Anda di halaman 1dari 16

CURRENT ISSUES : HEALTH ADMINISTRATION AND POLICY

“ARTIKEL ILMIAH : ASURANSI DI MASA PANDEMI COVID-19 (BPJS)

DOSEN PENGAMPU MATAKULIAH:


dr. Grace E.C. Korompis, MHSM, DrPH
dr. Chreisye K.F. Mandagi, MPH

KELOMPOK 5
Rivaldo A. Ch. Soleman 19111101151
Hawila J. Tampubolon 19111101068
Sitty Thusy M. Gonibala 19111101116
Marsyella A. Simbala 19111101118
Shintya A. Sinaga 19111101114
Enggella G. Kalalo 19111101185

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2022
JURNAL 1 NON – B. INGGRIS
Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Waktu Tunggu Pasien dalam Masa
Pandemik Covid 19 di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit
Penulis: Ronald Josef Reinhart Walakandou, Gustaaf Alfrits Elisa Ratag, Grace
Esther Caroline Korompis
Jurnal: Indonesian Journal of Public Health and Community Medicine Vol. 2 No.
3 Juli 2021
Link: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ijphcm/article/view/35558
Latar Belakang: Waktu tunggu pasien merupakan salah satu unsur penilaian
pasien terhadap kualitas dari sebuah pelayanan medis. Waktu tunggu dapat berupa
waktu yang di habiskan oleh pasien, baik sebelum melakukan pendaftaran,
menerima pelayanan kesehatan, sampai proses pengambilan obat di apotek.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap waktu tunggu tersebut di masa pandemi Corona Virus Disease 2019
(Covid-19) yang terjadi saat ini.
Tujuan: Untuk menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap waktu
tunggu tersebut di masa pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang
terjadi saat ini.
Metode: Penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi
kasus. Penelitian ini dilakukan pada Juli-September 2020 di Unit Rawat Jalan
Rumah Sakit Bhayangkara Manado. Informan dalam penelitian ini berjumlah 7
orang. Informan dipilih menggunakan metode snowball. Variabel yang diteliti
yaitu administrasi, rekam medis, sumber daya manusia (SDM), dan infrastruktur
rumah sakit. Data diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi
lapangan. Wawancara direkam dan dibuat dalam transkrip kemudian dianalisis
menggunakan metode content analysis.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa waktu tunggu pasien di
unit rawat jalan rumah sakit Bhayangkara Manado pada masa pandemik Covid-19
ini rata-rata sudah sesuai dengan standart pelayanan minimal rumah sakit, yaitu
kurang dari 60 menit. Faktor administrasi pada pasien umum dan peserta BPJS
jika dikaitkan dengan situasi pandemik Covid-19 tidak mempunyai pengaruh
negatif terhadap waktu tunggu pasien, dimana dalam kondisi pandemik ini, proses
administrasi justru menjadi lebih cepat karena berkurangnya pasien. Faktor rekam
medis, sumber daya manusia dan infrastruktur dikaitkan dengan situasi pandemik
Covid-19 menyebabkan waktu tunggu dapat menjadi lebih lama.
Kesimpulan: Waktu tunggu unit rawat jalan Rumah Sakit Bhayangkara Manado
masih sesuai dengan standart pelayanan minimal rumah sakit dimana faktor yang
mempengaruhi yaitu faktor administrasi, SDM, rekam medis dan infrastruktur
rumah sakit
Alasan memilih jurnal: Rumah Sakit Bhayangkara merupakan salah satu
fasilitas kesehatan tingkat lanjutan yang berada di Manado yang melayani pasien
umum maupun peserta BPJS. Dalam jurnal ini membahas mengenai berbagai
faktor yang mempengaruhi waktu tunggu pasien baik pasien umum maupun
pasien dengan asuransi kesehatan (BPJS) dalam masa pandemi Covid 19 di unit
rawat jalan Rumah Sakit Bhayangkara. Pada penelitian ini memperlihatkan pula
hasil bahwa baik pelayanan kepada pasien umum maupun pasien dengan asuransi
kesehatan (BPJS) tidak mempunyai pengaruh negatif terhadap waktu tunggu
pasien dan sudah sesuai dengan standart pelayanan minimal rumah sakit.
Referensi :
Ronald Josef Reinhart Walakandou, Gustaaf Alfrits Elisa Ratag, Grace Esther
Caroline Korompis. 2021. Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Waktu Tunggu
Pasien dalam Masa Pandemik Covid 19 di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit.
