan
inilah yang akan berguna pada motor motor yang telah disebutkan sebelumnya.
Pada percobaan kali ini, kelompok kami akan melakukan percobaan untuk
membuktikan dan hukum Lorentz, yaitu “Jika penghantar berarus diletakkan di
bagian dalam medan magnet, maka akan timbul gaya pada penghantar tersebut.”

KELOMPOK XII
DIMAS TIRTA | D071221043
PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

KELOMPOK XII
DIMAS TIRTA | D071221043
PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

I.2. TUJUAN PERCOBAAN

1. mengetahui hubungan dan pengaruh arus listrik terhadap medan magnet


2. mengetahui pengaruh dan hubungan gaya magnet dengan medan magnet
3. mengetahui pengaruh dan hubungan panjang kawat dengan medan magnet.

I.3. RUANG LINGKUP

.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................

KELOMPOK XII
DIMAS TIRTA | D071221043
PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

t
Apa yang akan kita dapatkan, jika kita memotong magnet sehingga kita
mendapatkan 2 magnet yang sama besarnya? Setiap bagian juga merupakan
magnet, bukan? Masing-masing memiliki kutub utara dan selatannya sendiri. Jika
potongan yang dihasilkan dipotong lagi, setiap potongan baru masih merupakan
magnet dengan kutub utara dan selatan). Lalu mengapa? Jawabannya adalah
magnet permanen terdiri dari medan magnet yang sangat kecil. Setiap nama
domain sudah menjadi magnet. Ketika sebuah magnet dipotong, setiap potongan
mengandung sejumlah daerah, sehingga masing-masing memiliki sifat magnet.
Saat potongan dipotong ulang, setiap potongan baru masih berisi beberapa domain
untuk menunjukkan sifat magnetik Sifat magnetik bisa hilang jika ukuran
potongan lebih kecil dari ukuran domain, dan ini biasanya di urutan mikron. .
Alasannya adalah medan magnet terdiri dari atom-atom dengan sifat magnet yang
saling berinteraksi dan membentuk satu kesatuan. Gaya tarik antar atom dapat
menyebabkan orientasi atom mengambil arah orientasi yang sama. Atom-atom
yang memiliki orientasi yang sama disebut daerah magnet. Untuk mencapai
orientasi yang sama, jumlah atom harus cukup besar. Jika jumlah atom tidak
cukup besar, interaksi antar atom tidak cukup kuat untuk mendorong orientasi
atom ke arah yang sama, dan domain magnetik tidak dapat terbentuk. Dengan
demikian, material magnetik memiliki ukuran minimum untuk membuat domain
magnetik. Ketika ukurannya lebih kecil dari batas maksimum, arah orientasi atom
menjadi acak dan kemagnetan tidak terjadi  (Abdullah, 2017).

Ketika sebuah partikel bermuatan bergerak dalam medan magnet, ia mengalami


gaya magnet yang arahnya tegak lurus terhadap bidang yang dibentuk oleh vektor
kecepatan partikel dan vektor medan magnet. Bersama dengan gaya listrik (gaya
Coulomb), gaya magnet membentuk apa yang disebut gaya Lorentz. Gaya Lorentz
dapat digunakan untuk mendapatkan berbagai aplikasi seperti panggilan cepat dan
efek Hall. Gaya magnet itu sendiri dapat menjelaskan prinsip gerak melingkar
partikel bermuatan (Viridi, 2010).

Jika ujung "probe" berulang kali disentuh dengan arus listrik, karakteristik ujung
alat akan berubah. Ketika ujung test pen didekatkan dengan paku kecil, maka
paku akan tertarik dan menempel pada ujung test pen. Hal ini menunjukkan
bahwa ujung dari test pen memiliki sifat magnet walaupun kecil. Apa sifat
kemagnetan? Sifat kemagnetan sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu ketika
ditemukan sejenis batu yang dapat menarik besi. Dengan berkembangnya ilmu

KELOMPOK XII
DIMAS TIRTA | D071221043
PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

pengetahuan, manusia berhasil membuat magnet dari besi logam lainnya. Terbukti
juga bahwa arus listrik dapat menimbulkan medan magnet di sekitar arus listrik.
Magnet banyak digunakan dalam industri elektronik, di televisi, mikrofon, dan
telepon. Magnet selalu memiliki dua kutub, kutub utara dan kutub selatan. Jika
magnet batang dibiarkan tergantung bebas, maka magnet batang akan selalu
berorientasi utara-selatan Ujung utara magnet disebut kutub utara dan ujung
selatan disebut kutub selatan. Eksperimen dapat menunjukkan bahwa dua kutub
yang sama tolak menolak dan dua kutub yang berbeda menarik. Ketika sebuah
magnet batang dipotong menjadi dua, potongan tersebut tidak menciptakan kutub
utara dan selatan yang terpisah, melainkan dua magnet, masing-masing dengan
kutub utara dan selatan. Ketika sebuah magnet batang dipotong menjadi empat
bagian, delapan bagian, atau potongan apa pun, Anda mendapatkan satu set
magnet batang dengan kutub magnet yang dihubungkan bersama. Eksperimen
menunjukkan bahwa dalam bahan magnet, molekul bahan adalah magnet , magnet
kecil disebut "magnet unsur". Karena itu, tidak mungkin membedakan kutub utara
dan kutub selatan dari bahan magnet. Medan magnet di sekitar arus listrik lebih
dikenal dengan sebutan induksi magnet. Pertama kali besar induksi magnet
diselidiki oleh Biot dan Savart sehingga persamaan matematis yang menyatakan
induksi magnet disebut dengan hukum Biot Savart. Di ruang sekitar bahan magnet
terdapat medan magnetik. Hal ini dapat dirasakan ketika ada magnet lain yang
didekatkan, maka magnet tersebut akan mengalami gaya tarik atau gaya tolak magnet.
Medan magnet dapat dilukiskan dengan garis-garis yang dinamakan garis-garis gaya
magnet. Medan magnet adalah medan vektor, artinya besaran yang menyatakan medan
magnet adalah besaran vektor yaitu vektor induksi magnet (B) r .   (endarko dan
yudoyono, 2007).

Dalam kasus efek Hall, medan listrik E~, medan magnet B~ dan arah juga dipilih
pergerakan muatan ~v saling tegak lurus. Bahan cetakan diasumsikan ada Jari-jari di
mana sebagian besar pembawa muatan adalah lubang atau muatan positif dan beda
potensial yang diberikan Vouter dalam arah x lubang bergerak ke arah sumbu x positif
(ke kanan) dengan kecepatan creep lihat. Medan magnet dipilih tergantung pada arah
menuju pembaca atau dari kertas sumbu z positif. Perbedaan diukur dari sisi material
dalam arah y. Suatu potensial disebut potensial Hall VH. Hal ini menyebabkan lubang
membungkuk pada awalnya gaya magnet yang bekerja pada muatan q yang bergerak
dengan kecepatan vd sehingga muatan positif terkumpul di bagian bawah bahan dan
bagian tidak ada muatan positif. Akibatnya, bidang muncul Aliran yang mengalir dari
bawah ke atas. Medan listrik ini tercipta Potensi VH Hall lebih positif daripada di dasar
material di atas. Namun, jika mayoritas posting adalah Elektron atau muatan negatif,
pembentukan muatan negatif adalah terjadi di bagian bawah, sehingga potensial Hall VH
lebih negatifdi bagian bawah bahan dan bukan di atas. Melihat tandanya Potensi Hall VH
sebagian besar dapat diidentifikasi sebagai pembawa muatan material. Semikonduktor
dapat dibagi menjadi tipe-n dan tipe-p (Viridi, 2010).
KELOMPOK XII
DIMAS TIRTA | D071221043
PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

III.1. ALAT DAN BAHAN

Statif

Fungsi:
sebagai penyangga current balance

Power Supply

Fungsi:
sebagai sumber tegangan dan arus

KELOMPOK XII
DIMAS TIRTA | D071221043
PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

untuk menghubungkan power


Basic Current Fungsi: supply dan current balance
Balance mengalirkan arus
sehingga timbul
medan magnet

Electronic Balance
Fungsi:
untuk mengukur massa dari magnet

Banana Plug Red and


Black
Fungsi:

KELOMPOK XII
DIMAS TIRTA | D071221043
PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus II FT-UH Jl. Poros Malino Km. 7, Borongloe Gowa 92171
Telepon (0411) 586200/ (0411) 584200 Faximile (0411) 585188

Current Loop

Fungsi:
sebagai kawat pengantar arus

Removable Magnets (six)


Fungsi:

untuk menghasilkan medan magnet

KELOMPOK XII
DIMAS TIRTA | D071221043
III.2. PROSEDUR PERCOBAAN

III.2.1. Gaya Magnet dengan Arus


1. Memasukkan antara 4-6 magnet kedalam Iron Yoke untuk memberikan
medan magnet yang konstan. Memasukkan jumlah magnet pada tabel
1.
2. Memilih salah satu Current Loop yang akan digunakan pada seluruh
percobaan dan mencatat panjang loop pada tabel 1.
3. Mengatur Current Balance seperti pada gambar di bawah:

4. Menentukan massa iron yoke dan magnet tanpa adanya arus listrik yang
mengalir. Menuliskan hasilnya di kolom “Massa” pada tabel 1.
5. Menyalakan power supply dan mengatur arus yang telah ditentukan.
Menentukan massa baru yang ditimbulkan dari magnet tersebut.
Menuliskan hasilnya di kolom “Massa” pada tabel 1.
6. Menaikkan arus listrik sesuai yang ditentukan, kemudian menuliskan
hasil dari setiap pengukuran massa baru yang ditimbulkan dari magnet
tersebut pada
tabel 1.
III.2.2. Gaya Magnet dengan Panjang Kawat
1. Memasukkan antara 4-6 magnet kedalam Iron Yoke untuk memberikan
medan magnet yang konstan.
2. Memasukkan nomor magnet yang digunakan pada tabel 2.
3. Memilih Current Loop terpendek untuk memulai percobaan.
4. Mengatur Current Balance seperti pada gambar dibawah:
5. Menentukan massa dari iron yoke dan magnet tanpa adanya arus listrik
yang mengalir. Menuliskan hasilnya di kolom “Massa” pada tabel 2.
6. Menyalakan power supply dan mengatur arus sesuai yang telah
ditentukan. Tuliskan hasilnya pada tabel 2.
7. Menentukan massa baru yang ditimbulkan dari magnet tersebut.
Menuliskan hasilnya di kolom “Massa” pada tabel 2.
8. Mengayunkan lengan dari Basic Current Balance, untuk melepaskan
Current Loop dari celah medan magnet.
9. Menarik Current Loop dengan lembut dari Basic Current Balance.
Mengganti Current Loop dengan tipe lain dan perlahan-lahan
menurunkan lengan Basic Current Balance untuk memposisikan Current
Loop pada celah medan magnet.
10. Mengulangi langkah 6-8 untuk setiap Current Loop dan memasukkan
data yang sesuai pada tabel 2.
III.2.3. Gaya Magnet dengan Medan Magnet
1. Memasukkan satu magnet kedalam Iron Yoke dan memusatkan magnet
pada pemegang.
2. Memilih salah satu Current Loop yang akan digunakan pada seluruh
percobaan dan mencatat panjang loop pada tabel 3.
3. Mengatur Current Balance seperti pada gambar dibawah:
4. Menentukan massa dari iron yoke dan magnet tanpa adanya arus listrik
yang mengalir. Menuliskan hasilnya di kolom “Massa” I=0 pada tabel 2.
5. Menyalakan power supply dan mengatur arus antara 0 A dan 3 A.
Menuliskan hasilnya pada tabel 3.
6. Menentukan massa baru yang ditimbulkan dari magnet tersebut.
Menuliskan hasilnya di kolom “Massa” I>0 pada tabel 3.
7. Mematikan power supply untuk mengubah arus menjadi 0 A.
8. Mengayunkan lengan dari Basic Current Balance, untuk melepaskan
Current Loop dari celah medan magnet.
9. Menambahkan magnet pada iron yoke dengan menyelaraskan kutub pada
magnet sehingga magnet yang terpasang memiliki kutub yang searah.
10. Menurunkan lengan dari Basic Current Balance dan mereposisi Current
Loop kedalam celah medan magnet. Memastikan Current Loop tidak
menyentuh iron yoke.
11. Menentukan massa dari iron yoke dan magnet tanpa adanya arus listrik
yang mengalir. Menuliskan hasilnya di kolom “Massa” I=0 pada tabel 3.
12. Menyalakan power supply untuk memberikan arus melewati loop.
13. Mengukur massa baru yang ditimbulkan oleh magnet dan mencatat
hasilnya di kolom “Massa” I>0 pada tabel 3.
14. Mengulangi langkah 7-14 untuk 3, 4, 5 dan 6 magnet.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. HASIL
IV.1.1. TABEL DATA GAYA MAGNET DAN ARUS LISTRIK
Jumlah Magnet :
Massa Awal :
Kode Current Loop :

Arus Massa
(A) (kg)

IV.1.2. TABEL DATA GAYA MAGNET DAN PANJANG KAWAT


Jumlah
Magnet : Arus
:
Kode Current Loop Massa
(cm) (kg)
SF 37
SF 38
SF 39
SF 40
SF 41
SF 42
IV.1.3. TABEL DATA GAYA MAGNET MEDAN MAGNET
Kode Current Loop :

Massa (kg)
∑ Magnet
0A 3A

IV.2. PENGOLAHAN DATA


A. Gaya Magnet dan Arus Listrik
- Menentukan Gaya Magnetik (F)
𝑭 = (𝒎𝟐 − m𝟏)𝒈
B. Gaya Magnet dan Panjang Kawat
- Menentukan Gaya Magnetik (F)

𝑭 = (𝒎𝟐 − 𝒎𝟏)𝒈
- Menentukan Medan Magnet pada panjang kawat
F
B=
I. L
C. Gaya Magnet Pada Medan Magnet

- Menentukan Gaya Magnetik (F)

𝑭 = (𝒎𝟐 − 𝒎𝟏)𝒈
IV.1.4. GRAFIK
 Gaya Magnet terhadap Arus Listrik

 Gaya Magnet terhadap Panjang Kawat


 Gaya Magnet terhadap Medan Magnet
IV.2 PEMBAHASAN

.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
BAB V
PENUTUP

V.1 KESIMPULAN

.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
V.2 SARAN
V.2.1 SARAN UNTUK LABORATORIUM

................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
V.2.2 SARAN UNTUK ASISTEN

................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin. 2017. Fisika Dasar II. Bandung : Institut Teknologi


bandung.

Endarko, dan Gatut Yudoyono. 2007. Draf Modul Fisika. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional

Viridi, Sparisoma. 2010. Fisika Dasar. Bandung : Institut Teknologi Bandung.

.............................................................................................................................................
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai