Anda di halaman 1dari 11

KIMIA ANALISIS

KATION GOLONGAN V
KELOMPOK 5
Alfiyyah Nur Azizah
Oktavia Eka Nuzullul A
Melly Anindhia
Abdul Mufid
Dosen Pembimbing : Siti Fatimah

Jl. A.Yani Pabelan, Kartasura, Surakarta – Indonesia 57162


Telp.: +62-271-717417, Fax. +62-271-715448
Website: www.ums.ac.id, email: ums@ums.ac.id
REAKSI IDENTIFIKSI DAN ANALISIS KATION GOLONGAN V

Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada analisis cuplikan material untuk mengetahui komposisi, struktur,
dan fungsi kimiawinya. Secara tradisional, kimia analitik dibagi menjadi dua jenis, kualitatif dan kuantitatif :
 Analisa Kualitatif adalah penyelidikan kimia mengenai jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau
campuran. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat
 Analisa Kuantitatif Adalah penyelidikan kimia mengenai kadar unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau
campuran.

Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari susunan persenyawaan atau campuran persenyawaan
di dalam suatu sampel. Suatu senyawa dapat diuraikan menjadi anion dan kation. Analisa anion dan kation bertujuan untuk
menganalisa adanya ion dalam sample. Analisa Anion dominan menggunakan cara yang lebih mudah dibanding analisa
terhadap kation dan berlangsungnya juga sangat singkat. Analisa anion - kation dapat juga digunakan dalam berbagai bidang
kehidupan, seperti dalam pemeriksaan darah, urine, dan sebagainya.
GOLONGAN KATION
Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada  Golongan IV: membentuk endapan dengan ammonium
perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat karbonat dengan adanya ammonium klorida dalam
kation tersebut. Kation diklasifikasikan dalam 5
golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap suasana netral atau sedikit asam.
beberapa reagensia.  Golongan V: disebut juga golongan sisa karena tidak
 Golongan I: membentuk endapan dengan asam bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan
klorida encer. Contohnya : timbal, raksa, dan perak. sebelumnya. Ion kation yang termasuk dalam golongan ini
 Golongan II: membentuk endapan dengan hydrogen antara lain magnesium, natrium, kalium, dan ammonium.
sulfide dalam suasana asam mineral encer.
Contohnya adalah merkurium (II),
tembaga,cadmium, bismuth, stibium, timah.
 Golongan III: membentuk endapan dengan
ammonium sulfide dalam suasana netral. Kation
golongan ini antara lain nikel, besi, kromium,
aluminium, seng, mangan, dan kobalt.
SIFAT GOLONGAN KATION KE V
1. Reagensia Golongan : tak ada reagensia umum untuk kation-kation golongan ini.
2. Reaksi Golongan : kation-kation golongan kelima tidak bereaksi dengan asam klorida, hydrogensulfide atau garam-
garam asmonium dengan ammonium karbonat. Reaksi ion ammonium sangat serupa dengan reaksi-reaksi ion kalium,
karena jari-jari ion dari kedua ion ini hampir identic.

KATION GOLONGAN KE V
 Magnesium, Mg ( Ar : 24,305).
Magnesium adalah logam putih, dapat ditempa dan diliat. Ia melebur pada 650˚C. Logam ini mudah terbakar dalam udara atau oksigen
dengan mengeluarkan cahaya putih yang cemerlang, logam ini perlahan-lahan terurai oleh air pada suhu biasa tetapi pada titik didih air
reaksi berlangsung secara cepat.

Magnesium hidroksida, jika tak ada garam ammonium, praktis tak larut. Magnesium larut dengan mudah dalam asam :
Reaksi-reaksi ion magnesium
Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini, dapat dipakai larutan 0,5M dari magnesium klorida, MgCl₆.6H₂O atau magnesium sulfat,
MgSO₄.7H₂O.
• Larutan ammonia : pengendapan parsial magnesium hidroksida yang putih dan seperti gelatin. Endapan larut sangat sedikit sekali dalam
air (12 mg/liter, Ks = 3,4 x 10⁻¹¹), tetapi mudahlarut dalam garam-garam ammonium.
• Larutan natrium hidroksida : endapan putih magnesium hidroksida yang tidak larut dalam reagensia berlebihan, tetapi mudah larut
dalam garam-garam ammonium.
• Larutan Natrium hidroksida : endapan putih magnesium hidroksida, yang tak larut dalam reagensia berlebihan, tetapi mudah larut dalam
garam-garam ammonium. Dengan adanya garam-garam ammonium, tidak terjadi pengendapan karena kesetimbangan.

