Anda di halaman 1dari 4

III.

Siwak (Sikat Gigi) (Slide 2)


Bersiwak sangat dianjurkan ketika bangun
dari tidur, setelah masuk ke dalam rumah,
ketika berwudhu’, tepatnya pada saat berkumur-kumur
dan apabila dia telah berdiri untuk melakukan shalat.

IV. Hukum Memakai Celak (Slide 3)


Bercelak itu ada dua macam:
1. Bercelak untuk menguatkan fungsi penglihatan,
membuka penutup mata dan membersihkannya, tanpa
ada tujuan memperindah diri. Ini tidaklah mengapa,
bahkan dianjurkan untuk melakukannya, karena
Rasulullaah shalallahu ‘alaihi wa sallam sering
memakai celak di kedua mata beliau. Apalagi jika
dengan itsmad (jenis celak) asli.
2. Bercelak untuk tujuan kecantikan dan perhiasan.
Bagi perempuan, bercelak untuk tujuan ini dibolehkan,
sebab perempuan dianjurkan menghiasi diri untuk suaminya.

V. Hukum Khitan (Sunat) bagi Kaum Laki-laki dan Perempuan (Slide 4)


Khitan memang masih menjadi perdebatan. Namun, pendapat
yang paling mendekati kebenaran menganggap khitan adalah wajib
bagi kaum laki-laki dan sunnah bagi perempuan.

Alasan mendasar dari perbedaan ini adalah karena khitan bagi kaum
laki-laki mengandung maslahat (kebaikan), yakni dapat terpenuhinya
salah satu syarat shalat, yaitu suci. Selain itu, jika kulfah (kulit di ujung
alat kelamin laki-laki) masih ada, maka air kencing yang keluar dari
lubang di kepala zakar akan tertinggal di kulfah akan keluar, sehingga
dapat menyebabkan iritasi, atau setiap kali zakar bergerak maka sedikit
dari air kencing yang tertinggal di kulfah akan keluar, sehingga dia pun
terkena najis.

Sedangkan manfaat khitan bagi kaum perempuan tidak lebih dari


mengurangi syahwat. Ini termasuk dalam kategori mencari kesempurnaan,
bukan termasuk bab menghilangkan kotoran.

VI. Hukum Mewarnai Rambut dengan Warna Hitam dan Mencampurkannya


dengan Pacar (Inai) (Slide 5)
Mewarnai rambut dengan warna hitam adalah haram, seperti sabda
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam,
“Silakan kalian warnai ubun ini, tapi ingat, asal
jangan dengan warna hitam.”
Adapun jika dicampur dengan warna lain hingga
menjadi warna kehitam-hitaman maka tidaklah mengapa.
Hukum Merubah Warna Uban
Merubah warna rambut uban adalah sunnah yang diperintahkan
oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Merubah warnanya
dengan warna apapun selain hitam adalah boleh, karena Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam hanya melarang merubah warnanya dengan
warna hitam.

VII. Hukum Menghilangkan Rambut Ketiak, Menggunting


Kuku dan Mnggunduli Rambut di Sekitar Kemaluan (Slide 6)
Menghilangkan rambut ketiak termasuk fithrah (kesucian) yang
ditetapkan Allah subhanahu wa ta’ala dan termasuk dalam
syariat-syariat yang diturunkan dari sisi-Nya. Begitu juga menggunting
kuku dan kumis, serta menggunduli rambut di sekitar kemaluan. Semua
perkara tersebut termasuk fithrah yang disukai oleh setiap orang berakal
yang fithrahnya masih sempurna dan telah ditetapkan syariat-syariat yang
diturunkan dari sisi Allah subhanahu wa ta’ala.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pun menetapkan waktu


pembersihan kuku dan rambut-rambut tersebut, yakni paling lama
setiap empat puluh hari. Artinya, tidak boleh membiarkannya lebih
dari empat puluh hari.

VIII. Hukum Memanjangkan Kuku


Memanjangkan kuku adalah makruh, itupun bila status hukumnya tidak
dianggap haram. Sebab, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam telah
menetapkan waktu pemotongan kuku, yakni kuku tidak boleh dibiarkan
panjang lebih dari empat puluh hari.

IX. Hukum Memotong Rambut Kepala bagi Perempuan (Slide 7)


Membiarkan rambut kepala seperti apa adanya dan tidak menyalahi
kebiasaan warga di sekitarnya adalah dianjurkan bagi seorang perempuan.
Para ahli fikih pengikut mazhab Hambali menyebutkan bahwa memotong
rambut bagi perempuan itu makruh, kecuali dalam pelaksanaan ibadah haji
atau umrah. Sementara sebagian ahli fikih mazhab Hambali lainnya
mengharamkan memotong rambut bagi perempuan.

Namun, tidak ada satu pun nash yang menunjukkan kemakruhan atau
Keharaman memotong rambut bagi perempuan. Oleh karena itu, perempuan
boleh memotong sebagian dari rambut kepalanya, baik yang di depan maupun
yang di belakang, dengan catatan tidak sampai menyerupai rambut laki-laki.
Akan tetapi, Syaikh Utsaimin rahimahullah menganggap makruh bagi perempuan
Memotong rambutnya, karena perhatiannya pada kebiasaan luar (budaya asing)
yang ditemukannya dapat membuka pintu meniru kebiasaan luar tersebut. Bahkan
terkadang dia terjerumus ke dalam kebiasaan yang diharamkan tanpa disadarinya.

X. Hukum Perempuan Menyisir Rambutnya ke Samping (Slide 8)


Disunnahkan bagi perempuan dalam menyisir rambutnya dari tengah, yakni dari
ubun-ubun atau bagian depan kepala sampai ke bagian atas kepala, sebab rambut
memiliki beberapa arah jatuh; ked pan, ke belakang, ke kanan dan ke kiri. Oleh
karena itu, bentuk sisiran yang disyariatkan adalah di tengah kepala.

Sedangkan menyisir rambut ke samping bukanlah bentuk sisiran yang disyariatkan.


Bahkan mungkin saja terkandung di dalamnya unsur menyerupai non muslim. Sebagian
ulama ada yang menafsirkan ‘condong lagi mencodongkan’ adalah mereka menyisir
condong rambut mereka dan menyisirkan rambut orang lain dengan sisiran condong.
Namun tafsir yang benar untuk kata “maa’ilaat” (condong) adalah perempuan yang
condong dari (atau meninggalkan) sifat malu dan agama yang diwajibkan atas mereka,
sedangkan mumiilaat (mencodongkan) adalah membuat perempuan lain condong dari
(atau
meninggalkan) sifat malu dan agama. Wallahu a’lam.

Referensi : (slide 9)
Al-Utsaimin, S.M. 2010. Shahih Fiqih Wanita Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Jakarta : Akbarmedia. Hal : 10-14.

Share, comment, like (slide 10)

Note :
1. Font Cover Signika besar font sesuai guideline
2. Cover bisa dikasih ilustrasi, diatur dicenter ya (dua-duanya)
3. Font isi konten Myriad Hebrew.
4. Mintol dibuatkan yg share, comment, dll versi konten Fiqih Wanita
5. Buat hashtag untuk konten Fiqih Wanita
6. Konten dikirim dlm bentuk file ya, biar nggak pecah, waktu diupload
Semangattt

Anda mungkin juga menyukai