Anda di halaman 1dari 31

1

PENGARUH PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN DAN PEMAHAMAN


AKUNTANSI BIAYA TERHADAP PENETAPAN HARGA
(Studi Empiris Pada Kamar Hotel AryaDuta Makassar)

PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI

Oleh:

Cahyani Dewi Fajja

2018 30 19 2

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAKASSAR BONGAYA


STIEM BONGAYA
MAKASSAR
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya akuntansi biaya bertujuan menyediakan informasi biaya bagi

manajemen yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan didalam proses

pengambilan keputusan dan membantu pengendalian dalam mengelola perusahaan

atau bagiannya. Agar akuntansi biaya dapat mencapai tujuan tersebut, setiap biaya

yang terjadi didalam perusahaan harus dicatat dan digolongkan sedemikian rupa

sehingga memungkinkan penentuan harga pokok produksi secara teliti,

pengendalian biaya dan analisis biaya. Apabila terdapat kesalahan dalam penentuan

harga pokok produksi, maka tentunya hal tersebut akan mempengaruhi harga jual

produk yang bersangkutan dan akhirnya juga akan mempengaruhi tingkat penjualan

produk dan laba yang dihasilkan oleh perusahaan.

Pada sektor properti harga jual untuk produk yang dihasilkan biasanya tidak

ditentukan oleh hukum pasar yaitu harga yang disepakati antara penawaran dengan

permintaan tetapi didasarkan pada besarnya harga pokok bangunan yang ditambah

dengan presentase laba tertentu yang diinginkan perusahaan. Jika harga pokok

dihitung terlalu tinggi ataupun terlalu rendah, hal ini akan mempengaruhi laba rugi

perusahaan, sehingga besar resikonya jika perusahaan tidak teliti dalam

mempertimbangkan harga pokok suatu bangunan. Metode yang biasa dipergunakan

oleh perusahaan yang bergerak dibidang properti dalam pengumpulan harga pokok

produksinya adalah dengan 1 menggunakan metode massa atau secara terus-


3

menerus (Process Cost Method) yaitu pengumpulan atau pencatatan biaya yang

dilakukan secara terus-menerus, sesuai dengan proses produksinya yang bersifat

continue.

Hotel Arya Duta Makassar adalah perusahaan yang bergerak di bidang

Commercial yang merupakan perusahaan Real Estate

Real estate merupakan istilah yang jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia

berarti lahan yasan. Masyarakat umum mengetahui real estate sebagai suatu bisnis

gedung, perumahan, dan bangunan-banguan lainnya. Yang perlu kita ketahui

bersama, pada dasarnya real estate memiliki pengertian yaitu lahan tanah beserta

objek benda berupa bangunan maupun lainnya yang berdiri secara permanen di

atas lahan tanah tersebut. Real estate ini juga mencakup luas bidang tanah yang

masih dalam program untuk dijadikan tempat bangunan perumahan, sekolah,

gedung, dan lain sebagainya. Pada tahun 1974, pertama kali pemerintah secara

resmi mengatur real estate sebagai suatu industri. Industri real estate merupakan

seluruh rangkaian proses pengadaan, penyediaan, pengelolaan dan pembangunan

gedung di atas tanah lahan yasan. Berdasarkan perkembangan pembangunan

negara yang makin intens, industri real estate menjadi penggerak yang sangat

berpengaruh bagi negara. Kegiatan usaha jenis real estate ini termasuk sangat

potensial untuk jangka waktu yang panjang. Berbagai daerah dan kota di Indonesia

sedang mengembangkan lahan-lahan yang belum dimanfaatkan dengan optimal

untuk bisa dikelola lebih baik sebagai bidang usaha jenis real estate, properti, dan
4

pemenuhan kebutuhan lain. Di masa-masa yang akan datang, real estate

diperkirakan akan terus mendapatkan posisi utama dalam upaya peningkatan

ekonomi. Hal ini karena real estate bisa menyesuaikan permintaan masyarakat

global dan menyesuaikan kemajuan zaman.

Salah satu masalah untuk dapat mengelolah suatu perusahaan real estate

dengan sebaik mungkin adalah masalah perhitungan harga pokok penjualan rumah.

Kecermatan dan ketepatan dalam perhitungan harga pokok penjualan rumah sangat

berpengaruh terhadap penyajian laba. Oleh karena itu, perhitungan harga pokok

penjualan rumah merupakan salah satu bagian yang penting bagi perusahaan dalam

kaitannya dengan penyajian informasi keuangan dalam menaksir potensi

perusahaan dalam menghasilkan laba dan memberikan informasi yang dapat

dipercaya. Dengan perhitungan harga pokok penjualan rumah pertipe atas

pemakaian bahan baku, upah langsung, biaya tak langsung, maka diharapkan laba

kotor yang tersajikan menjadi wajar. Sehingga suatu perusahaan dapat menentukan

secara cermat dan mengetahui menguntungkan atau tidak suatu proyek, tidak bisa

dipandang hanya dari aspek finansial perusahaan, tetapi juga dari aspek yang lebih

luas, seperti ekonomi negara dan sosial. Dengan mengetahui peranan masing-

masing item dalam harga pokok penjualan, perusahaan dapat lebih mengetahui

hakekat dari harga pokok penjualan pada laporan laba rugi perusahaan.

Penganalisaan data-data yang berhubungan dengan harga pokok penjualan ini

tentunya perlu dilakukan agar perusahaan dapat meminimalkan persentase harga

pokok penjualan terhadap penjualan. Hal-hal yang dapat dilakukan misalnya,

menyimpan persediaan dalam stock yang tepat. Kelebihan maupun kekurangan


5

stock menimbulkan biaya penyimpanan, dan bila sebaliknya mengurangi citra

perusahaan.

Mengingat pentingnya peranan harga pokok penjualan pada suatu perusahaan,

maka penulis merasa tertarik untuk memilih judul skripsi “ Pengaruh Perhitungan

Harga Pokok Penjualan Dan Pemahaman Akuntansi Biaya Terhadap Penetapan

Harga Kamar Pada Hotel ARYADUTA Makassar ”.

B. Rumusan Masalah:

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan

masalah penelitian ini adalah :

1. Apakah Harga Pokok Penjualan berpengaruh terhadap Penetapan Harga

Kamar pada Hotel AryaDuta Makassar ?

2. Apakah Akuntansi Biaya berpengaruh Penetapan Harga Kamar pada Hotel

AryaDuta Makassar?

C. Tujuan Penelitian:

1. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh Harga Pokok Penjualan

terhadap Penetapan Harga Kamar pada Hotel AryaDuta Makassar

2. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh Akuntansi Biaya terhadap

Penetapan Harga Kamar pada Hotel AryaDuta Makassar

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman


6

mengenai penentuan harga pokok penjualan rumah yang ditetapkan oleh

perusahaan real estate.

b. Bagi perusahaan diharapkan dapat memberikan informasi dan dijadikan

sebagai bahan pertimbangan dalam usaha perbaikan dan

penyempurnaan terhadap penentuan harga pokok penjualan rumah pada

perusahaan.

c. Dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti lain yang melakukan

penelitian terhadap masalah yang sama.


7

BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Landasan Teori

Real estate berasal dari Bahasa Inggris, yang asal katanya berasal dari

bahasa Spanyol. Real = Royal = Kerajaan. Real estate = adalah sebagai suatu

kawasan tanah yang dikuasai oleh raja, bangsawan dan landlord (tuan tanah pada

jaman feodal diabad pertengahan), atau singkatnya properti milik kerajaan. (aconx-

arsitekbisagila.blogspot.com/2011/03/real-estate.html). Real estate adalah tanah dan

seluruh pengembangan diatasnya maupun pada tanah tersebut. Dimana

pengembangan diatasnya dapat berupa pembangunan jalan, tanah terbuka

( misalnya pembukaan hutan ) dan selokan, dengan demikian real estate dapat

diartikan sebagai tanah dan semua pengembangan lainnya yang melekat terhadap

tanah tersebut, baik yang ada diatas maupun di tanah tersebut

1. Pengertian dan Penggolongan Biaya

Biaya dalam akuntansi biaya diartikan dalam dua pengertian yang berbeda,

yaitu biaya dalam artian Cost dan biaya dalam artian Expense. Menurut Bastian

Bustami dan Nurlela (2006:4) biaya atau cost adalah pengorbanan sumber
8

ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan

terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Beban atau expense adalah biaya yang telah

memberikan manfaat dan sekarang telah habis. Biaya (cost) belum habis masa

pakainya, dan digolongkan sebagai aktiva yang dimasukkan dalam neraca. Biaya ini

adalah biaya yang belum dinikmati yang dapat memberikan manfaat di masa akan

datang dan dikelompokkan sebagai harta. Beban (Expense) dimasukkan ke dalam

laba rugi, sebagai pengurang pendapatan.

2. Pengertian Biaya

Biaya merupakan objek yang dicatat, digolongkan, diringkas dan disajikan oleh

akuntansi biaya. Menurut Mursyidi (2008:14) biaya adalah suatu pengorbanan yang

dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat

dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang. Menurut Mulyadi

(2005:8) dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur

dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk

tujuan tertentu. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya

merupakan pengorbanan sumber daya ekonomi untuk memperoleh aktiva, dapat

diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang secara potensial akan

terjadi, dimana pengorbanan tersebut untuk mencapai tujuan tertentu.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan

pengorbanan sumber daya ekonomi untuk memperoleh aktiva, dapat diukur dalam
9

satuan uang, yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi, dimana

pengorbanan tersebut untuk mencapai tujuan tertentu.

3. Klafikasi Biaya

Menurut William K. Carter (2009:40) klasifikasi biaya sangat penting untuk ikhtisar

yang berarti atas biaya data biaya. Klasifikasi yang paling umum digunakan

didasarkan pada hubungan antara biaya dengan berikut ini:

a. Produk ( satuan Unit dari suatu barang dan jasa).

b. Volume

c. Departemen Manufaktur

d. Periode Akuntansi

e. Suatu keputusan, tindakan, dan evaluasi

4. Penggolongan Biaya

Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang akurat dan

tepat bagi manajemen dalam mengelolah perusahaan atau divisi secara efektif. Oleh

karena itu, biaya perlu dikelompokkan sesuai dengan tujuan apa informasi tersebut

digunakan, sehingga dalam pengelompokkan biaya dapat digunakan suatu konsep

“Different Cost Different Purposes” artinya berbeda biaya berbeda tujuan. Menurut

Bastian Bustami dan Nurlela (2006:10) penggolongan biaya adalah suatu proses

pengelompokan biaya secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada
10

ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan

informasi yang lebih ringkas dan penting.

Menurut Mulyadi (2005:13) dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Biaya

menjelaskan bahwa biaya dapat digolongkan menurut:

1. Objek Pengeluaran.

2. Fungsi pokok dalam perusahaan.

3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.

4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahaan volume kegiatan.

5. Jangka waktu manfaatnya.

Uraian mengenai penggolongan biaya diatas adalah sebagai berikut:

a. Penggolongan Biaya Menurut Objek Pengeluaran.

Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar

penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka

semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan

bakar”.

b. Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok Dalam Perusahaan

Biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan digolongkan menjadi:

1. Biaya produksi yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan

suatu barang.

2. Biaya pemasaran, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menjual


11

suatu barang atau jasa.

Biaya administrasi dan umum adalah pengeluaran untuk menjalankan

kebijaksanaan-kebijaksanaan

c. Penggolongan Biaya atas Dasar Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai.

Menurut V. Wiratna Sujarweni (2015:14) Klasifikasi biaya sesuai dengan sesuatu

yang dibiayai dibagi menjadi dua yaitu:

1. Biaya langsung (Direct Cost) adalah biaya yang manfaatnya langsung dapat

diidentifikasikan pada produk yang dibuat. Biaya produksi terdiri atas biaya

bahan baku dan biaya tenaga kerja.

2. Biaya tidak langsung (Inderct Cost) adalah biaya yang manfaatnya tidak

dapat diidentifikasi kepada produk yang dibuat. Biaya produksi tidak langsung

adalah biaya overhead pabrik.

d. Perilaku Biaya dalam Hubungannya dengan Perubahan Volume Kegiatan. Dalam

hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan

menjadi:

1) Biaya variabel, merupakan biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding

dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya variabel adalah biaya

bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

2) Biaya semi variabel, merupakan biaya yang berubah tidak sebanding dengan

perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya

tetap dan unsur biaya variabel.


12

3) Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan

tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi

tertentu.

4) Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume

kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi.

e. Penggolongan Biaya Atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya

Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya menjadi dua golongan:

1) Pengeluaran modal (capital expenditures). Pengeluaran modal merupakan

biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran

modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai harga pokok aktiva dan

dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara

depresiasi, diamortisasi dan deplesi. Contoh untuk pengeluaran modal adalah

pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap, untuk reparasi besar terhadap aktiva

tetap, untuk promosi besar-besaran, dan pengeluaran untuk riset dan

pengembangan suatu produk.

2. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures). Pengeluaran pendapatan,

merupakan biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi

terjadinya pengeluaran tersebut. Pengeluaran ini dibebankan sebagai biaya.


13

Contoh pengeluaran pendapatan anrata lain adalah biaya iklan, biaya telex, dan

biaya tenaga kerja.

5. Pengertian Dan Tujuan Akuntasi Biaya

Akuntansi biaya merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari akuntansi

manajemen, dan akuntansi keuangan, dimana pada akuntansi manajeman

akuntansi biaya berperan sebagai penyedia informasi yang berguna untuk

pengambilan keputusan, sedangkan bagi akuntansi keuangan akuntansi biaya

berperan sebagai penyedia informasi untuk penyusunan laporan keuangan.

a. Pengerian Akuntansi

Menurut Kartadinata (2000:22) menyatakan bahwa akuntansi biaya, kadang-

kadang disebut akuntansi manajemen merupakan partner manajemen yang utama

dalam kegiatan perencanaan dan pengawasan dengan memberikan kepada

manajemen alat–alat yang diperlukan untuk merencanakan, mengawasi dan

melakukan penilaian atas kegiatan-kegiatan perusahaan. Proses akuntansi biaya

dapat ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam perusahaan, dengan

demikian akuntansi biaya dapat merupakan bagian dari akuntansi manajemen.

Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2006:2) menjelaskan bahwa akuntansi

biaya adalah suatu bidang akuntansi yang mempelajari bagaimana cara mencatat,

mengukur dan melaporkan tentang informasi biaya yang digunakan. Menurut

Mulyadi (2005:7) menjelaskan bahwa akuntansi biaya adalah proses pencatatan,

penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk


14

atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsirannya. Dari tiga pengertian di

atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi biaya adalah proses pencatatan,

penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk

atau jasa, dimana dari kegiatan ini dihasilkan informasi biaya yang diperlukan untuk

penyusunan laporan keuangan dan untuk pengambilan keputusan manajemen.

b. Tujuan Akuntansi Biaya

Tujuan atau manfaat akuntansi biaya adalah menyediakan salah satu

informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan.

Menurut Mulyadi (2005:7) dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Biaya

bahwa Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu;

1) Penentuan harga pokok produk,

2) Pengendalian biaya, dan

3) Pengambilan keputusan khusus.

Adapun penjelasan dari masing-masing tujuan adalah sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi tujuan penentuan harga pokok produk, akuntansi

biaya mencatat, menggolongkan, dan meringkas biaya-biaya pembuatan

produk atau penyerahan jasa. Biaya yang dikumpulkan dan disajikan adalah

biaya yang terjadi di masa lalu atau biaya historis.

2. Pengendalian biaya harus didahului dengan penentuan biaya yang


15

seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi satu satuan produk. Jika biaya

yang seharusnya ini telah ditetapkan, akuntansi biaya bertugas untuk

memantau apakah pengeluaran biaya yang sesungguhnya sesuai dengan

biaya yang seharusnya tersebut.

3. Pengambilan keputusan khusus menyangkut masa yang akan

datang. Oleh karena itu, informasi yang relevan dengan pengambilan

keputusan khusus selalu berhubungan dengan informasi masa yang akan

datang. Informasi biaya ini tidak dicatat dalam catatan akuntansi biaya,

melainkan hasil dari suatu proses prediksi atau peramalan

6. Harga Pokok Penjualan

a. Pengertian Harga Pokok Penjualan Harga pokok penjualan atau HPP adalah

istilah yang digunakan pada akuntansi keuangan dan pajak untuk menggambarkan

biaya langsung yang timbul dari barang yang diproduksi dan dijual dalam kegiatan

bisnis. Ini termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead

dan tidak termasuk periode (operasi) biaya seperti penjualan, iklan atau riset dan

pengembangan.(http://id.m.wikipedia.org/wiki/Harga_pokok_penjualan). Menurut

Mursyidi (2008:18) harga pokok adalah biaya yang telah terjadi (expired cost) yang

belum dibebankan/ dikurangkan dari penghasilan. Harga pokok ini membentuk harta

(assets). Penentuan harga pokok adalah pembebanan unsur biaya langsung

terhadap produk yang dihasilkan dari suatu proses, artinya penentuan biaya yang

melekat pada produk pelayanan. Sedangkan Harga Pokok Penjualan menurut Gill

dan Chatton yang diterjemahkan oleh Prabaningtyas (2008:15) Harga Pokok


16

Penjualan (HPP), yaitu biaya pembuatan atau harga pembelian yang melekat pada

produk barang jadi yang dikirim dari pemasok kepelanggan.

b. Biaya Produksi

1) Pengertian Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan

bahan baku menjadi produk. Biaya produksi ini disebut juga dengan biaya produk

yaitu biaya-biaya yang dapat dihubungkan dengan suatu produk, dimana biaya ini

merupakan bagian dari persediaan. Menurut Carter dan Usry (2004:40) dalam

bukunya yang berjudul Akuntansi Biaya yang diterjemahkan oleh Krista menjelaskan

bahwa Biaya produksi adalah sebagai jumlah dari tiga elemen biaya: bahan baku

langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Menurut Mulyadi (2005:14)

Biaya Produksi merupakan biaya- biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku

menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah biaya

yang dipakai dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga

kerja langsung dan biaya overhead pabrik, dimana biaya-biaya tersebut digunakan

untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi.

2) Unsur-Unsur Biaya Produksi

Unsur biaya produksi dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) elemen, yaitu:

a) Biaya bahan baku langsung, adalah bahan baku yang merupakan

bagian yang tidak dapat dipisahkan dari produk selesai dan dapat

ditelusuri langsung kepada produk selesai.


17

b) Tenaga kerja langsung, adalah tenaga kerja yang digunakan dalam

merubah atau mengkonversi bahan baku menjadi produk selesai

dan dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai.

c) Biaya overhead pabrik, adalah biaya selain bahan baku langsung

dan tenaga kerja langsung tetapi membantu dalam merubah bahan

menjadi produk selesai. Biaya ini tidak dapat ditelusuri secara

langsung kepada produk selesai. Biaya overhead dapat

dikelompokan menjadi elemen:

d) Bahan tidak langsung (bahan pembantu atau penolong), adalah

bahan yang digunakan dalam penyelesaian produk tetapi

pemakaiannya relatif lebih kecil dan biaya ini tidak dapat ditelusuri

secara langsung kepada produk selesai.

e) Tenaga kerja tidak langsung, adalah tenaga kerja yang membantu

dalam pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri

kepada produk selesai.

f) Biaya tidak langsung lainnya, adalah biaya selain bahan baku tidak

langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang membantu dalam

pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri kepada

produk selesai.

3) Metode Pengumpulan Biaya Produksi


18

Pengumpulan biaya produksi sangat ditentukan oleh cara produksi.

Secara garis besar, cara memproduksi produk dapat dibagi menjadi dua

macam: produksi atas dasar pesanan dan produksi massa. Perusahaan

yang berproduksi berdasarkan pesanan mengolah produknya atas pesanan

yang yang diterima dari pihak luar. Perusahaan yang berproduksi

berdasarkan produksi massa melaksanakan pengolahan produksinya untuk

memenuhi gudang. Perusahaan ini menggunakan metode berproduksi

massa, dimana pengumpulan biaya produksinya dengan menggunakan

metode biaya proses (Process Cost Method). Pada metode ini biaya-biaya

produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan biaya produksi per satuan

produk yang dihasilkan dalam periode tersebut dihitung dengan cara

membagi total biaya produksi untuk periode tersebut dengan jumlah satuan

produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.

Menurut Edward J., David E. dan Gary (2011:292) dua metode yang

digunakan untuk menyusun laporan biaya produksi perdepartement jika

perusahaan menggunakan perhitungan biaya berdasarkan proses adalah

metode rata-rata tertimbang dan masuk pertama, keluar pertama (first-in,

first-out/ FIFO). Metode rata-rata tertimbang (weighted-average method)

mencakup seluruh biaya dalam perhitungan biaya per unit, mengcakup baik

biaya yang terjadi selama periode bersangkutan maupun biaya yang terjadi

pada periode periode bersangkutan. Dalam metode ini, biaya periode

sebelumnya dan biaya periode bersangkutan dirata-ratakan; oleh karena itu


19

disebut juga rata-rata tertimbang. Metode FIFO mencakup perhitungan

biaya per unit hanya meliputi biaya yang terjadi dan pekerjaan yang

dilakukan selama periode bersangkutan. FIFO mempertimbangkan

persediaan awal sebagai kumpulan produk yang terpisah dari produk yang

dimulai dan diselesaikan dalam periode tersebut. FIFO mengasumsikan

bahwa pekerjaan pertama yang dilakukan adalah menyelesaikan

persediaan awal barang dalam proses. Dengan demikian, seluruh

persediaan awal barang dalam proses diasumsikan diselesaikan sebelum

akhir periode bersangkutan.

4) Penentuan Biaya Produksi

Metode penentuan biaya produksi adalah cara memperhitungkan unsur-

unsur biaya ke dalam biaya produksi. Pada saat memperhitungkan unsur-

unsur biaya ke dalam biaya produksi, terdapat dua pendekatan; full costing

dan variable costing.

5) Full Costing

Perusahaan dalam menentukan biaya produksinya banyak yang

menggunakan pendekatan full costing hal ini dikarenakan dapat mewakili

keadaan biaya yang sesungguhnya. Menurut V. Wiratna Sujarweni

(2015:148) full costing adalah metode untuk menentukan harga pokok

produksi, dengan membebankan semua biaya tetap maupun variable pada

produksi yang dihasilkan. Menurut Mulyadi (2005:17) full costing merupakan

metode penentuan biaya produksi yang memperhitungkan semua unsur


20

biaya ke dalam biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku

variabel maupun tetap. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

perhitungan biaya dengan menggunakan metode full costing adalah salah

satu cara dalam penentuan biaya dimana semua biaya produksi baik yang

bersifat variabel maupun yang bersifat tetap diperhitungkan.

7. Biaya Komersial

Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista. (2006:43)

mendefinisikan beban komersial terdiri atas dua klasifikasi besar: beban

pemasaran dan beban administratif (juga disebut beban umum dan

administratif)”. Beban Pemasaran Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh

Krista. (2006:43) menyatakan beban pemasaran mulai dari titik dimana

biaya manufaktur berakhir. Yaitu, ketika proses manufaktur selesai dan

produk ada dalam kondisi siap dijual.

Henry Simamora, (2002:44) mendefinisikan “Biaya pemasaran

(marketing cost) meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan

pesanan pelanggan dan menyerahkan produk jadi atau jasa ke tangan

pelanggan”.

Sementara itu, Garrison, Noreen, dan Brewer yang diterjemahkan

oleh Hinduan, N. (2006:52) menyatakan “ Biaya pemasaran atau penjualan

meliputi semua biaya yang diperlukan untuk menangani pesanan konsumen

dan memperoleh produk atau jasa untuk disampaikan kepada konsumen”.


21

Jadi, beban pemasaran dapat didefinisikan sebagai beban yang

dikeluarkan dalam memasarkan produk jadi untuk mendapatkan dan

menyerahkan pesanan kepada konsumen. Contoh : komisi penjualan,

beban iklan, beban pemasaran.

Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista. (2006:43)

mendefinisikan beban administrative termasuk beban yang terjadi dalam

mengarahkan dan mengendalikan organisasi”.

Henry Simamora, (2002:44) menyatakan “ Biaya umum dan

administratif (general and administrative cost) meliputi semua biaya klerikal,

organisasional, dan eksekutif yang tidak dapat dimasukkan secara logis

kedalam biaya pemasaran ataupun biaya produksi”.

Sementara itu, Garrison, Noreen, dan Brewer yang diterjemahkan

oleh Hinduan,N. (2006:53) mendefinisikan “ Biaya administrasi meliputi

pengeluaran eksekutif, organisasional, dan klerikal yang berkaitan dengan

manajemen umum organisasi”.

Jadi, beban administratif dapat didefinisikan sebagai beban yang

dikeluarkan untuk keperluan eksekutif, organisasional, dan klerikal dalam

mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Contoh : gaji bagian

administrasi, gaji eksekutif dan humas.

B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
22

No Peneliti Judul Alat/ Uji Sampel Hasil Penelitian


. Penelitian
1. Anita Analisis Harga Sampel: Hasilpenelitiannya
Hariyati pokok Perusahaanyangtel adalahhargapokok
(2018) Penjualan ah terdaftar di penjualannya adalah
dalampenentuan BEIpada hasil dari harga
Harga jual sari periodepenelitian pokok produksi dan
Rotipada 2013-2017 jika
Perusahaan perusahaanmelakuk
Busa Efek Alat Uji: Analisis
an banyak
Indonesia. Regresi Berganda
produksi
makapenjualannya
pun bertambah
dan
akanmengalami
keuntungan
2. Rizki AnalisisPenentu Sampel: 154 Hasil ini menunjukan
Kurniasih an Harga Pokok auditor yang bahwa perusahaan
(2019) Produksi bekerja di masih kurang
Dengan Metode PT inspektorat sesuai dalam
Full provinsi Banten pengklasifikasian
CostingSebagai Alat Uji: Analisis biaya-biaya
Dasar Regresi Berganda produksi. Hal ini
Penetapan menyebabkantelah
Harga Jual Pada terjadi penurunan
PT. Berkah Harga Pokok
Mulia Beton Produksi yang
menyebabkan
adanya perbedaan
antara penetapan
harga jual yang
dilakukan
perusahaan dengan
hasil analisis
penulis
berdasarkan
metode full costing.
3. Anis Analisis Peternakan Hasil penelitian
Wuryansa pengitungan Seraphine menunjukkan
ri harga pokok Yogyakarta bahwa ada
(2016) produksidengan Alat Uji: Analisis perbedaan
menggunakan Regresi Berganda penghitungan harga
23

metode full pokok produksi


costing perusahaan dengan
sebagaidasar metode full costing.
penentuan harga Harga pokok
jual produksi menurut
perusahaan untuk
semua varian rasa
adalah Rp1.749,15.
Sedangkan menurut
metode full costing
peneliti
membaginya
menjadi dua varian
rasa yaitu non
coklat Rp1.797,30
dan coklat
Rp1.804,88

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah

penting ( Sugiyono, 2014).

Berdasarkan uraian latar belakang dan tinjauan pustaka dengan teori-teori yang

telah dijelaskan pada bab sebelumnya, kemudian dibuat kerangka konseptual.

Gambar 3.1 berikut ini menyajikan kerangka konseptual mengenai pengaruh

Perhitungan Harga Pokok, dan Akuntansi Biaya terhadap Penetapan Harga.

Kerangka konseptual ini menggambarkan bahwa Perhitungan Harga Pokok (X1),


24

dan Akuntansi Biaya (X2), berpengaruh terhadap Penetapan Harga (Y) yang

merupakan hipotesis penelitian yang dibangun dari hubungan tiap variabel

independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan latar belakang masalah,

rumusan masalah, dan teori yang ada maka kerangka konseptual dari penelitian ini

adalah sebagai berikut

Gambar 3.1

Kerangka Konseptual

Perusahaan

Biaya-Biaya Produksi

Harga Pokok Produksi


25

Biaya Komersial

B. Hipotesis

Dalam penelitian ini akan diuji hubungan antara independensi, dan pengalaman

kerja terhadap kualitas audit. Dalam menguji hipotesis ini diharapkan dapat

ditemukan hubungan antara Perhitungan Harga, dan Akuntansi Biaya terhadap

Penetapan Harga apakah berpengaruh positif atau negatif dan dengan demikian

dapat membantu dalam mencari solusi permasalahan kualitas audit yang

berhubungan dengan variabel ini.

1. Pengaruh Perhitungan Harga Pokok Terhadap Penetapan Harga


26

Perhitungan biaya produksi membahas mengenai tata cara atau metode

penyajian informasi tentang biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan

produk berdasarkan informasi dari system akumulasi biaya dan system biaya.

Dalam hal ini penulis akan menganalisis perhitungan biaya produksi yang

dilakukan oleh perusahaan dengan metode full costingdan kemudian

25dibandingkan dengan perhitungan hasil analisis penulis dengan metode full

costing.Harga jual merupakan jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu

unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual.

Bahwa penetapan harga jual yang dibebankan tersebut kepada konsumen atas

produk yang dijual, dengan harapan harga jual yang dibebankan tersebut dapat

menutupi biaya penuh yang bersangkutan dengan produk dan dapat menghasilkan

laba yang diinginkan perusahaan tersebut. Harga jual yang dibebankan atas

produk yang dijual haruslah tepat, dan harga jual yang tepat haruslah harga

jual yang sesuai dengan kualitas produk yang dijual sehingga dalam penentuan

harga jual mestilah layak.

Peneliti Dwi Urip Wardoyo(2016)Penentuan Harga Pokok Produksi dihitung

dengan menggabungkan seluruhelemen biaya produksi baik tetap maupun

variabel, hal ini memudahkan perusahaan dalam prosesperhitungannya, hal lain

adalah dalam penentuan nilai jual perusahaan menitikberatkan padapenentuan

nilai margin yang ditentukan langsung dari besarnya harga pokok produk

menurutkebijakan manajemen perusahaan

H1: Perhitungan Harga Pokok berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit


27

2. Pengaruh Akuntansi Biaya Terhadap Penetapan Harga

Perhitungan Akuntansi Biaya membahas mengenai tata cara atau metode

penyajian informasi tentang biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan

produk berdasarkan informasi dari system akumulasi biaya dan system biaya.

Dalam hal ini penulis akan menganalisis perhitungan biaya produksi yang

dilakukan oleh perusahaan dengan metode full costingdan kemudian

25dibandingkan dengan perhitungan hasil analisis penulis dengan metode full

costing

H1: Akuntansi Biaya berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Tempat Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan memperoleh data dan informasi mengenai

penetapan harga pokok penjualan pada Hotel Aryaduta Makassar

B. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis data yang dikumpulkan untuk menyelesaikan penulisan ini adalah:

1) Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil

wawancara dengan manajemen perusahaan mengenai


28

sejarah singkat perusahaan, aktivitas perusahaan, dan

kebijakan harga pokok rumah.

2) Data sekunder yaitu data atau informasi yang diolah

perusahaan berupa laporan keuangan, struktur organisasi

dan akte pendirian perusahaan. Adapun sumber data ini

berasal dari bagian keuangan dan bagian administrasi

dan umum.

b. Sumber data

Sumber data untuk penelitian ini diperoleh dari laporan-laporan yang dibuat oleh

staf keuangan perusahaan maupun hasil wawancara

C. Sampel Penelitian

Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah laporan biaya produksi

dan laporan biaya komersial Hotel Aryaduta Makassar dalam menentukan

Harga Pokok Penjualannya..

D. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara yaitu memperoleh data dan informasi dengan melakukan

tanya jawab dengan kepala bagian keuangan dan staf perusahaan yang

mempunyai wewenang dalam memberikan data yang diperlukan.

b. Dokumentasi yaitu merupakan metode pengumpulan data dan informasi

yang dilakukan dengan cara meneliti dokumen-dokumen yang

didapatkan dari kepala bagian akuntansi.

E. Analisis Data
29

Dalam penyusunan pembahasan pelaporan penelitian ini penulis

menggunakan metode deskriptif yaitu metode yang menggambarkan secara

sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat

dan kuantitatif yaitu penggunaan angka-angka untuk menjelaskan tentang

cara penetapan harga pokok penjualan pada Hotel Aryaduta

F. Defenisi Operasioanl Variabel

a. Perhitungan Harga Pokok ( X1)

Harga pokok produksi adalah pernyataan yang menunjukkan total biaya produksi

untuk perusahaan selama periode waktu tertentu. Harga pokok produksi juga sering

disebut biaya produksi. Harga pokok produksi adalah total biaya yang dikeluarkan

untuk memproduksi produk dan mentransfernya ke persediaan barang jadi untuk

penjualan. Harga pokok produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk

proses produksi atau kegiatan mengubah bahan baku menjadi produk jadi. Harga

pokok produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya

overhead pabrik. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, harga pokok produksi adalah

semua biaya bahan langsung yang dipakai, upah langsung serta biaya produksi

tidak langsung, dengan perhitungan saldo awal dan saldo akhir barang dalam

pengolahan. RA. Supriyono ( 2009 ) Mendefinisakan harga Produksi sebagai jumlah

biaya produksi yang melekat pada produk atau barang yang dihasilkan yang diukur

dalam satuan mata uang dalam bentuk kas yang dibayarkan atau nilai jasa yang

diserahkan atau dikorbankan, atau utang yang timbul, atau tambahan modal yang
30

diperlukan perusahaan dalam rangka proses produksi baik pada masa lalu maupun

masa yang akan datang. Harga pokok produksi penting untuk memberikan

gambaran umum kepada manajemen tentang keseluruhan biaya produksi dan

apakah biaya ini terlalu tinggi atau terlalu rendah. Dengan lebih memahami biaya

barang yang diproduksi, perusahaan dapat melakukan penyesuaian untuk

memaksimalkan profitabilitas secara keseluruhan. Dengan memiliki gambaran

umum tentang apa yang dikeluarkan perusahaan dalam hal biaya produksi di semua

komponen spesifik bahan, tenaga kerja, dan overhead, manajemen dapat

memeriksa area ini lebih teliti untuk membuat penyesuaian atau perubahan yang

diperlukan untuk memaksimalkan laba bersih perusahaan. penghasilan.

b. Akuntansi Biaya ( X2)

Akuntansi Biaya adalah Keberlangsungan dan kemajuan sebuah bisnis tidak lepas

dari sistem informasi, perhitungan anggaran dan pelaporannya. Untuk

memperlancar berjalannya operasional perusahaan, penting bagi pelaku usaha agar

memahami konsep cost accounting, mulai dari pengertian akuntansi biaya hingga

penerapannya.

Rayburn ( 2009 ) Mendefenisikan Akuntansi biaya Sebagai yakni meliputi aktivitas

yang bertujuan untuk identifikasi, mengukur, menganalisa serta melaporkan segala

unsur anggaran bisnis. Baik secara langsung berkaitan dengan proses produksi,

pemasaran maupun produksi perusahaan.

c. Penetapan Harga (Y)


31

Penetapan harga adalah proses menetapkan nilai yang akan diterima produsen

dalam pertukaran jasa dan barang. Metode pricing dilakukan untuk menyesuaikan

biaya yang ditawarkan produsen yang sesuai dengan produsen dan pelanggan.

Pricing bergantung pada harga rata-rata perusahaan, dan nilai yang dirasakan

pembeli dari suatu barang, dibandingkan dengan nilai yang dipersepsikan dari

produk pesaing. Tujuan penetapan harga bagi perusahaan mana pun adalah untuk

menetapkan harga yang masuk akal bagi konsumen dan juga agar produsen dapat

bertahan di pasar. Setiap perusahaan berada dalam bahaya tersisih dari pasar

karena persaingan yang ketat, perubahan preferensi dan selera pelanggan. Oleh

karena itu, saat menentukan biaya produk, semua variabel dan biaya tetap harus

dipertimbangkan. Setelah fase bertahan hidup selesai, perusahaan dapat

mengupayakan keuntungan ekstra.

Anda mungkin juga menyukai