Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEBIDANAN DALAM ISLAM

Pandangan islam tentang kecantikan

Disusun oleh :

Desvina Yanti NIM 191010453

Avriana Faiza Shalma NIM 1910104051

Halifa Rumbaty NIM 1910104047

Dhiya Ayu Utari NIM 1910104048

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH

YOGYAKARTA

2019

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan


Rahmat, hidayah dan karunianya yang tiada ternilai kepada penulis, shalawat serta
salam semoga tercurah pada Rasululloh Muhammad SAW, keluarga dan segenap
sahabat – sahabatnya, hingga akhir jaman, Amin. Banyak rintangan dan hambatan
yang penulis hadapi dalam penyusunan makalah ini. Namun berkat bantuan dan
dukungan berbagai pihak , baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikannya. Penulis ucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan do’a,
semoga Allah membalas amal baik yang telah dilakukan umat-Nya atas sesama,
Amin :
1. Warsiti S.Kp., M.Kp., Sp.Mat. selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta.
2. Moh. Ali Imron, S.Sos., M.Fis. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3. Fitria Siswi Utami, S.Si.T., M.N.S. selaku Ketua Prodi DIV Bidan Pendidik
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
4. ., selaku dosen mata kuliah kebidanan dalam islam.
5. Semua dosen-dosen Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan Makalah kebidanan dalam islam
ini masih banyak terdapat kekurangan. Maka dari penulis menerima kritik dan
saran yang membangun demi lebih baiknya makalah kebidanan dalam islam yang
bermanfaat bagi para pembacanya.
Yogyakarta , 16 Desember 2019

Penyusun

Yogyakarta, Nopember 2019

Penulis

BAB 1

2
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Wanita identik dengan berhias. Ia ingin selalu terlihat cantik. Oleh sebab itu, banyak
kita dapati salon-salon kecantikan yang siap memanjakan mereka. Karena mereka
selalu menganggap kurang apa yang telah mereka miliki. Namun, dengan berdirinya
salon kecantikan, hal itu banyak membuat wanita melakukan perawatan yang terkadang
menyimpang dari hal-hal yang berkaitan dengan hukum Islam. Sesungguhnya,
berdandan dan merawat tubuh sah-sah saja bagi wanita. Terlebih bagi mereka yang
sudah bersuami. Tampil cantik di depan suami sangat dianjurkan. Hal itu demi
menambah kelanggengan rumah tangga. Disamping itu, menyejukkan pandangan suami
merupakan ibadah berpahala. Berdandan boleh-boleh saja asalkan tidak merubah
ciptaan Allah yang dilarang atau menggunakan benda-benda haram apalagi sampai
menyakiti diri sendiri dalam prosesnya. Sebagaimana fatwa syaikh Utsaimin, bahwa
menghias diri terbagi menjadi dua. Yang pertama adalah usaha mempercantik diri
dalam rangka menutupi aib yang timbul akibat suatu peristiwa, dan hal ini tak mengapa
dilakukan. Karena Nabi Saw., mengizinkan seorang lelaki yang terpotong hidungnya
pada suatu peperangan untuk mengenakan hidung palsu yang terbuat dari emas. Dan
berhias yang hanya dimaksudkan untuk menambah keindahan, bukan untuk menutup
aib, maka hukumnya tidak boleh. Karenanya, para wanita harus pandai memilah apa
saja bentuk dandanan yang diperbolehkan bagi mereka. Supaya mereka tidak terjatuh
pada dandanan yang diharamkan. Seperti sulam alis, kerok alis, tato alis, tanam bulu
mata, silicon bibir, silicon hidung, memakai kutek, suntik pemutih,

BAB II
LANDASAN TEORI

A.Pandangan Islam

3
Islam menentang sikap berlebih-lebihan dalam berhias sampai kepada suatu batas
yang menjurus kepada suatu sikap merubah ciptaan Allah yang oleh al-Quran dinilai
bahwa merubah ciptaan Allah itu sebagai salah satu ajakan syaitan kepada pengikut-
pengikutnya dimana syaitan akan berkata kepada pengikutnya itu sebagai berikut :
“Sungguh akan kami pengaruhi mereka itu sehingga mereka maha merubah ciptaan
Allah.”Mentato badan dan mengikir gigi adalah diantara perbuatan yang dilaknat oleh
Rasulullah SAW seperti tersebut dalam Hadisnya : “Rasulullah SAW melaknat
perempuan yang mentato dan minta ditato dan yang mengikir gigi dan yang minta
dikikir giginya.”
Islam adalah agama yang sempurna, yang mengatur segala aspek dalam
kehidupan manusia, baik aspek ibadah (hubungan manusia dengan Allah SWT) maupun
aspek muamalah (hubungan manusia dengan sesama manusia). Hubungan muamalah
itu sendiri pada dasarnya disyari’atkan oleh Allah SWT Dalam Islam membolehkan
mengambil manfaat dari sesuatu yang dihalalkan menurut syara. Hal ini ditegaskan
Allah SWT dalam QS.al-Baqarah:168 yang berbunyi
Artinya:Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; Karena Sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.(QS.al-Baqarah : 168).
Islam memang tidak melarang wanita untuk mempercantik diri, apalagi jika
ditujukan untuk pasangan hidup yaitu suami tercinta. Namun, tidak semua upaya
mempercantik diri diperbolehkan. Apalagi jika sudah masuk ke dalam ranah merubah
bentuk yang telah ditakdirkan oleh Allah.Dalam Hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari
dikatakan bahwa:Artinya :Allah melaknat tukang tato, orang yang ditato, orang yang
minta dicukur alisnyadan orang yang mencukur alisnya untuk kecantikan yang
mengubah ciptaan Allah.(HR. Bukhari dan Muslim).

1. Pandangan islam tentang Sulam Alis


Memiliki alis indah dan menarik pada umumnya menjadi dambaan setiap orang.
Namun, pada kenyataannya tidak setiap orang memiliki alis sesuai dengan yang
diharapkannya, sehingga tidak jarang ada sebagian orang yang berusaha untuk merubah
bentuk alis sesuai dengan yang diinginkannya. Cara yang paling lazim dilakukan adalah

4
membentuk alis dengan menggunakan pensil alis dan merapihkannya dengan
menggunakan alat cukur jika ada bulu-bulu alis yang tidak sesuai dengan keinginannya.
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi maka lahirlah inovasi baru
sebagai alternatif untuk memperindah alis dengan cara instan dan relatif bisa bertahan
lama sampai 3 tahun lebih, sehingga tidak perlu setiap hari meluangkan waktu hanya
sekedar untuk membentuk alis. Cara tersebut disebut dengan sulam alis. Hadis Abu
Daud yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas:
‫صوتتس الم و ةل اص الو ا‬
‫ا نع ل‬ ‫ةل ت‬، ‫ةمتشوتتس الم و ةم اش الو و‬
Artinya: “Telah dilaknat (Allah dan Rasul-Nya) orang-orang yang menyambung
rambut dan orang yang minta disambungkan rambut, serta orang yang membuat tato
dan orang yang minta dibuatkan tato (tanpa ada penyakit). (HR. Abi Daud)”
Hajar al-Asqalani dalam Fathul bari Syarah Shahih Bukhari menyatakan bahwa
perempuan tidak boleh merubah sesuatu dari bentuk asal yang telah diciptakan Allah,
baik menambah atau mengurangi agar kelihatan bagus. Seperti, seorang perempuan
yang alisnya berdempetan, kemudian ia menghilangkan (bulu alis) yang di antara
keduanya, agar kelihatan cantik atau sebaliknya (kelihatan jelek dengan
berdempetan).Di era modern sekarang banyak pekerjaan-pekerjaan yang bertentangan
dengan aturan Islam tetapi tetap saja dilakukan dengan alasan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Salah satunya dengan merubah ciptaan yang telah Allah berikan,
contohnya sulam alis.Dalam proses sulam alis sendiri, ada beberapa langkah yang salah
satunya adalah mencukur alis terlebih dahulu, kemudian alis digambar menggunakan
pensil alis. Setelah bulu alis rapih dan tidak ada lagi yang keluar dari garis ideal barulah
proses penyulaman dilakukan. Proses penyulaman alis sendiri dilakukan dengan
meggunakan alat khusus yaitu embroidery pen. Alat tersebut berfungsi untuk
mengaplikasikan tinta dan menghasilkan garis-garis yang mirip dengan bulu alis.

