PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Orthodonsi (merapikan gigi)?
2. Bagaimana hukum Orthodonsi dalam Islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari Orthodonsi (merapikan gigi).
2. Untuk mengetahui Bagaimana hukum Orthodonsi dalam Islam.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Keahlian medis dalam masalah merapikan gigi yang dikenal dengan istilah
orthodonsi (orthodontics) merupakan nikmat Allah SWT kepada umat manusia
untuk mengembalikan kepada fitrah penciptaannya yang paling indah (fi ahsani
taqwim) yang patut disyukuri dengan menggunakannya pada tempatnya dan tidak
disalahgunakan untuk memenuhi nafsu insani yang kurang bersyukur. Oleh
karena itu Islam sangat memuliakan ilmu kesehatan dan kedokteran sebagai alat
merawat kehidupan dengan izin Allah swt. Ia bahkan memerintahkan kita semua
sebagai fardhu ‘ain (kewajiban personal) untuk mempelajarinya secara global dan
mengenali diri secara fisik biologis sebagai media peningkatan iman dan
memenuhi kebutuhan setiap individu dalam menyelamatkan, memperbaiki dan
menjaga hidupnya. Firman Allah swt. yang artinya:
Dalam hal pemasangan gigi emas, secara spesifik Imam Ibnu Sa’ad dalam
Thabaqatnya (III/58) telah meriwayatkan dari Waqid bin Abi Yaser bahwa
sahabat dan menantu Nabi saw ‘Utsman bin ‘Affan ra. pernah memasang mahkota
gigi dari emas, supaya giginya lebih kuat dan tahan lama. Pemakaian gigi emas
tidak dilarang sebagaimana dilarangnya laki-laki oleh Nabi saw untuk memakai
perhiasan emas atau pemakaian bejana emas sebagai asesoris (HR. Muslim dan
Abu Dawud).
2
Sebab disini yang harus menjadi penekanan adalah fungsi kekuatan dan
kesehatan gigi palsu dengan bahan emas dan bukan untuk fungsi perhiasan dan
pamer kemewahan sebagaimana alasan yang dipakai oleh ‘Utsman dalam
menggunakan gigi palsu emas. Di samping itu penggunaan bahan emas pada gigi
palsu adalah untuk pemakaian yang tergolong dalam bukan pemakaian luar.
Kawat gigi dalam bahasa kedokteran disebut dental braces atau
orthodontic braces yaitu alat yang digunakan pada bidang kedokteran gigi untuk
memperbaiki susunan gigi yang tidak teratur. Semula, kawat gigi digunakan untuk
mengencangkan gigi karena gigi terlalu maju (tonggos) serta susunan gigi tak
merata. Kawat gigi juga berfungsi untuk meratakan susunan gigi yang tumbuh tak
beraturan.
Namun, perubahan fungsi kawat gigi kini semakin terlihat. Kawat gigi
tidak hanya digunakan sebagai alat kesehatan, namun menjadi trend yang sedang
digandrungi. Orang-orang bergigi normal, ikut meramaikan behel agar terlihat
percaya diri. Tak ketinggalan, karet kawat gigi juga menjadi sesuatu yang dapat
dipamerkan. Penahan kawat gigi ini didesain untuk bongkar pasang layakya
mainan. Adapun arti secara harfiah orthodonti sendiri berasal dari bahasa Yunani
yaitu orthos yang berarti lurus dan dons yang berarti gigi.
3
Maksud dan tujuan dari perawatan orthodonti sendiri ada beberapa macam
yaitu:
Artinya : “Rasulullah SAW melarang orang yang mencukur alis, mengikir gigi,
menyambung rambut, dan mentato, kecuali dikarenakan adanya penyakit.”1
1
HR. Ahmad no. 3945
2
Dikutip dari buku dr. Raehanul Bahraen Fikih kontemporer kesehatan wanita hal.265
4
Mengikir gigi merupakan perbuatan yang merubah ciptaan Allah Subhanahu
wa Ta’ala dan menyibukkan diri dengan perbuatan sia-sia yang tidak ada
manfaatnya, dan hanya membuang-buang waktu yang seharusnya dipergunakan
untuk hal-hal lain yang lebih bermanfaat bagi manusia. Perbuatan tersebut juga
merupakan penipuan dan penggelapan serta menunjukkan kerdilnya manusia.
Artinya:“Semoga Allah melaknat orang yang mentato, orang yang minta ditato,
orang yang mencabut alis, orang yang minta dikerok alis, dan orang yang
merenggangkan gigi untuk memperindah penampilan serta mengubah ciptaan
Allah.”3
5
dan menyulitkannya dalam makan, sedangkan membuang aib (kekurangan)
diperbolehkan menurut syari’at. Demikian pula apabila terdapat kelainan yang
memerlukan pengobatan, maka diperbolehkan. berdasarkan sabda Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Artinya : “Rasulullah SAW melarang orang yang mencukur alis, mengikir gigi,
menyambung rambut, dan mentato, kecuali dikarenakan adanya penyakit.”(HR.
Ahmad no. 3945)
Bila memang diperlukan, misalnya ada kelainan yang harus diperbaiki, maka
hukumnya diperbolehkan. Namun apabila tidak diperlukan, maka hukumnya tidak
boleh. Bahkan terdapat larangan untuk mengubah gigi dan mengikirnya untuk
keindahan, beserta ancaman bagi pelakunya, karena perbuatan tersebut termasuk
sia-sia dan mengubah ciptaan Allah.
Jika hal itu untuk pengobatan atau untuk membuang kelainan,atau untuk
kebutuhan, misalnya seseorang tidak bisa makan dengan baik kecuali dengan
mngubah gigi-giginya, maka hal tersebut diperbolehkan.4
4
Dikutip dari web http://asep250277.blogspot.com/2014/02/masailul-fiqhiyyah-fiqih-
kontemporer.html.
6
belum mengalami perkembangan yang berarti, meskipun sudah ditempuh
berbagai upaya untuk mengembangkannya. Selama ribuan tahun setelah melewati
berbagai eksperimen barulah berhasil pada akhir abad ke-19 M, untuk
pencangkokan jaringan, dan pada pertengahan abad ke-20 M untuk pencangkokan
organ manusia. Di masa Nabi saw. peradaban Islam telah menunjukkan perhatian
terhadap masalah kesehatan sehingga muncul beberapa dokter ahli bedah di masa
Nabi yang cukup terkenal seperti al Harth bin Kildah dan Abu Ramtah Rafa’ah,.
Pembuatan dan pemasangan gigi sepanjang untuk alasan syar’i yakni karena
pertimbangan kebutuhan (haajah) medis untuk menormalkan atau memperbaiki
kelainan serta penggantian yang lepas untuk dapat mengunyah dan menggigit
kembali merupakan perbuatan dan profesi yang terpuji karena membawa kepada
kemaslahatan, bahkan sekalipun menggunakan bahan logam emas bagi pria
maupun wanita bila hal itu lebih maslahat, kuat, sehat dan bukan untuk tujuan
pamer kemewahan, sekadar asesoris perhiasan dan gaya berlebihan. Hal ini dapat
dianalogikan dengan bolehnya bedah plastik dengan alasan syar’i tersebut baik
dengan organ asli maupun buatan. Operasi plastik yang menggunakan organ
buatan atau palsu sudah dikenal di masa Nabi saw., sebagaimana diriwayatkan
Imam Abu Daud dan Tirmidzi dari Abdurrahman bin Tharfah yang mengisahkan
bahwa kakeknya ‘Arfajah bin As’ad pernah terpotong hidungnya pada perang
Kulab, lalu ia memasang hidung (palsu) dari logam perak, namun hidung tersebut
justru mulai membusuk, maka Nabi saw. menyuruhnya untuk memasang hidung
palsu dari bahan logam emas.
7
penyebab lainnya adalah penyakit kronis, misalnya amandel, pilek-pilek (rhinitis
alergika), bernafas melalui mulut dan sebagainya. Beberapa kebiasaan buruk
seperti menopang dagu dan menjulurkan, kebiasaan menghisap jari terutama
dalam jangka waktu lama sampai lebih dari lima tahun atau kebiasaan ngempeng
anak balita terutama jika dotnya tak ortodontik (tak sesuai dengan anatomi rongga
mulut dan geligi) bisa pula menyebabkan penampilan gigi buruk.
8
َح َس َن
ْ ص َّو َر ُك ْم فَ أ
َ اء َو ِ الس م
ً َاء ب ن
َ َ َّ ار ا َو
ً ض َق َر ُ اللَّ هُ الَّ ِذ ي َج َع َل ل
َ َك ُم ا أْل َ ْر
Artinya: “Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit
sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi
kamu rezeki dengan sebahagian yang baik-baik. Yang demikian itu adalah Allah
Tuhanmu, Maha Agung Allah, Tuhan semesta alam. Janganlah kamu memekik
minta tolong pada hari ini. Sesungguhnya kamu tiada akan mendapat
pertolongan dari Kami.” (QS. Al-Mukminun:64-65)
Akan lebih baik bila kelebihan rezki tersebut digunakan untuk beramal
shalih berupa sedekah terutama kepada korban kondisi krisis ekonomi dan
bencana yang justru secara spiritual akan mempercantik kepribadian diri secara
hakiki di samping akan membawa kebahagiaan dan keberkahan dunia dan akhirat.
9
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan semua pembaca dapat bersyukur
atas apa yang telah Allah berikan.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://nurhasanahalharbi.blogspot.com/2018/03/makalah-masailu-al-
fiqhiyah tentang.htm diakses 14 april 2019 pukul 20.43 wib
11
LAMPIRAN
STUDI KASUS ORTHODONSI
Sumber jb-dental.com/before-and-after-foto-sebelum-dan-sesudah-perawatan-
ortodonti/
Pasien wanita 22 tahun dengan keluhan ‘gigi depan saya tumpang tindih
dan agak maju sehingga susah menutup mulut, gigi taring atas kanan saya agak
keluar’. Setelah 11 bulan perawatan, gigi yang bertumpang tindih sudah berada di
posisi yang lebih baik, gigi depan sudah lebih mundur sehingga pasien dapat
12
menutup mulut dengan lebih baik. Perawatan ortodonti pada foto di sisi sebelah
kanan belum selesai, saat ini pasien masih melanjutkan perawatan ortodonti/behel.
Pasien laki-laki usia 19 tahun dengan keluhan “ gigi depan saya jarang-
jarang/ berjarak”. Setelah dilakukan perawatan ortodonti selama 8 bulan , gigi-
gigi yang berjarak sudah rapat, demikian juga dengan garis tengah / midline gigi
atas dan bawah sudah sejajar. Perawatan ortodonti pada foto di sisi sebelah kanan
belum selesai, saat ini pasien masih melanjutkan perawatan ortodonti/behel.
13
3. Kasus gigi depan maju (protrusive)
Pasien anak laki-laki usia 14 tahun dengan keluhan utama ‘gigi depan saya
sangat maju dan posisi kedua gigi taring atas saya sangat tinggi dbanding gigi seri
’. setelah 13 bulan perawatan ortodonti/behel, gigi depan atas telah mundur ke
posisi normal ( overjet 2mm) dan tumpang gigit (overbite) 2mm. Perawatan
ortodonti pada foto di sisi sebelah kanan belum selesai, saat ini pasien masih
melanjutkan perawatan ortodonti/behel.
Pasien wanita usia 15 tahun dengan keluhan “ gigi depan atas saya sangat
maju sehingga agak susah menutup bibir “ . Setelah melakukan perawatan
ortodonti/ behel selama 10 bulan gigi depan atas sudah mundur ( jarak /overjet
gigi depan atas terhadap bawah berkurang dari 10mm menjadi 2 mm) dan pasien
dapat menutup bibirnya dengan lebih baik. Profil pasien dari arah lateral/ samping
juga menjadi lebih baik. Perawatan ortodonti pada foto di sisi sebelah kanan
belum selesai, saat ini pasien masih melanjutkan perawatan ortodonti/behel.
14
4. Kasus openbite (gigitan terbuka)
Pasien wanita usia 23 tahun dengan keluhan utama ‘ saya tidak dapat
menggigit di gigi bagian depan. Saat gigi-gigi bagian belakang saya sudah
berkontak maksimal, gigi depan saya tidak bertemu/berkontak. Setelah 15 bulan
perawatan, jarak vertikal gigi depan atas terhadap bawah sudah berkurang dari
overbite -3mm menjadi 1mm. Sekarang pasien sudah dapat menggigit
menggunakan gigi depan bawah, dan pengucapan huruf konsonan seperti “S” atau
“Z” yang tadinya pasien mengalami kesulitan, sekarang pasien sudah dapat
mengucapkannya dengan lebih baik. Perawatan ortodonti pada foto di sisi sebelah
kanan belum selesai, saat ini pasien masih melanjutkan perawatan ortodonti/behel.
15
5. Gigi depan bawah maju (cameh)/ class III malocclusion
16
Jadi, Orthodonsi dalam pandangan Islam diperbolehkan apabila
membahayakan dalam segi kesehatan tetapi Haram hukumnya apabila hanya
untuk memperindah atau mempercantik diri. Pesan dari penulis, Allah
menciptakan manusia sempurna maka syukuri nikmat yang diberikan Allah untuk
kita, setiap orang punya kelebihan masing-masing. Percayalah dengan dirikita,
kita punya kelebihan tanpa harus merubah pemberian dari Allah SWT.
17