Anda di halaman 1dari 5

TEKNOLOGI LINGKUNGAN DALAM ARSITEKTUR

PERAN PERUMAHAN
DALAM ARSITEKTUR KOTA
Felicia Benita

Mei 2015

Rumah adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Rumah yang sehat dapat membentuk
manusia-manusia yang sehat pula. Manusia dapat membentuk sebuah komunitas, lebih jauh lagi
dapat membentuk kelompok masyarakat yang sehat pula. Kesehatan fisik maupun kesehatan jiwa
dapat dipengaruhi oleh arsitektur. Arsitektur memberi pengaruh melalui fungsi yang diwadahinya.

Kehidupan dilihat melalui pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi di dalamnya.


Kawasan permukiman tempat tinggal masyarakat pun senantiasa mengalami pertumbuhan yang
dinyatakan sebagai proses transformasi atau perubahan. Perubahan yang terancana menandakan
permukiman yang berkembang secara positif, contohnya: terciptanya ruang terbuka, sarana dan
prasarana yang memadai. Sebaliknya, perubahan tidak terencana menandakan permukiman yang
berkembang secara negative, contohnya: munculnya kawasan kumuh.

PENDAHULUAN

Arsitektur kota besar Indonesia masih memiliki banyak wilayah permukiman kumuh. Padahal
negara memiliki tujuan untuk mensejahterakan rakyatnya, termasuk melayakkan permukiman yang
tidak layak. Oleh karena itu, tugas para arsitek adalah untuk menciptakan lingkungan dan rumah
yang layak huni. Di dalam rumah pembentukan karakter manusia terjadi, sedangkan di dalam
lingkungan manusia mengalami pertumbuhan dan transformasi. Rumah dan lingkungan yang sehat
dapat menciptakan masyarakat yang memiliki karakter kuat melalui proses interaksi yang saling
menguatkan.
Untuk mencapai interaksi yang saling menguatkan itu konsep pembangunan harus
menempatkan kepentingan manusia setara dengan kepentingan alam/lingkungan. Konsep
pembangunan yang seimbang tersebut biasa disebut sebagai pembangunan yang berkelanjutan.

PENGARUH TRANSFORMASI DALAM KONTEKS PERKOTAAN

Sebuah kota dapat berfungsi saat terdapat sekelompok masyarakat yang berinteraksi dan
menciptakan proses sosial antara satu orang/kelompok dengan orang/kelompok lainnya. Proses
interaksi tersebut dapat mendorong transformasi/perubahan baik dari sisi manusia (proses adaptasi)
maupun dari sisi lingkungan (proses modifikasi). Transformasi lingkungan dapat dilihat berdasarkan
perubahan lahan, bangunan, zona fungsional, dsb.

Interaksi arsitektur sebaiknya diarahkan untuk memberi perubahan pada manusia


penggunanya. Perbedaan tingkat privasi, teritori, personal space, dan aspek sosial budaya dapat
menciptakan kualitas ruang yang berbeda pula. Penempatan, ukuran masa dan besar bukaan juga
turut berperan dalam menciptakan suasana dalam arsitektur.

Interaksi antara ruang publik dan privat membentuk interaksi antarwarga

Proses interaksi dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu:

 FAKTOR IMITASI 

Factor imitasi dalam konteks arsitektur terjadi saat seseorang mematuhi kaidah-kaidah atau
nilai-nilai yang berlaku dalam bangunan. Contohnya, saat suatu style arsitektur dalam suatu
masyarakat ditiru/diadopsi oleh masyarakat lainnya. Saat proses adopsi itu tidak memperhatikan
konteks yang ada, dapat menyebabkan perubahan pola hidup masyarakat yang melemahkan atau
bahkan menghilangkan style asli masyarakat yang mengadopsi.

