Anda di halaman 1dari 22

PERATURAN DIREKTUR

SANTOSA HOSPITAL BANDUNG CENTRAL


NOMOR : 230.000-039/PER/DIR/SHBC/X/2019

TENTANG

PANDUAN MANAJEMEN SAMPEL

DI INSTALASI LABORATORIUM

SANTOSA HOSPITAL BANDUNG CENTRAL


Jln. Kebonjati No 38 Bandung 40181 Indonesia
LEMBAR VALIDASI

PERATURAN DIREKTUR SANTOSA HOSPITAL BANDUNG CENTRAL


NOMOR:230.000-039/PER/DIR/SHBC/X/2019
TENTANG
PANDUAN MANAJEMEN SAMPEL DI INSTALASI LABORATORIUM

HALAMAN 2 DARI 22
DAFTAR ISI

LEMBAR VALIDASI .........................................................................................................................2


DAFTAR ISI ........................................................................................................................................3
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................................................4
BAB I. DEFINISI .................................................................................................................................7
BAB II. RUANG LINGKUP ...............................................................................................................8
BAB III. TATA LAKSANA ................................................................................................................9
BAB IV. DOKUMENTASI ...............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................22

PERATURAN DIREKTUR SANTOSA HOSPITAL BANDUNG CENTRAL HALAMAN 3 DARI 22


NOMOR : 230.000-039/PER/DIR/SHBC/X/2019
TENTANG : PANDUAN MANAJEMEN SAMPEL DI INSTALASI LABORATORIUM
LEMBAR PENGESAHAN

PERATURAN DIREKTUR SANTOSA HOSPITAL BANDUNG CENTRAL

NOMOR : 230.000-039/PER/DIR/SHBC/X/2019
TENTANG
PANDUAN MANAJEMEN SAMPEL DI INSTALASI LABORATORIUM

Menimbang :

a. bahwa dalam rangka peningkatan mutu dan penyelenggaraan pelayanan


kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, Rumah Sakit Umum Santosa
Hospital Bandung Central telah memenuhi syarat dan kemampuan pelayanan
sebagai Rumah Sakit Umum Kelas A.

b. bahwa dalam rangka penerapan tata kelola rumah sakit yang baik dan
pelayanan rumah sakit yang efektif, efisien dan akuntabel di Instalasi
Laboratorium perlu dibuat ketentuan dasar untuk melakukan/melaksanakan
kegiatan manajemen sampel di Instalasi Laboratorium.

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir a dan b


maka Direktur Santosa Hospital Bandung Central perlu menetapkan Peraturan
Direktur tentang Panduan Manajemen Sampel Di Instalasi Laboratorium.

Mengingat :

1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

2. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah


Sakit.

HALAMAN 4 DARI 22
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2015 tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Ahli Teknologi Laboratorium Medik.

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Tentang


Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

5. Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor


2/1/IO/KES/PMDN/2015 tentang Rumah Sakit Umum Santosa Hospital
Bandung Central sebagai Rumah Sakit Umum Kelas A.

6. Surat Keputusan Presiden Direktur PT. Sanbe Prakarsa Husada Nomor


002/SK/PRESDIR/SPH/VII/2019 tentang Pengangkatan dr. Yayu Sri Rahayu,
MM sebagai Direktur Santosa Hospital Bandung Central.

7. Peraturan Direktur Santosa Hospital Bandung Central Nomor : 100.000-


002/PER/DIR/SHBC/I/2019 tentang Kebijakan Standar Pelayanan Berfokus
Pasien.

8. Peraturan Direktur Santosa Hospital Bandung Central Nomor : 230.000-


035/PER/DIR/SHBC/IX/2019 tentang Pedoman Pelayanan Instalasi
Laboratorium.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PANDUAN MANAJEMEN SAMPEL DI INSTALASI


LABORATORIUM

KESATU : Panduan Manajemen Sampel di Instalasi Laboratorium digunakan


sebagai acuan dalam penyelenggaraan manajemen sampel yang
efisien dan efektif di seluruh jajaran struktural dan fungsional di
Santosa Hospital Bandung Central.

PERATURAN DIREKTUR SANTOSA HOSPITAL BANDUNG CENTRAL HALAMAN 5 DARI 22


NOMOR : 230.000-039/PER/DIR/SHBC/X/2019
TENTANG : PANDUAN MANAJEMEN SAMPEL DI INSTALASI LABORATORIUM
KEDUA : Adapun panduan tersebut terlampir dalam peraturan Direktur ini,
dan menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

KETIGA : Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Bandung
Pada Tanggal : 10 Oktober 2019
Direktur,

Yayu Sri Rahayu, dr., MM.


NIK.11608167

PERATURAN DIREKTUR SANTOSA HOSPITAL BANDUNG CENTRAL HALAMAN 6 DARI 22


NOMOR : 230.000-039/PER/DIR/SHBC/X/2019
TENTANG : PANDUAN MANAJEMEN SAMPEL DI INSTALASI LABORATORIUM
BAB I. DEFINISI

1. Sampel / spesimen / bahan pemeriksaan adalah sejumlah tertentu bahan berasal dari manusia
yang refresentative dan diambil menggunakan metode tertentu, digunakan untuk membantu
penegakan diagnosa.
2. Sampel laboratorium adalah darah, urine, feses, sputum, jaringan tubuh, lesi kulit, kuku,
rambut, pus luka/abses, apus nasofaring, apus tenggorok, apus rectum/rectal swab, secret
vagina, secret uretra, cairan tubuh (cairan otak, pleura, perkardium, amnion, asites,
synovial), buccal swab.
3. Petugas Sampling adalah Dokter, Perawat, Analis, Bidan. Petugas sampling mempunyai
kemampuan dan kewenangan sesuai kompetensi yang dimiliki, kemampuan ini diperoleh
dari pelatihan, workshop atau pendidikan yang diperoleh baik dari institusi atau lembaga
yang berwenang.
4. Petugas penerima sampel adalah Petugas Manajemen Sampel, Analis dan Petugas
Resepsionis.
5. Petugas pembuang sampel adalah Analis, Pekarya/running boy.
6. Barcode sampel adalah suatu kumpulan data optik yang dibaca mesin (scanner), digunakan
sebagai identitas dan penomoran sampel.

Nomor lab Jenis sampel

Nomor rekam
medis Nama Pasien

Tanggal Permintaan

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR SANTOSA HOSPITAL BANDUNG CENTRAL HALAMAN 7 DARI 22


NOMOR : 230.000-039/PER/DIR/SHBC/X/2019
TENTANG : PANDUAN MANAJEMEN SAMPEL DI INSTALASI LABORATORIUM
BAB II. RUANG LINGKUP

1. Pengambilan Sampel

2. Pengumpulan Sampel

3. Pemberian Identitas

4. Pengiriman sampel ke Laboratorium

5. Penerimaan Sampel di Laboratorium

6. Identifikasi sampel

7. Proses Sentrifuge

8. Penyimpanan Sampel

9. Pemeriksaan Sampel

10. Pengawetan Sampel

11. Pembuangan Sampel

12. Telusur Sampel (Specimen Tracking)

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR SANTOSA HOSPITAL BANDUNG CENTRAL HALAMAN 8 DARI 22


NOMOR : 230.000-039/PER/DIR/SHBC/X/2019
TENTANG : PANDUAN MANAJEMEN SAMPEL DI INSTALASI LABORATORIUM
BAB III. TATA LAKSANA

A. Pengambilan Sampel

Tata laksana pengambilan sampel lebih jelas diatur dalam “Panduan Pengambilan Sampel Di
Instalasi Laboratorium”.

B. Pengumpulan Sampel

Tata laksana pengumpulan sampel diatur dalam “Panduan pengumpulan sampel Di Instalasi
Laboratorium”.

C. Pemberian Identitas Sampel

1. Petugas sampling memberi identitas pasien dengan benar dan jelas pada wadah
sampel (bukan pada tutup wadah) dengan cara :
a. Menuliskan nama lengkap pasien dan nomor rekam medis dengan
menggunakan pulpen/spidol.

b. Menempelkan stiker pasien

Stiker pasien ditempelkan pada bagian label tabung, tidak


menutupi seluruh permukaan tabung agar kualitas sampel
darah bisa terlihat.

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR SANTOSA HOSPITAL BANDUNG CENTRAL HALAMAN 9 DARI 22


NOMOR : 230.000-039/PER/DIR/SHBC/X/2019
TENTANG : PANDUAN MANAJEMEN SAMPEL DI INSTALASI LABORATORIUM
c. Menempelkan barcode sampel (khusus untuk petugas laboratorium).

1) Posisi penempelan barcode


sekitar 1 cm dibawah tutup
tabung.

2) Ditempel pada wadah sampel dan bukan pada tutup


wadah.

3) Apabila sebelumnya sudah ditempeli stiker pasien/ditulis tangan, barcode


ditempel jangan sampai menutupi identitas tersebut.

2. Pastikan barcode ditempel dengan tepat agar dapat dilakukan pembacaan dengan baik
oleh alat.

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR SANTOSA HOSPITAL BANDUNG CENTRAL HALAMAN 10 DARI 22


NOMOR : 230.000-039/PER/DIR/SHBC/X/2019
TENTANG : PANDUAN MANAJEMEN SAMPEL DI INSTALASI LABORATORIUM
D. Pengiriman Sampel ke Laboratorium
1. Petugas Sampling memasukkan wadah sampel kedalam plastik klip dan pastikan
wadah sampel sudah tertutup rapat agar tidak tumpah selama pengiriman.
2. Petugas Sampling menyertakan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium yang
diisi lengkap dan jelas, dihekter beserta plastik klip berisi sampel.
3. Petugas Sampling memperhatikan stabilitas sampel saat pengiriman.
4. Petugas Sampling dapat mengirim sampel melalui pneumatic tube atau diantar ke
laboratorium kecuali sampel urine tampung, cairan tubuh, jaringan tubuh untuk
pemeriksaan Patologi Anatomi harus diantar ke laboratorium.

Gambar 1. Contoh pengiriman sampel dan formulir pemeriksaan laboratorium dari


ruangan.

E. Penerimaan Sampel di Laboratorium


1. Penerimaan Sampel Tanpa Barcode sampel
a. Petugas penerima sampel harus menggunakan Alat Pelindung Diri yang
sesuai.
b. Petugas penerima sampel mengecek sampel yang diterima harus sudah diberi
identitas yang jelas dan benar dan disertai formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium.

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR SANTOSA HOSPITAL BANDUNG CENTRAL HALAMAN 11 DARI 22


NOMOR : 230.000-039/PER/DIR/SHBC/X/2019
TENTANG : PANDUAN MANAJEMEN SAMPEL DI INSTALASI LABORATORIUM
c. Petugas penerima sampel memparaf dan menuliskan jenis sampel yang
diterima dalam formulir permintaan pemeriksaan laboratorium juga
melakukan checker penanda waktu sampel dan formulir diterima di
Laboratorium.
d. Petugas penerima sampel melakukan identifikasi sampel dengan baik sesuai
jenis pemeriksaan yang akan dilakukan, kecukupan volume, tidak lisis, tidak
ada bekuan pada sampel EDTA dan citrat, menggunakan antikoagulan yang
sesuai dan ditampung dalam wadah yang sesuai.
e. Petugas penerima sampel mengkonfirmasi ke ruangan pengirim sampel
apabila ada ketidaksesuaian sampel dan formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium atau sampel tidak memenuhi persyaratan (sample reject).
f. Petugas penerima sampel menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium kepada Petugas Billing Lab untuk menginput parameter
pemeriksaan pada sistem informasi rumah sakit dan mengirim text file agar
terintegrasi pada sistem informasi laboratorium.
g. Petugas penerima sampel mencocoKkan identitas pada formulir permintaan
pemeriksaan laboratorium dengan data yang terintegrasi pada sistem informasi
laboratorium, yaitu nama pasien, nomor rekam medis, nama dokter pengirim
(dokter yang menanda tangani form lab), ruangan pengirim, parameter
pemeriksaan dan clinical info.
h. Petugas penerima sampel mencetak barcode sampel apabila sampel sudah
memenuhi persyaratan pemeriksaan.
i. Petugas penerima sampel menempelkan barcode sampel kemudian melakukan
scan barcode (specimen check in).
j. Petugas penerima sampel memparaf dalam kolom „mgnt spl‟ pada formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium.
k. Petugas penerima sampel mendistribusikan sampel sesuai dengan unitnya.

2. Penerimaan Sampel Dengan Barcode Sampel


a. Petugas penerima sampel harus menggunakan Alat Pelindung Diri yang
sesuai.

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR SANTOSA HOSPITAL BANDUNG CENTRAL HALAMAN 12 DARI 22


NOMOR : 230.000-039/PER/DIR/SHBC/X/2019
TENTANG : PANDUAN MANAJEMEN SAMPEL DI INSTALASI LABORATORIUM
b. Petugas penerima sampel melakukan identifikasi sampel dengan baik sesuai
jenis pemeriksaan yang akan dilakukan, kecukupan volume, tidak lisis, tidak
ada bekuan pada sampel EDTA dan citrat, menggunakan antikoagulan yang
sesuai dan ditampung dalam wadah yang sesuai.
c. Petugas penerima sampel melakukan scan barcode (specimen check in).
d. Petugas penerima sampel memparaf dalam kolom „mngt spl‟ pada formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium.
e. Petugas penerima sampel mendistribusikan sampel sesuai dengan unitnya.

3. Penerimaan sampel jaringan tubuh dan pap smear


a. Petugas resepsionis menerima sampel jaringan dari instalasi bedah sentral,
ruang tindakan poliklinik rawat jalan pada jam 07.00 – 21.00 WIB.
b. Petugas resepsionis mengecek sampel yang diterima harus sudah diberi
identitas yang jelas dan benar dan disertai formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium.
c. Petugas resepsionis melakukan identifikasi sampel dengan baik.
d. Petugas resepsionis menginput parameter pemeriksaan pada sistem informasi
rumah sakit dan mengirim text file agar terintegrasi pada sistem informasi
laboratorium.
e. Petugas resepsionis mencocokkan identitas pada formulir permintaan
pemeriksaan laboratorium dengan data yang terintegrasi pada sistem informasi
laboratorium, yaitu nama pasien, nomor rekam medis, nama dokter pengirim
(dokter yang menanda tangani form lab), ruangan pengirim, parameter
pemeriksaan dan clinical info.
f. Petugas resepsionis mencetak barcode sampel apabila sampel sudah
memenuhi persyaratan pemeriksaan.
g. Petugas resepsionis menempelkan barcode sampel.
h. Petugas resepsionis menginformasikan kepada Petugas Laboratorium Patologi
Anatomi.
i. Petugas Laboratorium Patologi Anatomi mengambil sampel di counter
receptionist.

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR SANTOSA HOSPITAL BANDUNG CENTRAL HALAMAN 13 DARI 22


NOMOR : 230.000-039/PER/DIR/SHBC/X/2019
TENTANG : PANDUAN MANAJEMEN SAMPEL DI INSTALASI LABORATORIUM
4. Penerimaan Sampel Rujukan
a. Petugas resepsionis menerima sampel rujukan pada jam 07.00 – 21.00 WIB.
b. Petugas resepsionis mengecek sampel yang diterima harus sudah diberi
identitas yang jelas dan benar dan disertai formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium.
c. Petugas resepsionis melakukan identifikasi sampel dengan baik.
d. Petugas resepsionis menginput parameter pemeriksaan pada sistem informasi
rumah sakit dan mengirim text file agar terintegrasi pada sistem informasi
laboratorium.
e. Petugas resepsionis menginformasikan kepada petugas billing lab apabila ada
kebutuhan pembayaran pemeriksaan.
f. Petugas resepsionis mencetak barcode sampel apabila sampel sudah
memenuhi persyaratan pemeriksaan.
g. Petugas resepsionis menempelkan barcode sampel.
h. Petugas resepsionis menyerahkan sampel beserta formulir permintaan
pemeriksaan laboratorium kepada Petugas Manajemen Sampel.

F. Identifikasi Sampel
Tabel 1. Identifikasi Sampel
Sampel Wadah Syarat
Darah Tabung SST 3,5ml - Volume 1,5 – 3 cc
- Tidak lisis
Tabung K2EDTA 3ml - Volume ± 20%
- Tidak ada bekuan
Microtainer EDTA - Volume 250 – 500 ul
- Tidak ada bekuan
Tabung citrate 2,7ml (1:9) - Volume ±10%
- Tidak lisis
- Tidak ada bekuan
Tabung Kultur Darah - Volume 3cc
Urine Pot urine 60 ml atau pot - Volume minimal 25 ml
steril - Pemeriksaan kultur
menggunakan pot steril
Feses Pot feses 60 ml Volume minimal dua sendok
takar pada wadah feses
Sputum Pot sputum - Purulent

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR SANTOSA HOSPITAL BANDUNG CENTRAL HALAMAN 14 DARI 22


NOMOR : 230.000-039/PER/DIR/SHBC/X/2019
TENTANG : PANDUAN MANAJEMEN SAMPEL DI INSTALASI LABORATORIUM
- Bukan saliva/ludah
Cairan Tubuh (cairan Pot steril 60 ml Volume disesuaikan kebutuhan
otak, pleura, pemeriksaan.
perkardium, amnion,
asites, synovial)
Pus luka/abses Swab steril tanpa media dan - Harus terambil dan
menempel di cotton swab
swab amies medium
- Untuk Anaerob 
dimasukan dalam amies
medium.
- Aerob  dimasukan
dalam tabung (tanpa
media).
Rectal swab Swab steril tanpa media - Harus terambil dan
menempel di cotton swab.
- Aerob/SS cultur dan ecoli
patogen
Buccal swab Swab steril tanpa media Harus terambil dan menempel
cotton swab
Secret vagina Swab amies medium dan - Harus terambil di cotton
DNA prep/thine prap swab
(khusus untuk pemeriksaan - Cairan media tampak
biotech) keruh
Sampel Fine Neddle Spuit - Volume sampel cukup untuk
Aspiration Biopsy dibuat sediaan/preparat.
(FNAB) - Preparat terfiksasi alkohol 95%
atau methanol
Jaringan tubuh Toples / container 100 ml Terfiksasi Buffer Neutral
(untuk patologi Formalin 10%
anatomi)
Jaringan tubuh Toples / container 100 ml - Terfiksasi dalam NaCl
(mikrobiologi) 0,9% atau tidak
- Tidak boleh mengandung
formalin
Jaringan tubuh Toples / container 100 ml Terfiksasi Buffer Neutral
(biotech) Formalin 10% atau NaCl 0,9%
Blok parafin Microtube 1,5 ul steril 1-10 potongan blok parafin
(pemeriksaan Biotech) dengan ketebalan 4 µm

G. Proses sentrifuge
1. Petugas penerima sampel mencampur antikoagulan dengan membolak-balik tabung
darah secara hati-hati hingga terlarut sempurna. Pengocokkan yang berlebihan
menyebabkan hemolisis.
2. Petugas penerima sampel segera mensentrifuge plasma setelah pengambilan sampel.

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR SANTOSA HOSPITAL BANDUNG CENTRAL HALAMAN 15 DARI 22


NOMOR : 230.000-039/PER/DIR/SHBC/X/2019
TENTANG : PANDUAN MANAJEMEN SAMPEL DI INSTALASI LABORATORIUM
3. Petugas penerima sampel membiarkan sampel beku sebelum disentrifuge untuk
mendapatkan serum.
4. Petugas penerima sampel memastikan settingan kecepatan dan lama pemutaran
sudah tepat.

H. Penyimpanan Sampel

Tabel 2. Tata Cara Penyimpanan Sampel


No Jenis Sampel Penyimpanan
Langsung Penundaan Selesai pemeriksaan
diperiksa pemeriksaan
1 Darah Suhu ruang Suhu 2 – 8 °C, Suhu 2 – 8 °C
maks 24 jam selama 5 hari
kecuali darah
citrate maks2 jam
2 Urine Suhu ruang Suhu 2 – 8 °C, Suhu 2 – 8 °C
maks 2 jam khusus urine drug
positif selama 30 hari
untuk konfirmasi,
alasan hukum sampai
kasus selesai
3 Feses Suhu ruang Suhu 2 – 8 °C, Suhu ruang < 24jam
maks 2 jam kecuali Suhu 2 – 8 °C
pemeriksaan amuba sampai hasil keluar
< 30 menit (untuk mikro)
4 Cairan tubuh Suhu ruang Suhu 2 – 8 °C Suhu 2 – 8 °C
(cairan otak, maksimal 24jam selama 7 hari
pleura, kecuali
perkardium, pemeriksaan sel <
amnion, asites, 30 menit
synovial)
5 Jaringan Tubuh Suhu ruang, Suhu ruang, Suhu ruang, terfiksasi
terfiksasi dalam terfiksasi dalam dalam neutral buffer
(pemeriksaan
neutral buffer neutral buffer formalin 10% selama
patologi anatomi) formalin 10% formalin 10% 1 bulan
6 Blok parafin Suhu ruang < 25 Freezer -20 °C Suhu ruang,
selama 7 tahun
°C
7 Sputum Suhu ruang, Suhu 2 – 8 °C, Suhu 2 – 8 °C
maks 2 jam maks 8 jam sampai hasil keluar

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR SANTOSA HOSPITAL BANDUNG CENTRAL HALAMAN 16 DARI 22


NOMOR : 230.000-039/PER/DIR/SHBC/X/2019
TENTANG : PANDUAN MANAJEMEN SAMPEL DI INSTALASI LABORATORIUM
8 Darah dalam Suhu ruang Suhu ruang, maks Dibuang setelah
media perbenihan 24 jam destruksi
(bactalert)
9 Pus luka/abses Suhu ruang Suhu ruang dalam Suhu 2 – 8 °C
dalam medium medium transport sampai hasil keluar
transport (amies)
10 Secret vagina/ Suhu ruang Tidak boleh ditunda Suhu 2 – 8 °C
dalam medium sampai hasil keluar
urethra
transport
11 Jaringan tubuh Suhu ruang Suhu ruang, maks Suhu 2 – 8 °C
(pemeriksaan 24 jam jaringan dalam NaCl
mikrobiologi) 0,9%
12 Sampel FNAB Suhu ruang Suhu ruang, sudah Prepart/sediaan
dibuat preparat/ disimpan dalam
sediaan dan lemari slide selama 7
difiksasi dalam tahun.
alkohol 95% atau
methanol

I. Pemeriksaan Sampel
1. Analis melakukan pemeriksaan sampel diruang analisa.
2. Analis yang melakukan pemeriksaan sampel harus menggunakan Alat Pelindung
Diri yang sesuai.
3. Analis memastikan peralatan laboratorium dalam keadaan laik pakai, sudah
dilakukan pemeliharaan/maintenance rutin dan hasil quality control reagen masuk
dalam rentang nilai kurang dari 2 Standart Deviasi (SD).
4. Pemeriksaan sampel diatur dalam panduan terpisah ;
a. Panduan Pemeriksaan Kimia Klinik
b. Panduan Pemeriksaan Imunologi Klinik
c. Panduan Pemeriksaan Hematologi Klinik dan Koagulasi
d. Panduan Pemeriksaan Klinik Rutin
e. Panduan Pemeriksaan Bakteriologi
f. Panduan Pemeriksaan Mikologi
g. Panduan Pemeriksaan Pewarnaan
h. Panduan Pemeriksaan Histopatologi
i. Panduan Pemeriksaan Sitologi
j. Panduan Pemeriksaan Imunohistokimia

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR SANTOSA HOSPITAL BANDUNG CENTRAL HALAMAN 17 DARI 22


NOMOR : 230.000-039/PER/DIR/SHBC/X/2019
TENTANG : PANDUAN MANAJEMEN SAMPEL DI INSTALASI LABORATORIUM
k. Panduan Pemeriksaan PCR
l. Panduan Pemeriksaan Hybrid Capture II.

J. PENGAWETAN SAMPEL
Pengawetan sampel laboratorium hanya dilakukan pada sampel jaringan tubuh dengan
menggunakan neutral buffer formalin 10% untuk mencegah autolisis dan degradasi jaringan
serta komponen jaringan sehingga dapat diamati baik secara anatomis dan mikroskopis.

K. PEMUSNAHAN SAMPEL
1. Petugas pembuang sampel memakai Alat Pelindung Diri yang sesuai.
2. Petugas pembuang sampel membuang sampel yang telah disimpan sesuai aturan
penyimpanan sampel (tabel 2. Tata Cara Penyimpanan Sampel) kedalam tempat
sampah medis.
3. Petugas pembuang sampel mengikat kantong sampah medis.
4. Petugas Kebersihan mengangkut kantong sampah medis keluar dari laboratorium.
5. Khusus untuk jaringan tubuh dibuat berita acara pembuangan.

L. TELUSUR SAMPEL (SPECIMEN TRACKING)


Tracking adalah telusur sampel bila ada keluhan tidak ada hasil dari suatu sampel yang telah
dikirim atau bila ada permintaan mengulang pemeriksaan. Telusur biasanya untuk sampel
yang diambil dalam waktu 24 jam.

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR SANTOSA HOSPITAL BANDUNG CENTRAL HALAMAN 18 DARI 22


NOMOR : 230.000-039/PER/DIR/SHBC/X/2019
TENTANG : PANDUAN MANAJEMEN SAMPEL DI INSTALASI LABORATORIUM
1. Tracking apabila tidak ada hasil dari sampel yang telah dikirim.

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR SANTOSA HOSPITAL BANDUNG CENTRAL HALAMAN 19 DARI 22


NOMOR : 230.000-039/PER/DIR/SHBC/X/2019
TENTANG : PANDUAN MANAJEMEN SAMPEL DI INSTALASI LABORATORIUM
2. Tracking apabila ada permintaan mengulang pemeriksaan.

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR SANTOSA HOSPITAL BANDUNG CENTRAL HALAMAN 20 DARI 22


NOMOR : 230.000-039/PER/DIR/SHBC/X/2019
TENTANG : PANDUAN MANAJEMEN SAMPEL DI INSTALASI LABORATORIUM
BAB IV. DOKUMENTASI

1. Barcode Sampel
2. Formulir Clinical Laboratory
3. Formulir Clinical Laboratory JKN RANAP
4. Formulir Clinical Laboratory JKN RAJAL
5. Formulir Clinical Laboratory Emergency
6. Formulir Clinical Laboratory microbiology
7. Formulir PCR examination
8. Formulir Hybrid Capture II system Examination
9. Formulir Jaringan dan Cairan Tubuh Patologi Anatomi
10. Berita acara pembuangan sampel jaringan tubuh

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR SANTOSA HOSPITAL BANDUNG CENTRAL HALAMAN 21 DARI 22


NOMOR : 230.000-039/PER/DIR/SHBC/X/2019
TENTANG : PANDUAN MANAJEMEN SAMPEL DI INSTALASI LABORATORIUM
DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik. 2008. Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan
yang Benar (Good Laboratory Practice). Jakarta : Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. R. Gandasoebrata. 2013. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat.

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR SANTOSA HOSPITAL BANDUNG CENTRAL HALAMAN 22 DARI 22


NOMOR : 230.000-039/PER/DIR/SHBC/X/2019
TENTANG : PANDUAN MANAJEMEN SAMPEL DI INSTALASI LABORATORIUM

Anda mungkin juga menyukai