Anda di halaman 1dari 41

Accelerat ing t he world's research.

TUGAS RESUME ATAS NAMA SRI


HARTUTI HUSIN
sri hartuti husin

sri hartuti husin.S.Pd

Cite this paper Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

BAHASA INDONESIA UNT UK PERGURUAN T INGGI IN MED IN MEDIA IN MEDIA IN M N MEDIA i N M…


karin kamila

Ebook Art ikel 2015


ahmad nurdin

Buku Kelompok
Nando Okt avianus Pane
PROFESIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

LANGKAH -LANGKAH PENULISAN ILMIAH DAN


PLAGIAT BAGI PENULIS DAN PENELITI PEMULA

DOSEN : Dr.NENY MAHYUDIN.M.Pd

Oleh

SRI HARTUTI HUSIN


NIM:18330044

JURUSAN PASKA SARJANA


PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

1
2

2019
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3
C. Tujuan
D .....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Karya Ilmiah ........................................................ 5
B. Jenis-Jenis Karya Ilmiah ............................................................. 6
C. Ciri-Ciri Karya Ilmiah ................................................................. 9
D. Derajat Keimuan Karya Tulis……………………………
E. Anatomi Karya Ilmiah…………………………………….
F. Memahami Kaidah Etika Penulisan…………………………..
G. Penggunaan Bahasa ………………………………………

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................... 38
B. Saran .......................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA
3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mengetahui struktur sebuah penelitian dan penulisan karya tulis ilmiah

merupakan sebuah keharusan bagi mahasiswa atau seorang peneliti agar apa yang

mereka teliti dapat diekspose dan akan menjadi sebuah referensi bagi para

pencinta ilmu.Sebuah karya ilmiah akan teruji pada awalnya adalah sistimatika

penulisan jika penulisaannya sudah mengacu kepada petunjuk penulisan karya

ilmiah maka karya tulis itu akan mendapatkan pengakuan walaupun demikian

tentu apa yang diteliti serta hal hal yang berhubungan dengan penelitian tersebut

juga tidak kalah pentingnya untuk dipahami pembaca namun mengetahui kaidah

dan bentuk penulisan sebuah karya ilmiah sangat penting dipelajari sebelum

seseorang melakukan sebuah penelitian baik penelitian kuailitatif maupun

kuantitatif dan gabungan keduanya.

Pemilihan bentuk tulisan akan menentukan siapa yang akan membaca

tulisan tersebut dan untuk siapakah tulisan tersebut ditulis dan seorang penulis

profesional akan menetukan sejauh mana pemahaman seorang penulis terhadap

konsep ilmu pengetahuan dan apa yang mereka teliti akan menjadi sebuah

referensi bagi kalangan pencinta ilmu pengetahuan jika tulisan tersebut tersusun

secara baik dan mengacu pada kaidah sebuah tulisan ilmiah.maka tulisan tersebut

akan banyak dibaca dan digunakan sebagai referensi Menulis merupakan sebuah

kemampuan literasi dan kemampuan ini merupakan hal yang sangat mendasar
4

dalam terbitnya sebuah karya tulisan ,tulisan yang ilmiah dan enak untuk dibaca

menggambarkan si penulis atau si peneliti sangat memahami akan konsep atau

tema yang akan mereka paparkan .

Sesungguhnya makalah ini merupakan upaya pemahaman terhadap

langkah langkah penuisan karya tulis ilmiah dan sebagai sumber referensi adalah

buku Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer karya Jujun S.Suriasumantri serta

dengan mengambil referensi lainnya sebgai tambahan dalam memahami cara atau

sistimatika penulisan ilmiah. .

B. Rumusan Masalah

1.Apa dan mengapa tentang Karya Ilmiah atau Tulisan Ilmiah

2.Konsep dasar Karya Ilmiah

3.Anatomi Karya Ilmiah

4.Memahami kaidah dan etika penulisan Karya Ilmiah

5. Menjelaskan bahagian bahagian dari langkah langkah penulisan ilmiah

6.Plagiat dalam penulisan karya ilmiah

C. Tujuan

1.Mengetahui apa yang dimaksud dengan Tulisan Ilmiah

2.Menjelaskan Struktur Penelitian

3.Mengetahui Langkah -Langkah Pnulisan Ilmiah

4.Menjelaskan tentang Plagiat dalam tulisan ilmiah


5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Karya Ilmiah

Karangan ilmiah disebut juga karya ilmiah. Menurut Pateda (1993 :


91), karya ilmiah adalah hasil pemikiran ilmiah pada suatu disiplin ilmu
tertentu yang disusun secara matematis ilmiah, logis, benar,
bertanggungjawab, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Adapun dalam Baha sa ingris scientific paper yang artinya sebuah laporan
yang diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian seseorang atau tim
dengan memnuhi kaidah kaidah keilmuan atau hasil pemikiran seorang
ilmuwan yang berisi berupa pengembangan (Setiawan, 2010 : 51). Fakta
yang digunakan dalam karangan ilmiah merupakan fakta umum yang
dapat dibuktikan kebenarannya serta ditulis secara ilmiah menurut
prosedur penulisan ilmiah.Selain itu, fakta umum juga dapat dijadikan
sebagai dasar dalam menyusun kesimpulan. Contoh fakta yang bersifat
ilmiah :
a. Asap yang keluar dari knalpot kendaraan sebagian besar gas
karbon monoksida yang membahayakan kesehatan.
b. Adanya hukum grafitasi
c. Pemanfaatan alam sebagai biotanol dan biogas , dan sebagainya.
Berbeda dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya,
fakta pribadi tidak dapat dibuktikan kebenarannya.Hal ini dapat disebut
sebagai fakta non-ilmiah. Contoh fakta non-ilmiah :

a. Hulu sungai Brantas mengalir melalui perkebunan yang indah.


b. Orang Minang suka merantau dan ada dimana mana
c. Pacarku lebih cantik daripada pacarnya.

.
6

Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa karangan


ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum
yang dapat dibuktikan kebenarannya, disajikan menurut metodologi
penulisan yang baik dan benar, dan menggunakan bahasa ragam ilmiah.

B. Jenis-jenis Karya Ilmiah

Karya ilmiah yang disajikan dengan menggunakan format ilmiah


berdasarkan fungsinya dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni :
1. Karya Ilmiah Akademis

Ciri karya ilmiah akademis :


a. Karya ilmiah yang ditulis dalam rangka kegiatan akademis
dan biasanya ditulis sebagai syarat memperoleh gelar
akademis.
b. Ditulis oleh siswa/mahasiswa dibawah bimbingan dan
tanggung jawab orang yang lebih profesional, seperti
dosen yang membimbing mahasiswa dalam menyusun
makalah atau skripsi.
c. Tidak dipublikasikan,hanya didokumentasikan dalam
perpustakaan.
d. Memerlukan proses pengujian oleh orang-orang
profesional untuk menentukan kualitas karya akademis.
e. Lebih menekankan pada proses daripada hasil.
f. Biasanya ditulis oleh perorangan namun ada pula yang
disusun oleh tim.
g. Contoh karya ilmiah akademis adalah makalah kuliah/
tugas kuliah/ paper, skripsi, dan tesis.

2. Karya Ilmiah Professional

Ciri karya ilmiah profesional :


7

a. Ditulis sebagai sarana pengembangan profesi para kaum


profesional. Misalnya seorang dosen yang sedang studi
lanjut ke jenjang S2.
b. Tidak memerlukan pembimbing.
c. Karya ilmiah profesional tetap memerlukan penilaian
untuk menguji tingkat kualitas dan mutu karya ilmiah.
Penilai karya ilmiah dapat berupa penyunting ahli dalam
sebuah jurnal ilmiah atau evaluator dalam sebuah
penelitian.
d. Umumnya diterbitkan untuk menyebarluaskan informasi
akademis.
e. Lebih menekankan hasil daripada proses.
f. Contoh karya ilmiah profesional adalah laporan penelitian,
artikel ilmiah, buku teks, makalah, dan sebagainya.

3. Bentuk Karya Ilmiah

Ada beberapa bentuk karya ilmiah, yaitu buku, makalah, kertas


kerja, tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian.Bentuk-
bentuk tersebut diuraikan berikut ini.
a. Buku merupakan karya ilmiah yang paling mudah dijumpai karena
beredar secara umum. Buku yang tergolong sebagai karya ilmiah
adalah buku yang memenuhi syarat karya ilmiah, yaitu berisi fakta
umum yang ilmiah dan ditulis dengan sistem penulisan yang
standar..

b. Makalah adalah karya tulis imiah yang menyajikan suatu masalah


yang pembahasannya bedasarkan data di lapangan serta bersifat
empiris-objektif (Arifin 2000:2). Menurut Pranowo (1999:4), ada
dua pola dalam makalah, yaitu pola deskriptif dan pola
argumentatif.
8

c. Kertas kerja adalah kaya imiah yang berisi analisis terhadap fakta
secara objektif. Menurut Arifin (2000:3), kertas kerja biasanya
digunakan sebagai bahan lokakarya.

d. Artikel adalah karya imiah yang dikhususkan untuk diterbitkan di


jurnal ilmiah. Ada dua bentuk karya ilmiah, yaitu artikel
konseptual dan artikel penelitian. Artikel konseptual merupakan
artikel yang dibuat dari gagasan atau ide penulis. Sedangkan artikel
penelitian merupakan artikel yang dibuat dari hasil penelitian.

e. Tugas akhir, skripsi, tesis, dan disertasi adalah karya imiah yang
dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam pencapaiam gelar
akademik. Tugas akhir digunakan sebagai persyaratan memperoleh
gelar Ahli Madya, skripsi digunakan untuk memperoleh gelar
Sarjana, tesis untuk memperoleh gelar Magister, dan disertasi
untuk memperoleh gelar Doctor. Penulisan keempat jenis karya
ilmiah ini dapat dilakukan dengan dua cara, yakni :

1) Penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan di


tengah-tengah masyarakat.
2) Penelitian pustaka, yaitu penelitian yang dilakukan pada
buku-buku atau bacaan-bacaan lainnya.
f. Laporan penelitian adalah karya ilmiah yang menyajikan data dan
analisis dari suatu penelitian.

Jenis-jenis karya ilmiah menurut Pedoman Penulisan Karya Ilmiah


Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sultan Maulana Hasanuddin
Banten (2014: 3) adalah:
a. Term Paper atau Makalah
b. Laporan Buku
c. Timbangan Buku/ Book Review
d. Skripsi
e. Tesis
9

f. Disertasi
g. Artikel jurnal ilmiah

C. Ciri-ciri Karya Ilmiah

Secara umum karya ilmiah memiliki ciri-ciri adalah sebagai


berikut.
a. Logis, yakni segala keterangan yang disajikan dapat diterima oleh
akal.
b. Objektif, yakni segala keterangan yang dikemukakan menurut apa
adanya (sesuai dengan objek yang diteliti).
c. Penulisannya cermat, tepat, benar, dan tulus..
d. Tidak mengejar keuntungan pribadi,
.
e. Tidak emotif, yakni menonjolkan perasaan dengan informasi yang
sedikit. Karangan ilmiah menyajikan sebab musabab dan alasan
yang dikemukakan induktif, mendorong untuk menarik kesimpulan
tidak terlalu tinggi, dan bukan bersifat ajakan.
f. Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa pendukung.
g. Jelas, artinya segala keterangan yang dikemukakan dapat
mengungkapkan maksud secara jernih..Tidak memancing
pertanyaan-pertanyaan yang memuat keraguan.
h. Tidak bersifat persuatif, yakni penilaian fakta tanpa bukti. Tujuan
karangan ilmiah dapat mendorong pembaca mengubah pendapat
tetapi tidak melalui ajakan, argumentasi, sanggahan, dan protes.
i. Lugas, yakni pembicaraan langsung kepada hal pokok.

Berdasarkan sifatnya karya ilmiah dikelompokkan menjadi empat


macam :
a. Karya ilmiah non-teknis konkret
Karya ilmiah non-teknis memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Bersifat informative
10

2) Bernada populer tanpa definisi istilah-istilah khusus


3) Topiknya spesifik
4) Konkret
5) Tidak terdapat ajakan yang bersifat emosional atau imajinatif
6) Bahasa figuratif hanya dipakai untuk menghangatkan masalah
7) Tersusun sistematis
8) Ditujukan pada pembaca dengan pengetahuan ilmiah dasar
b. Karya ilmiah teknis umum
Karya ilmiah teknis umum memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Seluruhnya informative
2) Menggunakan kata-kata / istilah teknis tanpa definisi
3) Tidak mengejar keuntungan pribadi, tulus ikhlas,
4) Tidak memuat penilaian tetapi mendudukkan masalah secara
umum
5) Bersifat konkret
6) Susunan dan nada formal
7) Tidak ada ajakan emosional
8) Ditujukan pada pembaca yang telah berpengetahuan teknis
c. Karya ilmiah abstrak formal
Karya ilmiah abstrak formal memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Bersifat rangkuman umum
2) Informatif
3) Non-teknis
4) Tidak mengejar keuntungan pribadi
5) Tulus
6) Menyertakan bukti
7) Nada dan bahasanya formal
8) Tidak ada ajakan emosional
9) Isinya popular
10) Istilah yang dipakai juga populer
d. Karya ilmiah spesifik historis
11

Karya ilmiah spesifik historis memiliki ciri-ciri sebagai berikut.


1) Seluruhnya informative
2) Berdasar sumber sejarah
3) Tanpa ajakan emosional
4) Tidak mengejar keuntungan pribadi
5) Tulus
6) Tidak memuat penilaian
7) Konkret dan spesifik
8) Semi-teknis
9) Bahasa dan susunannya diatur secara formal
Ciri-ciri dari karya ilmiah, diantaranya sebagai berikut:
a. Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku
yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang
efektif dengan struktur yang baku.
b. Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif,
c. Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari
bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan
bagian penutup.
d. Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun
semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti,
penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam
jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.

D. Derajat Keilmiahan Karya Tulis


Bauer, henry H. (1994) Derajat I : Frontier Science atau Primary
Literature: adalah sebuah karya yang merupakan gabungan dari berbagai
usaha untuk mendapatkan pengetahuan baru dengan segala cara yang
dapat diterima oleh manusia, seperti dengan cara eksperimen sederhana,
mencoba atau memikirkan sesuatu dengan serius. Derajat II : Secondary
Literature: karya pada derajat I yang telah dipublikasikan dan banyak
diacu atau dirujuk dalam penulisan karya ilmiah (misalnya: monograf,
12

review artikel, graduate textbooks) Derajat III : Tertiary Literature atau


Textbook Science, karya yang telah menjadi textbook dan kebenarannya
seakan absolut, sehingga menjadi sejenis materi pengejaran dogmatis.
Sebuah penelitian selain sistimatikanya diperhatikan namun ada hal yang

sangat penting adalah dasar pemikiran yang menjiwai sebuah penelitian dan

melalui sistimatika yang sesuai akan membuat penelitian menjadi lebih bermakna.

Tulisan Ilmiah merupakan sebuah tulisan yang memuat sebuah penelitian terhadap

kajian ilmu seseorang yang dilandaskan kepada argumentasi penalaran keilmuan

jadi tulisan ilmiah merupakan ide ide pokok atau sebuah penalaran keilmuan yang

dituangkan dalam bentuk tulisan dan ditulis dengan kaidah yang baku ,tulisan

ilmiah ditulis oleh praktisi keilmuan yang bertujuan melakukan sebuah riset atau

penelitian terhadap bidang ilmu tetentu.

Seorang penulis yang baik adalah penulis yang memahami hakekat dan

fungsi unsur unsur yang tersebut dalam struktur tulisan ilmiah serta memilih teiri

teori terkait tulisan ilmiah yang mereka tulis dan dalam memilih sebuah teori

bertujuan untuk menganalis sebuah persoalan yang jelas memerlukan asumsi

tertentu oleh sebab itu perlu sekali struktur peneulisan ilmiah yang yang secara

logis dan kronologis yang mencerminkan kerangka penalaran ilmiah baik disaat

menulis sebuah tesis,desertasi maupun laporan ilmiah lainnya.

E.Anatomi Karya Ilmiah

Perencanaan penelitian merupakan awal dari sebuah penelitian melalui

perencanaan yang mengacu kepada sistimatika penulisan yang baku akan

membuat tulisan ilmiah menjadi lebih baik desain dari sebuah penelitian dibuat

secra sistimatis dan logis maksudnya alurnya jelas saling terkait dan tidak terputus
13

putus dalam hal menentukan langkah langkah penulisan illmiah ini ada beberapa

hal yang harus diperhatikan adalah sebuah penelitian ilmiah harus ilmiah dalam

kajiannya dan ilmiah artinya menggunakan prinsip prinsip sain yang selalu

bersifat empiris yang mengacu kepada data yang ada dan faktual dan

menggunakan teori teori yang dapat dijadikan kekuatan dan penguat terhadap

argumen si penulis.

Langkah langkah dalam penulisan sebuah karya tulis ilmiah perlu

memperhatikan kaidah kaidah yang berlaku dan sebuah karya tulis yang

memenuhi sistimatika tentu akan menjadikan penelitian tersebut menjadi lebih

bernilai dan membuat si pembaca akan mampu memahami dan memudahkan

orang untuk mengambil kesimpulan atau asumsi terhadap penelitian tersebut;

Struktur penulisan Ilmiah sebagai berikut:

1) Pembuka merupakan bahagian awal dari sebuah karya ilmiah seperti Cover,.

2) Isi.

3) Penutup

4) Lampiran

Bagian Pembuka

1. Cover

Cover merupakan halaman pertama yang terlihat dari sebuah karya tulis. Cover

memiliki suatu keberadaan yang penting dalam penulisan karya tulis ilmiah , yaitu

sebagai daya tarik serta memudahkan pembaca untuk mengetahui gambaran

umum mengenai isi sebuah karya tulis ilmiah. Bagian cover ini terdiri dari:
14

1. Keterangan jenis karya tulis ilmiah


Keterangan ini ditulis paling atas. Kita dapat menulis jenis karya tulis,
seperti makalah, skripsi, tesis, atau laporan penelitian.
2. Judul karya tulis ilmiah
Judul ini diletakkan di bawah keterangan jenis karya tulis.
3. Tujuan karya tulis ilmiah
Tujuan karya tulis ditulis dengan font yang lebih kecil daripada judul.
4. Logo Instansi
Logo diletakkan paling tengah dan berukuran yang proporsional dengan
tulisan lainnya di cover.
5. Nama penulis
6. Nama instansi
7. Tahun pembuatan
Bagian-bagian cover ini ditulis di tengah cover.

2. Kata Pengantar

Pada halaman kedua karya tulis ilmiah berisi mengenai kata pengantar. Kata
pengantar berisi mengenai ucapan syukur kepada Tuhan dan ucapan terima kasih
kepada rekan, kolega, dan pihak-pihak yang telah membantu penulis
menyelesaikan karya tulis ilmiahnya. Di akhir ucapan terima kasih disertakan kata
penulis tanpa menyebutkan nama.

3. Abstrak

Kata Absrak ditulis di bagian tengah halaman. Kemudian di bawah kata abstrak
ditulis nama penulis, tahun penulis, serta judul yang dicetak miring. Abstrak
merupakan rangkuman karya tulis yang berisi secara padat intisari dari penelitian
yang mencakup latar belakang masalah, masalah yang diteliti, metode yang
digunakan, hasil yang diperoleh serta kesimpulan dan saran. Di bawah rangkuman
isi karya tulis, kata-kata kunci diberikan.
15

Abstrak bermanfaat untuk membantu pembaca menemukan gambaran mengenai


isi karya tulisnya sesuai dengan kebutuhan minat dari pembaca dan perlu untuk
dibaca lebih lanjut.

4. Daftar Isi

Daftar isi merupakan daftar nomor halaman yang menunjukkan letak setiap
bagian karya tulis.

5. Daftar Tabel

Daftar tabel merupakan daftar nomor halaman yang menunjukkan letak tabel-tabel
pada karya tulis

Bagian Isi

1. Bab I Pendahuluan

Pada bagian pendahuluan ini merupakan pengajuan masalah terdiri dari beberapa
bagian, yaitu:

1. Latar Belakang Masalah


Latar belakang masalah berisi mengenai permasalahan yang ditemukan di
lapangan dan kesenjangan antara kenyataan atau realita dengan Teori
Penulis juga menjelaskan alasan dan dasar pemilihan topik.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berisi mengenai permasalahan-permasalahan yang akan
dibahas dalam penelitian dan ditulis dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Pertanyaan ini akan dijelaskan jawabannya pada bagian pembahasan.
3. Batasan Masalah
Batasan masalah berisi mengenai batasan-batasan permasalahan yang
ingin dibahas sehingga cakupan bahasan tidak meluas dan tetap relevan
4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berisi tentang kalimat-kalimat pernyataan yang mengacu
pada pertanyaan rumusan masalah. Misalnya, jika pada rumusan
16

masalahnya adalah “Bagaimana pengaruh gadget terhadap gaya belajar


siswa?” maka di tujuan penelitian dituliskan “Untuk menjelaskan
pengaruh gadget terhadap gaya belajar siswa.
5. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan sesuatu yang dianggap benar untuk
pengutaraan pendapat dan kebenarannya masih perlu dibuktikan dalam
penelitian.
6. Manfaat Penelitian
Sebuah penelitian tentu memiliki manfaat bagi banyak orang. Pada bagian
ini tertulis manfaat-manfaat apa yang diperoleh oleh kalangan tertentu
maupun masyarakat pada umumnya.

2. Bab II Landasan Teori atau Penyusunan Kerangka Teoritis

Pada bagian ini, penulis menjelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan


dengan permasalahan yang akan dibahas dari para ahli dan juga dari sumber-
sumber yang dapat dipercaya kebenaran teorinya.Memecahkan masalah yang
bersifat ilmiah dengan mempergunakan pengetahuan ilmiah sebagai dasar
argumentasi dalam menganalisa dan mengkaji persoalan agar kita mampu
endapatkan jawaban terhadap permasalahan yang ada.jadi kerangka ateoritik ini
merupakan tempat penulis atau peneliti berdiri dengan argumentasinya yang
dikuatkan oleh teori teori para ahli yang terkait dengan masalah yang diteliti,maka
kajian teori merupakan sebuah semboyan ilmiah yang menyatakan bahwa
yakinkan secara logis dengan menggunakan kerangka teoritis ilmiah dan
dibuktikan secara empiris dengan mengumpulkan fakta dan data yang relevan
dapat disimpulkan bahwa pengertian ilmiah adalah seorang peneliti tidak
diperkenankan untuk mengumpulkan data empiris sekiranya belum bisa belum
bisa menyususn kerangka teoritis yang meyakinkan.

Kriteria utama agar sebuah kerangka berfikir bisa meyakinkan sesama ilmuwan
adalah alur alur pikiran yng logis yang menimbulkan sebuah kesimpulan yang
berupa hipotesa Kerangka teoritis merupakan merupakan sebuah karya ilmiah
17

bukan merupakan kumpulan dati banyak teori namunmelainkan kumpulan premis


ilmiah yg sudah dipilih secara selektif membangun argumentasi penulis.

3. Bab III Metode Penelitian

Pada bagian ini menjelaskan mengenai cara atau sistem yang digunakan pada
penelitian agar terbukti atau teruji dengan benar penelitian yang diteliti.Metode
merupakan pengetahuan tentang metode apa yang digunakan dalam penelitian dan
metode yang digunakan berdasarkan tujuan penelitian,tujuan sebuah penelitian
mencakup semua aspek tidak hanya variable saja namun juga dimana penelitian
dilakukan untuk siapa kapan dan waktunya,metode merupakan prosedur dri
sebuah penelitian atau cara yang ditempuh untuk encapai sebuah tujuan dari
penelitian itu sendiri.,teknik pengumpulan data,dan teknik analisis data

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Analisis

Pada bagian ini berisi mengenai hasil penelitian dan analisis temuan-temuan
dalam penelitian. Pada bagian ini, penulis akan menganalisis hasil penelitian yang
sesuai dengan teori ataupun yang bertolak belakang dengan teori.

Bagian Penutup

Bab V Penutup
Bagian ini terdiri dari saran dan kesimpulan.Saran merupakan pendapat
penulis untuk kesempurnaan penulisan karya tulis lebih lanjut dan juga dapat
merupakan masukan mengenai hasil temuan penelitian, misalnya hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif media on line
terhadap gaya belajar siswa, maka penulis dapat memberi saran untuk pelajar
mengatur waktu dengan bijak ketika bermain game

Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi tentang refensi-refensi yang digunakan penulis sebagai
bahan dasar penulisan karya ilmiah. Referensi ini dapat berasal dari buku
ataupun website.
18

Lampiran adalah bukti pendukung dalam menulis sebuah karya tulis iliah
Lampiran merupakan bukti-bukti pendukung atau otentik yang dilakukan saat
penelitian, misalnya angket penelitian, daftar pertanyaan wawancara, dan
hasil wawancara.

Struktur Penulisan yang baku yang tlah dijelaskan diatas merupakan

sistimatika penulisan ilmiah dan bersifat umum dan kerangka konseptual yang

mendukung sebuah kajian akan lebih membuat karya tulis menjadi lebih kuat

disteori yang mendukung analisis sebuah permasalahan

F.Etika Penulisan Karya Tulis Ilmiah


1.Asas-asas Etika Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Menurut Rahman ( 2013 )Walaupun begitu, secara umum,unsur-unsur di


bawah ini dipandang berlaku umum dalam setiap penulisan karya tulis ilmiah.
a. Memelihara kejujuran..
b. Menunjukkan sikap rendah hati (tawadu„)..
c. Bertanggung jawab atas informasi dan analisis yang diungkapkan, serta
tidak melemparkan kesalahan yang terdapat dalam karya tulis itu kepada
orang lain, atau pihak lain.
d. Bersikap terbuka, dalam arti memberikan kesempatan kepada pihak lain
untuk memeriksa kembali kesahihan data dan faktayang dikemukakan
dalam karya tulis ilmiah itu.

Bersikap cermat dalam mengemukakan data, pernyataan, penulisan nama


orang, nama tempat,ejaan, dan lain-lain.Kesemberonoan dan kemalasan dalam
melakukan pengecekan ulang terhadap data yang dikemukakan menunjukkan
rendahnya etika dan tradisi ilmiah seseorang.
Bersikap objektif dalam menyajikan uraian.Salah satu faktor yang
menunjang sikap objektif dalam mengemukakan argumentasi dalam sebuah uraian
adalah pemahaman yang memadai tentang aturan-aturan berpikir yang benar,
yang dikenal dengan logika. Sedangkan menurut Halimahtus Sa‟diyahdalam
19

Rahman (2013), etika penulisan karya ilmiah adalah hal yang lebih dari pada
masalah teknis penulisan itu sendiri..
a) Kejujuran
b) Objektivitas
 Rancangan percobaan
 Analisis dan interpretasi data
 Keputusan pribadi
c) Integritas

Penelitian yang dilakukan dengan tulus atau dengan kata lain


sesuai keinginan atau hati nurani peneliti,maka penelitian akan berjalan
secara efektif dan efisien.
d) Ketelitian

Berlaku teliti dan hindari kesalahan karena ketidak pedulian.


Ketelitian dalam sebuah penelitian merupakan poin yang sangat penting.
Ketelitian ini muncul karena adanya rasa kepedulian dari peneliti. Bentuk
dari ketelitian ini bisa dilakukan dari hal-hal yang sangat mudah dan
simple..
e) Keterbukaan

Peneliti harus bisa mempertanggung-jawabkan penelitian yang kita


lakukan dengan caramenginterpretasikan hasil dari penelitian tersebut
kedalam bentuk laporan..
f) Penghargaan terhadap HAKI

Penelitian dilakukan untuk membuktikan apakah teori-teori yang


adasesuai dengan kenyataannya atau tidak..
1. Sikap Ilmiah

Kemampuan dalam berbahasa akademik, yakni penguasaan kaidah bahasa


Indonesia yang meliputi tata bahasa (struktur), diksi, dan ejaan dan aplikasinya
dalam tulisan (dan juga forum ilmiah) agar gagasan yang disampaikan dalam
20

tulisannya sesuai dengan yang dimaksudkannyadan dapat dipahami oleh pembaca


dengan benar. Sikap ilmiahharus dimiliki oleh penulis ilmiah.
Hal ini penting agar karyanya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah,
baik kepada masyarakat maupun kepada dirinya sendiri. Orang yang berjiwa
ilmiahadalah orang yang memiliki setidak-tidaknya tujuh macam sikap ilmiah,
yakni:
1) Sikap ingin tahu.
2) Sikap kritis.
3) Sikap terbuka..
4) Sikap objektif.
5) Sikap rela menghargai karya orang lain.
6) Sikap berani mempertahankan kebenaran.Seorang ilmuwan harus
beranimembela fakta atas hasil penelitiannya.
7) Sikap menjangkau ke depan.

C.Plagiarism
Plagiarisme adalah tindakan penyalahgunaan, pencurian/perampasan,
penerbitan, pernyataan, atau menyatakan sebagai milik sendiri sebuah pikiran,
ide, tulisan, atau ciptaan yang sebenarnya milik orang lain. Plagiat atau biasa
disebut penjiplakan adalah sebuah masalah yang cukup signifikan pada akademisi
di perguruan tinggi. Hal plagiat yang biasanya dilakukan terhadap konten digital
adalah melakukan copy- paste, quote, dan revisi terhadap dokumen asli. Untuk
mengantisipasinya, dibutuhkan suatu cara yang dapat menganalisis teknik-teknik
plagiat yang dilakukan. Ada beberapa pendekatan yang bisa diambil, salah
satunya dengan menggunakan algoritma Rabin-Karp dengan metode
Rolling Hash. Pendeteksian plagiarisme menggunakan algoritma Rabin-Karp
dengan metode rolling hash ini diimplementasikan ke dalam program atau
aplikasi untuk menentukan nilai tingkat akurasi dengan nilai presentase.
Ada beberapa definisi terkait dengan plagiarisme. Yang saya sebut
pertama adalah definisi plagiarisme menurut Peraturan Menteri Pendidikan RI
Nomor 17 Tahun 2010, yaitu: “Plagiat adalah perbuatan sengaja atau tidak
21

sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk
suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan atau karya
ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber
secara tepat dan memadai”
Plagiarisme atau sering disebut plagiat adalah penjiplakan atau
pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan
menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri Plagiat dapat dianggap
sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Di dunia pendidikan,
pelaku plagiarisme dapat mendapat hukuman berat seperti dikeluarkan dari
sekolah/universitas. Pelaku plagiat disebut sebagai plagiator.
Menurut Adimihardja (2005), plagiarisme adalah pencurian dan
penggunaan gagasan atau tulisan orang lain (tanpa cara-cara yang sah) dan diakui
sebagai miliknya sendiri. Plagiarisme juga didefinisikan sebagai kegiatan dengan
sengaja menyalin pemikiran atau kerja orang lain tanpa cara-cara yang sah
(Adimihardja, 2002). Pelaku plagiarisme dikenal juga dengan sebutan plagiat
(Rosyidi, 2007).
Plagiarisme memiliki definisi penjiplakan yang melanggar hak cipta (Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan nasional, 2002). Sementara itu hak cipta meiliki
definisi yaitu hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan
atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak
mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Ciptaan adalah hasil setiap karya Pencipta yang menunjukkan
keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni, atau sastra (Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002).
Batasan Plagiarisme
Batasan plagiarisme digunakan sebagai salah satu panduan untuk
menguraikan kembali supaya definisi plagiarisme lebih mudah dipahami dan
diaplikasikan dalam tugas sehari-hari. Batasan plagiarisme yang kami rangkum
dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 17 Tahun 2010 dan menurut
Soelistyo (2011) adalah sebagai berikut:
22

1. Mengutip kata-kata atau kalimat orang lain tanpa menggunakan tanda


kutip dan tanpa menyebutkan identitas sumbernya.

2. Menggunakan gagasan, pandangan atau teori orang lain tanpa


menyebutkan identitas sumbernya.

3. Menggunakan fakta (data, informasi) milik orang lain tanpa


menyebutkan identitas sumbernya.

4. Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri.

5. Melakukan parafrase (mengubah kalimat orang lain ke dalam


susunan kalimat sendiri tanpa mengubah idenya) tanpa menyebutkan
identitas sumbernya.

6. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan /atau


telah dipublikasikan oleh pihak lain seolah-olah sebagai karya sendiri.

7. Mengumpulkan karya ilmiah yang dibuat orang lain (dengan cara


membeli maupun membayar) dan diakui sebagai karyanya

8. Menggunakan suatu karya untuk dikumpulkan pada satu tugas


akademik, yang sebelumnya telah digunakan pada tugas akademik
lain yang terkait dengan suatu mata kuliah.

Batasan plagiarisme, menekankan pada kalimat “tanpa


menyebutkan identitas sumber” sehingga kata kunci untuk menghindari
plagiarisme adalah penulis memberikan pengakuan kepada pengarang, jika
kita memang secara nyata menggunakan ide, pendapat, gagasan, data dan
fakta yang telah diungkapkan oleh penulis sebelumnya.
Dalam buku Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah,
Felicia Utorodewo dkk. menggolongkan hal-hal berikut sebagai tindakan
plagiarism:
1. Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri,

2. Mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri


23

3. Mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri

4. Mengakui karya kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri,

5. Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa


menyebutkan asal-usulnya

6. Meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa


menyebutkan sumbernya, dan

7. Meringkas dan memparafrasekan dengan menyebut sumbernya, tetapi


rangkaian kalimat dan pilihan katanya masih terlalu sama dengan
sumbernya.
24

Hal-hal yang tidak tergolong plagiarisme:


1. menggunakan informasi yang berupa fakta umum.

2. menuliskan kembali (dengan mengubah kalimat atau parafrase) opini


orang lain dengan memberikan sumber jelas.

3. mengutip secukupnya tulisan orang lain dengan memberikan tanda batas


jelas bagian kutipan dan menuliskan sumbernya.

Kerugian-kerugian yang ditimbulkan dari tindakan plagiarisme adalah sebagai


berikut :
1. Kerugian bagi penulis asli :

Menghasilkan sebuah karya pastinya adalah bukan suatu hal yang


mudah dan memerlukan usaha yang besar. Jika anda sebagai penulis, tentu
anda akan merasa kesal ketika melihat karya anda dijiplak orang lain tanpa
seizin anda dan tanpa mencantumkan sumbernya bukan? Sang plagiator
juga bisa memfitnah penulis aslinya dengan menyatakan bahwa penulis
aslinya lah yang melakukan plagiarisme bukan dirinya.

2. Kerugian bagi plagiator :

Sebuah tulisan memerlukan referensi agar kandungannya terjamin


kebenarannya. Tulisan seorang plagiator tidak mencantumkan sumbernya
sehingga kebenarannya diragukan. Bisa jadi tulisan yang tanpa referensi
merupakan HOAX atau berita bohong. Contohnya anda membicarakan
masalah agama tanpa mencantumkan sumbernya (kitab suci), tidak ada
seorangpun yang akan menerima pendapat anda.

3. Kerugian bagi pembaca dan masyarakat luas :

Para pembaca akan tertipu oleh sang plagiator dan mengira sang
plagiator adalah seorang yang hebat sehingga akan menimbulkan
kebohongan publik. Membohongi para pembaca.
25

Ini adalah contoh-contoh Plagiarisme yang sudah dilakukan:


1. Kutipan Langsung:

“Plagiarism is the dishonest of presenting the words or thoughts of another


writer as if they were your own” (Heffernan and Lincoln,1986: 522).

Kutipan di atas diambil secara keseluruhan karena itu diberi tanda kutip di
antara kutipan yang diambil (“…..”) dan disertai juga sumber referensinya
yang terdiri dari nama pengarang (Heffernan and Lincoln), tahun terbitan
(1986), dan halaman buku (522).

2. Kutipan Tidak Langsung:

Plagiarism ialah hasil pembajakan atau penculikan berupa penggunaan


fakta, penjelasan, ungkapan, dan kalimat orang lain secara tidak sah. Hasil
pembajakan, penculikan, dan penggunaan fakta, ungkapan, dan sebagainya
yang tidak sah tersebut disebut plagiat (Brotowidjoyo, 1993: 86).

Kutipan di atas diambil secara tidak langsung yaitu dengan menguraikan


atau mengungkapkan kembali pendapat yang dikutip karena itu ditulis
dalam paragraf terpisah lalu disertai dengan sumber referensinya yang
terdiri dari nama pengarang (Brotowidjoyo), tahun terbitan (1993), dan
halaman buku (86).

3. Catatan Kaki atau Catatan Akhir:

Bagaimana plagiarisme dapat dihindari ? Selain pengetahuan


atauknowledge yang telah diuraikan di atas, tentunya juga dibutuhkan
motivasi (motivation) yang kuat untuk berperilaku jujur (honest) serta
berketerampilan (skillful) dalam tata cara menulis karya ilmiah.Sejalan
dengan Taxonomi Bloom-Simpson: Affective, Cognitive dan
Psychomotoric.
26

Di sini penulis memberi Catatan Kaki karena uraian atau ungkapan di atas
bukan murni dari penulis tapi diinspirasikan dari sumber tertentu dalam
hal ini Taxonomi Bloom-Simpson.

Catatan Kaki diletakan di bawah halaman yang bersangkutan sedangkan


Catatan Akhir diletakan di akhir tulisan sebelum daftar pustaka.

G.Penggunaan Diksi, Ejaan Dan Kalimat Efektif Dalam Pengembangan


Paragraph
a. Penggunaan Diksi

Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang


membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan
gagasan yang ingin disampaikannya, Keraf (2008: 24) mengemukakan
tiga kesimpulan utama mengenai diksi, yaitu,
1) Pemilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang
akan dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana
membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan
ungkapanungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik
digunakan dalam situasi.
2) Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat
nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan
kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan
situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
3) Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh
penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata
bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud perbendaharaan kata atau kosa
kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah
bahasa.

Berbeda dengan pendapat Keraf, Enre (1988: 102) menjelaskan


bahwa diksi ialah pilihan kata dan penggunaan kata secara tepat untuk
mewakili pikiran dan perasaan yang ingin dinyatakan dalam pola
27

suatu kalimat. Lebih lanjut, Achmadi (1990: 136) memberikan


definisi diksi adalah seleksi kata-kata untuk mengekspresikan ide atau
gagasan dan perasaan.
Fungsi diksi ialah sebagai berikut :
a) Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
b) Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi,
tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
c) Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
d) Menciptakan suasana yang tepat.
e) Mencegah perbedaan penafsiran.
f) Mencegah salah pemahaman.
g) Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.

Adapun Jenis-jenis diksi menurut Keraf, (2008: 89-108) adalah


sebagai berikut :
1) Denotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh suatu kata (makna itu
menunjuk kepada konsep, referen atau ide). Denotasi juga merupakan
batasan kamus atau definisi utama sesuatu kata, sebagai lawan daripada
konotasi atau makna yang ada kaitannya dengan itu. Denotasi mengacu
pada makna yang sebenarnya. Berikut ini contoh denotasi yang diambil
dari salah satu kutipan pada rubrik Padhalangan di media massa.

Dasamuka tidak berdaya, raganya seperti diikat kencang yang semakin


lama semakin menjerat‟.
2) Konotasi adalah suatu jenis makna kata yang mengandung arti tambahan,
imajinasi atau nilai rasa tertentu. Konotasi merupakan kesan-kesan atau
asosiasi-asosiasi, dan biasanya bersifat emosional yang ditimbulkan oleh
sebuah kata di samping batasan kamus atau definisi utamanya. Konotasi
mengacu pada makna kias atau makna bukan sebenarnya. Berikut ini
contoh konotasi yang diambil dari salah satu kutipan pada rubrik
Padhalangan di media massa.

„Mengakulah sebelum badanmu aku potong-potong‟.


28

3) Kata umum adalah kata yang mempunyai cakupan ruang lingkup yang
luas. Kata-kata umum menunjuk kepada banyak hal, kepada himpunan,
dan kepada keseluruhan.

Berikut ini contoh kata umum.


Pohon- pohon yang tadinya rindang,berdaun lebat, sekarang kering,
k,arena dibakar oleh manusia‟.
4) Kata khusus adalah kata-kata yang mengacu kepada pengarahan-
pengarahan yang khusus dan konkrit. Kata khusus memperlihatkan kepada
objek yang khusus. Berikut ini contoh kata khusus.

„Semua memanjatkan do‟a supaya Ridwan diterima Allah dan ditempatkan


di tempat yang pantas‟.
5) Kata ilmiah adalah kata yang dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam
tulisan-tulisan ilmiah.
6) Kata populer adalah kata-kata yang umum dipakai oleh semua lapisan
masyarakat, baik oleh kaum terpelajar atau oleh orang kebanyakan.
Berikut ini contoh kata-kata populer.

„Di dunia ini yang mempunyai kekuasaan hanyalah Allah‟.


7) Jargon adalah kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu
tertentu, dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau
kelompok-kelompok khusus lainnya. Berikut ini contoh kata-kata jargon
yang diambil dari salah satu kutipan artikel pada media massa bertopik
kesehatan.
„Teh menunjukkan sumber alami kafein, teofilin dan zat anti-oksida
yang bernama katekin, dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein
hampir nol persen.‟

8) Kata silang adalah kata-kata non standard yang informal, yang disusun
secara khas, bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam percakapan, kata
silang juga merupakan kata-kata yang tinggi atau murni. Berikut ini
contoh kata silang.
29

„Ternyata Doni masih gaptek tentang komputer‟.

Ada dua hal yang harus diperhatikan untuk menghasilkan tulisan


yang baik atau menemukan diksi yang tepat, yaitu;
a) ketepatan kata yaitu kesanggupan sebuah kata menimbulkan gagasan
yang tepat pada imajinasi pembaca, sesuai yang dirasakan
pengarang,
b) kesesuaian kata ialah kata yang dipilih sesuai dengan situasi dan
kesempatan, sehingga bisa diterima oleh pembaca.

b. Penggunaan Ejaan
Ejaan adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan
atau apa yang dilisankan seseorang ditulis dengan perantaraan lambang-
lambang atau gambar-gambar bunyi (huruf dan abjad). ejaan adalah
keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan
bagaimana hubungan antar lambang-lambang itu.

Secara teknis ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan


penulisan tanda baca. Jadi secara keseluruhan menurut pengertian di atas
ejaan adalah aturan yang mempelajari penulisan berupa pelambangan
bunyi ujaran, aturan penulisan huruf, tanda baca pemilihan kata dan
penulisan kalimat.

c. Penggunaan Kalimat Efektif Dalam Pengembangan Paragraph

Konsep kalimat efektif dikenal dalam hubungan fungsi kalimat


sebagai alat komunikasi. Menurut Badudu (1991: 129), “Sebuah kalimat
dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat
komunikasi”. Dalam hubungan ini, setiap kalimat terlibat dalam proses
penyampaian dan penerimaan. Apa yang disampaikan dan diterima
tersebut berupa ide (gagasan), pesan, dan informasi. Agar proses
30

penyampaian dan penerimaan tersebut berlangsung sempurna, kalimat


yang diucapkan atau dituangkan dalam tulisan hendaknya kalimat efektif.
Mengenai kalimat efektif Razak (1990: 7) mengatakan, “Kalimat
dikatakan efektif apabila mampu membuat proses penyampaian dan
penerimaan berlangsung sempurna.
Hal ini menunjukkan bahwa kalimat efektif haruslah disusun
secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penunlis
terhadap pembacanya. Jadi, yang dimaksud kalimat efektif adalah kalimat
yang memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau
penulis
2. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran
pendengar atau pembaca sepertinyang dipikirkan pembicara atau
penulis (Keraf, 1980 dalam Rohmadi & Nugraheni, 2011).

Karakteristik dan ciri-ciri kalimat efektif :


1. Kesepadanan

Kesatuan gagasan yang bertujuan agar informasi yang disampaikan


tidak terpecah-pecah. Kalimat tidak bertele-tele dan harus sistematis.
Kesatuan kalimat ditandai oleh adanya kesepadanan struktur dan makna
kalimat.
Karakteristik kalimat efektif adalah memiliki unsur penting atau
pokok, minimal unsur subjek, prediket, serta unsur pendukung lainnya,
yaitu objek dan keterangan yang saling melengkapi serta membentuk
kesatuan tunggal.
Kesatuan struktur antara pikiran dan bahasa yang digunakan di
perlihatkan dengan keutuhan gagasan atau ide. Kesatuan ini dapat
dicirikan oleh empat hal seperti di bawah ini :
a. Hadirnya subjek (S) dan Prediket (P)
b. Tidak Hadirnya Subjek Ganda
31

Contoh kalimat tidak efektif : Raihan pergi ke kampus, kemudian


raihan pergi ke perpustakaan.

Contoh kalimat efektif : raihan pergi ke kampus, kemudian ke


perpustakaan.

c. Tidak hadirnya kata hubung intrakalimat pada kalimat tunggal.


Contoh kalimat tidak efektif : Rudi membeli sepeda motor Honda.
Sedangkan adiknya membeli mobil Alpard.

Contoh kalimat efektif :

1. Rudi membeli sepeda motor Honda, sedangkan adiknya membeli


mobil Alpard.
2. Rudi membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi adiknya membeli
mobil Alpard.
d. Tidak hadirnya kata yang di depan predikat
Kehadiran kata yang akan mengakibatkan kalimat kehilangan predikat.
Oleh karena itu, kata yang harus di buang dari kalimat tersebut.

Contoh kalimat tidak efektif : Bahasa Indonesia yang berasal dari


bahasa Melayu.

Contoh kalimat efektif : Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.

2. Kesejajaran
Kesejajaran adalah penggunaan bentuk-bentuk yang sama pada kata-kata
yang parallel dan memiliki kesamaan bentukan atau imbuhan.