 FAKTOR SUGESTI 

Faktor sugesti terjadi saat wujud arsitektur memberikan kesan yang kuat kepada manusia
yang menggunakannya sehingga emosi pengguna terbawa oleh kesan yang disampaikan melalui
arsitektur. Kesan dalam arsitektur dapat diciptakan melalui permainan warna, tekstur, material, pola
ruang, pola dinding, dan berbagai unsur arsitektur lainnya. Contohnya, bangunan peribadatan
dirancang sedemikian rupa untuk menciptakan suasana sakral.

Satu hal yang perlu diperhatikan, dalam perancangan arsitektur fokus perancangan harus
diarahkan kepada orang-orang yang menggunakan arsitektur tersebut agar kesan yang dicita-citakan
dapat tersampaikan dengan tepat.

 FAKTOR IDENTIFIKASI 

Faktor identifikasi adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri manusia untuk menjadi
sama dengan objek lain yang diminati. Faktor identifikasi dalam arsitektur merupakan proses
pembentukan karakter manusia yang dipengaruhi oleh wujud arsitektur yang diminati.

 FAKTOR SIMPATI 

Faktor simpati berasal dari kesan atau perasaan (emosi) seseorang terhadap suatu objek
yang dapat mempengaruhi simpatisme. Rasa simpati tersebut dapat muncul apabila terkandung
sebuah cerita di balik wujud arsitektur, misalnya arsitektur heritage membangkitkan memori akan
masa lalu sehingga menimbulkan perasaan familiar, dsb.

Proses interaksi arsitektur dapat berlangsung saat persyaratan-persyaratan dari interaksi


tersebut terpenuhi. Persyaratan tersebut adalah adanya kontak dan komunikasi. Kontak antara
arsitektur dengan manusia yang dapat berlangsung saat manusia tersebut berada di luar ataupun di
dalam bangunan. Kontak antara manusia dengan arsitektur dapat berlangsung secara negative dan
positif. Kontak positif digunakan untuk mengundang orang memasuki sebuah bangunan, sedangkan
kontak negative digunakan untuk menghalau orang-orang dari bangunan.

Kontak arsitektur positif, bersifat mengundang

Selain kontak, perlu adanya komunikasi antara manusia dengan arsitektur agar interaksi
dapat tercipta. Arsitektur sendiri bersifat pasif sehingga komunikasi yang terjadi adalah komunikasi 1
arah. Kamunikasi terjadi saat arsitektur memberikan informasi kepada manusia.

PERSEPSI / INTERPRETASI

Dalam komunikasi 1 arah antara arsitektur dengan manusia, informasi diperoleh melalui
proses penafsiran oleh manusia itu sendiri sehingga memungkinkan terjadi penafsiran yang berbeda-
beda. Oleh karena itu dibuatlah kesepakatan untuk menyamakan interpretasi yang berbeda-beda
tersebut.

Informasi yang diterima manusia akan memicu reaksi dari manusia terhadap arsitektur. Jika
informasi yang diinterpretasikan oleh suatu arsitektur sangat kuat, dapat menciptakan pemaknaan
yang kuat pula bagi para penggunanya. Oleh karena itu ada beberapa karya arsitektur yang dapat
bertahan dari masa ke masa.

Villa Isola, salah satu arsitektur yang memiliki kesan yang kuat
Komunikasi yang benarantara arsitektur dengan manusia memungkinkan terjadinya
kerjasama. Kerjasama ini terjadi saat pesan yang disampaikan melalui arsitektur membangun
kehidupan manusia penggunanya. Saat kehidupan manusia “terbangun”, maka arsitektur yang
selanjutnya pun akan mengalami perkembangan.

INTERAKSI DALAM ARSITEKTUR

Interaksi antara manusia dengan arsitektur yang saling mengembangkan terus berlanjut
menciptakan sebuah siklus yang tidak pernah berhenti. Oleh sebab itu, arsitektur dapat digunakan
sebagai alat untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang tinggal di permukiman kumuh.
Dengan demikian, masyarakat yang sehat dan berkarakter kuat dapat terlahir di kota-kota besar
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai