OLEH :
MUHAMMAD NUR FIRDAUS
NPM. 17.06.0.013
NIRM. 2017.4.008.0425.1.000174
Proposal
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan Skripsi
OLEH :
MUHAMMAD NUR FIRDAUS
NPM. 17.06.0.013
NIRM. 2017.4.008.0425.1.000174
Proposal ini telah saya seminarkan pada tanggal 01 Maret 2021 dan
disetujui untuk dibimbing
A. Konteks Penelitian
Salah satu lembaga Pendidikan Islam yang merupakan subkultur
masyarakat Indonesia adalah Pondok Pesantren. Sampai saat ini, Pondok
Pesantren masih eksis menjadi lembaga Pendidikan Tradisional dengan
system pengajaran klasikal, ditengah sekian banyak pendidikan umum,
dengan system pengajaran modern berbasis kurikulum terpusat. Arus laju
globalisasi tak lantas mengurangi kualitas dan kuantitas Pondok Pesantren
sebagai Lembaga Pendidikan Islami yang senantiasa berusaha mencetak
individu-individu yang berwawasan luas, dan berperadaban tinggi, dengan
tetap menjunjung nilai-nilai moral bangsa dan agama.
Pondok Pesantren merupakan salah satu institusi yang unik dengan
ciri-ciri khas yang sangat kuat dan lekat. 1 Peran Pondok Pesantren dalam
mencerdaskan bangsa memberi pengaruh yang sangat besar terhadap upaya
Indonesia dalam mendeklarasikan kemerdekaannya. System penanaman nilai-
nilai moral dengan pola perilaku sederhana semakin mengukuhkan karakter
santri sebagai pribadi yang siap turut andil memberi kemaslahatan bagi
bangsa dan negara. Oleh karena itu, sebagai salahsatu lembaga pendidikan,
pesantren juga mempunyai tanggung jawab yang tidak kecil dalam
membentuk Karakter santri.
Pondok Pesantren menurut Kurnia tidak hanya berperan dalam
mentransfer ilmu agama, merekontruksi karakter, namun juga menjernihkan
hati, sehingga spirit positif ini perlu digali oleh santri melalui tirakat untuk
mengaktualisasikan diri baik secara fisik maupun batin. 2 Salah satu bukti
nyata dari tirakat ialah Gaya Hidup santri yang terkesan Sederhana dan apa
adanya, mulai dari hal-hal yang terkait dengan kebutuhan primer seperti
dalam hal makan, pakaian, dan tempat tinggal, sampai hal-hal yang sifatnya
1
M Abdul Manan, Daya Tahan dan Eksistensi Pesantren di era 4.0, JPII, vol.3, No.2
(April 2019).
2
Muhammad Kurnia Mardhika & Beti Malia Rahma Hidayati, Psychological Well-Being
Pada Santri Ngrowot di PP.Haji Ya’qub Lirboyo Kota Kediri, Journal An-Nafs: Kajian Penelitian
Psikologi, Vol. 4, No.2 (Desember2019), h. 1
2
menunjang seperti alat-alat pembelajaran. Para santri dalam hal ini berusaha
memanage bekal/uang sakunya sebaik mungkin, agar sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhannya.
Pesantren mengajarkan nilai-nilai kesederhanaan, kemandirian,
semangat kerja sama, solidaritas, dan keikhlasan.3 Karenanya kesederhanaan
hidup merupakan satu hal yang sangat lekat dengan keseharian santri,
sehingga bisa dipastikan dalam setiap aktivitasnya akan terdapat manifestasi
sederhana disana. Kesederhanaan menunjukkan pengunduran diri dari ikatan-
ikatan dan hirarki-hirarki masyarakat setempat, dan pencarian suatu makna
kehidupan yang lebih dalam yang terkandung dalam hubungan-hubungan
social.4 Gaya hidup sederhana santri khususnya santri Pondok Pesantren Haji
Ya’qub merupakan sebuah ikhtiar yang telah diterapkan secara turun-temurun
oleh para santri Haji Ya’qub melalui teladan para kyai-kyai sepuh, hal ini
guna untuk membentuk karakter santri sebagai individu dengan nilai-nilai
moral positif serta bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.
Dahulu santri-santri PPHY merupakan santri-santri yang terkenal
masyaqohnya (keprihatinannya). Selain itu santri PPHY juga terkenal dengan
tirakatnya.5 Keprihatinan yang dijalani oleh para santri serta tirakat yang
dijalankan mengindikasikan bahwasanya, sejak dulu para santri Pondok
Pesantren Haji Ya’qub telah mempraktekkan gaya hidup sederhana. Selain
itu, gaya hidup sederhana merupakan salah satu bentuk penggemblengan
terhadap santri di Pondok Pesantren, agar nanti setelah menyelesaikan masa
studinya, para santri telah siap dan matang menghadapi kerasnya hidup
ditengah-tengah masyarakat.
Mengkaji Gaya Hidup Sederhana dari perspektif kekuatan karakter
menjadi sangat penting karena lumrahnya orang-orang pada masa ini
berspekulasi bahwasanya kesederhanan hanya terbatas pada orang-orang yang
kurang mampu dari segi materi, lemah dalam mencari pekerjaan, dan
3
Ahmad Muhakamurrohman, Pesantren: Santri, Kyai, dan Tradisi, Jurnal Kebudayaan
Islam, Vol. 12/2, Juli-Desember 2014, h. 110
4
Ibid, h. 110.
5
Bekal Agung Buku Pedoman Jam’iyyah (Kediri: Jam’iyyah Pusat Ar-Rohmah PPHY,
2018), h.11.
3
B. Fokus Penelitian
1. Bagaimana Gaya Hidup Sederhana Santri Pondok Pesantren Haji Ya’qub
Lirboyo Kota Kediri ?
2. Bagaimana Kekuatan Karakter pada Gaya Hidup Sederhana Santri Pondok
Pesantren Haji Ya’qub Lirboyo Kediri ?
C. Tujuan Penelitian
6
Ahmad Muhakamurrohman, Pesantren: Santri, Kyai, dan Tradisi……….., h. 205.
7
Christopher Peterson dan Nansook Park, Character Strengths: Research and
Practice :Journal of College & Character, Vol.9/4, (April 2009), h.3
8
Nansook Park, Christopher Peterson & Martin E.P. Seligman, Strengths of character
and well-being. Journal of Social and Clinical Psychology 23, (2004), h. 609.
4
E. Definisi Operasional
1. Pondok Pesantren
Pondok Pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan yang
bercorak Islami, yang membekali santrinya dengan ilmu-ilmu agama baik
dari segi lahiriah maupun batiniah berupa nilai-nilai moral keislaman.
5
F. Kajian Pustaka
1. Santri
a. Pengertian
Istilah santri, menurut A.H. John berasal dari Bahasa Tamil
yang memiliki arti mengaji.9 Sedangkan menurut Nurcholis Madjid
dalam Yasmadi, menyatakan bahwa asal-usul kata santri dapat dilihat
dari dua pendapat. Pertama, pendapat yang mengatakan bahwa santri
9
Babun Suharto, Dari Pesantren Untuk Umat: Reiventing Eksistensi Pesantrendi Era
Globalisasi (Surabaya: Imtiyaz, 2011 ), h.9
6
berasal dari kata sastri, yakni sbuah kata yang diambil dari Bahasa
sanskerta yanga artinya melek huruf. Pendapat ini menurut Nurcholis
Madjid diadasarkan atas kaum santri kelas literary bagi orang jawa
berusaha mendalami agama melelui kitab-kitab bertulisan yang
menggunakan Bahasa arab. Kedua, pendapat yang mengatakan bahwa
perkataan santri berasal dari Bahasa Jawa, yakni dari kata “cantrik”
yaitu seseorang yang senantiasa mengikuti guru kemanapun guru ini
pergi menetap.10 Sementara itu, Zamakhsari Dhofier berpendapat
bahwa, kata santri dalam Bahasa india berarti orang yang tahu buku-
buku suci agama hindu, atau seorang sarjana ahli kitab suci agama
hindu.11
Isti’mal kata santri ditujukan kepada orang yang sedang
menimba ilmu agama di pondok pesantren, sebutan santri erat
kaitannya dengan keberadaaan seorang kiai.12 Sehingga bisa
dipastikan santri merupakan segolongan orang yang tidak bisa
terpisahkan dengan para ulama. Lebih lanjut lagi, santri adalah siswa
atau murid yang dididik menjadi pengikut dan penerus estafet
perjuangan ulama yang setia.13
2. Pondok Pesantren
a. Pengertian
Menurut Nata dalam Jurnal Abdul Mannan menyatakan bahwa,
Pesantren adalah lembaga atau institusi pendidikan yang pengajaran
dan pengajarannya berbasis Islam, pembelajarannya dilaksankan
secara klasikal dimana seorang Kyai mengajarkan Ilmu Agama Islam
kepada para santri, berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam Bahasa
mArab oleh ulama Abad pertengahan dan para santri bermukim di
Pondok (asrama) dalam pesantren tersebut. Selain itu, Pondok
10
Yasmadi, Modernisasi Pesantren: Kritik Nurcholish Madjid Terhadap Pendidikan Islam
Tradisional, ( Jakarta: Ciputat Press, 2005), h.61
11
Zamkhasyari Dhofier, Tradisi Pesantren (Cet. II; Jakarta: Mizan), h.18
12
Sukamto, Kepemimpinan Kiai dalam Pesantren , (Jakarta: Pustaka LP3ES, 1999), h.97.
13
Http://Digilib.Uinsby.Ac.Id/20317/5/Bab%202, Skripsi, Pdf, diakses pada tanggal 11
Februari 2021. H. 26.
7
14
Selasih Dwi Palupi, Skripsi: Upaya Meningkatkan Sikap Sederhana dan Prestasi Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pecahan SD Negeri 3 Lesmana, FKIP, UMP,
2011. H. 7.
15
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Buku Seri Pendidikan Orang Tua:
Menanamkan Hidup Sederhana, (Jakarta: Kemendikbud), 2016. H. 4.
8
4. Keadilan
Keadilan berkaitan dengan interaksi antara beberapa individu yang
ada dalam kelompok dalam kelompok itu sendiri. Keadilan
12
G. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini terdapat beberapa penelitian lain yang dijadikan sebagai
bahan perbandingan dan acuan untuk dijadikan telaah pustaka yakni
penelitian-penelitian yang sesuai dengan judul yang sedang penulis teliti.
Diantaranya sebagai berikut:
1. Skripsi dari Firanti Handayani dengan judul “HUBUNGAN ANTARA
KEKUATAN KARAKTER DENGAN RESILIENSI RESIDEN
NARKOBA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) TERAPI DAN
REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL LIDO”. Fokus
penelitian ini adalah utnutk mengetahui apakah ada hubungan positif yang
signifikan antara kekeuatan karakter dengan resiliensi pada residen
narkoba di Unit Pelaksana Teknis (UPT) terapidan rehabilitasi Badan
Narkotika Nasional Lido. Sampel yang merupakan residen sejumlah 134
orang diambil dengan teknik Purposive Sampling dan diberikan angket
untuk mengukur kekuatan karakter serta resiliensi mereka. Hasil
penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan positif yang signifikan
antara kekuatan karakter dengan resiliensi. Dimana jika kekuatan karakter
residen tinggi maka resiliensinya akan tinggi pula dan sebaliknya jika
14
23
Firanti Handayani, “Hubungan Antara Kekuatan Karakter dengan Resiliensi Residen
Narkoba Di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terapi dan Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional
Lido”, (Skripsi: Fakutas Psikologi Unuversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010).
24
Husna Sholihah, “Hubungan Kekuatan Karakter Dengan Kebahagiaanpada Remaja”,
(Skripsi: Program Studi Psikologifakultas Psikologi dan Kesehatan Universitas Islam Negeri
Sunan Ampel Surabaya, 2018).
15
sampai saat ini aktif berlatih dan mengikuti berbagai macam pertandingan
di NPCI Kota Bandung. Dalam proses latihan dan pertandingan para atlet
biasanya mendapatkan tuntutan-tuntutan serta resiko-resiko tertentu yang
harus mereka hadapi. Walaupun demikian mereka tetap bertahan dan
selalu berusaha untuk mengatasi kendala yang ada serta tetap berlatih dan
bertanding semaksimal mungkin agar mampu memperoleh prestasi yang
baik. Kondisi tersebut mengindikasikan adanya kekuatan karakter
(Character Strength). Seligman (2004) menyatakan bahwa Character
Strength merupakan karakter positif yang membawa perasaan positif.
Dengan menggunakan teknik penelitian kualitatif deskriptif penelitian ini
bertujuan dari untuk menggambarkan Profil Kekuatan Karakter
(Character Strength) pada Atlet Penyandang Tuna daksa di NPCI Kota
Bandung.Hasil Penelitian menunjukkan Atlet penyandang Tuna daksa di
NPCI Kota Bandung memiliki lima Kekuatan Karakter (Character
Strength). Kelima Kekuatan Karakter tersebut adalah Bravery,
Spirituality, Persistence, Self Regulation,dan Gratitude.25
4. Skripsi dari Selasih Dwi Palupi dengan judul UPAYA
MENINGKATKAN SIKAP SEDERHANA DAN PRESTASI BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI
PECAHAN SD NEGERI 3 LESMANA, skripsi di setting menggunakan
metode penelitian kualitaitif deskriftif dengan tujuan menggambarkan dan
menjelaskan kontribusi sikap sederhana serta prestasi belajar siswa pada
penigkatan pemahamna terhadap mata pelajaran matematika di SD
Lesmana.26
5. Jurnal penelitian oleh Khairil Ikhsan Siregar yang berjudul
“KESEDERHANAAN PRIBADI NABI MUHAMMAD DAN
APLIKASINYA DALAM FAKTA SOSIAL (SEBUAH KAJIAN NILAI
Anandya Ikhwan Muttaqin dan Endang Supraptiningsih, Character Strength pada Atlet
25
Penyandang Tuna Daksa di NPCI Kota Bandung, Journal of Psychological Research SCHEMA,
Volume 3/1, Mei 2017.
26
Selasih Dwi Palupi, Upaya Meningkatkan Sikap Sederhana dan Prestasi Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pecahan SD Negeri 3 Lesmana, (Skripsi: FKIP, UMP,
2011).
16
H. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, penelitian
Kualitatif atau Qualitative Research merupakan jenis penelitian yang
menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan
menggunakan prosedur-prosedur statistic atau dengan cara Kuantitatif. 29
Rukin menjelaskan penelitian kualitatif merupakan riset yang bersifat
deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan
induktif.30
Sedangkan menurut Corbi dan Strauss dalam Farida nugrahani
bahwa penelitian kualitatif adalah penlitian yang dapat digunakan untuk
meneliti kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, funsionalisasi
28
Ahmad Faiz, “Aplikasi Ajaran Pola Hidup Sederhana Drs. KH Hasbulloh dalam
Kehidupan Ekonomi Santri (Studi pada Santri Alumni Pondok Pesantren Raudhatussu’ada Buaran
Bantarkawung Brebes)”, (Skripsi, Strata Satu Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,
Yogyakarta, Fakultas Sosial dan Humaniora, Prodi Sosiologi, 2013)
29
Salim dan Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Citapustaka Media,
Cet.II 2012).
30
Rukin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Takalar: Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia,
2019). H.6.
18
31
Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Penelitian Pendidikan Bahasa,
(Surakarta: tt, tb). H. 4
32
Ibid. h.4
33
. Farida Nugrahani……….,h. 8
34
J.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik Dan Keunggulannya, (Jakarta:
PT. Grasindo, 2010). hal. 42
19
35
J.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik Dan Keunggulannya…….,
h.82.
36
J.R. Raco, Metode Penelitin Kualitatif: Jenis, Karakteristik Dan Keunggulannya…….,
h.83.
Kuswarno Engkus, Fenomologi, (Bandung; Widya Padjajaran,2009), h. 40.
37
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang akan dijadikan lapangan studi kasus adalah
Pondok Pesantren Haji Ya’qub Lirboyo Kota Kediri, Jawa Timur.
4. Sumber Data
Sumber dalam penelitian adalah subjek darimana data diperoleh.40
Sumber utama dalam penelitian adalah kata-kata dan tindakan, sedang
selebihnya merupakan datra tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Bila
dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data, dapat menggunakan
sumber primer dan sekunder.
1. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung berdasarkan
wawancara dari narasumber atau informan yang dianggap berpotensi
dalam memberikan informasi yang relevan dan sebenarnya di
lapangan.Sumber data primer merupakan sumber data yang lansung
memberikan data kepada pengumpul data.41
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan
darta kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
dokumen.
40
Arif Furchan, Pengantar Metodologi Penelitian Kualitatif, (Surabaya: Usaha Nasinal,
1992).,h. 51.
41
Hardani, dkk, metode epnelitian kualitatif dan kuantitatif, (Yogyakarta: CV. Pusrtaka Ilmu,
2020), h. .121.
21
42
J.R. Raco, Metode Penelitin Kualitatif: Jenis, Karakteristik Dan Keunggulannya……., h.
112.
Muhammad Kurnia Mardhika & Beti Malia Rahma Hidayati…………..th.
43
46
Hardani, dkk, Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif, (Yogyakarta: CV. Pusrtaka
Ilmu, 2020), h. 137.
47
Sugiono.Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, h. 236.
23
48
J.R. Raco, Metode Penelitin Kualitatif: Jenis, Karakteristik Dan Keunggulannya……., h.
122.
49
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 248.
24
50
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), h.111.
51
Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kulitatif, (Bandung: Trasitu, 1996), h.105.
52
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),
h.170.
25
8. Tahap-tahap Penelitian
Penelitian ini meliputu empat tahap, yaitu:
a. Tahap sebelum ke lapangan atau prapenelitian, meliputi kegiatan
menyusun proposal peneliti, menemukan fokus penelitian,
konsultasi kepada pembimbing, menghubungi lokasi penelitian,
dan seminar proposal penelitian.
b. Tahap pekerjaan lapangan, meliputi kegiatan pengumpulan data
atau informasi yang terkait dengan fokus penelitian dan pencatatan
data.
c. Tahap analisis data, meliputi kegiatan organisasi data, dan
penafsiran data, pengecekan keabsahan dan memberi makna.
d. Tahap penulisan laporan, meliputi kegiatan penyusun hasil
penelitian kepada pembimbing, perrbaiki hasil konsultasi,
pengurusan kelengkapan persyaratan ujian dan mengikuti ujian
munaqosah skripsi.53
I. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang penulis gunakan pada penelitian
ini yaitu sebagai berikut:
Bab I: Pendahuluan, berisi tentang: a) latar belakang permasalahan, b)
rumusan masalah, c) tujuan penelitian, d) kegunaan penelitian, e) definisi
operasional, dan g) sistematika penulisan.
Bab II: Kajian Pustaka, berisi tentang: a) tinjaun Kekuatan Karakter,
b) tinjaun santri dan Pondok Pesantren, c) tinajaun Gaya Hidup Sederhana
santri.
53
Husein Umar, Metode penelitian untuk skripsi dan thesis bisnis, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2003), h. 36.
26
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suhaimin. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Raneka Cipta ,2002.
Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta,
2008.
27