Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

“EKONOMI ISLAM”

BANK SYARIAH

Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Makalah Ekonomi
Islam

Dosen Pengampu :

Dr. MUHAMMAD UMAR, S.E., M.M..

Disusun Oleh :KELOMPOK I

ADITA NUSYARIFA ASGAR (20222061)


NUR ISMA (20222081)
NURUL AKMALIA M.S. (20222093)
SAHLA AMALIA ALHAMID (20222075)
MUHAMMAD ABDUL GAFUR (20222019)
RIZKI (20222053)
ABU BAKAR (20222089)
MOH. FAISAL (20222011)
AHMAD AFANDI (20222015)
MEIZAN (20222003)
KIPLIE YANSYAH HARMIE (20222077)
YUSRIL (20222085)

FAKULTAS EKONOMIPRODI MANAJEMEN

UNIVERSITAS ALKHAIRAAT PALU

PERIODE 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya kita dapat menyelesaian tugas mata kuliah Ekonomi Islam yaitu makalah
yang berjudul “Bank Syariah”. Adapun pihak-pihak yang membantu kami dalam
menyusun dan menyelesaikan tugas makalah kami dan terima kasih banyak kepada :

1. Bapak Dr. Muhammad Umar, S.E., M.M. sebagai Dosen mata kuliah Filsafat
Perbankan Syariah yang telah memberikan tugas makalah kepada kami.
2. Dan semua pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang membantu
kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita sebagai penulis maupun pembaca. Kami menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
apa yang kami harapkan. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang
kurang berkenan dalam penulisan makalah ini.Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini untuk
menjadi lebih baik lagi.

Palu, 08 oktober 2022

KELOMPOK 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 2

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Bank Syariah ......................................................................... 5

2.2 Pengertian Bank Syariah .................................................................... 6

2.3 Sumber Pendapatan Bank Syariah ...................................................... 7

2.4 Dasar Hukum Bank Syariah ............................................................... 7

2.5 Prinsip Bank Syariah .......................................................................... 8

2.6 Karakteristik Bank Syariah ................................................................ 8

2.7 Konsep Dasar Transaksi Bank Syariah ............................................... 9

2.8 Produk Perbankan Syariah ................................................................. 10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 18

3.2 Saran................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Hal paling umum yang manjadi salah satu penggerak ekonomi konvensional
adalah ribaa tau interest. Suku bunga yang menjadi mesin penggerak
perekonomian konvensional memangmenjadi rancu penggunaanya dalam sistem
konvensional sendiri. Menurut Adiwarman Karim,suku bunga sendiri pada
awalnya merupakan rate of return bagi kepemilikan modal, atau imbal jasa atas
modal yang digunakan dalam proses produksi, bukan merupakan sebuah
keuntunganatau uang yang dipinjamkan kepada investor yang menjalankan
perekonomian. Namun seiring berjalannya waktu, riba atau interest akhirnya
lazim digunakan untuk menggerakan perekonomian, terutama institusi perbankan
sebagai sebuah medium of intermesdiary.

Dalam ekonomi islam, riba dapat diartikan sebagai sebuah tambahan atas
pinjaman yang diberikan kepada pihak peminjam terhadap pihak yang
dipinjamkan tanpa keikhlasan dari pihak yang meminjamkan. Ekonomi Islam kini
menganggap bahwa interest rate sebagai perannya dalam menggerakkan
perekonomian konvensional sekarang dapat diubah dengan rate on capital, yaitu
pendapatan atas modal barang dan jasa dalam proses produksi. Dengan alasan
ini,Adiwarman Karim menjelaskan bahwa perbankan Islam dapat menggerakan
perputaran kegiatanatau aktivitasnya dengan ikut masuk ke dalam proses produksi
yaitu dengan ikut atau berperanaktif dalam kegiatan usaha. Oleh karena itu, maka
dua produk perbankan Islam yang sekarangada terbentuk dari ide dasar ini.
Mudharobah dan musyarokah dapat dikedepankan sebagai dua produk Islam yang
muncul dari ide dasar bahwa perbankan Islam haruslah perbankan
yangmengambil untung dari ikut berperannya mereka dalam proses produksi
dengan mendapat bagian dari bagi hasil pendataan atau dari untung usaha yang
didapatkan perusahaan yang menjadi rekan usahanya.

1
Selain produk Mudharobah dan Musyarokah, perbankan Islam juga menganut
prinsip dual system. Perbankan Islam selain berperan sebagai partner usaha juga
dapat berperansebagai penjual dalam akad Mudharobah, ijarah atau ishtinah.
Dengan peran perbankan Islamsebagai pedagang inilah maka perbankan Islam
kini mendapatkan selisih keuntngan yang sudahditetapkan di awal dengan barang
yang disepakati untuk diperjualbelikan. Akad jual beli ini lahyang selama ini
menjadi produk yang banyak di gunakan oleh institusi syariah karena perhitungan
dan sifat produknya yangg lebih mudah digunakan dalam buisnis syariah. Dengan
digunakannya produk Mudharobah, ijarah, atau istisna ini memang membuat
banyak orangawam merasa produk syariah menjadi mirip perbankan dengan
perbankan konvensional. Apalagi penempatan margin keuntungan yang jauh beda
dengan interest rate. Terlepas dari pembelaan bank syariah terhadap hal ini, kritik
mengenai produk yang berlandaskan akad jual beli ini patutmenjadi perhitungan
sendiri bagi perbankan syariah.

1.1 LATAR BELAKANG

Perbankan Syariah merupakan suatu sistem perbankan yang dikembangkan


berdasarkansistem syariah (hukum islam).Usaha pembentukkan sistem ini
berangkat dari larangan islamuntuk memungut dan meminjam bedasarkan bunga
yang termasuk dalam riba dan investasiuntuk usaha yang dikategorikan
haram,misalnya dalam makanan,minuman,dan usaha-usaha lainyang tidak
islami,yang hal tersebut tidak diatur dalam Bank Konvensional.Di Indonesia
pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia. Berdiri tahun1991,
bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta
dukungan dariIkatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa
pengusaha muslim. Bank inisempat terimbas oleh krisis moneter pada akhir tahun
90-an sehingga ekuitasnya hanya tersisasepertiga dari modal awal. IDB kemudian

2
memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada periode 1999-2002 dapat
bangkit dan menghasilkan laba.

Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah di atur dalam Undang-
undang yaituUU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992
tentang Perbankan.Adanya Perbankan syariah di Indonesia bertujuan untuk
mewadahi penduduk di NegaraIndonesia yang hampir seluruh penduduknya
beragama Islam.

Dengan adanya bank tersebut diharapkan tidak adanya kerancuan dalam


prosesmuamalah bagi para pemeluk agama islam,sehingga mereka terjaga dari
keharaman akibat tidakadanya suatu wadah yang melayani mereka dalam bidang
muamalah yang bersifat islami. Namun realitas yang ada,dari 80% penduduk
Indonesia yang beragama Islam tidak lebih dari 10% di antara mereka yang
bertransaksi secara syar’I lebih - lebih dalam hal perbankan.Sampaisaat ini
perbankan syariah di Indonesia belum mampu menunjukan eksistensinya,banyak
masyarakat yang tidak menaruh kepercayaan terhadap perbankkan
syariah.Bahkan para ulama-ulama di negeri ini pun sebagian besar masih
menyimpan uangnya di bank konvensional.Haltersebut terjadi karena kurangnya
pemahaman mengenai sisitem operasi perbankan syariahSistem dalam bank
syariah di anggap sama dengan sistem operasi yang ada dalam bankkonvensional.

Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap bank


syariah dan berakibat kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap bank
syariah.Hal tersebut menjadi landasan untuk menyadarkan masyarakat akan
keurgenan perbankkan islamdi Negara ini.khusunya bagi mereka yang beragama
islam.Upaya-upaya pensosialisaianmekanisme dan syariah di rasa perlu,sehingga
masyarakat tidak lagi terjebak dalam transaksi-transaksi yang tidak islami dan
masyarakat kembali manaruh kepercayaan terhadap transaksisyariah seperti pada
zaman Rosulullah dan para sahabat.

3
1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan beberapa masalah


yaitu ;

3. Untuk mengetahui Sejarah Bank Syariah

4. untuk mengetahui pengertian Bank Syariah

5. untuk mengetahui sumber pendapatan Bank Syariah

6. Untuk mengetahui dasar hukum Bank Syariah

7. Untuk mengetahui prinsip Bank Syariah

8. Untuk mengetahui karakteristik Bank Syariah

9. Untuk mengetahui konsep dasar transaksi Bank Syariah

10. Untuk mengetahui produk perbankan syariah

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH BANK SYARIAH

Sejarah Bank Syariah Menurut Syaf’i Antonio, kajian dan diskusi tentang
ekonomi dan keuangan Islam telah mewacana sejak 1980-an. Sebut saja tokoh-
tokoh yang terlibat seperti : Dawam Rahardjo, A.M. Syaefuddin, dan Amin aziz.
Beberapa lembaga keuangan mikro sempat didirikan seperti Baitut Tamwil,
Tamwil-Salman ITB.Namun lembaga-lembaga tersebut umurnya tidak panjang
karena sifatnya masih trial and error. Pada Tahun 1990 rencana pendirian bank
Islam baru dilakukan. Bertempat di Cisarua Bogor, Jawa Barat. Majelis Ulama
Indonesia (MUI) menyelenggarakan Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan,
kemudian ditindaklanjuti pada Munas IV MUI pada tahun yang sama dengan
dibentuknya kelompok kerja untuk mendirikan bank Islam di Indonesia. Hasil
kerja kelompok kerja tersebut pada tanggal I November 1991 lahirlah Bank
Muamalat Indonesia, dan MUI merupakan pemilik sahamnya sebesar 25 %.Pada
tanggal 1 Mei 1992, Bank Muamalat Indonesia mulai beroperasi.Diawal
pendiriannya Bank Muamalat Indonesia, keberadaan bank syariah ini belum
mendapat perhatian penuh dalam tatanan industri perbankan nasional.

Hal ini tercermin pada UU No. 7 Tahun 1992 dimana pembahasan perbankan
syariah hanya dikategorikan sebagai “bank dengan sistem bagi hasil” tidak
terdapat landasan hukum syariah. Hingga diterbitkannya Undang- Undang No.21
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pada tanggal 16 Juli 2008, barulah
perbankan syariah mempunyai landasan hukum. Dilihat dari perkembangannya
peranan ulama sangat penting dalam mengembangkan perbankan syariah di
Indonesia, itu artinya aspirasi pendirian bank Islam diprakarsai oleh aspirasi dari
rakyat, bukan dari pemerintah, sehingga sangat wajar sampai sekarang MUI

5
merupakan lembaga yang tetap mengawal bagi perkembangan perbankan syariah
di tanah air, dengan melibatkan diri secara langsung dalam menetapkan kebijakan
perbankan syariah.

Perkembangan sistem ekonomi Syariah dalam satu dekade terakhir ini di


Indonesia terlihat semakin pesat.Hal ini merupakan sebuah fenomena yang sangat
menarik.Apalagi kondisi ini terjadi di saat bangsa Indonesia ditimpa oleh krisis
multidimensi, yang diawali oleh krisis moneter pada tahun 1997, yang hingga saat
ini 3 masih berkepanjangan.Hal itu ditandai dengan berdirinya lembaga-lembaga
keuangan syariah seperti Bank Syariah.Fenomena Bank Syariah di Indonesia
dimulai dengan berdirinya Bank Muamalat yang operasinya diresmikan pada 1
Mei 1992.Bank Muamalat bukan sekedar merupakan Bank Syariah pertama di
Indonesia.Lebih dari itu, juga merupakan institusi ekonomi pertama yang
menerapkan sistem Syariah di Indonesia.Wajar apabila BMI menjadi simbol
monumental kebangkitan sistem ekonomi Syariah di Indonesia. Kemudian Bank
Syariah Mandiri (BSM) yang merupakan hasil konversi sistem operasi perbankan
dari konvensional ke sistem Syariah yang pada 19 November 1999 resmi
mengikuti Bank Muamalat dalam menerapkan sistem Syariah. Adapun IFI
Syariah adalah perbankan Syariah dengan mekanisme Dual Banking
System.Artinya, suatu badan usaha perbankan, memiliki dua sistem operasi
sekaligus yaitu sistem konvensional dan Syariah. Namun dalam pengelolaan
dana, diantara keduanya harus tetap dipisahkan. Bank IFI resmi membuka satu
kantor cabangnya dengan menerapkan sistem Syariah. Kemudian bankBank
Syariah lainnya bermunculan seperti BNI Syariah, BRI Syariah dan lainnya.

2.2 PENGERTIAN BANK SYARIAH

Bank syariah adalah suatu bank yang dalam aktivitasnya; baik dalam
penghimpunan danamaupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan
mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah.

6
Pada dasarnya ketiga fungsi utama perbankan (menerima titipan dana,
meminjamkanuang, dan jasa pengiriman uang) adalah boleh dilakukan, kecuali
bila dalam melaksanakanfungsi perbankan melakukan hal – hal yang dilarang
syariah. Dalam praktik perbankankonvesional yang dikenal saat ini, fungsi
tersebut dilakukan berdasarkan prinsip bunga. Bankkonvensional memang tidak
serta merta identik dengan riba, namun kebanyakan praktik bankkonvnsionaldapat
digolonglan sebagai transaksi ribawi.

2.3 SUMBER PENDAPATAN BANK SYARIAH

Sumber pendapatan bank syariah terdiri dari:

a. Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah

b. Keuntungan atas kontrak jual-beli (al bai’)

c. Hasil sewa atas kontrak ijarah dan ijarah wa iqtina dand. Fee dan biaya
administrasi atas jasa-jasa lainnya.

2.4 DASAR HUKUM BANK SYARIAH

Perbankan syariah menurut undang-undang Nomor 21 tahun 2008 tentang


PerbankanSyariah adalah segala sesuatu yang menyangkuttentang Bank Syariah
dan Unit UsahaSyariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan
proses dalammelaksanakan kegiatan usahanya. Bank yang menjalankan kegiatan
usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank
Umum Syariah dan PembiayaanRakyat Syariah.

7
2.5 PRINSIP BANK SYARIAH

Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank
dan pihaklain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau
kegiatan lainnyayang sesuai dengan syariah.

Beberapa Prinsip atau hukum yang dianut oleh system perbankan syariah antara
lain:

 Pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai


pinjamandengan nilai ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan

 Pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai akibat
hasilusaha institusi yang meminjam dana

 Islam tidak memperbolehkan “menghasilkan uang dari uang”. Uang hanya


merupakan media pertukaran dan bukan komoditas karena tidak memiliki
nilai intrinsic

 Unsur Gharar (ketidakpastian, spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua


belah pihakharus mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka peroleh
dari sebuahtransaksi

 Investasi hanya boleh diberikan pada usaha-usaha yang tidak diharamkan


padaIslam. Usaha minuman keras misalnya tidak boleh didanai oleh
perbankansyariah.

2.6 KARAKTERISTIK BANK SYARIAH

Yaitu :

 Berdasarkan prinsip syariah

8
 Implementasi prinsip ekonomi Islam dg ciri:

o pelarangan riba dalam berbagai bentuknya

o Tidak mengenal konsep “time-value of money”

o Uang sebagai alat tukar bukan komoditi yg diperdagangkan.

 Beroperasi atas dasar bagi hasil

 Kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan atas jasa

 Tidak menggunakan “bunga” sebagai alat untuk memperoleh pendapatan

 Azas utama => kemitraan, keadilan, transparansi dan universal

 Tidak membedakan secara tegas sector moneter dan sector riil (dapat
melakukantransaksi 2 sektor riil.

2.7 KONSEP DASAR TRANSAKSI

1. Efisiensi, mengacu pada prinsip saling menolong untuk berikhtiar, dengan


tujuanmencapai laba sebesar mungkin dan biaya yang dikeluarkan selayaknya

2. Keadilan, mengacu pada hubungan yang tidak menzalimi (menganiaya) ,


salingikhlas mengikhlaskan antar pihak – pihak yang terlibat dengan
persetujuan yang adiltentang proporsi bagi hasil, baik untung maupun rugi

3. Kebenaran, mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasehat


untuksaling meningkatkan produktivitas.

Lima transaksi yang lazim dipraktekkan perbankan syariah adalah:

1. Tarnsaksi yang tidak mengandung ribal.

9
2. Transaksi yang ditujukan untuk memiliki barang dengan cara jual
beli(murabaha)

3. Transaksi yang ditujukan untuk mendapatkan jaa dengan cara sewa(ijarah)

4. Transaksi yang ditujukan untuk mendapatkan modal kerja dengan cara bagi
hasil(mudharabah).

5. Transaksi deposito, tabungan, giro yang imbalannya adlah bagi hasil


(mudharabah) dan transaksi titipan(wadi’ah).

2.8 PRODUK PERBANKAN SYARIAH

Produk perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :

 Produk penyaluran dana

 Produk penghimpun data

 Produk yang berkaitan dengan jasa yang diberikan kepada nasabanya

2.8.1 Produk Penyaluran Dana

a. Prinsip jual beli ( ba’i)

Transaksi jual beli dibedakan berdasarakan bentuk


pembayarannya dan waktu penyerahan barang, seperti:

 Pembiayaan Murabahah : Murabahah adalah transaksi jual


beli di mana bank menyebut jumlah keuntungannya.Bank
bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai
pembeli. Harga jual adalahharga beli bank dari pemasok
ditambah keuntungan. Kedua pihak harus menyepakati
harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual

10
dicantumkan dalam akad jual beli dan jikatelah disepakati
tidak dapat berubah selama berlakunya akad. Dalam
perbankan, murabahah lazimnya dilakukan dengan cara
pembayaran cicilan (bi tsamanajil ). Dalam transaksi ini
barang diserahkan segera setelah akad, sedangkan
pembayarandilakukan secara tangguh.

 Salam : Salam adalah transaksi jual beli di mana barang


yang diperjualbelikan belum ada.Dalam praktik perbankan,
ketika barang telah diserahkan kepada bank, maka bank
akanmenjualnya kepada nasabah itu sendiri secara tunai
atau secara angsuran. Umumnyatransaksi ini diterapkan
dalam penbiayaan barang yang belum ada, seperti
pembeliankomoditi dijual kembali secara tunai atau secara
cicilan.

 Istishna : Produk istishna menyerupai produk salam,


namun dalam istishna pembayarannyadapat dilakukan oleh
bank dalam beberapa kali (termin) pembayaran. Skim
istishna dalam bank syariah umumnya diaplikasikan pada
pembiayaan manufaktur dan kontruksi.Ketentuan umum
Istishna sebagai berikut :Spesifikasi barang pesanan harus
jelas, seperti jenis, macam, ukuran, mutu, dan jumlah.
Harga jual yang disepakati dicantumkan dalam akad
Istishna dan tidak boleh berubah selama berlakunya akad.
Jika terjadi perubahan harga setelah akad
ditandatangani,maka seluruh biaya tambahan tetap
ditanggung nasabah.

11
b. Prinsip Sewa ( Ijarah)

Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi


pada dasarnya prinsipijarah sama saja dengan prinsip jual beli,
namun perbedaanya terletak pada objektransaksinya. Bila pada jual
beli objek transaksinya adalah barang, maka pada ijarah
objektransaksinya adalah jasa.

Pada akhir masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang
disewakan kepadanasabah. Karena itu dalam perbankan syariah
dikenal dengan ijarah muntahiyanittamlik (sewa yang diikuti
dengan berpindahnya kepemilikan). Harga sewa dan harga jual
disepakati pada awal perjanjian.

c. Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)

Transaksi yang penanaman dana dari pemilik modal dengan


pengelola untukmelakukan usaha tertentu yang sesuai syariah,
dengan pembagian hasil antara kedua belah pihak berdasarkan
perjanjian yang telah disepakati.

Produk pembiayaan syariah yang didasarkan pada prinsip bagi


hasil adalah:

 Musyarakah : Musyarakah adalah semua bentuk usaha


yang melibatkan dua pihak atau lebih dimanasecara
bersama - sama memadukan seluruh bentuk sumber daya
baik yang berwujudmaupun tidak berwujud. Bentuk
kontribusi dari pihaki yang bekerja sama dapat berupadana,
barang perdagangan (trading asset), kewiraswastaan
(entrepreneurship), keahlian(skill), kepemilikan (property),

12
peralatan (equipment), atau intangible asset( seperti hak
paten atau goodwill), kepercayaan/reputasi (credit
worthiness) dan barang - barang lainnya masing pihak
dengan atau tanpa batasan waktu menjadikan produk
inisangat fleksibel.

 Mudharabah : Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara


dua atau lebih pihak dimana pemilikmodal mempercayakan
sejumlah modal kepada pengelola dengan suatu perjanjian
pembagian keuntungan.Bentuk ini menegaskan kerjasama
dengan kontribusi 100% modaldari pemilik modal dan
keahlian dari pengelola.

d. Akad Pelengkap

Untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan, biasanya


diperlukan juga akad pelengkap. Akad pelengkap ini tidak
ditujukan untuk mencari keuntungan, namunditujukan untuk
mempermudah pelaksanaan pembayaran. Meskipun tidak
ditujukan untukmencari keuntungan, dalam akad pelengkap ini
diperbolehkan untuk meminta pengganti biaya – biaya yang
dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini. Besarnya pengganti
biaya inisekadar untuk menutupi biaya yang benar – benar timbul.

 Hiwalah ( Alih Utang Piutang) : Hiwalah adalah


transaksi mengalihkan utang piutang. Dalam praktik
perbankansyariah, fasilitas hiwalah lazimnya untuk
melanjutkan suplier mendapatkan modal tunai agar
dapat melanjutkan produksinya. Bank mendapatkan
ganti biaya atas jasa pemindahan piutang.

13
 Rahn (Gadai) : Tujuan akad rahn adalah memberikan
jaminan pembayaran kembali kepada bankdalam
memberikan pembiayaan. Barang yang digadaikan
wajib memenuhi kriteria sebagai berikut, Milik nasabah
sendiri, Jelas ukuran, sifat, dan nilainya ditentukan
berdasarkan nilai riil pasar, Dapat dikuasai namun tidak
boleh dimanfaatkan oleh bank.

Atas izin bank, nasabah dapat menggnakan barang


tertentu yang digadaikan dengantidak mengurangi nilai dan
merusak barang yang digadaikan. Apabila barang
yangdigadaikan rusak atau cacat, maka nasabah harus
bertanggungjawab.

 Qardh : Qardh adalah pinjaman uang. Aplikasi qardh dalam


perbankan biasanya dalam empathal yaitu:

Sebagai pinjaman talangan haji, diman nasabah calon


haji diberikan pinjamantalangan untuk memenuhi syarat
penyetoran biaya perjalanan haji.

Sebagai pinjaman tunai (cash advance) dari produk


kartu kredit syariah, dimananasabah diberi keleluasaan
untuk menarik uang tunai melalui8 bank (ATM). Nasabah
akan mengembalikannya sesuai waktu yang ditentukan.

Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil, di mana


menurut perhitungan bankakan memberatkan si pengusaha
bila diberikan pembiayaan dengan skema jual beli,ijarah,
atau bagi hasil.

14
Sebagai pinjaman kepada pengurus bank, dimana bank
menyediakan fasilitas iniuntuk memastikan terpenuhinya
kebutuhan pengurus bank. Pengurus bank
akanmengembalikannya secara angsur melalui potongan
gajinya.

 Wakalah (Perwakilan ) : Wakalah dalam aplikasi


perbankan terjadi apabila nasabah memberikan kuasa pada
bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa
tertentu, seperti pembukuan L/C(Letter of Credit), inkaso
dan transfer uang.

Bank dan nasabah yang dicantumkan dalam akad


pemberian kuasa harus cakap hukum.Khusus untuk
pembukuan L/C, apabila dana nasabah tidak cukup, maka
penyelesaian L/C(settlement L/C) dapat dilakukan dengan
pembiayaan murabahah, salam, ijarah,mudharabah, atau
musyarakah.

 Kafalah (Garansi Bank) : Garansi bank dapat diberikan


dengan tujuan untuk mrnjamin suatu kewajiban
pembayaran. Bank dapat mempersyaratkan nasabah untuk
menempatkan sejumlah danauntuk fasilitas ini sebagai
rahnb. Bank dapat pula menerima dana tersebut dengan
prinsip wadi’ah. Bank mendapatkan pengganti biaya atas
jasa yang diberikan.

15
2.8.2 Produk Penghimpunan Dana

Penghimpunan dana di Bank Syariah dapat berbentuk giro,


tabungan, dan deposito.Prinsip operasional syariah yang diterapkan
dalam penghimpunan dana masyarakat adalah Prinsip Wadi’ah
(simpanan)

a. Prinsip wadi’ah dan mudharabah. Al-Wadi’ah atau dikenal dengan


nama titipan atau simpanan, merupakan titipanmurni dari satu
pihak ke pihak lain, baik perorangan maupun badan hukum yang
harusdijaga dan dikembalikain kapan saja bila si penitip
menghendaki.

Yang termasuk dalam produk Bank Syariah dalam menghimpun dana


yaitu :

1. Giro Syariah adalah simpanan yang penarikannya dapat


dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek/ bilyet giro,
atau dengan cara pemindah bukuan.

2. Tabungan Syariah adalah simpanan yang penarikannya hanya


dapat dilakukan menurutsyarat tertentu yang telah disepakati,
tetapi tidak dapat ditarik dengan cek/bilyetgiro.

3. Deposito Syariah adalah simpanan yang penarikannya hanya


dapat dilakukan pada waktutertentu berdasarkan perjanjian
antara nasabah dengan bank .

b. Prinsip Mudharabah. Mudharabah adalah akad kerja sama antara


dua pihak, di mana pihak pertamamenyediakan seluruh modal dan
pihak lain menjadi pengelola. Keuntungan dibagimenurut

16
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Apabila rugi maka
akan ditanggung pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat
dari kelalaian si pengelola. Apabilakerugian diakibatkan kelalaian
pengelola, maka si pengelolalah yang bertanggung jawab.

Jenis-Jenis Mudharabah

1. Mudharabah Mutlaqah Penerapan mudharabah mutlaqah dapat


berupa tabungan dan deposito sehingga terdapatdua jenis
penghimpunan dana, yaitu tabungan mudharaba dan deposito
mudharabah.Berdasarkan prinsip ini, tidak ada pembatasan bagi
bank dalam menggunakan dana yangdihimpun.

2. Mudharabah Muqayyadah Adalah jenis mudharabah yang pada


akadnya dicantumkan persyaratan-persyaratantertentu misalnya
hanya boleh digunakan untuk usaha tertentu, di kota tertentu, dan
dalamwaktu tertentu. Ikatan-ikatan ini membuat akad mudharabah
menjadi terikat dan sempitsehingga disebut mudharabah
muqayyadah (restricted mudharabah ).

2.8.3 Produk Jasa Perbankan

a. Sharf (Jual Beli Valuta Asing) : Pada prinsipnya, jual beli valuta
asing sejalan dengan prinsip sharf, Jual beli matauang yang
tudak sejenis ini penyerahannya harus dilaksanakan pada waktu
yang sama(spot). Bank mengambil keuntungan dari jual beli
valuta asing ini.

b. Ijarah (sewa) : jenis kegiatan ijarah antara lain penyewaan


kotak simpanan (safe deposit box). Bank dapat imbalan sewa
dari jasa tersebut.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Bank Syariah adalah lembaga finansial yang memiliki misi (risalah)


dan methodology (manhaj) yang ekslusif, misi yang bukan sekedar ada pada
jumlah nominal investasi tapi juga mencakup pada jenis, objek dan tujuannya
itu sendiri.Adapun methodologynya adalah kerangka Syariat dan kaidah-
kaidahnya yang bersumber dari ethika dan nilai-nilai Syariat Islam yang
komprehensif dan universal.Berdasarkan hal tadi, Bank Syariah harus
berfungsi sebagai sarana untuk mengumpulkan tabungan masyarakat dan
mengembangkannya. Intinya bahwa Bank Syariah adalah lembaga yang
berfungsi untuk menginvestasikan dana masyarakat sesuai dengan anjuran
Islam dengan efektif, produktif dan untuk kepentingan umat Islam.

Tujuan utama dari implementasi Bank Syariah, yaitu menyatukan


umat Islam, mengembalikan kekuatan, vitalitas, peran dan kedudukan Islam di
muka bumi ini bisa tercapai. Walaupun umat Islam itu memiliki kekayaan
yang sangat melimpah, sumber daya manusia yang produktif dan kapabel,
juga sumber daya alamnya yang sangat melimpah tapi sayang, kondisi umat
Islam tercerai berai, saling bertikai satu dan lainnya dan menjadi bangsa yang
semakin jauh dari persatuan Islam. Hal itu disebabkan jauhnya umat islalm
dari manhaj agamanya yang murni dan universal.

3.2 SARAN

Maka tugas kita selaku akademisi adalah bagaimanakita


mengembangkan dan menerapkan kegiatan perbankan islam pada masyarakat
dunia, sehingga tidak ada kata alergi ketika masyarakat mendengar istilah –

18
istilah kegiatan perbankan islam atau syariah. Harapan kita bahwa sudah
cukup disini saja kegiatan dunia bisnis baik yang basis finansial, investasi,
perbankan, real, pasar modal, pasang barang dan lain lain.

Yang hanya menguntungkan sebagian pihak dan pihak yang tertindas,


mari kita jadikan perbankan islam atau bank syariah sebagai sarana untuk
menciptakan dunia bisnis baru yang bermanfaat positif yang dapat
memberikan kesejahteraan bagi semua.

19
DAFTAR PUSTAKA

Azwar Karim Adiwarman. Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan. Rajawali
Pers.Jakarta.2013.Frianto Pandia, Elly Santi Ompusunggu, Achmad Abror.
Lembaga Keuangan. Rineka Cipta,Jakarta 2005Machmud Amir & Rukmana.
2010. Bank Syariah, Jakarta. ErlanggaSumber lain :http://www.
Makalahegi.blogspot.com Diakses pada tanggal 01 Mei 2014
http://www_ Eramoeslem.com”ekonomi syariah
PELUANG DAN TANTANGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA : Dr.H. Oyong
Lisa,SE.,MM. Disampaikan dalam seminar Perbankkan Syariah Program
Studi Akuntansi STIE Widya Gama Lumajang Sabtu, 6 Juli 2013
file:///C:/Users/ACER/Downloads/PELUANG%20DAN%20TANTANGAN%20BA
NK%20SYARIAH%20-%20Makalah%20-%20(1).pdf
https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/perencanaan/pengertian-tentang-bank-
syariah-dan-istilah-di-dalamnya
PT Bank CIMB Niaga Tbk Berizin & Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan serta
merupakan Peserta Penjaminan LPS
file:///C:/Users/ACER/Downloads/MAKALAH%20KLP%2013-
PERBANKAN%20SYARIAH%20DALAM%20MENGHADAPI%20TANT
ANGAN%20GLOBALISASI.pdf
PERBANKAN SYARIAH DALAM MENGHADAPI TANTANGAN
GLOBALISASI
A.Karim, Adiwarman. 2008. Bank Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Gamal, Mirza.Maret, 2009. Perkembangan Regulasi Perbankan Syariah di
Indonesia: Peluang dan Tantangan. Jurnal Ilmu Hukum Syiar Madani, Vol. XI
No. 1. Iqbal, Zamir dan Abbas Mirakhor. 2008. Pengantar Keuangan Islam
:Teori dan Praktik. Jakarta : Prenada Kencana. Machmud, Amir dan
Rukmana. 2010. Bank Syariah : Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di
Indonesia. Jakarta: Erlangga. Manurung, Mandala dan Pratama Rahardja.

20
2004. Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter (Kajian Kontekstual
Indonesia). Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Muhamad.
2005. Bank Syariah : Problem dan Prospek Perkembangan di
Indonesia.Yogyakarta: Graha Ilmu.

21

Anda mungkin juga menyukai