2. Pandangan islam tentanf Kerok alis.atau mencuckur alis


Perbuatan mencukur alis ini adalah salah satu perbuatan yang dilarang dan
diharamkan dalam syariat Islam. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :

5
‫صمنت الم و‬
‫ب الن مم صل ا عليه وسل ةص اام الن ة ص‬ ‫نعل م‬
‫ىي ا‬
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat wanita yang menghilangkan bulu alis dan
yang meminta dihilangkan bulu alisnya.” (HR. Abu Dawud, dan terdapat hadits
pendukung yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari & Muslim).
mencabut bulu alis atau mencukur bulu alis atau mengerik bulu alis, dan bisa
saja dilakukan sendiri baik itu sebagian maupun seluruhnya, dengan alat ataupun
dengan tanpa alat. Perbuatan menghilangkan bulu alis ini termasuk perbuatan merubah
ciptaan Allah. Karena itu hendaknya setiap wanita menjaga diri dari hal-hal yang
diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Namun bila seorang wanita menemukan rambut
atau bulu yang seharusnya tidak tumbuh pada wajah seorang wanita, seperti kumis dan
jenggot, maka ia boleh menghilangkannya karena kumis dan jenggot tadi dapat
memberikan mudharat dan memperburuk rupanya.
Mencabut alis, menggunakan rambut palsu dan menyambung rambut adalah
salah satu trend yang terjadi di kalangan wanita, termasuk wanita muslim. Demi alasan
kecantikan, para wanita akan melakukan apapun, salah satunya adalah dengan
mencabut alis, Rasulullah SAW sejak dulu telah melaknat perempuan yang mencabut
alisnya. Tak kalah dengan mencabut alis, kini banyak pula wanita yang sengaja
menggunakan wig serta menyambung rambutnya dengan harapan agar lebih
berpenampilan menarik.
3. Pandangan islam tentang tato Alis
Tato alis adalah salah satu cara cepat memperoleh tampilan alis yang menawan
sesuai yang diinginkan. Bagi anda kaum wanita yang memiliki alis dengan bentuk
kurang rapi, tipis, tidak sesuai dengan yang diharapkan kini tidak perlu pusing lagi. Tato
alis dapat menjadi salah satu cara yang dipilih. Pada dasarnya tato alis dengan sulam
alis memiliki kesamaan fungsi, sama-sama mempercantik tampilan alis. Akan tetapi
terdapat beberapa perbedaan yang dimiliki. Perbedaan itu diantaranya adalah dalam
proses pengerjaan tato alis, bulu alis dipotong sampai habis. Sedangkan pada sulam
alis, bulu alis tidak dicukur habis. Bagian yang dicukur hanya bulu yang berada diluar
pola. Pada tato alis, hasil yang telah jadi akan bertahan selamanya karena bersifat
permanen, sedangkan pada sulam alis hanya bertahan antara dua sampai tiga tahun.
Selain itu jarum yang digunakan pada tato alis akan menembbus lapisan kulit keempat,

6
sedangkan jarum pada sulam alis hanya akan menembus sampai lapisan kulit kedua.
Hal ini yang menyebabkan dalam pengerjaannya tato alis lebih sakit. Terakhir yaitu
warna yang dihasilkan oleh tato alis akan mungkin berubah secara signifikan dalam
beberapa tahun berjalan, sedangkan pada sulam alis perubahan justru akan terjadi sesaat
setelah selesainya proses penyulaman.

‫صوتتس الم و ةل اص الو ا‬


‫ة ل‬، ‫ا نعل ةمتشوتتس الم و ةم اش الللو و‬ ‫“ ت‬Telah dilaknat (Allah dan
Rasul-Nya) orang-orang yang menyambung rambut dan orang yang minta
disambungkan rambut, serta orang yang membuat tato dan orang yang minta dibuatkan
tato (tanpa ada penyakit).” (HR. Abi Daud)
Tato alis dalam proses pengerjaannya menggunakan pewarna dan merubah ciptaan
Allah sehingga hukumnya haram.

4. Pandangan islam tentang tanam bulu mata


Tanam bulu mata palsu termasuk bentuk menyambung rambut
yang terlarang ini. Karena menanam bulu mata p a l s u berarti
menyambung bulu mata asli dengan bulu mata yang lain. d a n N a b i S h a l l a l l a h
alaihiw a s a l l a m melaknat wanita yang memasang dan yang
minta dipasangkan rambut palsu.Jika nabi telah melarang
menyambungkan rambut lain dan memasang rambut palsu
maka memasang bulu mata pun tidak boleh
disabdakan Nabi saw:
‫ت‬
‫صوتَ تستم ال و ةل اص تو ال ا نعل ةل‬
“Allah melaknat Al-washilah (orang yang menyambung rambut) dan Al-mustaushilah
(orang yang minta disambungkan rambutnya).” (HR. Bukhori dan Muslim)

5. Dalil Mengenai Larangan Sulam Bibir


Di dalam pendapat ulama mengenai sulam bibir, terdapat juga dasar-dasarnya
dalam Al-Quran dan hadist. Hal ini juga berkaitan dengan dalil-dalil yang ada di bawah
ini. Dalil-dalil dibawah ini adalah dasar yang menjadikan pendapat bahwa sulam bibir
ataupun mentato bibir dilarang dalam islam. Walaupun pada pandangan manusia sulam
bibir bisa membuat cantik atau indah, namun kita harus mengethaui terlebih dahulu
bagaimana dalil dan penjelasan yang ada dalam AlQuran atau Hadist mengenai hal

7
tersebut. Allah Melarang Untuk Mengubah Ciptaan-Nya “Dan akan aku suruh mereka
(merubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merubahnya. Barangsiapa yang
menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita
kerugian yang nyata.” (QS An Nisa : 119) Di dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa
Allah melarang untuk mengubah apa yang telah Allah ciptakan. Larangan ini tentu saja
berarti merubah dalam keadaan merusak atau menjadikan hal tersebut untuk sesuai
fitrahnya. Misalnya saja fungsinya berubah, tidak bisa berfungsi lagi. Maka itu merawat
tubuh dan juga merawat diri dibutuhkan. Dengan tujuan menjaga fitrah dan fungsi
sesuai yang Allah tetapka

6. Pandangan Islam Tentang Silikon Hidung


Jenis dari operasi plastik terbagi menjadi dua yaitu operasi estetik dan operasi
rekonstruksi. Pada operasi estetik, pembedahan dilakukan pada pasien-pasien normal
(sehat)namun,menurut norma bentuk tubuh kurang harmonik (misalnya, hidung pesek),
maka diharapkan melalui operasi bedah plastik estetik didapatkan bentuk tubuh yang
mendekati sempurna.Bedah plastik biasanya memang bertujuan untuk mempercantik
atau memperbaiki satu bagian didalam anggota badan, baik yang nampak atau tidak,
dengan cara ditambah, dikurangi atau dibuang, sehingga anggota tubuh tampak lebih
indah, dan ini disebut operasi yang disengaja. Namun, selain untuk kecantikan, bedah
plastik juga dilakukan untuk tujuan kesehatan. Misalnya pada kasus tertentu, ada orang
yang mengalami luka bakar atau kena air keras, sehingga ada bagian tubuhnya yang
rusak. Maka untuk memperbaiki kerusakan ini, dianjurkan melakukan bedah plastik,
yang dikenal dengan operasi tanpa ada unsur kesengajaan atau yang disebut operasi
rekonstruksi.Hukum melakukan operasi plastik dengan tujuan untuk memperbaiki cacat
yang dibawa sejak lahir (al-’uyub al-khalqiyyah) seperti bibir sumbing, atau cacat yang
datang kemudian (al-’uyub at-thari`ah) akibat kecelakaan, kebakaran, atau semisalnya,
seperti wajah yang rusak akibat kebakaran/kecelakaan, maka dapat dikategorikan
sebagai mubah atau dibolehkan melakukan operasi tersebut. Sehingga operasi plastik
pun legal dilakukan dengan ketentuan sesuai dengan tujuan yang disebutkan. Selain itu,
bolehnya melakukan operasi plastik adalah berdasarkan keumuman („amm) dalil yang
menganjurkan untuk berobat (at-tadawiy).Akan tetapi jika operasi hanya untuk
menambah kecantikan, operasi plastik sama saja dengan merubah ciptaan Allah dan

8
Alquran telah secara jelas menyatakan orang yang merubah ciptaan-Nya adalah orang
yang mengikuti jalan dan ajakan syaithan. Hal ini sesuai dengan firmanAllah dalam
Q.S. an-Nisa ayat 119 “Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan
membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong
telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnyadan akan aku
suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya.
Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, Maka
Sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.”
7. Memakai kutek:
Kutek merupakan cat kuku yang biasanya digunakan perempuan untuk
memperindah kukunya. Pada dasarnya, hukum memakai kutek adalah boleh, karena
menggunakan kutek merupakan upaya untuk memperindah kuku dengan pewarna. Para
perempuan di masa Rasulullah SAW juga seringkali mewarnai kuku mereka dengan
pacar/inai/henna. Bahkan Rasulullah SAW menganjurkan perempuan untuk berhenna
agar menjadi pembeda antara jari laki-laki dan perempuan. Hal ini sebagaimana
diriwayatkan Imam Nasai dalam sunannya

