KELOMPOK 5
Rivaldo A. Ch. Soleman 19111101151
Hawila J. Tampubolon 19111101068
Sitty Thusy M. Gonibala 19111101116
Marsyella A. Simbala 19111101118
Shintya A. Sinaga 19111101114
Enggella G. Kalalo 19111101185
Latar Belakang: Penyebaran kasus wabah global yang disebabkan oleh pandemi
Coronavirus Disease (Covid19) sudah memasuki bulan ke-8 di tahun 2020 sejak
mulai tersebar pada akhir Desember 2019 di Wuhan, China. Infografis Covid-19
di Indonesia pada penghujung Agustus 2020 ini masih cenderung meningkat
setiap harinya. Per 23 Agustus 2020, penduduk Indonesia yang terkonfirmasi
positif Covid-19 adalah 153.535 orang atau meningkat 2.037 kasus dari hari
sebelumnya, yang dinyatakan sembuh 107.500 orang atau meningkat 2.302 dari
sebelumnya. (Kompas.com, 2020). Belum melandainya kurva kasus Covid-19 di
negeri ini, mendorong Indonesia untuk terus melakukan upaya-upaya pencegahan
dan penanganan virus Covid-19 ini yang sangat mudah dan cepat penyebarannya
karena ditularkan oleh manusia ke manusia melalui droplets/percikan-percikan
yang keluar dari hidung atau mulut orang yang terjangkit positif Covid-19 baik
saat batuk atau mengeluarkan napas. Ketika percikan virus tersebut jatuh ke
permukaan suatu benda dan tersentuh oleh orang yang sehat diikuti dengan
menyentuh mata, hidung atau mulut tanpa cuci tangan dengan sabun, maka orang
yang sehat tersebut akan berpotensi terpapar virus Covid-19. Begitu mudahnya
penularan virus ini sementara efek medis yang ditimbulkan dapat mengakibatkan
orang mengalami demam tinggi dan sesak nafas bahkan apabila daya tahan tubuh
seseorang lemah atau memiliki riwayat komplikasi penyakit seperti halnya lansia,
maka risiko terpaparnya virus Covid-19 ini dapat mengakibatkan kematian.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat
perihal BPJS Kesehatan di masa pandemi Covid-19 ini dilakukan di Kelurahan
Sidomulyo, Kecamatan Medan Tuntungan, yang mayoritas penduduknya
berprofesi petani dan pengusaha mandiri. Kecamatan Medan Tuntungan sendiri
merupakan zona merah dalam penyebaran Covid-19 bersama dengan tujuh
kecamatan lainnya di Kota Medan. Sebagai upaya mengatasi penyebaran virus
Corona ini maka Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 melakukan
penyemprotan disinfektan pada 9 (sembilan) kelurahan di Kecamatan Medan
Tuntungan, termasuk di dalamnya Kelurahan Sidomulyo.(Waspada.co.id, 2020)
Metode: Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah berupa
diskusi terarah yang dimulai dengan penyuluhan/ceramah baru kemudian
dilanjutkan dengan tanya-jawab secara langsung. Peserta sosialisasi peningkatan
pemahaman masyarakat terkait peran BPJS Kesehatan ini adalah warga
masyarakat Kelurahan Sidomulyo, Medan Tuntungan. Melalui sosialisasi dan
ceramah dapat disampaikan materi-materi yang penting untuk diketahui dan
dipahami oleh masyarakat, sementara melalui tanya-jawab dapat melengkapi
materi yang belum jelas guna memberi masukan pada masyarakat terkait peran
BPJS Kesehatan di masa pandemi ini. Sosialisasi yang dilakukan di masa pandemi
Covid-19 ini masih berlangsung mengakibatkan hanya sekitar 20 orang
masyarakat yang diperbolehkan berpartisipasi, dimana hal ini sebagai langkah
menerapkan protokol kesehatan di zona merah.
Hasil Penelitian: Peran BPJS Kesehatan dalam Menanggung Biaya Perawatan
Pasien Covid-19 di Fasilitas Kesehatan. Di bulan-bulan pertama Indonesia terkena
pandemi Covid-19 ini, sempat ada kesimpangsiuran berita bahwa biaya
pengobatan pasien Covid-19 ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Hal ini kemudian
terklarifikasi pada bulan Mei 2020 bahwa rakyat Indonesia maupun orang asing
yang berada di Indonesia dan terjangkit virus ini, baik peserta BPJS maupun
bukan, biaya pengobatannya ditanggung oleh pemerintah melalui anggaran
Kementerian Kesehatan, bukan dengan biaya BPJS Kesehatan. Dalam
penanganan pandemi Covid-19 ini, BPJS berperan untuk melakukan verifikasi
klaim rumah sakit yang memberikan pelayanan bagi pasien terjangkit Covid-19.
Penugasan BPJS Kesehatan ini tertuang dalam surat Menteri Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Bernomor
S.22/MENKO/PMK/III/2020 tentang Penugasan Khusus Verifikasi Klaim
Covid19.(Bisnis.com, 2020). Terkait penjaminan pelayanan kesehatan pasien
terjangkit Covid-19 melalui BPJS Kesehatan dapat saja dilakukan agar ke
depannya tidak ada penjaminan ganda bagi pasien Corona maupun yang diduga
terjangkit Corona. Hal ini selaras dengan pernyataan Koordinator Advokasi BPJS
Watch, Timboel Siregar. (Hukumonline.com, 2020) Sayangnya, untuk
mewujudkan penjaminan pelayanan kesehatan pasien Covid-19 di rumah sakit
dengan menggunakan BPJS Kesehatan akan menemui beberapa tantangan dan
hambatan. Tapi dalam pelaksanaannya ada tantangan dan hambatan yang tentu
saja dihadapi oleh BPJS Pelaksanaan pembiayaan pengobatan pasien terjangkit
Covid-19 melalui BPJS Kesehatan akan menemui beberapa tantangan dan
hambatan, di antaranya: Pertama, revisi Perpres No. 82/2018, khususnya Pasal 52
ayat (1) huruf o. Hal ini penting karena poin tersebut yang menjadi batu
sandungan awal bila ingin dilakukan penjaminan biaya perawatan pasien Covid-
19 dengan BPJS Kesehatan. Pasal 52 ayat (1) huruf o tersebut telah secara tegas
menyebutkan bahwa penjaminan kesehatan di masa bencana dan kejadian luar
biasa/wabah adalah sesuatu yang tidak ditanggung oleh badan hukum BPJS
Kesehatan. Kedua, kurangnya prioritas pemerintah pada anggaran kesehatan di
masa pandemi ini. Hal ini disimpulkan dari Rp 405,1 triliun anggaran penanganan
Covid-19 yang tercantum dalam APBN Perubahan 2020, hanya 18,5% dari total
belanja Covid-19 yang dialokasikan untuk bidang kesehatan, sementara anggaran
untuk industri/dunia usaha sebesar 37% dan anggaran jaring pengaman sosial
sebesar 27,2% dari total belanja penanganan pandemi Covid-19. (Katadata.co.id,
2020). Ketiga, perbaikan tata kelola BPJS Kesehatan. Sebagai badan hukum yang
usianya masih belia, BPJS Kesehatan disinyalir masih memiliki banyak
keterbatasan dan kekurangan dalam tata kelola guna pelaksanaan tugas-tugasnya.
Kesimpulan: Virus Covid-19 telah menyebar ke berbagai Negara, termasuk
Indonesia, dimana Indonesia menetapkan pandemi Covid-19 ini sebagai bencana
nasional non alam dalam Keppres No. 12/2020 tentang Penetapan Bencana
Nonalam Penyebaran Covid-19 sebagai Bencana Nasional. Di masa pandemi
Covid-19 ini, BPJS Kesehatan belum mengambil peran sebagai penjamin biaya
kesehatan para pasien yang terjangkit Covid-19 di fasilitas kesehatan atau rumah
sakit rujukan. Hal ini dikarenakan Covid-19 dikategorikan sebagai bencana
nonalam dan berdasarkan dasar hukum Pasal 52 ayat (1) huruf o Perpres No. 82
tahun 2018 memang dinyatakan secara jelas bahwa pelayanan kesehatan akibat
bencana pada masa tanggap darurat, kejadian luar biasa/wabah adalah pelayanan
kesehatan yang tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan. Selaras dengan itu, pasal 60
UU No. 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana telah menyatakan bahwa
“Dana penanggulangan bencana menjadi tanggung jawab bersama antara
Pemerintah dan pemerintah daerah”, oleh karena itu biaya medis untuk
pengobatan pasien terjangkit virus Corona akan dibayarkan dengan anggaran
Kementerian Kesehatan sebagai tanggung jawab pemerintah dan BPJS Kesehatan
di era ini hanya berperan sebagai verifikator biaya rumah sakit yang menangani
pasien Covid-19.
Alasan memilih jurnal: Alasan pemilihan jurnal ini selain didasari topik
pembelajaran. Namun juga karena memang Peningkatan Pemahaman Peran BPJS
Kesehatan Pada Masyarakat Di Masa Pandemi Covid-19 sangat diperlukan karena
masih banyak masyarakat yang pengetahuannya kurang akan peran BPJS dalam
mendapatkan pelayanan Kesehatan apalagi di pandemi banyak sekali informasi
yang bertebaran baik di media sosial ataupun secara langsung yang belum pasti
kebenarannya.
Referensi : Sembiring, R., Saidin, S., & Chairi, Z. (2020). Peningkatan
Pemahaman Peran Bpjs Kesehatan Pada Masyarakat Di
Masa Pandemi Covid-19 (Lokasi: Kelurahan Sidomulyo,
Medan Tuntungan). Jurnal Ilmiah Hukum Dan Dinamika
Masyarakat, 18(1), 40-51.
JURNAL 1 BAHASA INGGRIS
THE PANDEMIC’S IMPACT ON THE GLOBAL INSURANCE INDUSTRY
Penulis : Zakirkhodzhaeva Sh. A. (Tashkent Financial Institute,
Tashkent, Uzbekistan)
Tanggal Publikasi : 10 Juni 2021
Jurnal : International Journal on Economics, Finance and
Sustainable Development
Pendahuluan : Pasar asuransi global dipengaruhi langsung oleh tren
ekonomi global seperti krisis sektor keuangan atau fluktuasi mata uang. Namun,
pasar asuransi global pun harus mengalami penyesuaian jika terjadi peningkatan
jumlah bencana alam, prevalensi penyakit atau yang terjadi beberapa waktu
teakhir ini yaitu pandemi COVID-19. Pandemi COVID-19 mempengaruhi hampir
semua bagian dari industri asuransi.
Tinjauan Pustaka: Menurut Paul White, pandemi global dapat memberikan
dampak yang serius pada industri asuransi. Robert Lane, wakil presiden dari
Asuransi Alliant, perusahaan-perusahaan asuransi mengalami peningkatan
kerugian dan juga menerima ribuan klaim. Perusahaan asuransi dengan cepat
menambahkan pengecualian pada polis asuransi. Tetapi asuransi
pertanggungjawaban umum tetap dapat dikaitkan dengan wabah virus Corona
dengan kondisi tertentu. Namun demikian, tetap ada kemungkinan pengecualian
untuk epidemi atau pandemi. Perusahaan asuransi tetap dapat dituntut jika
pemegang saham mengklaim perusahaan tidak mengembangkan rencana darurat
yang memadai, tidak mengikuti protokol wajib dan sebagainya.
Metode penelitian: Dalam proses penelitian, metode digunakan untuk
mengurangi dampak negatif dari pandemi COVID-19 di pasar asuransi global,
solusi untuk pemulihan serta perkembangan pasar asuransi global dan domestik
pasca pandemi.
Diskusi Analisis dan Hasil: Masalah pandemi COVID-19 ini kemungkinan akan
mendorong perusahaan asuransi atau jaminan untuk memaksimalkan cakupan
reasuransi peluang mereka. Reasuransi pasti akan melihat bagaimana kerugian
agregat yang berkaitan dengan COVID-19 ini berubah untuk memaksimalkan
cakupan kerugian untuk reasuransi apapun. Pandemi COVID-19 membuat
penyesuaian yang sulit bagi perekonomian termasuk dinamika pasar asuransi.
Pandemi COVID-19 tidak menyebabkan peningkatan tajam dalam pembayaran
asuransi, namun bisnis asuransi tetap akan mendapatkan dampak negatif dari
pandemi ini, seperti penurunan premi sebagai akibat dari penangguhan
penerbangan. Penerapan aktif teknologi IT dapat memberikan dukungan kepada
perusahaan asuransi. Namun, terlepas dari pandemi COVID-19 yang tiba-tiba,
perusahaan reasuransi di seluruh dunia memiliki modal yang baik dan tangguh
berkat sejarah panjang manajemen risiko yang inovatif dan hati-hati. Asuransi
kredit merupakan salah satu bidang yang merasakan dampak gangguan pada
perdagangan global. Namun, perusahaan asuransi kredit sudah menggunakan
pendekatan proyektif, terus-menerus memantau risiko dan bersiap untuk
mengurangi batas ketika masalah diidentifikasi. Aset perusahaan asuransi
mengalami penurunan neraca, seperti kerugian investasi yang menyebabkan
keuntungan lebih rendah dan rasio solvabilitas yang lebih rendah yang berdampak
lebih besar pada kenaikan tarif untuk kelas asuransi tertentu. Volume premi
asuransi mengalami penurunan di semua segmen tetapi akan lebih ringan untuk
assuransi jiwa. Selama pandemi, perusahaan asuransi domestik bidang
pengembangan bisnis ditawarkan untuk memperbaiki kerangka regulasi,
pengembangan kelembagaan regulasi asuransi, memperkuat perlindungan hak-hak
konsumen jasa asuransi dan entitas lainnya juga mempopulerkan budaya asuransi,
memperluas cakupan jangkauan dan meningkatkan kualitas layanan asuransi dan
terakhir sistem pelatihan spesialis di pasar asuransi.
Kesimpulan: Pasar asuransi global dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Pandemi COVID-19 menjadi salah satu faktor yang memberikan dampak yang
besar pada pasar asuransi global sehingga industri ini harus menyesuaikan.
Metode penelitian ini digunakan untuk mengurangi dampak negatif dari pandemi
COVID-19 dan juga memberikan solusi. Artikel ini mendiskusikan berbagai
kemungkinan dampak negatif yang dapat terjadi selama pandemi COVID-19
sehingga perusahaan asuransi dapat menyesuaikan serta memberikan berbagai
solusi selama masa pandemi.
Alasan pemilihan jurnal: Jurnal ini membahas pasar asuransi secara global
dimulai dari kondisi pasar asuransi sebelum pandemi COVID-19 sampai kondisi
pasar asuransi di masa pandemi COVID-19 beserta dampak-dampak negatif yang
sudah terjadi maupun yang akan atau mungkin terjadi. Namun, bukan hanya
mendiskusikan tentang dampak saja, jurnal ini pun memberikan solusi-solusi
untuk menanganinya.
Referensi: Zakirkhodzhaeva Sh. A. (2021). ‘The Pandemic’s Impact on the
Global Insurance Industry’. International Journal on Economics, Finance and
Sustainable Development. IJEFSD. ISSN: 2615-4021. Diakses pada 28 September
2022,
JURNAL 2 BAHASA INGGRIS
Comparison of Unemployment-Related Health Insurance Coverage Changes in
Medicaid Expansion vs Nonexpansion States During the COVID-19 Pandemic
Penulis : Joseph Benitez
Jurnal : National Library of Medicine Vol.3 No.6 , Juni 2022
Link : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9206185/
Latar belakang : Pandemi COVID-19 telah dikaitkan dengan peningkatan
tingkat pengangguran dan periode yang lama ketika individu tidak memiliki
asuransi kesehatan. Sedikit yang diketahui tentang bagaimana ekspansi Medicaid
memfasilitasi pendaftaran Medicaid sebagai penyangga kerugian pertanggungan
karena pengangguran.
Puncak pengangguran selama krisis COVID-19 mencapai 14,8% pada
April 2020, hampir 4,3 kali lebih tinggi dari tingkat prapandemi sebesar
3,5%. Banyak dari pengangguran baru serta mereka yang mengalami
ketidakstabilan pekerjaan kemungkinan besar mengalami kesulitan
mempertahankan cakupan asuransi kesehatan dan adanya ancaman langsung
untuk mempertahankan akses ke perawatan kesehatan yang dibutuhkan. Untuk
membandingkan perubahan status pertanggungan asuransi kesehatan yang terkait
dengan pengangguran terkait pandemi di antara orang dewasa yang sebelumnya
bekerja di negara bagian yang telah vs belum memperluas kelayakan Medicaid.
Tujuan: Untuk membandingkan perubahan status pertanggungan asuransi
kesehatan yang terkait dengan pengangguran terkait pandemi di antara orang
dewasa yang sebelumnya bekerja di negara bagian yang telah vs belum
memperluas kelayakan Medicaid.
Metode: Studi kohort ini dianggap dikecualikan dari tinjauan oleh Dewan
Peninjau Institusional Universitas Kentucky, dan persyaratan persetujuan yang
diinformasikan dibebaskan karena data yang digunakan untuk semua analisis
tersedia untuk umum dan digunakan untuk pemantauan rutin kesehatan ekonomi
AS dan masing-masing negara bagian. Penelitian ini mengikuti pedoman
pelaporan Penguatan Pelaporan Studi Observasi dalam Epidemiologi
Hasil penelitian : Hasil utama adalah status pertanggungan (yaitu, status tidak
diasuransikan) dan sumber pertanggungan (yaitu, disponsori majikan, pasar, dan
Medicaid). Menggunakan model regresi efek tetap orang-per-tahun 2 arah,
perubahan status cakupan yang terkait dengan pengangguran di negara bagian
yang memperluas Medicaid dibandingkan dengan negara bagian yang tidak
memperluas Medicaid. Analisis tambahan dilakukan berdasarkan status cakupan
prapandemi.
Kesimpulan: Dalam studi kohort orang dewasa AS ini, pendaftaran Medicaid
terkait pengangguran lebih sering terjadi di negara bagian ekspansi Medicaid
selama pandemi COVID-19. Ekspansi Medicaid menyebabkan peningkatan yang
lebih kecil pada orang dewasa yang tidak diasuransikan karena mereka yang
kehilangan pertanggungan asuransi swasta (misalnya, disponsori oleh majikan)
tampak lebih mampu untuk beralih ke Medicaid setelah kehilangan pekerjaan.
Alasan memilih jurnal: Orang yang terkena dampak buruk dari krisis Covid-19
akan beralih ke cakupan Medicaid (layanan asuransi kesehatan bagi para warga
negara Amerika Serikat yang berada di bawah garis kemiskinan) sama seperti di
Indonesia dimana pemerintah mengeluarkan layanan asuransi kesehatan atau biasa
disebut BPJS kesehatan yang diperuntukkan bagi masyarakat yang membutuhkan
bantuan khususnya dalam hal ekonomi. Apalagi di masa pandemi Covid 19 ini
sangat dibutuhkannya asuransi kesehatan agar memudahkan masyarakat untuk
berobat di RS ataupun fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Referensi : Joseph Benitez, 2022, Comparison of Unemployment-Related Health
Insurance Coverage Changes in Medicaid Expansion vs Nonexpansion States
During the COVID-19 Pandemic, National Library of Medicine Vol.3 No.6,
Diakses Juni 2022, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9206185/