Anda di halaman 1dari 2

Nama : Regina Dara Lucya Mentari

NIPP : 20184020053

Assalamu’alaikum wr. wb.

Segala puji bagi Allah Ta’ala yang kepada-Nya kita memuji, memohon pertolongan, dan
memohon ampunan, serta shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, segenap
keluarga, para sahabat, dan setiap orang yang setia mengikutinya, Amma ba’du.

Salah satu aurat yang perlu dijaga oleh kita sebagai seorang muslim adalah gigi. Lantas
apakah dilarang tersenyum hingga tampak giginya? Bagaimana maksudnya?

Gigi menjadi aurat apabila diubah sedemikian rupa, sehingga mengubah ciptaan Allah.
Salah satu bentuk auratnya adalah mengikir gigi. Jadi, auratnya bukan terletak pada giginya,
melainkan pada cara mengubah bentuk fisik gigi, salah satunya dengan cara mengikirnya.

Mengikir gigi adalah perbuatan yang dilarang, sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang
diriwayatkan Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Masud ra berkata, Rasulullah SAW bersabda,
“Allah telah melaknat wanita-wanita yang membuat tahi lalat palsu dan yang minta dibuatkan,
yang memotong alisnya, yang mengikir (meratakan) giginya, serta yang membuat kecantikan
dengan mengubah ciptaan Allah.”

Perbuatan ini diharamkan tidak hanya untuk kaum wanita, tetapi kaum lelaki pun tidak
diperbolehkan melakukannya karena termasuk mengubah ciptaan Allah dan termasuk perbuatan
sia-sia. Dalam surah Al-Hasyr : 7

Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka
tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah sangat keras hukuman-Nya.

Ada dua konsekuensi hukum dari perbuatan mengikir gigi ini.

Pertama, haram. Konsekuensi hukum ini berlaku apabila mengikir gigi bertujuan untuk
mempercantik diri, menarik perhatian lawan jenis, dan lain semacamnya. Tujuan mengikir gigi
yang demikian sudah jelas tidak diperbolehkan.

Kedua, boleh. Mengikir gigi pada kondisi tertentu diperbolehkan. Tentu saja hukum ini
berlaku bila tujuannya adalah demi kemaslahatan dan bukan demi kecantikan. Para ulama
memperbolehkan operasi tubuh karena alasan medis yang kuat, demikian pula dengan mengikir
gigi. Apabila alasannya adalah untuk kepentingan medis yang kuat, maka boleh dilakukan. Jika
untuk pengobatan, untuk membuang kelainan, atau untuk kebutuhan, misalnya seseorang tidak
bisa makan dengan baik kecuali dengan mengubah gigi-giginya, maka hal tersebut
diperbolehkan.
Perlu kita pahami, islam melarang perbuatan mengikir gigi bukan tanpa sebab. Setiap
sesuatu (perbuatan) yang dilarang untuk dilakukan, pasti dibaliknya mengandung hikmah yang
sangat besar. Pun demikian dengan pelarangan mengikir gigi ini, dimana terdapat kemaslahatan
yang besar dibaliknya, yaitu berkenaan dengan kesehatan. Lantas manfaat kesehatan apa yang
ada dibalik larangan mengikir gigi?

Secara kesehatan, sangat disarankan untuk berhati-hati dalam mengikir gigi karena
terdapat risiko yang harus ditanggung. Hal yang perlu diperhatikan dalam mengikir gigi adalah
ketebalan email gigi, yang mana berkurangnya lapisan ini dapat membuat gigi menjadi lebih
cepat rusak. Email gigi merupakan lapisan terluar gigi yang sangat kuat, meskipun demikian ia
rentan terhadap asam yang berasal dari sisa makanan yang difermentasikan oleh bakteri-bakteri
dalam rongga mulut. Setelah dikikir, tipisnya lapisan gigi yang tersisa menyebabkan gigi
menjadi lebih sensitive, rapuh, serta rentan terhadap infeksi bakteri yang memudahkan gigi
menjadi berlubang dan kerusakan gigi yang lebih lanjut.

Demikian hikmah kesehatan yang dapat diambil dari pelarangan mengikir gigi. Pada
intinya, mengikir gigi diperbolehkan untuk pengobatan, sedang untuk kecantikan adalah tidak
diperbolehkan (haram). Dan ini adalah aurat yang harus dijaga dengan baik. Bijaklah dalam
mengambil keputusan agar tidak terjerumus ke dalam kemaksiatan dan dosa.

Cukup sekian yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kultum kali ini. Kekurangan
yang ada didalamnya adalah dari saya, sedangkan kelebihannya adalah semata-mata karena
Allah SWT. Terimakasih. Wassalamualaikum wr. wb.

Anda mungkin juga menyukai