 Kalium, K (Ar=39,098)
Kalium adalah logam putih-perak yang lunak. Logam ini melebur pada 63,5˚C. Ia tetap tak berubah dalam udara kering, tetapi dengan
cepat teroksidasi dalam udara lembab, menjadi tertutup dengan suatu lapisan biru, menguraikan air dengan dahsyat sambil melepaskan
hydrogen dan terbakar dengan nyala lembayung.

Kalium biasanya disimpan dalam pelarut nafta. Garam-garam kalium mengandung kation monovalen K⁺ garam-garam ini biasanya
larut dan membentuk larutan yang tak berwarna, kecuali bila anionnya berwarna.
Reaksi-reaksi ion kalium
Larutan kalium klorida, KCL, M dapat dipakai untuk uji-uji ini.
1. Larutan natrium heksanitritokobaltat (III) Na₃[Co(NO₂)₆]: endapan kuning kalium heksanitritokobaltat (III) :

Endapan tak larut dalam asam asetat encer. Jika ada natrium dalam jumlah yang lebih banyak (atau jika reagensia
ditambahkan berlebihan) terbentuk suatu garam campuran, K2Na[Co(NO2)6]. Endapan terbentuk dengan segera
dalam larutan-larutan pekat, dan lambat dalam larutan encer; pengendapan dapat dipercepat dengan pemanasan.
Garam-garam ammonium memberi endapan yang serupa dan tak boleh ada.
2. Larutan asam tartarat (atau larutan natrium hydrogen tartrat): endapan kristalin putih kalium hydrogen tartrat. Jika
asam tartarat yang dipakai larutan harus dibufferkan dengan natrium asetat, karena asam kuat yang terbentuk dalam
reaksi (a), melarutkan endapan. Garam-garam ammonium menghasilkan endapan yang serupa, maka tak boleh ada.
3. Uji natrium heksanitritokobaltat (III) dengan perak nitrat
Ini adalah suatu modifikasi dari reaksi 1 dan dapat dipakai untuk larutan yang bebas-halogen. Pengendapan garam-
garam kalium dengan larutan natrium heksanitritokobaltat (III) dan larutan perak nitrat, menghasilkan senyawa
K₂Ag[Co(NO₂)₆], yang kurang larut dibanding senyawa natrium padanan nya K₂Na[Co(NO₂)₆], maka uji ini
adalah lebih peka. Kepekaan: 1µg K. Batas konsentrasi: 1 dalam 50.000. Jika larutan perak nitrat tak ditambahkan,
kepekaan adalah 4µg K.
 Natrium, Na (Ar: 22,99)
Natrium adalah logam putih perak yang lunak, yang melebur pada 97,5. Natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka
harus disimpan terendam seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena.
Reaksi-reaksi ion Natrium
Logam ini bereaksi keras dengan air, membentuk natrium hidroksida dan hydrogen :
2Na + 2H₂O 2Na⁺ + 2OH⁻ + H₂
 Larutan uranil magnesium asetat : endapan kristalin kuning, natrium magnesium uranil asetat NaMg(UO ₂)₃(CH₃)
(CH₃COO)₉9H2O, dari larutan pekat. Penambahan kira-kira sepertiga volume alcohol akan dapat membantu pengendapan :
Na⁺ + Mg²⁺ + 3UO₂²⁺ + 9CH₃COO⁻ NaMg(UO₂)₃(CH₃COO)₉
 Larutan asam kloroplatinat, asam tartarat atau natrium heksanitritokobaltat (III) : tak ada endapan dengan larutan garam
natrium.
 Reagensia uranil zink asetat. Sebagai uji yang peka terhadap natrium, Reagensia uranilzink asetat kadang-kadang lebih
disukai ketimbang memakai uranil magnesium asetat, NaZn(UO₂)₃(CH₃COO)₉H₂O. Reaksi ini cukup selektif untuk
natrium. Kepekaan reaksi dipengaruhi oleh tembaga, merkurium, cadmium, alumunium, kobalt, nikel, mangan, zink,
kalsium, stronsium, barium, dan ammonium jika terdapat dalam konsentrasi yang melebihi 5g/l, garam-garam kalium dan
litium mengendap jika konsentrasi dalam larutan masing-masing melebihi 5 g/l dan 1 g/l..
 Uji kering (pewarnaan nyala) nyala Bunsen yang tak cemerlang akan diwarnai kuning kuat oleh uap garam natrium. Warna
ini tak terlihat bila dipandang melalui 2 lapisan lempeng kaca kobalt yang biru. Garam natrium dalam jumlah yang sedikit
sekali memberhasil positif pada uji ini, dan hanya warna yang kuat dan bertahan lama yang menunjukkan bahwa natrium
terdapat dalam jumlah yang berarti.
Reaksi-reaksi ion Amonium, NH4 ⁺ (Mr: 18,038)
Ion-ion ammonium diturunkan dari ammonia, NH₃, dan hydrogen H⁺. Ciri-cirikhas ion ini adalah serupa dengan cirri-ciri khas ion logam-logam
alkali.
 Larutan natrium hidroksida: gas ammonia dilepaskan ketika dipanaskan.
NH₄⁺ + OH⁻ NH₃ + H₂O
Ini dapat diidentifikasikan :
a) Dari baunya (dengan hati-hati ciumlah uap setelah mengangkat tabung uji atau gelas piala kecil dari api),
b) Dari terbentuknya uap putih ammonium klorida bila sebuah batang kaca yang dibasahi asam klorida pekat dipegangi dalam uapnya,
c) Dari fakta bahwa gas ini menyebabkan kertas lakmus merah berubah menjadi biru atau kertas kunyit menjadi coklat,
d) Dari kemampuannya untuk mengubah kertas saring yang dibasahi larutan merkurium (I) nitrat menjadi hitam (ini adalah uji yang sangat
terpercaya), dan
e) Kertas saring yang dibasahi larutan mangan (II) klorida dan hydrogen peroksida member warna coklat, karena oksida terhadap mangan oleh
larutan basa yang terbentuk itu.

Terbentuk campuran merkurium (II) amidonitrat (endapanputih) dan merkurium (endapan hitam):
2NH₃ + Hg₂²⁺ + NO₃⁻ Hg(NH₂)NO₃ + Hg + NH₄⁺
Terbentuk mangan (IV) oksida berhidrat:
2NH₃ + Mn²⁺ + H₂O + H₂O MnO(OH)₂ + 2NH₄⁺
 Reagensia Nessler (larutan basa dari kalium tetraiodomerkurat (II)): endapan coklat atau pewarnaan coklat atau kuning
dihasilkan sesuai dengan jumlah ammonia atau ion ammonium yang terdapat endapan merkurium (II) amidoiodida basa:
NH₄⁺ + 2[HgI₄]²⁻ + 4OH HgOHg(NH₂)I + 7I⁻ + 3H₂O
 Natrium heksanitritokobaltat (III) , (Na3[Co(NO2)6]): endapan kuning ammonium heksanitritokobaltat (III),
(NH4)3[Co(NO2)6], yang serupa dengan yang dihasilkan oleh ion kalium.
 Asam heksakloroplatinat (IV) (H2[PtCl6]: endapan kuning ammonium heksakloroplatinat (IV)
Ciri khas endapan adalah serupa dengan ciri-ciri garam kalium yang bersangkutan , tetapi berbeda darinya dalam hal endapan
ini terurai ketika dipanaskan dengan larutan natrium hidroksida, dengan melepaskan gas ammonia.
• Larutan natrium hydrogen tartat ( NaH.C4H4O6)* jenuh : endapan putih ammoniumtartat asam NH4.H.C4H4O6, yang
serupa tetapi sedikit lebih larut daripada garam kalium yang bersangkutan, dari mana endapan itu dapat dibedakan karena
dilepaskannya gas ammonia, sewaktu endapan dipanaskan dengan larutan natrium hidroksida.
• Larutan asam perklorat atau natrium perklorat : tak ada pengendapan (perbedaan kalium).
ANALISIS KATION GOLONGAN V
Kation golongan V disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan reagensia reagensia golongan sebelumnya. Ion kation yang
termasuk dalam golongan ini antara lain magnesium, natrium, kalium, dan ammonium (Vogel, 1990). Selain itu juga merupakan sisa
pemisahan darigolongan I,II,III,IV. Golongan sisa tidak memerlukan pereaksi untuk pemisahannya. Masing-masing kation dapat diidentifikasi
dengan pereaksi khusus yang membedakan satu dengan yang lainnya.

Identifikasi Kation Golongan V


Olah residu yang kering dari golongan IV dengan air 4 ml air, aduk, panaskan selama 1 menit,dan saring (1).Jika residu melarut
sempurna (atau hamper sempurna) dalam air, encerkan larutan yang terjadi (jika perlu, setelah disaring) sampai kira-kira 6 ml, dan bagi
menjadi tiga bagian yang kira-kira sama: (i) pakai bagian yang pertama untuk menguji terhadap Mg dengan larutan ‘oksina’ yang telah
disiapkan: pastikan Mg dengan memberlakukan uji ‘magneson’ kepada 3-4 tetes larutan.

Residu Filtrate
Larutkan dalam beberapa tetes HCl encer dan tambahkan 2-3 ml air. Bagi larutan menjadi dua bagian yang tak sama. (i) Bagian yang
lebih banyak : olah 1 ml larutan oksina 2% dalam asam asetat 2M,dengan 5 ml larutan ammonia 2M, dan jika perlu, panaskan untuk
melarutkan setiap oksina yang diendapkan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai