Bab I
Bab I
BAB I
PENDAHULUAN
praktis menjadi fenomena tersendiri bagi dunia bisnis. Hal tersebut memunculkan
banyak bisnis produk siap pakai dalam kemasan yang praktis dan mudah di
dadapatkan menjadi marak dalam dunia bisnis. Dalam persaingan globalisasi saat
konsumen memiliki banyak alternatif pilihan untuk membeli produk yang sesuai
menjadikan konsumen lebih kritis dalam membeli produk untuk digunakan. Saat
ini masyarakat mulai berpikir selektif dan smart dalam memilih suatu produk,
sehingga mereka akan mendapatkan kegunaan atau manfaat yang mereka cari dari
produk yang tersedia di pasar, menimbulkan persaingan yang semakin ketat pada
sisi produsen dalam usaha memperebutkan perhatian konsumen yang ada di pasar
dimana kualitas produk (produk quality) adalah karakteristik produk atau jasa
2
operasi, dan perbaikan serta atribut lainnya. Bila suatu produk telah dapat
dimana kualitas produk (produk quality) adalah karakteristik produk atau jasa
jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide.
Dengan demikian kualitas produk yang baik dapat membantu konsumen untuk
terhadap produk tersebut dengan produk yang ditawarkan (Kotler dan Amstrong,
2008).
Saat ini banyak produk minyak kayu putih yang beredar di pasaran dengan
salah satu produk yang tepat. Tiap-tiap produk minyak kayu putih memiliki
pesaing sejenis. Oleh karena itu, konsumen saat ini dituntut untuk dapat memilih
3
secara selektif dari berbagai alternatif pilihan produk-produk yang dihasilkan oleh
atribut atau fitur produk, harga produk dan kepercayaan mengenai produk. Jenis
dari produk itu sendiri ataupun dari pengalaman pengguna produk, seperti
periklanan, interaksi dengan tenaga penjual, informasi dari teman atau media,
akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak dalam
sebelumnya. Keputusan ialah proses pembelian yang nyata, apakah membeli atau
berakhir pada transaksi pembelian akan tetapi di ikuti pula oleh perilaku pasca
tersebut diwarnai oleh ciri kepribadian, usia, pendapatan dan gaya hidup.
Indonesia ialah salah satu Negara pengimpor terbesar minyak kayu putih.
Minyak kayu putih impor umumnya berasal dari China dan Vietnam. Berdasarkan
data yang didapat dari Balitbanghut 2020 menunjukan bahwa kebutuhan domestik
minyak kayu putih adalah 1.500 ton/tahun namun saat ini Indonesia hanya mampu
memproduksi kurang dari 500 ton/tahun. Karena itu sisanya harus diimpor.
Sebagain kajian yang dilakukan menunjukan bahwa produksi minyak kayu putih
masih rendah dan jauh dibawah kebutuhan dalan negeri baik untuk kebutuhan
Berdasarkan Badan Pusat Statistik indonesia tahun 2018, dijelaskan bahwa Pulau
kemudian Seram dan Ambon. Melihat potensi tanaman kayu putih di indonesia
tersebut, maka pengolahan tanaman kayu putih memiliki prospek yang baik untuk
dikembangkan. Minyak kayu putih merupakan produk Hasil Hutan Bukan Kayu
(HHBK). HHBK merupakan salah satu hasil produksi hutan yang tidak diambil
kayunya melainkan dari bagian lain yang dijadikan sebagai produksi utamanya
(Astana, 2007).
Pulau Buru sebagai salah satu daerah penghasil minyak kayu putih dan
Provinsi Sulawesi selatan dan beberapa Provinsi lainnya. Namun dalam prosesnya
potensi bahan baku kayu putih di Kabupaten Buru saat ini belum dimanfaatkan
secara optimal. Minyak kayu putih yang seharusnya menjadi komoditas unggulan
dilaksanakan secara baik dan optimal maka akan sangat membantu perekonomian
didukung oleh angka kemiskinan di Kabupaten Buru masih lebih tinggi yakni
23,62 persen sedangkan tingkat kemiskinan rata-rata nasional yakni 9,8 persen
(BPS, 2018). Disisi lain, dari aspek bisnis, minyak kayu putih merupakan salah
satu tanaman yang menguntungkan secara ekonomi, dimana nilai rasio R/C lebih
besar dari niilai pendapatan koperasi yang diperoleh dari usaha minyak kayu putih
berbagai hal utama seperti dalam membantu memberikan rasa hangat di tubuh
serta mengurangi gejala batuk, pilek, hidung tersumbat, dan gatal-gatal pada kulit.
Produk minyak kayu putih atau Eucalyptus Oil juga dapat memberikan aroma
dijamin keaslianya ialah langsung ke tempat pembuatan minyak kayu putih itu
sendiri yang sering disebut dengan ketel, tetapi informasi manfaat dari minyak
kayu putih tersebut belum diketahui secara baik oleh masyarakat. Demikian pula
masyarkat belum semuanya dapat membedakan asli atau tidaknya minyak kayu
putih hal yang bisa dilakukan untuk menguji keasliannya antara lain dengan
6
mencium bau aroma minyak kayu putih, warna, dan tingkat kehangatan dari
putih asli dari pulau Buru sering salah dalam memilih produk. Hal ini disebabkan
akibat konsumen kekurangan pengetahuan akan produk minyak kayu putih itu
sendiri, dimana produk yang dibeli dengan harga yang sama akan tetapi dengan
yang tidak asli atau dengan kata lain palsu, dikarenakan para produsen yang telah
membeli dari tempat pengolah minyak kayu (Ketel) dicampur dengan bahan lain
untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Hal ini yang menyebabkan
Kayu Putih Asli Pulau Buru (Studi Pada Agroindustri Minyak Kayu Putih Desa
1. Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka yang akan menjadi
2. Pembatasan Masalah
Untuk tidak meluas dalam penelitian ini maka yang menjadi pembatasan
masalah dalam penelitian ini adalah dibatasi pada kualitas produk Minyak kayu
tentang Minyak Kayu Putih dan Keputusan Pembelian dibatasi pada keputusan
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
a. Secara Teoritis
pengetahuan konsumen.
b. Secara Praktis
bahan masukan yang berguna dalam hal ini yakni para pemasar di
D. Landasan Teori
dan perbaikan serta atribut lainnya apabila suatu produk telah dapat menjalankan
9
fungsi -fungsinya dapat dikatakan sebagai produk yang memiliki kualitas yang
baik. Kebanyakan produk disediakan pada satu diantara empat tingkat kualitas,
yaitu : kualitas rendah, kualitas rata rata sedang, kualitas baik dan kualitas sangat
baik. beberapa dari atribut diatas dapat diukur secara objektif. Namun demikian
dari sudut pemasaran kualitas harus diukur dari sisi persepsi pembeli tentang
dan perbaikan serta atribut lainnya apabila suatu produk telah dapat menjalankan
fungsi -fungsinya dapat dikatakan sebagai produk yang memiliki kualitas yang
baik. Kebanyakan produk disediakan pada satu diantara empat tingkat kualitas,
yaitu kualitas rendah, kualitas rata rata sedang, kualitas baik dan kualitas sangat
baik. beberapa dari atribut diatas dapat diukur secara objektif. Namun demikian
dari sudut pemasaran kualitas harus diukur dari sisi persepsi pembeli tentang
Kualitas produk merupakan hal penting yang harus diusahakan oleh setiap
produk menyatakan bahwa konsumen akan lebih menyukai produk produk yang
mengimbangi harapan pelanggan. Jika hal itu dapat dilaksanakan oleh perusahaan,
maka perusahaan tersebut akan dapat tetap memuaskan para konsumen dan dapat
akan semakin besar dalam perkembangan perusahaan. Selain itu, konsumen akan
yang terbaik.
itu memiliki niali yang dapat memuaskan konsumen baik secara fisik maupun
secara psikologis yang menunjuk pada atribut atau sifat-sifat yang terdapat dalam
suatu barang atau hasil. Permasalahan mengenai kualitas menjadi penting bagi
layanan.
talternatif-altenatifnya.
perusahaanya ditunjukan bagi pemenuhan secara objektif hanya dari sudut padang
konsumen.
suatu produk. Berdasarkan levelnya, produk dapat dibagi menjadi lima tingkatan
yaitu :
dibutuhkan pelanggan.
mengerti aspek dimensi apa saja yang harus digunakan oleh konsumen untuk
tahan produk.
13
produk, seperti warna, model, desain, bentuk, rasa, aroma dan lain-
merupakan syarat agar suatu nilai dari produk memungkin untuk bisa memuaskan
14
pelanggan sesuai harapan. Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka
diperlukan suatu standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk menjaga agar
bersangkutan.
keragaman. Hal itu disebabkan mutu suatu produk itu dipengaruhi oleh beberapa
a. Manusia (Human)
b. Manajemen (Management)
Dalam hal ini pemimpin harus melakukan koordinasi yang baik antara
dihasilkan.
c. Uang (Money)
untuk itu pengendalian mutu bahan baku menjadi hal yang sangat
Peralatan yang kurang lengkap serta mesin yang sudah kuno dan tidak
bagian dari informasi total yang relevan dengan fungsi konsumen didalam pasar
oleh konsumen tentang produk atau jasa akan sangat mempengaruhi pola
pembelian mereka.
yang dibeli, dimana dan kapan membeli akan tergantung kepada pengetahuan
17
konsumen mengenai hal-hal tersebut. Pengetahuan konsumen terdiri dari tiga jenis
yaitu:
a. Pengetahuan Produk
b. Pencarian Informasi
perantara, pengemasan.
c. Pengetahuan Pembelian
d. Pengetahuan Pemakaian
akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak dalam
masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau jasa dalam
ditawarkan.
pembelian.
22
dari pembelian produk dan setelah itu konsumen merasakan adanya kepuasan dan
ketidakpuasan, maka dari itu konsep-konsep keputusan pembelian tidak lepas dari
jenis infori yang tersedia dan mempertimbangkan segala sesuatu yang mungkin
a. Pengenalan Kebutuhan
konsumen.
23
b. Evaluasi Alternatif
dasar dalam proses evaluasi konsumen terdiri atas empat macam yaitu:
c. Kuputusan Pembelian
ikut menentukan kepusan pembelian, yaitu sikap orang lain dan faktor-
tidak merasa puas dengan produk yang telah dibelinya, ada dua
AIDA adalah salah satu teori dasar yang dipakai dalam dunia marketing
(pemasaran) sebagai tahapan yang harus diingat dalam proses penjualan sebuah
akan kualitas dari sebuah produk kepada konsumen dari pesan yang baik sehingga
seorang pemasar sebagai merancang pesan yang disampaikan dengan kata yang
(Attention, Interest, Desire, And Action) merupakan alat penyampaian suatu pesan
yang ideal kepada konsumen dimana melalui suatu tahapan yang terdiri dari
dalam pemasaran akan memperjelas konsep perubahan, sikap, dan perilaku dalam
Desire, And Action) sendiri merupakan tahapan yang dilakukan secara berurutan
sebagai berikut:
a. Perhatian (Attention/Awareness)
b. Ketertarikan (Interest)
c. Keinginan (Desire)
Konsumen yang dibuat lebih dari sekedar merasa tertarik dan terpikat
d. Tindakan (Action)
standar kualitas pasar yang ada. Hal ini dimaksudkan agar kualitas yang diberikan
hanya sekedar ingin memiliki produk tersebut. Tetapi para konsumen membeli
suatu produk, karena produk tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk
membeli produk bukan karena fisik produk itu semata-mata, tetapi karena manfaat
memiliki inovasi akan membuat konsumen tidak jenuh dan memiliki alternatif
pembelian.
Pembelian
keputusan para konsumen untuk memilih suatu produk yang akan dibeli,
pengetahuan konsumen menjadi dasar untuk para konsumen agar produk yang
akan dibeli oleh konsumen sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen
yakni produk tersebut memiliki kualitas yang baik. Pengetahuan konsumen akan
mempengaruhi keputusan pembelian, apa yang dibeli, berapa yang dibeli, dimana
hal-hal tersebut.
salah dalam memilih atau membeli suatu produk yang diinginkan, dikarenakan
kurangnya informasi dan cara membedakan mana produk yang asli dan mana
produk yang palsu atau sudah dicampur dengan bahan yang lain, apalagi produk
yang disediakan memiliki harga yang sama akan tetapi kualitas yang berbeda.
E. Hipotesis
yang telah diuraikan maka hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
F. Definisi Operasional
1. Kualitas Produk minyak kayu putih adalah bentuk penilaian atas produk
yang akan dibeli, apakah sudah memenuhi apa yang diharapkan oleh
a. Fitur
30
a. Daya Tahan
b. Keandalan
c. Estetika
a. Manfaat Produk
c. Pengetahuan Produk
d. Pengetahuan Pembelian
e. Pengetahuan Pemakaian
a. Attention (Perhatian)
b. Interest (Keterbatasan)
c. Desire (Keinginan)
d. Action (Tindakan)
31
G. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Populasi
3. Sampel
a. Observasi
b. Quesioner
anggap sesuai.
c. Wawancara
d. Studi Kepustakaan
diajukan.
b. Uji Validitas
Uji Validitas adalah Uji ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur
c. Uji Reliabilitas
hasil dari variabel respon. Tujuan dari regresi linier berganda ini
Y= a+b1X1+b2X2+b3X3+…+bnXn
34
Keterangan:
H. Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
D. Landasan Teori
E. Hipotesis
F. Definisi Operasional
G. Metode Penelitian
H. Sistematik Penulisan
B. Analisis Data
BAB IV PENUTUP
35
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA