Penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Kami menyadari bahwa
banyak kekurangan dan kelemahan pada penyusunan dan penulisan. Demi kesempurnaan
makalah ini, kami sangat berharap adanya perbaikan, kritik dan saran dari pembaca yang
sifatnya membangun. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
pembaca.
Penyusun
1
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
Latar Belakang...................................................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................4
Pengertian Tabarruj...........................................................................................................................4
Hukum Tabarruj.................................................................................................................................5
Hal-Hal yang Merupakan Tabarruj.....................................................................................................5
Memperlihatkan Perhiasan yang Dipakainya.................................................................................5
Memakai Wewangian yang Tercium Aromanya oleh Orang Lain..................................................5
Wanita yang Memakai Pakaian yang Menyerupai Laki-Laki..........................................................6
Larangan Membuat Tato dan Merenggangkan Gigi.......................................................................6
Larangan Mencukur dan Menyambung Rambut...........................................................................6
Memakai Pakaian yang Tipis dan Transparan................................................................................7
Dampak Negatif Tabarruj...................................................................................................................8
Solusi.................................................................................................................................................8
a. Jilbab..........................................................................................................................................8
b. Perhiasan...................................................................................................................................9
c. Kosmetik..................................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................................................12
Kesimpulan......................................................................................................................................12
Saran................................................................................................................................................12
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................13
2
2 BAB I
3 PENDAHULUAN
3.1 Latar Belakang
Isu-isu muslim yang sering marak dibicarakan dan banyak perhatian orang sejak dulu
adalah masalah wanita. Wanita sering menjadi sorotan muslim atas kecantikannya
kelebihannya atau sesuatu yang menyangkut tentang dirinya. Bahkan isu-isu tersebut
dipublikasikan melalui sarana informasi saat ini. Jika anda perhatikan secara seksama,
muslim tidak ada iklan di media elektronik maupun di media cetak yang tidak menampilkan
wanita dengan memanfaatkan keidahan tubuh dan kecantikan wajahnya. Bahkan “sesuatu”
yang dulunya sangat tabu untuk dibicarakan kini menjadi tontonan setiap saat. Jelas ini
merupakan suatu penistaan bagi wanita. Anehnya tidak ada seorang pun dari kaum wanita
yang memprotes hal itu.
Dan mempercantik diri dalam Islam adalah ibadah. Seperti dalam HR. Thabrani yang
berbunyi sebaik-baik istri adalah yang menyenangkan jika engkau melihatnya, taat jika
engkau menyuruhnya, serta menjaga dirinya di saat engkau pergi. Tandanya seorang istri
tidak boleh memperlihatkan keadaan yang tidak disukai suaminya. Ia harus selalu menjaga
kebersihan dirinya, sebab kebersihan merupakan bagian dari iman.
Namun ada beberapa hal yang perlu dipertimbangan dalam berhias jika berlebihan
maka akan termasuk dalam pelanggaran syariat islam contohnya tabbaruj untuk orang yang
bukan mahromnya. Maka dari itu disusunya makalah yang berjudul Berhias dalam Islam
dapat menambah pengetahuan uslimah sekalian tentang berhias yang dibolehkan ataupun
yang tidak diperbolehkan dalam islam.
3
4 BAB II
5 PEMBAHASAN
5.1 Pengertian Tabarruj
Tabarruj berarti berhias dengan memperhatikan kecantikan dan menampakkan
keindahan tubuh dan kecantikan wajah. Qatadah mengatakan : ”Yaitu wanita yang jalannya
dibuat-buat dan genit.”
Sedangkan Ibnu Katsir mengatakan :”Yaitu wanita yang keluar rumah dengan berjalan
di hadapan orang laki-laki. Yang demikian itu disebut sebagai tanarruj jahiliah.” Imam Al-
Bukhari mengatakan : ”Tabarruj adalah tindakan seorang wanita yang menampakkan
kecantikannya kepada orang lain.”1
Dari semua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian tabarruj adalah
keluarnya wanita yang telah berhias dari rumahnya yang dengan sengaja memperlihatkan
kecantikan wajah dan tubuhnya dengan genit serta melenggak-lenggokan jalannya sehingga
terlihat perhiasan yang ada padanya dihadapan orang lain. Baik dengan maksud menarik
perhatian, merangsang nafsu syahwat laki-laki yang dilewatinya ataupun pujian dari orang.
Mengumbar aurat termasuk dalam salah satu tabarruj. Namun pengertian tabarruj
bukanlah mengumbar aurat. Melainkan mempertontonkan kecantikan dan perhiasan wanita
untuk menarik simpati laki-laki. Maka, tindakan tabarruj dapat dilakukan oleh seorang wanita
yang telah menutup aurat. Tabarruj itu bisa terjadi walaupun jilbab telah mentup aurat dengan
benar, namun masih menggunakan pernak-pernik yang mewah sehingga menggoda
pandangan. Atau menggunakan arfum yang semerbak sehingga tercium oleh siapa saja yang
ia lewati. Atau merias muka dengan menolok. Itu semua merupakan tindakan tabarruj.
4
tabarruj dan dapat mengundang nafsu birahi laki-laki. Jika seorang wanita telah melakukan
hal ini berarti dia telah berbuat kerusakan dan berkhianat kepada suaminya.2
Artinya : Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah
laku) seperti orang-orang jahiliah dahulu.
Bisa disimpulkan bahwa tabarruj tidak diperbolehkan dalam Islam. Terdapat juga
hadits yang melarang tabarruj. Abdullah bin ‘Amr mengisahkan, “Umaimah bintu Ruqoiqoh
mendatangi Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wa sallam untuk berbaiat kepadanya dalam
rangka masuk islam, maka (nabi) berkata: Aku membaiatmu untuk tidak menyekutukan Allah
dengan sesuatu pun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anakmu, tidak membuat-
buat kedustaan yang kamu kerjakan dengan kedua tangan dan kakimu, tidak meratap, dan
tidak bertabarruj seperti dilakukan wanita-wanita jahiliyyah dahulu”. (HR. Ahmad).
Dari Ibnu Umar ra. Ia berkata: sabda rasulullah SAW: Barang siapa memakai pakaian
yang membikin heboh di dunia, maka Allah SWT akan memberi pakaian yang
menghinakan kelak di hari akhirat. Hadist di atas berbicara tentang pakaian yang dipakai
dengan tujuan mencari dan menari perhatian agar orang lain melihat pakaian yang
mencolok itu. Pakaian yang demikian tidak diperbolehkan dalam Islam.3
5
perempuan yang keluar ke masjid dan baunya semerbak sehingga ia kembali pulang
lalu mencuci (menghilangkan) bau-bauan itu.4
Dari hadist di atas dapat diambil petunjuk bahwa orang wanita apabila keluar
dari rumah memakai wangi-wangian dan bersolek merupakan salah satu tindakkan
tabarruj. Dan ini merupakan dosa besar meskipun telah mendapat izin dari suaminya.
Dari Abu Al-Husain Al Haitsam, dia menuturkan, aku pernah mendengar Abu
Raihanah mengatakan: “Rasullulah melarang sepuluh hal: Mengasah gigi, membuat
tato, mencabut alis, … sampai sabdanya, dan juga berkumpulnya dua orang wanita
dalam satu kain tanpa hijab… ” (HR. Abu Dawud)6
4 Imron Mu’amal Hidy A.Manan, Terjemahan Tafsir Ayat Ahkam Ashshabuni, (Surabaya: Bina Ilmu,
1990),hlm.13.
5 Al-Albani, Jinabul Mar-atil Muslima, h.146-14
6 Syaikh Kamil Muhammad ‘Uwaidah, Fiqih Wanita, (Beirut: Pustaka Al-Kautsar,2009),hlm.686
6
Rasulullah, aku mempunyai putri yang terserang penyakit, sehingga rambutnya
rontok, apakah berdosa jika menyambungnya ?” Beliau menjawab: “Allah SWT
melaknat wanita yang menyambung rambutnya dan wanita yang meminta
disambungkan rambutnya.” (Muttafaqun Alaih)
Dari Mu’awiyah as. Bahwa Rasulullah SAW melarang tipu daya wanita
adalah menyambung rambutnya. 7
Sehingga warna dan bahan pakaian yang dipilih tidak boleh transparan agar
lekuk tubuh tidak terlihat. Artinya bahan yang digunakan tidak terlalu terang dan juga
tidak tipis. Pakaian yang sesuai syariat juga harus dipertimbangkan saat dalam
keadaan berkeringat maupun kehujanan agar tidak tembus.
Dari Abdullah bin Umar as. Dia menceritakan, aku pernah mendengar
Rasulullah SAW bersabda: “Pada akhir umatku nanti aka nada beberapa orang laki-
laki menaiki pelana, mereka singgah di beberapa pintu masjid, yang wanita-wanita
mereka berpakaian (seperti) telanjang, di atas kepala mereka terdapat sesuatu seperti
punuk unta yang miring. Laknat mereka, karena mereka semua terlaknat.”8
7
5.4 Dampak Negatif Tabarruj
1. Tabarruj dapat mengubah kecenderungan kaum Muslim dari kecenderungan untuk
senantiasa menjaga dan menahan pandangan menjadi kecenderungan untuk memuja hawa
nafsu dan hasrat seksual. Akibatnya, laki-laki dan wanita mulai berlomba-lomba untuk
menarik lawan jenisnya, dengan mengenakan pakaian dan perhiasan yang dapat memberi
pengaruh antara satu dengan lainnya. Mereka juga menyibukkan diri dengan urusan
mempercantik diri dan menarik perhatian maupun memikat lawan jenisnya. Sehingga,
banyak orang terjatuh pada hubungan-hubungan lawan jenis yang dilarang oleh syariat Islam,
misalnya, pacaran, berkhalwat, perselingkuhan, perzinaan, dan sejenisnya.
5.5 Solusi
Setelah mengetahui kendala pada tata cara berhias menurut syari’at Islam, pasti akan
ada kemauan untuk menemukan solusinya, berikut adalah beberapa solusinya :
5.5.1 Jilbab
Salah satu jenis pakaian yang dapat menutup salah satu aurat wanita yaitu Jilbab.
Jilbab beragam jenisnya, tetapi walaupun banyak ragamnya dan menjadi hiasan diri
pemakaianya disamping dapat menutup aurat, dari atas kepala manusia sampai dengan dada
manusia.
Telah menjadi suatu ijma’ bagi kaum Muslimin di semua Negara dan di setiap masa
pada semua golongan fuqaha, ulama, ahli-ahli hadis dan ahli tasawuf, bahwa rambut wanita
itu termasuk perhiasan yang wajib ditutup, tidak boleh dibuka di hadapan orang yang bukan
muhrimnya. Adapun dasarnya adalah Q.S.An Nur: 31. Maka, berdasarkan ayat di atas, Allah
swt. telah melarang bagi wanita Mukminat untuk memperlihatkan perhiasannya. Kecuali
yang lahir (biasa tampak). Di antara para ulama, baik dahulu maupun sekarang, tidak ada
yang mengatakan bahwa rambut wanita itu termasuk hal-hal yang lahir; bahkan ulama-ulama
yang berpandangan luas, hal itu digolongkan perhiasan yang tidak tampak.
8
Allah telah memerintahkan bagi kaum wanita Mukmin, dalam ayat di atas, untuk
menutup tempat-tempat yang biasanya terbuka di bagian dada. Arti Al Khimar itu ialah kain
untuk menutup kepala.
Al Qurthubi berkata, “Sebab turunnya ayat tersebut ialah bahwa pada masa itu kaum
wanita jika menutup kepala dengan akhmirah (kerudung), maka kerudung itu ditarik ke
belakang, sehingga dada, leher dan telinganya tidak tertutup. Maka, Allah memerintahkan
untuk menutup bagian mukanya, yaitu dada.”
Dalam riwayat Bukhari, bahwa Aisyah r.a. telah berkata, “Mudah-mudahan wanita
yang berhijrah itu dirahmati Allah.” Ketika Aisyah r.a. didatangi oleh Hafsah,
kemenakannya, anak dari saudaranya yang bernama Abdurrahman r.a. dengan memakai
kerudung (khamirah) yang tipis dibagian lehernya, Aisyah r.a. lalu berkata, “Ini amat tipis,
tidak dapat menutupinya.”
5.5.2 Perhiasan
Nabi menganjurkan agar wanita berhias. Al Qur’an memang tidak merinci jenis-jenis
perhiasan salah satu yang diperselisihkan para ulama adalah emas dan sutera sebagai pakaian
atau perhiasan lelaki.
“ dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat
memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu
perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu
mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.” (QS. An Nahl : 14)
Dalam Al Qur’an, persoalan ini tidak disinggung, tetapi sekian banyak hadis Nabi
menegaskan bahwa keduanya haram dipakai oleh kaum lelaki. Ali bin Abi Thalib berkata,
“Saya melihat Rasullullah mengambil sutera lalu beliau meletakkan di sebelah kanannya,
dan emas diletakkannya di sebelah kirinya, kemunduran beliau bersabda, ‘Kedua hal ini
haram bagi lelaki umatku” (HR Abu Dawud dan Nasa’i).
Pendapat ulama berbeda-beda tentang sebab-sebab diharamkannya kedua hal tersebut
bagi kaum lelaki. Antara lain bahwa keduanya menjadi simbol kemewahan dan perhiasan
yang berlebihan, sehingga menimbulkan ketidakwajaran kecuali bagi kaum wanita. Selain itu
ia dapat mengundang sikap angkuh, atau karena menyerupai pakaian kaum musyrik.
9
5.5.3 Kosmetik
5.5.3.1 Wajah
Dalam kitab Al-Mu’jam Al Wasith disebutkan humrah sebagai salah satu perhiasan
wajah perempuan, “humrah adalah campuran wewangian yang digunakan perempuan untuk
mengolesi wajahnya, agar indah warnanya.” Selain itu seorang pengantin perempuan pada
zaman Rasulullah SAW. biasa berhias dengan shufrah yaitu wewangian berwarana kuning.
Diperbolehkan pula menggunakan celak. Hal ini sesuai dengan hadist yang diterangkan oleh
Ummu Athiyah: “Kami dilarang berkabung untuk mayat lebih dari tiga hari, kecuali atas
suami selama empat bulan sepuluh hari. Kami tidak boleh bercelak, memakai wewangian,
dan memakai pakaian yang bercelup” (HR. Bukhari dan Muslim.Hadist tersebut
menerangkan dibolehkannya memakai celak, wewangian dan pakaian bercelup (wewangian)
dalam kondisi normal, sedangkan pada masa berkabung (ihdad) tidak dibolehkan.
5.5.3.2 Telapak Tangan
Salah satu perhiasan tangan perempuan adalah pewarna pada kuku (khidhab).
Kebolehan hal ini dijelaskan dalam hadist Rasulullah SAW dalam peristiwa dengan seorang
perempuan yang menyodorkan kitab tetapi beliau tidak mengambilnya dan mengatakan,
“Aku tidak tahu, apakah itu tangan perempuan atau laki-laki?” kemudian perempuan itu
menjawab: “Tangan perempuan” sabda Nabi: “Jika engkau seorang perempuan, tentu
engkau akan mengubah warna kukumu dengan inai” (HR. An-Nasa’i). Perempuan
diperkenankan pula memakai perhiasan tangan, seperti cincin dan gelang.
5.5.3.3 Parfum
Disunnatkan menggunakan farfum bagi laki-laki dan perempuan. Penggunaan ini
dikecualikan dalam keadaan berihram untuk haji ataupun umrah, atau jika perempuan itu
sedang berihdad (berkabung) atas kematian suaminya, atau jika ia berada di suatu tempat
yang ada laki-laki asing (bukan mahramnya), karena larangannya shahih.
10
maupun berhias dan berperilaku. Muslimah yang Cerdas tentu tidak akan mengikuti atau
menyerupai mode wanita kafir. Rasullulah SAW bersabda yang artinya: “Barang siapa yang
mengikuti atau menyerupai suatu kaum, makai a termasuk bagian dari mereka”.(HR. Ahmad
dan Abu Daud)
Seperti mencukur atau mencabut alis, mengikir gigi, operasi agar wajah tirus, hidung
mancung dan lain sebagainya, memakai celak diperbolehkan namun tidak harus merubah apa
yang sudah Allah berikan. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Allah melaknat wanita
yang mentato dan meminta ditato yang mencabut bulu alis dan meminta dicabut yang
merenggangkan gigi dan memperindahnya, serta wanita-wanita yang merubah ciptaan Allah
SWT.”
11
6 PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Tabarruj adalah menampakan sesuatu yang seharusnya dilindungi dan ditutupi.
Menunjukan keangkuahan dengan memamerkan perhiasan dan kemewahan busananya.
Tabarruj adalah perilaku yang dilaknat Allah SWT. Tabarruj itu sendiri termasuk salah satu
kebodohan. Karena betapa celakanya Muslimah yang berani menentang Allah SWT namun
tidak berani menentang hawa nafsu mereka sendiri.
Jika wanita bertabarruj dengan sengaja untuk menarik perhatian khalayak ramai maka
sungguh Allah SWT akan membakarnya di api neraka. Sesungguhnya berhias diperbolehkan.
Namun tidak melanggar syariat Islam. Karena sesunuhnya merawat diri adalah wujud rasa
syukur kita atas apa yang telah diberikan Allah SWT kepada hambanya.
6.2 Saran
Diharapkan kepada muslimah yang beriman pada hari pembalasan. Hendaknya
menjauhi tindakan yang termasuk dalam tabarruj. Kerena sesungguhnya adzab-Nya sangatlah
pedih. Jika wanita berhias dimaksudkan untuk orang selain suaminya, maka Allah akan
membakarnya dengan api neraka, karena berhias untuk selain suami termasuk tabarruj dan
dapat mengundang nafsu birahi laki-laki. Jika seorang wanita melakukan hal ini berarti dia
telah berbuat kerusakkan dan berkhianat kepada suaminya.
12
7 Daftar Pustaka
13