Anda di halaman 1dari 9

1.

TUJUAN
1.1. Menentukan konstanta asam/basa lemah.
1.2. Membuat buffer dengan pH tertentu.
2. DASAR TEORI
Konsep asam basa yang terkenal terdiri atas tiga macam, yaitu menurut
Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis. Arrhenius menyatakan bahwa asam
merupakan senyawa hydrogen, dimana jika senyawa tersebut dilarutkan dalam
air maka akan mengalami disosiasi elektrolit dan menghasilkan ion H+.
Kemampuan suatu asam untuk menghasilkan ion H+ dinilai sebagai kekuatan
asam. Besar ion H+ yang dihasilkan berbanding lurus dengan kekuatan asam.
Semakin besar ion H+ maka nilai Ka juga akan semakin besar, maka Ka pada
asam atau Kb pada basa digunakan sebagai ukuran penentuan kekuatan asam
(Khopkar,1990).

Konstanta disosiasi berhubungan dengan derajat disosiasi. Derajat


disosiasi bergantung pada konsentrasi sehingga derajat ionisasi tidak dapat
dijadikan pengukuran kekuatan asam atau basa. Namun nilai kesetimbangan
disosiasi tidak bergantung pada konsentrasi tetapi bergantung pada keaktifan
asam sehingga dapat dijadikan ukuran kuantitatif untuk kekuatan asam atau
basa. (Svehla,1990).

Buffer digunakan untuk berbagai keperluan yang membutuhkan kondisi


pH yang stabil. Larutan buffer mampu untuk menekan terjadinya perubahan pH
yang terjadi dalam proses tertentu. Kemampuan tersebut bergantung pada
kapasitas buffer yang merupakan fungsi dari jenis dan konsentrasi ion-ion yang
terkandung didalamnya.

Larutan penyangga merupakan suatu larutan yang dapat menahan


perubahan pH yang besar ketika ion-ion hydrogen atau hidroksida ditambahkan
atau ketika larutan itu diencerkan. Banyak proses kimia dan biologi yang sangat
peka terhadap perubahan pH dari larutan, sehingga sangat penting untuk
menjaga pH sekonstan mungkin. Secara umum, larutan penyangga
mengandung pasangan asam-basa konjugat (seperti HOAc-OAc- atau NH3-
NH4+). Komponen ini akan bereaksi dengan ion hydrogen atau hidroksida apa
saja yang memasuki larutan. Keefektifan larutan penyangga dalam menahan
perubahan pH per satuan asam atau basa kuat yang ditambahkan, mencapai nilai
maksimumnya ketika rasio asam penyangga terhadap garam adalah satu. Dalam
titrasi asam lemah, titik maksimum keefektifan dicapai ketika asam ternetralkan
separuh (pH = pKa). Semakin besar konsentrasi asam atau basa konjugatnya
maka akan semakin besar kapasitas penyangga. Kapasitas penyangga
didefinisikan secara lebih kuantitatif dangan jumlah mol basa kuat dibutuhkan
untuk mengubah 1 liter larutan sebesar 1 pH satuan. Dalam menyiapkan larutan
penyangga dengan pH yang diinginkan, maka pemilihan system asam-garam

1
(atau basa-garam) dimana pKa asam tersebut sedekat mungkin dengan pH yang
diinginkan (Day dan Underwood,2002).

Penyiapan larutan penyangga dan kemudian mengukur pH-nya, maka


akan sedikit berbeda dengan hasil yang telah di hitung. Perbedaan tersebut dapat
terjadi karena adanya ketidakpastian dalam nilai tetapan disosiasi asam dan basa
lemah, galat yang disebabkan oleh pendekatan yang digunakan dalam
perhitungan, dan efek aktivitas. Kekuatan ion suatu penyangga cukup tinggi
untuk menyebabkan koefisien aktivitas sangat menyimpang dari satu. System
asam-basa yang umunya dipakai untuk menyiapkan penyangga dalam
laboratorium antara lain: (1) asam ftalat-kalium hydrogen ftalat, kalium
dihydrogen fosfat-dikalium hydrogen fosfat, dan asam borat-natrium borat
untuk pH 2 hingga 10, dikenal sebagai penyangga Clark dan Lubs; (2) asam
sitrat-dinatrium hydrogen fosfat untuk pH 2 hingga 8, dikenal sebagai
penyangga penyangga McIlvaine; (3) natrium karbonat-natrium bikarbonat
untuk pH 9,6 hingga 11; (4) dinatrium hydrogen fosfat-natrium hidroksida
untuk pH 10,9 hingga 12 (Day dan Underwood,2002).

Dengan menggabungkan senyawa dengan perbedaan pKa hanya dua


atau kurang dan mengatur pH-nya maka dapat diperoleh larutan penyangga
dengan rentang yang lebar. Asam sitrat merupakan komponen utama yang
berguna dalam campuran larutan penyangga karena memiliki tiga nilai pKa
yang terpisah dengan perbedaan kurang dari dua (McIlvaine,1921).

pH merupakan suatu fungsi dari pKa dan rasio antara konsentrasi asam
terhadap konsentrasi garam atau basa konjugat. Bentuk logaritma dari tetapan
disosiasi ini dikenal dengan sebutan rumus Henderson-Hasselbalch, yaitu
pH=pKa + log [garam]/[asam] (Day dan Underwood,2002). Nilai pKa teoritis
untuk asam asetat sebesar 4,7; asam fosfat sebesar 7,2; dan asam karbonat
sebesar 10,3 (Girindra,1993).

3. ALAT dan BAHAN


3.1. Alat
 Gelas ukur 50 ml  Pipet ukur 10 ml
 Gelas ukur 100 ml  Filler
 Gelas beker 100 ml  Pengaduk kaca
 Gelas beker 250 ml  Sendok sungu
 Labu ukur 100 ml  Sendok besi
 Pipet ukur 1 ml  pH meter
 Pipet ukur 5 ml  Botol akuades
3.2. Bahan
 Akuades  Natrium asetat
 Asam asetat

2
 Natrium dihydrogen  Natrium karbonat
fosfat 

Natrium bikarbonat
Dinatrium hydrogen
fosfat

4. SKEMA KERJA
4.1. Menentukan Konstanta Asam/Basa Lemah
4.1.1. Membuat Larutan dengan Konsentrasi Tertentu

2,3mL Asam Asetat 4,1397g Natrium 2,4609g


pekat (17,4M) Dihidrogen Fosfat Natrium Asetat

197,7 mL Akuades 150 mL Akuades 150 mL Akuades

200 mL Asam 150 mL Natrium 150 mL Natrium


asetat 0,2M Dihidrogen Fosfat 0,2M Asetat 0,2M

5,3397g Dinatrium 3,1797g Natrium 2,5203g Natrium


Hidrogen Fosfat Karbonat Bikarbonat

150 mL Akuades 150 mL Akuades 150 mL Akuades

150 mL Dinatrium 150 mL Natrium 150 mL Natrium


Hidrogen Fosfat 0,2M Karbonat 0,2M Bikarbonat 0,2M

Gambar 4.1.1 Skema kerja pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu.

4.1.2. Menentukan Konstanta Asam Lemah (pKa)


4.1.2.1. Penentuan pKa Asam Asetat
Asam Asetat Natrium Asetat
Perbandingan Campuran:
Campuran Asam Natrium
ke- Asetat (mL) Asetat (mL)
Dicampurkan sesuai dengan 1 46 4
perbandingan, kemudian diencerkan 2 30 20
hingga 100 mL 3 5 45

Diukur nilai pH dengan pH meter. Hitung nilai pKa

Gambar 4.1.2.1 Skema kerja penentuan konstanta asam lemah dari asam asetat
dengan tiga macam perbandingan campuran.

4.1.2.2. Penentuan pKa2 Asam Phosphat


Natrium Dinatrium
Dihidrogen Fosfat Hidrogen Fosfat Perbandingan Campuran:
Campuran Natrium Dinatrium
ke- Dihidrogen Hidrogen
Fosfat (mL) Fosfat (mL)
Dicampurkan sesuai dengan 1 44 6
perbandingan, kemudian 2 20 30
diencerkan hingga 100 mL 3 4 46

Diukur nilai pH dengan pH meter. Hitung nilai pKa

3
Gambar 4.1.2.2 Skema kerja penentuan konstanta asam lemah dari asam fosfat
dengan tiga macam perbandingan campuran.

4.1.2.3. Penentuan pKa2 Asam Karbonat


Natrium Karbonat Natrium Bikarbonat Perbandingan Campuran:
Campuran Natrium Natrium
ke- Karbonat Bikarbonat
(mL) (mL)
Dicampurkan sesuai dengan 1 31 19
perbandingan, kemudian 2 28 22
diencerkan hingga 100 mL 3 25 25

Diukur nilai pH dengan pH meter. Hitung nilai pKa

Gambar 4.1.2.3 Skema kerja penentuan konstanta asam lemah dari asam
karbonat dengan tiga macam perbandingan campuran.
4.1.3. Pembuatan Buffer dengan pH tertentu

Larutan buffer dengan nilai pH Larutan asam/basa


terdekat dengan pH target konjugat yang sesuai

Dicampur hingga mendapatkan


nilai pH yang diinginkan

Larutan buffer
dengan pH target

Gambar 4.1.3 Skema kerja penentuan konstanta asam lemah dari asam asetat
dengan tiga macam perbandingan campuran.

5. DATA HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN


5.1. Pembuatan Larutan dengan Konsentrasi Tertentu
Asam Asetat 0,2M Natrium Dihidrogen Natrium Karbonat 0,2M
Fosfat 0,2M
CH3COOH 0,2M, 200 mL n=0,2M*0,151=0,03 mol n=0,2M*0,151=0,03 mol
17,4 M*V1 = 200 mL*0,2 M massa= 0,03 mol*Mr massa= 0,03 mol*Mr
V1 = 2,29885057471≈2,3 mL = 0,03*137,99 = 0,03*105,99
= 4,1397 gram = 3,1797 gram
Natrium Asetat 0,2M Dinatrium Hidrogen Natrium Bikarbonat
Fosfat 0,2M 0,2M
n=0,2M*0,151=0,03 mol n=0,2M*0,151=0,03 mol n=0,2M*0,151=0,03 mol
massa= 0,03 mol*Mr massa= 0,03 mol*Mr massa= 0,03 mol*Mr
= 0,03*82,03 = 0,03*177,99 = 0,03*84,01
= 2,4609 gram = 5,3397 gram = 2,5203 gram
5.2. Menentukan Konstanta Asam Lemah (pKa)

4
Asam Asetat
� � � � � �
1. pKa=pH + log 2. pKa=pH + log 3. pKa=pH + log
�� � �� � �� �

pKa=3,31 + log pKa=4,17 + log pKa=5,31 + log


=4,37069784 =4,346091259 =4,355757491
��� + ��� + ��� , + , + ,
̅̅̅̅̅̅
��� = = = ,

Asam Fosfat
� � � � � �
1. pKa=pH + log 2. pKa=pH + log 3. pKa=pH + log
�� � �� � �� �

pKa=5,95 + log pKa=7,04 + log pKa=7,90 + log


=6,815301426 =6,863908741 =6,83930216
��� + ��� + ��� , + , + ,
̅̅̅̅̅̅ =
��� = = ,

Asam Karbonat
� � � � � �
1. pKa=pH + log 2. pKa=pH + log 3. pKa=pH + log
�� � �� � �� �

pKa=9,67 + log pKa=9,58 + log pKa=9,55 + log


=9,457391907 =9,47526469 =9,55
��� + ��� + ��� , + , + ,
̅̅̅̅̅̅ =
��� = = ,

5.3. Perhitungan Error dan Akurasi


5.3.1. Asam Asetat
pKa teoritis asam asetat = 4,756
pKa asam asetat hasil praktikum = 4,35751553
�� � � � − �� ℎ� � � � , − ,
Error = | �� � � �
|� %=|
,
|� %= , %

Akurasi = 100% - error = 91,62143671%


5.3.2. Asam Fosfat
pKa teoritis asam fosfat = 7,199
pKa asam asetat hasil praktikum = 6,839504109
�� � � � − �� ℎ� � � � , − ,
Error = | �� � � �
|� %= |
,
|� %= , %

Akurasi = 100% - error = 95,00630795%


5.3.3. Asam Karbonat
pKa teoritis asam karbonat = 10,33
pKa asam asetat hasil praktikum = 9,494218852
�� � � � − �� ℎ� � � � , − ,
Error = | �� � � �
|� %= |
,
|� %= , %

Akurasi = 100% - error = 91,9091854%

5
6. PEMBAHASAN
Penentuan pKa asam lemah dilakukan dengan mencampurkan larutan asam
lemah dengan basa konjugatnya yang, dalam praktikum ini, dilakukan sebanyak
tiga kali dengan komposisi campuran yang berbeda. Larutan buffer asam asetat
dibuat dengan mencampuran asam asetat dengan natrium asetat, larutan buffer
asam fosfat dibuat dengan mencampur natrium dihydrogen fosfat dengan
dinatrium hydrogen fosfat, serta larutan buffer asam karbonat dibuat dengan
mencampur natrium karbonat dan natrium bikarbonat. Nilai pH ditentukan
dengan bantuan pH meter yang telah dikalibrasi terlebih dahulu.

Dengan mencampurkan asam lemah dengan garamnya, akan didapat larutan


buffer yang mempu menahan perubahan pH karena terjadi netralisasi yang
mengkonsumsi penmbahan asam/basa. Asam lemah akan berdisosiasi dan
memberi komponen asam yang bisa bereaksi dengan penambahan OH-,
sedangkan basa konjungat dari garamnya akan beri komponen basa yang
bereaksi dengan ion H+ (Harris,2010). Nilai pKa dapat dicari dengan rumus:
��
pKa = pH + log
�−

Dimana volume yang digunakan adalah volume asam (HA) dan basa
konjugat (A-) mula-mula dicampurkan. Secara teoritis, dalam suhu 25oC, asam
asetat memiliki pKa sebesar 4,756; asam fosfat memiliki pKa2 sebesar 7,199;
dan asam karbonat memiliki pKa2 sebesar 10,33 (Kahlert dan Scholz,2013).
Menurut hasil praktikum didapatkan nilai pKa asam asetat sebesar 4,35751553
dengan akurasi sebesar 91,62143671%; nilai pKa2 asam fosfat sebesar
6,839504109 dengan akurasi sebesar 95,00630795%; dan nilai pKa2 asam
karbonat sebesar 9,494218852 dengan akurasi sebesar 91,9091854%.

Adanya perbedaan pada pKa teoritis dengan hasil yang didapatkan pada
praktikum dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti perbedaan suhu, yang jika
pada teoritis sebesar 25oC, sedangkan pada saat praktikum adalah 27oC. Suhu
yang tinggi dapat menyebabkan semakin banyak ion-ion yang terdisosiasi,
sehingga nilai pKa berubah. Factor lain yang dapat berpengaruh adalah
pembuatan larutan yang tidak tepat atau kurang akurat yang disebabkan
penimbangan dan pengenceran yang kurang akurat, sehingga tidak sesuai
dengan perhitungan.

Penyesuaian pH pada larutan buffer yang telah dibuat sebelumnya agar


sesuai dengan pH yang diinginkan untuk dipakai pada modul selanjutnya.
Penyesuaian dilakukan dengan pemilihan larutan buffer yang dekat dengan pH
buffer target kemudian ditambahkan asam atau basa konjugat hingga mencapai
pH yang diinginkan. Pemilihan ini digunakan untuk efisiensi proses dan
mempercepat waktu pengerjaan, selain itu juga diharapkan tidak
menghilangkan sifat penyangga dari larutan buffer. Pemilihan larutan yang

6
teralu jauh nilai pH nya akan merusak kesetimbangan asam-basa konjugat yang
memungkinkan larutan tidak dapat berfungsi dengan baik.

Pembuatan larutan buffer dengan pH 3,5 dibuat dari larutan buffer asetat
dengan komposisi campuran 46:4 asam asetat dan natrium asetat dari pH awal
3,31; larutan buffer dengan pH 5,0 dibuat dari larutan buffer asetat dengan
komposisi campuran 5:45 asam asetat dan natrium asetat dari pH awal 5,31;
larutan buffer dengan pH 6,5 dibuat dari larutan buffer fosfat dengan komposisi
campuran 44:6 natrium dihydrogen fosfat dan dinatrium hydrogen fosfat dari
pH awal 5,95; larutan buffer dengan pH 7,1 dibuat dari larutan buffer fosfat
dengan campuran 20:30 natrium dihydrogen fosfat dan dinatrium hydrogen
fosfat dari pH awal 7,04; larutan buffer dengan pH 8,0 dibuat dari larutan buffer
fosfat dengan campuran 4:46 natrium dihydrogen fosfat dan dinatrium
hydrogen fosfat dari pH awal 7,90; larutan buffer dengan pH 10,1 dibuat dari
larutan buffer karbonat dengan campuran 31:19 natrium karbonat dan natrium
bikarbonat dari pH awal 9,67.

7. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, didapatkan nilai pKa asam asetat
sebesar 4,35751553 dengan akurasi sebesar 91,62143671%; nilai pKa2 asam
fosfat sebesar 6,839504109 dengan akurasi sebesar 95,00630795%; dan nilai
pKa2 asam karbonat sebesar 9,494218852 dengan akurasi sebesar
91,9091854%.
Larutan buffer dengan pH 3,5; 5,0; 6,5; 7,1; 8,0; dan 10,1 dapat dibuat
dengan menggunakan larutan buffer asetat, buffer fosfat, dan buffer karbonat
yang telah dibuat sebelumnya dengan menambahkan asam atau basa konjugat
hingga didapatkan nilai pH yang diinginkan.

8. DAFTAR PUSTAKA
Brown, T.L., H.E. LeMay, Jr., B.E. Bursten., C.J. Murphy., P.M. Woodward.,
M.W. Stoltzfus., dan M.W. Lufaso. 2018. Chemistry The Central Science,
14th Edition. United Kingdom: Pearson Education Limited.

Day, R.A., dan A.L. Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif, 6th Edition.
Jakarta: Erlangga.
Girindra, A. 1993. Biokimia I. Jakarta: Gramedia.

Goldberg, D.E. 2007. Fundamentals of Chemistry, 5th Edition. Lousiana: The


McGraw-Hill Companies.

Harris, D.C. 2010. Quantitative Chemical Analysis. New York: W.H. Freeman
Company.

7
Henderson, S.N.M. 2001. “Hasselbaclah Aquation: Its History and
Limitation”. J. Chem. Edu, volume 78 (1499):503.

Kahlert, H., dan D. Scholz. 2013. Acid-Base Diagrams. Berlin: Springer


Science+Business Media.

Kennedy, J.H. 1990. Analytical Chemistry Principle. New York: Saunders


College Publishing.

Khopkar, S.M. 1998. Basic Concepts of Analytical Chemistry, 2nd Edition. New
Delhi: New Age International Limited Publishers.

McIlvaine, T.C. 1921. “A Buffer Solution for Colorimetric Comparison”.


Journal Biol. Chem., volume 49, 183-186.
Svehla, G. 1990. Vogel: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.

8
Lampiran

Gambar 1. Hasil pengukuran pH pada larutan buffer asetat dengan perbandingan


komposisi asam asetat dan natrium asetat sebesar 46:4 (gambar kiri); 30:20
(gambar tengah); dan 5:45 (gambar kanan).

Gambar 1. Hasil pengukuran pH pada larutan buffer fosfat dengan perbandingan


komposisi natrium dihydrogen fosfat dan dinatrium hydrogen fosfat sebesar 44:6
(gambar kiri); 20:30 (gambar tengah); dan 4:46 (gambar kanan).

Gambar 1. Hasil pengukuran pH pada larutan buffer karbonat dengan


perbandingan komposisi natrium karbonat dan natrium bikarbonat sebesar 31:19
(gambar kiri); 28:22 (gambar tengah); dan 25:25 (gambar kanan).

Anda mungkin juga menyukai