Anda di halaman 1dari 2

I.

Bersuci (slide 1)

A. Makna Bersuci (slide 2)

Ath-Thahaarah dalam Bahasa artinya “an-Nazhaafah” (bersih), sedangkan


menurut Syara’, kata “at-Thahaarah” digunakan untuk 2 (dua) makna :
1. Bersih hati dari menduakan Allah Ta’ala dalam beribadah (syirik) dan bersih
hati dari sifat dengki dan marah kepada hamba-hamba Allah yang beriman.
2. Suci lahir, yakni menghilangkan hadas dan sebab yang tidak membolehkan
shalat, dan ini adalah cabangnya.

Bersuci itu membutuhkan sesuatu yang dapat digunakan untuk bersuci dan yang
dapat menghilangkan hadas, dan itu adalah AIR. (slide 3)

B. Pembagian Air (slide 4)

Menurut pendapat yang paling kuat, air terbagi menjadi dua : suci dan najis. Air
yang berubah dengan sebab najis maka itu adalah air najis dan air yang tidak
berubah dengan sebab najis maka itu adalah air suci. Sedangkan air ketiga, yaitu
air yang menyucikan (al-thaahir) maka tidak ada dasarnya dalam syariat.

C. Asal dalam Bersuci dari Hadas dan Kotoran (slide 5)

Bersuci dari hadas (keadaan tidak suci) pada asalnya adalah harus dengan air.
Syarat air yang digunakan tidak hanya bersih namun juga suci lagi menyucikan.
Dan tidak sah bila bersuci tanpa menggunakan air. Jika tidak ada air atau tidak
bisa menggunakan air karena sebab tertentu, maka dapat dilakukan dengan
tayamum.

D. Berwudhu dengan Air Asin (slide 6)


Berwudhu dengan air yang sifatnya memang asin atau karena dimasukkan garam
ke dalamnya hukumnya adalah sah dan benar.
E. Hukum Menggunakan Wadah Emas dan Perak (slide 7)

Membuat dan menggunakan wadah emas dan perak selain untuk makan dan
minum tidak diharamkan, begitulah menurut pendapat yang paling mendekati
kebenaran, karena Rasulullah ‫ ﷺ‬hanya melarangnya ketika makan dan minum
saja.

F. Hukum Memanfaatkan Kulit Bangkai (slide 8)

Memanfaatkan kulit bangkai binatang yang boleh dimakan dengan cara


disembelih seperti binatang ternak adalah diperbolehkan, namun harus melalui
proses penyamakan terlebih dahulu, karena menyamak itu dapat menghilangkan
kebusukan dan bau apek (tidak sedap) agar ia menjadi suci.
G. Apakah Kulit Bangkai Itu Najis? (slide 9)

Masalah ini memiliki perincian sbb :


a. Jika bangkai itu suci maka kulitnya juga suci, sebaliknya jika bangkai itu najis
maka kulitnya juga najis. Contoh bangkai yang suci : ikan.
b. Sedangkan binatang yang menjadi najis karena mati maka kulitnya juga
menjadi najis. Dengan demikian, bila bangkai itu najis maka kulitnya pun
najis.
Sumber : (slide 10)
Al-Utsaimin, S.M. 2010. Shahih Fiqih Wanita Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Jakarta : Akbarmedia. Hal : 4-7.

Note :
1. Font Cover Signika (dibold yaa) sama agak gede tapi nggak gede-gede bgt, sesuaikan
postingan kayak yg sawang sinawang
2. Cover bisa dikasih ilustrasi, diatur dicenter ya (dua-duanya)
3. Font isi konten Source Sans Pro.
4. Mintol dibuatkan yg share, comment, dll versi konten Fiqih Wanita
5. Buat hashtag untuk konten Fiqih Wanita
6. Konten dikirim dlm bentuk file ya, biar nggak pecah, waktu diupload
Semangattt

Anda mungkin juga menyukai