Anda di halaman 1dari 5

PERAN WISATA RELIGI MAKAM GUS DUR

DALAM MEMBANGUN KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT


DI SEKITAR PONDOK PESANTREN TEBUIRENG JOMBANG

Sela Kholidiani1

Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran wisata religi makam Gus Dur dalam membangun kehidupan
sosial ekonomi masyarakat sekitar Pondok Pesantren Tebuireng Jombang dan menganalisis kehidupan sosial
ekonominya. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka digunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumenter. Data dianalisis dengan
cara mereduksi data, menyajikan data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wisata
religi makam Gus Dur sangat berperan dalam membangun kehidupan sosial ekonomi masyarakat di sekitar Pondok
Pesantren Tebuireng Jombang, terutama sejak Gus Dur dimakamkan di area pondok karena banyaknya peziarah
yang datang dari berbagai daerah sehingga masyarakat sekitar dapat memanfaatkan peluang untuk mendirikan
macam-macam usaha yang berlandaskan prinsip Islami. Kehidupan ekonomi di sekitar Pondok Pesantren
Tebuireng Jombang meningkat, hal ini dapat dilihat semakin banyaknya masyarakat sekitar yang membuka
bermacam-macam usaha barang maupun jasa dan kehidupan sosial ekonomi mereka pun ikut terbangun dengan
adanya interaksi sosial antara pedagang dengan pedagang serta pedagang dengan pembeli.
Kata Kunci: Wisata Religi, Sosial, Ekonomi

Abstract
This article aims to describe the role of religious tourism in the grave of Gus Dur in building the socio-economic
life of the community around Pondok Pesantren Tebuireng Jombang and analyzing the socio-economic life. To
achieve that goal, a qualitative descriptive approach is used. Data collection techniques used were observation,
interview, and documentary study. Data were analyzed by reducing data, presenting data and drawing conclusions.
The result of the research shows that religious tourism of Gus Dur grave is very important in building the socio-
economic life of the community around Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, especially since Gus Dur is buried
in the cottage area because of the many pilgrims coming from various regions so that the surrounding community
can take advantage of the opportunity to establish various kinds Kinds of business based on Islamic principles.
Economic life around the Pondok Pesantren Tebuireng Jombang increased, it can be seen the increasing number
of people around who opened a variety of goods and services business and their socio-economic life was also
awakened by the social interaction between traders with traders and traders with buyers.
Keywords: Religious Toirism, Social, Economic

1
Jurusan Pendidikan IPS UIN Malang _selakholidiani2@gmail.com
Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS | 41
Vol.2 No.1 April 2017
P ISSN 2503 – 1201, E ISSN 2503 – 5347
1. PENDAHULUAN hari. Sehingga model seperti ini justru lebih
Pesantren merupakan sebuah lembaga pen- menguntungkan masyarakat. Pesantren seperti
didikan tertua yang melekat dalam perjalanan ini biasanya mengalami pertumbuhan ekonomi
kehidupan bangsa Indonesia. Pesantren adalah yang cenderung melambat karena harus ber-
lembaga pendidikan yang dapat dikategorikan saing dengan pedagang-pedagang dari masya-
sebagai lembaga unik dan punya karakteristik rakat sekitarnya.
tersendiri yang khas, sehingga saat ini me- Salah satu contoh pesantren yang di-
nunjukkan kapabilitasnya yang cemerlang. gunakan dalam membangun kehidupan sosial
Tercatat dalam sejarah pendidikan Indonesia ekonomi masyarakat adalah Pondok Pesantren
pesantren telah banyak memberikan andil dan Tebuireng Jombang yang didirikan pada
kontribusi yang sangat besar dalam ikut serta tanggal 26 Rabiul Awal 1317 H (bertepatan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mem- dengan tanggal 3 Agustus 1899 M) oleh
berikan pencerahan terhadap masyarakat. Pe- Hadratus Syeikh Kyai Hasyim Asy’ari. Pe-
santren juga menghasilkan komunitas intelek- santren ini menjadi salah satu tumpuan masya-
tual yang setaraf dengan sekolah-sekolah pada rakat dalam mencari nafkah, terutama sejak
umumnya. KH. Abdurrahman Wahid atau yang lebih akrab
Pesantren sebagai tempat pendidikan agama dikenal dengan Gus Dur dimakamkan di area
memiliki basis sosial yang jelas, karena Pondok Pesantren Tebuireng. Banyak dari
keberadaannya menyatu dengan masyarakat. masyarakat sekitar yang memanfaatkan pe-
Pada umumnya, pesantren hidup dari, oleh, dan luang ini untuk mendirikan berbagai jenis
untuk masyarakat. Visi ini menuntut ada-nya tempat usaha. Jenis usaha yang terdapat di
peran dan fungsi pondok pesantren yang sejalan sekitar makam Gus Dur ini antara lain pusat
dengan situasi dan kondisi masyarakat, bangsa, oleh-oleh khas kota Jombang, oleh-oleh khas
dan negara yang terus berkembang. Sementara haji dan usaha jasa. Adanya makam Gus Dur di
itu, sebagai suatu komunitas, pesantren dapat Pondok Tebuireng memang menguntungkan
berperan menjadi penggerak bagi upaya masyarakat sekitar dalam membangun ekono-
peningkatan kesejahteraan masya-rakat mi mereka. Masyarakat menjadi lebih pro-
mengingat pesantren merupakan kekuatan duktif dan mandiri.
sosial yang jumlahnya cukup besar.
Dalam kacamata sosial ekonomi kemasya- 2. METODE PENELITIAN
rakatan, kita bisa melihat di beberapa pe-santren Pendekatan penelitian ini menggunakan
modern, biasanya mempunyai corak eksklusif, pendekatan kualitatif yang berusaha mendes-
di mana santri tidak diperkenankan berinteraksi kripsikan tentang pembangunan kehidupan
dengan masyarakat luar dalam hal tertentu sosial ekonomi masyarakat sekitar pondok
seperti memenuhi kebutuhan sehari-hari. pesantren dengan keberadaan Pondok Pesanten
Pesantren kemudian menyediakan semua Tebuireng Jombang. Dilihat dari sifatnya, pe-
keperluan-keperluan santrinya tersebut, se- nelitian ini bersifat deskriptif yang mem-
hingga tak jarang pertumbuhan ekonomi di berikan gambaran tentang tujuan penelitian
pesantren tersebut meningkat pesat. Pesantren yang bersifat deskriptif bertujuan menggam-
ini biasanya mempunyai slogan “dari santri, barkan secara tepat sifat-sifat suatu individu,
oleh santri, untuk santri”. Artinya semua arus keadaan, gejala dari kelompok tertentu, atau
perekonomian murni dikelola oleh santrinya untuk menentukan frekuensi atau penyebaran
sendiri. Hal ini sangat menguntungkan bagi gejala dalam masyarakat. Koentjoroningrat
pertumbuhan pesantren, karena pangsanya (1979) menjelaskan peneliti sebagai human
sudah jelas dan pesantren tidak mempunyai instrument dalam penelitian kualitatif dan
pesaing dalam usaha. dengan teknik pengumpulan data participant
Sementara itu, di beberapa pesantren lain, observation (observasi berperan serta) dan in
terutama pesantren yang bercorak salaf, depth interview (wawancara mendalam), maka
keberadaan pondok pesantren sudah menjadi peneliti harus berinteraksi dengan sumber data
bagian dari kehidupan masyarakat sekitarnya. (Sugiono. 2013).
Pesantren cenderung membebaskan santrinya Penelitian ini dilaksanakan di wisata religi
dalam berinteraksi dengan masyarakat sekitar, makam Gus Dur dan sekitarnya yang berada di
termasuk dalam pemenuhan kebutuhan sehari- kawasan Pondok Pesantren Tebuireng yang
Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS | 42
Vol.2 No.1 April 2017
P ISSN 2503 – 1201, E ISSN 2503 – 5347
terletak di wilayah administratif Desa Cukir, mantan pengasuh pondok Tebuireng KH. Yusuf
Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, be- Hasyim.Area pemakaman keluarga Gus Dur ini
rada pada kilometer 8 dari kota Jombang ke berada di komplek Pondok Tebuireng Desa
arah selatan. Cukir Kecamatan Diwek kabupaten Jombang
Sumber data dalam penelitian ini antara lain yang berjarak sekitar 30 km ke selatan dari
masyarakat sekitar wisata religi makam Gus alun-alun Kabupaten Jombang.
Dur yang berprofesi sebagai penjual barang dan Di sepanjang jalan menuju ke makam
jasa, serta dokumentasi yang terkait dengan dipenuhi dengan kios yang isinya beragam
penelitian. Dalam penelitian ini pengambilan produk. Ada warung makan, toko baju muslim,
sampel sumber data dilakukan secara purposive aksesoris, sampai berbagai macam kaset. "Siir
dan snowball sampling. Purposive sampling tanpa waton" yang sering dikumandangkan Gus
adalah teknik penentuan sampel dengan Dur menjadi lagu "wajib putar" di area makam.
pertimbangan tertentu. Sedang-kan snowball Selain pertokoan masih ada berbagai fasilitas
sampling adalah teknik penen-tuan sampel yang yang menjual jasa seperti kamar mandi dan
mula-mula jumlahnya kecil, kemudian tempat penginapan.
membesar. Teknik pengumpulan data dari
penelitian ini menggunakan observasi, b. Pondok Pesantren
wawancara, studi dokumenter dan triangulasi Pesantren sendiri menurut pengertian dasar-
atau gabungan. Miles and Huberman nya adalah “tempat belajar para santri”.
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis Sedangkan pondokberarti rumah atau tempat
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan tinggal sederhana yang terbuat dari bambu. Di
berlangsung secara terus menerus sampai samping itu, kata “pondok” mungkin juga
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang
dalam analisis data, yaitu data reduction, data berarti hotel atau asrama (Dhofer. 1983). Di
display, dan conclusion drawing/verification Indonesia, istilah pondok pesantren yaitu suatu
(Ibid). Ter-dapat beberapa tahapan dalam lembaga pendidikan Islam, yang didalamnya
penelitian, diantaranya: 1) Tahap pra-lapangan, terdapat seorang kyai (pendidik) yang me-
2) tahap pekerjaan lapangan, 3) Tahap analisis ngajar dan mendidik para santri (peserta didik)
data dan 4) tahap penulisan laporan (Maelong. dengan sarana masjid yang digunakan untuk
2004). menyelenggarakan pendidikan tersebut, serta
didukung adanya pondok sebagai tempat
3. PEMBAHASAN tinggal para santri (Ali. 1987).
a. Wisata Religi Makam Gus Dur Tujuan pendidikan pesantren menurut
Wisata religi yaitu perjalanan ke tempat- Mastuhu adalah menciptakan kepribadian
tempat yang memiliki unsur religi agama muslim yaitu kepribadian yang beriman dan
tertentu. Religi yang dimaksud disini adalah bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia,
agama Islam, dan tempat yang memiliki unsur bermanfaat bagi masyarakat atau berkhikmat
religi dalam penelitian ini adalah wisata religi kepada masyarakat dengan jalan menjadi
makam Gus Dur.Pada tahun 2009 Gus Dur kawula atau menjadi abdi masyarakat mampu
menderita beberapa penyakit. Bahkan sejak berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam ke-
beliau menjabat sebagai presiden, beliau pribadian, menyebarkan agama atau menegak-
menderita gangguan penglihatan sehingga surat kan Islam dan kejayaan umat Islam di tengah
dan buku seringkali dibacakan atau jika saat masyarakat dan mencintai ilmu dalam rangka
menulis seringkali juga dituliskan. Beliau mengembangkan kepribadian Indonesia. Ideal-
mendapatkan serangan stroke, diabetes, dan nya pengembangan kepribadian yang ingin
gangguan ginjal. dituju ialah kepribadian mukhsin, bukan se-
Gus Dur wafat pada tanggal 30 Desember kedar muslim (Masyhud dan Khusnurdilo.
2009, dan kemudian beliau dimakamkan di 2003).
kompleks Pondok Tebuireng, bersebelahan Karakteristik atau ciri-ciri umum pondok
dengan makam kakeknya KH. Hasyim Asy’ari. pesantren yaitu: 1) Adanya kyai, 2) Adanya
Makam yang berada di tengah pondok santri, 3) Adanya masjid, dan 4) Adanya
Tebuireng ini juga terdapat makam dari pondok atau asrama (Mujib. 2006). Sebagai
ayahanda Gusdur, KH. Wahid Hasyim dan lembaga pendidikan Islam yang termasuk
Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS | 43
Vol.2 No.1 April 2017
P ISSN 2503 – 1201, E ISSN 2503 – 5347
tertua, sejarah perkembangan pondok pe- dangkan pada Kementerian Sosial istilah sosial
santren memiliki model-model pengajaran yang menunjukkan pada kegiatan-kegiatan di la-
bersifat non-klasikal, yaitu model sistem pangan sosial, artinya kegiatan-kegiatan yang
pendidikan dengan metode pengajaran we- ditujukan untuk mengatasi persoalan-persoalan
tonan dan sorogan. yang dihadapi dalam bidang kesejahteraan,
yang ruang lingkupnya adalah pekerjaan
c. Sosial Ekonomi Masyarakat ataupun kesejahteraan sosial (Soekanto. 1986).
Kata sosial dalam Kamus Besar Bahasa Sedangkan ilmu ekonomi yaitu suatu ilmu
Indonesia berarti segala sesuatu yang ber- yang mempelajari usaha-usaha manusia untuk
kenaan dengan masyarakat. Partanto Barry memenuhi kebutuhan materiilnya dari bahan-
(2016) mendefinisikan sosial adalah segala bahan yang terbatas tersedianya (Ibid). Secara
sesuatu yang mengenai masyarakat yang ber- definitif, ilmu ekonomi merupakan ilmu yang
kenaan dengan pelaku interpersonal, atau yang mempelajari bagaimana masyarakat mem-
berkaitan dengan proses sosial, maka perlu produksi barang atau komoditas serta mendis-
pembatasan kajian tentang realitas sosial tribusikannya kepada anggota masyarakat yang
(masyarakat). Menilik kenyataan di lapangan, lain dalam kerangka pemenuhan kebutuhannya
suatu kelompok masyarakat dapat berupa suatu (Ibid).
suku bangsa. Dalam pertumbuhan dan perkem- Hal tersebut sesuai dengan salah satu firman
bangan suatu masyarakat, dapat digolongkan Allah yang memerintahkan manusia agar
menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat mencari pahala untuk kehidupan akhirat, tetapi
maju (masyarakat modern). juga tidak lupa bekerja keras selama di dunia,
Istilah sosial pada ilmu-ilmu sosial menun- ayat tersebut berbunyi:
jukkan pada objeknya yaitu masyarakat. Se-

Artinya: “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, dan
janganlah kamu melupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al- Qashash: 77)

Sosial ekonomi dapat didefinisikan sebagai biasanya berasal dari budaya, termasuk di
sebuah kajian yang mempelajari hubungan dalamnya hukum dan agama (Ibid).
antara masyarakat yang di dalamnya terjadi Ada beberapa faktor yang dapat me-
interaksi sosial dengan ekonomi. Dalam nentukan tinggi rendahnya keadaan sosial
hubungan tersebut, dapat dilihat bagaimana ekonomi seseorang dalam masyarakat yaitu: 1)
masyarakat mempengaruhi ekonomi. Juga Tingkat pendidikan, 2) Jenis pekerjaan, 3)
sebaliknya, bagaimana ekonomi mempenga- Tingkat pendapatan, 4) Keadaan rumah tangga,
ruhi masyarakat (Damsar. 2009). Dalam 5) Tempat tinggal, 6) Kepemilikan kekayaan, 7)
kehidupan sosial ekonomi masyarakat terdapat Jabatan dalam organisasi, dan 8) Aktivitas
proses dan pola interaksi sosial, dalam hu- ekonomi (Ali. 2009).
bungannya dengan ekonomi. Hubungan ter-
sebut dilihat dari saling mempengaruhi. 4. KESIMPULAN
Masyarakat sebagai realitas eksternal-objektif Dalam membangun kehidupan sosial
akan menuntun individu dalam melakukan ekonomi kegiatan masyarakat Desa Cukir
kegiatan ekonomi seperti apa yang boleh Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang, me-
diproduksi, bagaimana memproduksinya, dan lihat pada sektor wirausaha karena masyarakat
dimana memproduksinya. Tuntutan tersebut melihat pada potensi peziarah yang terus
berdatangan ke makam Gus Dur untuk ber-

Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS | 44


Vol.2 No.1 April 2017
P ISSN 2503 – 1201, E ISSN 2503 – 5347
ziarah, masyarakat yang melihat pada peluang sa toilet, penginapan dan tempat parkir. Dalam
wirausaha mulai membuka stand-stand dagang perdagangan, masyarakat membentuk
yang berada di sekitar makam Gus Dur. paguyuban untuk mengatur sektor per-
Masyarakat sekitar yang dulunya bekerja ekonomian masyarakat kawasan makam Gus
sebagai buruh pabrik, petani maupun ibu rumah Dur. Masyarakat sadar dalam kehidupan sosial
tangga atau pengangguran sekalipun dapat mereka tidak hanya mencari keuntungan saja
memanfaatkan peluang ini dengan berjualan tapi membentuk sebuah paguyuban yang mana
dan membuka usaha mandiri berupa stand paguyuban tersebut mengatur jalannya per-
makanan oleh-oleh khas Jombang, baju khas ekonomian desa. Paguyuban tersebut menerap-
makam Gus Dur, oleh-oleh khas haji seperti kan peraturan berupa pembayaran retribusi
tasbih, kopyah, dan sorban, warung-warung kebersihan, listrik, penyewaan stand dan lain-
makan dan minuman serta toilet, jasa parkir dan lain.
tempat penginapan. Hal ini tentunya Masyarakat Desa Cukir memperbolehkan
meningkatkan nilai ekonomi masyarakat warga lain untuk berwirausaha di sekitar
dengan meningkatnya pendapatan mereka, makam Gus Dur karena masyarakat memiliki
apalagi saat makam Gus Dur sedang ramai oleh pedoman saling bertoleransi antara satu dengan
para peziarah. yang lain.
Kegiatan masyarakat sekitar dalam mem-
bangun sosial ekonomi tidak hanya sebatas DAFTAR PUSTAKA
membangun tempat usaha perekonomian saja [1] Ali, A.Mukti. 1987. Beberapa Persoalan
akan tetapi masyarakat juga membentuk Agama Dewasa Ini. Jakarta: Rajawali.
paguyuban untuk mengatur kegiatan per- [2] Mujib, Abdul. 2006. Ilmu Pendidikan
ekonomian. Paguyuban-paguyuban di kawasan Islam. Jakarta: Kencana Penada Media.
makam Gus Dur Kabupaten Jombang mem- [3] Damsar. 2009. Pengantar Sosiologi
buat peraturan yang berfungsi untuk menja- Ekonomi Edisi Revisi. Jakarta: Kencana
lankan perekonomian masyarakat yang ber- Prenada Media Group.
budaya Islami, melihat lingkungan sekitarnya [4] Koentjaningrat. 1979. Metode-metode
adalah Pondok Pesantren Tebuireng. Pagyuban Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT
yang ada di kawasan makam Gus Dur ber- Gramedia.
fungsi sebagai pengelola dalam bidang [5] Moelong, Lexy. 2005. Metodologi
kebersihan, listrik dan lain lain. Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.
Membangun sosial ekonomi masyarakat Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
sekitar makam Gus Dur tidak hanya melihat [6] Muhammad bin Allan. 1995. Dalilul
pada keuntungan semata tetapi harus Falihin Juz 2. Beirut: Dar al-Kotob al-
memperhatikan kehidupan bermasayarakat Ilmiyah. Dalam http://multazam-
yang pada hakikatnya manusia tidak dapat einstein.blogspot.co.id.
hidup sendiri tanpa bantuan manusia yang lain, [7] Partanto Barry. 2001. Kamus Ilmiah.
tetapi manusia dapat hidup karena bekerjasama Surabaya: Arloka.
satu dengan yang lain. Kehidupan yang saling [8] Soekanto, Soerjono.1986. Sosiologi Suatu
bergantungan satu sama lain itulah yang Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
dijadikan pedoman atau kebudayaan ma- Persada.
syarakat di sekitar makam Gus Dur Pondok [9] Masyhud, Sulthon dan Khusnurdilo. 2003.
Pesantren Tebuireng dalam membangun per- Manajemen Pondok Pesantren. Jakarta:
ekonomian masyarakat dengan berpatokan pada Diva Pustaka.
kehidupan bersosial. [10] Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Stand-stand dagang yang ada di kawasan Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
makam Gus Dur ini kurang lebih berjumlah 150 Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
stand yang menjual beraneka macam dagangan [11] Dhofer, Zamakhsyari. 1984. Tradisi
seperti makanan dan cinderamata khas Pesantren Studi Tentang Pandangan
Jombang, baju, kaset dan buku sejarah Gus Dur, Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES.
serta tidak lupa adanya pedagang ja-

Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS | 45

Anda mungkin juga menyukai