Anda di halaman 1dari 12

HUKUM PEMASANGAN GIGI PALSU

H. Nurdin, S.Ag., M.Sos


Dosen AIK
LATAR BELAKANG
• Gigi tiruan yang berfungsi untuk mengganti satu atau lebih gigi yang hilang dimana
pemasangan dan pelepasannya tidak dapat dilakukan oleh pasien sendiri melainkan harus
dengan bantuan dokter gigi atau operator. Dalam agama memasang gigi palsu untuk
menganti gigi yang lepas karena sakit atau sebab lainnya dan hukumnya diperbolehkan. Saat
ini keinginan untuk memakai gigi palsu semakin tinggi karena para calon pemakai telah
mendengar dan melihat sendiri keberhasilan dari gigi palsu yang dipasang. Kebutuhan akan
pengganti gigi yang menyerupai gigi asli saat ini memang baru bisa dipenuhi oleh gigi palsu.
Namun keluhan para calon pemakai gigi palsu bahwa gigi mereka yang rusak di cabut,
mereka harus menunggu beberapa bulan sebelum dapat dipasang gigi palsu. Jadi dengan
adanya gigi palsu masyarakat tidak perlu khawati dengan jika membutuhkan gigi pasangan
untuk kebutuhan yang sangat berguna bukan sekedar untuk kebutuhan dunia semata
DIPERBOLEHKAN ATAU TIDAK GIGI
PALSU MENURUT PANDANGAN ISLAM.
• Kehilangan gigi karena sesuatu hal seperti kecelakaan, rusak atau faktor umur. Tentu ada
keinginan untuk mengganti dengan gigi palsu agar bisa kembali normal. Gigi palsu menurut
pandangan islam sudah banyak dibahas dan di publikan kepada masyarakat sehingga
kedudukan gigi palsu menurut pandangan islam itu diperbolehkan, karena gigi palsu berguna
untuk mengunyah atau mengigit makanan sehingga tubuh mudah mencerna makanan yang
dimakan. Jadi menurut pandangan islam gigi palsu tidak melanggar agama karena bertujuan
untuk kebutuhan atau untuk keadaan darurat.
YANG TIDAK DIPERBOLEHKAN PEMASANGAN GIGI PALSU
MENURUT PANDANGAN ISLAM.

• Menurut pandangan islam pemasangan gigi palsu karena desakan kebutuhan atau syr’i
diperbolehkan. Tetapi ada pemasangan gigi palsu menurut pandangan islam g tidak
diperbolehkan. Pemasangan gigi palsu menurut pandangan islam yang dilarang dan harus
dihindari adalah jika pemasangan gigi palsu itu untuk tujuan gaya belaka, menyombongkan
diri atau pamer kekayaan. Memasang gigi palsu untuk tujuan seperti itu jelas tidak
diperbolehkan karena islam melarang perbuatan suka pamer dan bermegah – megah.
Pemasangan gigi palsu menurut pandangan islam dipandang dari apapun bahan yang dibuat
tidak dilarang. Bagi pemeluk agama islam yang hendak memasang gigi palsu tidak perlu
khawatir berdosa melakukannya jika betujuan untuk menormalkan kembali fungsi gigi,
karena pemasangan gigi palsu menurut pandangan islam untuk alasan syar’i diperbolehkan.
HUKUM PEMASANGAN GIGI
PALSU.
• Memasang gigi palsu untuk mengganti gigi yang lepas karena
sakit, hukumnya diperbolehkan. Orang yang sakit gigi dibolehkan
melakukan hal yang terbaik untuknya setelah ada pertimbangan
dari dokter gigi. Maksud mengubah ciptaan Allah Ta’ala adalah
seseorang tidak merasa puas dengan ciptaan Allah baik karena
bentuknya atau karena ukurannya (bukan karena alasan sakit).
Orang yang mengubah ciptaan Allah secara umum dan ada dalil
yang secara khusus mengubah giginya.
ALLAH BERFIRMAN
• ‫َلَع َنُه ُهَّللا وآَذ اَن اَألْنَع اِم َو آلُم َر َّنُهْم َفَلُيَغ ِّيُر َّن َخ ْلَق ِهَّللا َو َم ْن َيَّتِخ ِذ الَّش ْيَطاَن َو ِلّيًا ِم ْن ُد وِن ِهَّللا َفَقْد َخ ِس َر‬
‫ َو ُألِض َّلَّنُهْم َو ُألَم ِّنَيَّنُهْم َو آلُم َر َّنُهْم َفَلُيَبِّتُك َّن‬. ‫ُخ ْس َر انًا ُم ِبينًَاَقاَل َألَّتِخ َذ َّن ِم ْن ِعَباِد َك َنِص يبًا َم ْفُروضًا‬

• Artinya:
“ setan yang dilaknati Allah dan setan itu mengatakan, “saya benar – benar akan mengambil
dari hamba – hamba engkau bagian yang sudah ditntukan (untuk saya). Aku benar – benar
akan menyesatkan mereka dan akan membangkitkan angan – angan kosong pada mereka
dan menyuruh mereka(memotong telinga – telingabinatang ternak), lalu mereka benar –
benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar –
benar mereka mengubahnya. Barang siapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung
selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata” (QS. An – Nisa : 118 –
119).
• Memakai gigi palsu untuk mengganti gigi yang asli yang lepas atau rusak bukanlah
termasuk mengubah ciptaan Allah, tetapi termasuk pengobatan.
FATWA LAJNAH DAIMAH
• Dibolehkan mengikuti gigi yang terkena penyakit atau cacat dengan sesuatu yang bisa
menhilangkan bahaya yang timbul, ataupun dengan cara mencabutnya dan diganti dengan
gigi buatan jika hal itu dibutuhkan. Hal ini termasuk bagian pengobatan yang dibolehkan
untuk menghilangkan bahaya yang timbul.”
• Berkata Syekh Shaleh Manajid : “memasang gigi buatan sebagai pengganti gigi yang
dicabut karena sakit atau karena rusak, adalah sesuatu yang dibolehkan tidak apa – apa
untuk dilakukan. Kami tidak mengetahui seorangpun dari ulama yang melarangnya.
Kebolehan ini berlaku secara umum, tidak dibedakan apakah gigi itu dipasang permanen
atau tidak, yang penting bagi pasien memilih yangg sesuai dengan keadaannya setelah
meminta pendapat kepada dokter spesialis”.
PENJELASAN DARI SYEKH
SHALEH MUNAJID
• “Memasang gigi buatan ditempat gigi yang dicabut karena sakit atau rusak itu adalah
perkara yang mubah (diperbolehkan). Tidak ada dosa di dalam melakukannya. Kami tidak
mengetahui satupun dari ahli ilmu (Ulama) yang mencegahnya (memasang gigi palsu).
Tidak ada perbedaan (hukum) antara dipasang secara permanen ataupun tidak.”
• Jika dilihat dari penjelasan mengenai hukum memakai gigi palsu dari Syekh Shaleh
Munajid, berarti mubah atau diperbolehkan. Hukumnya berubah menjadi haram jika
tujuannya berbeda, seperti halnya mempercantik, memperindah, dan juga merubahnya.
Berikut keterangan dari Al-Lajnah Ad-Daimah mengenai hal tersebut :
• “Tidaklah mengapa mengobati gigi yang copot atau rusak dengan sesuatu yang dapat
menghilangkan bahayanya atau dengan mencabutnya dan menggantinya dengan gigi
buatan (palsu) ketika hal itu memang diperlukan.
IMAM IBN UTSAIMIN
MENJELASKAN
• “Boleh bagi seseorang ketika ada giginya yang rontok, untuk diganti dengan gigi palsu,
karena semacam ini termasuk bentuk menghilangkan cacat tubuh. Sebagaimana Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengizinkan salah seorang sahabat yang terpotong
hidungnya, untuk menambal hidungnya dengan perak. Namun malah membusuk. Kemudian
beliau mengizinkan menambal hidungnya dengan emas. Demikian pula gigi. Ketika ada gigi
seseorang yang rontok, dia boleh memasang gigi palsu sebagai penggantinya, dan
hukumnya tidak masalah.” (Fatawa Nur ‘ala Ad-Darb, volume 9)
SYAIKH SHALIH AL-FAUZAN
MENJELASKAN
• “Jika ada kebutuhan untuk meratakan gigi misalnya susunan gigi nampak jelek sehingga
perlu diratakan maka hukumnya tidak mengapa/mubah. Jika pengobatan ini (meratakan
gigi), dengan tujuan menghilangkan penampilan gigi yang jelek atau ada kebutuhan yang
lain semisal seorang itu tidak bisa makan dengan baik kecuali jika susunan gigi diperbaiki
dan ditata ulang maka hal tersebut hukumnya tidak mengapa/mubah.”
KESIMPULANNYA
• Hukum memakai gigi palsu diperbolehkan asalkan tidak terbuat dari bahan dasar seperti emas khsusus untuk para
kaum adam. Karena laki – laki tidak dianjurkan bahkan dilarang menghias tubuhnya dengan menggunakan emas.
Disarankan sebaiknya memakai gigi palsu dari bahan utama yang terbuat dari bahan – bahan selain emas saja.
• Emas hanya diperbolehkan dalam keadaan yang darurat saja seperti halnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
memperbolehkan kondisi seperti ini pada saat ada bagian gigi taringnya yang patah. Pada dasarnya inti dari
permasalahan ini ialah, memakai gigi palsu itu hanya diperbolehkan pada saat diperlukan. Jika hanya sekedar untuk
bergaya saja, maka tidak dianjurkan. Sama halnya dengan gigi yang masih sehat kemudian dicabut untuk
menggantinya dengan menggunakan gigi palsu agar terlihat lebih menarik.
• Sudah selayaknya kita semua selalu bersyukur kepada Allah Swt atas semua nikmat yang telah diberikan, termasuk
gigi yang kita punyai wajib untuk terus menjaganya agar tetap berfungsi sebagaimana mestinya tanpa harus
melakukan proses pencabutan dengan tujuan dan maksud bergaya. Seminim – minimnya mempunyai hukum makruh
dalam persoalan itu.
• Apabila memang gigi mengalami patah, lalu kita menginginkan untuk menambahnya ditambah gigi buatan (gigi
palsu), maka tidak akan menjadi masalah yang krusial. Baik gigi yang dipasang tersebut terbuat dari berbagai bahan
tambang yang memang dibolehkan untuk dipakai, namun disarankan untuk menjauhi penggunaan emas. Bahan emas
memang wajib untuk dihindari, kecuali pada saat kondisi darurat saja khususnya bagi para kaum adam.
SEKIAN

•TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai