Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Tentang

PENGGANTIAN DAN PEMELIHARAAN BAN

PADA TRUK MITSUBHISHI CANTER FE 74 125 PS

Disusun Oleh :

Nama : Rizky Muhammad Sidiq A

NIS\NISN : 19104890\0037281910

Kelas : XII TKRO 2

Kopetensi Keahlian :TEKNIK KENDARAAN RINGAN

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

DINAS PENDIDIKAN

SMK NEGERI MANONJAYA

Jl.Raya Gunungtanjung KM.2,5 Tlp. (0265) 381 767 Fax. (0265) 381 767

Email : smkn_manonjaya@yahoo.com.id Manonjaya Tasikmalaya

2021

1
IDENTITAS SISWA

Nama : Rizky Muhamad Sidiq Awaludim

No. Induk siswa : 19104890

Tempat Lahir : Cianjur

Tanggal Lahir : 01 Februari 2003

Alamat : Kp.Sukasirna,RT/RW017/003,
Batusumur,Manonjaya.

Telephone : 085798210175

Agama : Islam

Tinggi badan : 159 cm

Berat badan : 54 kg

Sekolah : SMK Negeri Manonjaya

Kelas/ Jurusan : XII - TKRO 2

Tempat PKL : SUMBER MUKTI (Jl.Manonjaya-Cineam,


Pasir Panjang, Kec.Manonjaya, Kab.Tasikmalaya )

Tasikmalaya, Tgl ……………2021

Rizky Muhammad Sidiq Awaludin

2
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini telah diperiksa/diteliti dan diuji keaslianya pada

Tanggal …………………………………….2021 oleh:

Pembingbing Penguji

Budi Rohmat Yos Ardi,S.Pd

NUPTK:7547756658200022 NIP: 198308012009021004

Menyetujui

Ketua Kopetensi Keahlian

Sudyatno

NIP:1979 1019 201001 1003

3
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya,Sholawat beserta salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada
nabi Muhammad SAW, kepada Keluarganya, Sahabatnya, Tabii’in Tabi’atnya dan
kepada semua umatnya yang mengikuti jejaknya, Rasa syukur penyusun
panjatkan kepada ALLAH SWT. Atas segala kemudahan dan kelancaran, rahmat,
berkah dan karunia-Nya, penyusun di beri umur panjang sehingga dapat
menyelesaikan Laporan Hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang penulis
lakukan selama 4 bulan lamanya yaitu dari bulan Agustus-November 2021 di
Perusahaan Sumber Mukti.

Didalam penulisannya, tidak luput mendapat bantuan dari berbagai pihak


baik berupa saran, kritik, dan masukan yang bersipat membangun sehingga dapat
menghasilkan Laporan Hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dapat selesai
pada waktunya. Oleh karena itu, penyusun mengucap terimakasih kepada instansi
maupun pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan Laporan Hasil Praktik
Kerja Lapangan (PKL) ini, diantaranya:

1. Yth, Bapak Junjun Nugraha S.,Spd.,M.M. selaku Kepala SMKN


Manonjaya.
2. Yth, Bapak Hendri Irawan selaku Kepala Perusahaan
3. Yth, Bapak Oman Risman selaku Pembimbing.
4. Yth, Bapak Sudyatno selaku Ketua Program Keahlian.
5. Yth, Bapak Budi Rohmat selaku pembimbing dari sekolah.
6. Yth, Bapak dan Ibu Guru beserta Staf tata usaha SMKN Manonjaya.
7. Yth, Karyawan Perusahaan Sumber Mukti
8. Yth, Orang tua tercinta yang mana yang telah membantu dalam segi
material maupun dalam segi motivasi selama penyusun menyusun laporan
ini, semoga Alloh SWT membalas semua kebaikannya.
9. Yth, Rekan-rekan seperjuangan adik kelas yang saya banggakan dan
seluruh pihak yang telah membantu akan terselesaikannya Laporan Praktik
Kerja Industri ini.
Penyusun menyadari bahwa Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, sudi kiranya memberikan saran,
masukan maupun kritik yang bersifat membangun guna menyempurnakan
Laporan ini.

Akhir kata semoga segala bentuk upaya yang telah dilaksanakan dalam
rangka meningkatkan kualitas kelulusan dapat membuahkan hasil. Amin...

Penulis

Rizky M Sidiq A
4
DAFTAR ISI
IDENTITAS SISWA........................................................................................................2
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................3
KATA PENGANTAR......................................................................................................4
BAB 1................................................................................................................................5
PENDAHULUAN...............................................................................................................5
1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................................5
1.2 Maksud Dan Tujuan PKL...................................................................................5
1.2.1 Maksud.................................................................................................................5
1.2.2 Tujuan..................................................................................................................6
BAB 2................................................................................................................................7
SEJARAH DU/DI.............................................................................................................7
1. Sejarah Management di DU/DI..................................................................................7
STRUKTUR PERUSAHAAN.....................................................................................7
DENAH PERUSAHAAN.............................................................................................9
BAB 3..............................................................................................................................10
KAJIAN TEORI............................................................................................................10
3.1 DasarTeori..............................................................................................................10
3.4 Analisa Gangguan..................................................................................................20
PELAKSANAAN di DU/DI PEMBAHASAN MATERI MEMPERBAIKI RODA
DAN BAN...................................................................................................................26
3.1 Alat dan Bahan.................................................................................................26
3.2 Keselamatan Kerja...........................................................................................26
3.3 Langkah Kerja........................................................................................................27
3.3.1 Pembongkaran..................................................................................................27
33.2 Pemeriksaan/Analisa Kerusakan.........................................................................27
3.3.3 Perbaikan............................................................................................................30
3.3.4 Pemasangan........................................................................................................30
3.6 Analisis.................................................................................................................32
BAB IV............................................................................................................................33
PENUTUP.......................................................................................................................33
4.1 Kesimpulan......................................................................................................33
4.2 Saran................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................34

5
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Latar belakang pembuatan tugas laporan parakerin ini adalah untuk lebih
memahami tentang masalah roda dan ban beserta komponennya.

Ban adalah bagian dari pemindah tenaga dan mengubah arah gerak
kendaraan mengikuti putaran roda kemudi, ban juga merupakan bagian dari sistem
kemudi. Ditambah lagi karena ban juga menopang berat kendaraan dam
meredgetaran dari jalan ban juga merupakan sistem suspense oleh karena itu pada
saat melakukan troubleshooting pada masalah ban ketiga sistem tersebut yaitu ban
dan pelek, kemudi dan suspense harus juga diperhatikan sama pentingnya
kesalahn perawatan ban juga akan menyebabkan gangguan pada ban dan sistem
lainnya yang terkait.

Roda dapat dibagi menjadi pelek dan ban. Pelek roda dapat dibedakan
menurut metode pembuatan bahannya yaitu baja press dan campuran besi tuang (
cast light alloy ). Ban berfungsi untuk menahan seluruh berat kendaraan
memindahkan gaya gerak dan gaya pengereman kendaraan kejalan, dan juga
mengontrol star, akselerasi, deselasi, pengereman dan berbelok. Juga mengurangi
kejutan yang disebabkan oleh permukaan jalan yang tidak beraturan.

1.2 Maksud Dan Tujuan PKL


1.2.1 Maksud
Prakerin merupakan suatu keharusan yang menjadi bahan atau
sumber data untuk laporan prakerin yang dilakukan. Sebagai petanda
bahwa pelajaran prakerin diharapkan mampu mengetahui tentang dunia
otomotif.

1. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti UAS dan UAN SMKN
MANONJAYA.

6
2. Sebagai bahan bukti bahwa saya benar-benar mengikuti kegiatan
praktek kerja industri.
3. Siswa mampu memahami, menetapkan dan mengembangkan pelajaran
yang didapatkan disekolah kerja industry.
4. Supaya lebih mendalami lagi dari apa yang telah dikerjakan selama
prakerin tersebut.

1.2.2 Tujuan
Tujuan saya mengambil judul ini untuk memperdalam ilmu saya
tentang memperbaiki dan memelihara sistem pengapian atau mengetahui
komponen-komponen sistem pengapian.

1. Dapat mengenal komponen-komponen.


2. Cara memelihara sistem pengapian.
3. Sebagai syarat untuk mengikuti UAN dan UAS.
4. Mengenal alat dan cara menggunakannya.

7
BAB 2
SEJARAH DU/DI
1. Sejarah Management di DU/DI
Bengkel berdiri pada taun 2000 an, perusahaan pun sempat mengalami
pasang surut mulanya perusahaan kecil-kecilan tapi semakin hari semakin
berkembang dan mempunyai fasilitas alat yang cukup lengkap semakin hari
perusahaanl pun semakin berkembang hingga sekarang, perusahaan ini diberi nama
sesuai nama belakang anak pendiri bengkel yakni SUMBER MUKTI

STRUKTUR PERUSAHAAN

PEMILIK PERUSAHAAN

HENDRI IRAWAN

KEPALA MEKANIK

OMAN RISMAN

Gambar 1.3.1 Struktur organisasi perusahaan

8
Gambar 1.3.2 Perusahaan SUMBER MUKTI

9
DENAH PERUSAHAAN

RUMAH

PERUSAHAAN/TEMPAT KERJA
RUMAH

BAB 3
KAJIAN TEORI

10
3.1 DasarTeori
Roda adalah obyek berbentuk lingkaran, yang bersama dengan sumbu, dapat
menghasilkan suatu gerakan dengan gesekan kecil dengan cara bergulir. Contoh
umum ditemukan dalam penerapan dalam transportasi.

Ban adalah peranti yang menutupi pelek suatu . Ban adalah bagian penting
dari kendaraan darat, dan digunakan untuk mengurangi getaran yang disebabkan
ketidakteraturan permukaan jalan, melindungi roda dari aus dan kerusakan, serta
memberikan kestabilan antara kendaraan dan tanah untuk meningkatkan
percepatan dan mempermudah pergerakan.

Sebagian besar ban yang ada sekarang, terutama yang digunakan untuk
kendaraan bermotor, diproduksi dari karet sintetik, walaupun dapat juga
digunakan dari bahan lain seperti bajaSebuah ban (dalam Bahasa Inggris Amerika
dan Kanada Inggris) atau ban (di British bahasa Inggris, Selandia Baru Inggris,
Australia Inggris dan Iain-lain) adalah meliputi berbentuk cincin yang cocok di
sekitar pinggiran roda untuk melindunginya dan memungkinkan performa
kendaraan lebih baik dengan menyediakan fleksibel bantalan yang menyerap
shock sambil menjaga gulir dalam kontak dengan tanah. Kata ITU Sendiri
mungkin berasal Dari kata "dasi," Yang merujuk ke Name of cincin baja Luar
Roda gerobak kayu Yang mengikat kayu segmen Bersama-sama (modem.jpg
Etimologi Bawah). Kata itu sendiri mungkin berasal dari kata "dasi," yang
merujuk ke bagian cincin baja luar roda gerobak kayu yang mengikat segmen
kayu bersama-sama

Penemu ban karet pertama di dunia "Charles Goodyear" lahir di New Haven
pada tanggal 29 Desember 1800. Dia seorang berkebangsaan Amerika Serikat
yang menemukan cara vulkanisasi karet pada tahun 1839. la kemudian
mempatenkan penemqannya itu pada tahun 1844.

Pada mulanya Charles Goodyear adalah seorang mantan pedagang yang


bangkrut dan sempat dipenjara akibat terlilit utang. Pada tahun 1830 dunia sedang
mengalami demam karet dan Charles Goodyear pun tertarik menggeluti dunia
karet.

11
Bahan karet memang bagus tetapi bahan tersebut berbau busuk yang sangit,
mengeras saat dingin dan terlalu lengket ketika hangat dan nampak tidak bisa
dipergunakan untuk tujuan-tujuan praktis. Charles Goodyear mendirikan
perusahaannya dan berusaha keras untuk menjadikannya bahan berguna.
Sebelumnya selama tujuh tahun, ia mencoba mengolah bahan karet dengan
magnesium oksida, tepung perunggu, asam nitrat dan kapur perekat, namun tetap
tanpa hasil.

Di suatu hari yang penuh keberuntungan di tahun 1839, ia membersihkan


kedua tangannya dari lumuran bubuk, yang terdiri atas campuran karet dan
belerang. Bubuk itu terjatuh dan masuk ke dalam sebuah tungku di atas api.
Ketika karet meleleh, ternyata bereaksi dengan bahan belerangnya dan
menemukan bahwa bahan itu berubah memiliki karakter bagai kulit yang elastis.
Inilah pertama kali karet vulkanisir atau ban karet tercipta.

Goodyear pun berhasil menemukan karet tahan cuaca. Kemudian ia pun


terobsesi untuk membuat beragam barang dari bahan material buatannya dan
mematenkan ciptaanya itu. Niat langkah Goodyear mempatenkan temuannya itu
didahului oleh pionir karet asal Inggris bernama Thomas Hancock yang ironisnya
metode vulkanisir yang digunakanya diinspirasi dari contoh karet tahan cuaca
ciptaan Goodyear. Ia pun mencoba melawan lewat jalur hukum, tapi akhirnya
kalah dan kemudian kehilangan paten Prancis miliknya, dan tak hanya itu,
royaltinya pun dibatalkan.

Goodyear Tire and Rubber Company didirikan pada tahun 1898 oleh Frank
Seiberling yang merupakan produsen ban dan karet ketiga terbesar di dunia
setelah Michelin dan Bridgestone. Perusahaan yang bermarkas di Ohio, Amerika
Serikat ini memproduksi ban untuk mobil, pesawat terbang, dan mesin berat.
Walaupun tidak memiliki hubungan, nama perusahaan ini diambil sebagai
penghargaan terhadap Charles Goodyear yang menciptakan vulkanisasi karet pada
tahun 1839.

12
J.B.Dunlop adalah orang pertama yang memulai sejarah penemuan ban
bertekanan angin pada tahun 1988.berawal dari anaknya yang berumur 10 tahun
meminta agar sepeda roda tipunya anaknya di buat lebih nyaman dan cepat saat
berjalan.sebagai wujud rasa sayang j.b.dunlop berpikir dan menemukan ban
bertekanan angin pertama di dunia.

Tokoh lain pun menyusul. Charles Kingston Welch menemukan "ban


dalam" yang tidak langsung terkena permukaan tanah karena diberi lapisan
tambahan. Sedangkan William Erskine Bartlett, menemukan ban luar yang
dilengkapi penguat pada tepinya, agar tidak mudah lepas ketika dipasang pada
pelek.

Bahan dasar pembuat ban mobil:


a. Tread adalah bagian telapak ban yang berfungsi untuk melindungi ban dari
benturan, tusukan obyek dari luar yang dapat berusak ban. Tread dibuat banyak
pola yang disebut Pattern.
b. Breaker dan Belt adalah bagian lapisan benang (pada ban biasa terbuat dari
tekstil, sedangkan pada ban radial terbuat dari kawat) yang diletakkan di antara
tread dan casing. Berfungsi untuk melindungi serta meredam benturan yang
terjadi pada Tread agar tidak langsung diserap oleh Casing.
c. Casing adalah lapisan benang pembentuk ban dan merupakan rangka dari ban
yang menampung udara bertekanan tinggi agar dapat menyangga ban.
d. Bead adalah bundelan kawat yang disatukan oleh karet yang keras dan
berfungsi seperti angkur yang melekat pada Pelek

a). Jenis-jenis Ban :


a. Ban Bias

Ban dengan struktur bias adalah yang paling banyak dipakai.


Dibuat dari banyak lembar cord yang digunakan sebagai rangka .dari
ban. Cord ditenun dengan cara zig-zag membentuk sudut 40 sampai 65
derajat sudut terhadap keliling lingkaran ban.

13
Ban bentuknya. Lapisan merupakan lapisan poliester,
fiberglass atau tali baja tertanam dalam karet ban. Lapisan
merupakan lapisan poliester, fiberglass atau tali baja tertanam dalam,
ban karet. Sebuah ban bias-ply memiliki sabuk berlapis berjalan pada
sudut satu sama lain dan tubuh ban. Sebuah ban bias-ply memiliki
berlapis Berjalan pada Sudut Satu sama lain dan tubuh ban. Nomor
Ply 14 dan 16 dalam diagram tersebut bias lapisan. Nomor Ply 14 dan
16 dalam diagram tersebut bias lapisan.

b. Ban Radial

Untuk ban radial, konstruksi carcass cord membentuk sudut 90


derajat sudut terhadap keliling lingkaran ban. Jadi dilihat dari samping
konstruksi cord adalah dalam arah radial terhadap pusat atau crown
dari ban. Bagian dari ban berhubungan langsung dengan permukaan
jalan diperkuat oleh semacam sabuk pengikat yang dinamakan
"Breaker" atau "Belt". Ban jenis ini hanya menderita sedikit
deformasi dalam bentuknya dari gaya sentrifugal, walaupun pada
kecepatan tinggi. Ban radial ini juga mempunyai "Rolling Resistance"
yang kecil.

Ban radial-ply memiliki sabuk pada sudut 90 derajat ban dengan,


ikat pinggang dan saling tumpang tindih saling silang. The ply berlabel
12 dalam diagram adalah radial-ply. Ke-12 dalam ply berlabel adalah
diagram radial-ply. Ban radial memiliki sabuk lain, biasanya dari kabel
baja, berjalan sekitar ban di bawah tapak. ban radial memiliki sabuk
lain, biasanya Dari kabel baja, ban Berjalan sekitar tapak di Bawah.
Konstruksi Radial memungkinkan dinding samping dari ban untuk
melenturkan bawah beban tanpa mempengaruhi kontak tapak
dengan jalan. Konstruksi memungkinkan Radial Dinding Samping
Bawah ban untuk melenturkan Dari Beban Tanpa mempengaruhi
Kontak tapak dengan jalan.

14
c. Ban Tubeless

Ban Tubeless adalah ban yang dirancang tanpa mempunyai ban


dalam. Ban tubeless in diciptakan sekitar tahun 1990. Desain tradisional
ban pneumatik dibutuhkan inner tube terpisah yang bisa gagal karena
beberapa alasan, seperti: fitment ban salah, atau gesekan antara
dinding ban dan ban dalam menghasilkan panas berlebih
menyebabkan sebuah ledakan.Teknologi ban tubeless tidak jauh
dengan kebutuhan untuk ban dalam sehingga meningkatkan
keselamatan.

Pada ban tubeless, ban, yang memiliki lapisan dalam


halobutyl kedap air, dan pinggiran roda bentuk segel kedap udara,
dengan katup yang langsung dipasang pada pelekJika ban tubeless
mendapat ditusuk, udara keluar hanya melalui lubang, mengarah ke
deflasi lembut dari ban. Sebaliknya, tabung dalam dapat berpotensi
meledak seperti balon, mengarah ke deflasi cepat dari ban yang bisa
mengakibatkan tiba-tiba kehilangan kontrol kendaraan. Sebuah
sealant ban cair dapat ditambahkan ke ban tubeless untuk mencegah
deflasi. Selain itu, lebih mudah untuk memperbaiki sebuah tusukan
ban tubeless menggunakan kit tusukan mudah digunakan.Saat ini,
semua mobil yang dijual dengan ban tubeless sebagai fitment standar.

Arti kode-kode pada ban :


Kode ban

Dimensi atau ukuran sebuah ban dapat dinyatakan sebagai berikut:

"205/55/ZR16"

Keterangan dimensi atau ukuran ban tersebut dapat dinyatakan


sebagai. berikut:

205 : Lebar telapak ban (mm)

15
55 : aspek ratio untuk ketebalan ban (%) dari lebar telapak ban

ZR : kode limit kecepatan

16 : diameter velg (inch )

Kode kecepatan ban Indeks Beban Kod Kecepatan (Km/Jam

P 150

Q 160

R 170

S 180

T 190

H 210

V 240

W 270

Y 300

Kode Beban Maksimum (Kg)

62 265

63 272

64 280

66 300

68 315

70 335

73 365

75 387

16
80-89 450-580

90-100 600-800

1. Wheel Alignment:

a. Pengertian Wheel Alignment

Roda-roda kendaraan dipasang dengan besar sudut tertentu


sesuai dengan persyaratan tertentu untuk menjaga agar
pengemudian ringan, nyaman dan stabil serta keausan . ban
normal. Sudut-sudut pemasangan roda tersebut dinamakan wheel
alignment. Kebanyakan kendaraan yang ada di indonesia wheel
alignment utamanya adalah untuk roda depan (FWA), walaupun
wheel aligment untuk roda belakang (RWA) juga sudah ada.

b. Faktor-faktor Wheel Alignment

Yang termasuk dalam fakor-faktor wheel aligment ada lima


yaitu:

1) camber
2) caster
3) king-pin inclination/ steering axis inclination
4) toe angle
5) turninng radius/ turning angle

a) Camber

Camber adalah kemiringan roda terhadap garis


vertikal jika dilihat dari depan atau belakang kendaraan. Jika
roda miring ke arah luar kendaraan maka nilainya + (positif)
dan jika roda miring ke arah dalam kendaraan maka nilainya -
(negatif). Manfaat sudut camber positif yaitu memperkecil

17
kemungkinan axle bengkok, mencegah roda slip, kemudi jadi
ringan.

b) Caster

Caster adalah kemiringan steering axis inklination/ king


pin jika dilihat dari arah samping. Caster berperan untuk
kelurusan dan kestabilan kemudi serta untuk mendapatkan
pengembalian ke posisi lurus setelah belok.

c) Steering Axis Inclination

Steering axis inklination/ king pin jika dilihat dari


arah depan/ belakang. Caster berperan untuk kelurusan dan
kestabilan kemudi, memperkecil steering effortm dan
memperkecil daya balik atau tarikan ke satu arah.

d) Toe Angle

Toe angle adalah perbedaan jarak antara roda depan


bagian depan dengan roda depan bagian belakang. Jika roda
depan bagian depan lebih pendek dibanding roda depan
bagian belakang maka dinamakan toe-in, namun jika roda
depan bagian depan lebih panjang dibanding roda depan bagian
belakang maka dinamakan toe-out. Fungsi utama toe adalah
untuk mengimbangi gaya akibat adanya sudut camber (camber
thrust) Run-Out Hal lain yang perlu diperhatikan pada
pengecekan roda adalah run-out. Run-out adalah frekuensi
dimensi roda selama berputar. Lingkaran roda tidak benar-benar
bundar. Variasi radius putar (run-out) yang belebihan akan

18
mengakibatkan getaran pada body, sehingga harus dibatasi
nilainya.

Ada dua macam run-out yaitu radial run-out dan lateral


run-out. Radial run-out adalah kesempurnaan bentuk
lingkaran dari roda. Ketidaksempurnaan tersebut disebabkan
oleh kondisi ban, pelek dan posisi axle hub yang tidak tepat.
Roda dengan radial run-out jika berputar, radius putarnya
akan berubah-ubah sehingga akan menggetarkan body dan
steering.

Lateral run-out adalah fluktuasi ban pada arah aksial


yang akan mengakibatkan keausan ban tidak normal pada ban
dan pengemudian menjadio tidak stabil. Penyebab lateral run-
out adalah dinding sampin ban yang bengkok, rim yang
rusak dan posisi axle hub yang tidak tepat.

e) Turning Angle

Sudut belok (turning angle) adalah sudut masing-


masing roda saat kemudi diputar maksimum. Sudut belok
roda dalam lebih besar dibandingkan sudut belok roda luar.
Fungsi utama turning angle adalah mencegah terjadinya side
slip, memperkecil keausan ban dan menjaga kestabilan
pengemudian. Keausan ban karena toe-in berlebihan.

Jika penyetelan toe-in berlebihan maka akan terjadi


keausan ban seperti gambar di atas, yaitu jika telapak ban
diraba dari sisi dalam keluar terasa kasar tetapi jika diraba dari
sisi luar ke dalam terasa halus.

Jika penyetelan toe-out berlebihan maka akan terjadi


keausan ban seperti gambar di atas, yaitu jika telapak ban

19
diraba dari sisi dalam keluar terasa halus tetapi jika diraba dari
sisi luar ke dalam terasa kasar.

Jika penyetelan camber positif berlebihan maka akan


terjadi keausan ban seperti gambar di atas, yakni pada sisi luar
ban akan aus berlebihan dibanding sisi dalam.

CARA BONGKAR BAN :


Untuk membongkar roda dalam keadaan terpasang di
mobil memang bukan menjadi permasalahan yang susah bagi
orang yang sudah terbiasa atau minimal bagi orang yang
sudah memahami konstruksi roda dalam mobil.

Tetapi bagi orang yang tidak terbiasa atau tidak pernah


membongkar roda dalam keadaan terpasang dalam mobil
mungkin akan menjadi keadaan yang sulit. Pada kesempatan
kali ini, kami akan member cara bagaimana membongkar roda
dengan benar.

Berikut cara yang benar:

1. Kendurkan dahulu baut - baut roda. Perlu di perhatikan


dalam hal ini adalah kendurkan baut -baut roda tetapi jangan
sampai lepas dari roda.
2. Setelah baut -baut roda yang akan dilepas sudah kendur,
dongkraklah mobil ditempat yang aman. Tempat teraman
dalam dongkrak mobil adalah dibagian chassisnya atau di
titik - titik yang memang khusus di buat produsen sebagai
tempat dongkrak.
3. Setelah terdongkrak, pasanglah jack stand di tempat yang
benar.
4. Mulailah lepas satu persatu baut roda dan lepaskan roda
dari mobil.
5. Setelah roda terlepas, posisikan roda ditempat yang aman

20
atau biasa di letakkan di kolong mobil.
6. Apabila memang masalah terletak pada roda mobil, maka
roda tidak perlu diletakkan di kolong mobil, tetapi selesaikan
permasalahan pada roda.
7. Setelah masalah pada roda selesai, maka pasanglah roda
di tempatnya. Setelah terpasang, jangan lupa untuk
memasang juga baut roda tetapi tidak perlu sampai terlalu
kencang.
8. Setelah baut roda menjadi kencang, maka mulailah
mendongkrak kembali mobil untuk melepas jack stand.
9. Setelah jack stand terlepas, maka mulailah secara perlahan
untuk menurunkan dongkrak.
10. Setelah dongkrak turun, maka kencangkanlah baut - baut roda
menggunakan kunci sok.

2.4 Analisa Gangguan

Kerusakan Kemungkinan penyebab Perbaikan


Ban - Terlalu sering di Perlu diganti
gunakan untuk
- Keausan ban
perjalanan jauh
- Daya cengkram ban
Pelek
berkurang Pelek yang terlalu lebar 1) Ban luar radial harus
memakai ban dalam
Posisi kedudukan bead
radial.
kurang sempurna
2) Gunakan ban dengan

21
Spesifikasi teknik yang
seragam.

3) Gunakan pelek ukuran


standar, sesuai dengan
ukuran ban.

4) Gunakan pelek Hump


Rim untuk ban
tubeless.

Tabel 2.4.1

Macam Dan Kondisi Kerusakan Penggolongan


Ply-cord putus (C.B.U) Berbahaya Berbahaya
Retak luar Mencapai benang/kanvas Berbahaya
Belum mencapai benang Hati-hati
Rusak luar telapak Mencapai benang/kanvas Berbahaya
Belum mencapai benang Hati-hati
Kerusakan bead (Bead Broken) Berbahaya
Lapisan ban terpisah (separation) Berbahaya
Kebocoran/perbaikan yang tidak sempurna pada ban Berbahaya
tubeless

Tabel 2.4.2

22
a. Jenis-jenis kerusakan pada ban tubeless

1. Rib tear

Ada bagian alur rib yang robek dan terlepas dari telapak banyang
disebabkan posisi telapak ban tidak menapak kepermukaanjalan dengan
sempuma, sehingga konsentrasi berat hanya bertumpu pada sebagian
kecil telapak. Karena beban tidak sesuai dengan kekuatan bagian ban
yang memikul, maka terjadi kerusakan.

2. Separation

Pada bagian luar ban terjadi benjolan (bagian yang


menggelembung) terutama pada sholder, atau pada sidewall. Disebabkan
terlepasnya ikatan ply-cord dari karet ban yang disebabkan beban berat,
tekanan angin kurang dan kecepatan tinggi.

3. C.B.U

Terputusnya ply-cord pada sidewall, kerusakan dapat dilihat dari sisi


dalam ban. Penyebab kerusakan ini adalah tekanan ban sangat kurang,
sehingga erjadi defleksi (pergerakan-pergerakan) yang besar pada sidewall.
Gaya regang tarik yang berulang-ulang menyebabkan ply-cord putus.

4. Keausan Ban

Digolongkan menjadi 2 yaitu, keausan karena umur pemakaian dan


keausan yang tidak wajar. Tread yang aus secara merata merupakan keausan
yang wajar yang terjadikarena umur pemakaian ban. Apabila tanda indicator
keausan pada tread sudah terlihat, ban perlu diganti baru.

23
Keausan yang tidak wajar yang terjadi pada ban:

1) Ban aus pada shoulder atau di tengah

Disebabkan oleh kesalahan tekanan ban. Tekanan ban terlalu


rendah/beban yang berlebihan menyebabkan shoulder aus lebih cepat
daripada bagian tengah. Tekanan ban yang terlalu tinggi 57 akan
menyebabkan bagian tengah tread aus lebih cepat dari pada bagian
shoulder.

Gambar 2.2.2 Aus Pada Tengah Tead dan Pada Shoulder

2) Keausan ban sebelah dalam atau sebelah luar

Sebelah tread keausannya lebih cepat daripada yang lain,


penyebab utamanya adalah camber tidak tepat. Ban dengan camber
positif, mengakibatkan keausan yang berlebihan di sebelah luar tread.
Untuk ban dengan camber negatif, keausan tread di sebelah dalam
akan lebih cepat.

24
Gambar 2.2.3 Aus Sebelah Dalam Dan Luar

3) Keausan akibat Toe-In atau Toe-Out (Aus Berbulu)

Penyebab utama aus berbulu pada tread ban adalah penyetelah toe-in
yang tidak tepat. Toe-in yang terlalu besar akan memaksa roda slip
keluar dan menggesek bidang singgung tread bagian dalam pada
permukaan jalan, ini menyebabkan terjadinya keausan toe-in.

Gambar 2.2.4 Keausan Ban Akibat Toe-In

4) Keausan Toe-and-Heel

Toe-and-Heel adalah aus sebagian yang sering terjadi pada ban


dengan pola tread block dan lug. Keausan seperti ini juga akan
terjadi jika secara berulang-ulang diinjak dan di lepaskan, yang
mengakibatkan ban tergelincir pada jarak yang pendek berkali-kali.

25
Gambar 2.2.5 Keausan Toe-and-Heel

5) Keausan Spot/Spot Wear (Cupping)

Keausan spot membentuk lekukan keausan spot membentuk lekukan


seperti mangkok pada beberapa bagian tread roda dan terjadi jika kendaraan
berjalan pada kecepatan tinggi. Keausan semacam ini terjadi karena tread
roda mengalami slip pada interval yang teratur, seperti: bearing roda, ball
joint, tie rod end mengalami keausan yang berlebihan, teromol rem yang
telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan teijadinya keausan
spot dengan ukuran yang cukup besar melingkar pada ban.

Gambar 2.2.6 Keausan Spot

26
PELAKSANAAN di DU/DI PEMBAHASAN MATERI MEMPERBAIKI RODA
DAN BAN

3.1 Alat dan Bahan


a) Dongkrak
b) Jack Stand
c) Kunci roda
d) Roda dengan ring 13"
e) Lap/majuan
f) Alat pengukur teanan udara ban

3.2 Keselamatan Kerja


Sebelum melepaskan roda perlu diperhatikan keselamatan kerja natara lain:

a) Melepas kedua roda pada permukaan/lantai yang rata.


b) Gunakan alat (kunci roda) sesuai dengan fungsinya.
c) Pada saat mengangkat kendaraan dengan menggunakan dongkrak, pastikan posisinya
kuat.
d) Sebelum di dongkrak sebaiknya mur-mur di kendorkan terlebih dahulu.
e) Pilihlah penyangga yang kuat menahan beban kendaraan.
f) Perhatikan benar-benar semua sfesifikasi momen pengencang baut. Gunakan selalu kunci
momen.
g) Mungkin SST (Alat Servis Khusus) diperlukan, tergantung pada sifat perbaikan. Gunakanlah
SST apabila diinstruksikan dan ikuti prosedur sebaik-baiknya.
h) Pada saat mendongkrak dan menopang kendaraan, hendaknya berhati-hati. Tempatkan
dongkrak dan penopang pada lokasi yang benar.

i) Apabila yang diikat hanya bagian depan atau belakang saja, ganjal roda demi keselamatan.

27
j) Setelah kendaraan didongkrak, jangan lupa menopangnya. Adalah sangat berbahaya;
mengerjakan perbaikan dengan kendaran diangkat tanpa penopang, walau hanya untuk
pekerjaan yang kecil dan sebentar sekalipun.

3.3 Langkah Kerja


3.3.1 Pembongkaran
Prosedur melepas roda (roda depan)

a) Posisikan kendaraan pada tempat yang rata. Jangan lupa berilah pengganjal pada roda
belakang.
b) Bukalah tutup roda dan kendorkan sedikit mur-mur pengikat buat roda (hanya
dikendorkan sedikit saja, tidak sampai lepas) dengan kunci roda berlawanan arah
jarum jam.
c) Dongkrak mobil dan naikkan as depan kemudian dijamin dengan jack stand pada
bagian yang aman di dekat roda yang akan dilepas.
d) Bukalah kap hub dengan menggunakan obeng (-)
e) Lepaskan mur-mur pengikat baut roda dengan menggunakan kunci roda.
f) Lepaskan roda dari baut pengikatnya dengan menarik secara perlahan.
g) Lakukan pemeriksaan dan diskusikan mengenai kondisi roda, kemungkinan perbaikan
serta kemungkinan akibat jika kerusakan terjadi dan dibiarkan.
h) Lakukan pemasangan kembali komponen-komponen yangdibongkar secara
efektifdan efisien! (dengan kebalikan dari langkah pelepasan).

33.2 Pemeriksaan/Analisa Kerusakan


Pemeriksaan ban luar

1) Kesesuaian ban terhadap pelek yang digunakan

Ukuran ban harus sesuai degan pelekk yang digunakan. Pemeriksaan dapat
dilaukan dengan melihat ukuran ban yang tertera pada sidewall dan dibandingkan
dengan ukuran pelek yang digunakan. Ukuran pelek biasanya tertera pada pelek
tersebut. Pemakaian pelek yang tidak sempurna akan engakibatkan akibat seperti
telah diuraikan di atas.

28
2) Pemeriksaan keausan ban

Keausan ban dapat dilihat dengan melihat indicator keausan ban pada tread.
Apabila keausan tread mencapai indicator, hal ini menunjukan batas keausan ban dan
saatnya ban harus diganti.

3) Tekanan angin

Tekanan angin ban yang tidak sesuai akan menyebabkan kerusakan pada ban dan
memperpendek umur ban, diantaranya: keausan tread tidak rata, lepasnya ikatan ply-
cord dari karet ban, dan keretakan pada daerah sidewall. Oleh karena itu penting juga
dilakukan memeriksa keolengan roda.

4) Kerusakan luar

Keruskan luar dari ban merupakan kerusakan yang dapat diamati

secara visual.

a) Rib Tear

Ada bagian alur Rib yang robek dan terlepas darai telapak ban. Tear Rib
disebabkan posisi telapak ban tidak menapak ke permukaan jalan dengan sempurna,
sehingga konsentrasi berat hanya bertumpu pada sebagaian kecil telapak. Karena
beban tidak sesuai dengan kekuatan bagian ban yang memikul, maka terjadi
kerusakan.

b) Separation

Pada bagian luar ban terjadi benjolan (bagian yang menggelembung) terutama pada
shoulder, atau pada sidewall. Ini disebabkan terlepasnya ikatan ply-cord dari karet ban
yang disebabkan beban berat, tekanan angin kurang dan kecepatan tinggi.

c) C.B.U

29
Terputusnya ply-cord pada sidewall, keruskan dapat dilihat dari sisi dalam ban.
Penyebab kerusakan ini adalah tekanan ban sangat kurang, sehingga terjadi defleksi
(pergerakan-pergerakan) yang besar pada sidewall. Gaya regang tarik yang berulang-
ulang menyebabkan ply-cord.

5) Keausan Ban

Digolongkan menjadi 2 yaitu, keausan karena umur pemakaian dan keausan yang
tidak wajar. Tread yang aus secara merata merupakan keausan yang wajar yang terjadi
karena umur pemakaian ban. Apbila tanda indikator keausan pada tread sudah teriihat, ban
perlu diganti baru. Pemeriksaan ban dalam meliputi:

1) Kesesuaian dengan ban luar yang dipakai.

Ban dalam dan luar harus menggunakan ukuran dan jenis yang sama. Ban luar
radial harus menggunakan ban dalam radial juga.

2) Keliling penampang luar

Ban dalam yang keliling penampang luarnya telah mengembang sampai 92%
atau lebih, dibandingkan dengan keliling penampang ban luar pada bagian dalam harus
diganti baru.

3) Kondisi Pentil

Pentil yang sudah tidak bekerja denganm baik (macet, karatan, bocor) tidak
layak pakai dan harus diganti baru. Batang pentil yang rusak (karatan/bocor)
menunjukan ban dalam harus diganti. Pastikan tutup pentil ada dan terpasang.

4) KaretBan

Ban dalam yang sudah aus, melipat, sobek ataupun ada bagian yang lunak
karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengan tambalan yang sudah terlalu banyak
juga harus diganti baru.

30
Memeriksa dan Mengatur Tekanan Udara Ban

a) Item yang perlu dipersiapkan

1) Alat ukur ban


2) Chock udara untuk ban
3) Udara bertekanan
b) Prosedur

1) Pastikan nbahwa kendaraan berada pada tempat yang rata dan roda diganjal
(bila ban masih terpasang).
2) Periksa tekanan udara ban. Senantiasa pasang tutup katup.
3) Pompa ban.
4) Atur tekanan udara sesuai spesifikasi.

3.3.3 Perbaikan
Setelah keluyhannya sudah diketahui lalu kemudian di perbaiki, kalau tidak bisa
diperbaiaki komponen yang rusak tersebut barulah diganti dengan yang baru.

3.3.4 Pemasangan
1) Prosedur pemasangan ban

a) Pastikan bahwa kendaraan berada pada tempat yang rata dan roda diganjal.
b) Pompa ban dengan compressor dengan tekanan yang sesuai dengan peruntukan ban
(menurut spesikasi). Peralatan yang perlu disiapkan antara lain: Tire gauge (alat ukur
tekanan ban), Chuck udara untuk ban, udara bertekanan, kunci roda dan jack stand.
c) Posisikan roda pada lobang baut-baut roda sehingga posisinya tepat dan benar sesuai
dengan tanda pemasangannya.
d) Dongkraklah kendaraan dan kemudian ambil stand dari bawah kendaraan.

31
e) Keraskan mur roda dengan urutan seperti pada gambar Torsi: 600kgf-cm
(59N.m;431bf.ft)
2) Metode pengencangan baut

Metode pengencangan baut ada dua, yaitu: metode elastic region (konvensional) dan
metode plastic region (angle torque).

3.4 Analisa Biaya Pekerjaan


Untuk menentukan biaya pekerjaan/menghitung anggaran yang harus dibayar oleh
konsumen, tentu saja tergantung dari besar kecil atau berat ringannya masalah yang di dapati.
Jika kerusakan yang terjadi hanya masalah kecil maka biayanya akan lebih murah, sebaliknya
jika kerusakan yang didapati berat, maka biayanya juga akan lebih mahal.

3.5 Gambar Kerja

Gambar 3.5.1 Meiepas baut roda belakang

32
Gambar 3.5.2 Roda depan sudah terpasang

3.6 Analisis
Perbandingan antara teori dengan kenyataan yang saya dapatkan di lapangan antara lain
kadang masalah yang saya temukan dilapangan berbeda dengan teori yang saya peroleh di
sekolah, ternyata untuk menyelesaikan suatu masalah tidak semudah teorinya.

33
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan mengenai roda dan ban di atas, maka dapat
disimpulkan antara lain sebagai berikut:

a. Roda dapat dibagi menjadi pelek dan ban. Pelek roda dapat dibedakan menurut metode
pembuatan dan bahannya yaitu baja press dan campuran besi tuang (cast light alloy).
b. Menurut standar industry jepang (JIS), pelek dibagi menjadi 6 kategori sebagai berikut:
Divided Type Rim, Wide Drop Center Rim, Semi Drop, Center Rim, Flat Base Rim.
c. Ban berfungsi untuk menahan seluruh berat kendaraan, memindahkan gaya akselerasi,
deselerasi, pengereman dan berbelok, juga mengurangi kejutan yang disebabkan oleh
permukaan jalan yang tidak beraturan.
d. Dalam proses perbaikan sebaiknya dilakukan dengan cara hati-hati dan teliti, untuk
mencegah kesalahan atau kecelakaan yang mungkin terjadi.

4.2 Saran
1. Untuk sekolah

a. Kami menyarankan untuk yang akan datang agar sekolah tidak hanya membiasakan
memakai alat kerja ketika sudah dekat ujian, tetapi dibiasakan mulai tingkat 1 agar tidak
canggung lagi.
b. Hendaknya semua guru-guru membantu tidak hanya guru masing-masing program saja,
tetapi semua guru yang mengajar di SMKN MANONJAYA
c. Tingkatkan plajaran dan bimbingan-bimbingan dalam praktek.

d. Evaluasi dalam praktek harus ditingkatkan

34
DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1992. basic knowlwdgw of tire, bogor : PT. bndgestone Tire Indonesia

Anonim 1992. bridgestone tire Advisor, bogor : PT. bridgestone Tire Indonesia

Anonim 1992. bridgestone tire Maintance. bogor : PT. bridgestone Tire Indonesia

Anonim 1987-Dasar-dasar Automotive. Jakarta : PT. bridgestone Tire Indonesia

Anonim 1995 .New step I Training Manual.jakarta.: PT. Toyota Astra motor.

William K. Tobold & larry Johnson. 1997. Automotive Encyyclopedia.

South Holland : the Good Heart-wilcox company Inc. Publiser

https://id.scribd.com/doc/221102315/Laporan-Magang-Smk-Otomotif-Roda-6 5 DESEMBER 2021 01:24

35
36

Anda mungkin juga menyukai