َ‫ مدتدت‬،‫ياَرسول ا‬:‫ت‬ ‫ فقاَل ت‬،‫ب فقبض يده‬ ‫تَ يدهاَ إلىَّ النابصي صالىَّ ا علتيه وسلام بكتاَ ب‬
‫ ماد ت‬،‫ أان اتمرأةة‬: ‫ت‬‫عتن عاَئشة قاَل ت‬
َ‫ لتو كتنت اتمرأةة لغياترت‬:‫ قاَل‬،‫ بتل يد اتمرأبة‬:‫ت‬ ‫ت‬ ‫ت‬
‫ إصني لتم أتدر أيد اتمرأبة هي أتو رجبل قاَل ت‬:‫ فقاَل‬،‫ب فلتم تأخذه‬‫يديِ إلتيك بكتاَ ب‬
‫أ ت‬
‫ظفاَرك باَتلحاناَء‬

dari ‘Aisyah berkata, “Seorang perempuan mengulurkan tangannya kepada Nabi SAW
dengan sebuah kitab, wanita itu memegang tangan beliau seraya berkata, “Wahai
Rasulullah, aku ulurkan tanganku dengan sebuah kitab namun engkau tidak
mengambilnya?! Beliau bersabda: “Aku tidak tahu, apakah itu tangan seorang
perempuan atau tangan laki-laki.” Perempuan itu berkata, “Ini tangan seorang
perempuan.” Beliau bersabda: “Sekiranya Engkau seorang perempuan, hendaklah kau
warnai kukumu dengan pacar (inai).” (HR Nasai)

Imam Nasai menghukumi hadis ini shahih. Selain itu, Imam Abu Daud juga
meriwayatkan hadis ini dengan redaksi yang berbeda dan menghukuminya hasan.
Meskipun demikian, sebelum menggunakannya, kita perlu memperhatikan lagi bahan
apa yang digunakan untuk membuat kutek tersebut. Jangan sampai ada unsur haram
yang tercampur di dalamnya.Selain itu, apakah wudhunya seorang perempuan yang

9
menggunakan kutek sah? Mengenai hal ini, kita perlu memperhatikan lagi bahan kutek
tersebut. Pasalnya, ada kutek yang bisa menyerap air dan ada pula yang waterproof
(tahan air). Biasanya, kutek yang waterproof tidak mudah rusak dan akan tahan lebih
lama. Di antara syarat sah wudhu adalah membasuh anggota-anggota wudhu, salah
satunya adalah tangan, dari ujung jari sampai siku. Oleh karena itu, kuku menjadi salah
satu anggota tangan yang wajib dibasuh. Kutek ataupun pacar kuku yang bisa
menembus air tidak menghalangi sampainya air wudhu ke kuku, sehingga wudhu tetap
sah meskipun menggunakannya. Sedangkan kutek yang waterproof bisa menghalangi
sampainya air wudhu ke kuku.Dengan demikian, perempuan yang menggunakan kutek
waterproof tidak sah wudhunya. Begitu pula apabila dia shalat, maka shalatnya tidak
sah karena syarat sahnya shalat adalah wudhu yang sah.Oleh karena itu, apabila seorang
perempuan menggunakan kutek, hendaknya ia membersihkan kuteknya terlebih dahulu
sebelum berwudhu.

8. Pandangan Islam Tentang Suntik Pemutih

Hukum Suntik Putih Dunia kecantikan sekarang ini kiran berkembang, banyak
cara – cara instan yang dpt membuat seseorang bisa menjadi lebih cantik. Seperti salah
satunya ialah suntik putih, seseorang biasanya dikatakan cantik apabila memiliki kulit
putih. Oleh karena itu, banyak para wanita yang melakukan berbagai macam cara untuk
membuat kulit putih, seperti menggunakan lulur mandi, lotion, obat, dan bahkan
menggunakan metode suntik putih.

Hukum Suntik Putih Dalam Islam Melakukan suntik putih atau suntik vitamin C
itu kurang lebih sama dengan kita melakukan sulam alis atau mentato, karena seseorang
yang disuntik putih pastinya memiliki kulit yg lebih gelap. Dan pada saat disuntik putih
tersebut mereka akan menjadi putih warna kulitnya. Sehingga hal tersebut hukumnya
sama saja dengan merubah ciptaan Allah SWT, sehingga hukum suntik putih dalam
Islam itu adalah haram. Karena mereka merubah ciptaan Allah SWT.

Dalam sebuah hadist dijelaskan “Allah SWT melaknat wanita yg mentato dan yg
minta utk ditatokan, yg mencukur ataupun menipiskan alis. Dan yang meminta dicukur,

10
yg mengkikir giginya supaya tampak cantik dan merubah ciptaan Allah SWT.” (HR.
Bukhari dan Muslim)

Adapula hadist riwayat dari Ibnu Hajar Al Asqalani dlm Fathul Bari Shahih
Bukhari yg mengatakan apabila seorang perempuan itu tidak boleh merubah sesuatu
dari bentuk aslinya yg telah diciptakan Allah SWT. Baik itu menambahkan atau
mengurangi supaya terlihat bagus. Seperti contohnya adalah seseorang yg memiliki alis
berdempetan, lalu dia menghilangkan bubu alis yg berada diantara keduanya supaya
lebih terlihat bagus. Dari penjelasan beberapa hadist diatas itu sudah dpt dijelaskan
apabila hukum suntik putih ialah haram, karena hal tersebut termasuk dalam salah satu
perbuatan merubah ciptaan Allah SWT. Sedangkan semua makhluk yg telah diciptakan
Allah SWT itu sudah sempurna, sehingga alangkah baiknya apabila kita banyak-banyak
bersyukur dengan apa yang telah Allah SWT ciptakan. Namun berbeda soal apabila
seseorang harus melakukan perubahan tersebut demi masalah kesehatan. Misalkan
seseorang diharuskan mengkonsumsi obat guna kesehatannya, dan didalam obat
tersebut mungkin mengandung bahan yang dpt memutihkan kulit. Maka hal tersebut
menjadi halal hukumnya, karena tujuan utama dari penggunaan obat tersebut ialah
untuk kesehatan bukan untuk kecantikan ataupun memiliki niatan untuk merubah
ciptaan Allah SWT. Sehingga hal tersebut masih diperbolehkan didalam Islam.

9. Hukum cukur bulu ketiak dalam pandangan islam

Dari‫ ت‬Aisya Radhiyallahu anh,Rasullulah Shallalahu alaihiwasslam bersabda : “Sepuluh


hal yang termasuk fithrah (kesucian); mencukur kumis, membiarkan lebat jenggot,
siwak, istinsyaq (memasukkan air ke hidung), memotong kuku, mencuci celah jemari,
mencabut bulu ketiak, mencukur rambut kemaluan, dan istinja.” Zakaria berkata:
Mush’ab berkata,”Saya lupa yang kesepuluh, kecuali berkumur.” [HR Muslim]. Di
antara hikmah diperintahkan menghilangkan bulu ketiak adalah agar tidak
menimbulkan bau yang tidak sedap akibat keringat yang menempel di dalamnya. Cara

11
menghilangkannya, pada dasarnya dengan dicabut, namun bila tidak kuat mencabutnya,
maka boleh memotongnya dengan gunting, pisau cukur dan semisalnya, atau
menghilangkannya dengan tawas

10. Hukum cukur bulu kemaluan dalam pandangan islam

Salah satu sunnah dari Rasulullah SAW dan menjadi fitrah yang baik sesuai
dengan sabda Rasulullah SAW dari Abu Hurairah ra, “Fitrah ada 5: khitan, mencukur
bulu kemaluan, memendekkan kumis, potong kuku, dan mencabut bulu kemaluan.”
(HR. Bukhari 5891 dan Muslim 257).

Agama Islam mengajarkan untuk mencukur bulu kemaluan dengan teratur yang
tentunya memiliki alasan dan banyak manfaat terutama berkaitan dengan kesehatan dan
kebersihan.

Dari beberapa hadits yang mengatakan tentang kesunnahan mencukur bulu


kemaluan, para ulama kemudian sepakat jika hukum mencukur bulu kemaluan adalah
sunnah atau dengan kata lain dianjurkan. Akan tetapi, terjadi perbedaan pendapat dalam
masalah mencukur atau mencabut bulu kemaluan tersebut.

Madzhab Hanafiyah mengatakan jika sunnahnya merupakan mencabut, akan


tetapi madzhab Maliki mengungkapkan sebaliknya yakni sunnahnya bulan mencabut
namu mencukur selain itu, madzhabsyafi juga mempunya pandangan‫ ت‬yang‫ت‬
berbeda‫ت‬yakni‫ ت‬membedakan muslim yang masih single dengan perempuan yang sudah
lanjut usia. Untuk kaum wanita muslim yang masih muda maka disunnahkan untuk
mencabut bulu kemaluan. Sedangkan untuk wanita yang sudah lanjut usia, disunnahkan
untuk mencukurnya saja.

Sedangkan madzhab Hambali atau Imam Ahmad berpendapat jika sunnahnya


adalah mencur dan pendapat terakhir ini disetujui Lembaga Kajian Fatwa Arab.
lembaga tersebut mengungkapkan jika manfaat dari sunnah mencukur bulu kemaluan
adalah untuk menjaga kebersihan di sekitar alat vital dan juga meningkatkan pembuluh

12
darah saat berjima dan terhindar dari penyakit karena bakteri yang tumbuh serta
berkembang biak diantara bulu kemaluan tersebut.

Dari A’isyah‫ ت‬radliallahu‫‘ ت‬anha,‫ ت‬bahwa‫ ت‬Nabi‫ ت‬shallallahu‫‘ ت‬alaihi‫ ت‬wa‫ ت‬sallam
bersabda.Ada sepuluh hal dari fitrah ( manusia ) :Memangkas kumis, memlihara jengot,
bersiwak, intsinyaq ( menghirup air ke dalam hidung ) potong kuku, membersihkan
ruas jari-jemari, mencabut bulu ketiak, mencukup bulu pubis dan istinjak (cebok)
dengan air.” (HR. Muslim,‫ت‬Abu‫ت‬Daud,‫ت‬Turmudzi,‫ت‬Nasa’i,‫ت‬dan‫ت‬Ibn‫ت‬Majah).

Dalam hadits diatas memperlihatkan jika mencukur bulu atau pun rambut
tertentu hukumnya adalah disyariatkan dan tidak dilarang. Kemudian, Imam as-
Syaukani memberi penjelasan, Istihdad adalah mencukup bulu kemaluan. Digunakan
istilah istihdad, yang artinya mengunakan pisau, karena dalam mencukurnya digunakan
pisau. Sehingga bisa dilakukan dalam bentuk dicukur (habis), dipotong (pendek)…‫ت‬
(Nailul‫ت‬Authar,‫ت‬1:‫ت‬141)

Untuk waktu mencukur bulu kemaluan, disunnahkan untuk dilakukan secara


teratur dan tidak lebih dari 40 hari. Hal tersebut sesuai dengan atsar yang diceritakan
sahabat anas bin malik bin‫ت‬Malik,‫“ت‬Kami‫ت‬diberi‫ت‬waktu‫ت‬dalam‫ت‬memendekkan‫ت‬kumis,
mencukur kuku, mencabut bulu ketiak dan mencukur bulu kemaluan agar tidak
dibiarkan lebih dari empat puluh malam”. Imam‫ ت‬Syaukani‫ ت‬juga‫ ت‬menjelaskan‫ ت‬di‫ ت‬dalam‫ت‬
kitab‫ ت‬Nailul‫ ت‬Authar,‫“ ت‬Batas‫ ت‬waktu‫ ت‬maksimal adalah empat puluh hari sebagaimana yang
telah ditentukan oleh Nabi SAW, maka tidak diperbolehkan untuk seorang muslim
untuk tidak memotong melebihi empat puluh hari. Apabila dalam rentang sebelum 40
hari dan anda ingin memotongnya maka hal ini jug masih diperbolehkan dan tidak
melanggar sunnah. Dalam tatacara mencukur bulu kemaluan, hendaknya dimulai
dengan bulu bagian kanan atas lalu dilanjutkan menyamping ke kiri. Jika mengalami
kesulitan maka boleh dilakukan dari arah manapun bergantung dari situasi. Hal paling
utama dan terpenting adalah berdoa terlebih dahulu supaya jin tidak mengintip saat
anda mencukur bulu kemaluan. Tidak ada doa yang secara khusus dianjurkan untuk
mencukur bulu kemaluan dan jika tidak ingin diawali dengan doa juga bisa dilakukan.
Namun, disaat seseorang membuka aurat, maka hal ini bisa dijadikan waktu bagi jin

13
untuk mengintip sehingga disunnahkan untuk membaca basmalah atau doa masuk
kamar mandi seperti yang telah diriwayatkan hadits riwayat Ali bin Abi Thalib ra
dimana Rasulullah SAW bersabda“Penutupan anatar pandangan jin dan aurat bani adam
adalah ketika mereka masuk kamar‫ت‬mandi,‫ت‬mengucapkan‫ت‬bismillah”.‫[ت‬HR.‫ت‬Tirmidzi] ukur
bulu kemlauan

BAB III
KESIMPULAN
A. Simpulan

Pada dasarnya, Islam tidak melarang umatnya (dalam halini muslimah)


untuk mempercantik diri. Islam mengakomodasi semua keinginan dan
kebutuhan manusia. Namun, untuk mencegah terbukanya pintu-pintu
kerusakan dan dis-harmoni, Islam memeberikan batasan dan aturan dalam
pemuasan kebutuhan dan keinginan tersebut. Selain itu, yang tidak kalah
penting adalah niat muslimah yang bersangkutan dalam mempercantik diri.
Mempercantik diri boleh saja selama hal itu tidak ditujukan untuk riya atau

14
dengan sengaja menarik perhatian lawan jenis yang bukan tidak mungkin
dapat mendatangkan kemudharatan. Dalam surat Al-Baqarah ayat 26
menyatakan kepada manusia bahwa semua yang diciptakan oleh Allah SWT
tidak ada yang sia-sia. Allah menciptakan manusia dengan sebaikbaiknya
bentuk. Oleh karena itu seorang wanita tidak boleh merubah mengubah
ciptaan Allah SWT. Para wanita bersyukur terhadap segala karunia yang
telah diberikan oleh-Nya dan memberdayakan pemberian tersebut dengan
baik. Setiap orang bisa saja berbeda pendapat tentang kriteria kecantikan,
akan tetapi Islam telah menetapkan beberapa hal supaya kecantikan kekal
dan sempurna. Rasulullah SAW menegaskan tiga kriteria kecantikan.
''Sebaik-baik manfaat yang diperoleh seorang Muslim adalah perempuan
yang cantik, yaitu yang membuatnya senang jika dipandang, menurutinya
jika diperintah, serta menjaga harta dan dirinya.
B. Saran
sebagai umat Islam segala sesuatunya sudah diatur oleh agama hendaknya
menjalaninya dengan taat, seperti bersikap qonaah menerima segala sesuatu
yag sudah diberikan oleh Allah.

Daftar pustakata

Abdul Asep. 2015. Sulam Alis Dalam Perspektif Hadist. (online) Tersedia:
http://eprints.walisongo.ac.id/5230/1/084211001.pdf. Diakses :01.11.2018
Mohammad Naqib. 2015. Konsep Merubah Ciptaan Allah. (online) Tersedia:
http://ddms.usim.edu.my/bitstream/123456789/14104/1/41-132-1-PB.pdf.
Diakses: 01.11.2018
Anonym. 2016. Konsep Tato Dalam Islam. (online) Tersedia:
http://repository.unand.ac.id/22521/3/bab%201.pdf. Diaskes: 01.11.2018
Djazulli. 2013. Kaidah-kaidah Fiqih. Jakarta. Kencana
https://islami.co/ini-hukum-memakai-kutek-bagi-perempuan/ diakses tanggal 7
November 2019 jam 21.00
https://muslimafiyah.com/hukum-memakai-pemutih-kulit.html diakses tanggal 7
November 2019 jam 21.00 https://almanhaj.or.id/2777-seputar-rambut-atau-bulu-
https://al-fikry.com/hukum-mencukur-bulu-kaki-jenggot-dan-alis/ diakses tanggal
7 November 2019 jam 21.00

15
https://dalamislam.com/landasan-agama/mencukur-bulu-kemaluan-menurut-islam
diakses tanggal 7 November 2019 jam 21.00
Syaikh F. 2017. Rambut-Rambut Syariah Praktis Fikih Perempuan Sukoharjo :
As-Salam

16

Anda mungkin juga menyukai