Anda di halaman 1dari 7

SEMIR RAMBUT, CUKUR ALIS, DAN SULAM

ALIS MENURUT ISLAM

Dosen Pembimbing:
Dr. Iim Fahimah, Lc., MA

Disusun Oleh:
Ega Fitri Elvin
NIM. 1811120072
Asslamu’alaikum. Wr.wb
PENGERTIAN MENYEMIR
RAMBUT
Menyemir rambut adalah tindakan mengubah warna rambut untuk menutupi rambut putih,
sesuai dengan warna yang diinginkan. Dalam seni tata rambut modern pewarnaan dapat
berwujud sebagai tiga proses yang berbeda, yaitu penambahan warna, pemudaan warna, dan
penghilangan warna.
Rambut adalah salah satu dari sekian banyak karunia allah SWT bagi manusia yang sangat
bernilai dan harus disyukurinya. Rambut juga dianggap oleh sebagian besar orang sebagai
mahkota kepala sekaligus sebagai perhiasan bagipemiliknya. Sebagian orang mensyukurinya
adalah menjaga kesehatan dan merawat keindahannya, karena Allah menyukai keindahan dan
kesyukurannya. Selain berfungsi sebagai mahkota (perhiasan), rambut juga berfungsi sebagai
pelindung terhadap macam-macam rangsang fisik, seperti panas, dingin, udara kering,
kelembapan, sinar dan lain-lain.

DASAR HUKUM MENYEMIR


 Q.S Al-Imran Ayat 14
RAMBUT
Berdasarkan surah Al-Imran ayat 14, bahwasanya Allah swt memberi tahu tentang apa yang
disukai dan dicintai manusia dalam kehidupan di dunia ini berupa bermacam-macam kesenangan
dan kelezatan seperti wanita-wanita, anakanak, harta yang banyak dari jenis emas atau perak,
kuda pilihan, binatangbinatang ternak dan sawah ladang.
 Q.S An-Nisa Ayat 119
Surah An-Nisa ayat 119 tersebut, Allah swt memperingati hamba-hamba dengan penyataan
bahwa barang siapa yang mengikuti bisikan, tipu daya dan keinginan setan berarti dia telah jauh
dari rahmat atau ridha dan karunia Allah. Mereka telah merugi di dunia dan di akhirat, karena
setan itu selalu berusaha menggunakan segala sesuatu termasuk kelemahan manusia untuk
melaksanakan janjinya kepada Allah swt.
CUKUR ALIS

Kepentingan yang dibolehkan dalam


Hukum boleh atau tidaknya syariah, misalnya untuk
pengobatan. Yakni kalau ada
mencukur atau mengerok alis
penyakit seperti tumor di bagian
hingga habis, belum ada ketetapan alis, lalu untuk mengobatinya, alis
tersebut harus dicukur habis. Maka
dan kesepakatan ulama. Tetapi ada
itu termasuk Lil-hajat, ada
ulama yang berpendapat, mencukur kebutuhan untuk pengobatan.
Namun kalau tidak ada kebutuhan
alis bila tanpa kepentingan yang
semacam itu, melainkan hanya
dibenarkan oleh syariah, maka sekadar merasa tidak puas dengan
penampilan waja karena bentuk
perbuatan itu dianggap sama
alisnya dianggap kurang sesuai
dengan mengubah ciptaan Allah. dengan selera, maka hal itu bisa
dikatakan sebagai perbuatan
Hal ini tidak dibenarkan dalam
kurang bersyukur dengan karunia
ajaran Islam. Allah yang Maha Mengetahui dan
Maha Sempurna. (HalalMUI)
SULAM ALIS

Kata “sulam” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bordir;


suji; tekat. Sedangkan menyulam artinya membordir. Dalam bahasa
Arab sulam adalah menyulam/membordir baju. Begitu juga dalam
kamus al-Munawwir diartikan membordir, menyulam. Maksud sulam
dengan kalimat tersebut dikonotasikan untuk perbuatan menyulam atau
membordir pakaian. Sedangkan alis adalah bulu di dahi di atas mata;
kening (bentuknya indah seperti semut beriringan).
Sulam alis secara terminologi diartikan sebagai proses aplikasi tinta
yang berfungsi untuk mengisi bagian-bagian alis yang kosong,
menyisipkannya diantara rambut alis dan membuatnya terlihat lebih
tebal sekaligus alami.
Beberapa salon yang menyediakan pelayanan sulam alis
menawarkan bermacam-macam bentuk sulam alis diantaranya:
 Sulam alis dua dimensi (2D)
 Sulam alis tiga dimensi (3D)
 Sulam alis empat dimensi (4D)
 Sulam alis enam dimensi (6D)
SULAM ALIS DALAM TINJAUAN
HUKUM ISLAM
Praktek sulam alis yang dalam proses pembuatannya melakukan
pencabutan atau mencukur alis terlebih dahulu, dilarang oleh Allah Swt dan
Rasulnya. Bahkan Allah melaknat siapa saja yang mentato dan yang
memintanya untuk ditato, mencabut alis mata dan yang memintanya untuk
dicabut, kedua-duanya dilaknat baik yang dicabuti maupun yang mencabuti
(subjek dan objek).
Dalam hadis riwayat muslim dijelaskan bahwa pelarangan mencabut
bulu alis karena perbuatan tersebut termasuk merubah ciptaan Allah Swt.
Dari hadis di atas dapat dipahami bahwa mencabut bulu di wajah (alis)
termasuk perbuatan merubah ciptaan Allah swt yang disejajarkan dengan
pengebirian terhadap binatang, tato, menyambung rambut dan
merenggangkan gigi. Perbuatan tersebut termasuk perbuatan syaitan yang
dilarang dalam agama Islam.
Syaikh Utsaimin dalam fatwanya menyatakan, menipiskan rambut alis
apabila dengan cara mencabutnya maka hukumnya haram bahkan termasuk
salah satu dari dosa-dosa besar karena hal tersebut termasuk pada ‘nimash}’
yang mana Rasulullah SAW telah melaknat orang yang melakukannya.
WAsslamu’alaikum. Wr.wb

Anda mungkin juga menyukai