Indonesian Journal of Public Health and Community Medicine Vol. 2 No. 3 Juli
2021. Diakses 28 September 2022 <
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ijphcm/article/view/35558>
JURNAL 2 NON – B. INGGRIS
TINJAUAN SISTEM RUJUKAN ONLINE PASIEN BPJS PADA MASA
PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS RENGAS TAHUN 2021
Penuli : Timor Utama, Riris Andriati, Fitri Ambarsari
s
Jurnal : EDU RMIK Journal page Vol 1 No 1, Maret 2022
Link : http://openjournal.wdh.ac.id/index.php/MRHI/article/view/248

Latar Belakang: Rujukan online merupakan proses digitalisasi rujukan


berjenjang yang diberikan kepada pasien atau masyarakat untuk mendapatkan
kemudahan serta kepastian peserta dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dirumah sakit atau fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut. Dengan adanya
sistem rujukan online dapat meminimalisir antrean pendaftaran pasien,
menghindari kerumunan di ruang tunggu serta kontak langsung dengan petugas di
fasilitas pelayanan Kesehatan sehingga dapat meminimalisir penularan covid-19
bagi pasien dan tenaga Kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas Sistem Rujukan Online Pasien BPJS pada Masa Pandemi Covid-19 di
Puskesmas Rengas Tahun 2021. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif
dengan pendekatan deskriptif analitik. Pengambilan data dengan lembar cheklist
dan pedoman wawancara. Subjek penelitian ini adalah Pelaksanaan Sistem
Rujukan Online Pasien BPJS serta objek penelitian ini adalah SOP rujukan online
dan alur pelayanan rujukan online pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan
Dalam pelayanan sistem rujukan online di Puskesmas Rengas sudah tersedia SOP
yang mengatur tentang rujukan pasien BPJS namun belum diperbarui sejak 2017
dan tidak dibuatkan secara khusus SOP yang mengatur tentang sistem rujukan
online pasien BPJS pada masa pandemi covid. Pelayanan kesehatan rujukan sudah
sesuai dengan alur yang tertuang dalam SOP rujukan. Sistem rujukan online
belum efektif karena masih terdapat beberapa kendala antaralain kendala pada
jaringan, masih rendahnya pemahaman pasien rujukan, ketidaklengkapan data
pasien, dan selama pandemi covid-19 pihak puskesmas cukup sulit pada saat akan
merujuk pasien ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan. Saran untuk SOP rujukan
di Puskesmas Rengas yang sudah ada perlu diperbarui kembali disesuaikan
dengan kondisi terkini dan dibuatkan secara khusus SOP yang mengatur tentang
sistem rujukan online pasien BPJS pada masa pandemi covid-19. Puskesmas
Rengas harus terus mempertahankan dan terus meningkatkan pelayanan sistem
rujukan yang sudah berjalan dengan baik. Selanjutnya Puskesmas Rengas harus
melakukan pelatihan kepada petugas rujukan online agar meminimalisir terjadinya
human error oleh petugas, melakukan penguatan pada sistem jaringan.
Selanjutnya melakukan edukasi kepada masyarakat diwilayah kerjanya terkait
sistem rujukan online baik alurnya maupun kelengkapan data yang dibutuhkan
dalam proses rujukan dan selama pandemi covid-19 sebaiknya Puskesmas Rengas
tetap mematuhi protokol kesehatan dalam merujuk pasien serta Dinkes Kota
Tangerang Selatan sebaiknya menyediakan satu Rumah Sakit yang dikhususkan
untuk tujuan rujukan pasien non covid-19.
Tujuan: Dengan adanya sistem rujukan online dapat meminimalisir antrean
pendaftaran pasien, menghindari kerumunan di ruang tunggu serta kontak
langsung dengan petugas di fasilitas pelayanan Kesehatan sehingga dapat
meminimalisir penularan covid-19 bagi pasien dan tenaga Kesehatan.
Metode: Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dan dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif analitik.
Dimana Pendekatan ini merupakan suatu bentuk penelitian paling dasar yang
bertujuan untuk mendapat gambaran tentang Pelaksanaan Sistem Rujukan Online
Pasien BPJS pada Masa Pandemi Covid-19 di Puskesmas Rengas Tahun 2021
melalui analisis mendalam.
Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan di Puskesmas
Rengas, penanggungjawab bagian pendaftaran mengatakan bahwa sudah ada
standar prosedur oprasional sistem rujukan pasien tetapi belum ada SOP khusus
terkait sistem rujukan pasien BPJS selama pandemi covid-19 dan dalam SOP
yang berlaku juga tidak tercantum atau tertulis sistem Rujukan Online Pasien
BPJS namun petugas melakukan rujukan pasien BPJS sesuai standar prosedur
oprasional yang sudah ada. Alur pelayanan sistem rujukan online pasien BPJS di
puskesmas Rengas pada masa pandemi Covid-19 Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara alur data pasien pada sistem pelayanan rujukan online pasien BPJS di
puskesmas Rengas pada masa pandemi Covid-19 petugas pendaftaran rujukan
online mengatakan bahwa alur pelayanan rujukan mengikuti SOP persiapan
rujukan pasien yang sudah ditetapkan guna menunjang pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat lanjutan.
Kesimpulan: Pertama, Dalam pelayanan sistem rujukan online di Puskesmas
Rengas sudah tersedia SOP yang mengatur tentang rujukan pasien BPJS. Namun
belum diperbarui sejak 2017 karena belum ada kebijakan untuk pembaruan SOP
rujukan dan tidak dibuatkan secara khusus SOP yang mengatur tentang sistem
rujukan online pasien BPJS pada masa pandemi covid-19. Kedua, Puskesmas
Rengas memiliki pelayanan kesehatan rujukan yang sudah sesuai dengan alur
yang tertuang dalam SOP rujukan dan juga sudah sesuai dengan prosedur rujukan
fasilitas pemberi pelayanan kesehatan pengirim yang dibuat oleh Kemenkes RI.
Ketiga, Dalam pelayanan sistem rujukan online di Puskesmas Rengas belum
efektif karena masih terdapat beberapa kendala saat melaksanakan sistem rujukan
online yang dapat menghambat terlaksananya pelayanan sistem rujukan online
antaralain human error oleh petugas, kendala pada jaringan, masih rendahnya
pemahaman pasien rujukan, ketidaklengkapan data pasien berupa KTP maupun
KIB dan selama pandemi covid-19 pihak puskesmas cukup sulit pada saat akan
merujuk pasien non covid-19 ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan
Alasan memilih jurnal: Sistem Rujukan Online memang sangat memudahkan
peserta BPJS dalam melakukan pemeriksaan Kesehatan apalagi dimasa pandemi
ini, dengan adanya system rujukan online maka peserta BPJS tidak perlu lagi
pergi untuk mengambil antrian secara langsung. Namun memang ada beberapa
alasan yang melatarbelakangi harus dilakukannya Tinjauan Sistem Rujukan
Online Pasien BPJS pada masa pandemi, seperti memeriksa kembali apakah SOP
Sistem Rujukan Online sudah efektif atau belum. Itulah menjadi alasan pemilihan
jurnal ini karena untuk mengetahui lebih lanjut tentang SOP Sistem Rujukan
Online.
Referensi : Utama, T., Andriati, R., & Ambarsari, F. (2022). Tinjauan Sistem
Rujukan Online Pasien Bpjs Pada Masa Pandemi Covid-19
Di Puskesmas Rengas Tahun 2021. Edu Rmik Jurnal
Edukasi Rekam Medis Ilmu Kesehatan, 1(1).
JURNAL 3 NON – B. INGGRIS
KEPESERTAAN PROGRAM BPJS KESEHATAN DI TENGAH WABAH
PANDEMIC COVID-19

Penulis: Zahry Vandawati Chumaida, Bambang Sugeng A.S, Fiska Silvia,


Trisadini Prasastinah Usanti, Indira Retno Aryatie
Jurnal : Kajian Hukum & Keadilan Vol.4 No.2 Juni 2020
Link:
https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/hukum/article/download/3375/1448 
Latar belakang:
Pemerinah membentuk BPJS Kesehatan sebagai upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, yang menangani jaminan sosial di bidang kesehatan
seluruh masyarakat Indonesia. Belum secara keseluruhan masyarakat paham akan
pentingnya menjadi peserta BPJS Kesehatan, saat ini malah bergulir bahwa iuran
BPJS Kesehatan akan naik yang mungkin akan mengakibatkan masyarakat
menjadi berat membayar iuran, yang semula peserta Golongan 1 akan turun
menjadi peserta golongan 3. Apalagi di masa sulit seperti saat ini, di masa
pandemic COVID-19 banyak masyarakat yang terkena Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK), sehingga kesulitan ekonomi menjadi beban yang lebih berat dengan
naiknya iuran BPJS Kesehatan. Kebijakan Pemerintah untuk
 menaikkan iuran pogram Jaminan Kesehatan pada saat terjadi wabah pandemic
Covid-19 menuai banyak kritik dan menimbulkan polemik yang berkepanjangan
dari berbagai kalangan masyarakat.
