Alasan mendasar dari perbedaan ini adalah karena khitan bagi kaum
laki-laki mengandung maslahat (kebaikan), yakni dapat terpenuhinya
salah satu syarat shalat, yaitu suci. Selain itu, jika kulfah (kulit di ujung
alat kelamin laki-laki) masih ada, maka air kencing yang keluar dari
lubang di kepala zakar akan tertinggal di kulfah akan keluar, sehingga
dapat menyebabkan iritasi, atau setiap kali zakar bergerak maka sedikit
dari air kencing yang tertinggal di kulfah akan keluar, sehingga dia pun
terkena najis.
Namun, tidak ada satu pun nash yang menunjukkan kemakruhan atau
Keharaman memotong rambut bagi perempuan. Oleh karena itu, perempuan
boleh memotong sebagian dari rambut kepalanya, baik yang di depan maupun
yang di belakang, dengan catatan tidak sampai menyerupai rambut laki-laki.
Akan tetapi, Syaikh Utsaimin rahimahullah menganggap makruh bagi perempuan
Memotong rambutnya, karena perhatiannya pada kebiasaan luar (budaya asing)
yang ditemukannya dapat membuka pintu meniru kebiasaan luar tersebut. Bahkan
terkadang dia terjerumus ke dalam kebiasaan yang diharamkan tanpa disadarinya.
Referensi : (slide 9)
Al-Utsaimin, S.M. 2010. Shahih Fiqih Wanita Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Jakarta : Akbarmedia. Hal : 10-14.
Note :
1. Font Cover Signika besar font sesuai guideline
2. Cover bisa dikasih ilustrasi, diatur dicenter ya (dua-duanya)
3. Font isi konten Myriad Hebrew.
4. Mintol dibuatkan yg share, comment, dll versi konten Fiqih Wanita
5. Buat hashtag untuk konten Fiqih Wanita
6. Konten dikirim dlm bentuk file ya, biar nggak pecah, waktu diupload
Semangattt