5 - 202106020015 - Shakira Aprillia Tanudjaja - Prelab Modul 6
5 - 202106020015 - Shakira Aprillia Tanudjaja - Prelab Modul 6
NIM : 202106020015
Student ID : 12021000533
A. TUJUAN
Mahasiswa bisa mengerti cara untuk menetapkan orde reaksi dari suatu reaksi
kimia melalui suatu percobaan yang dilaksanakan.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam reaksi kimia dapat ada yang selesai dengan cepat ada yang selesai
dengan lambat. Laju reaksi kimia merupakan kecepatan proses dalam reaksi tersebut.
Untuk lebih jelasnya lagi, laju reaksi kimia bisa diartikan sebagai kecepatan
berkurangnya konsentrasi pada reaktan atau kecepatan bertambahnya konsentrasi pada
produk tiap satuan waktu. Ada hal-hal yang bisa mempengaruhi laju reaksi ini, yaitu
suhu, luas permukaan bidang sentuh, katalis, dan konsentrasi.
Alat yang digunakan sebagai pengukur konsentrasi H2O2 dibuat sesuai pada gambar
Langkah awal, sumbat karet satu lubang dipasang pada batang dari pipa gelas menyisakan
2,5 cm pada bagian atas dan bawah sumbat pada labu Erlenmeyer berukuran 125 mL
Ujung pipa U yang satu dihubungkan dengan pipa kaca yang keluar dari sumbat karet
yang sudah dipasang pada labu Erlenmeyer memanfaatkan bantuan selang silikon
Sebanyak 300 mL air tak ber-ion (akuades) dituangkan ke dalam gelas beaker berukuran
500 mL
Gelas beaker berukuran 500 mL ditaruh di samping statif yang sudah lengkap terpasangi
klem penjepit buret
Air tak ber-ion (akuades) dituangkan ke buret berukuran 25 mL, kemudian tutup ujung
buret dengan memakai jari agar airnya tidak tumpah ketika buret akan dibalik
Buret dibalik seraya dimasukkan ke gelas beaker berukuran 500 mL yang sudah terisi oleh
air tak ber-ion (akuades), jadi ujung buret dalam keadaan terendam air
Ujung dari pipa U satunya lagi yang tidak dipasang selang silikon dipasang di ujung buret
yang posisinya terendam air tadi
Buret lalu diklem dengan menggunakan klem yang berada pada statif
Kran dari buret dibuka dengan pelan-pelan dan penuh perhatian agar cairan di dalamnya
dapat dikeluarkan sampai berada di batas yang bisa dibaca pada skala buret
Penutup labu erlenmeyer dibuka dan sebanyak 2,00 mL H2O2 dengan konsentrasi 3%
diambil dan dimasukkan ke dalamnya dengan bantuan pipet volume
Sebanyak kira kira 0,1 gram ragi dipindahkan ke dalam labu Erlenmeyer
Dengan cermat dan lekas, labu Erlenmeyer ditutup memakai penutup karet, dan dipastikan
tidak ada yang bocor
Semestinya akan ada gas oksigen yang tercipta dan dapat dilihat dengan terbentuknya
gelembung gas yang kemudian mulai mengalir menuju dalam buret
Apabila hal ini tidak terjadi, maka mungkin tutup karet yang digunakan ada bocornya,
sehingga percobaan harus diulang lagi
Labu Erlenmeyer digoyangkan secara pelan agar yakin bahwa tidak ada lagi oksigen yang
mengalir memasukki buret.
Tekanan udara dihitung dengan barometer, temperatur di dalam gelas beaker diukur,
jumlah air (mL) yang masih bersisa di dalam buret dihitung, dan volume gas oksigen
dalam buret dihitung
Sesuai temperatur yang telah diukur dan diamati, tekanan uap air literatur dicari dari buku
kimia
Molaritas dari H2O2 pada setiap percobaan dihitung kemudian dicatat hasilnya
Seluruh percobaan ini diulangi satu kali lagi, kemudian molaritas H2O2 dihitung rata-
ratanya
Labu erlenmeyer berukuran 250 mL diisi dengan sebanyak 200 mL air tak ber-ion
(akuades)
Labu Erlenmeyer ditutup memakai karet sumbat berlubang dua dan sudah dipasangi pipa
kaca sesuai gambar di atas
Pipa pendek pada labu Erlenmeyer diperhatikan agar tidak terendam pada air yang ada di
dalam labu Erlenmeyer
Selang yang terbuat dari silikon dipasang di bagian ujung pipa kaca yang berada di luar
labu erlenmeyer
Pipa kaca berukuran pendek dihubungkan dengan pipa kaca pada labu Erlenmeyer
berukuran 125 mL dengan bantuan selang silikon
Pipa kaca yang lebih panjang juga dipasang selang silikon, dan selang dimasukkan ke
gelas ukur berukuran 25 mL, kerapatan dan ketidakbocoran dipastikan kembali
PERCOBAAN 2: Pengukuran laju reaksi
Percobaan 2.1. 0,88 M H2O2 dan 0,60 M KI
Sebanyak 5,0 mL H2O2 yang sudah diketahui konsentrasinya dari Percobaan 1 diambil
dengan bantuan pipet volume, kemudian dipindahkan ke labu Erlenmeyer ukuran 125 mL
Dengan cermat dan lekas, sebanyak 10,00 mL KI dengan konsentrasi 0,60 M dipindahkan
ke labu Erlenmeyer ukuran 125 mL dengan bantuan dari pipet volume
Labu Erlenmeyer segera ditutup dengan rapat dan dipastikan bahwa tidak ada yang bocor
Labu Erlenmeyer dengan ukuran 125 mL digoyangkan selama beberapa saat agar kedua
larutan dapat tercampur merata
Saat air keluar dengan menetes lewat ujung selang silikon yang dimasukkan ke gelas ukur,
segera ukur waktu dengan bantuan stopwatch
Waktu untuk setiap 1 mL air keluar melalui selang silikon diamati dan dicatat, lakukan
sampai kira-kira 12 mL air keluar dari selang
Grafik mengenai hubungan air yang keluar melalui selang (sumbu y) dan waktu dalam
satuan detik (sumbu x) dibuat dengan excel atau program lainnya
Persamaan garis hubungan dari dua hal tersebut dan nilai R2 dari persamaan tersebut ditulis
Kemiringan dari persamaan garis yang tadi dicatat nilainya
Percobaan 2.2 dilakukan persis dengan Percobaan 2.1 namun dengan larutan KI diganti
menjadi larutan KI dengan konsentrasi 0,30 M
Percobaan 2.2 dilakukan persis dengan Percobaan 2.1 namun dengan larutan KI diganti
menjadi larutan KI dengan konsentrasi 0,30 M
= 0,3 M
𝑛
- M 3,00% H2O2 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
0,3
M0 = 10 𝑚𝐿
= 0,03 M
- V1 = 10,00 mL + 15,00 mL
= 25 mL
- M0 . V0 = M1 . V1
0,03 M . 10 mL = M1 . 25 mL
3
M1 = 25
= 0,012 M
2. Saat mencari orde H2O2 dilakukan Percobaan 2.1 dan 2.3 agar kita tahu bahwa terdapat
perbedaan konsentrasi pada H2O2 yang digunakan meskipun volume pada kedua
percobaan adalah sama yaitu 5,00 mL. Hal ini disebabkan oleh H2O2 yang digunakan
pada percobaan 2.3 bersifat encer. Perbedaan konsentrasi ini menyebabkan perbedaan
molaritas, sehingga kita dapat mengamati perbedaan laju reaksi dari perbedaan
molaritas H2O2 tersebut yang secara otomatis juga menghasilkan perbedaan orde H2O2.
3. Saat mencari orde KI dilakukan percobaan 2.1 dan 2.2 agar kita dapat mengamati
bahwa perbedaan konsentrasi dari Kalium Iodida berpengaruh pada laju reaksi dalam
setiap percobaan, lalu secara otomatis akan berpengaruh pada orde KI. Perbedaan
konsentrasi dapat dilihat dari KI yang digunakan pada percobaan 2.1 adalah KI 0,60
M, sementara pada percobaan 2.2 digunakan KI 0,30 M.
4. Evaluasi keberbahayaan dari setiap bahan kimia yang akan dipakai dalam praktikum
kali ini.
- Perlengkapan proteksi yang harus dipakai untuk melakukan praktikum kali ini adalah
jas lab untuk melindungi kulit, masker untuk melindungi saluran pernapasan,
kacamata keamanan (goggles) untuk melindungi wajah dan area mata, sarung tangan
untuk melindungi tangan, sepatu tertutup untuk melindungi kaki.
a. Potasium Iodida (KI)
- Berbahaya kalau terhirup bahan kimia ini, segera ke luar laboratorium untuk
mencari udara segar.
- Berbahaya jika kulit terkena bahan kimia ini, segera lepaskan semua pakaian
yang terkena dan cuci semua area kulit yang terpapar dengan air dan sabun,
kemudian bilas dengan air hangat.
- Berbahaya jika mata terkena bahan kimia ini, segera cuci mata dengan air untuk
beberapa menit lamanya, jangan lupa untuk melepas lensa kontak bila sedang
menggunakan.
- Berbahaya jika bahan kimia ini terkonsumsi atau tertelan, bilas mulut dengan air
bersih, dan jangan muntah, kemudian hubungi tenaga medis untuk penanganan
lebih lanjut.