Anda di halaman 1dari 11

Nama : Shakira Aprillia Tanudjaja

NIM : 202106020015
Student ID : 12021000533

LAPORAN PRELAB MODUL VI


Laju Reaksi dan Orde Reaksi

Tanggal 11 Oktober 2021

A. TUJUAN
Mahasiswa bisa mengerti cara untuk menetapkan orde reaksi dari suatu reaksi
kimia melalui suatu percobaan yang dilaksanakan.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam reaksi kimia dapat ada yang selesai dengan cepat ada yang selesai
dengan lambat. Laju reaksi kimia merupakan kecepatan proses dalam reaksi tersebut.
Untuk lebih jelasnya lagi, laju reaksi kimia bisa diartikan sebagai kecepatan
berkurangnya konsentrasi pada reaktan atau kecepatan bertambahnya konsentrasi pada
produk tiap satuan waktu. Ada hal-hal yang bisa mempengaruhi laju reaksi ini, yaitu
suhu, luas permukaan bidang sentuh, katalis, dan konsentrasi.

Orde reaksi kimia didapat dengan menjumlahkan seluruh eksponen dari


konsentrasi pada persamaan laju reaksi. Orde reaksi ini memberi tahu besar pengaruh
konsentrasi pereaksi terhadap kecepatan suatu reaksi. Untuk menentukan orde reaksi
hanya dapat diperoleh melalui percobaan atau eksperimen.

Laju reaksi dan molaritas berhubungan berdasarkan rumus, v = k [A]n [B]m.


Dengan v sebagai laju reaksi, k sebagai konstanta laju, A sebagai zat A, n sebagai orde
reaksi zat A, B sebagai zat B, dan m sebagai orde reaksi zat B.
C. LANGKAH KERJA
Persiapan peralatan untuk mengukur konsentrasi H2O2:

Alat yang digunakan sebagai pengukur konsentrasi H2O2 dibuat sesuai pada gambar

Langkah awal, sumbat karet satu lubang dipasang pada batang dari pipa gelas menyisakan
2,5 cm pada bagian atas dan bawah sumbat pada labu Erlenmeyer berukuran 125 mL

Ujung pipa U yang satu dihubungkan dengan pipa kaca yang keluar dari sumbat karet
yang sudah dipasang pada labu Erlenmeyer memanfaatkan bantuan selang silikon

Sebanyak 300 mL air tak ber-ion (akuades) dituangkan ke dalam gelas beaker berukuran
500 mL
Gelas beaker berukuran 500 mL ditaruh di samping statif yang sudah lengkap terpasangi
klem penjepit buret

Air tak ber-ion (akuades) dituangkan ke buret berukuran 25 mL, kemudian tutup ujung
buret dengan memakai jari agar airnya tidak tumpah ketika buret akan dibalik

Buret dibalik seraya dimasukkan ke gelas beaker berukuran 500 mL yang sudah terisi oleh
air tak ber-ion (akuades), jadi ujung buret dalam keadaan terendam air

Ujung dari pipa U satunya lagi yang tidak dipasang selang silikon dipasang di ujung buret
yang posisinya terendam air tadi

Buret lalu diklem dengan menggunakan klem yang berada pada statif

Kran dari buret dibuka dengan pelan-pelan dan penuh perhatian agar cairan di dalamnya
dapat dikeluarkan sampai berada di batas yang bisa dibaca pada skala buret

Posisi cairan pada buret diamati dan dicatat


PERCOBAAN I: Mengukur konsentrasi H2O2

Sebanyak kira-kira 40 mL H2O2 dengan konsentrasi 3% dituangkan ke dalam gelas beaker


berukuran kecil

Penutup labu erlenmeyer dibuka dan sebanyak 2,00 mL H2O2 dengan konsentrasi 3%
diambil dan dimasukkan ke dalamnya dengan bantuan pipet volume

Sebanyak kira kira 0,1 gram ragi dipindahkan ke dalam labu Erlenmeyer

Dengan cermat dan lekas, labu Erlenmeyer ditutup memakai penutup karet, dan dipastikan
tidak ada yang bocor

Semestinya akan ada gas oksigen yang tercipta dan dapat dilihat dengan terbentuknya
gelembung gas yang kemudian mulai mengalir menuju dalam buret

Apabila hal ini tidak terjadi, maka mungkin tutup karet yang digunakan ada bocornya,
sehingga percobaan harus diulang lagi

Labu Erlenmeyer digoyangkan secara pelan agar yakin bahwa tidak ada lagi oksigen yang
mengalir memasukki buret.

Tekanan udara dihitung dengan barometer, temperatur di dalam gelas beaker diukur,
jumlah air (mL) yang masih bersisa di dalam buret dihitung, dan volume gas oksigen
dalam buret dihitung
Sesuai temperatur yang telah diukur dan diamati, tekanan uap air literatur dicari dari buku
kimia

Molaritas dari H2O2 pada setiap percobaan dihitung kemudian dicatat hasilnya

Seluruh percobaan ini diulangi satu kali lagi, kemudian molaritas H2O2 dihitung rata-
ratanya

Persiapan peralatan untuk menghitung laju reaksi

Peralatan untuk menentukan laju reaksi sesuai gambar


Langkah awal, sumbat karet satu lubang dipasang di batang dari pipa gelas menyisakan
2,5 cm pada bagian atas dan bawah sumbat pada labu Erlenmeyer berukuran 125 mL

Labu erlenmeyer berukuran 250 mL diisi dengan sebanyak 200 mL air tak ber-ion
(akuades)

Labu Erlenmeyer diklem pada statif dengan bantuan klem penjepit

Labu Erlenmeyer ditutup memakai karet sumbat berlubang dua dan sudah dipasangi pipa
kaca sesuai gambar di atas

Pipa pendek pada labu Erlenmeyer diperhatikan agar tidak terendam pada air yang ada di
dalam labu Erlenmeyer

Selang yang terbuat dari silikon dipasang di bagian ujung pipa kaca yang berada di luar
labu erlenmeyer

Pipa kaca berukuran pendek dihubungkan dengan pipa kaca pada labu Erlenmeyer
berukuran 125 mL dengan bantuan selang silikon

Pipa kaca yang lebih panjang juga dipasang selang silikon, dan selang dimasukkan ke
gelas ukur berukuran 25 mL, kerapatan dan ketidakbocoran dipastikan kembali
PERCOBAAN 2: Pengukuran laju reaksi
Percobaan 2.1. 0,88 M H2O2 dan 0,60 M KI

Sebanyak 5,0 mL H2O2 yang sudah diketahui konsentrasinya dari Percobaan 1 diambil
dengan bantuan pipet volume, kemudian dipindahkan ke labu Erlenmeyer ukuran 125 mL

Dengan cermat dan lekas, sebanyak 10,00 mL KI dengan konsentrasi 0,60 M dipindahkan
ke labu Erlenmeyer ukuran 125 mL dengan bantuan dari pipet volume

Labu Erlenmeyer segera ditutup dengan rapat dan dipastikan bahwa tidak ada yang bocor

Labu Erlenmeyer dengan ukuran 125 mL digoyangkan selama beberapa saat agar kedua
larutan dapat tercampur merata

Saat air keluar dengan menetes lewat ujung selang silikon yang dimasukkan ke gelas ukur,
segera ukur waktu dengan bantuan stopwatch

Waktu untuk setiap 1 mL air keluar melalui selang silikon diamati dan dicatat, lakukan
sampai kira-kira 12 mL air keluar dari selang

Grafik mengenai hubungan air yang keluar melalui selang (sumbu y) dan waktu dalam
satuan detik (sumbu x) dibuat dengan excel atau program lainnya

Persamaan garis hubungan dari dua hal tersebut dan nilai R2 dari persamaan tersebut ditulis
Kemiringan dari persamaan garis yang tadi dicatat nilainya

Percobaan dilakukan sekali lagi dan dihitung hasil rata-ratanya

Percobaan 2.2. 0,88 M H2O2 dan 0,30 M KI

Percobaan 2.2 dilakukan persis dengan Percobaan 2.1 namun dengan larutan KI diganti
menjadi larutan KI dengan konsentrasi 0,30 M

Percobaan 2.3. H2O2 encer dan 0,60 M KI

Percobaan 2.2 dilakukan persis dengan Percobaan 2.1 namun dengan larutan KI diganti
menjadi larutan KI dengan konsentrasi 0,30 M

D. JAWABAN PERTANYAAN MODUL


1. Molaritas larutan yang dibuat dari 10,00 mL 3,00% H2O2 (v/v) dan dilarutkan dengan
menggunakan 15,00 mL air bebas ion dan massa jenis 3% H2O2 sebesar 1,0095 g/mL
adalah:
- Molaritas 3,00% H2O2:
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 H2O2 (gram)
Massa jenis H2O2 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 H2O2 (mL)
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
1,0095 g/mL = 10,00 𝑚𝐿

Massa H2O2 = 10,095 gram

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 H2O2 (gram)


n H2O2 =
𝑀𝑟 H2O2
10,095 𝑔
n H2O2 = (2𝑥1)+(2𝑥16)

= 0,3 M
𝑛
- M 3,00% H2O2 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

0,3
M0 = 10 𝑚𝐿

= 0,03 M
- V1 = 10,00 mL + 15,00 mL

= 25 mL

- M0 . V0 = M1 . V1
0,03 M . 10 mL = M1 . 25 mL
3
M1 = 25

= 0,012 M

2. Saat mencari orde H2O2 dilakukan Percobaan 2.1 dan 2.3 agar kita tahu bahwa terdapat
perbedaan konsentrasi pada H2O2 yang digunakan meskipun volume pada kedua
percobaan adalah sama yaitu 5,00 mL. Hal ini disebabkan oleh H2O2 yang digunakan
pada percobaan 2.3 bersifat encer. Perbedaan konsentrasi ini menyebabkan perbedaan
molaritas, sehingga kita dapat mengamati perbedaan laju reaksi dari perbedaan
molaritas H2O2 tersebut yang secara otomatis juga menghasilkan perbedaan orde H2O2.

3. Saat mencari orde KI dilakukan percobaan 2.1 dan 2.2 agar kita dapat mengamati
bahwa perbedaan konsentrasi dari Kalium Iodida berpengaruh pada laju reaksi dalam
setiap percobaan, lalu secara otomatis akan berpengaruh pada orde KI. Perbedaan
konsentrasi dapat dilihat dari KI yang digunakan pada percobaan 2.1 adalah KI 0,60
M, sementara pada percobaan 2.2 digunakan KI 0,30 M.

4. Evaluasi keberbahayaan dari setiap bahan kimia yang akan dipakai dalam praktikum
kali ini.
- Perlengkapan proteksi yang harus dipakai untuk melakukan praktikum kali ini adalah
jas lab untuk melindungi kulit, masker untuk melindungi saluran pernapasan,
kacamata keamanan (goggles) untuk melindungi wajah dan area mata, sarung tangan
untuk melindungi tangan, sepatu tertutup untuk melindungi kaki.
a. Potasium Iodida (KI)
- Berbahaya kalau terhirup bahan kimia ini, segera ke luar laboratorium untuk
mencari udara segar.
- Berbahaya jika kulit terkena bahan kimia ini, segera lepaskan semua pakaian
yang terkena dan cuci semua area kulit yang terpapar dengan air dan sabun,
kemudian bilas dengan air hangat.
- Berbahaya jika mata terkena bahan kimia ini, segera cuci mata dengan air untuk
beberapa menit lamanya, jangan lupa untuk melepas lensa kontak bila sedang
menggunakan.
- Berbahaya jika bahan kimia ini terkonsumsi atau tertelan, bilas mulut dengan air
bersih, dan jangan muntah, kemudian hubungi tenaga medis untuk penanganan
lebih lanjut.

b. Hidrogen Peroksida 3% (H2O2)


- Berbahaya jika bahan kimia ini terhirup, segera ke luar laboratorium untuk
mencari udara segar dan istirahat sejenak.
- Berbahaya jika kulit terkena bahan kimia ini, segera lepaskan semua pakaian
yang terkena dan cuci semua area kulit yang terpapar dengan air dan sabun,
kemudian bilas dengan air hangat. Apabila timbul iritasi, segera ke dokter untuk
penanganan lebih lanjut.
- Berbahaya jika mata terkena bahan kimia ini, segera cuci mata dengan hati-hati,
jangan lupa untuk melepas lensa kontak bila sedang menggunakan. Hubungi
dokter untuk penanganan lebih lanjut.
- Berbahaya jika bahan kimia ini terkonsumsi atau tertelan, segera bilas mulut
dengan air bersih, jangan dimuntahkan, kemudian segera hubungi tenaga medis
untuk penanganan lebih lanjut.
E. DAFTAR PUSTAKA

1. DD aa FF TTAA RR II SS II - kemdikbud [Internet]. 2019 [cited 2021Oct13]. Available


from: http://repositori.kemdikbud.go.id/20653/1/Kelas%20XI_Kimia_KD%203.6.pdf
2. Hydrogen peroxide, 3% WW - labchem.com [Internet]. Lab Chem; 2018 [cited
2021Oct13]. Available from:
https://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC15450.pdf
3. MATERI KULIAH KIMDAS Kinetika Kimia. Kulon Undip; 2011 [cited 2021Oct14].
Available from:
https://kulon2.undip.ac.id/pluginfile.php/616411/mod_resource/content/1/MATERI%
20KULIAH%20KIMDAS%20%28Kinetika%20Kimia-
2%292020.pdf%20pertemuan%2011.pdf
4. Potassium iodide - labchem.com [Internet]. Lab Chem ; 2017 [cited 2021Oct13].
Available from: https://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC19690.pdf

Anda mungkin juga menyukai