Anda di halaman 1dari 35

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan perilaku masyarakat yang semakin mengarah ke berbagai hal

praktis menjadi fenomena tersendiri bagi dunia bisnis. Hal tersebut memunculkan

banyak bisnis produk siap pakai dalam kemasan yang praktis dan mudah di

dadapatkan menjadi marak dalam dunia bisnis. Dalam persaingan globalisasi saat

ini, banyak perusahaan-perusahaan yang bermunculan menawarkan produk atau

jasa sejenis sehingga menyebabkan terjadinya persaingan yang sangat ketat di

antara perusahaan-perusahaan dalam merebut pangsa pasar. Melihat kondisi

persaingan yang sangat kompetitif dari para produsen, sehingga menjadikan

konsumen memiliki banyak alternatif pilihan untuk membeli produk yang sesuai

dengan keinginan mereka dan seiring dengan kemajuan teknologi informasi

menjadikan konsumen lebih kritis dalam membeli produk untuk digunakan. Saat

ini masyarakat mulai berpikir selektif dan smart dalam memilih suatu produk,

sehingga mereka akan mendapatkan kegunaan atau manfaat yang mereka cari dari

sebuah produk. Semakin cerdasnya konsumen dan semakin bertambahnya pilihan

produk yang tersedia di pasar, menimbulkan persaingan yang semakin ketat pada

sisi produsen dalam usaha memperebutkan perhatian konsumen yang ada di pasar

untuk membeli produknya.

Sebagaimana Kualitas Produk juga mempengaruhi keputusan pembelian,

dimana kualitas produk (produk quality) adalah karakteristik produk atau jasa
2

yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan

yang dinyatakan atau diimplikasikan (Kotler dan Amstrong 2008).

Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan

fungsi-fungsinya yang meliptuti daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan,

operasi, dan perbaikan serta atribut lainnya. Bila suatu produk telah dapat

menjalankan fungsi-sungsinya dapat dikatakan sebagai produk yang memiliki

kualitas yang baik.Kualitas Produk juga mempengaruhi keputusan pembelian,

dimana kualitas produk (produk quality) adalah karakteristik produk atau jasa

yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan

yang dinyatakan atau diimplikasikan (Kotler dan Amstrong, 2008).

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk

memuaskan suatu keiginan atau kebutuhan pemakainya, termasuk barang fisik,

jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide.

Dengan demikian kualitas produk yang baik dapat membantu konsumen untuk

memuaskan pembeliannya, sehingga konsumen dapat tertarik terhadap produk

yang dihasilkan oleh perusahaan atau pengolah untuk melakukan pembelian

terhadap produk tersebut dengan produk yang ditawarkan (Kotler dan Amstrong,

2008).

Saat ini banyak produk minyak kayu putih yang beredar di pasaran dengan

berbagai merek, sehingga menjadi pertimbangan bagi konsumen untuk memilih

salah satu produk yang tepat. Tiap-tiap produk minyak kayu putih memiliki

keunggulan dan ciri-ciri masing-masing yang dapat membedakan dari produk

pesaing sejenis. Oleh karena itu, konsumen saat ini dituntut untuk dapat memilih
3

secara selektif dari berbagai alternatif pilihan produk-produk yang dihasilkan oleh

para produsen minyak kayu putih (Hasanah 2019).

Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen

mengenai berbagai macam produk dan jasa. Pengetahuan dapat didefenisikan

sebagai informasi yang disimpan didalam ingatan. Sedangkan pengetahuan

konsumen didefenisikan sebagai himpunan bagian dari informasi total yang

relevan dengan fungsi konsumen didalam pasar (Sumarwan, 2012;147).

Pengetahuan produk adalah kumpulan berbagai macam mengenai informasi

produk. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek, termologi produk,

atribut atau fitur produk, harga produk dan kepercayaan mengenai produk. Jenis

pengetahuan produk. Peter & Olsom menyatakan bahwa konsumen memiliki

tingkat pengetahuan produk yang berbeda-beda. pengetahuan produk bisa didapat

dari produk itu sendiri ataupun dari pengalaman pengguna produk, seperti

periklanan, interaksi dengan tenaga penjual, informasi dari teman atau media,

pengambilan keputusan yang sebelumnya atau penggunaan produk, dan ingatan

konsumen Hoyer dan Maclnnis (1997:49).

Keputusan pembelian merupakan suatu proses pengambilan keputusan

akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak dalam

melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-kegiatan

sebelumnya. Keputusan ialah proses pembelian yang nyata, apakah membeli atau

tidak. Konsumen dalam melakukan proses keputusan pembelian tidak hanya

berakhir pada transaksi pembelian akan tetapi di ikuti pula oleh perilaku pasca

pembelian. Proses pengambilan keputusan pembelian pada setiap orang pada


4

dasarnya sama, yang membedakan adalah dalam proses pengambilan keputusan

tersebut diwarnai oleh ciri kepribadian, usia, pendapatan dan gaya hidup.

Keputusan pembelian oleh konsumen sangat penting bagi pemasar karena

pemahaman keputusan pembelian yang baik akan membantu pemasar menyusun

berbagai strategi (Kotler dan Amstrong, 2008).

Indonesia ialah salah satu Negara pengimpor terbesar minyak kayu putih.

Minyak kayu putih impor umumnya berasal dari China dan Vietnam. Berdasarkan

data yang didapat dari Balitbanghut 2020 menunjukan bahwa kebutuhan domestik

minyak kayu putih adalah 1.500 ton/tahun namun saat ini Indonesia hanya mampu

memproduksi kurang dari 500 ton/tahun. Karena itu sisanya harus diimpor.

Sebagain kajian yang dilakukan menunjukan bahwa produksi minyak kayu putih

masih rendah dan jauh dibawah kebutuhan dalan negeri baik untuk kebutuhan

rumah tangga maupun industri farmasi dan kosmetik (Maulidah, 2010).

Berdasarkan Badan Pusat Statistik indonesia tahun 2018, dijelaskan bahwa Pulau

Buru menjadi penghasil tanaman kayu putih terbesar di kawasan Indonesia,

kemudian Seram dan Ambon. Melihat potensi tanaman kayu putih di indonesia

tersebut, maka pengolahan tanaman kayu putih memiliki prospek yang baik untuk

dikembangkan. Minyak kayu putih merupakan produk Hasil Hutan Bukan Kayu

(HHBK). HHBK merupakan salah satu hasil produksi hutan yang tidak diambil

kayunya melainkan dari bagian lain yang dijadikan sebagai produksi utamanya

(Astana, 2007).

Pulau Buru sebagai salah satu daerah penghasil minyak kayu putih dan

sangat dikenal di berbagai provinsi seperti provinsi Maluku, Provinsi Papua,


5

Provinsi Sulawesi selatan dan beberapa Provinsi lainnya. Namun dalam prosesnya

potensi bahan baku kayu putih di Kabupaten Buru saat ini belum dimanfaatkan

secara optimal. Minyak kayu putih yang seharusnya menjadi komoditas unggulan

di Pulau Buru namun belum menunjukkan perannya terhadap perekonomian

masyarakat. Jika pemanfaatan dan pengelolaan minyak kayu putih yang

dilaksanakan secara baik dan optimal maka akan sangat membantu perekonomian

masyarakat sehingga dapat meminimalisir angka kemiskinan. Hal ini juga

didukung oleh angka kemiskinan di Kabupaten Buru masih lebih tinggi yakni

23,62 persen sedangkan tingkat kemiskinan rata-rata nasional yakni 9,8 persen

(BPS, 2018). Disisi lain, dari aspek bisnis, minyak kayu putih merupakan salah

satu tanaman yang menguntungkan secara ekonomi, dimana nilai rasio R/C lebih

besar dari niilai pendapatan koperasi yang diperoleh dari usaha minyak kayu putih

mencapai Rp 20.130.805 (Uktolseya et all, 2014).

Minyak kayu putih atau Eucalyptus Oil mempunyai manfaat untuk

berbagai hal utama seperti dalam membantu memberikan rasa hangat di tubuh

serta mengurangi gejala batuk, pilek, hidung tersumbat, dan gatal-gatal pada kulit.

Produk minyak kayu putih atau Eucalyptus Oil juga dapat memberikan aroma

menenangkan pada ruangan. Untuk mendapatkan Minyak Kayu Putih yang

dijamin keaslianya ialah langsung ke tempat pembuatan minyak kayu putih itu

sendiri yang sering disebut dengan ketel, tetapi informasi manfaat dari minyak

kayu putih tersebut belum diketahui secara baik oleh masyarakat. Demikian pula

masyarkat belum semuanya dapat membedakan asli atau tidaknya minyak kayu

putih hal yang bisa dilakukan untuk menguji keasliannya antara lain dengan
6

mencium bau aroma minyak kayu putih, warna, dan tingkat kehangatan dari

minyak kayu putih itu sendiri.

Konsumen yang sering memakai atau mengkonsumsi produk minyak kayu

putih asli dari pulau Buru sering salah dalam memilih produk. Hal ini disebabkan

akibat konsumen kekurangan pengetahuan akan produk minyak kayu putih itu

sendiri, dimana produk yang dibeli dengan harga yang sama akan tetapi dengan

kualitas yang berbeda. Akibatnya para konsumen sering mendapatkan produk

yang tidak asli atau dengan kata lain palsu, dikarenakan para produsen yang telah

membeli dari tempat pengolah minyak kayu (Ketel) dicampur dengan bahan lain

untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Hal ini yang menyebabkan

penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas

Produk dan Pengetahuan Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Minyak

Kayu Putih Asli Pulau Buru (Studi Pada Agroindustri Minyak Kayu Putih Desa

Namsina Kecamatan Waplau Kabupaten Buru)”.

B. Permasalan Dan Pembatasan Masalah

1. Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka yang akan menjadi

permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah :

1) Apakah Kualitas Produk Dan Pengetahuan Konsumen berpengaruh

secara simultan Terhadap Keputusan Pembelian Minyak Kayu

Putih Asli Pulau Buru (Studi Pada Agroindustri Minyak Kayu

Putih Desa Namsina Kecamatan Waplau Kabupaten Buru)”.


7

2) Apakah Kualitas Produk Dan Pengetahuan Konsumen berpengaruh

secara parsial Terhadap Keputusan Pembelian Minyak Kayu Putih

Asli Pulau Buru (Studi Pada Agroindustri Minyak Kayu Putih

Desa Namsina Kecamatan Waplau Kabupaten Buru)”.

2. Pembatasan Masalah

Untuk tidak meluas dalam penelitian ini maka yang menjadi pembatasan

masalah dalam penelitian ini adalah dibatasi pada kualitas produk Minyak kayu

Putih, pengetahuan konsumen yang dimaksud adalah pengetahuan konsumen

tentang Minyak Kayu Putih dan Keputusan Pembelian dibatasi pada keputusan

pembelian Minyak Kayu Putih.

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa :

a. Kualitas Produk Dan Pengetahuan Konsumen berpengaruh secara

simultan Terhadap Keputusan Pembelian Minyak Kayu Putih Asli

Pulau Buru (Studi Pada Agroindustri Minyak Kayu Putih Desa

Namsina Kecamatan Waplau Kabupaten Buru)”.

b. Kualitas Produk Dan Pengetahuan Konsumen berpengaruh secara

parsial Terhadap Keputusan Pembelian Minyak Kayu Putih Asli

Pulau Buru (Studi Pada Agroindustri Minyak Kayu Putih Desa

Namsina Kecamatan Waplau Kabupaten Buru)”.


8

2. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah

a. Secara Teoritis

1. Untuk digunakan sebagai literatur atau referensi dan

menambah ilmu pengetahuan penulis serta pembaca mengenai

teori yang berkaitan dengan Pengaruh Kualitas Produk Dan

Pengetahuan Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian

Minyak Kayu Putih Asli Pulau Buru.

2. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan oleh penelitian

selanjutnya sebagai referensi untuk penelitian yang dilakukan

berkaitan dengan objek penelitian yaitu kualitas produk dan

pengetahuan konsumen.

b. Secara Praktis

Sebagai bahan informasi agar dapat memberikan informasi atau

bahan masukan yang berguna dalam hal ini yakni para pemasar di

dalam merumuskan startegi pemasaran yang tepat serta berupaya

menciptakan inovasi-inovasi baru yang dapat menarik konsumen.

D. Landasan Teori

1. Pengertian Kualitas Produk

Kualitas Produk merupakan kemampuan suatu produk melakukan fungsi-

fungsinya yang meliputi daya tahan,keandalan, ketepatan, kemudahan, operasi

dan perbaikan serta atribut lainnya apabila suatu produk telah dapat menjalankan
9

fungsi -fungsinya dapat dikatakan sebagai produk yang memiliki kualitas yang

baik. Kebanyakan produk disediakan pada satu diantara empat tingkat kualitas,

yaitu : kualitas rendah, kualitas rata rata sedang, kualitas baik dan kualitas sangat

baik. beberapa dari atribut diatas dapat diukur secara objektif. Namun demikian

dari sudut pemasaran kualitas harus diukur dari sisi persepsi pembeli tentang

kualitas produk tersebut.

Kualitas Produk merupakan kemampuan suatu produk melakukan fungsi-

fungsinya yang meliputi daya tahan,keandalan, ketepatan, kemudahan, operasi

dan perbaikan serta atribut lainnya apabila suatu produk telah dapat menjalankan

fungsi -fungsinya dapat dikatakan sebagai produk yang memiliki kualitas yang

baik. Kebanyakan produk disediakan pada satu diantara empat tingkat kualitas,

yaitu kualitas rendah, kualitas rata rata sedang, kualitas baik dan kualitas sangat

baik. beberapa dari atribut diatas dapat diukur secara objektif. Namun demikian

dari sudut pemasaran kualitas harus diukur dari sisi persepsi pembeli tentang

kualitas produk tersebut.

Kualitas produk merupakan hal penting yang harus diusahakan oleh setiap

perusahaan apabila menginginkan produk yang dihasilkan dapat bersaing dipasar.

Dewasa ini, dikarenakan kemampuan ekonomi dan tingkat pendidikan

masyarakat cenderung meningkat, sebagian masyarakat semakin kritis dalam

mengkonsumsi suatu produk.

Konsumen selalu ingin mendapatkan produk yang berkualitas sesuai

dengan harga yang di bayar, walaupun terdapat sebagian masyarakat yang

berpendapat bahwa,produk yang mahal adalah produk yang berkualitas. Konsep


10

produk menyatakan bahwa konsumen akan lebih menyukai produk produk yang

menawarkan fitur-fitur yang paling bermutu, berprestasi, atau inovatif.

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk

memuaskan keinginan atau kebutuhan. Kualitas adalah upaya pemenuhan

kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampainnya untuk

mengimbangi harapan pelanggan. Jika hal itu dapat dilaksanakan oleh perusahaan,

maka perusahaan tersebut akan dapat tetap memuaskan para konsumen dan dapat

menambah jumlah konsumen.

Perkembangan suatu perusahaan, persoalan kualitas produk akan ikut

menentukan pesat tidaknya perkembangan perusahaan tersebut. Apabila dalam

situasi pemasaran yang semakin ketat persaingannya, peranan kualitas produk

akan semakin besar dalam perkembangan perusahaan. Selain itu, konsumen akan

menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan pelengkap inovatif

yang terbaik.

Berdasarkan uraian diatas maka kualitas produk adalah bagaimana produk

itu memiliki niali yang dapat memuaskan konsumen baik secara fisik maupun

secara psikologis yang menunjuk pada atribut atau sifat-sifat yang terdapat dalam

suatu barang atau hasil. Permasalahan mengenai kualitas menjadi penting bagi

konsumen dan perusahaan. Terdapat beberapa konsep yang saling berhubungan

mengenai kualitas produk, yantu :

a. Kualitas objektif atau kualitas yang sebenarnya, yaitu besarnya barang

atau jasa menunjukan keunggulan dari produknya kepada konsumen.


11

b. Kualitas berdasarkan kepada produk, yaitu menyangkut sifat dan

jumlah dari bahan-bahan penampilan fisik produk termasuk juga

layanan.

c. Kualitas dari sudut pandang konsumen (kualitas yang diterima oleh

konsumen), yaitu persesi konsumen mengenai keseluruhan kualitas atau

keunggulan produk dihubungkan dengan maksud penggunaanya berikut

talternatif-altenatifnya.

Hal ini menunjukan kualitas produk yang diterima oleh konsuemen

merupakan konsep yang terpenting terutama apabila seluruh perhatian

perusahaanya ditunjukan bagi pemenuhan secara objektif hanya dari sudut padang

konsumen.

Ekspektasi konsumen terhadap suatu produk juga mempengaruhi kualitas

suatu produk. Berdasarkan levelnya, produk dapat dibagi menjadi lima tingkatan

yaitu :

a. Produk inti, yang menawarkan manfaat dan kegunaan utama yang

dibutuhkan pelanggan.

b. Produk pasar, mencerminkan fungsi dasar dari suatu produk.

c. Produk yang diharapkan merupakan sekumpulan atribut dan kondisi

yang diharapkan pada saat pelanggan membeli.

d. Produk yang di tingkatkan, memberikan jasa dan manfaat tambahan

sehingga membedakan penawaran purusahaan.

e. Produk potensial, yaitu segala tambahan dan transformasi pada produk

yang mungkin akan dilakukan pada masa yang akan datang.


12

2. Dimensi Kualitas Produk

Kualitas produk merupakan bagian penting yang menjadi persepsi

konsumen dalam mengambil sebuah keputusan. Apabila perusahaan ingin

mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus

mengerti aspek dimensi apa saja yang harus digunakan oleh konsumen untuk

membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing.

Dimensi kualitas produk tersebut antara lain:

a. Kinerja (Performance) merupakan karakteristik operasi dan produk

inti (core produk) yang dibeli. Misalnya kecepatan, kemudahan dan

kenyamanan dalam penggunaan produk yang dibeli oleh konsumen.

b. Fitur (Feature) merupakaan fitur produk atau karakteristik produk

yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau

menambah ketertarikan konsumen terhedap produk.

c. Kesesuaian Dengan Spesifikasi (Conformance to Spesification) yaitu

mengetahui sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah

produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak di

temukanya kecacatan pada sebuah produk .

d. Ketahanan (Dubarility) yaitu berapa lama atau umur produk yang

bersangkutan bertahan dapat digunakan. Semakin besar frekuensi

pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya

tahan produk.
13

e. Keandalaan (Realibility) merupakan kepercayaan konsumen terhadap

produk yang dikonsumsi atau digunakannya. Keandalan sebuah

produk juga merupakan ukuran kemungkinan suatu produk tidak akan

rusak atau gagal dalam suatu periodi tertentu .

f. Kemampuan Melayani (Serviceability) yaitu meliputi kecepatan,

kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, serta penanganan

keluhan memuaskan. Pelayanan yang diberikan tidak terbatas hanya

sebelum penjualan , tetapi juga selama proses penjualan hingga purna

jual,yang juga mencakup pelayanan reparasi atau perbaikan dan

ketersediyaan komponen yang dibutuhkan.

g. Estetika (Esthetica) yaitu keindahan produk terhadap panca indra dan

dapat didefinisikan sebagai atribut-atribut yang melekat pada sebuah

produk, seperti warna, model, desain, bentuk, rasa, aroma dan lain-

lain. Pada dasarnya estetika merupakan elemen yang melengkapi

fungsi dasar suatu produk sehingga kinerja sebuah produk akan

menjadi lebih baik dihadapan konsumen.

h. Kualitas yang di presepsikan (Perceived Quality) merupakan persepsi

konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu

ptoduk. Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut

atau ciri-ciri produk yang akan dibeli, maka pembeli mempersepsikan

kualitasnya dari aspek harga, merek, reputasi dan Negara asal.

Berdasarkan dimensi-dimensi diatas, bahwasannya dimensi kualitas

merupakan syarat agar suatu nilai dari produk memungkin untuk bisa memuaskan
14

pelanggan sesuai harapan. Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka

diperlukan suatu standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk menjaga agar

produk yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga

konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang

bersangkutan.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Produk

Suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan kadang mengalami

keragaman. Hal itu disebabkan mutu suatu produk itu dipengaruhi oleh beberapa

faktor, dimana faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Manusia (Human)

Manusia atau karyawan yang bertugas dalam suatu perusahaan atau

usaha akan sangat mempengaruhi secara langsung terhadap baik

buruknya mutu dari produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.

Maka aspek manusia perlu mendapat perhatian yang cukup. Perhatian

tersebut dengan mengadakan latihan-latihan , memberi motivasi,

memberikan jamsostek, kesejahteraan dan lain-lain.

b. Manajemen (Management)

Tanggung jawab atas mutu produk dalam perusahaan dibebankan

kepada beberapa kelompok yang biasa disebut dengan Function Grup.

Dalam hal ini pemimpin harus melakukan koordinasi yang baik antara

function grup dengan bagian-bagian lainnya dalam perusaan tersebut.


15

Dengan adanya koordinasi tersebut maka dapat tercapai suasana kerja

yang baik dan harmonis, serta menghindarkan adanya kekacauan dalam

pekerjaan. Keadaan ini memungkinkan mutu dari produk yang

dihasilkan.

c. Uang (Money)

Perusahaan harus menyediakan uang yang cukup untuk

mempertahankan atau meningkatkan mutu produksinya. Misalnya,

untuk perawatan dan perbaikan mesin atau peralatan

produksi ,perbaikan produk yang rusak dan lain-lain.

d. Bahan Baku (Material)

Merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan akan

mempengaruhi terhadap mutu produk yang dihasilkan suatu perusahaan

untuk itu pengendalian mutu bahan baku menjadi hal yang sangat

penting, perusahaan harus memperhatikan beberapa hal antara lain:

seleksi sumber dari bahan baku ,pemeriksaan penerimaan bahan baku,

serta penyimpanan. Hal-hal tersebut harus dilakukan dengan baik

sehingga kemungkinan bahan baku yang akan digunakan untuk proses

produksi berkualitas rendah dapat ditekan sekecil mungkin.

e. Mesin dan peralatan

Mesin serta peralatan yang digunakan dalam proses produksi akan

mempengaruhi terhadap mutu produk yang di hasilkan perusahaan.

Peralatan yang kurang lengkap serta mesin yang sudah kuno dan tidak

ekonomis akan menyebabkan rendahnya mutu dan produk yang di


16

hasilkan, serta tingkat efesiensi yang rendah. Akibat biaya produksi

menjadi tinggi, sedangkan produk yang dihasilkan kemungkinan tidak

akan laku di pasarkan. Hal ini mengakibatkan perusahaan tidak dapat

bersaing dengan perusahaan lain sejenisnya yang menggunakan mesin

dan peralatan yang otomatis.

4. Pengertian Pengetahuan Konsumen

Pengetahuan Konsumen adalah semua informasi yang dimiliki

konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya

yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan

dengan fungsinya sebagai konsumen.

Pengetahuan dapat didefenisikan sebagai informasi yang disimpan didalam

ingatan. Sedangkan pengetahuan konsumen didefenisikan sebagai himpunan

bagian dari informasi total yang relevan dengan fungsi konsumen didalam pasar

(Sumarwan,2012;147). Pengetahuan konsumen terdiri dari informasi yang

tersimpan di dalam ingatan pengetahuan konsumen. Para pemasar sangat tertarik

untuk mengerti dan memahami pengetahuan konsumen. Informasi yang dipegang

oleh konsumen tentang produk atau jasa akan sangat mempengaruhi pola

pembelian mereka.

Menurut Sangadji dan Sopiah (2013:43) mengemukakan bahwa

pengetahuan merupakan informasi yang disimpan dalam ingatan. Pengetahuan

konsumen akan mempengaruhi keputusan pembelian, apa yang dibeli, berapa

yang dibeli, dimana dan kapan membeli akan tergantung kepada pengetahuan
17

konsumen mengenai hal-hal tersebut. Pengetahuan konsumen terdiri dari tiga jenis

yaitu:

a. Pengetahuan Produk

Pengetahuan produk adalah kumpulan berbagai macam mengenai

informasi produk. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek,

termologi produk, atribut atau fitur produk, harga produk dan

kepercayaan mengenai produk. Menurut Peter & Olsom bahwa

konsumen memiliki tingkat pengetahuan produk yang berbeda-beda.

Menurut Hoyer dan Maclnnis (1997:49), pengetahuan produk bisa

didapat dari produk itu sendiri ataupun dari pengalaman pengguna

produk, seperti periklanan, interaksi dengan tenaga penjual, informasi

dari teman atau media, pengambilan keputusan yang sebelumnya atau

penggunaan produk, dan ingatan konsumen. Peter & Olsom (2003:122)

juga membagi beberapa jenis pengetahuan produk antara lain:

1. Pengetahuan tentang karakteristik produk. Atribut suatu produk

dibagi menjadi atribut fisik atau atribut abstrak. Mengggunakan

ciri-ciri fisik suatu produk. Sedangkan, atribut abstrak

menggambarkan karakteristik subjektif dari suatu produk

berdasarkan persepsi konsumen.

2. Pengetahuan tentang kepuasan manfaat produk. Konsumen akan

merasakan dua jenis manfaat setelah mengkonsumsi suatu produk


18

yaitu manfaat fungsional (manfaat yang dirasakan konsumen secara

psikologis) dan manfaat psikososial (yang menyangkut aspek

psikologis seperti perasaan, emosi, dan suasana hati).

3. Pengetahuan tentang kepuasan yang diberikan kepada konsumen.

Pengetahuan produk meliputi berbagai informasi yang diproses

oleh konsumen untuk memperoleh suatu produk. Pengetahuan

produk terdiri atas pengetahuan tentang dimana membeli produk

dan kapan membeli produk. Ketika konsumen memutuskan akan

membeli suatu produk, maka ia akan menentukan dimana ia

membeli produk tersebut dan kapan membelinya. Keputusan

konsumen mengenai tempat pembelian produk dan akan sangat

ditentukan oleh pengetahuannya. Implikasi penting bagi strategi

pemasaran adalah memberikan informasi kepada konsumen dimana

konsumen bisa membeli produk, (Sumarwan,2014:84).

b. Pencarian Informasi

Seseorang yang tergerak oleh stimulus akan berusaha mencari lebih

banyak informasi yang terlibat dalam pencarian akan kebutuhan.

Pencarian informasi merupakan aktivitas termotivasi dari pengenalan

kebutuhan pencarian informasi evaluasi alternatif keputusan pembelian

perilaku pasca pembelian pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan

dan perolehan informasi dari lingkungan. Sumber informasi konsumen

terdiri dari empat kelompok, yaitu:

1. Sumber pribadi meliputi keluarga, teman, tetangga, kenalan.


19

2. Sumber komersial meliputi iklan, tenaga penjual, pedagang

perantara, pengemasan.

3. Sumber umum meliputi media massa,organisasi rating konsumen.

4. Sumber pengalaman meliputi penanganan, pemeriksaan,

penggunaan produk. Jumlah relatif dan pengaruh sumber-sumber

informasi ini berbeda tergantung pada jenis produk dan

karakteristik pembeli. Secara umum, konsumen mendapatkan

sebagian besar informasi tentang suatu produk dari sumber

komersial, yaitu sumber yang di dominasi pemasar. Namun

informasi yang paling efektif berasal dari sumber pribadi. Tiap

informasi menjalankan fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi

keputusan pembelian. Informasi komersial biasanya menjalankan

fungsi legitimasi atau evaluasi.

c. Pengetahuan Pembelian

Pengetahuan pembelian mencapai bermacam potongan informasi yang

dimiliki konsumen yang berhubungan erat dengan pemerolehan produk

(Sumarwan,2011, 155-157). Menurut Enggel dkk (2010:122-123),

pengetahuan pembelian mencangkupi bermacam potongan informasi

yang dimiliki konsumen yang berhubungan erat dengan pemerolehan

produk. Dimensi dasar dari pengetahuan pembelian melibatkan

informasi berkenaan dengan keputusan tentang dimana produk tersebut

harus dibeli dan kapan pembelian harus terjadi.


20

d. Pengetahuan Pemakaian

Suatu produk akan memberikan manfaat kepada komitmen jika produk

tersebut telah digunakan atau dikonsumsi. Agar suatu produk tersebut

memberikan manfaat yang maksimal dan kepuasan yang tinggi, maka

konsumen harus bisa menggunakan atau mengkonsumsi produk

tersebut dengan benar (Sumarwan 2012:158). Menurut Engel dkk

(2010:124-125), kecakupan pengetahuan pemakaian konsumen penting

karena beberapa alasan, konsumen tentu saja lebih kecil

kemungkinannya membeli suatu produk bila mereka tidak memiliki

informasi yang cukup mengenai bagaimana cara menggunakan produk

tersebut. Upaya pemasaran yang dirancang untuk membidik konsumen

tentang bagaimana menggunakan produk pun dibutuhkan.

Brack & Lin (2007:122) dalam mengukur pengetahuan produk dengan

tiga cara, yaitu:

1. Subjective knowledge, merupakan tingkat pengertian konsumen

terhadap suatu produk sering disebut menilai pengetahuan sendiri.

2. Objective knowledge, yaitu tingkat dan jenis pengetahuan produk

yang benar-benar tersimpan dalam memori konsumen, disebut juga

pengetahuan aktual (actual knowledge).

3. Experience-based knowledge, merupakan pengalaman sebelumnya

dari pembelian atau penggunaaan produk.

5. Pengertian Keputusan Pembelian


21

Kehidupan manusia tidak lepas dari melakukan jual beli, sebelum

melakukan pembelian seseorang biasanya akan melakukan keputusan pembelian

terlebih dahulu terhadap suatu produk. Keputusan pembelian merupakan kegiatan

individu yang secara langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk

melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual.

Keputusan pembelian merupakan suatu proses pengambilan keputusan

akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak dalam

melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-kegiatan

sebelumnya. Keputusan pembelian adalah sebuah pendekatan penyelesaian

masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau jasa dalam

memenuhi keinginan dan kebutuhannya yang terdiri dari pengenalan kebutuhan

dan keinginan, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian,

kepeutusan pembelian, dan tingkah laku setelah pembelian. Definisi lain

mengatakan bahwa keputusan pembelian meupakan suatu kegiatan individu yang

secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang

ditawarkan.

Berdasarkan pengertian keputusan pembelian diatas dapat disimpulkan

bahwa keputusan pembelian merupakan proses yang dilakukan seseorang dalam

mementukan suatu pilihan produk untuk mencapai keputusan sesuai kebutuhan

dan keinginan konsumen yang meliputi pengenalan masalah, pencarian informasi,

evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilku setelah

pembelian.
22

Membeli suatu produk, seorang konsumen biasanya melalui 5 (lima) tahap

proses keputusan pembelian. Proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh

seorang konsumen dapat terjadi apabila konsumen sudah mendapatkan pelayanan

dari pembelian produk dan setelah itu konsumen merasakan adanya kepuasan dan

ketidakpuasan, maka dari itu konsep-konsep keputusan pembelian tidak lepas dari

konsep kepuasan pelanggan.

Secara umum manusia bertindak rasional dan mempertimbangkan segala

jenis infori yang tersedia dan mempertimbangkan segala sesuatu yang mungkin

bisa muncul dari tindakannya sebelum melakukan sebuah perilaku tertentu.

Proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen dan dapat di

jelaskan sebagai berikut:

a. Pengenalan Kebutuhan

Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau

kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya

dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan tersebut dapat

dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Pemasar perlu

mengindentifikaasikan keadaan yang memicu kebutuhan tertentu.

Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, pemasar

dapat mengindentifikasikan rangsangan yang paling sering

membangkitkan minat terhadap suatu jenis produk. Pemasar kemudian

dapat mengembangkan strategi pemasaran yang memacu minat

konsumen.
23

b. Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif merupakan proses dimana suatu alternatif pilihan

disesuaikan dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Konsep

dasar dalam proses evaluasi konsumen terdiri atas empat macam yaitu:

1. Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan.

2. Konsumen mencari manfaat.

3. Konsumen memandang setiap produk sebagai kumpulan atribut

dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan

manfaat yang dicari dalam memuaskan kebutuhan.

4. Konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda dalam memandang

atribut-atribut yang dianggap relevan yang penting. Konsumen

akan meberikan perhatian besar pada atribut yang memberikan

manfaat yang dicarinya.

c. Kuputusan Pembelian

Keputusan untuk membeli disini merupakan proses dalam pembelian

yang nyata. Setelah tahap-tahap dimuka dilakukan, maka konsumen

harus mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Konsumen

mungkin juga akan membentuk suatu maksud membeli dan cenderung

membeli merek yang disukainnya. Namun, ada faktor-faktor lain yang

ikut menentukan kepusan pembelian, yaitu sikap orang lain dan faktor-

faktor situasionar yang tidak terduga. Bila konsumen menentukan

keputusan untuk membeli, konsumen akan menjumpai keputusan yang


24

harus diambil menyangkut jenis produk, merek, penjual, kuantitas,

waktu pelayanan, dan cara pembayarannya.

d. Perilaku Pasca Pembelian

Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut

hingga periode pasca pembelian. Setelah pembelian produk terjadi,

konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.

Kepuasan atau ketidakpuasan pembeli tehadap produk akan

mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Konsumen yang merasa puas

akan memperlihatkan peluang pembeli yang lebih tinggi dalam

kesempatan berikutnya. Konsumen yang merasa puas akan cenderung

mengatakan sesuatu yang serba baik tentang produk yang bersangkutan

kepada orang lain. Apabila konsumen dalam melakukan pembelian

tidak merasa puas dengan produk yang telah dibelinya, ada dua

kemungkinan yang akan dilakukan oleh konsumen. Pertama, dengan

meninggalkan atau konsumen tidak mau melakukan pembelian ulang.

Kedua, ia akan mencari informasi tambahan mengenai produk yang

telah dibelinya untuk menguatkan pendiriaanya mengapa ia memilih

produk itu sehingga ketidakpuasan tersebut dapat dikurangi.

6. Formula AIDA (Attention, Interest, Desire, Action)

AIDA adalah salah satu teori dasar yang dipakai dalam dunia marketing

(pemasaran) sebagai tahapan yang harus diingat dalam proses penjualan sebuah

produk atau jasa.


25

Definisi lain menjelaskan bahwa teori AIDA (Attention, Interest, Desire,

Action) merupakan suatu pesan yang harus mendapatkan perhatian, menjadi

ketertarikan, menjadi minat, dan mengambil tindakan. Teori ini menyampaikan

akan kualitas dari sebuah produk kepada konsumen dari pesan yang baik sehingga

akan menimbulkan sebuah keputusan pembelian.

Model AIDA (Attention, Intert, Desire, Action) juga dikenal sebagaimana

seorang pemasar sebagai merancang pesan yang disampaikan dengan kata yang

tepat sehingga terjadinya pengambilan keputusan akan pembilian produk. Tetapi

tidak semua pemasar dapat menyampaikan pesannya dengan baik sehingga

terjadinya keraguan pembeli dalam memilih kebutuhan dan keinginannya.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diimplikasikan bahwa AIDA

(Attention, Interest, Desire, And Action) merupakan alat penyampaian suatu pesan

yang ideal kepada konsumen dimana melalui suatu tahapan yang terdiri dari

perhatian (Attention/Awareness), Ketertarikan (Interest), Minat (Desire), dan

mengambil tindakan (Action).

Model AIDA (Attention, Interest, Desire and Action) jika digunakan

dalam pemasaran akan memperjelas konsep perubahan, sikap, dan perilaku dalam

kaitannya dengan sebuah kerangka tindakan. Konsep AIDA (Attention , Interest,

Desire, And Action) sendiri merupakan tahapan yang dilakukan secara berurutan

sebagai berikut:

a. Perhatian (Attention/Awareness)

Menarik perhatian konsumen yang dituju adalah upaya awal sebelum

pembeli membeli produk. Ditahap ini pemasar menarik perhatian


26

konsumen terhadap produk yang ditawarkannya. Pesan yang menarik

perhatian merupakan suatu langkah awal bagi perusahaan dimana pesan

tersebut akan dikenal, diketahui, dan diingat oleh konsumen. Proses

tersebut bisa dikatakan sebagai proses awarennes atau kesadaran akan

adanya produk yang disampaikan ke konsumen.

b. Ketertarikan (Interest)

Tertarik berarti pesan yang disampaikan oleh pemasar akan sebuah

produknya menimbulkan perasaan ingin diketahui oleh konsumen.

Ditahap ini konsumen akan mencari kecocokan apakah keuntungan

yang ditawarkan oleh penjual sesuai dengan apa yang dicarinya.

Dengan kata lain, “keuntungan” yang didapat oleh konsumen harus

lebih dari “pengorbanan” yang dilakukannya.

c. Keinginan (Desire)

Konsumen yang dibuat lebih dari sekedar merasa tertarik dan terpikat

harus didorong untuk menginginkan produk atau jasa yang ditawarkan.

Ditahap ini konsumen harus bisa mempunyai keinginan dan merasa

kebutuhan dan produk/jasa yang ditawarkan memiliki manfaat yang

besar bagi konsumen.

d. Tindakan (Action)

Tindakan terjadi dengan adanya keinginan kuat konsumen sehingga

terjadi pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian sebuah

produk yang ditawarkan. Tahap ini merupakan tahap terakhir yang


27

dilakukan oleh pemasar untuk mempengaruhi konsumen agar dapat

melakukan keputusan pembelian sebuah produk.

7. Hubungan Kualitas Produk (X1) Terhadap Keputusan Pembelian

Kualitas produk erat kaitannya dengan keputusan pembelian, dimana

kualitas produk menjadi salah satu aspek pertimbangan konsumen dalam

memutuskan pembelian. Pengolah harus dapat memberikan kualitas yang sesuai

dengan keinginan dan kebutuhan konsumen dengan memperhatikan standar-

standar kualitas pasar yang ada. Hal ini dimaksudkan agar kualitas yang diberikan

perusahaan atau pengolah tersebut tidak kalah saing dibandingkan pengolah

kompetitornya atau pengolah yang lain.

Pada hakikatnya, seseorang konsumen membeli suatu produk bukan

hanya sekedar ingin memiliki produk tersebut. Tetapi para konsumen membeli

suatu produk, karena produk tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk

memuaskan kebutuhan dan keinginan. Dengan kata lain seseorang konsumen

membeli produk bukan karena fisik produk itu semata-mata, tetapi karena manfaat

yang ditimbulkan dari produk yang dibelinya tersebut.

Seorang calon pembeli tentunya akan memilih produk yang berkualitas

untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Pengolah dituntut untuk selalu

meningkatkan kualitas, kreatif, dan dinamis sehingga akan mempengaruhi

keputusan pembelian konsumen. Pengolah yang memiliki produk yang selalu

memiliki inovasi akan membuat konsumen tidak jenuh dan memiliki alternatif

dalam melakukan keputusan pembelian dan menggunakan suatu produk. Oleh


28

sebab itu kualitas produk secara signifikan berpengaruh terhadap keputusan

pembelian.

8. Hubungan Pengetahuan Konsumen (X2) Terhadap Keputusan

Pembelian

Pengetahuan konsumen sangat berkaitan dengan keputusan pembelian,

dimana pengetahuan konsumen menjadi aspek penting dalam pengambilan

keputusan para konsumen untuk memilih suatu produk yang akan dibeli,

dikarenakan setiap konsumen ingin memiliki produk yang berkualitas. Maka

pengetahuan konsumen menjadi dasar untuk para konsumen agar produk yang

akan dibeli oleh konsumen sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen

yakni produk tersebut memiliki kualitas yang baik. Pengetahuan konsumen akan

mempengaruhi keputusan pembelian, apa yang dibeli, berapa yang dibeli, dimana

dan kapan membeli akan tergantung kepada pengetahuan konsumen mengenai

hal-hal tersebut.

Kurangnya pengetahuan konsumen seringkali membuat para konsumen

salah dalam memilih atau membeli suatu produk yang diinginkan, dikarenakan

kurangnya informasi dan cara membedakan mana produk yang asli dan mana

produk yang palsu atau sudah dicampur dengan bahan yang lain, apalagi produk

yang disediakan memiliki harga yang sama akan tetapi kualitas yang berbeda.

Maka pengetahuan konsumen sangat berperan penting untuk keputusan pembelian

yang mana didalam pengetahuan konsumen terdapat pengetahuan produk,

pengetahuan pembelian, dan pengetahuan pemakaian. Oleh sebab itu pengetahuan

konsumen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.


29

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam

bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konseptual

yang telah diuraikan maka hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1) Kualitas Produk Dan Pengetahuan Konsumen berpengaruh secara

simultan Terhadap Keputusan Pembelian Minyak Kayu Putih Asli

Buru (Studi Pada Agroindustri Minyak Kayu Putih Desa Namsina

Kecamatan Waplau Kabupaten Buru).

2) Kualitas Produk Dan Pengetahuan Konsumen berpengaruh secara

parsial Terhadap Keputusan Pembelian Minyak Kayu Putih Asli Buru

(Studi Pada Agroindustri Minyak Kayu Putih Desa Namsina

Kecamatan Waplau Kabupaten Buru).

F. Definisi Operasional

1. Kualitas Produk minyak kayu putih adalah bentuk penilaian atas produk

yang akan dibeli, apakah sudah memenuhi apa yang diharapkan oleh

konsumen dalam melakukan fungsi-fungsinya yang meliputi fitur, daya

tahan, keandalan, dan perbaikan serta atribut lainnya. Indikator yang

dipakai untuk mengukur variabel ini adalah :

a. Fitur
30

a. Daya Tahan

b. Keandalan

c. Estetika

d. Kualitas Yang Dipersepsikan

2. Pengetahuan Konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen

mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya

yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang

berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. Indikator yang dipakai

untuk mengukur variabel ini adalah :

a. Manfaat Produk

b. Informasi Tentang Produk

c. Pengetahuan Produk

d. Pengetahuan Pembelian

e. Pengetahuan Pemakaian

3. Keputusan pembelian adalah kegiatan individu, kelompok atau organisasi

yang secara langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk

melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual atau

perusahaan. Indikator yang dipakai untuk mengukur variabel ini adalah :

a. Attention (Perhatian)

b. Interest (Keterbatasan)

c. Desire (Keinginan)

d. Action (Tindakan)
31

G. Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Desa Namsina Kecamatan Waplau Kabupaten Buru tempat

pengolahan minyak kayu putih (Ketel).

2. Populasi

Populasi penelitian ini adalah konsumen yang membeli produk

minyak kayu putih di desa namsina.

3. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi yang

diambil untuk mewakili populasi dengan demikian jumlah sampel

penelitian adalah sebanyak 35 orang.

4. Teknik pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunkan dalam penelitian ini adalah :

a. Observasi

Yaitu dengan cara penulis mengamati secara langsung terhadap

objek penelitian (lokasi penelitian)

b. Quesioner

Yaitu seperangkat pertanyaan yang diajukan kepada responden

pada konsumen yang sering membeli dan mengkonsumsi minyak

kayu putih asli Buru, untuk menjawab dengan cara mengisi

beberapa pertanyaan yang telah disediakan, adapun jenis

pertanyaan yang telah disediakan alternatif jawaban dan


32

responden cukup memilih salah satu alternatif jawaban yang di

anggap sesuai.

c. Wawancara

Yaitu dilakukan dengan cara menulis menyampaikan pertanyaan

kepada responden yang sesuai atau berhubungan dengan

permasalahan yang diangkat.

d. Studi Kepustakaan

Yaitu meneliti, mengkaji literatur, dan sumber-sumber lain untuk

mendukung teori yang berkaitan dengan permasalahan yang

diajukan.

5. Teknik Analisa Data

a. Data yang dihasilkan dalam penelitian dikumpulkan dan

kemudian dianalisa dengan menggunkan regresi linear berganda

dengan menggunakan aplikasi spps versi 15.

b. Uji Validitas

Uji Validitas adalah Uji ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur

dalam mengukur apa yang sedang ingin diukur. Uji validitas

adalah uji yang bertujuan untuk menilai apakah seperangkat alat

ukur sudah tepat mengukur apa yang seharusnya diukur.

Pengujian Validitas menggunakan rumus Korelasi Product

Moment, Rumus korelasi Product Moment  ada 2 :

 Korelasi Product moment  dengan Simpangan,


33

 Korelasi Product moment  dengan angka kasar,

c. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas (reliability) adalah pengujian yang menunjukkan

apakah suatu instrumen yang digunakan untuk memperoleh

informasi dapat dipercaya untuk mengungkap informasi di

lapangan sebagai alat pengumpulan data. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pernyataan konsisten dari waktu ke waktu. Pengujian reliabilitas

menggunakan rumus Alpha Cronbach's.

d. Regresi Linear Berganda

Regresi linier berganda adalah teknik statistik yang

menggunakan beberapa variabel penjelas untuk memprediksi

hasil dari variabel respon. Tujuan dari regresi linier berganda ini

untuk memodelkan hubungan linier antara variabel penjelas

(independen) dan variabel respon (dependen).

Rumus untuk menghitung regresi linier berganda yaitu:

Y= a+b1X1+b2X2+b3X3+…+bnXn
34

Keterangan:

Y                     : Variabel Dependen atau Terikat


X (1,2,3...)     : Variabel Independen atau Bebas
a : Nilai konstanta
b (1,2,3...)      : Nilai koefisien regresi

H. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Permasalahan Dan Pembatasan Masalah

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitan

D. Landasan Teori

E. Hipotesis

F. Definisi Operasional

G. Metode Penelitian

H. Sistematik Penulisan

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB III ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Pedoman Analisis Data

B. Analisis Data

BAB IV PENUTUP
35

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai