RSUD Jakarta Selatan
RSUD Jakarta Selatan
DAFTAR ISI
Daftar Isi ....................................................................................................................... 1
Pengantar .................................................................................................................... 9
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jumlah Pertumbuhan Tempat Tidur Pada Rumah Sakit Umum Daerah Di
DKI Jakarta ................................................................................................................ 49
DAFTAR BAGAN
PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat ALLAH SWT atas berkat dan rahmat-NYA
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan.
Penulis menyadari bahwa selama penyusunan Laporan Tugas Akhir ini banyak
mengalami hambatan, namun berkat doa, usaha, bimbingan, dukungan, dan
bantuan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
Laporan Tugas Akhir Arsitektur ini dengan tepat waktu. Untuk itu secara khusus
penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Ibu Dumiati dan Bapak Kartono, selaku kedua orang tua saya yang telah
memberikan dukungan dan semangat dalam penyusunan laporan Tugas
Akhir Arsitektur ini.
2. Bapak Ir. Joni Hardi, MT., selaku ketua Program Studi Teknik Arsitektur
yang sedikit banyak telah direpotkan.
3. Bapak Abraham Seno, ST., M.Ars. selaku Koordinasi Tugas akhir dan
dosen pembimbing saya yang telah membimbing dan memberikan
pengarahan kepada saya selama penyusunan Tugas Akhir Arsitektur ini.
4. Bapak Dr. H. M. Syarif Hidayat, selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Seluruh Dosen dan Staf pengajar Fakultas Teknik Perencanaan dan Desain,
Universitas Mercu Buana yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang
sangat bermanfaat bagi saya selaku penulis.
6. Astrimalia P, yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam
penyusunan laporan penelitian Seminar arsitektur ini.
7. Teman-teman Arsitektur 2010, yang memberikan semangat dan masukan
selama penyusunan laporan penelitian Seminar Arsitektur ini.
8. Nunik Wirayantaka, teman seperjuangan saya yang selalu membuka lebar
pintu kosannya untuk mengerjakan Tugas Akhir ini, tugas kuliah yang lainnya
dan sebagai tempat tukar pikiran antara teman arsitek lainnya.
BAB I: PENDAHULUAN
Perancangan gedung rawat inap rumah sakit dengan pendekatan Green Architecture
khususnya pada penghematan energi listrik. Penggunaan energi listrik menjadi
perhatian dalam merancang gedung rawat inap, yang seperti diketahui bersama
memberikan pelayanan 24jam non-stop dan memerlukan energi listrik yang besar
untuk menunjang operasionalnya. Penggunaan energi listrik menjadi masalah
penting untuk menunjang kebutuhan operasional sebuah rumah sakit, baik untuk
penerangan buatan dan pendingin udara sebuah gedung rawat inap. Kebutuhan
akan pendingin udara (AC) berkaitan dengan kenyamanan thermal bagi
kesembuhan pasien dan mengacu pada persyaratan mengenai suhu udara dan
kelembaban unit
Untuk menciptakan koordinasi yang baik bagi pengguna aktifitas dan peralatan
sebagai pendukung diperlukan sebuah wadah kegiatan manusia yang mampu
mewadahi kegiatan tersebut secara maksimal. Dan untuk menambah nilai lebih dari
Menginggat di tapak banyak sekali pohon yang besar dan salah satunya ada yang
langka oleh karena itu tema healing environment ini diperlukan untuk mengolah
massa bangunan di tapak yang ada dan menjadikan pohon tersebut masuk kedalam
konsep.
1.3. Tujuan
2. untuk menciptakan rumah sakit yang ramah lingkungan dan hemat energi
yang dapat mendaur ulang energi pada bangunan.
3. Tema Healing Environment dapat memberikan solusi dan menyelesaikan
permasalahan di dalam tapak, rancangan dan keinginan pasien agar
mendapatkan kenyamanan sehinga dapat membantu kesembuhan
pasian menjadi lebih cepat.
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang yang menjelaskan tema yang di
ambil secara garis besarnya dan perumusan masalah untuk mengetahui tujuan yang
akan dicapai di tugas akhir, setelah itu menjelaskan tentang sistematika penulisan
yang menjadi gambaran awal tugas akhir ini dimulai.
BAB II : STUDI
Berisi tanggapan peneliti mengenai Kerangka Acuan Kerja yang telah dipelajari dan
bagaimana peneliti menanggapi permasalahan yang dijabarkan dan bagaimana
solusi pemecahannya. Serta berisi tinjauan pustaka mengenai rumah sakit dan hasil
studi banding project sejenis melalui internet maupun survey lapangan.
