“EKONOMI ISLAM”
BANK SYARIAH
Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Makalah Ekonomi
Islam
Dosen Pengampu :
PERIODE 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya kita dapat menyelesaian tugas mata kuliah Ekonomi Islam yaitu makalah
yang berjudul “Bank Syariah”. Adapun pihak-pihak yang membantu kami dalam
menyusun dan menyelesaikan tugas makalah kami dan terima kasih banyak kepada :
1. Bapak Dr. Muhammad Umar, S.E., M.M. sebagai Dosen mata kuliah Filsafat
Perbankan Syariah yang telah memberikan tugas makalah kepada kami.
2. Dan semua pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang membantu
kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita sebagai penulis maupun pembaca. Kami menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
apa yang kami harapkan. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang
kurang berkenan dalam penulisan makalah ini.Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini untuk
menjadi lebih baik lagi.
KELOMPOK 1
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.2 Saran................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Hal paling umum yang manjadi salah satu penggerak ekonomi konvensional
adalah ribaa tau interest. Suku bunga yang menjadi mesin penggerak
perekonomian konvensional memangmenjadi rancu penggunaanya dalam sistem
konvensional sendiri. Menurut Adiwarman Karim,suku bunga sendiri pada
awalnya merupakan rate of return bagi kepemilikan modal, atau imbal jasa atas
modal yang digunakan dalam proses produksi, bukan merupakan sebuah
keuntunganatau uang yang dipinjamkan kepada investor yang menjalankan
perekonomian. Namun seiring berjalannya waktu, riba atau interest akhirnya
lazim digunakan untuk menggerakan perekonomian, terutama institusi perbankan
sebagai sebuah medium of intermesdiary.
Dalam ekonomi islam, riba dapat diartikan sebagai sebuah tambahan atas
pinjaman yang diberikan kepada pihak peminjam terhadap pihak yang
dipinjamkan tanpa keikhlasan dari pihak yang meminjamkan. Ekonomi Islam kini
menganggap bahwa interest rate sebagai perannya dalam menggerakkan
perekonomian konvensional sekarang dapat diubah dengan rate on capital, yaitu
pendapatan atas modal barang dan jasa dalam proses produksi. Dengan alasan
ini,Adiwarman Karim menjelaskan bahwa perbankan Islam dapat menggerakan
perputaran kegiatanatau aktivitasnya dengan ikut masuk ke dalam proses produksi
yaitu dengan ikut atau berperanaktif dalam kegiatan usaha. Oleh karena itu, maka
dua produk perbankan Islam yang sekarangada terbentuk dari ide dasar ini.
Mudharobah dan musyarokah dapat dikedepankan sebagai dua produk Islam yang
muncul dari ide dasar bahwa perbankan Islam haruslah perbankan
yangmengambil untung dari ikut berperannya mereka dalam proses produksi
dengan mendapat bagian dari bagi hasil pendataan atau dari untung usaha yang
didapatkan perusahaan yang menjadi rekan usahanya.
1
Selain produk Mudharobah dan Musyarokah, perbankan Islam juga menganut
prinsip dual system. Perbankan Islam selain berperan sebagai partner usaha juga
dapat berperansebagai penjual dalam akad Mudharobah, ijarah atau ishtinah.
Dengan peran perbankan Islamsebagai pedagang inilah maka perbankan Islam
kini mendapatkan selisih keuntngan yang sudahditetapkan di awal dengan barang
yang disepakati untuk diperjualbelikan. Akad jual beli ini lahyang selama ini
menjadi produk yang banyak di gunakan oleh institusi syariah karena perhitungan
dan sifat produknya yangg lebih mudah digunakan dalam buisnis syariah. Dengan
digunakannya produk Mudharobah, ijarah, atau istisna ini memang membuat
banyak orangawam merasa produk syariah menjadi mirip perbankan dengan
perbankan konvensional. Apalagi penempatan margin keuntungan yang jauh beda
dengan interest rate. Terlepas dari pembelaan bank syariah terhadap hal ini, kritik
mengenai produk yang berlandaskan akad jual beli ini patutmenjadi perhitungan
sendiri bagi perbankan syariah.
2
memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada periode 1999-2002 dapat
bangkit dan menghasilkan laba.
Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah di atur dalam Undang-
undang yaituUU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992
tentang Perbankan.Adanya Perbankan syariah di Indonesia bertujuan untuk
mewadahi penduduk di NegaraIndonesia yang hampir seluruh penduduknya
beragama Islam.
3
1.2 RUMUSAN MASALAH
4
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah Bank Syariah Menurut Syaf’i Antonio, kajian dan diskusi tentang
ekonomi dan keuangan Islam telah mewacana sejak 1980-an. Sebut saja tokoh-
tokoh yang terlibat seperti : Dawam Rahardjo, A.M. Syaefuddin, dan Amin aziz.
Beberapa lembaga keuangan mikro sempat didirikan seperti Baitut Tamwil,
Tamwil-Salman ITB.Namun lembaga-lembaga tersebut umurnya tidak panjang
karena sifatnya masih trial and error. Pada Tahun 1990 rencana pendirian bank
Islam baru dilakukan. Bertempat di Cisarua Bogor, Jawa Barat. Majelis Ulama
Indonesia (MUI) menyelenggarakan Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan,
kemudian ditindaklanjuti pada Munas IV MUI pada tahun yang sama dengan
dibentuknya kelompok kerja untuk mendirikan bank Islam di Indonesia. Hasil
kerja kelompok kerja tersebut pada tanggal I November 1991 lahirlah Bank
Muamalat Indonesia, dan MUI merupakan pemilik sahamnya sebesar 25 %.Pada
tanggal 1 Mei 1992, Bank Muamalat Indonesia mulai beroperasi.Diawal
pendiriannya Bank Muamalat Indonesia, keberadaan bank syariah ini belum
mendapat perhatian penuh dalam tatanan industri perbankan nasional.
Hal ini tercermin pada UU No. 7 Tahun 1992 dimana pembahasan perbankan
syariah hanya dikategorikan sebagai “bank dengan sistem bagi hasil” tidak
terdapat landasan hukum syariah. Hingga diterbitkannya Undang- Undang No.21
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pada tanggal 16 Juli 2008, barulah
perbankan syariah mempunyai landasan hukum. Dilihat dari perkembangannya
peranan ulama sangat penting dalam mengembangkan perbankan syariah di
Indonesia, itu artinya aspirasi pendirian bank Islam diprakarsai oleh aspirasi dari
rakyat, bukan dari pemerintah, sehingga sangat wajar sampai sekarang MUI
5
merupakan lembaga yang tetap mengawal bagi perkembangan perbankan syariah
di tanah air, dengan melibatkan diri secara langsung dalam menetapkan kebijakan
perbankan syariah.
Bank syariah adalah suatu bank yang dalam aktivitasnya; baik dalam
penghimpunan danamaupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan
mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah.
6
Pada dasarnya ketiga fungsi utama perbankan (menerima titipan dana,
meminjamkanuang, dan jasa pengiriman uang) adalah boleh dilakukan, kecuali
bila dalam melaksanakanfungsi perbankan melakukan hal – hal yang dilarang
syariah. Dalam praktik perbankankonvesional yang dikenal saat ini, fungsi
tersebut dilakukan berdasarkan prinsip bunga. Bankkonvensional memang tidak
serta merta identik dengan riba, namun kebanyakan praktik bankkonvnsionaldapat
digolonglan sebagai transaksi ribawi.
c. Hasil sewa atas kontrak ijarah dan ijarah wa iqtina dand. Fee dan biaya
administrasi atas jasa-jasa lainnya.
7
2.5 PRINSIP BANK SYARIAH
Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank
dan pihaklain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau
kegiatan lainnyayang sesuai dengan syariah.
Beberapa Prinsip atau hukum yang dianut oleh system perbankan syariah antara
lain:
Pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai akibat
hasilusaha institusi yang meminjam dana
Yaitu :
8
Implementasi prinsip ekonomi Islam dg ciri:
Tidak membedakan secara tegas sector moneter dan sector riil (dapat
melakukantransaksi 2 sektor riil.
9
2. Transaksi yang ditujukan untuk memiliki barang dengan cara jual
beli(murabaha)
4. Transaksi yang ditujukan untuk mendapatkan modal kerja dengan cara bagi
hasil(mudharabah).
10
dicantumkan dalam akad jual beli dan jikatelah disepakati
tidak dapat berubah selama berlakunya akad. Dalam
perbankan, murabahah lazimnya dilakukan dengan cara
pembayaran cicilan (bi tsamanajil ). Dalam transaksi ini
barang diserahkan segera setelah akad, sedangkan
pembayarandilakukan secara tangguh.
11
b. Prinsip Sewa ( Ijarah)
Pada akhir masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang
disewakan kepadanasabah. Karena itu dalam perbankan syariah
dikenal dengan ijarah muntahiyanittamlik (sewa yang diikuti
dengan berpindahnya kepemilikan). Harga sewa dan harga jual
disepakati pada awal perjanjian.
12
peralatan (equipment), atau intangible asset( seperti hak
paten atau goodwill), kepercayaan/reputasi (credit
worthiness) dan barang - barang lainnya masing pihak
dengan atau tanpa batasan waktu menjadikan produk
inisangat fleksibel.
d. Akad Pelengkap
13
Rahn (Gadai) : Tujuan akad rahn adalah memberikan
jaminan pembayaran kembali kepada bankdalam
memberikan pembiayaan. Barang yang digadaikan
wajib memenuhi kriteria sebagai berikut, Milik nasabah
sendiri, Jelas ukuran, sifat, dan nilainya ditentukan
berdasarkan nilai riil pasar, Dapat dikuasai namun tidak
boleh dimanfaatkan oleh bank.
14
Sebagai pinjaman kepada pengurus bank, dimana bank
menyediakan fasilitas iniuntuk memastikan terpenuhinya
kebutuhan pengurus bank. Pengurus bank
akanmengembalikannya secara angsur melalui potongan
gajinya.
15
2.8.2 Produk Penghimpunan Dana
16
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Apabila rugi maka
akan ditanggung pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat
dari kelalaian si pengelola. Apabilakerugian diakibatkan kelalaian
pengelola, maka si pengelolalah yang bertanggung jawab.
Jenis-Jenis Mudharabah
a. Sharf (Jual Beli Valuta Asing) : Pada prinsipnya, jual beli valuta
asing sejalan dengan prinsip sharf, Jual beli matauang yang
tudak sejenis ini penyerahannya harus dilaksanakan pada waktu
yang sama(spot). Bank mengambil keuntungan dari jual beli
valuta asing ini.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
18
istilah kegiatan perbankan islam atau syariah. Harapan kita bahwa sudah
cukup disini saja kegiatan dunia bisnis baik yang basis finansial, investasi,
perbankan, real, pasar modal, pasang barang dan lain lain.
19
DAFTAR PUSTAKA
Azwar Karim Adiwarman. Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan. Rajawali
Pers.Jakarta.2013.Frianto Pandia, Elly Santi Ompusunggu, Achmad Abror.
Lembaga Keuangan. Rineka Cipta,Jakarta 2005Machmud Amir & Rukmana.
2010. Bank Syariah, Jakarta. ErlanggaSumber lain :http://www.
Makalahegi.blogspot.com Diakses pada tanggal 01 Mei 2014
http://www_ Eramoeslem.com”ekonomi syariah
PELUANG DAN TANTANGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA : Dr.H. Oyong
Lisa,SE.,MM. Disampaikan dalam seminar Perbankkan Syariah Program
Studi Akuntansi STIE Widya Gama Lumajang Sabtu, 6 Juli 2013
file:///C:/Users/ACER/Downloads/PELUANG%20DAN%20TANTANGAN%20BA
NK%20SYARIAH%20-%20Makalah%20-%20(1).pdf
https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/perencanaan/pengertian-tentang-bank-
syariah-dan-istilah-di-dalamnya
PT Bank CIMB Niaga Tbk Berizin & Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan serta
merupakan Peserta Penjaminan LPS
file:///C:/Users/ACER/Downloads/MAKALAH%20KLP%2013-
PERBANKAN%20SYARIAH%20DALAM%20MENGHADAPI%20TANT
ANGAN%20GLOBALISASI.pdf
PERBANKAN SYARIAH DALAM MENGHADAPI TANTANGAN
GLOBALISASI
A.Karim, Adiwarman. 2008. Bank Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Gamal, Mirza.Maret, 2009. Perkembangan Regulasi Perbankan Syariah di
Indonesia: Peluang dan Tantangan. Jurnal Ilmu Hukum Syiar Madani, Vol. XI
No. 1. Iqbal, Zamir dan Abbas Mirakhor. 2008. Pengantar Keuangan Islam
:Teori dan Praktik. Jakarta : Prenada Kencana. Machmud, Amir dan
Rukmana. 2010. Bank Syariah : Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di
Indonesia. Jakarta: Erlangga. Manurung, Mandala dan Pratama Rahardja.
20
2004. Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter (Kajian Kontekstual
Indonesia). Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Muhamad.
2005. Bank Syariah : Problem dan Prospek Perkembangan di
Indonesia.Yogyakarta: Graha Ilmu.
21