KTI - PAJAK (Berbagai Langkah Generasi Z Dalam Upaya Memperluas Peningkatan Kesadaran Pajak)
KTI - PAJAK (Berbagai Langkah Generasi Z Dalam Upaya Memperluas Peningkatan Kesadaran Pajak)
BAB 1
PENDAHULUAN
Pajak merupakan salah satu mata air fundamental yang mendukung kemajuan di suatu
negara. Di Indonesia, penerimaan negara terbesar, yang utama adalah retribusi. Negara
melibatkan pajak untuk pergantian acara publik dan administrasi publik. Sumber-sumber
pendapatan negara yang diperoleh dari pungutan dipisahkan menjadi tujuh bidang, yaitu
Personal Assessment, Bea Pertambahan Nilai, Pajak Transaksi Barang Mewah, Pajak Tanah
dan Bangunan, Bea Produk, Penilaian Nilai Tukar Global, dan Kewajiban Impor dan
Ekstraksi. Pemerintah Indonesia masih terus berupaya meningkatkan pendapatan negara di
bidang pengeluaran. Pekerjaan ini selesai sehingga pengakuan kemajuan publik yang tidak
memihak di masing-masing negara.
Kepatuhan pajak dicirikan sebagai kondisi di mana warga negara setia dan memiliki
perhatian dalam memenuhi komitmen pengeluaran mereka. Devano, 2006 dalam Ni Luh,
2006, mengusulkan konsistensi dan keakraban dengan komitmen tugas yang memuaskan
tercermin dalam keadaan berikut:
1. Wajib pajak memahami dan berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan
2. Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas
3. Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar.
4. Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya.
1. Tepat waktu dalam menyampaikan surat pemberitahuan untuk semua jenis pajak
dalam dua tahun terakhir.
2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak,kecuali telah memperoleh
izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak.
3. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan
dalam jangka waktu sepuluh tahun terakhir.
Menurut Arief Rahman (2018) kehati-hatian dapat diartikan sebagai suatu kondisi di
mana seorang warga negara mengetahui, menghormati, dan mematuhi pedoman pengeluaran
materi di mana warga negara memiliki kerinduan dan kesungguhan dalam memenuhi
komitmen tugasnya. Sementara menurut Yusnidar (2015) warga yang memiliki kesadaran
tinggi tidak menganggap pengeluaran sebagai beban, namun mereka memandangnya sebagai
komitmen dan kewajiban sebagai warga dengan tujuan tidak memprotes dan membayar
beban. dengan sengaja.
Ensari (2017) menyatakan pembagian menjadi beberapa generasi. Generasi yang paling
mapan adalah generasi veteran atau adat yang dibawa ke dunia sebelum tahun 1945. Yang
paling mutakhir adalah waktu peningkatan angka kelahiran usia yang dibawa ke dunia dari
tahun 1945 hingga 1965. Kemudian, Generasi X adalah individu yang dibawa ke dunia dari
1966 hingga 1979. Setelah usia X adalah Generasi Y yang dibawa ke dunia pada 1980-1995.
Sedangkan Generasi Z, mereka lahir ke dunia setelah tahun 1995. Dengan cara ini, sangat
terlihat bahwa Generasi Z adalah usia yang paling besar yaitu 26 tahun. Calvet dan Alm
(2017) menyimpulkan bahwa simpati sangat mempengaruhi konsistensi warga. Warga yang
memiliki rasa kasih sayang yang tinggi akan lebih patuh dalam mencicil. Bagaimanapun,
Calvet dan Alm (2017) tidak menghubungkan welas asih dengan perhatian warga. Ini untuk
melihat apakah ada hubungan antara welas asih dan kesadaran pajak dari warga yang akan
datang, khususnya Generasi Z.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA