TENTANG
DI INSTALASI LABORATORIUM
HALAMAN 2 DARI 22
DAFTAR ISI
NOMOR : 230.000-039/PER/DIR/SHBC/X/2019
TENTANG
PANDUAN MANAJEMEN SAMPEL DI INSTALASI LABORATORIUM
Menimbang :
b. bahwa dalam rangka penerapan tata kelola rumah sakit yang baik dan
pelayanan rumah sakit yang efektif, efisien dan akuntabel di Instalasi
Laboratorium perlu dibuat ketentuan dasar untuk melakukan/melaksanakan
kegiatan manajemen sampel di Instalasi Laboratorium.
Mengingat :
HALAMAN 4 DARI 22
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2015 tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Ahli Teknologi Laboratorium Medik.
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Bandung
Pada Tanggal : 10 Oktober 2019
Direktur,
1. Sampel / spesimen / bahan pemeriksaan adalah sejumlah tertentu bahan berasal dari manusia
yang refresentative dan diambil menggunakan metode tertentu, digunakan untuk membantu
penegakan diagnosa.
2. Sampel laboratorium adalah darah, urine, feses, sputum, jaringan tubuh, lesi kulit, kuku,
rambut, pus luka/abses, apus nasofaring, apus tenggorok, apus rectum/rectal swab, secret
vagina, secret uretra, cairan tubuh (cairan otak, pleura, perkardium, amnion, asites,
synovial), buccal swab.
3. Petugas Sampling adalah Dokter, Perawat, Analis, Bidan. Petugas sampling mempunyai
kemampuan dan kewenangan sesuai kompetensi yang dimiliki, kemampuan ini diperoleh
dari pelatihan, workshop atau pendidikan yang diperoleh baik dari institusi atau lembaga
yang berwenang.
4. Petugas penerima sampel adalah Petugas Manajemen Sampel, Analis dan Petugas
Resepsionis.
5. Petugas pembuang sampel adalah Analis, Pekarya/running boy.
6. Barcode sampel adalah suatu kumpulan data optik yang dibaca mesin (scanner), digunakan
sebagai identitas dan penomoran sampel.
Nomor rekam
medis Nama Pasien
Tanggal Permintaan
1. Pengambilan Sampel
2. Pengumpulan Sampel
3. Pemberian Identitas
6. Identifikasi sampel
7. Proses Sentrifuge
8. Penyimpanan Sampel
9. Pemeriksaan Sampel
A. Pengambilan Sampel
Tata laksana pengambilan sampel lebih jelas diatur dalam “Panduan Pengambilan Sampel Di
Instalasi Laboratorium”.
B. Pengumpulan Sampel
Tata laksana pengumpulan sampel diatur dalam “Panduan pengumpulan sampel Di Instalasi
Laboratorium”.
1. Petugas sampling memberi identitas pasien dengan benar dan jelas pada wadah
sampel (bukan pada tutup wadah) dengan cara :
a. Menuliskan nama lengkap pasien dan nomor rekam medis dengan
menggunakan pulpen/spidol.
2. Pastikan barcode ditempel dengan tepat agar dapat dilakukan pembacaan dengan baik
oleh alat.
F. Identifikasi Sampel
Tabel 1. Identifikasi Sampel
Sampel Wadah Syarat
Darah Tabung SST 3,5ml - Volume 1,5 – 3 cc
- Tidak lisis
Tabung K2EDTA 3ml - Volume ± 20%
- Tidak ada bekuan
Microtainer EDTA - Volume 250 – 500 ul
- Tidak ada bekuan
Tabung citrate 2,7ml (1:9) - Volume ±10%
- Tidak lisis
- Tidak ada bekuan
Tabung Kultur Darah - Volume 3cc
Urine Pot urine 60 ml atau pot - Volume minimal 25 ml
steril - Pemeriksaan kultur
menggunakan pot steril
Feses Pot feses 60 ml Volume minimal dua sendok
takar pada wadah feses
Sputum Pot sputum - Purulent
G. Proses sentrifuge
1. Petugas penerima sampel mencampur antikoagulan dengan membolak-balik tabung
darah secara hati-hati hingga terlarut sempurna. Pengocokkan yang berlebihan
menyebabkan hemolisis.
2. Petugas penerima sampel segera mensentrifuge plasma setelah pengambilan sampel.
H. Penyimpanan Sampel
I. Pemeriksaan Sampel
1. Analis melakukan pemeriksaan sampel diruang analisa.
2. Analis yang melakukan pemeriksaan sampel harus menggunakan Alat Pelindung
Diri yang sesuai.
3. Analis memastikan peralatan laboratorium dalam keadaan laik pakai, sudah
dilakukan pemeliharaan/maintenance rutin dan hasil quality control reagen masuk
dalam rentang nilai kurang dari 2 Standart Deviasi (SD).
4. Pemeriksaan sampel diatur dalam panduan terpisah ;
a. Panduan Pemeriksaan Kimia Klinik
b. Panduan Pemeriksaan Imunologi Klinik
c. Panduan Pemeriksaan Hematologi Klinik dan Koagulasi
d. Panduan Pemeriksaan Klinik Rutin
e. Panduan Pemeriksaan Bakteriologi
f. Panduan Pemeriksaan Mikologi
g. Panduan Pemeriksaan Pewarnaan
h. Panduan Pemeriksaan Histopatologi
i. Panduan Pemeriksaan Sitologi
j. Panduan Pemeriksaan Imunohistokimia
J. PENGAWETAN SAMPEL
Pengawetan sampel laboratorium hanya dilakukan pada sampel jaringan tubuh dengan
menggunakan neutral buffer formalin 10% untuk mencegah autolisis dan degradasi jaringan
serta komponen jaringan sehingga dapat diamati baik secara anatomis dan mikroskopis.
K. PEMUSNAHAN SAMPEL
1. Petugas pembuang sampel memakai Alat Pelindung Diri yang sesuai.
2. Petugas pembuang sampel membuang sampel yang telah disimpan sesuai aturan
penyimpanan sampel (tabel 2. Tata Cara Penyimpanan Sampel) kedalam tempat
sampah medis.
3. Petugas pembuang sampel mengikat kantong sampah medis.
4. Petugas Kebersihan mengangkut kantong sampah medis keluar dari laboratorium.
5. Khusus untuk jaringan tubuh dibuat berita acara pembuangan.
1. Barcode Sampel
2. Formulir Clinical Laboratory
3. Formulir Clinical Laboratory JKN RANAP
4. Formulir Clinical Laboratory JKN RAJAL
5. Formulir Clinical Laboratory Emergency
6. Formulir Clinical Laboratory microbiology
7. Formulir PCR examination
8. Formulir Hybrid Capture II system Examination
9. Formulir Jaringan dan Cairan Tubuh Patologi Anatomi
10. Berita acara pembuangan sampel jaringan tubuh
1. Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik. 2008. Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan
yang Benar (Good Laboratory Practice). Jakarta : Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. R. Gandasoebrata. 2013. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat.