Anda di halaman 1dari 24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian yang Digunakan

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, Sugiyono (2013: 2).

Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian, karena menyangkut cara

yang benar dalam pengumpulan data, analisa data, dan pengambilan keputusan

hasil penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode

deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2014:59) bahwa “metode deskriptif adalah penelitian

yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau

lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.”

Tujuan dari penelitian deskripti adalah untuk membuat gambaran atau lukisan

secara sistematis, akutal dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

antar fenomena yang diselidiki.

Sedangkan penelitian verifikatif diartikan sebagai “penelitian yang

dilakukan terhadap populasi atau sampel tertentu dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan.” (Sugiyono, 2014:8). Penelitian verifikatif

digunakan untuk meneliti hubungan variabel independen dan variabel dependen.

Setelah itu, dianalisis dengan menggunakan analisis statistik untuk diambil

kesimpulan. Sugiyono (2013:13) mengemukakan bahwa:

50
51

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian


yang berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Selanjutnya Sugiyono (2014:11) menambahkan “Yang termasuk metode

kuantitatif adalah metode eksperimen dan survey. Peneliti kuantitatif dalam melihat

hubungan variabel terhadap obyek yang diteliti bersifat sebab dan akibat (kausal),

sehingga dalam penelitiannya ada variabel independen (sebab) dan dependen

(akibat)”. Terkait metode survey, Sugiyono (2014: 11) mengatakan “Metode survey

digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah, tetapi

peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan

mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya”.

Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini menggunakan metode

deskriptif dan verifikatif untuk mengetahui pengaruh bauran promosi dan brand

Image terhadap keputusan mahasiswa dalam memilih program studi di Politeknik

Perdana Mandiri Purwakarta.

3.2. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Operasionalisasi variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:


52

Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian

Bauran Promosi
Promotion mix (marketing communications mix) is the specific blend of promotion tools
that the company uses to persuasively communicate customer value and build customer
relationships. (Kotler dan Armstrong 2013:432)
Dimensi Indikator Satuan ukur Skala ukur
Advertising Attention. Tingkat kejelasan Ordinal
Informasi tentang
program studi yang
dimuat dalam brosur.
Tingkat Informasi
mengenai keunggulan
program studi dijelaskan
dengan baik di brosur.
Tingkat keseringan
pemasangan
Baligo/spanduk.

Tingkat keramaian
tempat pemasangan
Baligo/spanduk.

Frekuensi. Tingkat frekuensi


pemutaran iklan di radio.

Visualisasi. Tingkat kemenarikan


tampilan brosur.
Tingkat kemenarikan
tampilan
spanduk/baligo.
Efektivitas. Tingkat kejelasan tulisan
pada spanduk/baligo.
Kejelasan pesan. Tingkat kejelasan
Rincian biaya pada
brosur.
Tingkat ketersediaan
informasi kontak pada
brosur untuk mendaftar.
Kesesuaian produk Tingkat kejelasan
berdasarkan iklan Fasilitas kampus pada
brosur.
Personal selling Presentasi dan peragaan. Tingkat kemenarikan Ordinal
presentasi

Tingkat kemenarikan
materi presentasi
53

Tingkat kemenarikan
penampilan tim promosi.

Mengatasi keberatan. Tingkat kemenarikan


Tanya jawab pada saat
presentasi.
Menutup Tingkat interaktif
Penjualan/closing. presentasi.
Tindak lanjut danTingkat adanya tindak
pemeliharaan. lanjut dari pihak
Politeknik Perdana
Mandiri.
Brand Image
Citra merek adalah sekumpulan asosiasi mengenai suatu merek yang tersimpan dalam benak atau
ingatan konsumen. (Schiffman dan Kanuk 2011:33)
Dimensi Indikator Satuan ukur Skala ukur
Kualitas atau mutu. Memiliki gedung kuliah Tingkat Keadaan Ordinal
sendiri. Kampus Politeknik
Perdana Mandiri
Memiliki fasilitas yang Tingkat Fasilitas
baik. Pendukung Kuliah
(seperti perpustakaan,
lab.komputer, tempat
parkir yang memadai
dan wifi)
Terakreditasi. Tingkat akreditasi
Politeknik perdana
mandiri.
Dosen berkualitas. Tingkat kualitas tenaga
pengajar/dosen di
Politeknik Perdana
Mandiri.
Tingkat Pendidikan
tenaga pengajar/dosen di
Politeknik Perdana
Mandiri.
Manfaat. Mendapatkan ilmu Tingkat kesesuaian
pengetahuan keilmuan yang dimiliki
mahasiswa Politeknik
Perdana Mandiri dengan
perkembangan
teknologi.
Biaya yang dikeluarkan Tingkat kesesuaian
sudah sesuai dengan apa antara Biaya yang
yang diterima. dikeluarkan dengan
fasilitas yang diperoleh
oleh mahasiswa.
Pelayanan. Pelayanan akademik Tingkat kecepatan
cepat. Pelayanan akademik.
Informasi mudah Tingkat kecepatan Pihak
didapat. Politeknik Perdana
Mandiri dalam
54

memberikan informasi
kepada mahasiswa.
Cara mendaftar nya Tingkat kemudahan
mudah. mendaftar di Politeknik
Perdana Mandiri.
Harga Biaya murah. Tingkat keterjangkauan
Uang kuliah di Politenik
Perdana Mandiri.
Biaya dapat dicicil. Tingkat Biaya dapat
dicicil.
Citra perguruan Mudah mendapatkan Tingkat Mudah
tinggi itu sendiri pekerjaan mendapatkan pekerjaan
Memiliki lulusan yang Tingkat Memiliki
berkualitas lulusan yang berkualitas
Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan dimana konsumen
benar-benar membeli. (Kotler dan Armstrong dalam Aisyah 2018:31)
Dimensi Indikator Satuan ukur Skala ukur
Pengenalan Produk yang ditawarkan Tingkat kesesuaian Ordinal
Masalah. sesuai dengan antara Program studi
kebutuhan. yang ada di Politeknik
Perdana Mandiri dengan
kebutuhan mahasiswa.
Manfaat yang Tingkat kesesuaian
didapatkan sesuai antara manfaat yang
dengan yang dibutuhkan. didapat dengan berkuliah
di Politeknik Perdana
Mandiri dengan apa
yang mahasiswa
butuhkan.
Pencarian Mencari informasi Tingkat kemudahan Ordinal
informasi. melalui sumber nya Informasi yang
langsung. mahasiswa peroleh
tentang Politeknik
Perdana Mandiri.
Mencari informasi via Tingkat kemudahan
media. mendapatkan informasi
tentang Politeknik
Perdana Mandiri melalui
brosur, spanduk/baligo,
iklan di radio dan
website.
Mencari informasi Tingkat kemudahan
melalui orang lain dalam mendapatkan
(teman,saudara dll). informasi/referensi
tentang Politeknik
Perdana Mandiri dari
teman, saudara atau
keluarga.
55

Evaluasi alternatif Pemenuhan Kebutuhan. Tingkat kesesuaian Ordinal


antara Keputusan
mahasiswa memilih
Politeknik Perdana
Mandiri dengan
kebutuhan mahasiswa.
Manfaat Produk Tingkat kesesuaian
manfaat memilih
Politeknik Perdana
Mandiri.
Membandingkan Tingkat kesesuaian
Produk. Keputusan mahasiswa
dalam memilih program
studi di Politeknik
Perdana Mandiri setelah
membandingkan dengan
program S1.
Keputusan Yakin. Tingkat keyakinan
pembelian memilih Politeknik
Perdana Mandiri.
Menetapkan pilihan. Tingkat keyakinan
dalam menetapkan
pilihan pada Politeknik
Perdana Mandiri.

Keseluruhan data dalam kuesioner adalah dalam bentuk ordinal semua

diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuisioner yang memenuhi

pernyataan-pernyataan tipe skala likert. Menurut Sugiyono (2015:132), “Skala

likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial.”

3.3. Sumber dan Cara Penentuan Data

Sumber data diperoleh melalui data primer dan data sekunder. Data primer

diperoleh dari hasil penelitian secara empirik dengan menggunakan kuesioner,

wawancara dan observasi secara terstruktur kepada mahasiswa Politeknik Perdana

Mandiri. Sedangkan data sekunder diperoleh dari buku-buku, laporan penelitian

sebelumnya, jurnal, makalah, dan sumber internet.


56

Jenis dan sumber data pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2 seperti

berikut ini:

Tabel 3.2
Jenis dan Sumber Data

No. Data Jenis Sumber


1. Data Jumlah mahasiswa Politeknik
Politeknik Perdana
Perdana Mandiri periode tahun 2016- Sekunder
Mandiri Purwakarta
2018.
2. Tanggapan mahasiswa Politeknik
Perdana Mandiri Purwakarta selaku
Mahasiswa Politeknik
responden mengenai bauran promosi
Primer Perdana Mandiri
dan brand image terhadap keputusan
Purwakarta
memilih prodi di Politeknik Perdana
Mandiri.
3. Buku-buku, laporan penelitian
sebelumnya, jurnal, makalah, dan Sekunder Beberapa literatur
sumber internet.
Sumber: Pengolahan data 2018

3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:115).

Sedangkan Arikunto (2013:173) mengemukakan “Populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian”. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah jumlah mahasiswa

Politeknik Perdana Mandiri Purwakarta seperti yang tersaji dalam tabel berikut:

Tabel 3.3
Jumlah Rekapitulasi Mahasiswa Aktif Politeknik
Perdana Mandiri Purwakarta Periode 2016-2018
Semester Total
Program Studi
1 3 5
Manajemen Informatika 25 23 45 93
Administrasi Bisnis 31 30 57 117
Total 56 53 102 210
Sumber: Akademik Politeknik Perdana Mandiri (data diolah 2018)
57

3.3.2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2014:116) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti

tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel

yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya

akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari

populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap

subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk

menjadi sampel. Adapun rumusan yang digunakan untuk mengukur sampel

digunakan rumus Slovin dalam Husein Umar (2010:146) yaitu ukuran sampel yang

merupakan perbandingan dari populasi dengan presentasi kelonggaran

ketidaktelitian, karena dalam pengambilan sampel dapat ditolerir atau diinginkan.

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2

Umar (2010:146)

Keterangan :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = presentasi kelonggaran penelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih dapat ditolerir (e=0,05).

Berdasarkan rumus Slovin, maka ukuran sampel pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:
58

210
𝑛=
1 + 210(0,05)2

210
𝑛=
1,525

𝑛 = 137,7

Berdasarkan hasil dari perhitungan di atas, maka jumlah sampel yang diteliti

adalah berjumlah 137,7 dibulatkan menjadi 138 responden.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Tabel 3.4
Teknik Pengumpulan Data

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA PROSES PENGUMPULAN DATA

Data Sekunder
Studi Literatur Dilakukan melalui pengambilan data dari
dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
mahasiswa pada program studi diploma tiga di
Politeknik Perdana Mandiri. Sejarah Politeknik
Perdana Mandiri, dokumentasi mahasiswa di
Politeknik Perdana Mandiri.
Data Primer

Wawancara Tanya jawab dilakukan untuk mendapatkan


data primer mengenai latar belakang dan hal-
hal terkait dengan masalah penelitian serta
data-data yang dibutuhkan terkait dengan
penelitian ini.

Kuesioner Kuesioner disebarkan untuk memperoleh data


primer mengenai tanggapan mereka tentang
bauran promosi dan brand image terhadap
keputusan mahasiswa dalam memilih program
studi di Politeknik Perdana Mandiri.

Kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data yang merupakan

penjabaran dari indikator variabel sebelum digunakan untuk mengumpulkan data


59

di lapangan, terlebih dahulu harus diuji tingkat validitas dan realibilitasnya

(Sugima, 2013).

Menurut Ghozali (2013:52) bahwa “Uji validitas digunakan untuk

mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesutau yang akan

diukur oleh kuesioner tersebut”.

Menurut Sugiyono (2013:352) “Untuk menguji validitas konstruk dapat

dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor

totalnya”. Dalam penyusunan instrumen penelitian, harus mengetahui dan paham

tentang jenis skala pengunkuran yang digunakan dan tipe-tipe skala pengukuran

agar instrumen biasa diukur dengan apa yang hendak diukur dan bisa dipercaya

serta reliable (konsisten) terhadap permasalahan instrumen penelitian.

3.4.1. Uji Validitas Kuesioner

Pengukuran variabel bauran promosi, brand image dan keputusan

mahasiswa dilakukan dengan menggunakan skala ordinal. Kuesioner dalam

penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert dalam penelitian ini disusun

dengan jenis pernyataan positif, dan setiap pernyataan mewakili indikator diberi

bobot nilai 1-5. Sugiyono (2013: 132) menyatakan skala likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial.

Menurut Sugiyono (2015), uji validitas dilakukan dengan menggunakan

teknik korelasi product moment guna menghitung korelasi antara masing-masing


60

pernyataan dengan skor total. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pernyataan-

pernyataan mana yang valid dan mana yang tidak.

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung validitas suatu instrumen

adalah Korelasi Product Moment, yang dikemukakan oleh Pearson sabagai berikut:

𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟=
√{𝑛 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)2 }{𝑛 ∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌)2 }
Sugiyono (2013:248)

Keterangan:

n : Jumlah subjek
ΣX : Jumlah harga dari skor butir
ΣY : Jumlah harga dari skor total
ΣXY : Jumlah perkalian skor butir dengan skor total
Σ𝑋 2 : Jumlah kuadrat dan skor butir (X)
Σ𝑌 2 : Jumlah kuadrat dan skor total (Y)
r : Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y.

Dimana, Korelasi Pearson Product Moment dilambangkan (r), dengan

ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (−1 ≤ 𝑟 ≤ +1). Apabila nilai r = -1, berarti

korelasinya negatif sempurna; r = 0, berarti tidak ada korelasi; dan r = 1, berarti

korelasinya sangat kuat. Arti harga r akan dikonsultasikan dengan Tabel Interpretasi

Nilai r sebagai berikut:

Tabel 3.5
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah


0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2013:250)
61

Selanjutnnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada

taraf signifikansi tertentu, artinya adanya koefisien validitas bukan karena faktor

kebetulan, maka diuji dengan rumus statistik t sebagai berikut:

√𝑛 − 2
𝑡=𝑟
√1 − 𝑟 2
Sumber: Riduwan (2013:110)

Dimana:
t = Nilai thintung
r = koefiesien kolerasi hasil r hitung
Berdasarkan rumus diatas menurut Sugiyono (2013:190), “Batasan

koefisien korelasi sama dengan 0,3 atau lebih (paling kecil 0,3) maka butir

instrumen dinyatakan valid”. Perhitungan validitas item pada penelitian ini

menggunakan bantuan Program SPSS 21.0. Maka akan dihasilkan output data

tersebut valid atau tidak, dengan Corrected Item-Total Correlation dengan

besaran koefisien korelasi item total. Menurut Riduwan (2013:110) keputusan

pengujian validitas item instrumen adalah sebagai berikut:

1. Distribusi (tabel t) untuk 𝛼 = 0,05 dan derajad kebebasan (dk= n-2).

2. Kaidah keputusan: jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti valid sebaliknya jika

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti tidak valid.

Hasil uji validitas dari kuesioner tergambar pada tabel berikut:


62

Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas

Instrument Koefisien Nilai Batas Kesimpulan


Validitas
BP1 0,541 0,300 Valid
BP2 0,649 0,300 Valid
BP3 0,555 0,300 Valid
BP4 0,470 0,300 Valid
BP5 0,473 0,300 Valid
BP6 0,727 0,300 Valid
BP7 0,777 0,300 Valid
BP8 0,607 0,300 Valid
BP9 0,538 0,300 Valid
BP10 0,623 0,300 Valid
BP11 0,563 0,300 Valid
BP12 0,715 0,300 Valid
BP13 0,796 0,300 Valid
BP14 0,800 0,300 Valid
BP15 0,788 0,300 Valid
BP16 0,722 0,300 Valid
BP17 0,726 0,300 Valid
BI1 0,691 0,300 Valid
BI2 0,763 0,300 Valid
BI3 0,607 0,300 Valid
BI4 0,697 0,300 Valid
BI5 0,562 0,300 Valid
BI6 0,716 0,300 Valid
BI7 0,725 0,300 Valid
BI8 0,750 0,300 Valid
BI9 0,657 0,300 Valid
BI10 0,767 0,300 Valid
BI11 0,850 0,300 Valid
BI12 0,688 0,300 Valid
BI13 0,620 0,300 Valid
BI14 0,646 0,300 Valid
KP1 0,757 0,300 Valid
KP2 0,828 0,300 Valid
KP3 0,766 0,300 Valid
KP4 0,744 0,300 Valid
KP5 0,773 0,300 Valid
KP6 0,782 0,300 Valid
KP7 0,728 0,300 Valid
KP8 0,834 0,300 Valid
KP9 0,868 0,300 Valid
K10 0,860 0,300 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner Oktober 2018
63

Berdasarkan tabel diatas, bisa disimpulkan bahwa semua indicator yang

digunakan dalam kuesioner adalah valid sehingga indikator-indikator tersebut bisa

digunakan dalam penelitian ini.

3.4.2. Uji Reliabilitas Kuesioner

Sugiyono (2013:172) “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila

digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan

data yang sama.” Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen

pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan, atau

konsistensi instrumen tersebut dalam mengungkapkan gejala tertetnu dari

sekelompok individu walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda.

Pengujian reliabilitas instrumen dengan rentang skor antara satu sampai

dengan lima, menurut Sugiyono (2013:365) menggunakan rumus koefisien

Cronbach Alpha sebagai berikut:

𝑘 ∑ 𝑆𝑖2
𝑟𝑖 = [1 − 2 ]
(𝑘 − 1) 𝑆𝑡

Sumber: Sugiyono (2013:365)

Keterangan:

𝑟𝑖 : Reliabilitas instrumen

k : Mean kuadrat antara subjek

∑ 𝑆𝑖2 : Jumlah Varians total

𝑆𝑡2 : Varians total

Jumlah varian butir dapat dihitung melalui nilai varian tiap butirnya,

kemudian dijumlahkan sebagai berikut:


64

∑ 𝑋𝑡2 (∑ 𝑋𝑡 )2
𝑆𝑡2 = −
𝑛 𝑛2
𝐽𝐾𝑖 𝐽𝐾𝑠
𝑆𝑖2 = − 2
𝑛 𝑛
Sumber: Sugiyono (2013:365)

Keterangan:

JKi : Jumlah kuadrat seluruh skor item

JKs : Jumlah kuadrat subjek

Riduwan dan Sunarto (2014:348), “Uji reliabilitas menunjuk pada suatu

pengertian bahwa sesuatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik”.Besarnya tingkat

reliabilitas ditunjukkan oleh koefisiennya, yaitu koefisien reliabilitas. Pengujian

reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Cronbach Alpha. Koefisien Cronbach

Alpha yang lebih dari 0,70 menunjukkan keandalan (reliabilitas) instrumen.

Arikunto (2013:249) “Harga proporsi frekuensi kesepakatan tidak lain adalah harga

koefisien kesepakatan pengamatan yaitu 0,70”. Perhitungan reliabilitas item pada

penelitian ini menggunakan bantuan Program SPSS versi 21.0. Menurut Ghozali

(2013:48) keputusan uji reliabilitas ditentukan sebagai berikut:

1. Jika koefisien internal seluruh item 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (𝑟1 ) ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan tingkat

signifikansi 5 persen , maka item pertanyaan dinyatakan reliabel.

Jika koefisien internal seluruh item 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (𝑟1 ) ≤ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan tingkat

signifikansi 5 persen, maka item pertanyaan dinyatakan tidak reliabel.

Hasil uji realibilitas dari kuesioner yang telah disebar kepada responden

tersaji dalam tabel berikut ini:


65

Tabel 3.7
Hasil Uji Realibilitas

Instrumen Koefisien Nilai Batas Kesimpulan


Realibilitas
Bauran Promosi (X1) 0,911 0,700 Reliabel
Brand Image (X2) 0,915 0,700 Reliabel
Keputusan Memilih (Y) 0,934 0,700 Reliabel
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner Oktober 2018

3.5. Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis

3.5.1. Rancangan Uji Deskriptif

3.5.1.1 Analisis Jenjang

Untuk menjawab tujuan penelitian 1, 2 dan 3, hasil kuesioner yang telah

disebarkan akan direkapitulasi dengan bantuan aplikasi Microsoft Excel. Setelah

itu, masing-masing jumlah jawaban responden pada setiap nilai di item pernyataan

dijumlahkan dan dimasukkan ke dalam tabel untuk membantu dalam menghitung

jumlah skor dan presentase dari masing-masing item pernyataan.

Tanggapan atau jawaban dari responden atas pernyataan di kuisioner, setiap

itemnya mempunyai skor tertentu. Skor tertentu mempunyai rentang dari 1 sampai

dengan 5. Skor tersebut mempunyai kegunaan dalam menghitung nilai skor

terendah dan tertinggi yang akan digunakan pada rentang klasifikasi skor untuk

setiap variabel. Penelitian ini memiliki jumlah kategori yang digunakan adalah

lima, sesuai dengan kategori yang digunakan dalam setiap pernyataan dalam

kuisioner. Kelima kategori tersebut diharapkan mampu menggambarkan setiap

variabel yang diteliti dalam penelitian ini.

Setiap pernyataan tersebut, peneliti terlebih dahulu mencari skor terendah

dan skor tertinggi. Skor terendah didapat dari perkalian jumlah pernyataan (1 butir
66

pernyataan) dengan skor jawaban terendah (yaitu=1), kemudian dikalikan dengan

total responden ( 138 orang). Maka kemudian akan menghasilkan skor terendah

sebesar 1 x 1 x 138 = 138. Skor tertinggi per pernyataan didapat dari perkalian

jumlah pernyataan (1 butir pernyataan) dengan skor jawaban tertinggi (yaitu=5),

kemudian dikalikan dengan total responden ( 138 orang). Maka akan menghasilkan

skor tertinggi sebesar 1 x 5 x 138 = 690

Untuk membuat rentang klasifikasi skor dari setiap item pernyataan maka

bisa digunakan rumus sebagai berikut:

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙


𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑆𝑘𝑜𝑟 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖

Dengan diperolehnya skor minimal dan maksimal tersebut, maka rentang dari
setiap pernyataan tersebut bisa dicari dengan menggunakan rumus di atas. Hasil
perhitungannya adalah sebagai berikut:
690 − 138
𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑆𝑘𝑜𝑟 = = 110,4
5

Dengan diperolehnya rentang tersebut, maka tanggapan responden per item

dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3.8
Rentang Klasifikasi Skor Per Item Pertanyaan
Rentang Skor Kategori
138 – 248,4 Sangat tidak jelas/sangat tidak sering/sangat tidak menarik/sangat tidak
interaktif/sangat tidak tersedia/sangat tidak baik/sangat tidak sesuai/sangat
tidak cepat/sangat tidak mudah/sangat tidak terjangkau/sangat tidak
bisa/sangat tidak yakin
248,5 – 358,9 tidak jelas/tidak sering/tidak menarik/tidak interaktif/tidak tersedia/tidak
baik/tidak sesuai/tidak cepat/tidak mudah/tidak terjangkau/tidak bisa/tidak
yakin
359 – 469,4 Kurang jelas/kurang sering/kurang menarik/kurang interaktif/kurang
tersedia/kurang baik/kurang sesuai/kurang cepat/kurang mudah/kurang
terjangkau/kurang bisa/kurang yakin.
67

469,5 – 579,4 Jelas/sering/menarik/interaktif/tersedia/baik/sesuai/cepat/mudah/terjangkau/


bisa/yakin.
579,5 – 689,9 Sangat jelas/sangat sering/sangat menarik/sangat interaktif/sangat
tersedia/sangat baik/sangat sesuai/sangat cepat/sangat mudah/sangat
terjangkau/sangat bisa/sangat yakin.

3.5.1.2.Analisis Jalur

Menurut Pedhazur dalam Kerlinger dikutip oleh Widyanto (2013), analisis

jalur merupakan suatu bentuk terapan dari analisis multiregresi. Dalam analisis ini

digunakan diagram jalur untuk membantu konseptualisasi masalah atau menguji

hipotesis yang kompleks dan juga untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak

langsung dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terkait.

Dalam pengujian hubungan kausal yang didasarkan pada teori yang

memang menyatakan bahwa variabel yang dikaji memiliki hubungan secara kausal.

Analisis jalur bukan ditunjukan untuk menurunkan teori yang menyatakan bahwa

hubungan antar variabel tersebut bersifat kausal. Dengan demikian, kuat lemahnya

teori yang digunakan dalam menggambarkan hubungan kausal tersebut

menentukan dalam penyusunan diagram jalur dan mempengaruhi hasil dari analisis

serta pengimplementasian keilmuan (Widiyanto, 2013).

3.5.2. Rancangan Uji Hipotesis

Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian menurut Riduwan (2014:162)

“Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya,

maka perlu diuji kebenarannya”. Oleh karena itu rumusan dilakukan dengan cara

sebagai berikut:

Pengujian hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan

ada atau tidaknya hubungan antara variabel X (variabel independen) dan variabel Y
68

(uvariable dependen) dan sejauh mana pengaruh suatu variabel terhadap variabel

lainnya, yaitu dengan menggunakan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1).

Hipotesis yang akan diuji yaitu hubungan bauran promosi dan brand image

terhdapa keputusan mahasiswa dalam memilih program studi di Politeknik Perdana

Mandiri. Langkah-langkah pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai

berikut:

1. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada sangat

sangat tidak adanya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.

Dimana hipotesis nol (H0) yaitu hipotesis tentang sangat sangat tidak adanya

pengaruh. Sedangkap hipotesis alternatif (H1) merupakan hipotesis yang

diajukan peneliti dalam penelitian ini. Masing-masing hipotesis tersebut

dijabarkan sebagai berikut:

a. Hipotesis Pertama

H0: ρyx₁ = 0 ; tidak terdapat pengaruh bauran promosi terhadap keputusan

mahasiswa dalam memilih program studi di Politeknik

Perdana Mandiri.

H₁ : ρyx₁ ≠ 0 ; terdapat pengaruh bauran promosi terhadap keputusan

mahasiswa dalam memilih program studi di Politeknik

Perdana Mandiri.

b. Hipotesis Kedua
69

H0: ρyx2 = 0 ; tidak terdapat pengaruh brand image terhadap keputusan

mahasiswa dalam memilih program studi di Politeknik

Perdana Mandiri.

H₁: ρyx2 ≠ 0 ; terdapat pengaruh brand image terhadap keputusan

mahasiswa dalam memilih program studi di Politeknik

Perdana Mandiri.

2. Menentukan tingkat signifikasi sebesar α = 5 persen

Tingkat signifikasi 0.05 atau 5 persen artinya kemungkinan besar hasil

penarikan kesimpulan memiliki probabilitas 95 persen atau toleransi kesalahan

5 persen.

DF = n-(k+1)

3. Menghitung Uji t (t-test)

Mengetahui apakah variabel korelasi signifikan atau tidak dengan rumus

menurut Sugiyono (2013:184):

√𝑛−𝑘−1
T hitung = 𝑟
√1−𝑟 2

Keterangan:
r = Korelasi parsial yanh ditemukan
n = Jumlah Sampel
k = Jumlah variabel bebas (independen)

4. Kriteria Pengambilan Keputusan

 Jika nilai t hitung > t tabel, maka H0 ditolak artinya terdapat pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat.


70

 Jika nilai t hitung < t tabel, maka H0 diterima, artinya tidak terdapat

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

a. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik f)

Pengujian uji statistik f ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis

H0 : β1 = β2 = 0, artinya tidak ada pengaruh bauran promosi dan brand image

terhadap keputusan mahasiswa dalam memilih program studi di Politeknik

Perdana Mandiri.

H1 : β1 ≠ β2 ≠ 0, artinya ada pengaruh bauran promosi dan brand image terhadap

keputusan mahasiswa dalam memilih program studi di Politeknik Perdana

Mandiri.

2. Menentukan tingkat signifikan yaitu α = 5% dengan derajat pembilang = k, dan

derajat penyebut = n – k – 1, untuk menentukan nilai f tabel sebagai batas

daerah penerimaan dan penolakan hipotesis.

3. Menghitung nilai f hitung untuk mengetahui apakah variabel-variabel koefisien

signifikan atau tidak, dengan rumus menurut Sugiyono (2013):

𝑅2
𝐹= 𝐾
(1 − 𝑅 2 )
𝑛−𝑘−1
Keterangan:
R2 = Koefisien determinasi
k = Jumlah variabel bebas (independen)
n = Jumlah sampel
4. Hasil f hitung dibandingkan dengan kriteria:

 Jika nilai f hitung ≥ f tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya antara

variabel X1, X2 dan Y ada pengaruhnya.


71

Jika nilai f hitung < f tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya antara variabel

X1, X2 dan Y tidak ada pengaruh.

3.6. Rancangan Implikasi Manajerial

Rancangan implikasi manajerial bermula dari fenomena yang terjadi

kemudian dilakukan identifikasi permasalahan atau gap yang diduga menjadi

faktor-faktor penyebab permasalahan, dilakukan perumusan dan klarifikasi

masalah yang memunculkan beberapa alternative pemecahan yang perlu diteliti dan

dianalisis sebagai faktor-faktor penting yang dapat mempengaruhi serta pemilihan

alternatif pemecahan masalah yang diimplementasikan dalam bentuk rencana aksi

atau program-program yang secara keseluruhan dapat digambarkan dalam alur

sebagai berikut:

Identifikasi Perumusan Alternatif


Fenomena
Masalah Masalah Pemecahan

Evaluasi dan Rencana Pemilihan Analisis


Pengendalian Tindakan Altenatif Pemecahan

mM Gambar 3.1

Alur Rancangan Pemecahan Masalah


72

3.6.1 Rumusan Tujuan

Penelitian akan difokuskan kepada studi literatur dan survey yang berkaitan

dengan bauran promosi, brand image dan keputusan pembelian. Dengan penelitian

yang mendalam terhadap aspek-aspek tersebut, maka menghasilkan kajian yang

dapat memberikan rekomendasi untuk peningkatan jumlah mahasiswa dalam

keputusan memilih program studi di Politeknik Perdana Mandiri.

3.6.2. Pemetaan Strategi

Dalam upaya untuk pemecahan masalah dalam penelitian ini, maka

diperlukan pemetaan strategi yang bermula dari fenomena yang terjadi. Selanjutnya

dilakukan identifikasi permasalahan dan mencari faktor-faktor yang diduga

menjadi penyebab timbulnya permasalahan.

3.6.3. Operasionalisasi Strategi

Setelah melakukan uji hipotesis, maka diketahui aspek-aspek penyebab

menurunnya jumlah mahasiswa yang mendaftar di Politeknik Perdana Mandiri.

Sehingga dapat dilakukan pemilihan alternatif strategi pemecahan masalah dan

pengembangan dalam bentuk program kerja untuk meningkatkan keputusan

memilih dalam bentuk operasionalisasi strategi. Berdasarkan pemetaan strategi

yang dibuat, akan terlihat seberapa jauh kemungkinan alternatif-alternatif strategi

yang dapat dijalankan. Alternatif-alternatif strategi ditentukan berdasarkan hasil

penelitian mengenai bauran promosi dan brand image.

3.6.4. Rencana Tindakan

Berdasarkan rumusan tujuan dan pemetaan strategi maka dibuat

operasionalisasi strategi dan rencana sebagai bentuk implementasi. Untuk


73

meningkatan jumlah mahasiswa dalam memilih program studi di Politeknik

Perdana Mandiri dapat dilakukan beberapa upaya yaitu:

Menganalisis bauran promosi dan brand image sehingga dapat diketahui

faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa dalam

memilih program studi di Politeknik Perdana Mandiri dan pihak Politeknik Perdana

Mandiri terus melakukan evaluasi dan pengendalian serta memperbaiki secara terus

menerus.

3.6.5. Rencana Evaluasi dan Pengendalian

Tahapan evaluasi dan pengendalian ini merupakan tahapan akhir dari

pemecahan masalah dengan tujuan untuk menilai sejauh mana implementasi saran

dan tindakan. Apakah saran tersebut sudah tepat dilaksanakan dan memperlihatkan

hasil berupa indicator yang dapat diukur sebagai alat verifikasi bahwa saran tersebut

sudah dilaksanakan sesuai dengan tujuan pemecahan masalah yang ditetapkan.

Kemudian apabila berdasarkan hasil evaluasi tersebut diperoleh informasi

adanya hal-hal yang kurang sesuai dengan tahapan implementasi maka dilakukan

pengkajian pada setiap tahapan sehingga diperoleh informasi dan data yang lengkap

untuk melakukan upaya penyempurnaan dengan menekan dampak negatif

seminimal mungkin.

Anda mungkin juga menyukai