Berisi data-data eksisting beserta analisa fisik maupun non fisik dan konsep
penzoningan agar dapat memberikan solusi pada permasalahan yang terdapat di
tapak dari segi orientasi matahari dan penghawaan untuk mendasari dari merancang
rumah sakit ini
BAB IV : KONSEP
Berisikan tentang konsep perancangan bangunan yang merupakan hasil dari analisa
permasalahan, konsep perancangan merupakan landasan perencanaan dan
perancangan arsitektur sehingga dapat menghasilkan bangunan yang fungsional,
Berisi data-data hasil rancangan gambar kerja rumah sakit yang dirancang
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1.5. Lingkup
1.6. Manfaat
Berdasarkan uraian di dalam KAK, bangunan rumah sakit yang diinginkan oleh
pemerintah DKI Jakarta adalah sebuah rumah sakit tipe B berlokasi di Jakarta
Selatan yang tidak hanya sekedar mementingkan fungsinya saja tapi juga
mempertimbangkan segi estetika bangunan, bagaimana bangunan rumah sakit
nantinya menyatu dengan lingkungan di sekitar, memperhatikan kerapihan tatanan
bangunan, aksesibilitas bagi penyandang cacat dan juga memperhatikan masalah
lingkungan. Sehingga bangunan rumah sakit yang akan diwujudkan nanti bersifat
ramah lingkungan, hemat energi dan juga diharapkan dapat menjadi icon bangunan
rumah sakit di DKI Jakarta. Selain itu tetap juga harus memperhatikan ketentuan-
ketentuan teknis dalam membangun rumah sakit tipe B.
Latar Belakang
Rumah sakit berfungsi sebagai tempat untuk memberikan pelayanan kesehatan, memerlukan perwujudan ruang dan
lingkungan sehat yang mendukung proses penyembuhan bagi pasien
Permasalahan
Bagaimana menerapkan tema Healing Environment pada rumah sakit yang dapat membantu kesembuhan pasien secara
visual, kenyamanan dan psikis
Tujuan
untuk menciptakan sebuah rumah sakit yang dapat membantu menyembuhkan pasien dengan desain bangunan
Studi Pustaka
Suatu bangunan termasuk gedung rumah sakit sangat erat hubungannya kesembuhan pasien agar dapat menjadi lebih baik.
Oleh karena itu dapat dibantu kesembuhan pasien selain dengan obat namun dengan garden healing dan lingkungan di sekitar
dengan menggunakan tema Healing Environment
Analisa
Konsep
Transformasi desain
Desain Skematis
Rumah sakit adalah suatu badan usaha yang menyediakan dan memberikan jasa
pelayanan medis jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri atas tindakan
observasi, diagnostik, terapeutik dan rehabilitative untuk orang-orang yang
menderitasakit, terlukadanuntuk yang melahirkan (World Health Organization).
Rumah sakit merupakan sarana upaya kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk
pendidikan tenaga kesehetan dan penelitian (permenkes no.159b/1988)
UU NO.44 tahun2009 tentang rumah sakit , rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawatinap, rawat jalan
dangawatdarurat.Pelayanan rumah sakit juga diatur dalamKODERSI/kode etik
rumah sakit, dimana kewajiban rumah sakit terhadap karyawan, pasien dan
masyarakat diatur.
Berdasarkan Pasal 29 ayat (1) huruf f dalamUU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit. Rumah Sakit sebenarnya memiliki fungsi sosial yaitu antara lain dengan
memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak mampu/miskin, pelayanan gawat
darurat tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian
luar biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan. Pelanggaran terhadap kewajiban
tersebut bisa berakibat dijatuhkannya sanksi kepada Rumah Sakit tersebut,
termasuk sanksi pencabutan izin.
Selain itu, dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b UU 44/2009, pemerintah dan
pemerintah daerah juga bertanggung jawab untuk menjamin pembiayaan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit bagi fakir miskin, atau orang tidak mampu sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Jadi, secara umum penyanderaan pasien oleh Rumah Sakit tidak bisa dikategorikan
sebagai penahanan (perampasan kemerdekaan) ataupun pelanggaran HAM.Meski
demikian, Anda dapat saja melaporkan kepada polisi jika ada indikasi penyanderaan
tersebut telah merampas kemerdekaan si pasien.
Sedangkan menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan
pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
• Pelayanan medis
• Pelayanan dan asuhan keperawatan
• Pelayanan penunjang medis dan nonmedis
• Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan
• Pendidikan, penelitian dan pengembangan
• Administrasi umum dan keuangan
Sedangkan menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, fungsi
rumah sakit adalah :
Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan
yang bersifat dasar, spesialistik dan subspesialistik. Rumah sakit umum memberi
pelayanan kepada berbagai penderita dengan berbagai jenis penyakit, memberi
pelayanan diagnosis dan terapi untuk berbagai kondisi medik, seperti penyakit
dalam, bedah, pediatrik, psikiatrik, ibu hamil, dan sebagainya.
Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang mempunyai fungsi primer,
memberikan diagnosis dan pengobatan untuk penderita yang mempunyai kondisi
medik khusus, baik bedah atau non bedah, misal : Rumah Sakit Ginjal, Rumah Sakit
Kusta, Rumah Sakit Jantung, Rumah Sakit Bersalin dan Anak, dan lain-lain.
Rumah sakit umum pemerintah adalah rumah sakit umum milik pemerintah, baik
pusat maupun daerah, Departemen Pertahanan dan Keamanan, maupun Badan
Usaha Milik Negara. Rumah sakit umum pemerintah dapat dibedakan berdasarkan
unsur pelayanan, ketenagaan, fisik dan peralatan menjadi empat kelas yaitu rumah
sakit umum Kelas A, B, C, dan D.
• Rumah Sakit Umum Swasta Pratama, yaitu rumah sakit umum swasta yang
memberikan pelayanan medik bersifat umum, setara dengan rumah sakit
pemerintah kelas D.
• Rumah Sakit Umum Swasta Madya, yaitu rumah sakit umum swasta yang
memberikan pelayanan medik bersifat umum dan spesialistik dalam 4
cabang, setara dengan rumah sakit pemerintah kelas C.
• Rumah Sakit Umum Swasta Utama, yaitu rumah sakit umum swasta yang
memberikan pelayanan medik bersifat umum, spesialistik dan
subspesialistik, setara dengan rumah sakit pemerintah kelas B.
• Rumah Sakit Kelas A, yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dan subspesialistik luas,
dengan kapasitas lebih dari 1000 tempat tidur.
• Rumah Sakit Kelas B, dibagi menjadi :
o Rumah sakit B1 yaitu RS yang melaksanakan pelayanan medik
minimal 11 (sebelas) spesialistik dan belum memiliki sub spesialistik
luas dengan kapasitas 300-500 tempat tidur.
o Rumah sakit B2 yaitu RS yang melaksanakan pelayanan medik
spesialistik dan sub spesialistik terbatas dengan kapasitas 500-1000
tempat tidur.
• Rumah Sakit Kelas C, yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar, yaitu penyakit dalam,
bedah, kebidanan atau kandungan, dan kesehatan, dengan kapasitas 100-
500 tempat tidur.
• Rumah Sakit Kelas D yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik dasar, dengan kapasitas tempat tidur kurang
dari 100.
2.2.4. Persyaratan Umum Rumah Sakit
1) Sarana
a. Di tinjau dari geografi rumah sakit harus mempunyai lokasi yang dapat di
jangkau oleh masyarakat sekitar.
b. Tersedianya infrastruktur dan fasilitas dengan mudah
c. Tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan di sekitarnya.
d. Rumah sakit tidak tercemar oleh lingkungan luar rumah sakit
e. Tersedianya luas tanah ± 3,5 ha, cukup untuk perkembangan selanjutnya
f. Memenuhi persyaratan Peraturan Daerah setempat (tata kota yang berlaku)
g. Tata letak unit pelayanan harus mempunyai hubungan fungsional antar unit
yang efisien
h. Unit gawat darurat medis harus mudah di capai dari luar, dan mudah di
ketahui. Unit rawat jalan harus mudah di capai dari luar dan dapat langsung
berhunbungan secara efisien dengan unit-unit lainyang terkait
i. Unit rawat inap harus berlokasi di daerah yang tenang.
j. Ada pemisahan antara pasien rawat jalan dan rawat inap dengan jelas
k. Pelayanan penunjang medis dapat langsung berhiubungan dengan unit rawat
jalan, unit rawat inap, unit gawat darurat dan ICU.
l. Pelayanan penunjang non medis, dapur, laundry, workshop, dapur harus
mempunyai pintu keluar tersendiri.
m. Unit atau instalasi yang sering di gunakan dan berhubungan sangat erat di
letakan pada tempat yang berdekatan, misalnya ICU/ICCU, laboratorium,
radiologi dan IGD.
n. Adanya ketegasan sistem sirkulasi yang ada untuk pengguna di rumah sakit.
o. Perlu analisa lingkungan dan ruang sebagai pembagian zona pengguna dan
ruang di rumah sakit.
2) Prasarana
• Prasarana listrik
o Kapasitas harus cukup
o Kualitas arus tegangan dan frekuensi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
o Keandalan penyaluran daya harus tinggi
o Harus tersedia generator set berkapasitas minimal 40% dari daya
kebutuhan.
o Harus tersedia lampu emergency untuk ruang-ruang yang penting.
o Keamanan dan pengamanan jaringan instalasi listrik tetap terjamin.
• Prasarana air
o Harus tersedia air bersih yang cukup dan memenuhi syarat kesehatan
atau dapat mengadakan pengolahan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
o Tersedia reservoir bawah dan atas
o Jaringan masing-masing harus baik dan cukup
• Gas medis
o Mempunyai persedian gas medik yang cukup
o Sistem jaringan distribusi ke masing-masing ruang yang
membutuhkan, dengan sistem sentralisasi
• Penanggulangan kebakaran
o Tersedia alat pemadam kebakaran yang memadai.
o Pemeriksaan secara berkala terhadap peralatan kebakaran yang
digunakan.
• Prasarana komunikasi
o Ekstern
§ Saluran dari perumtel atau SSB
§ Komunikasi internet
o Intern
§ Telepon dalam
§ Nurse call
• Penangulangan limbah
o Tersedianya sistem pengolahan limbah padat (Medis, Non medis).
o Tersedianya pengolahan limbah cair (Medis, Non medis).
Menurut Knecht (2010), healing environment adalah pengaturan fisik dan dukungan
budaya yang memelihara fisik, intelektual, sosial dan kesejahteraan spiritual pasien,
keluarga dan staf serta membantu mereka untuk mengatasi stres terhadap penyakit
dan rawat inap. Menurut Malkin (2005) dalam Montague (2009), healing environment
adalah pengaturan fisik yang mendukung pasien dan keluarga untuk menghilangkan
stres yang disebabkan oleh penyakit, rawat inap, kunjungan medis, pemulihan dan
berkabung. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa healing environment
merupakan suatu desain lingkungan terapi yang dirancang untuk membantu proses
pemulihan pasien secara psikologis.
Menurut Murphy (2008), ada tiga pende-katan yang digunakan dalam mendesain
healing environment, yaitu alam, indra dan psikologis. Berikut penjelasan dari
masing-masing pendekatan desain.
• Alam
o Alam merupakan alat yang mudah diakses dan melibatkan
pancaindra. Alam memiliki efek restoratif seperti menurunkan tekanan
darah, memberikan konstribusi bagi keadaan emosi yang positif,
menurunkan kadar hormon stres dan meningkatkan energi. Unsur
alam yang ditempatkan ke dalam pengobatan pasien dapat
membantu menghilangkan stres yang diderita pasien.
Menurut Kochnitzki (2011), ada beberapa jenis taman/garden di
dalam rumah sakit, yaitu contemplative garden, restorative garden,
healing garden, enabling garden dan therapeutic garden.
Contemplative garden bermanfaat untuk menenangkan pikiran dan
memperbaiki semangat. Restorative garden bermanfaat untuk
kesehatan dan membuat perasaan orang yang sakit menjadi lebih
o Indra Penciuman
Bau yang menyenangkan dapat menurunkan tekanan darah dan
detak jantung, sedangkan bau yang tidak menyenangkan dapat
meningkatkan detak jantung dan pernapasan.
o Indra Perasa
Indra perasa menjadi terganggu pada saat pasien mengalami sakit
ataupun menerima pengobatan. Hal ini biasa-nya ditunjukkan dengan
berubahnya rasa makanan maupun minuman saat dikonsumsi.
Karena itu, kualitas makanan dan minuman yang ditawarkan harus
diperhatikan.
o Psikologis
Secara psikologis, healing environment membantu proses pemulihan
pasien men-jadi lebih cepat, mengurangi rasa sakit dan stres.
Perawatan pasien yang diberikan memperhatikan terhadap pilihan,
kebutuhan dan nilai-nilai yang menuntun pada keputusan klinis
pasien. Ada enam dimensi untuk perawatan pasien, antara lain
(Departement of Health, 2001):
1. rasa kasih sayang, empati dan tang-gapan terhadap
kebutuhan
2. koordinasi dan integrasi
3. informasi dan komunikasi
4. kenyaman fisik
5. dukungan emosional
6. keterlibatan keluarga dan teman-teman
Umumnya, rumah sakit hanya sebagai tempat pengobatan dan penyembuhan ter-
hadap penyakit. Namun pada masa sekarang ini, rumah sakit tidak hanya sebatas
memberikan pengobatan dan penyembuhan secara teknologi tetapi juga pemulihan
secara mental, yaitu dengan menciptakan lingkungan pemulihan yang bersifat terapi
pemulihan jiwa terhadap pasien.
Suatu bangunan termasuk gedung rumah sakit sangat erat hubungannya dengan
jejak karbon (carbon footprint) baik saat pembangunan maupun saat
dioperasionalkan. Pada saat pembangunan, pemilihan material baik dari segi jenis
maupun lokasi pembelian berdampak terhadap jejak karbon yang dihasilkan,
sedangkan pada saat gedung beroperasional, penggunaan energi, kertas,
transportasi para penghuni gedung, pemeliharaan, sampai pada limbah yang
dihasilkan juga berdampak pada jejak karbon. Jejak karbon didefinisikan sebagai
jumlah emisi gas rumah kaca yang diproduksi oleh suatu organisasi, peristiwa
(event), produk atau individu yang dinyatakan dalam satuan ton karbon atau ton
karbon dioksida ekuivalen. Pemakaian listrik di gedung menyumbang 37% total emisi
CO2, penggunaan energi terbesar di gedung adalah untuk pendingin ruangan,
penerangan, dan peralatan kantor lainnya. (sumberIESR-Indonesia).
Pada kriteria tata guna lahan terdapat beberapa aspek yang terkait langsung dengan
jejak karbon seperti kemudahan akses, meminimalkan penggunaan kendaraan
pribadi, mendukung penggunaan sepeda melalui penyediaan area parkir khusus
sepeda, adanya area landscape yang salah satu fungsinya menyerap karbon.
Pemilihan material yang ramah lingkungan juga terkait erat dengan jejak karbon baik
dari segi pembuatan material tersebut maupun asal material (terkait dengan
trasportasi).
Sumber : Materi network sharing Bambang Subiyanto Pusat Inovasi-LIPI
4. Konservasi air
Memanfaatkan pengunaan air dalam rancangan bagunan dapat membantu dalam
mengurangi produksi penyerapan air sehingga bangunan dapat mengolah airnya
kembali sehingga benar-benar tidak dapat digunakan lagi.
Sumber : google
Sumber : google
Sumber : google
konfigurasi di ventilasi alami 6 tempat tidur dan 12 kamar tidur bangsal studio505
inovatif baru pasien tidur meningkatkan ventilasi alami 200% dan memberikan setiap
pasien jendela mereka sendiri dekat dengan tempat tidur mereka dengan maksud
untuk taman dari yang untuk mengambil udara segar . Dengan menggabungkan
ventilasi alami dan pemandangan luar studio505 bertujuan untuk menyediakan
lingkungan yang nyaman dan menenangkan untuk membantu dalam proses
penyembuhan pasien .
Sumber : google
Sumber : google
Sumber : google
Sumber : google
Sumber : google
Sumber : google
desain studio505 untuk Rumah Sakit Ng Teng Fong Umum berfokus pada
kebutuhan pasien dan perawat mereka. Desain mengubah perawatan dan
membawa kesehatan kepada semua orang di Singapura.
Sumber : google
Sumber : google
Sumber : google
Sumber : google
Sumber : goolge
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari rumah sakit Jurong General Hospital adalah
penerapan Green Architecture pada bangunan ini yang dapat memberikan
kenyamanan bagi pasien dan menghemat energi yang diperlukan oleh bangunan ini
dengan memanfaatkan pencahayaan alami yang efisien pada bangunan ini,
Yang menjadi dasar pemikiran rancangan saya yang akan saya rancang adalah
desain bangunan dapat memberikan kesembuhan pada pasien seperti yang
diterapkan pada bangunan ini.
Sumber : Archdaily
Arsitek: HKS
Design Team: Ron Dennis FAIA Facha, Principal-in-Charge, desainer proyek Alex
Ling AIA,, Douglas Compton AIA LEED AP, Desain Principal, Alex Wang AIA LEED
AP, perencana proyek
Arsitek Associate: Fudan Design Institute (FDI), Suzhou Institute of Design Arsitektur
(Siad)
Sumber : archdaily
Taman air di Rumah Sakit Suzhou Childrens ingat tradisi panjang taman air di
Suzhou, dikenal karena keindahan dan ketenangan mereka. Fitur air juga
menyediakan koneksi visual untuk kanal-kanal Suzhou, Venesia dari Timur. Proyek
ini berbatasan kanal di selatan dan sisi timur.
Arsitektur rumah sakit memperkuat dasi ini untuk fluiditas air di taman dan kanal, dan
fluiditas layang-layang melonjak. Kurva secara visual menarik, seperti gelombang air
atau arus udara. Band warna akan diselingi pada façade bangunan untuk lebih
menunjuk rumah sakit sebagai tempat untuk anak-anak dan keluarga mereka.
Gambar 2. 19 SitePlan
Sumber : archdaily
Sumber : archdaily
Sumber : archdaily
Sumber : archdaily
rumah sakit Suzhou Anak terletak di sebuah bangunan yang berusia 80 tahun
dengan sedikit perbaikan sejak pembangunannya aslinya. Ini rumah sakit pengganti
baru telah dirancang dengan semua konsep terbaru dalam pemberian layanan
kesehatan anak. Citra desain yang menempatkan nyaman stres dan ketakutan
pasien dan orang tua mereka. Spasi dirancang dengan kebutuhan emosional dan
fisik dari populasi yang unik ini. Infus cahaya alami, daerah klinis terencana dan
Sumber: archdaily
Staf akan memiliki akses ke area taman disisihkan untuk mereka gunakan sendiri.
Efisiensi dalam operasi dan pengurangan jarak perjalanan yang dicapai dalam klinis,
diagnostik / pengobatan, dan daerah rawat inap. Perumahan disediakan di kampus
untuk staf pada semua tingkatan. Pertimbangan ergonomis dimasukkan dalam
desain area kerja staf.
Pasien akan tiba dengan berjalan kaki, dengan bus, dengan sepeda, dan mobil
melintasi sebuah jembatan yang membentang taman penyembuhan di bawah kelas
khusus dirancang untuk anak-anak dan orang tua mereka tiba di ruang bertingkat
luas yang menyediakan cara mudah-temuan dan akses ke semua bidang rumah
sakit. Penggunaan eskalator akan mempercepat pasien untuk daerah klinis. Setiap
lantai dari fasilitas tersebut akan memiliki pendaftaran pasien, kasir dan farmasi
sehingga mengurangi antrian pada rumah sakit ini.
Gambar 2. 24 Potongan
Sumber : archdaily
Sumber : archdaily
Dimasukkannya gedung yang terpisah menular penyakit, daerah pasien VIP, dan
staf semua perumahan meminjamkan kesempatan untuk solusi desain terpadu
dalam lingkungan yang ramah anak.
Sumber : archdaily
Sumber : archdaily
Sumber : archdaily
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari rumah sakit suzhou ini adalah, Pasien akan tiba
dengan berjalan kaki, dengan bus, dengan sepeda, dan mobil melintasi sebuah
jembatan yang membentang taman penyembuhan di bawah kelas khusus dirancang
untuk anak-anak dan orang tua mereka tiba di ruang bertingkat luas yang
menyediakan cara mudah-temuan dan akses ke semua bidang rumah sakit.
Penggunaan eskalator akan mempercepat pasien untuk daerah klinis. Setiap lantai
dari fasilitas tersebut akan memiliki pendaftaran pasien, kasir dan farmasi sehingga
mengurangi antrian pada rumah sakit ini.
Dimasukkannya gedung yang terpisah menular penyakit, daerah pasien VIP, dan
staf semua perumahan meminjamkan kesempatan untuk solusi desain terpadu
dalam lingkungan yang ramah anak.
Letak Geografis
Jakarta Selatan terletak pada 106’22’42 Bujur Timur (BT) s.d. 106’58’18 BT, dan
5’19’12 Lintang Selatan (LS). Luas Wilayah sesuai dengan Keputusan Gubernur
KDKI Nomor 1815 tahun 1989 adalah 145,37 km2 atau 22,41% dari luas DKI
Jakarta.
Topografi
Iklim
Jakarta Selatan beriklim panas dengan suhu rata-rata pertahun 27°C dengan tingkat
kelembapan berkisar antara 80-90%. Arah angin dipengaruhi angin Muson Barat
terutama pada bulan Mei-Oktober.
Data Tapak
U
Gambar 3. 1 Lokasi Tapak Google Maps
• Batas-batas Lahan
o Utara : JL.TB.Simatupang
o Selatan : BUPERTA Ragunan
o Timur : UPT Balai Benih Induk
o Barat : Kali, Permukiman Warga
• Kondisi existing : terdapat bangunan-bangunan yang akan dibongkar
• Elevasi tapak existing : berkontur, semakin menurun ke arah batas barat
(kali).
• Bangunan
o Jumlah Lantai Podium : 3 lantai
o Jumlah Lantai Tower / Tipikal : 8 lantai
o Jumlah Kebutuhan Tempat Tidur Rawat Inap : 432 tempat tidur
• Jumlah Tempat Tidur per Kamar : 4 tempat tidur ( standar )
• Fasilitas parkir ( dapat diusulkan gedung parkir atau sebagian basement
)
o Jumlah Kendaraan Roda 4 : 300 mobil
o Jumlah Kendaraan Roda 2 : 500 motor
• Gedung Penunjang ( utilitas )
o GENSET
o R.Pompa
o R.Travo
o STP
o dll. yang diperlukan
• Fasilitas :
o Masjid
o Ruang Serbaguna
o Ramp Darurat ( setiap lantai ).
o Restaurant / FoodCourt / Kantin
o ATM
Center
o Rental
Space/retail
o Ruang IT
Terlihat bahwa Wilayah Kota Adminstrasi Jakarta Selatan belum mempunyai RSUD
sebagai pelayanan masyarakat dibidang kesehatan.
• Luas sekitar ± 145,73 km2 merupakan wilayah terluas kedua di Provinsi DKI
Jakarta setelah Jakarta Timur.
• Jumlah penduduk sekitar yang sudah cukup padat yaitu sekitar ± 2.057.080
jiwa, merupakan jumlah penduduk terbanyak ketiga di Provinsi DKI Jakarta
setelah Jakarta Timur dan Jakarta Barat, dan akan terus bertambah sejalan
dengan pembangunan perumahan dan infrastruktur lainnya.
Wilayah
Jakarta
Selatan
menempati
hampir
21,8
%
(
4089
)
jumlah
tempat
tidur
yang
ada,
yang terbagi
atas:
Demikian
pula
gambaran
distribusi
tempat
tidur
rumah
sakit
dan
rumah
bersalin
pada
keempat
wilayah yang
rata-‐rata
72,7%
adalah
tempat
tidur
rumah
sakit
dan
sisanya
tempat
tidur
rumah
bersalin
(
tahun 2010
).
Tabel 1 Jumlah Pertumbuhan Tempat Tidur Pada Rumah Sakit Umum Daerah Di DKI Jakarta
Bangunan ini adalah bangunan rumah sakit umum daerah Jakarta Selatan sehingga
pengguna bangunan terdiri dari beberapa jenis yaitu:
DATANG
ENTRANCE
PARKIR
PEMBELIAN OBAT
R.FARMASI
3. Pengunjung
Potensi
• Bangunan tinggi sekitar tapak menjadi daya tarik untuk dilihat orang,
sehingga rancangan rumah sakit ini dapat menjadi perhatian orang yang
melintas di jalan utama karena rancangan rumah sakit ini memiliki ketingian
diatas 4 lantai.
• Pembuatan RSUD ini dapat menjadi main gate dari kawasan Ragunan
karena di sisi sebelah timur ( gedung kementrian pertanian ) sudah ada
bangunan high rise lainnya sehingga bangunan RSUD ini dapat menjadi
gerbang kawasan Ragunan.
• Terbentuknya skyline dari kawsan tersebut dari ketinggian bangunan tersebut
Permasalahan
Solusi
• Mengatur tata guna lahan pada kawsan tersebut agar beraturan dan memiliki
irama.
• Pembuatan bangunan yang setara dengan ketinggian highrise lainnya dan di
atur sehingga memiliki sky line kawasan tersebut.
Potensi
Permasalahan
• Pada jam kerja di depan tapak merupakan salah satu jalan yang sangat
macet sekali.
Solusi
• Penataan ruang luar pada tapak sehingga tapak tertata rapih dan mempunyai
view yang baik.
• Mengatur zoning dalam tapak sehingga tapak teratur dan mempunyai view ke
dalam tapak yang baik.
U
Gambar 3. 5 Orientasi Matahari
Potensi
• Cahaya matahari yang masuk ke dalam site dapat diolah sebagai sumber
cahaya alami.
• Mengolah cahaya matahari di bagian barat karena sangat panas.
• Mengolah cahaya matahari di bagian timur yang merupakan sumber cahaya
yang sehat.
• Pengolahan cahaya matahari dapat di gunakan sebagai salah satu faktor
untuk penyembuhan pasien.
Permaslahan
• Bangunan yang menghadap ke barat harus di beri buffer berupa vegetasi dan
sebagainya agar tidak terlalu panas.
• Bagian barat harus mendapat perhatian khusus terutama di segi
penghawaannya.
Solusi
• Sisi bangunan sebelah barat dapat diolah agar mendapat penghawaan yang
baik agar tidak terlalu panas dengan sun screen atau solar shading agar
bangunan dapat menghasilkan energi.
• Penggunaan material yang dapat menghemat energi terutama untuk
menghemat pencahayaan dan memasukan cahaya alami ke dalam
bangunan.
• Membuat banyak bukaan untuk memasukan cahaya alami ke dalam
bangunan agar dapat mengehemat cahaya lampu.
U
Gambar 3. 7 Arah Angin
Potensi
• Udara yang masuk ke dalam site daat diolah sebagai sumber penghawaan
ke dalam bangunan agar tidak terlalu panas.
• Udara yang masuk harus ditangkap atau diolah terlebih dahulu agar masuk
ke dalam tapak.
Permasalahan
• Udara yang masuk ke tapak sangat sedikit karena perbatasan tapak terdapat
perumahan dan bangunan lain yang mengapit tapak.
• Udara yang masuk ke dalam tapak lebih di dominasi dari arah jalan raya
utama.
Solusi
• Udara atau angin yang masuk langsung ditangkap oleh bangunan karena
letaknya yang di depan dengan cara pembuatan ventilasi silang agar udara
mengalir lambat di dalam bangunan dan akan membuat sejuk di dalam
bangunan.
• Pembuatan banyak ventilasi pada bangunan ini sebagai salah satu untuk
membuat bangunan tidak terlalu panas karena radiasi matahari.
3.3.5. Kebisingan
U
Gambar 3. 10 Kebisingan
Permasalahan
• Kebisingan juga karena di depan tapak ada jalan tol yang berisik karena
kecepatan kendaraan yang tinggi.
Solusi
Pembagian zoning pada RSUD ini yang akan dirancang nantinya akan dibagi
menjadi 2 yaitu :
• zoning berdasarkan atas penyakit infeksi, menular berbahaya dan area non
infeksi.
• Pembagian menurut jenis pelayanananya yaitu akses umum pasien dan
pengunjung dan area khusus staf dan karyawan.
• Orientasi matahari
• Arah angin
• Akses utama menuju tapak
• View
• Kebisingan, dll
Sehingga tercapainya rancangan desain rumah sakit RSUD yang dapat mengatasi
persoalan atas analisa tapak dan tercapainya tujuan dari rancangan yang medasari
persoalan latar belakang yang bertema Healing environment.
“HEALING
ENVIRONMENT”
lingkungan yang
mampu
menyembuhkan
SUASANA
MATERIAL
Sun shading
Sumber : google
di pakai untuk mengurangi radiasi matahari yang berlebihan di bangunan ini karena
bangunann ini nantinya dirancang untuk memanfaatkan energi matahari pada siang
hari jadi kstabilannya harus dijaga agar tidak terlalu panas yang di terima oleh
bangunan ini.
Wind scoop
Sumber : google
Vegetasi vertikal
Sumber : google
Vegetasi vertikal ini bertujuan untuk membuffer panas matahari selain menggunakan
sun shading dan vegetasi ini dapat memberikan pengaruh besar terhadap
kenyamanan pasien secara visual dan psikis.
Sumber : google
Mendaur ulang air adalah salah satu langkah untuk penhematan air dan tidak
membuang air yang kualitasnya masih bisa dipakai, sehingga daur ulang air ini
sangat diperlukan untuk flushing, dan penyiraman tanaman, dll.
karena bangunan rancangan masa kini dituntut agar dapat menjadi green building
agar bangunan ini dapat menghemat energi sehingga pengeluaran rumah sakit tidak
terlalu boros, dengan memanfaatkan cahaya alami dan penghawaan alami selain
dapat menyembuhkan kesehatan pasien juga dapat mengemat energi listrik yang
dikonsumsi oleh bangunan ini karena Rumah sakit adalah pengkonsumsi listrik
terbesar dan non stop selama 24 jam.
Karena letak lokasi yang bersebelahan dengan hutan dan banyak sekali tanaman
yang ditanam di daerah ini menjadikan lokasi ini adalah paru-paru kota yang
memberi makna menyehatkan pasien dan lingkungan sekitar. Keberadaan
pepohonan di sekitar menjadi barries kebisingan dan polusi sekaligus elemen
penyembuhan secara psikis yang memberikan perasaan tenang dalam naungan
keteduhan pepohonan.
SUASANA
MATERIAL
Pemilhan material alami yang bernuansa alam agar menjadi satu kesatuan antara
suasanan luar dan susanan dalam bangunan yang dapat menyembuhkan pasien
dengan adanya garden healing didalam bangunan yang materialnya terdiri dari
material yang bersufat natural.
WARNA
Pemilihan warna yang sesuai dengan daerah tropis dan warna alam agar pasien
merasakan alam didalam bangunannya.
Polution Control : Konsep untuk menagkal debu dan asap di jalur pejalan kaki dan
yang akan memasuki ke dalam bangunan sehingga bangunan tetap bersih
Sumber : google
Protective Rain : sebagai pelindung pejalan kaki yang akan memasuki dan keluar
dari bangunan rumah sakit dari hujan.
PENGOLAHAH SUNGAI
LIMBAH
DIBUANG KE
PEMANFAATAN ULANG AMAN
UDARA
LAND FILL
Pencahayaan alami
- Pengunaan tritisan
- Penggunaan selasar
- Pengaturan bukaan
Penghawaan
Daerah perencanaan
=20 % = 21.211 m2
10
25.087 m2
LUAS PODIUM
= 4.242 m2 X 3 lantai
= 12.726 m2
LUAS TOWER
=75.261 m2 – 12.726 m2
= 62.535 m2
9 lantai
= 62.535 m2
9lantai
= 6.948 m2 / lantai
Jadi kebutuhan untuk parkir mobil memerlukan 4.500 m2 luas bangunan yang
dibutuhkan
Jadi kebutuhan untuk parkir motor memerlukan 1.100 m2 luas bangunan yang
dibutuhkan
Parkir mobil + parkir motor = 4.500 m2 + 1.100m2 = 5.600 m2 untuk total keseluruhan
parkir
= 6 m2 X 4 + sirkulasi 25%
= 30 m2 luasan 1 kamarnya
= 432 bed
4 bed/kamar
= 108 kamar
Jumlah kamar/lantai
= 108 kamar
9 lantai
= 12 Kamar
= 12 X 4 bed
= 48 bed/ lantai
jika setiap lantai memiliki 12 kamar maka luasan tipikal tower/lantai adalah:
= 72 M2 + 40%
= 100.8 M2 / lantai
= 100.8 m2 X 9 lantai
= 907.2m2
= 15% X 907.2 m2
= 136.08 m2
5.7 m2
= 4.77( 5 lift )
3
P.MATA
2
M2
48
DEPKES
48
4
P.SARAF
1
M2
24
DEPKES
24
5
P.JANTUNG
2
M2
48
DEPKES
48
6
P.PARU
4
M2
96
DEPKES
96
7
P.GIZI
/
EDUKASI
1
M2
24
DEPKES
24
8
P.KULIT
DAN
KELAMIN
2
M2
48
DEPKES
48
9
P.KECANTIKAN
2
M2
48
DEPKES
48
10
P.ANDROLOGI
2
M2
48
DEPKES
48
11
CORE
1
M2
256
ASUMSI
256
12
SENAM
HAMIL
1
M2
50
DEPKES
50
13
SENAM
DIABETES
1
M2
50
DEPKES
50
14
REKAM
MEDIS
1
M2
24
DEPKES
24
15
P.ANATESI
1
M2
24
DEPKES
24
16
P.PSIKOLOGI
1
M2
24
DEPKES
24
17
P.PSIKIATRI
1
M2
24
DEPKES
24
18
FISIOTERAPI
1
M2
24
DEPKES
24
19
MEDICAL
CHECKUP
1
M2
24
DEPKES
24
20
HEMODIALISA
1
M2
24
DEPKES
24
21
BEDAH
UMUM
4
M2
96
DEPKES
96
22
BEDAH
ONKOLOGI
1
M2
24
DEPKES
24
23
BEDAH
UROLOGI
1
M2
24
DEPKES
24
24
BEDAH
ORTOPEDI
1
M2
24
DEPKES
24
25
SIRKULASI
-‐
M2
3276
TOTAL
LUASAN
4444
No.
Ruangan
Vol.
Satuan
Total
M2
E
LANTAI
3
1
PERINA/NICU
1
M2
228.92
DEPKES
228.92
2
ICCU
1
M2
157.72
DEPKES
157.72
3
ICU
1
M2
148.72
DEPKES
148.72
4
R.OK
1
M2
371.95
DEPKES
371.95
5
CSSD
1
M2
111.36
DEPKES
111.36
6
CATHLAB
1
M2
205.56
DEPKES
205.56
7
DELIVERY
1
M2
287
DEPKES
287
8
CORE
1
M2
256
ASUMSI
256
9
MUSHOLA
1
M2
71.5
ASUMSI
71.5
10
SIRKULASI
-‐
M2
2394
TOTAL
LUASAN
4232
No.
Ruangan
Vol.
Satuan
Total
M2
F
LANTAI
4
1
LABORATORIUM
1
M2
342.53
DEPKES
342.53
2
DIAGNOSTIK
UNIT
1
M2
132.18
DEPKES
132.18
3
CORE
1
M2
256
ASUMSI
256
4
SIRKULASI
1
M2
315
TOTAL
LUASAN
1045
No.
Ruangan
Vol.
Satuan
Total
M2
Luasan Bangunan
1. Basement 1 : 9.615 m2
2. Semi Basement : 9.338 m2
3. Lantai 1 : 4.109 m2
4. Lantai 2 : 4.444 m2
5. Lantai 3 : 4.232 m2
6. Lantai 4 : 1.045 m2
7. Lantai Typical 5-15 : 16.060 m2
8. Lantai Utilitas : 1.142 m2
Basement : 18.953 m2
Podium : 12.785 m2
Tower : 18.247 m2
Luasan parkir
5.4. Penzoningan
Gambar 5. 3 penzoningan
keterangan :
4. Area service
6. Area parkir
Garden healing pada area poli Penggunaan sun shading pada Pada are parkir di gunakan konblok
untuk merelaksasikan para area perawatan sangat diperlukan agar air hujan dapat meresap ke
pengunjung poli di ruang tunggu sehingga pasien tetap dapat dalam tanah sehingga
merasakan cahaya matahari untuk menghasilkan daerah resapan yang
penyembuhan namun tidak banjir ideal
cahaya ke dalam sehingga tidak
terjadinya glare pada ruangan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR REFRENSI
• Data Arsitek
• Indonesia Hospital Association
• Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Kelas B
• PT Global Rancang Selaras
• www.archdaily.com
• www.google.com
• www.wikipedia.org