Anda di halaman 1dari 13

EDUKA : Jurnal Pendidikan, Hukum, dan Bisnis Vol. 4 No.

1 Tahun 2019
ISSN : 2502 - 5406

KAJIAN TEORI GROWTH POLES DARI FRANCOIS PERROUX DAN


RELEVANSINYA UNTUK PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL
TANGERANG SELATAN

JUMINO

Dosen Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang

dosen01803@unpam.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini menggambarkan dan menganalisa teori growth poles dalam
kerangka kajian ekonomi regional. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengungkap landasan pemikiran Francois Perroux dalam konsep growth poles.
Lebih lanjut akan dibahas bagaimana strategi growth poles bisa digunakan dalam
meningkatkan perekonomian regional dan ketimpangan antara pusat dan daerah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka.
Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi, yakni mencari literatur
berupa buku atau artikel jurnal dalam database sumber penelitian baik sumber
daring maupun perpustakaan. Teknik analisis data menggunakan analisis konten.
Kajian ini menunjukkan bahwa teori growth poles adalah usaha untuk
membangun kutub-kutub perkembangan perekonomian yang tidak terpusat,
namun bersifat menyebar. Tujuan teori ini adalah untuk mengembangkan
ekonomi wilayah dengan cara memberikan enforcement pada usaha dominan
sehingga bisa memberikan stimulus gerak aktivitas perekonomian yang luas dan
sistemik. Konsep growth poles sesuai diimplementasikan di Kota Tangerang
Selatan yang berdekatan dengan pusat perekonomian Ibu Kota Jakarta.
Pengembangan kota Tangerang Selatan diusahakan dengan memberi dukungan
pada sektor utama berupa jasa dan konstruksi yang bisa memberikan efek
pendorong perekonomian.
Kata Kunci : Ekonomi Regional, Growth Poles, Pemerataan

PENDAHULUAN kunci dalam kesuksesan pembangunan


Perkembangan perekonomian ekonomi di Indonesia adalah
nasional bukanlah suatu hal yang pemerataan. Hal ini sesuai dengan
berdiri sendiri, namun ditentukan oleh falsafah perekonomian Pancasila yang
bagaimana membangun perekonomian ingin mewujudkan Indonesia yang
pada wilayah-wilayah tertentu dan makmur, sejahtera dan adil secara
juga mensingkronisasikannya dengan merata. Oleh karena itu, membangun
kepentingan global. Selain kemajuan, basis-basis perekonomian yang

24
EDUKA : Jurnal Pendidikan, Hukum, dan Bisnis Vol. 4 No. 1 Tahun 2019
ISSN : 2502 - 5406

menyebar dan merata adalah agenda 2015:1). Hal ini disebabkan karena
penting bagi Indonesia. Usaha-usaha tempat adalah basis dari banyak hal
tersebut akan bisa dilaksanakan yang mempengaruhi produksi,
dengan lebih memperdalam kajian distribusi bahkan konsumsi.
tentang ekonomi regional. Perusahaan, dan pelaku ekonomi pada
Capello menyatakan bahwa umumnya, memilih lokasi mereka
ekonomi regional merupakan cabang dengan cara yang sama ketika mereka
ekonomi yang menggabungkan aspek memilih faktor produksi dan teknologi
wilayah ke dalam analisis kerja pasar mereka. Oleh karena itu, pusat-pusat
atau mekanisme ekonomi. (Capello, kemakmuran tidaklah terpencar,
2015:1). Hal ini bermakna bahwa namun muncul dalam suatu kutub atau
kajian ekonomi regional bukan hanya pusat tertentu yang memiliki daya
melihat gambaran perekonomian yang tarik ekonomi. Jika tidak diatur
dibatasi wilayah tertentu, namun lebih dengan baik, fenomena ini
pada bagaimana suatu wilayah dan berkonsekuensi pada kesenjangan
atribut-atributnya bisa mempengaruhi ekonomi antara pusat dan pinggiran.
tindakan-tindakan ekonomi. Sebagaimana dijelaskan lebih detail
Tampat atau wilayah adalah bahwa:
pertimbangan penting dalam setiap Ruang mempengaruhi cara
tindakan ekonomi. Wilayah akan kerja sistem ekonomi. Ruang atau
menciptakan jarak dan kelompok regional adalah sumber keuntungan
populasi yang bisa menentukan (atau kerugian) ekonomi, serta
aktivitas ekonomi. Jarak adalah faktor penyumbang faktor produksi tinggi
utama dalam hal distribusi barang (atau rendah). Sisi regional atau
ekonomi. Selain itu, populasi dalam wilayah juga menghasilkan
suatu wilayah juga merupakan keuntungan geografis, seperti
pertimbangan penting dalam aksesibilitas yang mudah (atau sulit)
menentukan proses pemasaran dan dari suatu daerah dan sumber bahan
produksi. Pelaku ekonomi akan baku yang tinggi (atau rendah).
melihat bagaimana ketersediaan bahan Wilayah juga menjadi sumbernya
baku pada wilayah tertentu, jarak keuntungan dan munculnya akumulasi
distribusi, ketersediaan tenaga kerja proses produktif: secara detailnya,
dan juga prospek konsumen dalam kedekatan wilayah bisa menghasilkan
suatu wilayah. keuntungan ekonomi yang mengurangi
Sebagaimana diterangkan oleh biaya produksi (Capello,2015:1).
Capello dalam buku Regional Sumber daya produktif
Economics bahwa aktivitas ekonomi didistribusikan secara tidak merata
muncul, tumbuh dan berkembang di dalam suatu ruang atau wilayah:
suatu regional tertentu. (Capello, Sumber daya tersebut sering
25
EDUKA : Jurnal Pendidikan, Hukum, dan Bisnis Vol. 4 No. 1 Tahun 2019
ISSN : 2502 - 5406

terkonsentrasi di tempat-tempat pada Tangerang Selatan. Jika tidak


tertentu (wilayah atau kota) namun, segera diatasi, Tangerang Selatan bisa
konsentrasi tersebut jarang atau menjadi kota yang hanya menampung
bahkan tidak muncul di tempat lain „luapan‟ persoalan ibu kota.
(Capello,2015:1). Inilah permasalahan Dari permasalahan tersebut,
yang dihadapi dalam kajian ekonomi perlu dikaji dan dicari suatu teori yang
regional, yakni ketidakmerataan bisa memberikan solusi atas
kemakmuran pada suatu negara. permasalahan ketimpangan dan
Sebagaimana terjadi di ketertinggalan perkembangan ekonomi
Indonesia dimana pusat-pusat tersebut. Suatu teori yang bisa
perekonomian tumbuh pada ibu kota dianalisis untuk mengatasi persoalan
dan di daerah sulit untuk tersebut adalah teori growth poles atau
dikembangkan hal serupa. Sistem kota kutub-kutub pertumbuhan. Teori ini
satelit pada sekitar ibu kota Jakarta merupakan konsep yang berusaha
merupakan usaha untuk membentuk mengembangkan pusat - pusat
suatu kota megapolitan yang perekonomian pada wilayah -
terintegrasi. Namun, sistem ini wilayah/regions yang masih tertinggal.
bukanlah master plan yang bertujuan Maka, dari sifat teori tersebut berupa
untuk mengembangkan wilayah penyebaran pusat pertumbuhan,
pinggir. Alih-alih, sistem seperti ini konektivitas dan keadilan, maka perlu
hanya memanfaatkan wilayah pinggir dikaji lebih dalam bagaimana teori ini
(peri-peri), seperti Tangerang, Bogor, berusaha mengembangkan
Depok dan Bekasi, sebagai wilayah- kemakmuran yang merata khususnya
wilayah penyangga. Wilayah yang untuk Tangerang Selatan.
memasok dan menyuplai apa yang Fokus Kajian
dibutuhkan pusat (Jakarta). Sehingga, Penelitian ini akan mengkaji
pada yang terjadi adalah ketimpangan bagaimana konsep teori Growth Poles
dan munculnya permasalahan- dari Francois Perroux dan perannya
permasalahan baru di wilayah/region dalam kajian ekonomi regional. Secara
sekitar pusat ibu kota. lebih detail akan diungkapkan
Permasalahan tersebut juga bagaimana dasar pemikiran Francois
muncul di Tangerang Selatan. Sebagai Perroux yang termuat dalam biografi
kota administrasi yang relatif baru, intektualnya serta karya yang
Tangerang Selatan sudah dihadapkan dihasilkan. Lebih lanjut, pada kajian
dengan berbagai permasalahan. Salah ini akan diungkap bagaimana sistem
satu hal umun terjadi adalah urbanisasi dan cara kerja growth pole dalam
penduduk, kurangnya infrastruktur dan mengembangkan wilayah pinggiran.
permasalahan perumahan. Hal ini bisa Kajian ini juga akan mengulas
memicu rendahnya kualitas ekonomi bagaimana peran teori growth poles
26
EDUKA : Jurnal Pendidikan, Hukum, dan Bisnis Vol. 4 No. 1 Tahun 2019
ISSN : 2502 - 5406

dalam mengatasi dan mengembangkan melihat fenomena yang dikaji.


ekonomi regional Tangerang Selatan. Berbagai buku dan jurnal serta hasil
Tujuan penelitian ini adalah penelitian akan dibaca dan ditelaah isi
untuk melihat pemikiran Francois kandungannya selanjutnya akan
Perroux dalam teorinya tentang disusun pemahaman atas tema tertentu
Growth Poles. Penelitian ini juga berdasarkan isi dokumen.
bertujuan untuk mengungkap
HASIL DAN PEMBAHASAN
mekanisme growth poles dalam
Biografi Francois Perroux
membangun perekonomian suatu
Francois Perroux adalah salah
wilayah tertentu. Selain itu, penelitian
satu ekonom terbesar pada generasi
ini bertujuan untuk mengungkapkan
nya. Walaupun karya-karyanya
bagaimana relevansi teori growth
diterbitkan beberapa dekade yang
poles pada konteks ekonomi
lalu, namun jernih pemikirannya
Tangerang Selatan.
masih relevan untuk konteks dan
METODE PENELITIAN waktu saat ini. Hal ini tidak
Penelitian ini menggunakan mengherankan jika beliau pernah
pendekatan kualitatif dengan metode berkali-kali dinominasikan sebagai
kajian pustaka. Penelitian kajian peraih hadiah Novel.
pustaka adalah penelitian yang François Perroux lahir pada
menjadikan sumber pustaka baik tanggal 19 Desember 1903 di Saint-
berupa buku, jurnal dan dokumen Romain-en-Gal Prancis. Beliau wafat
sebagai objek kajian. Kajian pustaka pada tanggal 2 Juni 1987 di Stains.
ini berfokus pada pemikiran Francois François Perroux adalah seorang
Perroux tentang teori growth pole. ekonom Prancis yang memiliki banyak
Data yang digunakan adalah buku- karya dan karir yang gemilang.
buku tentang ekonomi regional, teori Perroux diangkat sebagai Profesor di
growth pole dan jurnal-jurnal terkait College de France, setelah mengajar di
yang mengulas pemikiran Perroux. Universitas Lyon (1928 - 1937) dan
Teknik pengambilan data Universitas Paris (1935 - 1955).
menggunakan dokumentasi. Teknik Perroux mendirikan Institut de
ini berupa pencarian pustaka dengan Sciences Economiques Appliquées
menggunakan database sumber pada tahun 1944.
penelitian baik di laman daring Sebagai seorang ekonom,
maupun di perpustakaan untuk Perroux sangat kritis terhadap
mendapatkan data yang diperlukan. kebijakan keuangan dan ekonomi
Analisis data yang digunakan menuju Dunia Ketiga selama setengah
menggunakan analisis konten. Analisis abad kariernya. Apa yang menjadi
ini berfokus pada isi dokumen untuk kritiknya adalah tercerabutnya
27
EDUKA : Jurnal Pendidikan, Hukum, dan Bisnis Vol. 4 No. 1 Tahun 2019
ISSN : 2502 - 5406

pertimbangan -pertimbangan lokalitas pertumbuhan itu adalah dibangunnya


dan kewilayahan pada setiap kebijakan suatu industri yang memiliki interest
ekonomi pada wilayah dan negara- rate diatas rata-rata nasional. Industri
negara miskin. Perroux menegaskan tersebut juga harus mampu menjadi
bahwa kebijakan ekonomi saat itu pemicu atas munculnya bentuk-bentuk
kurang melihat aspek budaya, dan usaha baru. Oleh karena itu,
situasi real yang ada pada wilayah konektivitas adalah kunci dari
atau negara tersebut. Sistem dan industry tersebut (Higgins, B., &
strategi ekonomi yang diterapkan Savoie, D. J. (Eds.).:2017).
terlalu bersifat kuantitatif, dan Konsep Growth Pole
menjiplak konsep dari negara-negara Sejak awal, para ekonom
Barat, serta terlalu berpusat pada menaruh kepercayaan bahwa ruang
kepentingan negara-negara industri (space) memiliki dampak yang
kaya. penting bagi kegiatan ekonomi.
Perroux menyarankan bagi Pendiri teori kegiatan lokalisasi dan
negara-negara dunia ketiga untuk berkonsep pada wilayah adalah Johan
membangun konsep ekonomi yang Henrich von Thünen yang, melalui
independen dan berbasis pada wilayah. karyanya, diterbitkan pada tahun 1826,
Hal ini dimaksudkan untuk memutus mempelajari lokasi berdasarkan biaya
ketergantungan wilayah tersebut pada produksi tanaman dan jarak ke pasar
wilayah - wilayah pusat dan (Dobrescu& Dobre,2014:263). Pada
ketergantungan impor-ekspor. Suatu saat itu, kajian tentang ruang dan
wilayah akan berkembang jika bisa regional menjadi penting dalam teori
menggunakan potensi yang ada dalam ekonomi.
wilayah tersebut, tanpa injeksi dan Teori yang lebih jauh
dependensi dari wilayah pusat. mengembangkan konsep ruang, jarak
Pada kajian ekonomi regional dan biaya adalah teori tentang growth
Perroux memberikan kontribusi poles atau kutub-kutub
dengan menggagas teori tentang perkembangan. Teori inilah yang
growth poles atau kutub-kutub pertama yang meninggalkan gagasan
pertumbuhan (Higgins, B., & Savoie, atas ruang (region/space) yang
D. J. (Eds.). :2017). Perroux seragam-abstrak untuk memahami
berpendapat bahwa suatu wilayah ruang yang beraneka ragam. Teori
harus dikembangkan dengan adanya 'kutub pertumbuhan' pertama kali
kutub-kutub pertumbuhan yang dirumuskan pada tahun 1955 oleh
menyebar. Kutub pertumbuhan itu ekonom Perancis François Perroux
akan memberikan stimulus atas (Capello,2015:179). Teori ini mampu
pertumbuhan ekonomi dimana kutub melihat bagaimana suatu wilayah bisa
tersebut bertempat. Kunci dari berkembang dengan adanya interaksi
28
EDUKA : Jurnal Pendidikan, Hukum, dan Bisnis Vol. 4 No. 1 Tahun 2019
ISSN : 2502 - 5406

industri utama dan industri lapangan kerja dan meningkatkan


pendukung, serta interaksi ekonomi pendapatan masyarakat.
antar wilayah yang mereduksi Secara definisi, Perroux
kesenjangan kemakmuran. Oleh mendefinisikan Kutub pertumbuhan
karena itu, regional growth (and sebagai "kota dengan hubungan sosial-
development) theory focuses on spatial ekonomi yang kuat dengan daerah
aspects of economic growth and the sekitarnya, yang bertindak sebagai
territorial distribution of income. pusat pertumbuhan, memiliki
(Capello,2015:2) kemampuan untuk menyebar
Mustățea menerangkan bahwa pembangunan di seluruh wilayah"
Growth Pole objectives are (Mustățea,2013:52). Peran kunci dari
represented by economic kutub ini adalah melakukan
competitiveness, the development of penyebaran. Penyebaran ini dilakukan
regional connectivity and the dengan menjalin kerja sama yang
promotion of regional cooperation saling menguntungkan antar sektor-
(Mustățea,2013:51). Hal ini bermakna sektor ekonomi. Namun, untuk
bahwa dalam teori growth pole memaksimalkan pengaruh positif
membutuhkan suatu kerja sama antar mereka, pusat-pusat kota harus
berbagai sektor ekonomi. Selain itu, didukung secara luas oleh daerah
konsep ini lebih menekankan tentang tetangga dimana mereka dapat
keunikan dan keunggulan wilayah memfokuskan investasi mereka
tertentu yang bisa dijadikan landasan (Mustățea, 2013:52). Oleh karena itu,
dalam pengembangan ekonomi. kutub pertumbuhan bukanlah
François Perroux menunjuk perkembangan yang hanya
dengan istilah kelompok industri yang memusatkan akumulasi kapital pada
dinamis dan terintegrasi, yang suatu titik atau wilayah. Kutub
diorganisasikan di sekitar industri pertumbuhan selalu terjain dengan
pendorong yang mampu tumbuh pesat kutub atau wilayah lain untuk dan agar
dan menghasilkan pertumbuhan bisa saling berkembang menjadi besar
melalui efek berganda dan diseminasi dan memunculkan kutub-kutub yang
di seluruh perekonomian. (Mustățea, lain.
2013:52). Kunci dari perkembangan Mustățea menerangkan kritik
ekonomi pada suatu kutub adalah Perroux atas pemusatan ekonomi yang
adanya suatu industri yang hanya pada satu wilayah. Ia
merangsang industri lain, sehingga menerangkan bahwa moving from
terjadi koneksi ekonomi yang dinamis monocentrism to polycentrism is based
yang bisa memicu berbagai aktivitas on reducing the force of attraction of
ekonomi yang mampu membuka the great centres replaced by balanced
location of activities in a given
29
EDUKA : Jurnal Pendidikan, Hukum, dan Bisnis Vol. 4 No. 1 Tahun 2019
ISSN : 2502 - 5406

territory (Mustățea,2013:52). Jadi, inti variabel yang mempengaruhi variabel-


dari pengembangan wilayah adalah variabel lain dalam ilmu ekonomi.
menghapus dominasi pusat sehingga Selain itu, tujuan pragmatis dari kajian
mampu memberikan bentuk-bentuk ekonomi regional adalah mencari
kegiatan ekonomi yang menyebar di solusi atas ketimpangan ekonomi
berbagai wilayah, tanpa merugikan berbagai wilayah tang masih
atau mengurangi keuntungan wilayah tertinggal.
lain. Salah satu teori yang dominan
Bentuk kutub perkembangan dalam usaha menerangkan bagaimana
yang mampu menjadi stimulus suatu wilayah membentuk perilaku
kegiatan ekonomi, memperluas ekonomi sekaligus bagaimana
kemakmuran dan tidak merugikan membentuk pemerataan ekonomi antar
wilayah lain tidaklah mudah dibuat. wilayah adalah teori growth pole atau
Mustățea menyiratkan adanya teori kutub pertumbuhan. Teori kutub
teknologi dan infrastruktur yang kuat, pertumbuhan, lebih detailnya adalah
serta dukungan sumber daya yang berupa analisis peran perusahaan
unggul. Sebagaimana dijelaskan multinasional dalam pengembangan
bahwa the success of such activities lokal, dan studi tentang difusi inovasi
depends on achieving the networking dalam upaya suatu wilayah/regional
between cities, in both physical untuk mengidentifikasi penyebab
(infrastructure, information (eksogen) polaritas teritorial di mana
technology, etc.) and human terms suatu pembangunan bergantung
(promoting cooperation, etc.) (Capello,2015:102). Sehingga teori ini
(Mustățea,2013:52). merupakan gambaran bagaimana
Growth Pole dalam Ekonomi melakukan pengembangan ekonomi
Regional dengan melakukan penyebaran titik-
Ekonomi regional bukanlah titik pertumbuhan pada wilayah-
studi ekonomi pada tingkat wilayah wilayah yang masih terbelakang.
administratif, seperti yang sering Dasar teori Perroux tentang
diyakini secara dangkal dan keliru. kutub pertumbuhan bisa diringkas
Ekonomi regional adalah cabang dalam pernyataannya yang terkenal -
ekonomi yang menggabungkan yang meskipun kesederhanaannya
dimensi 'ruang' ke dalam analisis kerja penting dalam konsekuensinya:
pasar (Capello,2015:1). Oleh karena „Pembangunan tidak muncul di mana-
itu, kajian ekonomi regional bukan mana pada saat yang sama: ia menjadi
melihat aktivitas ekonomi dalam skala nyata di titik atau kutub pembangunan,
regional. Kajian ini lebih pada melihat dengan intensitas variabel; itu
wilayah (space) sebagai faktor atau menyebar melalui saluran yang

30
EDUKA : Jurnal Pendidikan, Hukum, dan Bisnis Vol. 4 No. 1 Tahun 2019
ISSN : 2502 - 5406

berbeda, dengan berbagai efek akhir sebuah perusahaan yang dominan,


pada seluruh yang ia sebut mot l’industrie motrice
perekonomian."(Capello,2015:179). ‟karena kapasitasnya melalui
Mendapat ini menegaskan keputusan investasinya, tingkat
pentingnya kutub pertumbuhan investasi yang dilakukan oleh
dalam pengembangan ekonomi perusahaan yang terhubung
regional. Suatu wilayah atau regional dengannya.) (Capello, 2015:179).
tidak lagi dipandang sebagai Atas hal tersebut, maka peran
penyangga atau wilayah wilayah lain dalam mengembangkan
belakang/pemasok (hinterland), namun kutub perkembangan adalah sangat
juga harus menjadi pusat-pusat penting. Pembentukan kutub bukan
pertumbuhan ekonomi. berarti melakukan isolasi dan
Perkembangan kutub dependensi, namun mengembangkan
pertumbuhan pada wilayah tertentu dengan berinteraksi dengan elemen
melibatkan peran unit pendorong dari dalam maupun dari wilayah luar.
berupa usaha perekonomian yang Perkembangan tersebut ditopang usaha
mampu menjadi pemicu laju gerak ekonomi dominan yang mampu
sektor-sektor lain. Selbih detail mempengaruhi atau berdampak pada
diterangkan bahwa: Perroux usaha-usaha lain di wilayahnya
formulated a theory of local maupun di luar.
development that envisaged selective Capello menjelaskan bahwa
growth at certain points in space karena dinamika dan dinamika
where a ‘propulsive unit’ triggered the teknologinya, perusahaan yang
development process. Perroux dominan merespon kebutuhan pasar
identified this element as the fortuitous eksternal (dan disini pengaruh model
presence in the area of a dominant basis ekspor menjadi jelas). Dan
firm, which he called ‘l’industrie berkat posisinya yang dominan di
motrice’ owing to its capacity to sektor ini dan di dalam perekonomian,
influence through its investment perusahaan ini menghasilkan
decisions the levels of investment serangkaian efek positif pada sektor di
undertaken by the firms connected mana ia berada, dan pada ekonomi
with it. (Perroux merumuskan teori secara keseluruhan (Capello,
pembangunan lokal yang dibayangkan 2015:180). Persahaan dominan
pertumbuhan selektif pada titik-titik memiliki peran sentral dalam
tertentu dalam ruang di mana 'unit pembentukan kutub pertumbuhan,
pendorong' memicu proses sebagaimana diterangkan berikut:
pengembangan. Perroux Efek polarisasi yang
mengidentifikasi elemen ini sebagai menghasilkan apa yang disebut
kehadiran kebetulan di area dari Perroux sebagai 'kutub pertumbuhan'.
31
EDUKA : Jurnal Pendidikan, Hukum, dan Bisnis Vol. 4 No. 1 Tahun 2019
ISSN : 2502 - 5406

Meningkat permintaan barang multipolaritas adalah ciri khas yang


setengah jadi dan jasa yang dihasilkan baru tatanan dunia. (Dobrescu&
oleh perusahaan dominan mendorong Dobre,2014: 266). Dari hal tersebut
perusahaan lain untuk berada di dekat bisa disimpulkan bahwa pemerataan
mereka untuk (a) meminimalkan ekonomi bisa dilakukan dengan
transportasi mereka biaya dalam membentuk kutub pertumbuhan di
melayani perusahaan penggerak, (b) suatu wilayah yang bisa memberikan
mengeksploitasi infrastruktur dan pola penyebaran pertumbuhan yang
modal sosial tetap diaktifkan oleh menyebar dan tidak terpusat pada satu
kutub, (c) meningkatkan manajerial wilayah saja. Oleh karena itu, teori
lokal atau keterampilan kewirausahaan growth poles akan sangat cocok untuk
yang dihasilkan oleh kegiatan digunakan dalam perencaan
ekonomi yang dihasilkan oleh pengembangan wilayah Kota
perusahaan dominan, dan (d) Tangerang Selatan, yang mana
mengeksploitasi permintaan yang berdekatan dengan kota-kota lain dan
lebih besar yang dihasilkan oleh yang Ibu Kota Jakarta.
lebih tinggi pekerjaan. Untuk mengembangkan Kota
(Capello,2015:180). Tangerang Selatan tidak bisa
Maka, usaha atau perusahaan mengabaikan karakteristik wilayah
dominan tersebut bisa memberikan dan relasinya dengan wilayah lain.
efek berantai degan cara memangkas Bentuk perekonomian regional Kota
biaya perjalanan, menjalankan usaha Tangerang Selatan akan sulit
yang berpengaruh besar, berkembang jika terus mengacu dan
memberdayakan populasi lokal serta menuruti perencanaan kota Jakarta.
memberikan suplai kebutuhan secara Dengan Kota Jakarta sebagai pusat,
luas. Dengan peran perusahaan atau maka apa yang terjadi adalah
usaha dominan ini, akan memberikan pemusatan kemakmuran dan
pemicu munculnya usaha-usaha akumulasi kapital hanya pada Jakarta
pendukung di sekitarnya yang mampu saja. Akhirnya, peran kota sekitar,
menggeliatkan roda ekonomi. termasuk Tangerang Selatan, hanya
Teori Growth Pole untuk sebagai penopang atau penyangga Ibu
Peningkatan Ekonomi Regional Kota. Dengan tugas melayani dan
Tangerang Selatan menyuplai apa yang dibutuhkan
Jaringan kutub pengembangan Jakarta. Baik berupa tenaga kerja,
kota dengan kutub pertumbuhan perumahan, barang mentah dan
jaringan membentuk sistem polisentris hiburan.
yang dapat menangkal ruang negatif Paradigma tersebut harus
konsentrasi dan perkembangan diubah dengan menggunakan konsep
ekonomi yang berlebihan, maka growth poles dimana Kota Tangerang
32
EDUKA : Jurnal Pendidikan, Hukum, dan Bisnis Vol. 4 No. 1 Tahun 2019
ISSN : 2502 - 5406

Selatan hendaknya menjadi magnet perekonomian unggul adalah Sektor


perekonomian. Perlu adanya suatu Keuangan, Persewaan dan Jasa
industri utama dan dominan di Perusahaan; Sektor Jasa-Jasa; Sektor
Tangerang Selatan yang mampu bangunan; Sektor Pengangkutan dan
menjadi pendorong gerak laju Komunikasi; Sektor Perdagangan,
perekonomian. Dengan seperti itu, Hotel dan Restoran; Sektor Listrik,
maka akan terjadi kutub-kutub baru di Gas dan Air Bersih (Jamallia:2011).
wilayah yang dianggap wilayah Kedua penelitian tersebut
pinggir tersebut. Dari hal tersebut, menunjukkan bahwa keunggulan
maka perlu dilihat apa saja sektor usaha ekonomi di Tangerang Selatan,
unggulan di Tangerang Selatan yang secara singkat, berada pada sektor Jasa
bisa menjadi perusahaan dominan dan Konstruksi. Oleh karena itu, dua
penggerak perekonomian. sektor tersebut merupakan sektor yang
Fadillah melakukan penelitian dominan dalam menentukan laju
dengan judul “Studi Pengembangan perekonomian yang memiliki potensi
Wilayah Kota Tangerang Selatan efek pemicu pertumbuhan kutub.
Melalui Pendekatan Sektor-Sektor Namun perlu diingat bahwa
Unggulan.” Dari penelitian tersebut, karakteristik usaha pendorong bukan
diperoleh kesimpulan bahwa sektor hanya dominasinya tapi juga
unggulan yang memiliki keunggulan konektivitas usaha tersebut dengan
kompetitif dan hanya dimiliki atau usaha-usaha lain baik di wilayah
terpusat di Kota Tangerang Selatan maupun di luar wilayah. Tanpa
adalah 1) sektor konstruksi, 2) grosir konektivitas tersebut, apa yang terjadi
dan eceran; perbaikan mobil dan justru hanya akumulasi kapital di
motor, 3) penyediaan akomodasi, 4) tingkat mikro ekonomi, perusahaan.
informasi dan komunikasi, 5) real Konektivitas dan integrasi
estat, dan 6) perusahaan jasa. adalah kunci untuk menumbuhkan
(Fadillah:2016). kutub pertumbuhan, selain faktor
Selain itu, Jamillah juga dominasi. Fenomena seperti itu adalah
melakukan penelitian dengan judul integrasi ekonomi dan kerja sama
“Studi Pengembangan Wilayah Kota meluas ke kecil dan menengah kota-
Tangerang Selatan Melalui kota dan daerah pedesaan yang
Pendekatan Sektor-Sektor Unggulan.” berdekatan, dengan demikian integrasi
Dari penelitian ini, dengan dan pengembangan ekonomi seluruh
menggunakan pendekatan metode wilayah. (Dobrescu&
Location Quotient (LQ). Dari Dobre,2014:266). Dengan adanya
penelitian tersebut, dapat disimpulkan usaha dominan tersebut, maka bisa
bahwa di Kota Tangerang Selatan diharapkan bisa mengembangkan usah
selama 2007- 2008, sektor yang lain yang terkait.
33
EDUKA : Jurnal Pendidikan, Hukum, dan Bisnis Vol. 4 No. 1 Tahun 2019
ISSN : 2502 - 5406

Pada sektor jasa, jika memang Kesimpulan paling penting dari


betul dominan dan berintegrasi, maka penelitian kami adalah fakta bahwa
di Tangerang Selatan akan muncul kebijakan regional yang diterapkan di
bukan hanya usaha jasa, namun usaha Rumania gagal untuk mencapai tujuan
terkait yang mendukung seperti mereka yang paling penting, yaitu
pertaian dan peternakan untuk pengurangan kesenjangan regional.
mendukung makanan. Selain itu, Mekanisme pasar mengalahkan
perusahaan konstruksi juga tidak keseluruhan dampak sistem yang
hanya bisa menyerap tenaga kerja, didorong oleh kebijakan regional yang
namun memberikan sumber terkoordinasi dengan buruk dan
penghidupan bagi usaha-usaha lain sangat tersentralisasi yang
baik akomodasi, pendidikan, mengabaikan regional dan kekhususan
transportasi dan layanan-layanan jasa teritorial. Perbedaan dalam
baik murni maupun campuran. pengembangan kabupaten dan daerah
Dengan adanya kutub telah meningkat dan kuat polarisasi
pertumbuhan di Kota Tangerang harus diamati terutama antara ibukota
Selatan, maka akan mengurangi dan seluruh negara.
dominasi kutub utama dan bisa (Benedeka.2016:290)
menyamaratakan kemakmuran. Penelitian dari Benedeka
Pengembangan kutub pertumbuhan (2016:290) di Rumania tersebut
bertujuan untuk mengurangi daya tarik menunjukkan bahwa usaha untuk
pusat-pusat besar dan membentuk kutub-kutub
menyeimbangkan lokasi kegiatan yang perkembangan baru terkadang kalah
menghasilkan fungsi di seluruh oleh dominasi kebijakan nasional.
wilayah (Mustățea, 2013:51). Oleh Tidak adanya koordinasi dan terlalu
karena itu, berbagai dampak buruk dominannya mekanisme
pemusatan ekonomi seperti perekonomian di tataran nasional
kemacetan, kelangkaan barang dan menyebabkan wilayah gagal untuk
urbanisasi bisa diatasi. berkembang.
Catatan Kritis Selain itu, catatan kritis lain
Tidak selalu konsep growth adalah walaupun memiliki usaha
poles bisa berjalan dengan baik dan mulia untuk membuat pemerataan
memberikan dampak yang positif. Di kemakmuran, teori growth poles masih
beberapa wilayah, konsep tersebut didominasi pemikiran bahwa
gagal meningkatkan perkembangan perekonomian harus dijalankan dan
ekonomi, sebagaimana terjadi di dipengaruhi dari korporasi raksasa.
Rumania. Kesimpulan penelitian yang Sehingga, teori ini belum bisa keluar
menerangkan kegagalan sistem ini dari logika dominasi. Awalnya
adalah sebagai berikut: mencoba mengkritisi dominasi
34
EDUKA : Jurnal Pendidikan, Hukum, dan Bisnis Vol. 4 No. 1 Tahun 2019
ISSN : 2502 - 5406

ekonomi terpusat yang menghimpun Teori ini cocok dugunakan


akumulasi kapital yang besar, namun untuk mengembangkan perekonomian
dengan memberikan solusi regional Tangerang Selatan. Dengan
membentuk atau mendorong menumbuhkan sektor jasa dan
perusahaan besar untuk membuat konstruksi di Tangerang Selatan
counter domination atau dominasi diharapkan usaha dominan tersebut
tandingan. bisa menghidupkan roda
Teori ini belum melihat perekonomian di Tangerang Selatan.
bagaimana ekonomi Pancasila dengan Dalam implementasi teori ini perlu
idenya perekonomian rakyat. Jadi apa diperhatikan juga koordinasi kebijakan
yang dilakukan bukan membuat ekonomi nasional, sehingga terjadi
perusahaan raksasa, namun dengan sinkronisasi antara kebijakan daerah
memberikan kekuatan bagi dan pusat. Selain itu, penyempurnaan
perekonomian rakyat, berupa UMKM teori ini dengan kritik dari ekonomi
dan koperasi untuk tumbuh menjadi kerakyatan dibutuhkan agar bisa
kekuatan ekonomi. memunculkan konsep yang lebih baik
dan cocok untuk Indonesia.
KESIMPULAN
Teori Growth Poles dari REFERENSI
Francois Perroux adalah strategi Higgins, B., & Savoie, D. J. (Eds.).
dalam meningkatkan pertumbuhan (2017). Regional economic
ekonomi pada suatu wilayah. Teori ini development: essays in honour of
memberikan penekanan pada François Perroux. Routledge:
pemerataan wilayah, dimana melihat New York
pertumbuhan bukan hanya di satu titik Benedek, J. (2016). The role of urban
atau pusat saja. Teori ini menyarankan poles in regional policy: the
terbentuknya kutub-kutup Romanian case. Procedia-Social
pertumbuhan yang berada pada and Behavioral Sciences, 223,
wilayah atau ruang yang di luar pusat. 285-290.
Teori ini menekankan peran Mustățea, N. M. (2013). Growth
perusahaan dominan yang memiliki Poles-An Alternative To Reduce
dampak luas dan konektivitas jaringan Regional Disparities. Case Study-
untuk bisa menumbuhkan usaha-usaha Iasi Growth Pole. Romanian
ekonomi yang terpaut di sekitarnya. Review of Regional Studies, 9(1),
Karena setiap usaha ekonomi berskala 51.
besar dan influential akan Jamalia, J. S. (2011). Studi
menumbuhkan bentuk usaha-usaha pengembangan wilayah kota
ekonomi lain yang mendukungnya. tengerang Selatan melalui
pendekatan sektor-sektor
35
EDUKA : Jurnal Pendidikan, Hukum, dan Bisnis Vol. 4 No. 1 Tahun 2019
ISSN : 2502 - 5406

unggulan.(Skripsi S1. Fakultas


Sains dan Teknologi. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)
Fadillah, U. M. T., & GUNANTO, E.
Y. A. (2016). Analisis Sektor
Unggulan di Kota Tangerang
Selatan (Skripsi S1, Fakultas
Ekonomika dan Bisnis.
Universitas Diponegoro).
Dobrescu, E. M., & Dobre, E. M.
(2014). Theories regarding the
role of the growth poles in the
economic integration. Procedia
Economics and Finance, 8, 262-
267.
Capello, R. (2015). Regional
economics. Routledge: New York.

36

Anda mungkin juga menyukai