Anda di halaman 1dari 19

BAB II

PENDAHULUAN

Manusia sejak lahir telah dikarunia oleh Allah SWT dengan berbagai
kelebihan bila dibandingkan makhluk Alloh lainnya. Kelebihan kelebihan itu
antara lain, baik kelebihan dalam aspek akal pikirannya, kelebihan rokhaninya
ataupun kelebihan dalam aspek jasmaninya, seperti yang telah diterangkan oleh
alloh di dalam alquran surat At tiin ayat: 4.
Yang artinya Sungguh telah Kami ciptakan Manusia di dalam sebaik- baik
bentuk ( ciptaan).
Kendati pun manusia telah diciptakan dengan sebaik baik bentuk, tetapi
tetap saja sebagai makhluk yang diberikan daya intelektual atau daya pikir yang
tinggi, cakap dengan kreatifitas serta makhluk yang mempunyai nafsu dan hasrat,
maka dia (manusia) ingin selalu tampil lebih dari orang lain, maka banyak
manusia yang merasa kurang bisa menerima dengan jasmani yang telah diberikan
Alloh SWT kepadanya. Hal ini senada dengan sindiran Alloh di dalam Qs.
Annisa : 119.
Yang artinya Dan akan aku suruh mereka mengubah ciptaan Allah lalu
mereka benar-benar mengubahnya. (An-Nisa: 119).
Semakin berkembangnya ilmu ortodonti, maka semakin banyak orang
yang ingin memperbaiki posisi gigi mereka yang tidak teratur. Maloklusi gigi
merupakan problema bagi beberapa individu karena dapat menyebabkan
gangguan fungsi pengunyahan, penelanan, ataupun bicara
Kawat gigi, atau yang lebih akrab disapa behel saat ini sedang menduduki
tahtanya sebagai Assecoris Wajib bagi para remaja, khususnya wanita. Namun
tidak hanya kaum wanita saja yang menggandrungi kawat yang satu itu, bahkan
kaum pria pun saat ini tidak malu lagi untuk menggunakan assecoris pelengkap
gigi tersebut. Pengguna behel saat ini tidak hanya dipakai oleh kalangan remaja
saja, bahkan ibu-ibu pun ada yang turut memakainya. Behel benar-benar telah
menjadi pemilik tahta tertinggi dalam pergaulan, selain Smartphone Blackberry
yang hingga saat ini juga masih merajai trend pergaulan remaja. Pengguna behel
tercatat dari segala kalangan usia, baik itu tua, muda, remaja, wanita maupun pria.
Di samping fungsi utamanya untuk merapikan letak gigi yang tidak beraturan, kini
behel tampil dengan fungsi lainnya sebagai perhiasan yang mempercantik gigi dan
mulut kita.
Keahlian medis dalam masalah merapikan gigi yang dikenal dengan istilah
orthodonti (orthodontics) merupakan nikmat Allah SWT kepada umat manusia
untuk mengembalikan kepada fitrah penciptaannya yang paling indah (fi ahsani
taqwim) yang patut disyukuri dengan menggunakannya pada tempatnya dan tidak
disalahgunakan untuk memenuhi nafsu insani yang kurang bersyukur.
Orthodonti sama tuanya dengan sejarah ilmu kedokteran gigi serta cabang-
cabang ilmu kedokteran gigi yang lain seperti ilmu penambalan gigi dan ilmu
pembuatan gigi tiruan. Hippocrates termasuk salah satu orang yang berpendapat
mengenai kelainan pada tengkorak kepala dan wajah (kraniofasial) : Di antara
kelompok manusia terdapat orang dengan bentuk kepala yang panjang, sebagian
memiliki leher yang lebar dengan tulang yang kuat. Yang lainnya memiliki langit-
langit (palatum) yang dalam dengan mengatur gigi geligi telah ditemukan oleh
para arkeolog di makam-makam kuno bangsa Mesir, Yunani, dan Suku Maya di
Meksiko.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Fungsi Gigi
Gigi merupakan struktur putih kecil yang ada di dalam mulut manusia
dan menjadi salah satu organ yang sangat penting dalam proses pencernaan
dalam tubuh. Gigi digunakan untuk mengoyak, mengikis, memotong dan
mengunyah makanan. Pada manusia dapat ditemui empat macam gigi yang
terdapat pada mulut yaitu :
1. Gigi Seri adalah gigi yang memiliki satu akar yang berfungsi
memotong dan mengerat makanan atau benda lainnya.
2. Gigi taring adalah gigi yang memiliki satu akar dan memiliki fungsi
untuk mengoyak makanan atau benda lainnya.
3. Gigi graham kecil adalah gigi yang memiliki dua akar yang berfungsi
menggilas dan mengunyah makanan atau benda lainnya.
4. Gigi graham adalah gigi yang memiliki tiga akar yang berfungsi
melumat dan mengunyah makanan atau benda lainnya.
Gigi memiliki peran penting dalam tubuh manusia, kesehatan gigi
merupakan investasi bagi masa depan sehingga kita harus menjaga kesehatan
gigi dan rongga mulut kita. Gigi merupakan bagian dari rongga mulut yang
terdiri dua macam jaringan. Jaringan yang bersifat keras terdiri dari email dan
dentin, sedangkan jaringan yang bersifat lunak yaitu pulva. Berikut ini adalah
beberapa fungsi gigi :
a. Pengunyahan
Gigi memiliki peran penting untuk menghaluskan makanan agar lebih
mudah ditelan serta meringankan kerja proses pengunyahan didalam
rongga mulut maka makanan yang ada diproses menjadi lebih halus dan
mempermudah proses penelanan. Proses pengunyahan dipengaruhi oleh
keseimbangan posisi antara rahang atas dan rahang bawah, apabila tidak
seimbang maka akan menggangu proses pengunyahan sehingga gigi
tidak dapat bekerja secara maksimal.
b. Berbicara
Gigi sangat diperlukan untuk mengeluarkan bunyi ataupun huruf-huruf
tertentu seperti huruf T,V,F,D dan S. Tanpa gigi maka bunyi huruf-huruf
tersebut tidak akan terdengar sempurna.
c. Estetik
Gigi dan rahang dapat mempengaruhi senyum seseorang, dengan
adanya gigi yang rapi dan bersih maka senyum seseorang akan terlihat
lebih menarik dibandingkan dengan seseorang yang memiliki gigi yang
tidak beraturan. Selain itu bentuk rahang juga akan mempengaruhi
bentuk wajah seseorang.

B. Definisi Behel Gigi


Behel gigi dalam bahasa kedokteran disebut dental braces atau
orthodontic braces yaitu alat yang digunakan pada bidang kedokteran gigi
untuk memperbaiki susunan gigi yang tidak teratur. Semula behel gigi
digunakan untuk mengencangkan gigi karena gigi terlalu maju (tonggos) serta
susunan gigi tak merata. Behel gigi juga berfungsi untuk meratakan susunan
gigi yang tumbuh tak beraturan. Namun, perubahan fungsi behel kini semakin
terlihat.
Menurut Genia dalam Amalia Swita (2011:1) mengatakan bahwa
behel gigi adalah alat yang dipasang untuk memperbaiki susunan gigi yang
menyimpang dari pola normal. Pengertian behel gigi dikemukakan oleh
Sherizna dalam Amalia Swita (2011:39) adalah alat pemasangan bracket pada
gigi atau yang lebih dikenal dengan behel adalah sebuah cara yang saat ini
lazim dipakai untuk memperbaiki susunan gigi yang tidak rapi. Lebih dari
sekadar rapi, penggunaan behel gigi juga dimaksudkan untuk memperbaiki
posisi gigi dalam fungsi pengunyahan makanan, memperbaiki penampilan
wajah dan juga memperbaiki masalah lingual (seperti kesulitan dalam
pengucapan huruf s) karena gigi depan bagian atas tidak mengatup
sempurna dengan bagian bawah.
Penggunaan behel gigi juga berhubungan dengan kesehatan, karena
gigi yang berjejal akan menyulitkan pembersihan plak dan sisa makanan,
sehingga meningkatkan resiko terjadinya gigi berlubang dan peradangan gusi.
Behel gigi tidak hanya digunakan sebagai alat kesehatan, namun
menjadi tren yang sedang digandrungi. Orang-orang bergigi normal, ikut
meramaikan behel agar terlihat percaya diri. Tak ketinggalan, karet behel juga
menjadi sesuatu yang dapat dipamerkan. Penahan behel gigi ini didesain
untuk bongkar pasang layakya mainan.
Adapun arti secara harfiah orthodontic sendiri berasal dari bahasa
Yunani yaitu orthos yang berarti lurus dan dons yang berarti gigi. Istilah
orthodontic sendiri digunakan pertama kali oleh Le Foulon pada tahun 1839.
Ilmu orthodontic sebagai suatu ilmu pengetahuan seperti yang kita kenal
dewasa ini barulah kira-kira 50 tahun yang lalu dan lambat laun berkembang
terus sehingga seolah-olah menjadi bidang spesialisasi dalam kedokteran gigi.
Pada zaman dahulu yaitu 60 hingga 70 tahun yang lalu ilmu orthodontic
memang sudah dikenal seperti halnya dengan ilmu penambalan gigi dan
pembuatan gigi tiruan, tetapi konsepnya berbeda dengan konsep ilmu
orthodontic yang sekarang. Jika dulu yang dipentingkan hanyalah masalah
mekanis saja, dalam arti penggunaan alat-alat untuk meratakan susunan gigi
yang tidak rata, sekarang masalah biologis juga turut menjadi perhatian.

C. Fungsi Kawat Gigi


Kawat gigi atau yang biasanya dikenal sebagai behel adalah sebagai
salah satu upaya untuk merapikan susunan gigi yang tidak rapih. Kawat gigi
merupakan bagian dari perawatan ortodonti yang bertujuan untuk
memperbaiki susunan gigi agar rapi dan teratur, memperbaiki hubungan
gigitan atau oklusi antara gigi yang ada di rahang atas dan rahang bawah,
bahkan juga memperbaiki posisi rahang dan proporsi wajah atau nilai estetik.
Banyak orang melakukan perawatan gigi dengan menggunakan kawat
gigi dengan berbagai tujuan, yakni :
a. Mengatasi masalah sendi pada rahang
b. Kebersihan dan kesehatan gigi dan gusi
c. Keperluan estetika
d. Mengembalikan fungsi gigi
e. Mengikuti gaya hidup
Setiap orang memiliki tujuan yang berbeda dalam perawatan gigi
dengan menggunakan kawat gigi, hal tersebut akan mempengaruhi calon
pengguna kawat gigi dalam menentukan produk apa yang akan digunakan
dan kepada siapa ia akan melakukan perawatan layanan kesehatan giginya.
Selain itu harga produk yang akan dipasarkan juga relatif bersaing antara
tenaga kesehatan gigi.
Berikut bahaya yang bisa terjadi jika kita memasang behel gigi cuma
buat gaya-gayaan:
1. Gigi Menjadi Goyah
Memasang kawat pada gigi membuat tulang yang berfungsi menyanggah
gigi mengikuti kawat yang mencekat gigi diatasnya. Hal tersebut dapat
menyebabkan gigi terasa nyeri dan mudah goyang karena tulang yang
sudah beralih fungsi.
2. Kebersihan Gigi Tidak Terjaga
Biasanya makanan yang dikunyah melalui gigi yang berkawat akan sering
tertinggal di sela-sela bracket dan kawat. Perlu ketelitian untuk
menghilangkan makanan tersebut dari kawat dan bracket tersebut. Akibat
dari sisa makanan yang menempel pada gigi salah satunya dapat
menimbulkan bau mulut.
3. Sarang Bakteri
Sisa makanan yang menyebabkan kebersihan gigi tak terjaga menjadikan
sarang dari bakteri. Kuman dan bakteri sangat mudah sekali terselip
dikawat dan dapat berkembangbiak dengan mudah. Di sarankan bagi
pemakai behel hendaklah selalu rajin memakai obat kumur.
4. Susunan Gigi Menjadi Berantakan
Banyak para pemakai behel yang memasang behel bukan ditempat dokter
gigi melainkan hanya di tukang gigi. tukang gigi tidaklah memiliki izin
untuk memasang behel. Pemasangan behel secara asal-asalan dapat
merubah susunan gigi yang sebelumnya sudah bagus menjadi berantakan.
Hal ini terjadi akibat gigi yang mengikuti arah kawat yang terpasang.
5. Penularan Penyakit
Pemasangan behel di tukang gigi yang tidak memiliki izin biasanya
memang relatif murah. Hal inilah yang membuat orang berniat memasang
behel disana. Tapi biasanya para tukang alat-alat yang digunakan oleh
tukang gigi tersebut belum terjamin kebersihannya. seperti yang Kita
ketahui, mulut merupakan awal mula dari penyakit, jadi apapun yang
bersentuhan langsung dengan mulut dapat berefek langsung pada kesehatan.

