Anda di halaman 1dari 2

*Analisis Kebijakan Pelayanan Tanggap Darurat Covid-19 Oleh RSU berkaitan dengan kebijakan publik

Permenkes No. HK 01.07/Menkes/269/2020 Tentang Penetapan RS Rujukan.*

Covid-19 atau yang biasa disebut dengan virus corona ini merupakan jenis virus pandemi yang tentu
penularanya sangat cepat dan berbahaya, oleh karena itu dalam penangananya bagi pasien juga dilakukan
tidak sembarangan dan terdapat prosedur-prosedur tertentu bagi instansi rumah sakit yang dipergunakan
sebagai rujukan bagi para pasien . Kementrian Kesehatan Indonesia mengeluarkan kebijakan terkait hal-
hal tersebut sebagaiaman tercantum dalam Permenkes No. HK 01.07/Menkes/269/2020 Tentang
Penetapan RS Rujukan, pada poin ke 2,3, dan 4 tentu menjadi poin yang harus digarisbawahi bagi rumah
sakit rujukan yakni.

 Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu sebagaimana


dimaksud dalam Diktum KESATU bertugas:
a. melakukan penatalaksanaan dugaan kasus yang berpotensi kejadian luar biasa Penyakit Infeksi
Emerging Tertentu;
b. memberikan pelayanan rujukan pasien dan rujukan spesimen yang berkualitas sesuai dengan
standar;
c. meningkatkan kapasitas sumber daya yang diperlukan dalam rangka penatalaksanaan dugaan
kasus yang berpotensi kejadian luar biasa Penyakit Infeksi Emerging Tertentu; dan
d. melakukan pencatatan dan pelaporan
 Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KESATU mendapatkan penggantian biaya perawatan pasien penyakit
infeksi emerging tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA, rumah sakit rujukan
penanggulangan penyakit infeksi emerging menyampaikan laporan secara berkala atau setiap
ditemukan kasus suspek penyakit infeksi emerging tertentu kepada Menteri Kesehatan melalui
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan.

Kemudian adapun contoh (Checklist) Kesiapsiagaan Rumah Sakit Rujukan Dalam


Menghadapi Novel Coronavirus (2019-nCoV) / Covid – 19 yakni pada rumah sakit
Airlangga dari OMBUSDMAN RI.

Diperoleh hasil:

 Pada survey angket poin 1 yakni aspek kesiapsiagaan SDM terdapat 2 poin memadai,
4 tidak memadai, dan 2 poin tidak dimiliki oleh rumah sakit rujukan.
 Pada poin 2 mengenai Kesiapsiagaan sistem konsultasi dan referensi terdapat 5 poin
memadai, 1 tidak memadai, 1 poin tidak memiliki oleh rumah sakit rujukan.
 Pada poin 3 kesiapsiagaan penunjang dan anggaran terdapat 4 poin memadai, 7 tidak
memadai, dan 4 poin tidak dimiliki oleh rumah sakit rujukan.
 Pada poin terakhir tentang kesiapsiagaan kerjasama penanggulangan covid 19
terdapat 0 poin memadai, 2 tidak memadai, dan 0 poin tidak dimiliki oleh rumah sakit
rujukan.

Sehinggal dalam presentasi diperoleh hasil: 34,30% fasilitas yang sesuai dengan Permenkes ada dan
memadai, 43,75% fasilitas yang sesuai dengan Permenkes ada namun tidak memadai, dan 21.87%
fasilitas yang harusnya ada namun tidak dimiliki oleh rumah sakit rujukan. Angka 21.87% ini masi
tergolong tinggi sehingga perlu adanya pengadaan fasilitas maupun penanganan sesuai dengan
Permenkes rumah sakit rujukan dan meningkatkan kualitas layananya supaya angka % kurang memadai
dapat menjadi memadai sehingga rumah sakit Airlangga tersebut dapat menjadi tempat yang seharusnya
menjadi rujukan pasien covid-19 dengan maksimal untuk menanggulangi penyebaran. Adapun jawaban
dari pertanyaan kepada pihak rumah sakit Kesiapsiagaan Rumah Sakit Rujukan Dalam Menghadapi Novel
Coronavirus (2019-nCoV) / Covid – 19 semua terjawab dan hasilnya sudah siap, namun pada poin terakhir
berkaitan pendanaan dari APBN/APBD dari pemerintah belum teralokasikan/dan proses pecairan belum diketahui
bagi rumah sakit Airlangga tersebut.

Anda mungkin juga menyukai