3. Ketegasan
Ketegasan merupakan suatu penekanan atau penegasan pada ide pokok
kalimat.

4. Kelogisan
Kelogisan artinya hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki
hubungan yang logis atau masuk akal.
32

5. Kecermatan
Kecermatan ialah kalimat yang dihasilkan tidak menimbulkan penafsiran
ganda dan harus tepat dalam penggunaan diksi. Prinsip kecermatan berarti
cermat dan tepat menggunakan diksi.

6. Kevariasian
Kevariasian kalimat dapat dengan variasi struktur, diksi, dan gaya asalkan
variasi tersebut tidak menimbulkan perubahan makna kalimat yang dapat
menimbulkan salah pemahaman atau salah komunikasi.

A. Kesatuan, Kepaduan Dan Kelengkapan Paragraph

Paragraf atau alinea berlaku pada bahasa tulis, sedangkan pada


bahasa lisan digunakan istilah paraton (Brown dan Yule, 1996). Paragraf
merupakan suatu kesatuan bentuk pemakaian bahasa yang
mengungkapkan pikiran atau topik dan berada di bawah tataran wacana
(Resmini, 2012).
Terdapat tiga syarat dalam pembentukan paragraph yaitu unsur
kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan.
1. Unsur kesatuan paragraf mengisyaratkan pada adanya persyaratan bahwa
suatu paragraf hanya memiliki satu topik, satu pikiran utama. Fungsi
paragraf dalam hal ini adalah mengembangkan topik tersebut.
2. Unsur kepaduan paragraf sering disebut dengan koherensi. Suatu paragraf
bukanlah merupakan kumpulan atau deretan kalimat yang masing-masing
berdiri sendiri atau terlepas, melainkan dibangun oleh kalimat-kalimat
yang memiliki hubungan timbal balik. Paragraf yang padu akan membuat
pembaca mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis. Urutan
pikiran yang teratur dalam paragraf akan memperlihatkan adanya
kepaduan.
3. Unsur kelengkapan paragraf mengacu pada adanya pikiran utama yang
berwujud kalimat utama dan pikiran penjelas yang berwujud kalimat-
kalimat penjelas.
33

Menurut Suladi (2014) secara umum rambu-rambu paragraf yang


baik meliputi kesatuan, kepaduan, kelengkapan/ketuntasan, keruntutan,
dan konsistensi. Perincian mengenai rambu rambu atau syarat aragraph
yang baik adalah sebagai berikut.

1. Kesatuan Paragraf
Salah satu hal yang mendasar untuk diperhatikan penulis adalah
kesatuan paragraf. Kesatuan berkaitan dengan adanya sebuah gagasan
utama dan beberapa gagasan tambahan atau penjelas yang mendukung
gagasan utama itu. Dalam gagasan tambahan tersebut tidak boleh terdapat
unsur-unsur atau informasi yang sama sekali tidak berhubungan dengan
gagasan pokok.
Oleh karena itu, penulis harus selalu mengevaluasi kalimat-kalimat
yang dibuatnya. Jika ada kalimat yang sama sekali tidak berkaitan dengan
gagasan utama, kalimat tersebut harus dikeluarkan dari paragraf. Jika
ternyata dalam sebuah paragraf terdapat dua gagasan utama, kedua
gagasan utama itu harus dipisah dan dijadikan paragraf tersendiri.
Syarat yang kedua adalah kesatuan paragraf. Yang dimaksud
kesatuan adalah tiap pargaraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang
diwujudkan dalam kalimat utama. Kalimat utama yang diletakkan di awal
paragraf biasa kita sebut dengan paragraf deduktif, sedangkan kalimat
utama yang diletakkan di akhir paragraf biasa kita sebut dengan paragraf
induktif.
2. Kepaduan
Langkah-langkah yang harus kita tempuh adalah adanya
kemampuan untuk merangkai kalimat sehingga berkaitan satu sama lain
sehingga logis dan serasi. Lalu gunakanlah kata penghubung yang dapat
membuat kalimat saling berkaitan. Terdapat dua jenis kata penghubung,
yaitu kata penghubung intrakalimat dan kata penghubung antarkalimat.
Intrakalimat yaitu kata yang menghubungkan anak kalimat dengan induk
kalimat, contohnya: karena, sehingga, tetapi, dsb. Sedangkan antarkalimat
34

yaitu kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang
lainnya, contohnya: oleh karena itu, jadi, kemudian dan sebagainya.

3. Kelengkapan

Suatu paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat–kalimat


penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik dan kalimat
utama (Nasucha, Rohmadi dan Wahyudi.2009:39).Sebaliknya suatu
paragraf dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya
diperluas dengan pengulangan–pengulangan. Syarat ketiga pembentukan
paragraf yang baik adalah adanya kelengkapan.

B. Macam-macam Paragraph Langsung, Rampat, Pembuka,

Penghubung, dan Penutup


a. Paragraf pembuka

Rohmadi dan Nasucha(2010:39) mengemukakan Paragraf


pembuka dapat disebut paragraf pendahuluan(introduction). Fungsinya
sebagai pengantar untuk sampai kepada pokok pembicaraan dalam
karangan. Karangan atau esai yang baik harus memiliki paragraf pembuka
yang terletak pada awal karangan.Jumlah paragraf pembuka harus satu dan
tidak boleh lebih dari satu.
b. Paragraf Penghubung

Paragraf penghubung adalah paragraf yang terdapat antara paragraf


pembuka dengan paragraf penutup (Rohmadi dan Nasucha, 2010:40).
Paragraf penghubung merupakan isi permasalahan yang diuraikan di
dalam karangan. Oleh karena itu, paragraf penghubung disebut pula
paragraf isi. Masalah ini berisi kesimpulan dari paragraf yangakan
diuraikan terdapat dalam paragraf penghubung.Paragraf penghubung berisi
inti persoalan yangdikemukakan.
c. Paragraf Penutup
35

Paragraf penutup mengakhiri sebuah karangan.Paragraf ini berisi


kesimpulan dari paragraf penghubung.Paragraf penutupjuga dapatberisi
penegasan kembali mengenai hal-hal yang dianggap penting dalam
paragraf penghubung (Nasuchadkk, 2009:35). Paragraf penutup yang
berfungsi mengakhiri sebuah karangan tidak boleh terlalu panjang,Namun,
tidak berartiparagraf ini dapat tiba-tiba diputuskan begitu saja.
.
d. Paragraf Lantas (deduktif)

Paragraf dimulai dengan pernyataan tentang pokok bahasan


(kalimat topik), sehingga paragraf menyampaikan informasi secara lugas
kepada pembaca. Kalimat-kalimat berikutnya merupakan rincian untuk
memperjelas paparan atau memperkuat argumentasi terhadap pokok
bahasan (deduktif).

e. Paragraf rampat (induktif)

Pokok bahasan pada paragraf rampat terdapat pada bagian akhir


setelah didahului dengan serangkaian rincian. Paragraf rampat mengajak
pembaca secara induktif menarik kesimpulan berdasarkan fakta atau
pendapat yang diketengahkan sebelumnya. Contoh
Sepanjang hari hujan turun dengan lebatnya. Air sungai mulai
meluap. Di mana-mana terjadi banjir bahkan banyak pohon yang roboh
dan tumbang. Rupanya musim hujan sudah mulai tiba.
C. teknik pengutipan secara langsung dan tidak langsung

Kutipan dengan jumlah kata kurang dari 40 harus ditulis dalam badan teks secara
terpadu dan diapit oleh oleh tanda kutip (“...”). Keterangan mengenai Contoh :
Kutipan Langsung < 40 Kata (Model 1)
Hartono (2008:93) menyatakan bahwa “variasi aktivitas pembelajaran dengan
kelompok kecil”.
Ciri khas penulisan kutipan langsung pada model 1 ditandai dengan
peletakan nama belakang penulis buku atau sumber rujukan lainnya di awal
ContohTahun
kalimat. : Kutipan Langsung
penerbitan < 40rujukan
sumber Kata (Model 1)
dan halaman yang dirujuk diletakkan
Hartono (2008:93) menyatakan bahwa “variasi aktivitas pembelajaran dengan
kelompk kecil”
36

di dalam kurung setelah nama belakang penulis. Kutipan informasi ditulis dengan
diapit tanda kutip setelah penyebutan nama, tahun, dan halaman.

Contoh Kutipan Langsung < 40 kata (Model 2)


Simpulan dari penelitian tersebut adalah “Ahmad Tohari memunculkan tiga
klasifikasi kelas menurut trikotomi Geertz, yaitu (a) santri, (b) priyayi, dan (c)
abangan” (Rohman, 2015: 102).

Ukuran huruf pada kutipan langsung kurang dari 40 kata sama


dengan ukuran huruf pada paragraf normal, yakni 12. Jenis huruf yang
umum digunakan dalam penulisan karya ilmiah adalah Times New
Roman. Selain Times New Roman, terdapat pula beberapa jenis huruf
yang sering digunakan, misalnya Calibri dan Arial. Penentuan jenis huruf
tersebut bergantung pada konvensi penulisan pada masing-masing
lembaga atau instansi.
Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, selain kutipan
langsung kurang dari 40 kata, terdapat pula kutipan langsung yang lebih
dari 40 kata. Cara penulisan kutipan langsung lebih dari 40 kata memiliki
ciri khusus. Hal tersebut dapat diamati melalui contoh berikut.

Contoh: Kutipan Langsung > 40 kata (Model 1)


Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan
kurikulum sekolah. Hartono (2008: 51) mengemukakan beberapa hal tersebut
sebagai berikut.
Dalam menyusun kurikulum sekolah, hendaknya
dipertimbangkan (1) bahan-bahan pelajaran yang diperlukan
untuk belajar lebih lanjut pada tingkat sekolah berikutnya dan
hendaknya sudah diajarkan pada tingkat sekolah yang lebih
rendah tidak perlu lagi diajarkan lagi pada tingkat sekolah yang
lebih tinggi

Contoh Kutipan Tidak Langsung (Model 1)


Redaksi Asli
Sudah menjadi pemahaman bersama bahwa puisi itu memiliki banyak tafsir
(Suharianto, 2009: 22)
Kutipan Tidak Langsug
Suharianto (2009: 22) menyepakati pandangan umum yang menyatakan bahwa
puisi sebagai salah satu jenis karya sastra bersifat multitafsir. Artinya, saat dua
orang membaca sebuah puisi yang sama penafsiran atau pemahaman keduanya
terhadap puisi tersebut mungkin saja berbeda (bergantung pada pengalaman dan
pengetahuan masing-masing pembaca).
37

Contoh kutipan tidak langsung model 1 menunjukkan adanya


pengungkapan kembali informasi dari sumber rujukan secara rinci dengan
Parafrase dapat digunakan untuk mempermudah pemahaman pembaca.
Model 1 menunjukkan pemaparan konsep multitafsir pada puisi dengan
pemberian contoh. Jika pada redaksi asli (sumber rujukan) tidak disajikan
contoh, maka pada kutipan tidak langsung tersebut dapat diajikan contoh
untuk mempermudah pemahaman pembaca mengenai konsep multitafsir
secara praktis.

Contoh kutipan tidak langsung (Model 2)


Redaksi Asli
Seperti yang kita ketahui, dalam menafsirkan puisi, seorang penafsir dituntut
memberikan alasan atau argumentasi atas tafsirannya itu. Alasannya itu pun
harus berdasar yang dapat dirunut alur pikirnya. Dengan ungkapan lain,
penafsirannya itu harus dapat dipertanggungjawabkan. Apakah tafsiran dan
pertanggungjajwabannya itu betul atau tidak yang paling tahu tentulah si penulis
puisi yang bersangkutan (Suharianto, 2009:22)
Kutipan tidak langsung
Penafsiran puisi harus berdasarkan pada kelogisan argumentasi, keruntutan alur
pkir dan pertanggungjawaban tafsir (Suharianto, 2009: 22)
38

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Langkah langkah penulisan imiah merupakan susunan atau alur dari

bentuk tulisan ilmiah dan sebuah karya ilmiah merupakan komponen yang ada di

dalamnya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, yang tersusun secara

apik dan dapat dipahami oleh yang membacanya dan penulis ilmiah yang baik

yang memahami hakekat dan fungsi unsur unsur tersebut dalam keseluruhan

struktur penulisan ilmiah.

Struktur penulisan ilmiah secara logis dan kronologis mencerminkan

kerangka penalaran,penulisan ilmiah pada dasarnya merupakan argumentasi

penalaran keilmuan yang komunikatif atau yang disampaikan dalam bentuk

tulisan.Langkah -langkah penulisan karya tulis ilmiah adalah hal yang sangat

penting untuk iperhatikan mulai dari cover sampai penutup dengan mengacu pada

kaidah kaidah yang berlaku.Plagiat atau plagiars merupakan upaya dalam

melakukan manipulasi atau copy paste terhadap tulisan ilmiah lainnya dan

tindakan ini sangat tidak dianjurkan bagi penulis atau peneliti disamping

melanggar Undang Undang dan definisi plagiarisme menurut Peraturan

Menteri Pendidikan RI Nomor 17 Tahun 2010, yaitu: “Plagiat adalah

perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba

memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian

atau seluruh karya dan atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya
39

ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai”dan Plagiarisme

memiliki definisi penjiplakan yang melanggar hak cipta (Pusat Bahasa

Departemen Pendidikan nasional, 2002) Pendidikan sebagai suatu sistim yang

terdiri dari elelmen elemen atau unsur pendidikan yang terpadu untuk mencapai

tujuan yang hendak di capai.Dalam Prose pendidikan Peserta didik dan Pendidik

dan Tenaga kependidikan merupakan sumber daya kependidikan serta kurikulum

merupakan unsur yang saling berintegrasi

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas penulis dapat memberikan saran untuk

memahamiLangkah Langkah penulisan ilmiah , antara lain:

1. Sistimatika penulisan penting untuk diperhatikan agar apa yang diteliti mudah

dipahami dan memiliki referensi yang jelas dan ditulis dengan menggunakan

gaya bahasa yang baku atau baik dan benar.

2. Penulisan Makalah ini merupakan salah satu usaha dalam pemahaman akan
konsep keilmuan maka tentukanlah masalah atutema yang menarik dan bisa
dijadikan referensi ilmiah
3. Tidak melakukan Plagiatrs terhadap karya karya yang telah ada
40

Daftar Pustaka
Joko Priambodo.Pendeteksian Plagiarisme Menggunakan Algoritma
Rabin-Karp Dengan Metode Rolling Hash.. Teknik Informatika, Universitas
Pamulang ( jurnal )
Claubaugh, G.K. & Rozycki, E.G. (2001). The Plagiarism Book: A
Student’s
Manual. Diakses 11 Januari 2019, dari
http://www.scribd.com/doc/19221077/The- Plagiarism-Book
Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan
Plagiat di Perguruan Tinggi.
Utorodewo, Felicia N., dkk. 2010. “Bahasa Indonesia: Sebuah
Pengantar Penulisan Ilmiah”. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2010.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Edisi ke tiga. Balai Pustaka. Jakarta.
Writing, A College Handbook, Second Edition. New York – London,
W.W. Norton & Company.
Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Popoler , Suriasumantri,Jujun . Jakarta

Pustaka Sinar Harapan 1999

Khairani,Panduan Penyusunan Proposal Penelitian,Padang yayasan

Jihadul Khair Centre,2009

Anda mungkin juga menyukai