Metode: 
pendekatan konseptual (conceptual approach), dan pendekatan perundang-
undangan (statute approach), dilakukan dengan menganalisa peraturan perundang-
undangan yang berlaku di Indonesia, jurnal, data elektronik, yang kemudian
diolah dengan mengurai bahan-bahan hukum dan hasilnya disajikan dalam bentuk
narasi sebagai proses untuk merumuskan kesimpulan.
Hasil penelitian:
Kenaikan iuran BPJS pada saat keterpurukan ekonomi akibat pandemic Covid-19
pasti akan memberatkan para peserta. Selain akan memberatkan peserta BPJS
mandiri, kenaikan BPJS juga akan menambah beban pemerintah dalam
menanggung Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Daerah
(Jamkesda). Di masa pandemic Covid-19, dalam hal pembayaran iuran
kepesertaan, banyak peserta BPJS mandiri mengalami kesulitan ekonomi
sehingga menunggak iuran, selain itu tidak tepatnya sasaran Penerima Bantuan
Iuran (PBI). Masyarakat menjadi berat dengan naiknya iuran BPJS. Pembayaran
untuk peserta mandiri dengan manfaat pelayanan di kelas III akan membayar Rp
42.000,- kelas II Rp 100.000,- dan kelas I Rp 150.000,-. Membengkaknya iuran
BPJS yang naik menjadi 100% mengakibatkan peserta keberatan dalam
membayar iuran sehingga mereka menurunkan golongan yang dulu ikut golongan
1 turun menjadi golongan 2 dan seterusnya.
Kesimpulan:
Kenaikan iuran yang ditetapkan oleh pemerintah di masa Covid-19 semakin
menjadi beban berat setelah perekonomian yang semakin lesu dan banyaknya
 pemutusan hubungan kerja sehingga untuk dapat bertahan hidup saja sudah susah
apalagi untuk membayar iuran BPJS Kesehatan yang semakin mahal.
Alasan memilih jurnal:
Menjadi peserta BPJS Kesehatan adalah wajib sementara, pandemic Covid-19
masih terus berdampak pada ekonomi masyarakat, sehingga berpengaruh pada
daya beli masyarakat termasuk dalam membayar iuran BPJS yang dimana banyak
masyarakat lebih memilih menurunkan tingkat kelas dikarenakan keberatan dalam
membayar iuran.
Referensi :
Ref: Chumaida, Zahry V., dkk. 2020. KEPESERTAAN PROGRAM BPJS
KESEHATAN DI TENGAH WABAH PANDEMIC COVID-19. Jurnal Hukum
dan Keadilan, 4 (2): 129,143-144.

JURNAL 4 NON – B. INGGRIS


PENINGKATAN PEMAHAMAN PERAN BPJS KESEHATAN PADA
MASYARAKAT DI MASA PANDEMI COVID-19 (LOKASI:
KELURAHAN SIDOMULYO, MEDAN TUNTUNGAN)
Penuli : Rosnidar Sembiring, Saidin, Zulfi Chairi
s
Jurnal : Jurnal Hukum Dan Dinamika Masyarakat Volume 18, No. 1,
Oktober 2020
Link : http://jurnal.untagsmg.ac.id/index.php/hdm/article/view/1751

Latar Belakang: Penyebaran kasus wabah global yang disebabkan oleh pandemi
Coronavirus Disease (Covid19) sudah memasuki bulan ke-8 di tahun 2020 sejak
mulai tersebar pada akhir Desember 2019 di Wuhan, China. Infografis Covid-19
di Indonesia pada penghujung Agustus 2020 ini masih cenderung meningkat
setiap harinya. Per 23 Agustus 2020, penduduk Indonesia yang terkonfirmasi
positif Covid-19 adalah 153.535 orang atau meningkat 2.037 kasus dari hari
sebelumnya, yang dinyatakan sembuh 107.500 orang atau meningkat 2.302 dari
sebelumnya. (Kompas.com, 2020). Belum melandainya kurva kasus Covid-19 di
negeri ini, mendorong Indonesia untuk terus melakukan upaya-upaya pencegahan
dan penanganan virus Covid-19 ini yang sangat mudah dan cepat penyebarannya
karena ditularkan oleh manusia ke manusia melalui droplets/percikan-percikan
yang keluar dari hidung atau mulut orang yang terjangkit positif Covid-19 baik
saat batuk atau mengeluarkan napas. Ketika percikan virus tersebut jatuh ke
permukaan suatu benda dan tersentuh oleh orang yang sehat diikuti dengan
menyentuh mata, hidung atau mulut tanpa cuci tangan dengan sabun, maka orang
yang sehat tersebut akan berpotensi terpapar virus Covid-19. Begitu mudahnya
penularan virus ini sementara efek medis yang ditimbulkan dapat mengakibatkan
orang mengalami demam tinggi dan sesak nafas bahkan apabila daya tahan tubuh
seseorang lemah atau memiliki riwayat komplikasi penyakit seperti halnya lansia,
maka risiko terpaparnya virus Covid-19 ini dapat mengakibatkan kematian.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat
perihal BPJS Kesehatan di masa pandemi Covid-19 ini dilakukan di Kelurahan
Sidomulyo, Kecamatan Medan Tuntungan, yang mayoritas penduduknya
berprofesi petani dan pengusaha mandiri. Kecamatan Medan Tuntungan sendiri
merupakan zona merah dalam penyebaran Covid-19 bersama dengan tujuh
kecamatan lainnya di Kota Medan. Sebagai upaya mengatasi penyebaran virus
Corona ini maka Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 melakukan
penyemprotan disinfektan pada 9 (sembilan) kelurahan di Kecamatan Medan
Tuntungan, termasuk di dalamnya Kelurahan Sidomulyo.(Waspada.co.id, 2020)
Metode: Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah berupa
diskusi terarah yang dimulai dengan penyuluhan/ceramah baru kemudian
dilanjutkan dengan tanya-jawab secara langsung. Peserta sosialisasi peningkatan
pemahaman masyarakat terkait peran BPJS Kesehatan ini adalah warga
masyarakat Kelurahan Sidomulyo, Medan Tuntungan. Melalui sosialisasi dan
ceramah dapat disampaikan materi-materi yang penting untuk diketahui dan
dipahami oleh masyarakat, sementara melalui tanya-jawab dapat melengkapi
materi yang belum jelas guna memberi masukan pada masyarakat terkait peran
BPJS Kesehatan di masa pandemi ini. Sosialisasi yang dilakukan di masa pandemi
Covid-19 ini masih berlangsung mengakibatkan hanya sekitar 20 orang
masyarakat yang diperbolehkan berpartisipasi, dimana hal ini sebagai langkah
menerapkan protokol kesehatan di zona merah.
Hasil Penelitian: Peran BPJS Kesehatan dalam Menanggung Biaya Perawatan
Pasien Covid-19 di Fasilitas Kesehatan. Di bulan-bulan pertama Indonesia terkena
pandemi Covid-19 ini, sempat ada kesimpangsiuran berita bahwa biaya
pengobatan pasien Covid-19 ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Hal ini kemudian
terklarifikasi pada bulan Mei 2020 bahwa rakyat Indonesia maupun orang asing
yang berada di Indonesia dan terjangkit virus ini, baik peserta BPJS maupun
bukan, biaya pengobatannya ditanggung oleh pemerintah melalui anggaran
Kementerian Kesehatan, bukan dengan biaya BPJS Kesehatan. Dalam
penanganan pandemi Covid-19 ini, BPJS berperan untuk melakukan verifikasi
klaim rumah sakit yang memberikan pelayanan bagi pasien terjangkit Covid-19.
Penugasan BPJS Kesehatan ini tertuang dalam surat Menteri Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Bernomor
S.22/MENKO/PMK/III/2020 tentang Penugasan Khusus Verifikasi Klaim
Covid19.(Bisnis.com, 2020). Terkait penjaminan pelayanan kesehatan pasien
terjangkit Covid-19 melalui BPJS Kesehatan dapat saja dilakukan agar ke
depannya tidak ada penjaminan ganda bagi pasien Corona maupun yang diduga
terjangkit Corona. Hal ini selaras dengan pernyataan Koordinator Advokasi BPJS
Watch, Timboel Siregar. (Hukumonline.com, 2020) Sayangnya, untuk
mewujudkan penjaminan pelayanan kesehatan pasien Covid-19 di rumah sakit
dengan menggunakan BPJS Kesehatan akan menemui beberapa tantangan dan
hambatan. Tapi dalam pelaksanaannya ada tantangan dan hambatan yang tentu
saja dihadapi oleh BPJS Pelaksanaan pembiayaan pengobatan pasien terjangkit
Covid-19 melalui BPJS Kesehatan akan menemui beberapa tantangan dan
hambatan, di antaranya: Pertama, revisi Perpres No. 82/2018, khususnya Pasal 52
ayat (1) huruf o. Hal ini penting karena poin tersebut yang menjadi batu
sandungan awal bila ingin dilakukan penjaminan biaya perawatan pasien Covid-
19 dengan BPJS Kesehatan. Pasal 52 ayat (1) huruf o tersebut telah secara tegas
menyebutkan bahwa penjaminan kesehatan di masa bencana dan kejadian luar
biasa/wabah adalah sesuatu yang tidak ditanggung oleh badan hukum BPJS
Kesehatan. Kedua, kurangnya prioritas pemerintah pada anggaran kesehatan di
masa pandemi ini. Hal ini disimpulkan dari Rp 405,1 triliun anggaran penanganan
Covid-19 yang tercantum dalam APBN Perubahan 2020, hanya 18,5% dari total
belanja Covid-19 yang dialokasikan untuk bidang kesehatan, sementara anggaran
untuk industri/dunia usaha sebesar 37% dan anggaran jaring pengaman sosial
sebesar 27,2% dari total belanja penanganan pandemi Covid-19. (Katadata.co.id,
2020). Ketiga, perbaikan tata kelola BPJS Kesehatan. Sebagai badan hukum yang
usianya masih belia, BPJS Kesehatan disinyalir masih memiliki banyak
keterbatasan dan kekurangan dalam tata kelola guna pelaksanaan tugas-tugasnya.
Kesimpulan: Virus Covid-19 telah menyebar ke berbagai Negara, termasuk
Indonesia, dimana Indonesia menetapkan pandemi Covid-19 ini sebagai bencana
nasional non alam dalam Keppres No. 12/2020 tentang Penetapan Bencana
Nonalam Penyebaran Covid-19 sebagai Bencana Nasional. Di masa pandemi
Covid-19 ini, BPJS Kesehatan belum mengambil peran sebagai penjamin biaya
kesehatan para pasien yang terjangkit Covid-19 di fasilitas kesehatan atau rumah
sakit rujukan. Hal ini dikarenakan Covid-19 dikategorikan sebagai bencana
nonalam dan berdasarkan dasar hukum Pasal 52 ayat (1) huruf o Perpres No. 82
tahun 2018 memang dinyatakan secara jelas bahwa pelayanan kesehatan akibat
bencana pada masa tanggap darurat, kejadian luar biasa/wabah adalah pelayanan
kesehatan yang tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan. Selaras dengan itu, pasal 60
UU No. 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana telah menyatakan bahwa
“Dana penanggulangan bencana menjadi tanggung jawab bersama antara
Pemerintah dan pemerintah daerah”, oleh karena itu biaya medis untuk
pengobatan pasien terjangkit virus Corona akan dibayarkan dengan anggaran
Kementerian Kesehatan sebagai tanggung jawab pemerintah dan BPJS Kesehatan
di era ini hanya berperan sebagai verifikator biaya rumah sakit yang menangani
pasien Covid-19.
Alasan memilih jurnal: Alasan pemilihan jurnal ini selain didasari topik
pembelajaran. Namun juga karena memang Peningkatan Pemahaman Peran BPJS
Kesehatan Pada Masyarakat Di Masa Pandemi Covid-19 sangat diperlukan karena
masih banyak masyarakat yang pengetahuannya kurang akan peran BPJS dalam
mendapatkan pelayanan Kesehatan apalagi di pandemi banyak sekali informasi
yang bertebaran baik di media sosial ataupun secara langsung yang belum pasti
kebenarannya.
Referensi : Sembiring, R., Saidin, S., & Chairi, Z. (2020). Peningkatan
Pemahaman Peran Bpjs Kesehatan Pada Masyarakat Di
Masa Pandemi Covid-19 (Lokasi: Kelurahan Sidomulyo,
Medan Tuntungan). Jurnal Ilmiah Hukum Dan Dinamika
Masyarakat, 18(1), 40-51.
JURNAL 1 BAHASA INGGRIS
THE PANDEMIC’S IMPACT ON THE GLOBAL INSURANCE INDUSTRY
Penulis : Zakirkhodzhaeva Sh. A. (Tashkent Financial Institute,
Tashkent, Uzbekistan)
Tanggal Publikasi : 10 Juni 2021
Jurnal : International Journal on Economics, Finance and
Sustainable Development
Pendahuluan : Pasar asuransi global dipengaruhi langsung oleh tren
ekonomi global seperti krisis sektor keuangan atau fluktuasi mata uang. Namun,
pasar asuransi global pun harus mengalami penyesuaian jika terjadi peningkatan
jumlah bencana alam, prevalensi penyakit atau yang terjadi beberapa waktu
teakhir ini yaitu pandemi COVID-19. Pandemi COVID-19 mempengaruhi hampir
semua bagian dari industri asuransi.
Tinjauan Pustaka: Menurut Paul White, pandemi global dapat memberikan
dampak yang serius pada industri asuransi. Robert Lane, wakil presiden dari
Asuransi Alliant, perusahaan-perusahaan asuransi mengalami peningkatan
kerugian dan juga menerima ribuan klaim. Perusahaan asuransi dengan cepat
menambahkan pengecualian pada polis asuransi. Tetapi asuransi
pertanggungjawaban umum tetap dapat dikaitkan dengan wabah virus Corona
dengan kondisi tertentu. Namun demikian, tetap ada kemungkinan pengecualian
untuk epidemi atau pandemi. Perusahaan asuransi tetap dapat dituntut jika
pemegang saham mengklaim perusahaan tidak mengembangkan rencana darurat
yang memadai, tidak mengikuti protokol wajib dan sebagainya.
Metode penelitian: Dalam proses penelitian, metode digunakan untuk
mengurangi dampak negatif dari pandemi COVID-19 di pasar asuransi global,
solusi untuk pemulihan serta perkembangan pasar asuransi global dan domestik
pasca pandemi.
Diskusi Analisis dan Hasil: Masalah pandemi COVID-19 ini kemungkinan akan
mendorong perusahaan asuransi atau jaminan untuk memaksimalkan cakupan
reasuransi peluang mereka. Reasuransi pasti akan melihat bagaimana kerugian
agregat yang berkaitan dengan COVID-19 ini berubah untuk memaksimalkan
cakupan kerugian untuk reasuransi apapun. Pandemi COVID-19 membuat
penyesuaian yang sulit bagi perekonomian termasuk dinamika pasar asuransi.
Pandemi COVID-19 tidak menyebabkan peningkatan tajam dalam pembayaran
asuransi, namun bisnis asuransi tetap akan mendapatkan dampak negatif dari
pandemi ini, seperti penurunan premi sebagai akibat dari penangguhan
penerbangan. Penerapan aktif teknologi IT dapat memberikan dukungan kepada
perusahaan asuransi. Namun, terlepas dari pandemi COVID-19 yang tiba-tiba,
perusahaan reasuransi di seluruh dunia memiliki modal yang baik dan tangguh
berkat sejarah panjang manajemen risiko yang inovatif dan hati-hati. Asuransi
kredit merupakan salah satu bidang yang merasakan dampak gangguan pada
perdagangan global. Namun, perusahaan asuransi kredit sudah menggunakan
pendekatan proyektif, terus-menerus memantau risiko dan bersiap untuk
mengurangi batas ketika masalah diidentifikasi. Aset perusahaan asuransi
mengalami penurunan neraca, seperti kerugian investasi yang menyebabkan
keuntungan lebih rendah dan rasio solvabilitas yang lebih rendah yang berdampak
lebih besar pada kenaikan tarif untuk kelas asuransi tertentu. Volume premi
asuransi mengalami penurunan di semua segmen tetapi akan lebih ringan untuk
assuransi jiwa. Selama pandemi, perusahaan asuransi domestik bidang
pengembangan bisnis ditawarkan untuk memperbaiki kerangka regulasi,
pengembangan kelembagaan regulasi asuransi, memperkuat perlindungan hak-hak
konsumen jasa asuransi dan entitas lainnya juga mempopulerkan budaya asuransi,
memperluas cakupan jangkauan dan meningkatkan kualitas layanan asuransi dan
terakhir sistem pelatihan spesialis di pasar asuransi.
Kesimpulan: Pasar asuransi global dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Pandemi COVID-19 menjadi salah satu faktor yang memberikan dampak yang
besar pada pasar asuransi global sehingga industri ini harus menyesuaikan.
Metode penelitian ini digunakan untuk mengurangi dampak negatif dari pandemi
COVID-19 dan juga memberikan solusi. Artikel ini mendiskusikan berbagai
kemungkinan dampak negatif yang dapat terjadi selama pandemi COVID-19
sehingga perusahaan asuransi dapat menyesuaikan serta memberikan berbagai
solusi selama masa pandemi.
Alasan pemilihan jurnal: Jurnal ini membahas pasar asuransi secara global
dimulai dari kondisi pasar asuransi sebelum pandemi COVID-19 sampai kondisi
pasar asuransi di masa pandemi COVID-19 beserta dampak-dampak negatif yang
sudah terjadi maupun yang akan atau mungkin terjadi. Namun, bukan hanya
mendiskusikan tentang dampak saja, jurnal ini pun memberikan solusi-solusi
untuk menanganinya.
Referensi: Zakirkhodzhaeva Sh. A. (2021). ‘The Pandemic’s Impact on the
Global Insurance Industry’. International Journal on Economics, Finance and
Sustainable Development. IJEFSD. ISSN: 2615-4021. Diakses pada 28 September
2022,
JURNAL 2 BAHASA INGGRIS
Comparison of Unemployment-Related Health Insurance Coverage Changes in
Medicaid Expansion vs Nonexpansion States During the COVID-19 Pandemic
Penulis : Joseph Benitez
Jurnal : National Library of Medicine Vol.3 No.6 , Juni 2022
Link : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9206185/
Latar belakang : Pandemi COVID-19 telah dikaitkan dengan peningkatan
tingkat pengangguran dan periode yang lama ketika individu tidak memiliki
asuransi kesehatan. Sedikit yang diketahui tentang bagaimana ekspansi Medicaid
memfasilitasi pendaftaran Medicaid sebagai penyangga kerugian pertanggungan
karena pengangguran.
Puncak pengangguran selama krisis COVID-19 mencapai 14,8% pada
April 2020, hampir 4,3 kali lebih tinggi dari tingkat prapandemi sebesar
3,5%. Banyak dari pengangguran baru serta mereka yang mengalami
ketidakstabilan pekerjaan kemungkinan besar mengalami kesulitan
mempertahankan cakupan asuransi kesehatan dan adanya ancaman langsung
untuk mempertahankan akses ke perawatan kesehatan yang dibutuhkan. Untuk
membandingkan perubahan status pertanggungan asuransi kesehatan yang terkait
dengan pengangguran terkait pandemi di antara orang dewasa yang sebelumnya
bekerja di negara bagian yang telah vs belum memperluas kelayakan Medicaid.
Tujuan: Untuk membandingkan perubahan status pertanggungan asuransi
kesehatan yang terkait dengan pengangguran terkait pandemi di antara orang
dewasa yang sebelumnya bekerja di negara bagian yang telah vs belum
memperluas kelayakan Medicaid.
Metode: Studi kohort ini dianggap dikecualikan dari tinjauan oleh Dewan
Peninjau Institusional Universitas Kentucky, dan persyaratan persetujuan yang
diinformasikan dibebaskan karena data yang digunakan untuk semua analisis
tersedia untuk umum dan digunakan untuk pemantauan rutin kesehatan ekonomi
AS dan masing-masing negara bagian. Penelitian ini mengikuti pedoman
pelaporan Penguatan Pelaporan Studi Observasi dalam Epidemiologi 
Hasil penelitian : Hasil utama adalah status pertanggungan (yaitu, status tidak
diasuransikan) dan sumber pertanggungan (yaitu, disponsori majikan, pasar, dan
Medicaid). Menggunakan model regresi efek tetap orang-per-tahun 2 arah,
perubahan status cakupan yang terkait dengan pengangguran di negara bagian
yang memperluas Medicaid dibandingkan dengan negara bagian yang tidak
memperluas Medicaid. Analisis tambahan dilakukan berdasarkan status cakupan
prapandemi.
Kesimpulan: Dalam studi kohort orang dewasa AS ini, pendaftaran Medicaid
terkait pengangguran lebih sering terjadi di negara bagian ekspansi Medicaid
selama pandemi COVID-19. Ekspansi Medicaid menyebabkan peningkatan yang
lebih kecil pada orang dewasa yang tidak diasuransikan karena mereka yang
kehilangan pertanggungan asuransi swasta (misalnya, disponsori oleh majikan)
tampak lebih mampu untuk beralih ke Medicaid setelah kehilangan pekerjaan.
Alasan memilih jurnal: Orang yang terkena dampak buruk dari krisis Covid-19
akan beralih ke cakupan Medicaid (layanan asuransi kesehatan bagi para warga
negara Amerika Serikat yang berada di bawah garis kemiskinan) sama seperti di
Indonesia dimana pemerintah mengeluarkan layanan asuransi kesehatan atau biasa
disebut BPJS kesehatan yang diperuntukkan bagi masyarakat yang membutuhkan
bantuan khususnya dalam hal ekonomi. Apalagi di masa pandemi Covid 19 ini
sangat dibutuhkannya asuransi kesehatan agar memudahkan masyarakat untuk
berobat di RS ataupun fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Referensi : Joseph Benitez, 2022, Comparison of Unemployment-Related Health
Insurance Coverage Changes in Medicaid Expansion vs Nonexpansion States
During the COVID-19 Pandemic, National Library of Medicine Vol.3 No.6,
Diakses Juni 2022, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9206185/

Anda mungkin juga menyukai