Pemasangan behel di tukang gigi yang tidak memiliki izin biasanya


memang relatif murah. Hal inilah yang membuat orang berniat memasang behel
disana. Tapi biasanya para tukang alat-alat yang digunakan oleh tukang gigi
tersebut belum terjamin kebersihannya. seperti yang Kita ketahui, mulut
merupakan awal mula dari penyakit, jadi apapun yang bersentuhan langsung
dengan mulut dapat berefek langsung pada kesehatan.

D. Jenis-jenis Kawat Gigi


Hingga saat ini alat orthodonti atau yang lebih dikenal dengan kawat
gigi dan saat ini banyak digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu kawat gigi
lepasan (removeble appliance) dan kawat gigi cekat (fixed appliance).
1. Kawat Gigi Lepasan
Alat ortodonti atau kawat gigi lepasan adalah alat ortodonti yang dapat
dipasang, dilepas, dan dibersihkan oleh pasien sendiri. Sesuai fungsinya
sebagai alat penggeser posisi gigi ke tempat yang diinginkan, alat ini
terbagi menjadi tiga bagian yaitu :

a. Bagian Aktif
Bagian aktif terbuat dari kawat stainless steel yang dapat berfungsi
memberikan tekanan pada gigi agar bergerak ke tempat yang
diinginkan. Bentuknya bermacam-macam sesuai dengan fungsinya
untuk menggeser gigi ke depan, ke belakang, ke samping dan
sebagainya.
b. Bagian Retensi
Bagian retensi terbuat dari kawat stainless steel dan berfungsi
untuk menahan alat-alat agar tidak terlepas dari mlut dan diam
ditempatnya. Meskipun demikian alat ini tetap mudah dilepaskan
oleh pasien.
c. Pelat Dasar
Pelat dasar terbuat dari akrilik yang sangat tipis, tetapi cukup kuat
untuk mendukung bagian aktif dan retensi. Pelat ini menempel
pada langit-langit untuk rahang atas dan di dasar mulut untuk
rahang bawah. Bentuknya sangat tipis sehingga pasien sangat
nyaman dengan alat ini.
Kawat gigi lepasan berupa plat aklirik yang memiliki komponen kawat
yang menempel pada gigi, kawat gigi jenis ini lebih disukai oleh para
pengguna kawat gigi karena biayanya lebih murah, perawatannya lebih
mudah dan tidak terlalu menggangu penampilan, dapat dilepas sehingga
akan lebih mudah dalam melakukan perawatan dan dalam menjaga
kebersihan mulut, sedangkan untuk hasil akhirnya tidak terlalu berbeda
dengan kawat gigi cekat.

2. Kawat Gigi Cekat


Alat orthodonti cekat atau yang lebih dikenal kawat gigi cekat
ialah alat yang direkatkan pada gigi, yang pemasangan dan pelepasannya
hanya dapat dilakukan oleh dokter gigi spesialis orthodonti atau dokter
gigi umum yang sudah memiliki keterampilan khusus dalam perawatan
orthodonti. Dengan demikian, pasien tidak dapat memasang atau
melepasnya sendiri. Kawat gigi cekat diperlukan bagi pengguna yang
memiliki masalah maloklusi yang dinilai berat, kawat gigi lebih bisa
mengendalikan dan mengatur arah pergerakan gigi yang rumit secara
lebih akurat. Berdasarkan fungsinya, kawat gigi cekat terbagi menjadi
beberapa bagian yaitu :
a. Pita Logam
Pita logam atau band terbuat dari stainless steel yang dibalut
mengelilingi permukaan gigi dan satu gigi dibalut dengan satu pita.
Pita ini berfungsi sebagai tempat pemasangan behel/bracket.
b. Behel/bracket
Bagian ini terbuat dari logam stainless steel, komposit, porselen dan
emas 24 karat. Biasanya behel dipasang pada gigi 1 sampai 5 di
rahang atas atau rahang bawah di bagian gigi depan sehingga
pemakaian alat ini akan mempengaruhi penampilan pemakainya.
Behel dapat direkatkan langsung pada permukaan gigi atau
direkatkan pada pita logam yang telah dipasang sebelumnya. Alat ini
berfungsi untuk menghasilkan tekanan pada gigi. Band dan behel
diletakkan ke permukaan gigi sehingga alat ini tidak dapat bergerak
seperti kawat gigi lepasan sehingga waktu yang dibutuhkan tidak
terlalu lama jika dibandingkan dengan penggunaan kawat gigi lepasan.
Untuk biaya yang dibutuhkan dalam perawatan kawat gigi cekat mulai
dari pemasangan awal hingga selesai cenderung lebih mahal daripada
kawat gigi lepasan, hal tersebut dikarenakan perawatannya kawat gigi
cekat lebih sulit dibanding dengan kawat gigi lepasan serta hasilnya
yang lebih maksimal.
Bahan bracket yang biasa dipakai dokter gigi ada empat jenis yaitu :
1) Logam stainless steel (metal bracket), bahan ini memiliki kekuatan
yang paling baik dan dapat membentuk gigi dengan kuat, selain itu
tipe ini paling banyak digunakan karena lebih murah.
2) Emas 24 karat, bahan ini khusus untuk pasien yang memiliki alergi
terhadap logam.
3) Porselin untuk memperoleh tampilan behel yang transparan.
4) Kristal safir, bracket yang paling transparan dibanding bahan lain.
Sedangkan pengikat biasanya terbuat dari karet dan dapat diganti
warnanya sesuai permintaan pasien.

Gambar 1
Jenis-jenis Bracket

c. Lengkung Kawat/archwire/busur labial


Sesuai dengan namanya, alat ini terbuat dari kawat stainless steel yang
dipasang ditengah-tengah behel. Sifatnya elastis sehingga dapat
menimbulkan tekanan pada gigi.
d. Alat Pembantu/auxiliary
Alat ini dipakai bersama-sama dengan lengkung kawat untuk
menggeser atau menggerakkan gigi.

E. Prosedur Pemasangan Kawat Gigi


Dalam melakukan pemasangan kawat gigi pasien melalui tiga tahapan yaitu :
1. Pra Pemasangan Kawat Gigi
Sebelum melakukan pemasangan kawat gigi pada tahapan ini dokter akan
menjelaskan segala sesuatu yang berhubungan dengan kawat gigi,
mengenai lama perawatan, tahapan perawatan, waktu mulai perawatan,
terutama biaya pemasangan dan kesepakatan harga. Pada masa ini pasien
melakukan konsultasi dengan dokter spesialis ortodontis yang
mempunyai keahlian khusus untuk menangani pasien yang mengalami
masalah dengan susunan gigi tidak teratur dan rapi. Dokter akan
memeriksa keadaan gigi pasien dengan melakukan pengecekan dan
ronsen, seberapa parah kerusakan atau keadaan gigi pasien sehingga ia
dapat menentukan kawat gigi yang cocok dengan pasien. Dari hasil
pemeriksaan aka akan di kumpulkan data mengenai pasien, data tersebut
berupa model cetakan gigi, X-ray dari gigi dan rahang, serta foto-foto
gigi dan wajah pasien.
2. Pemasangan Kawat Gigi
Setelah melakukan konsultasi, menyepakati harga dan melakukan
pengecekan lebih intensif terhadap gigi pasien maka dokter akan akan
memastikan keadaan gigi pasien benar-benar dalam keadaan baik dan
siap untuk melakukan pemasangan kawat gigi pada pasien. Apabila
keadaan gigi pasien belum layak untuk melakukan pemasangan kawat
gigi maka dokter akan melakukan perawatan kesehatan gigi dan mulut
kepada pasien hingga dokter menyatakan bahwa kondisi gigi pasien
sudah sehat dan dapat dilakukan pemasangan kawat gigi.
3. Pasca Pemasangan Kawat Gigi
Setelah proses pemasangan kawat gigi dinyatakan selesai namun tugas
dokter tetap berlanjut pada perawatan gigi sang pasien, perawatan tersebut
membutuhkan waktu yang cukup panjang karena masih akan melakukan
perawatan terhadap pasien hingga keadaan gigi pasien menjadi lebih baik.
Dalam tahapan ini pasien akan melakukan kontrol secara rutin untuk
melakukan perawatan orthodonti hingga dokter yakin bahwa kondisi gigi
pasien sudah mencapai kondisi yang diinginkan.

F. Kawat gigi menurut pandangan Muhammadiyah


Islam sangat memuliakan ilmu kesehatan dan kedokteran sebagai alat
merawat kehidupan dengan izin Allah swt. Ia bahkan memerintahkan kita
semua sebagai fardhu ain (kewajiban personal) untuk mempelajarinya secara
global dan mengenali diri secara fisik biologis sebagai media peningkatan
iman dan memenuhi kebutuhan setiap individu dalam menyelamatkan,
memperbaiki dan menjaga hidupnya. Firman Allah swt.
Di antara firman-firman Allah SWT yang menyinggung soal
pemasangan kawat gigi atau orthodonti itu adalah :
Dan di bumi terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang
yang yakin. Dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak
memperhatikan.? QS. Ad-Dzariyat ( 51) : 20, 21)

Sabda Nabi SAW:


Berobatlah wahai hamba Allah! karena sesungguhnya Allah tidak
menciptakan penyakit melainkan Ia telah menciptakan pula obatnya,
kecuali satu penyakit, yaitu tua. (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi).

Pendapat ulama yang lebih kuat adalah yang lebih dekat kepada
prinsip syariah dan kaidah fiqih. Prinsip syariah menekankan kemaslahatan
secara luas. Dengan demikian, penguburan gigi emas bersama mayat
merupakan perbuatan tabzir (menyia-nyiakan nikmat Allah) yang tidak
disukai dalam Islam padahal barang tersebut dapat berguna bagi orang yang
masih hidup.

Al Israa' :26

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,


kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah
kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.

Al Israa' :27

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan


dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.

Untuk memiliki alat cekat seseorang membutuhkan biaya minimal Rp 5


juta hingga Rp 12 juta di luar tarif kontrol yang wajib dilakukan setiap tiga
minggu sekali untuk mengecek keadaan alat. Tentunya biaya tersebut di
luar tingkat kualitas behel dan asesorisnya seperti berlian dan batu permata
(QS. Al-Maidah:2).

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syiar-syiar


Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan
(mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-
id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi
Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya
dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah
berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum
karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam,
mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah
kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu
kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
( QS. Al-Maidah:2)
Semua itu jika di luar kebutuhan mendesak medis dikategorikan
sebagai perbuatan tabzir (kemubaziran) dan isrof (berlebihan) demi gengsi,
gaya hidup (life style) dan sekadar pamer yang tidak terpuji dalam Islam
karena kawat tersebut tidak akan membawa pengaruh apa-apa pada
pertumbuhan gigi selanjutnya tetapi justru membuang-buang uang untuk
sesuatu yang tidak perlu dan cenderung berlebih-lebihan (israf) dan
bermewah-mewahan yang dibenci dan dikutuk Allah Swt (QS. Al-
Mukminun:64-65, QS. Al-Isra:26-27).
Islam merupakan sebuah ajaran yang sangat memuliakan ilmu
kesehatan dan kedokteran sebagai sarana untuk merawat kehidupan dengan
izin ALLAH. Ia bahkan memerintahkan kita sebagai fardhu ain untuk
mempelajarinya secara komprehensif agar dapat mengenali diri secara fisik
dan biologis sebagai media peningkatan iman dan memenuhi kebutuhan
setiap individu dalam menyelamatkan, memperbaiki, dan menjaga hidupnya.
Selain itu, Islam juga menetapkan fardhu kifayah dan menggalakan adanya
ahli-ahli di bidang kedokteran dan memandang kedokteran sebagai sebuah
ilmu yang sangat mulia. Salah seorang imam besar, Imam Syafii, berkata
demikian, Aku tidak tahu suatu ilmu setelah masalah halal dan haram
[fiqih] yang lebih mulia dari ilmu kedokteran. Pun demikian adanya dengan
suatu keahlian medis dalam hal merapikan gigi yang dikenal dengan istilah
Orthodonti [Orthodontics] adalah nikmat ALLAH kepada umat manusia
untuk mengembalikan kepada fitrah penciptaan yang paling indah yang patut
disyukuri dengan menggunakannya pada tempatnya dan tidak disalahgunakan
untuk memenuhi nafsu insani yang kurang bersyukur.

Dengan melihat berbagai faktor penyebab dan kebutuhan


penanganan secara orthodonti, maka hal tersebut diperbolehkan dalam Islam,
baik sebagai pasien maupun dokter gigi yang menanganinya, bahkan hal ini
sangat dianjurkan dan dapat bernilai ibadah. Sebab, Islam menganjurkan
untuk berobat bila terjadi kelainan dan ketidaknormalan pada fisik dan psikis.
Bukankah Islam sangat memperhatikan kesehatan seperti telah difirmankan
ALLAH dalam Al-Quran?

Namun, belakangan ini tampaknya timbul suatu fenomena di mana


penggunaan kawat gigi sebagai suatu tren tersendiri khususnya di kalangan
kaum perempuan. Hal ini disebabkan karena mereka sekedar ingin bergaya
dan bahkan terkadang karena ingin menunjukkan status ekonomi, meskipun
sebenarnya kebanyakan dari mereka tidak perlu menggunakannya karena
kondisi gigi yang normal. Untuk hal ini, pemasangan alat orthodonti cekat
pada pasien yang sebetulnya tidak butuh perawatan sebetulnya merupakan
perbuatan yang sia-sia, tidak perlu, termasuk mubazir. Sebab, biasanya rata-
rata waktu perawatan orthodonti cukup lama tergantung tingkat keparahannya
dengan biaya yang tidak sedikit. Jika perawatan orthodonti digunakan dengan
tujuan yang seperti disebutkan di atas tadi, maka hal ini termasuk kepada hal
yang berlebih-lebihan [israf] yang dibenci oleh ALLAH [QS. Al-Muminun :
64-5, QS. Al-Isra : 26-7]. Jadi, semuanya kembali lagi pada niat dan tujuan
dari perawatan orthodonti itu sendiri.

Islam sangat memuliakan ilmu kesehatan dan kedokteran sebagai


alat merawat kehidupan dengan izin Allah swt. Ia bahkan memerintahkan kita
semua sebagai fardhu ain (kewajiban personal) untuk mempelajarinya secara
global dan mengenali diri secara fisik biologis sebagai media peningkatan
iman dan memenuhi kebutuhan setiap individu dalam menyelamatkan,
memperbaiki dan menjaga hidupnya. Firman Allah swt.

Di antara firman-firman Allah SWT yang menyinggung soal


pemasangan kawat gigi atau orthodonti itu adalah :

Dan di bumi terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-


orang yang yakin. Dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak
memperhatikan.? QS. Ad-Dzariyat ( 51) : 20, 21)

Sabda Nabi SAW:

Berobatlah wahai hamba Allah! karena sesungguhnya Allah tidak


menciptakan penyakit melainkan Ia telah menciptakan pula obatnya, kecuali
satu penyakit, yaitu tua. (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi).

Islam juga menetapkan fardhu kifayah (kewajiban kolektif) dan


menggalakkan adanya ahli-ahli di bidang kedokteran dan memandang
kedokteran sebagai ilmu yang sangat mulia. Imam Syafii berkata: Aku tidak
tahu suatu ilmu setelah masalah halal dan haram (Fiqih) yang lebih mulia dari
ilmu kedokteran. (Al-Baghdadi dalam Atthib Minal Kitab was Sunnah:187).

Pendapat ulama yang lebih kuat adalah yang lebih dekat kepada
prinsip syariah dan kaidah fiqih. Prinsip syariah menekankan kemaslahatan
secara luas. Dengan demikian, penguburan gigi emas bersama mayat
merupakan perbuatan tabzir (menyia-nyiakan nikmat Allah) yang tidak
disukai dalam Islam padahal barang tersebut dapat berguna bagi orang yang
masih hidup. (QS. Al-Isra: 26-27).

Untuk memiliki alat cekat seseorang membutuhkan biaya minimal


Rp 5 juta hingga Rp 12 juta di luar tarif kontrol yang wajib dilakukan setiap
tiga minggu sekali untuk mengecek keadaan alat. Tentunya biaya tersebut di
luar tingkat kualitas behel dan asesorisnya seperti berlian dan batu permata
(QS. Al-Maidah:2).

Semua itu jika di luar kebutuhan mendesak medis dikategorikan


sebagai perbuatan tabzir (kemubaziran) dan isrof (berlebihan) demi gengsi,
gaya hidup (life style) dan sekadar pamer yang tidak terpuji dalam Islam
karena kawat tersebut tidak akan membawa pengaruh apa-apa pada
pertumbuhan gigi selanjutnya tetapi justru membuang-buang uang untuk
sesuatu yang tidak perlu dan cenderung berlebih-lebihan (israf) dan
bermewah-mewahan yang dibenci dan dikutuk Allah Swt (QS. Al-
Mukminun:64-65, QS. Al-Isra:26-27).
BAB III
KESIMPULAN

1. Orthodonti berasal dari bahasa Yunani yaitu orthos yang berarti lurus dan
dons yang berarti gigi. Istilah orthodonti sendiri digunakan pertama kali
oleh Le Foulon pada tahun 1839. Ilmu orthodonti sebagai suatu ilmu
pengetahuan seperti yang kita kenal dewasa ini barulah kira-kira 50 tahun
yang lalu dan lambat laun berkembang terus sehingga seolah-olah menjadi
bidang spesialisasi dalam kedokteran gigi.
2. Tujuan perawatan orthodonti adalah untuk memperbaiki hubungan gigitan
atau oklusi antara gigi yang ada di rahang atas dan rahang bawah, bahkan
juga memperbaiki posisi rahang dan proporsi wajah atau nilai estetik
3. Hukumnya yaitu islam menetapkan fardhuain untuk mempelajari secara
komprehensif agar dapat mengenali diri secara fisik dan biologis sebagai
media peningkatan iman dan memenuhi kebutuhan setiap individu dalam
menyelamatkan, memperbaiki, dan menjaga hidupnya. Selain itu, Islam
juga menetapkan fardhu kifayah dan menggalakan adanya ahli-ahli di
bidang kedokteran dan memandang kedokteran sebagai sebuah ilmu yang
sangat mulia. Namun jika sekedar ingin bergaya dan menunjukan status
ekonomi itu termasuk mubazir atau berlebih-lebihan [israf] yang dibenci
oleh ALLAH [QS. Al-Muminun : 64-5, QS. Al-Isra : 26-7]. Jadi,
semuanya kembali lagi pada niat dan tujuan dari perawatan orthodonti itu
sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

1. Foster. T.D. 1997. Buku Ajar Ortodonti. Jakarta : EGC


2. Ardhana W. 2008. Manajemen Perawatan Ortodontik Praktis. Yogyakarta:
Majalah Kedokteran Gigi; Juni;2008;15(1):95-98 diunduh dari
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/151089598.pdf pada tanggal 26
November 2015.
3. Rahardjo, Pambudi. 2009. Ortodonti Dasar. Surabaya: Airlangga
University Press.
4. Rahardjo, Pambudi. 2012. Diagnosis Ortodontik. Surabaya : Airlannga
University Press.
5. http://sichesse.blogspot.co.id/2012/09/pandangan-muhammadiyah-
tentang_9633.html
6. Setiawan Budi Utomo.2003. Fiqih Aktual. Jakarta : Gema Insani Press.

7. http://celanacingkrang.blogspot.co.id/2012/04/bolehkah-memakai-behel-
menurut-syariat.html

Anda mungkin juga menyukai