C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk menambah wawasan teknologi
kecantikan tato menurut pandangan islam. Tujuan penelitian ini diantaranya:
1. Mengetahui hukum berhias dalam pandangan Islam
2. Mengetahui pendapat Islam terhadap teknologi kecantikan
D. Manfaat Penelitian
1
1. Bagi penulis adalah untuk mengetahui mengenai hukum berhias dalam
islam dan hukum teknologi kecantikan menurut pandangan Islam.
2. Bagi pembaca, adalah untuk menambah pemahaman dan pengetahuan agar
masyarakat tidak mudah mengikuti perkembangan zaman.
E. Sistematika Penulisan
2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
3
menjelaskan kepada manusia bahwa hukum masalah perhiasan kembali
kepada Allah bukan kepada selainnya. (Ammi Nur Baits : 2015).
4
h) Tidak Berhias menyerupai kaum lelaki“Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupakan diri seperti wanita
dan melaknat wanita yang menyerupakan diri seperti laki-laki.”
(Riwayat Bukhari). Hadits ini dinilai shahih oleh at-Tirmidzi
i) Bagi laki-laki tidak diperbolehkan menggunakan kain sutera dan emas
j) Membaca doa setiap kali menghadap cermin untuk berhias
b) Bagi Perempuan
1) Hukum Perempuan Keluar Rumah dengan berhias diri
Para ahli fikih sepakat bahwa keluarnya wanita dari rumahnya
terkadang dosa besar manakala secara meyakinkan menimbulkan
mafsadah seperti keluarnya wanita degan mengenakan wewangian dan
berdandan, bepergian degan telanjang (menampilkan aurat),
menampilkan keindahannya pada kaum lelaki yg bukan mahramnya,
sebagaimana terjadi pada zaman sekarang ini yg berupa hal-hal yang
menimbulkan fitnah. Dan keluarnya wanita dari rumah itu haram dan
bukan dosa besar manakala cuma sebatas dugaan menimbulkan fitnah
5
dan masih dapat mencegah orang-orang yang suka berbuat kerusakan
dan melampaui batas (Anonim : 2015).
6
B. Hukum Teknologi Kecantikan Dalam Pandangan Islam
1. Pengertian Teknologi Kecantikan
Teknologi adalah penggunaan pengetahuan ilmiah untuk
meningkatkan cara untuk melakukan sesuatu. Misalnya dengan
menggunakan pengetahuan ilmiah untuk menciptakan mesin atau
perangkat untuk membuat hal-hal agar suatu pekerjaan mudah untuk
dilakukan. Teknologi telah mempengaruhi masyarakat dan lingkungan
dalam berbagai hal. Di kalangan masyarakat, teknologi telah membantu
mengembangkan segala sesuatu yang dibutuhkan lebih maju (termasuk
rakayasa kecantikan saat ini) (Rostamailis, 2005).
Pengertian kecantikan itu berarti ungkapan daya tarik fisik yang
mempesona terhadap indra manusia, terutama yang berhubungan dengan
indra penglihatan, menyenangkan terhadap intelek dan moral (Rostamailis,
2005)
Teknologi kecantikan merupakan barang, benda maupun alat
dengan pengetahuan ilmiah yang digunakan untuk meningkatkan atau
merubah daya tarik fisik sehingga menimbulkan kepuasan dari dalam diri
seseorang. (Rostamailis, 2005)
b) Tindik
Tindik adalah menusukkan jarum untuk membuat lubang kecil pada tubuh
agar bisa dipasangi perhiasan (Unicom).
7
c) Rekayasa RambutAmirudin 2010
1) Hair Coloring
Perawatan rambut yang satu ini merupakan pewarnaan rambut yang
dilakukan secara pemanen dengan tujuan untuk menutup uban hingga
100%. Biasanya bahan yang dipakai untuk melakukan pewarnaan
mengeluarkan bau yang tidak sedap. Hal itu terjadi karena bahan
pewarna tersebut mengandung amonia sehingga memunculkan bau
tidak sedap (Amirudin : 2010).
2) Smoothing
Metode yang digunakan untuk meluruskan rambut kita dengan cara
menjepit mengunakan jari tengah dan jari telunjuk guna untuk
mendapatkan hasil rambut yang lurus. Namun ada kelemahan dari
metode ini yaitu rambut akan kelihatan mengembang hingga beberapa
lama (Amirudin : 2010).
d) Laser Kecantikan
Prinsip dasar kerja laser adalah dengan menghancurkan lapisan kulit
paling luar yang disebut dengan lapisan epidermis. Cara kerjanya dengan
membuat luka atau peradangan di dalam kulit yang tumbuh jerawat
dengan menggunakan bantuan sinar laser. Sinar laser akan membunuh
bakteri jerawat pada kulit. Laser yang dapat mengeluarkan asam
aminopeptide yang telah di menstimulus sehingga sel kulit akan
beregenerasi dan produksi kolagen pun akan meningkat. Kulit akan terasa
lebih kencang. Bahkan sangat luar biasa dengan bantuan laser kulit akan
lebih halus. (Yana, 2015)
8
Diamkan 30 menit untuk rambut yang belum pernah terkena obat
rambut.
3. Teknik smoothing : sisir rambut selapis demi lapis hingga rambut
tersisir, kemudianparting dari bagian belakang dan amibil rambut 2 cm.
lakukan press dengan jari tengah dan telunjuk hingga terlihat setipis
kertas. Diamkan selama 20 menit.
4. Bilas hingga bersih tanpa shampo dan conditioner, kemudian keringkan
rambut hingga benar-benar kering. Apabila kondisi rambut masih dalam
keadaan lembap atau setengah kering, kemudian dicatok, maka akan
menyebabkan kegagalan dalam proses rebonding atau smoothing.
5. Gunakan anti friss sebelum mencatok agar rambut terlindung dari
panasnya alat catok. Set alat catok hingga 220 oc, kemudian catok
rambutsecara tipis dan merata hingga rambut terlihat lurus dan lembut.
Cara pengerjaannya seperti materi mencatok rambut.
6. Oleskan cream step 2, selapis demi lapis secara merata, kemudian
diamkan selama 45 menit. apabila klien meminta smoothing atau
rebonding warna, campurkan aplikator dengan cat rambut yang sudah
di aduk ke dalam cairan step 2 smoothing, aduk hingga rata.
Selanjutnya oleskan pada rambut secara merata, cara mengerjakannya
seperti step 1. Bilas dan keringkan.
7. Untuk hasil akhir, catok rambut kembali. Jangan lupa untuk selalu
menggukan anti frizz berkualitas, untuk melindungi rambut dari
panasnya alat catok.
9
7. Bersihkan cat yang berantakan di sekitar wajah, telingah, dan leher.
Bersihkan dengan kapas yang telah diberikan cairkan obat keriting step
1 agar cat tidak membeka. Selanjutnya bersihkan dengan kapas basah
agar baunya tidak menyengat kepada klien. Diamkan cat selama 45
menit (gunakan timer untuk mengingatkan)
8. Cuci rambut dengan shampoo dan conditioner
9. Keringkan rambut dan di blow
10
11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
a. Nama : MUI Provinsi Jawa Barat
Alamat : Jl. RE. Martadinata no.105 Bandung
b. Nama : NU Provinsi Jawa Barat
Alamat : Jl. Galunggung No. 9 Bandung
c. Nama : Muhammadiyah Provinsi Jawa Barat
Alamat : Jl. Sancang No. 6 Bandung
d. Nama : Persis Pusat
Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2 Bandung
e. Nama : Intenz Tattoo Studio
Alamat : Jl. Sutaatmaja No. 46 Subang
f. Nama : Salon Muslimah
Alamat : Jl. Gegerkalong Bandung
g. Nama : Naava Green
Alamat : Jl. Jendral Gatot Subroto No. 241 Cibangkong
Batununggal Bandung
B. Pendekatan Penelitian
Menurut Sugiyono (2013), bahwa Metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah,
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif, dna hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi.
C. Metode Penelitian
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana pewawancara
(peneliti atau yang diberi tugas melakukan pengumpulan data) dalam
mengumpulkan data mengajukan suatu pertanyaan kepada yang
diwawancarai (Sugiyono, 2013).
12
Observasi merupakan cara yang penting untuk mendapatkan informasi
yang pasti tentang orang, karena apa yang dikatakan orang belum tentu sama
dengan apa yang dikerjakan (Sugiyono, 2013).
D. Sumber Data
1. Nama : MUI Provinsi Jawa Barat
Nara Sumber :Drs. H. Ayat Dimyati, M.Ag
Jabatan : Wakil Ketua Umum MUI
Alamat : Jl. RE. Martadinata no.105 Bandung
No Telepon : (022)727286413
2. Nama : NU Provinsi Jawa Barat
Nara Sumber : Dr. Wawan Hermawan, M.Ag
Jabatan : Bidang Dakwah
Alamat : Jl. Galunggung No. 9 Bandung
No Telepon : 081220052845
3. Nama : Muhammadiyah Provinsi Jawa Barat
Nara Sumber : H. Zulkarnain Rifai
Jabatan : Pimpinan
Alamat : Jl. Sancang No. 6 Bandung
No Telepon : 082120024482
4. Nama : Persis Pusat
Nara Sumber :Wawa Suryana Hidayat
Jabatan : Sekretaris Dewan Hibah
Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan No. 2 Bandung
No Telepon : 022-4220702/ 022-422070
5. Nama : Intenz Tattoo Studio
Narasumber : Kang Elson
Jabatan : Artist
Alamat : Jl. Sutaatmaja No. 46 Subang
No Telepon :-
6. Nama : Salon Muslimah
Narasumber :
Jabatan : Hair Staylist
13
Alamat :
No Telepon :
7. Nama : Naavagreen
Narasumber :-
Jabatan : Dokter Kulit
Alamat : Jl. Jendral Gatot Subroto No. 241
Cibangkong Batununggal Bandung
No Telepon :-
2. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk menambah informasi mengenai hukum
berhias serta hukum teknologi kecantikan dan membandingkannya dengan
hasil wawancara dan observasi.
4. Langkah-Langkah Penelitian
a) Perencanaan
Sebelum melaksanakan penelitian kami melakukan beberapa
identifikasi masalah. Proses identifikasi masalah ini penting dilakukan,
agar ketika merumuskan masalah lebih terarah. Identifikasi masalah
dirumuskan bersesuaian sebagaimana latar belakang masalah, berdasarkan
fakta dan data yang ada di lapangan.
b) Melakukan Studi Pendahuluan
14
Dalam penelitian perlu menelusuri dan memahami kajian pustaka untuk
bahan penyusun landasan teori maupun pembahasan hasil penelitian
nantinya.
c) Menentukan Rancangan atau Desain Penelitian
Rancangan penelitian sering pula disebut sebagai desain penelitian.
Rancangan penelitian merupakan prosedur atau langkah-langkah
aplikatif penelitian yang berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan
penelitian
d) Menentukan dan Mengembangkan Instrumen Penelitia
Instrumen yang digunakan yaitu dengan intrumen pertanyaan dengan
metode wawancara.
e) Menentukan Subjek Penelitian
Menentukan subjek penelitian yang berkaitan dengan sumber data ,
disini penulis menetukan 4 sumber dari ormas islam yaitu NU,
Muhamadiyah, Persis, dan MUI serta 1 orang artist, 1 orang Dokter Kulit
dan 1 orang hair staylist.
f) Melaksanakan Penelitian
Pelaksanaan penelitian adalah proses pengumpulan data sesuai dengan
rancangan penelitian yang telah dibuat, yaitu dengan melaksanakan
wawancara langsung pada subjek penelitian untuk menghasilkan laporan
penelitian yang sumber datanya sah atau baik.
g) Melakukan Analisis Data
Menggunakan metode kualititatif deskripsi, menjabarkan data yang
diperoleh dari narasumber kemudian membandingkan dengan teori yang
didapat penulis sehingga diperoleh hasil penelitian.
h) Merumuskan Hasil Penelitian dan Pembahasan
Peneliti melakukan interpretasi dan diskusi hasil penelitian dari
sumber data yang diperoleh dengan membandingkan kajian teori dengan
hasil wawancara.
i) Menyusun Laporan Penelitian
Peneliti melakukan penyusunan laporan dari hasil interpretasi dan
diskusi hasil penelitian.
15
16
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Wawancara Dengan Nahdatul Ulama (NU)
a. Hukum Berhias Dalam Pandangan Islam
Menurut narasumber yang kami wawancarai yaitu pa wawan
hermawan beliau mengatakan, Allah itu indah dan allah mencintai
keindahan. Saya juga senang melihat orang yang pantas dengan
pakaiannya. Bukan orang yang berlebihan. Konsep islam dalam berias
karena allah mencintai keindahan. Anjuran berias itu, ambilah baju dan
perhiasanmu ketika masuk masjid. Dalam arti luas pergunakan pakaian
yang indah dan berhiaslah untuk melaksanakan ibadah. Ibadah disini
bukan hanya sholat, tetapi mengaji, pergi ke kampus, selain itu harus
meluruskan niat. Apabila niat dalam hatinya untuk pamer maka
hukumnya haram. Adapun tata cara dalam berias : Tidak menyakiti
diri, Alat yang digunakan tidak bersumber dari bahan-bahan yang
haram. Selain itu terdapat batasan dalam berias, antara lain: Tidak
bertentangan dengan agama dan Negara, Tidak menyakiti diri, Alat
yang digunakan tidak bersumber dari bahan-bahan yang haram.
Sedangkan bagi laki-laki berias diri dengan membersihkan diri tidak
sama dengan halnya perempuan.
17
2. Hasil Wawancara Dengan Persis
a. Hukum Berhias Dalam Pandangan Islam
Menurut narasumber yang kami wawancarai yaitu pa Wawa
Suryana Hidayat. Beliau mengatakan, Kecantikan harus di jaga dan di
rawat, karena Allah mencintai keindahan. Keindahan disini bukan
mengubah, merusak atau menambah dari ciptaan yang telah Allah
berikan.
18
3. Hasil Wawancara Dengan Muhammadiyah
a. Hukum Berhias Dalam Pandangan Islam
Menurut narasumber yang kami wawancarai yaitu pa H.
Zulkarnian Rifai. Beliau mengatakan, Allah Maha Menyukai
Keindahan. Maka kita boleh berhias dalam konteks mempertahankan,
merawat dan melestarikan kecantikan maupun ketampanan yang telah
diberikan Allah SWT. Berhias bersifat duniawi berarti Hukum asalnya
boleh. Hukum akan berubah menjadi boleh,wajib sampai haram
tergantung niat dan tujuan daripada berhias. Contoh : Menggunakan
make up dalam batas wajar agar terlihat semakin cantik hukumnya
boleh, melakukan perawatan rambut dan kulit (tidak merubah) untuk
membahagiakan suami hukumnya wajib dan menggunakan tato
permanent atau melakukan operasi plastik (merubah) hukumnya
haram.
Adapun tata cara atau adab dalam berhias diantaranya:
a. Niat dan tujuannya bersifat baik,jauh dari kemaksiatan, dan untuk
beribadah.
b. Tidak berlebihan.
Selain dari tata cara atau adab yang harus diperhatikan ada juga
batasan yang harus diketahui dalam berhias.
19
4. Hasil Wawancara Dengan MUI
a. Hukum Berhias Dalam Pandangan Islam
Menurut narasumber yang kami wawancarai yaitu pa Ayat
Dimyati. Beliau mengatakan, Dalam Islam ada hadist yang
menyebutkan “Innallaha Jamilun Yuhibbul Jamal yang artinya
Sesungguhnya Allah Menyukai Keindahan”. Maka dari itu Islam
mengganjurkan untuk berhias aslkan tidak berlebihan dan sederhana,
jika berlebihan tidak perbolehakan. Karena Islam menganjurkan untuk
indah tetapi tidak berlebih. Hukum tato permanen dalam islam
diharamkan.
20
5. Hasil Wawancara Dengan Artist
Hasil wawancara yang dilakukan di salah satu Artist dengan
narasumber Elson. Mengatakan bahwa tato dibagi dalam dua jenis, yang
pertama yaitu tato permanen dan yang kedua tato temporer. Perbedaan
tato tersebut dilihat dari menempelnya tato pada kulit. Untuk tato yang
permanen tinta yang menempel terdapat didalam jaringan bawah kulit,
sedangkan tato temporer berada diatas jaringan kulit. Cara pembuatan
yang membedakan antara permanen dan temporer yaitu pembuatan tato
permenen menggunakan alat yang yang disebut lotari dan coil yang diberi
jaurum untuk memasukan tinta kedalam kulit. Biasanya kebanyakan orang
menato tubuhnya di bagian bahu, hal ini dikarenakan pada bagian bahu
ketika di tato tidak terlalu sakit dibanding bagian tubuh yang lain. Fungsi
dari tato sendiri hanya untuk keindahan tubuh saja.
Tindik adalah penyematan benda berbentuk tertentu secara
semipermanen atau permanen dengan cara ditembuskan pada kulit. Selain
di bagian bawah daun telinga yang disebut juga anting, bagian tubuh
lainnya yang juga agak umum menjadi tempat tindik adalah hidung, lidah,
bagian bawah bibir, kening, dan sekitar pusar. Di tindik pada faktanya
lebih sakit di banding di tato dan perawatannya pun lebih rumit apalagi
jika ditindik di nagian tertentu seperti lidah.
21
Colouring sendiri dilakukan karena tumbuh uban,dan untuk menutupi
kekurungan tersebut
B. Pembahasan
1. Hukum Berhias Dalam Pandangan Islam
Dari keempat Ormas Islam yang ada di Indonesia menyatakan bahwa
hukum berhias itu boleh, karena ada dalil yang menyatakan secara tegas
tentang hukum berhias, dan dari analisa penulis terkait hukum berhias yang
diperbolehkan menurut empat Ormas itu mempunyai beberapa syarat yaitu
tata cara atau adab berhias, niat dalam diri dan batasan berhias, jika dianalisa
cara berhias yang semakin berkembang tidak memenuhi syarat yang telah
ditentukan. Tidak sedikit wanita yang berhias secara berlebihan bahkan tidak
sedikit pula dari para wanita yang mengumbar aurat. Selain dari cara
berpakaian, berhias ini dapat dilihat dari riasan di wajah dan penggunanaan
accessories yang berlebihan. Seluruh Ormas Islam menyatakan bahwa
konteks berhias disini mempertahankan, merawat dan memelihara
ketampanan atau kecantikan, tetapi tidak hanya itu konteks anjuran berhias
yang utamanya itu ketika akan melaksanakan ibadah kepada Allah swt.
seperti ketika melaksanakan sholat, mengaji atau mencari ilmu dan berhias
bagi suami.
Sebagaimana perintah Allah Ta’ala dalam firman-Nya: “Hai anak Adam,
pakailah pakaianmu yang indah setiap (memasuki) masjid”. Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyyahrahimahullah berkata, “dalam ayat ini, Allah tidak hanya
memerintahkan hambanya untuk menutup aurat, akan tetapi mereka
diperintahkan pula untuk memakai perhiasan. Oleh karena itu hendaklah
22
mereka memakai pakaian yang paling bagus ketika shalat”. Dan dijelaskan
dalam kitab tafsir karangan Imam Ibnu Katsirrahimahullah, “berlandaskan
ayat ini dan ayat yang semisalnya disunahkan berhias ketika akan shalat,
lebih-lebih ketika hari Jumat dan hari raya. Termasuk perhiasan yaitu siwak
dan parfum”.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitabShahih-nya, dari Abdullah
bin Mas’udradhiallahu ‘anhu bahwasanya Nabi SAW bersabda:
“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat
kesombongan sebesar debu.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana
dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau
menjawab, “SesungguhnyaAllah itu indah dan menyukai keindahan.
Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.” (HR.
Muslim).
Dalam hal ini penulis mengemukakan analisa kami terhadap pendapat ini
yang mempunyai dalil tentang hukum berhia itu boleh, wajib bahkan haram
tergantung niatan. Disini penulis mengemukakan pendapat ini sesuai dengan
hail wawancara dan untuk menambah wawasan.
23
mencintai hal yang indah oleh karena itu kita harus dapat menjaga dan
meilindungi apa yang telah diciptakan oleh-Nya.
Hukum tato permanen menurut islam yaitu haram, tato adalah suatu
perbuatan yang dilarang oleh agama islam karena bertato berarti kita sudah
merubah pemberian dari Allah SWT atau dengan kata lain kita tidak
mensyukuri apa yang telah diberikan oleh-Nya. Seperti diriwayatkan dalam
hadits di bawah ini:
“Rasulullah melaknat wanita yang menyambung rambutnya, melakukan
tato di wajahnya, menghilangkan rambut dari wajahnya, menyambung
giginya, demi kecantikan, karena mereka telah merubah ciptaan Allah". ( H.R
Bukhārī nomor 5476)
Berdasarkan hadist diatas, maka jelaslah bahwasannya Allah SWT,
melalui Rasulnya Muhammad SAW, telah melarang setiap muslim (orang
Islam) untuk menyambung rambut, merenggangkan gigi termasuk mengikir
atau memotong gigi serta membuat tato (rajah) di bagian tubuh manapun,
karena perbuatan seperti ini termasuk perbuatan yang menyakiti diri sendiri,
merubah apa yang Allah karuniakan kepada kita dan termasuk tidak
mensyukuri apa yang Allah telah berikan dan amanahkan kepada kita.
Yang termasuk rekayasa rambut dalam penelitian ini adalah proses
Smoothing dan Colouring (pewarnaan) rambut. Dari hasil wawancara kami
dengan salon kecantikan yang kami temui dilihat dari prosedur singkatnya
dalam proses smoothing yaitu pemberian krim smoothing 1 cm dari akar dan
diamkan selama 20 menit, lakukan pencatokan (setrika rambut) dengan suhu
180-200 derajat Celcius,berikan krim neutralizer yang bertujuan agar ph
rambut kembali normal dan lembut selama 20-30 menit, terakhir lakukan
kembali pencatokan (setrika rambut). Sedangkan untuk proses colouring
prosedur singkatnya terdapat empat tahap yaitu bagi rambut menjadi empat
bagian, pemberian pewarna rambut sekitar1- 2cm dari akar dan tunggu
selama 20-30 menit, bilas dan tata seperti biasa.
Berdasarkan prosedur diatas, maka tujuan daripada rekayasa rambut
adalah upaya untuk terlihat indah dan membutuhkan waktu yang cukup
lama .Namun, apabila dikaitkan dengan hasil wawancara dengan beberapa
24
ormas Islam yang kami temui bahwa rekayasa rambut boleh dilakukan.
Dengan beberapa ketentuan seperti :
1. Niat dan tujuan yang dimiliki, apabila smoothing dan colouring dilakukan
untuk membuat rambut menjadi rapi,lembut,mudah diatur, mudah dalam
menggunakan hijab sehingga membahagiakan suami,maka hal ini
dianjurkan dan hukumnya menjadi wajib.
2. Alat yang digunakan tidak boleh membahayakan, apabila dalam proses
smoothing dan colouring membuat rambut menjadi rusak atau rontok itu
tidak diperbolehkan
3. Bahan yang digunakan dalam proses smoothing dan colouring harus
terbuat dari zat yang halal, tidak menghalangi air wudhu atau proses
ibadah.Khusus untuk colouring tidak boleh menggunakan warna hitam.
4. Tidak adanya unsur penipuan,kemunkaran, kemaksiatan, dan melanggar
ketentuan
5. Tidak menjadikan diri jauh dari Allah SWT
25
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan adalah sebagai berikut :
1. Hukum berhias dalam Islam adalah boleh (tidak diperintahkan dan tidak
dilarang). Hukum berhias bisa menjadi wajib bahkan haram tergantung
niat dan tujuan yang dimiliki.Sepanjang dalam konteks menjaga dan
merawat diri atas apa yang telah diberikan oleh Allah SWT maka
hukumnya wajib. Jika, berhias dilakukan dalam konteks kemaksiatan dan
merubah apa yang telah diberikan oleh Allah SWT maka hukumnya
haram.
2. Hukum Islam mengenai tekhnologi kecantikan (tato,rekayasa rambut dan
rekayasa kulit), dapat dilihat dari segi niat dan tujuan yang dimiliki,
untuk siapa hal tersebut dilakukan, Alat dan bahan yang digunakan tidak
menyakiti,tidak berbahaya, tidak menghalangi kesempurnaan ibadah,
tidak melanggar ketentuan, dan tidak merubah atas apa yang telah
diberikan oleh Allah SWT. Karena sesungguhnya Allah Maha Indah dan
Mneyukai Keindahan.
B. Rekomendasi
Bagi pembaca, penelitian ini hanya contoh kecil yang berkaitan dengan
pandangan islam mengenai teknologi kecantikan (tato, rekayasa rambut dan
rekayasa kulit), oleh karena itu diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat
mengembangkan lagi penelitian pandangan islam mengenai teknologi
kecantikan (tato, rekayasa rambut dan rekayasa kulit. Berdasarkan al-qur’an
dan hadist.
26
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Adab Berias Bagi Laki-laki Dan Perempuan. [dalam jaringan
online : https://www.islampos.com/adab-berhias-bagi-laki-laki-dan-
perempuan-45157/]
Baits, Nur Ammi. 2015. Mangapa Harus Berias ?. [dalam jaringan online :
https://muslimah.or.id/7220-mengapa-harus-berhias.html?
_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C3536848496]
Githa, Vstalin. 2012. Belajar Salon. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Rahmawati, Nur Laila. 2016. Artikel Berias Menurut Islam. [dalam jaringan
online : http://blog.uad.ac.id/nur1400001227/2016/07/26/artikel-
berhias-menurut-islam/]
Shelly, Sagita. 2012. Tata Cara Berias Dalam Islam (Makalah). [dalam jaringan
online : http://sagita-shelly.blogspot.co.id/2012/08/tata-cara-berhias-
dalam-islam-makalah.html].
Widyasari, Firda Kurnia. 2011. “Lebih Jauh Tentang Tindik”. [dalam jaringan :
http://www.mediaindonesia.com/mediaperempuan/index.php/read/2009
/03/03/1216/3/Lebih_Jauh _tentang_Tindik]
27
Yana. 2015. 7 Efek Samping Laser Wajah Jerawat Yang Perlu Diketahui. [dalam
jaringan online : http://wajahjerawat.com/7-efek-samping-laser-wajah-
jerawat-yang-perlu-diketahui]
28
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Personalia Peneliti
1) Nama Lengkap : Fitriyah
NIM : 1405557
TTL : Indramayu, 27 Februari 1996
Alamat : Jln. Raya Sleman Lor Blok Kasab RT 01 RW 03
Sliyeg,Indramayu.
No. HP : 081223352448
2) Nama Lengkap : Ganisti Nuryati
NIM : 1401971
TTL : Bandung, 11 November 1996
Alamat : Jln. Kopo Gg. Parsadi Dalam III No. 2
Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat
No. HP : 081313211326
3) Nama Lengkap : Renita Budiarti
NIM : 1400031
TTL : Subang, 07 Oktober 1995
Alamat : Sembung II No.60 RT 05 RW 03 Ds.Gn.Sembung
Kec.Pagaden Kab.Subang
No. HP : 085320262077
4) Nama Lengkap : Ulfah Chaerani Dwiputri
NIM : 1403170
TTL : Garut, 31 Agustus 1996
Alamat : Bumi Duta Persada B.1 Rt.02 Rw.04 Ds.Nagrog
Kec.Cicalengka Kab.Bandung
No. HP : 083829875120
29
B. Jadwal Pelaksaan Kegiatan Penelitian
30
C. Instrumen Penelitian
Berdasarkan penelitian kami yang berjudul “Pandangan Islam Mengenai
Teknologi Kecantikan (Tato, Rekayasa Rambut Dan Rekayasa Kulit)” maka kami
mengajukan beberapa pertanyan kepada narasumber dari Ormas Islam adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep berhias dalam Islam ?
2. Bagaimana anjuran berhias dalam Islam ?
3. Bagaimana tata cara berhias dalam Islam ?
4. Bagaimana batasan berhias dalam Islam ?
5. Bagaimana hukum berhias dan kaitannya dengan teknologi kecantikan pada
saat ini dalam Islam ?
6. Bagaimana hukum bertato dalam Islam ?
7. Bagaimana hukum rekayasa rambut dalam Islam ?
8. Bagaimana hukum teknologi laser dalam Islam ?
Sedangkan untuk mengetahui prosedur pembuatan teknologi kecantikan kami
mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumber adalah sebagai berikut:
1. Apa itu (Tato, Rekayasa Rambut Dan Rekayasa Kulit) ?
2. Seperti apa prosedur pembuatan (Tato, Rekayasa Rambut Dan Rekayasa
Kulit) ?
31
D. Dokumentasi kegiatan penelitian
32
Wawancara dengan Ormas PERSIS ( Renita Budiarti & Fitriyah )
33