Pasal 12B
(1) Hakim harus memiliki integritas
dan kepribadian tidak tercela, jujur,
adil, profesional, bertakwa, dan
berakhlak mulia, serta
berpengalaman di bidang hukum.
(2) Hakim wajib menaati Kode Etik
dan Pedoman Perilaku Hakim.
Pasal 12C
(1) Dalam melakukan pengawasan
hakim sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12, Komisi Yudisial
melakukan koordinasi dengan
Mahkamah Agung.
(2) Dalam hal terdapat perbedaan
antara hasil pengawasan internal
yang dilakukan oleh Mahkamah
Agung dan hasil pengawasan
eksternal yang dilakukan oleh
Komisi Yudisial, pemeriksaan
dilakukan bersama oleh Mahkamah
Agung dan Komisi Yudisial.
Pasal 12D
(1) Dalam melaksanakan
pengawasan eksternal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12A ayat (2),
Komisi Yudisial mempunyai tugas
melakukan pengawasan terhadap
perilaku hakim berdasarkan Kode
Etik dan Pedoman Perilaku Hakim.
(2) Dalam melaksanakan
pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Komisi Yudisial
berwenang:
a. menerima dan menindaklanjuti
pengaduan masyarakat dan/atau
informasi tentang dugaan
pelanggaran Kode Etik dan
Pedoman Perilaku Hakim;
b. memeriksa dan memutus dugaan
pelanggaran atas Kode Etik dan
Pedoman Perilaku Hakim;
c. dapat menghadiri persidangan di
pengadilan;
d. menerima dan menindaklanjuti
pengaduan Mahkamah Agung dan
badan-badan peradilan di bawah
Mahkamah Agung atas dugaan
pelanggaran Kode Etik dan
Pedoman Perilaku Hakim;
e. melakukan verifikasi terhadap
pengaduan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf d;
f. meminta keterangan atau data
kepada Mahkamah Agung dan/atau
pengadilan;
g. melakukan pemanggilan dan
meminta keterangan dari hakim
yang diduga melanggar Kode Etik
dan Pedoman Perilaku Hakim untuk
kepentingan pemeriksaan; dan/atau
h. menetapkan keputusan
berdasarkan hasil pemeriksaan
sebagaimana dimaksud dalam huruf
b.
Pasal 12E
(1) Dalam melaksanakan
pengawasan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12A, Komisi Yudisial
dan/atau Mahkamah Agung wajib: a.
menaati norma dan peraturan
perundangundangan; b. menaati
Kode Etik dan Pedoman Perilaku
Hakim; dan c. menjaga kerahasiaan
keterangan atau informasi yang
diperoleh.
(2) Kode Etik dan Pedoman Perilaku
Hakim sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan oleh Komisi
Yudisial dan Mahkamah Agung.
(3) Pelaksanaan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak boleh
mengurangi kebebasan hakim dalam
memeriksa dan memutus perkara.
(4) Ketentuan mengenai pengawasan
eksternal dan pengawasan internal
hakim diatur dalam undangundang.
Pasal 12F
Dalam rangka menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran
martabat, serta perilaku hakim,
Komisi Yudisial dapat menganalisis
putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap
sebagai dasar rekomendasi untuk
melakukan mutasi hakim.
13 (1) Untuk dapat diangkat menjadi (1) Untuk dapat diangkat sebagai calon (1) Untuk dapat diangkat sebagai
Hakim pada Pengadilan Agama, seorang hakim pengadilan agama, seseorang hakim pengadilan agama, seseorang
calon harus memenuhi syarat-syarat harus memenuhi syarat sebagai berikut: harus memenuhi syarat sebagai
sebagai berikut: a. warga negara Indonesia; berikut:
a. warga negara Indonesia; b. beragama Islam; a. warga negara Indonesia;
b. beragama Islam; c. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha b. beragama Islam;
c. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; c. bertakwa kepada Tuhan Yang
Esa; d. setia kepada Pancasila dan Undang- Maha Esa;
d. setia kepada Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik d. setia kepada Pancasila dan
Undang Dasar 1945; Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Dasar Negara
e. bukan bekas anggota organisasi e. sarjana syariah dan/atau sarjana Republik Indonesia Tahun 1945;
terlarang Partai Komunis Indonesia, hukum yang menguasai hukum Islam; e. sarjana syari’ah, sarjana hukum
termasuk organisasi massanya atau f. sehat jasmani dan rohani; Islam atau sarjana hukum yang
bukan seseorang yang terlibat langsung g. berwibawa, jujur, adil, dan menguasai hukum Islam;
ataupun tak langsung dalam "Gerakan berkelakuan tidak tercela; dan f. lulus pendidikan hakim;
Kontra Revolusi h. bukan bekas anggota organisasi g. mampu secara rohani dan jasmani
G.30.S/PKI", atau organisasi terlarang terlarang Partai Komunis Indonesia untuk menjalankan tugas dan
yang lain; termasuk organisasi massanya, atau kewajiban;
f. pegawai negeri; bukan orang yang terlibat langsung h. berwibawa, jujur, adil, dan
g. sarjana syari'ah atau sarjana hukum dalam Gerakan 30 September/Partai berkelakuan tidak tercela;
yang menguasai hukum Islam; Komunis Indonesia. i. berusia paling rendah 25 (dua
h. berumur serendah-rendahnya 25 (dua (2) Untuk dapat diangkat menjadi hakim puluh lima) tahun dan paling tinggi
puluh lima) tahun; harus pegawai negeri yang berasal dari 40 (empat puluh) tahun; dan
i. berwibawa, jujur, adil, dan calon hakim sebagaimana dimaksud j. tidak pernah dijatuhi pidana
berkelakuan tidak tercela. pada ayat (1) dan berumur paling rendah penjara karena melakukan kejahatan
(2) Untuk dapat diangkat menjadi Ketua 25 (dua puluh lima) tahun. berdasarkan putusan pengadilan
dan Wakil Ketua Pengadilan Agama (3) Untuk dapat diangkat menjadi ketua yang telah memperoleh kekuatan
diperlukan pengalaman sekurang- atau wakil ketua pengadilan agama hukum tetap.
kurangnya 10 (sepuluh) tahun sebagai harus berpengalaman paling singkat 10 (2) Untuk dapat diangkat menjadi
Hakim Pengadilan Agama. (sepuluh) tahun sebagai hakim ketua atau wakil ketua pengadilan
pengadilan agama. agama, hakim harus berpengalaman
paling singkat 7 (tujuh) tahun
sebagai hakim pengadilan agama.
Pasal 13A
(1) Pengangkatan hakim pengadilan
agama dilakukan melalui proses
seleksi yang transparan, akuntabel,
dan partisipatif
(2) Proses seleksi pengangkatan
hakim pengadilan agama dilakukan
bersama oleh Mahkamah Agung dan
Komisi Yudisial.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai
proses seleksi diatur oleh Mahkamah
Agung dan Komisi Yudisial.
Pasal 13B
(1) Untuk dapat diangkat sebagai
hakim ad hoc, seseorang harus
memenuhi syarat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1),
kecuali huruf e dan huruf f.
(2) Larangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17 ayat (1) huruf c tetap
berlaku kecuali undangundang
menentukan lain.
(3) Tata cara pelaksanaan ketentuan
ayat (1) diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
14 (1) Untuk dapat diangkat menjadi (1) Untuk dapat diangkat menjadi hakim Ketentuan Pasal 14 ayat (1) diubah
Hakim pada Pengadilan Tinggi Agama, pengadilan tinggi agama, seorang hakim sehingga Pasal 14 berbunyi sebagai
seorang calon harus memenuhi syarat- harus memenuhi syarat sebagai berikut: berikut:
syarat sebagai berikut : a. syarat sebagaimana dimaksud dalam
a. syarat-syarat sebagaimana yang Pasal 13 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf Pasal 14 (1)
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf e, huruf g, dan huruf h; Untuk dapat diangkat menjadi hakim
a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, b. berumur paling rendah 40 (empat pengadilan tinggi agama, seorang
huruf f, huruf g, dan huruf i; puluh) tahun; hakim harus memenuhi syarat
b. berumur serendah-rendahnya 40 c. pengalaman paling singkat 5 (lima) sebagai berikut:
(empat puluh) tahun; tahun sebagai ketua, wakil ketua, a. syarat sebagaimana dimaksud
c. berpengalaman sekurang-kurangnya 5 pengadilan agama, atau 15 (lima belas) dalam Pasal 13 ayat (1) huruf a,
(lima) tahun sebagai Ketua atau Wakil tahun sebagai hakim pengadilan agama; huruf b, huruf c, huruf d, huruf g,
Ketua Pengadilan Agama atau 15 (lima dan dan huruf j;
belas) tahun sebagai Hakim Pengadilan d. lulus eksaminasi yang dilakukan oleh b. berumur paling rendah 40 (empat
Agama. Mahkamah Agung. puluh) tahun;
(2) Untuk dapat diangkat menjadi Ketua (2) Untuk dapat diangkat menjadi ketua c. berpengalaman paling singkat 5
Pengadilan Tinggi Agama diperlukan pengadilan tinggi agama harus (lima) tahun sebagai ketua, wakil
pengalaman sekurang-kurangnya 10 berpengalaman paling singkat 5 (lima) ketua, pengadilan agama, atau 15
(sepuluh) tahun sebagai Hakim tahun sebagai hakim pengadilan tinggi (lima belas) tahun sebagai hakim
Pengadilan Tinggi Agama atau agama atau 3 (tiga) tahun bagi hakim pengadilan agama;
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun bagi pengadilan tinggi agama yang pernah d. lulus eksaminasi yang dilakukan
Hakim Pengadilan Tinggi Agama yang menjabat ketua pengadilan agama. oleh Mahkamah Agung; dan
pernah menjabat Ketua Pengadilan (3) Untuk dapat diangkat menjadi wakil
Agama. ketua pengadilan tinggi agama harus
(3) Untuk dapat diangkat menjadi Wakil berpengalaman paling singkat 4 (empat)
Ketua Pengadilan Tinggi Agama tahun sebagai hakim pengadilan tinggi
diperlukan pengalaman sekurang- agama atau 2 (dua) tahun bagi hakim
kurangnya 8 (delapan) tahun sebagai pengadilan tinggi agama yang pernah
Hakim Pengadilan Tinggi Agama atau, menjabat ketua pengadilan agama.
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun bagi
Hakim Pengadilan Tinggi Agama yang
pernah menjabat Ketua Pengadilan
Agama.
15 (1) Hakim diangkat dan diberhentikan (1) Hakim pengadilan diangkat dan Ketentuan Pasal 15 ayat (1)
oleh Presiden selaku kepala Negara atas diberhentikan oleh Presiden atas usul diubah dan di antara ayat (1) dan
usul Menteri Agama berdasarkan Ketua Mahkamah Agung. ayat (2) disisipkan 2 (dua) ayat,
persetujuan Ketua Mahkamah Agung. (2) Ketua dan wakil ketua pengadilan yakni ayat (1a) dan ayat (1b)
(2) Ketua dan Wakil Ketua Pengadilan diangkat dan diberhentikan oleh Ketua sehingga Pasal 15 yang berbunyi
diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Mahkamah Agung. sebagai berikut:
Agama berdasarkan persetujuan Ketua
Mahkamah Agung. Pasal 15
(1) Hakim pengadilan diangkat oleh
Presiden atas usul Ketua Mahkamah
Agung.
(1a) Hakim pengadilan
diberhentikan oleh Presiden atas
usul Ketua Mahkamah Agung
dan/atau Komisi Yudisial melalui
Ketua Mahkamah Agung.
(1b) Usul pemberhentian hakim
yang dilakukan oleh Komisi
Yudisial sebagaimana dimaksud
pada ayat (1a) hanya dapat
dilakukan apabila hakim yang
bersangkutan melanggar Kode Etik
dan Pedoman Perilaku Hakim.
(2) Ketua dan wakil ketua
pengadilan diangkat dan
diberhentikan oleh Ketua
Mahkamah Agung.
16 (1) Sebelum memangku jabatannya, (1) Sebelum memangku jabatannya, TIDAK ADA PERUBAHAN
Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim wajib ketua, wakil ketua, dan hakim
mengucapkan sumpah menurut agama pengadilan wajib mengucapkan sumpah
Islam yang berbunyi sebagai berikut : menurut agama Islam.
"Demi Allah, saya bersumpah bahwa (2) Sumpah sebagaimana dimaksud
saya, untuk memperoleh jabatan saya pada ayat (1) berbunyi sebagai berikut :
ini, langsung atau tidak langsung, “Demi Allah saya bersumpah bahwa
dengan menggunakan nama atau cara saya akan memenuhi kewajiban hakim
apa pun juga, tidak memberikan atau dengan sebaik-baiknya dan seadil-
menjanjikan barang sesuatu kepada adilnya, memegang teguh Undang-
siapa pun juga". "Saya bersumpah Undang Dasar Negara Republik
bahwa saya, untuk melakukan atau tidak Indonesia Tahun 1945, dan menjalankan
melakukan sesuatu dalam jabatan ini, segala peraturan perundang-undangan
tidak sekali-kali akan menerima dengan selurus-lurusnya menurut
langsung atau tidak langsung dari siapa Undang-Undang Dasar Negara Republik
pun juga suatu janji atau pemberian". Indonesia Tahun 1945, serta berbakti
"Saya bersumpah bahwa saya akan setia kepada nusa dan bangsa”.
kepada dan akan mempertahankan serta (3) Wakil ketua dan hakim pengadilan
mengamalkan Pancasila sebagai dasar agama mengucapkan sumpah di
dan ideologi negara, Undang-Undang hadapan ketua pengadilan agama
Dasar 1945, dan segala Undangundang (4) Wakil ketua dan hakim pengadilan
serta peraturan lain yang berlaku bagi tinggi agama serta ketua pengadilan
Negara Republik Indonesia". "Saya agama mengucapkan sumpah di
bersumpah bahwa saya senantiasa akan hadapan ketua pengadilan tinggi agama.
menjalankan jabatan saya ini dengan (5) Ketua pengadilan tinggi agama
jujur, seksama, dan dengan tidak mengucapkan sumpah di hadapan Ketua
membeda-bedakan orang dan akan Mahkamah Agung.
berlaku dalam melaksanakan kewajiban
saya sebaik-baiknya dan seadil-adilnya
seperti layaknya bagi seorang Ketua,
Wakil Ketua, Hakim Pengadilan yang
berbudi baik dan jujur dalam
menegakkan hukum dan keadilan".
(2) Wakil Ketua dan Hakim Pengadilan
Agama diambil sumpahnya oleh Ketua
Pengadilan Agama.
(3) Wakil Ketua dan Hakim Pengadilan
Tinggi Agama serta Ketua Pengadilan
Agama diambil sumpahnya oleh Ketua
Pengadilan Tinggi Agama.
(4) Ketua Pengadilan Tinggi Agama
diambil sumpahnya oleh Ketua
Mahkamah Agung.
17 (1) Kecuali ditentukan lain oleh atau (1) Kecuali ditentukan lain oleh atau TIDAK ADA PERUBAHAN
berdasarkan undang-undang, Hakim berdasarkan undangundang, hakim tidak
tidak boleh merangkap menjadi: boleh merangkap menjadi:
a. pelaksana putusan Pengadilan; a. pelaksana putusan pengadilan;
b. wali, pengampu, dan pejabat yang b. wali, pengampu, dan pejabat yang
berkaitan dengan suatu perkara yang berkaitan dengan suatu perkara yang
diperiksa olehnya; diperiksa olehnya; atau
c. pengusaha. c. pengusaha.
(2) Hakim tidak boleh merangkap (2) Hakim tidak boleh merangkap
menjadi Penasihat Hukum. menjadi advokat.
(3) Jabatan yang tidak boleh dirangkap (3) Jabatan yang tidak boleh dirangkap
oleh Hakim selain jabatan sebagaimana oleh hakim selain jabatan sebagaimana
yang dimaksud dalam ayat (1) dan ayat dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
(2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah. Pemerintah.
(1) Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim (1) Ketua, wakil ketua, dan hakim (1) Ketua, wakil ketua, dan hakim
diberhentikan dengan hormat dari pengadilan diberhentikan dengan
pengadilan diberhentikan dengan
jabatannya karena: hormat dari jabatannya karena: hormat dari jabatannya karena:
a. permintaan sendiri; a. permintaan sendiri; a. atas permintaan sendiri secara
b. sakit jasmani atau rohani terus- b. sakit jasmani atau rohani terus-tertulis;
menerus; menerus; b. sakit jasmani atau rohani secara
c. telah berumur 60 (enam puluh) tahun c. telah berumur 62 (enam puluh dua)
terusmenerus;
bagi Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim tahun bagi ketua, wakil ketua, dan c. telah berumur 65 (enam puluh
Pengadilan Agama, dan 63 (enam puluh hakim pengadilan agama, dan 65 (enam
lima) tahun bagi ketua, wakil ketua,
tiga) tahun bagi Ketua, Wakil Ketua, puluh lima) tahun bagi ketua, wakildan hakim pengadilan agama, dan
18
dan Hakim Pengadilan Tinggi Agama; ketua, dan hakim pengadilan tinggi 67 (enam puluh tujuh) tahun bagi
d. ternyata tidak cakap dalam agama; atau d. ternyata tidak cakapketua, wakil ketua, dan hakim
menjalankan tugasnya. dalam menjalankan tugasnya. pengadilan tinggi agama; atau
(2) Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim (2) Ketua, wakil ketua, dan hakim d. ternyata tidak cakap dalam
yang meninggal dunia dengan pengadilan yang meninggal dunia menjalankan tugasnya.
sendirinya diberhentikan dengan hormat dengan sendirinya diberhentikan dengan
(2) Ketua, wakil ketua, dan hakim
dari jabatannya oleh Presiden selaku hormat dari jabatannya oleh Presiden
pengadilan yang meninggal dunia
Kepala Negara. dengan sendirinya diberhentikan
dengan hormat dari jabatannya oleh
Presiden.
19 (1) Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim (1) Ketua, wakil ketua, dan hakim (1) Ketua, wakil ketua, dan hakim
diberhentikan tidak dengan hormat dari diberhentikan tidak dengan hormat dari pengadilan diberhentikan tidak
jabatannya dengan alasan : jabatannya dengan alasan: dengan hormat dari jabatannya
a. dipidana karena bersalah melakukan a. dipidana karena bersalah melakukan dengan alasan:
tindak pidana kejahatan; tindak pidana kejahatan; a. dipidana penjara karena
b. melakukan perbuatan tercela; b. melakukan perbuatan tercela; melakukan kejahatan berdasarkan
c. terus-menerus melalaikan kewajiban c. terus-menerus melalaikan kewajiban putusan pengadilan yang telah
dalam menjalankan tugas pekerjaannya; dalam menjalankan tugas pekerjaannya; memperoleh kekuatan hukum tetap;
d. melanggar sumpah jabatan; d. melanggar sumpah jabatan; atau b. melakukan perbuatan tercela;
e. melanggar larangan sebagaimana e. melanggar larangan sebagaimana c. melalaikan kewajiban dalam
yang dimaksud dalam Pasal 17. dimaksud dalam Pasal 17. menjalankan tugas pekerjaannya
(2) Pengusulan pemberhentian tidak (2) Pengusulan pemberhentian tidak terus-menerus selama 3 (tiga) bulan;
dengan hormat dengan alasan dengan hormat dengan alasan d. melanggar sumpah atau janji
sebagaimana yang dimaksud dalam ayat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) jabatan;
(1) huruf b sampai dengan e dilakukan huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e e. melanggar larangan sebagaimana
setelah yang bersangkutan diberi dilakukan setelah yang bersangkutan dimaksud dalam Pasal 17; dan/atau
kesempatan secukupnya untuk membela diberi kesempatan secukupnya untuk f. melanggar Kode Etik dan
diri di hadapan Majelis Kehormatan membela diri di hadapan Majelis Pedoman Perilaku Hakim.
Hakim. Kehormatan Hakim. (2) Usul pemberhentian
(3) Pembentukan, susunan, dan tata (3) Ketentuan mengenai pembentukan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kerja Majelis Kehormatan Hakim serta susunan, dan tata kerja Majelis huruf a diajukan oleh Ketua
tata cara pembelaan diri ditetapkan oleh Kehormatan Hakim, serta tata cara Mahkamah Agung kepada Presiden.
Ketua Mahkamah Agung bersama-sama pembelaan diri diatur lebih lanjut oleh (3) Usul pemberhentian dengan
dengan Menteri Agama. Ketua Mahkamah Agung. alasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b diajukan oleh
Mahkamah Agung dan/atau Komisi
Yudisial.
(4) Usul pemberhentian dengan
alasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c, huruf d, dan huruf e
diajukan oleh Mahkamah Agung.
(5) Usul pemberhentian dengan
alasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf f diajukan oleh
Komisi Yudisial.
(6) Sebelum Mahkamah Agung
dan/atau Komisi Yudisial
mengajukan usul pemberhentian
karena alasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), ayat (4),
dan ayat (5), hakim pengadilan
mempunyai hak untuk membela diri
di hadapan Majelis Kehormatan
Hakim.
(7) Majelis Kehormatan Hakim
sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
diatur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Seorang Hakim yang diberhentikan dari Seorang hakim yang diberhentikan dari Dalam hal ketua atau wakil ketua
jabatannya, tidak dengan sendirinya jabatannya dengan sendirinya pengadilan diberhentikan dengan
diberhentikan sebagai pegawai negeri. diberhentikan sebagai pegawai negeri. hormat dari jabatannya karena atas
permintaan sendiri secara tertulis
20
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
18 ayat (1) huruf a, tidak dengan
sendirinya diberhentikan sebagai
hakim.
21 (1) Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim (1) Ketua, wakil ketua, dan hakim Di antara ayat (1) dan ayat (2)
sebelum diberhentikan tidak dengan pengadilan sebelum diberhentikan tidak Pasal 21 disisipkan 1 (satu) ayat,
hormat sebagaimana yang dimaksud dengan hormat sebagaimana dimaksud yakni ayat (1a) yang berbunyi
dalam Pasal 19 ayat (1), dapat dalam Pasal 19 ayat (1), dapat sebagai berikut:
diberhentikan sementara dari jabatannya diberhentikan sementara dari jabatannya
oleh Presiden selaku Kepala Negara atas oleh Ketua Mahkamah Agung. (1) Ketua, wakil ketua, dan hakim
usul Menteri Agama berdasarkan (2) Terhadap pemberhentian sementara pengadilan sebelum diberhentikan
persetujuan Ketua Mahkamah Agung. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dengan hormat sebagaimana
(2) Terhadap pengusulan pemberhentian berlaku juga ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1)
sementara sebagaimana yang dimaksud dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2). huruf b, huruf c, huruf d, huruf e,
dalam ayat (1), berlaku juga ketentuan (3) Pemberhentian sementara dan huruf f dapat diberhentikan
sebagaimana yang dimaksud dalam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sementara dari jabatannya oleh
Pasal 19 ayat (2). berlaku paling lama 6 (enam) bulan. Ketua Mahkamah Agung.
(1a) Pemberhentian sementara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat diusulkan oleh Komisi
Yudisial.
(2) Terhadap pemberhentian
sementara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berlaku juga ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
19 ayat (2).
(3) Pemberhentian sementara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berlaku paling lama 6 (enam) bulan.
22 (1) Apabila terhadap seorang Hakim ada TIDAK ADA PERUBAHAN TIDAK ADA PERUBAHAN
perintah penangkapan yang diikuti
dengan penahanan, dengan sendirinya
Hakim tersebut diberhentikan sementara
dari jabatannya.
(2) Apabila seorang Hakim dituntut di
muka Pengadilan dalam perkara pidana
sebagaimana yang dimaksud dalam
Pasal 21 ayat (4) Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana tanpa ditahan, maka ia
dapat diberhentikan sementara dari
jabatannya.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara pemberhentian dengan hormat,
pemberhentian tidak dengan hormat,
23 dan pemberhentian sementara serta hak- TIDAK ADA PERUBAHAN TIDAK ADA PERUBAHAN
hak pejabat yang dikenakan
pemberhentian, diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
24 (1) Kedudukan protokol Hakim diatur TIDAK ADA PERUBAHAN (1) Kedudukan protokol hakim
dengan Keputusan Presiden. pengadilan diatur dengan peraturan
(2) Tunjangan dan ketentuan-ketentuan perundang-undangan.
lainnya bagi Ketua, Wakil Ketua, dan (2) Selain mempunyai kedudukan
Hakim diatur dengan Keputusan protokoler, hakim pengadilan berhak
Presiden. memperoleh gaji pokok, tunjangan,
biaya dinas, pensiun dan hak-hak
lainnya.
(3) Tunjangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) berupa:
a. tunjangan jabatan; dan
b. tunjangan lain berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
(4) Hak-hak lainnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) berupa:
a. rumah jabatan milik negara;
b. jaminan kesehatan; dan
c. sarana transportasi milik negara.
(5) Hakim pengadilan diberi jaminan
keamanan dalam melaksanakan
tugasnya.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai
gaji pokok, tunjangan, dan hak-hak
lainnya beserta jaminan keamanan
bagi ketua, wakil ketua, dan hakim
pengadilan diatur dengan peraturan
perundangundangan
Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim dapat Ketua, wakil ketua, dan hakim
ditangkap atau ditahan hanya atas pengadilan dapat ditangkap atau ditahan
perintah Jaksa Agung setelah mendapat atas perintah Jaksa Agung setelah
persetujuan Ketua Mahkamah Agung mendapat persetujuan Ketua Mahkamah
dan Menteri Agama, kecuali dalam hal: Agung, kecuali dalam hal:
a. tertangkap tangan melakukan tindak a. tertangkap tangan melakukan tindak
25 pidana kejahatan, atau pidana kejahatan; TIDAK ADA PERUBAHAN
b. disangka telah melakukan tindak b. disangka telah melakukan tindak
pidana kejahatan yang diancam dengan pidana kejahatan yang diancam dengan
pidana mati, atau pidana mati; atau
c. disangka telah melakukan tindak c. disangka telah melakukan kejahatan
pidana kejahatan terhadap keamanan terhadap kemanan negara.
negara.
26 (1) Pada setiap Pengadilan ditetapkan TIDAK ADA PERUBAHAN TIDAK ADA PERUBAHAN
adanya Kepaniteraan yang dipimpin
oleh seorang Panitera.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya
Panitera Pengadilan Agama dibantu oleh
seorang Wakil Panitera, beberapa orang
Panitera Muda, beberapa orang Panitera
Pengganti, dan beberapa orang Juru
Sita.
(3) Dalam melaksanakan tugasnya
Panitera Pengadilan Tinggi Agama
dibantu oleh seorang Wakil Panitera,
beberapa orang Panitera Muda, dan
beberapa orang Panitera Pengganti.
Untuk dapat diangkat menjadi Panitera Untuk dapat diangkat menjadi panitera
Untuk dapat diangkat menjadi
Pengadilan Agama, seorang calon harus pengadilan agama, seorang calon harus
panitera pengadilan agama, seorang
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: memenuhi syarat sebagai berikut: calon harus memenuhi syarat
a. warga negara Indonesia; a. warga negara Indonesia; sebagai berikut:
b. beragama Islam; b. beragama Islam; a. warga negara Indonesia;
c. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha c. bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahab. beragama Islam;
Esa; Esa; c. bertakwa kepada Tuhan Yang
d. setia kepada Pancasila dan Undang- d. setia kepada Pancasila dan Undang-
Maha Esa;
Undang Dasar 1945; Undang Dasar Negara Republik d. setia kepada Pancasila dan
e. berijazah serendah-rendahnya sarjana Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Dasar Negara
muda syari'ah atau sarjana muda hukum e. berijazah serendah-rendahnya sarjana
Republik Indonesia Tahun 1945;
27 yang menguasai hukum Islam; syari’ah atau sarjana hukum yang e. berijazah sarjana syari’ah, sarjana
f. berpengalaman sekurang-kurangnya 4 menguasai hukum Islam; hukum Islam, atau sarjana hukum
(empat) tahun sebagai Wakil Panitera f. berpengalaman paling singkat 3 (tiga)
yang menguasai hukum Islam;
atau 7 (tujuh) tahun sebagai Panitera tahun sebagai wakil panitera, 5 (lima)
f. berpengalaman paling singkat 3
Muda Pengadilan Agama, atau menjabat tahun sebagai panitera muda pengadilan
(tiga) tahun sebagai wakil panitera, 5
Wakil Panitera Pengadilan Tinggi agama, atau menjabat wakil panitera
(lima) tahun sebagai panitera muda
Agama. pengadilan tinggi agama; dan pengadilan agama, atau menjabat
g. sehat jasmani dan rohani. wakil panitera pengadilan tinggi
agama; dan
g. mampu secara rohani dan jasmani
untuk menjalankan tugas dan
kewajiban.
28 Untuk dapat diangkat menjadi Panitera Untuk dapat diangkat menjadi panitera TIDAK ADA PERUBAHAN
Pengadilan Tinggi Agama, seorang pengadilan tinggi agama, seorang calon
calon harus memenuhi syarat-syarat harus memenuhi syarat sebagai berikut:
sebagai berikut : a. syarat sebagaimana dimaksud dalam
a. syarat-syarat sebagaimana yang Pasal 27 huruf a, huruf b, huruf c, huruf
dimaksud dalam Pasal 27 huruf a, b, c, d, dan huruf g;
dan d; b. berijazah serendah-rendahnya sarjana
b. berijazah sarjana syari'ah atau sarjana syari’ah atau sarjana hukum yang
hukum yang menguasai hukum Islam; menguasai hukum Islam;
c. berpengalaman sekurang-kurangnya 4 c. berpengalaman paling singkat 3 (tiga)
(empat) tahun sebagai Wakil Panitera tahun sebagai wakil panitera, 5 (lima)
atau 8 (delapan) tahun sebagai Panitera tahun sebagai panitera muda pengadilan
Muda Pengadilan Tinggi Agama, atau 4 tinggi agama, atau 3 (tiga) tahun sebagai
(empat) tahun sebagai Panitera panitera pengadilan agama.
Pengadilan Agama.
Untuk dapat diangkat menjadi Wakil Untuk dapat diangkat menjadi wakil
Panitera Pengadilan Agama, seorang panitera pengadilan agama, seorang
calon harus memenuhi syarat-syarat calon harus memenuhi syarat sebagai
sebagai berikut: berikut:
a. syarat-syarat sebagaimana yang a. syarat sebagaimana dimaksud dalam
29 dimaksud dalam Pasal 27 huruf a, huruf Pasal 27 huruf a, huruf b, huruf c, huruf TIDAK ADA PERUBAHAN
b, huruf c, huruf d, dan huruf e; d, huruf e, dan huruf g; dan
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 4 b. berpengalaman paling singkat 3 (tiga)
(empat) tahun sebagai Panitera Muda tahun sebagai panitera muda atau 4
atau 6 (enam) tahun sebagai Panitera (empat) tahun sebagai panitera
Pengganti Pengadilan Agama. pengganti pengadilan agama.
30 Untuk dapat diangkat menjadi Wakil Untuk dapat diangkat menjadi wakil Untuk dapat diangkat menjadi wakil
Panitera Pengadilan Tinggi Agama, panitera pengadilan tinggi agama, panitera pengadilan tinggi agama,
seorang calon harus memenuhi syarat- seorang calon harus memenuhi syarat seorang calon harus memenuhi
syarat sebagai berikut: sebagai berikut: a. syarat sebagaimana syarat sebagai berikut:
a. syarat-syarat sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 27 huruf a, huruf a. syarat sebagaimana dimaksud
dimaksud dalam Pasal 27 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf g; b. dalam Pasal 27 huruf a, huruf b,
b, huruf c, dan huruf d; berijazah sarjana syari’ah atau sarjana huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf
b. berijazah sarjana syari'ah atau sarjana hukum yang menguasai hukum Islam; g;
hukum yang menguasai hukum Islam; dan c. berpengalaman paling singkat 2 b. dihapus.
c. berpengalaman sekurang-kurangnya 4 (dua) tahun sebagai panitera muda c. berpengalaman paling singkat 2
(empat) tahun sebagai Panitera Muda pengadilan tinggi agama, 5 (lima) tahun (dua) tahun sebagai panitera muda
atau 7 (tujuh) tahun sebagai Panitera sebagai panitera muda pengadilan tinggi pengadilan tinggi agama, 5 (lima)
Pengganti Pengadilan Tinggi Agama, agama, atau 3 (tiga) tahun sebagai wakil tahun sebagai panitera muda
atau 4 (empat) tahun sebagai Wakil panitera pengadilan agama, atau pengadilan tinggi agama, atau 3
Panitera Pengadilan Agama, atau menjabat sebagai panitera pengadilan (tiga) tahun sebagai wakil panitera
menjabat Panitera Pengadilan Agama. agama. pengadilan agama, atau menjabat
sebagai panitera pengadilan agama.
Untuk dapat diangkat menjadi Panitera Untuk dapat diangkat menjadi panitera
Muda Pengadilan Agama, seorang calon muda pengadilan agama, seorang calon
harus memenuhi syarat-syarat sebagai harus memenuhi syarat sebagai berikut :
berikut: a. syarat sebagaimana dimaksud dalam
a. syarat-syarat sebagaimana yang Pasal 27 huruf a, huruf b, huruf c, huruf
31 TIDAK ADA PERUBAHAN
dimaksud dalam Pasal 27 huruf a, huruf d, huruf e, dan huruf g; dan
b, huruf c, huruf d, dan huruf e; b. berpengalaman paling singkat 2 (dua)
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 3 tahun sebagai panitera pengganti
(tiga) tahun sebagai Panitera Pengganti pengadilan agama.
Pengadilan Agama.
32 Untuk dapat diangkat menjadi Panitera Untuk dapat diangkat menjadi panitera TIDAK ADA PERUBAHAN
Muda Pengadilan Tinggi Agama, muda pengadilan tinggi agama, seorang
seorang calon harus memenuhi syarat- calon harus memenuhi syarat sebagai
syarat sebagai berikut: berikut:
a. syarat-syarat sebagaimana yang a. syarat sebagaimana dimaksud dalam
dimaksud dalam Pasal 27 huruf a, huruf Pasal 27 huruf a, huruf b, huruf c, huruf
b, huruf c, huruf d, dan huruf e; d, huruf e, dan huruf g; dan
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 3 b. berpangalaman paling singkat 2 (dua)
(tiga) tahun sebagai Panitera Pengganti tahun sebagai panitera pengganti
Pengadilan Tinggi Agama, atau 4 pengadilan tinggi agama, 3 (tiga) tahun
(empat) tahun sebagai Panitera Muda sebagai panitera muda, 5 (lima) tahun
atau 8 (delapan) tahun sebagai Panitera sebagai panitera pengganti pengadilan
Pengganti Pengadilan Agama, atau agama, atau menjabat sebagai wakil
menjabat Wakil Panitera Pengadilan panitera pengadilan agama.
Agama.
Untuk dapat diangkat menjadi Panitera Untuk dapat diangkat menjadi panitera
Pengganti Pengadilan Agama, seorang pengganti pengadilan agama, seorang
calon harus memenuhi syarat-syarat calon harus memenuhi syarat sebagai
sebagai berikut: berikut:
a. syarat-syarat sebagaimana yang a. syarat sebagaimana dimaksudkan
33 TIDAK ADA PERUBAHAN
dimaksud dalam Pasal 27 huruf a, huruf dalam Pasal 27 huruf a, huruf b, huruf c,
b, huruf c, huruf d, dan huruf e; huruf d, huruf e, dan huruf g; dan
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 5 b. berpengalaman paling singkat 3 (tiga)
(lima) tahun sebagai pegawai negeri tahun sebagai pegawai negeri pada
pada Pengadilan Agama. pengadilan agama.
34 Untuk dapat diangkat menjadi Panitera Untuk dapat diangkat menjadi panitera TIDAK ADA PERUBAHAN
Pengganti Pengadilan Tinggi Agama, pengganti pengadilan tinggi agama,
seorang calon harus memenuhi syarat- seorang calon harus memenuhi syarat
syarat sebagai berikut: sebagai berikut:
a. syarat-syarat sebagaimana yang a. syarat sebagaimana dimaksud Pasal
dimaksud dalam Pasal 27 huruf a, huruf 27 huruf a, huruf b, huruf c, huruf e, dan
b, huruf c, huruf d, dan huruf e; huruf g; dan
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 5 b. berpengalaman paling singkat 3 (tiga)
(lima) tahun sebagai Panitera Pengganti tahun sebagai panitera pengganti
Pengadilan Agama atau 10 (sepuluh) pengadilan agama atau 8 (delapan)
tahun sebagai pegawai negeri pada tahun sebagai pegawai negeri pada
Pengadilan Tinggi Agama. pengadilan tinggi agama.
(1) Kecuali ditentukan lain oleh atau (1) Kecuali ditentukan lain oleh atau Panitera tidak boleh merangkap
berdasarkan undang-undang, Panitera berdasarkan undangundang, panitera menjadi:
tidak boleh merangkap menjadi wali, tidak boleh merangkap menjadi wali, a. wali;
pengampu, dan pejabat yang berkaitan pengampu, dan pejabat yang berkaitan b. pengampu;
dengan perkara yang di dalamnya ia dengan perkara yang di dalamnya ia c. advokat; dan/atau
bertindak sebagai Panitera. bertindak sebagai Panitera. d. pejabat peradilan yang lain.
(2) Panitera tidak boleh merangkap (2) Panitera tidak boleh merangkap
35
menjadi Penasihat Hukum. menjadi advokat.
(3) Jabatan yang tidak boleh dirangkap (3) Jabatan yang tidak boleh dirangkap
oleh Panitera selain jabatan oleh panitera selain jabatan sebagaimana
sebagaimana yang dimaksud dalam ayat dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
(1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh diatur lebih lanjut oleh Mahkamah
Menteri Agama berdasarkan persetujuan Agung.
Ketua Mahkamah Agung.
Panitera, Wakil Panitera, Panitera Panitera, wakil panitera, panitera muda,
Muda, dan Panitera Pengganti dan panitera pengganti pengadilan
36 TIDAK ADA PERUBAHAN
Pengadilan diangkat dan diberhentikan diangkat dan diberhentikan dari
dari jabatannya oleh Menteri Agama. jabatannya oleh Mahkamah Agung.
37 Sebelum memangku jabatannya, (1) Sebelum memangku jabatannya, TIDAK ADA PERUBAHAN
Panitera, Wakil Panitera, Panitera panitera, wakil panitera, panitera muda,
Muda, dan Panitera Pengganti diambil dan panitera pengganti mengucapkan
sumpahnya menurut agama Islam oleh sumpah menurut agama Islam di
Ketua Pengadilan yang bersangkutan. hadapan ketua pengadilan yang
Bunyi sumpah adalah sebagai berikut: bersangkutan.
"Demi Allah, saya bersumpah bahwa (2) Sumpah sebagaimana dimaksud
saya, untuk memperoleh jabatan saya pada ayat (1) berbunyi sebagai berikut:
ini, langsung atau tidak langsung dengan “Demi Allah, saya bersumpah bahwa
menggunakan nama atau cara apa pun saya untuk memperoleh jabatan saya ini,
juga, tidak memberikan atau langsung atau tidak langsung dengan
menjanjikan barang sesuatu kepada menggunakan atau cara apa pun juga,
siapa pun juga". tidak memberikan atau menjanjikan
"Saya bersumpah bahwa saya, untuk barang sesuatu kepada siapapun juga.”
melakukan atau tidak melakukan “Saya bersumpah untuk melakukan atau
sesuatu dalam jabatan ini, tidak sekali- tidak melakukan sesuatu dalam jabatan
kali akan menerima langsung atau tidak ini, tidak sekali-kali akan menerima
langsung dari siapa pun juga suatu janji langsung atau tidak langsung dari
atau pemberian". siapapun juga sesuatu janji atau
"Saya bersumpah bahwa saya akan setia pemberian. “Saya bersumpah bahwa
kepada dan akan mempertahankan serta saya, akan setia kepada dan akan
mengamalkan Pancasila sebagai dasar mempertahankan serta mengamalkan
dan ideologi negara, Undang-Undang Pancasila sebagai dasar dan ideologi
Dasar 1945, dan segala undang-undang negara, Undang-Undang Dasar Negara
serta peraturan lain yang berlaku bagi Republik Indonesia Tahun 1945 dan
Negara Republik Indonesia". segala undang-undang serta peraturan
"Saya bersumpah bahwa saya senantiasa perundangundangan lainnya yang
akan menjalankan jabatan saya ini berlaku bagi Negara Kesatuan Republik
dengan jujur, seksama, dan dengan tidak Indonesia”.
membeda-bedakan orang dan akan “Saya bersumpah bahwa saya senantiasa
berlaku dalam melaksanakan kewajiban akan menjalankan jabatan saya ini
saya sebaik-baiknya dan seadil-adilnya dengan jujur, seksama, dan dengan tidak
seperti layaknya bagi seorang Panitera, membeda-bedakan orang dan akan
Wakil Panitera, Panitera Muda, Panitera berlaku dalam melaksanakan kewajiban
Pengganti yang berbudi baik dan jujur saya sebaikbaiknya dan seadil-adilnya
dalam menegakkan hukum dan seperti layaknya bagi seorang panitera,
keadilan". wakil panitera, panitera muda, panitera
pengganti, yang berbudi baik dan jujur
dalam menegakkan hukum dan
keadilan.”
38 Pada setiap Pengadilan Agama TIDAK ADA PERUBAHAN Di antara Pasal 38 dan Pasal 39
ditetapkan adanya Juru Sita dan Juru disisipkan 2 (dua) pasal, yakni
Sita Pengganti. Pasal 38A dan Pasal 38B yang
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 38A Panitera, wakil panitera,
panitera muda, dan panitera
pengganti pengadilan diberhentikan
dengan hormat dengan alasan:
a. meninggal dunia;
b. atas permintaan sendiri secara
tertulis;
c. sakit jasmani atau rohani secara
terus-menerus;
d. telah berumur 60 (enam puluh)
tahun bagi panitera, wakil panitera,
panitera muda, dan panitera
pengganti pengadilan agama;
e. telah berumur 62 (enam puluh
dua) tahun bagi panitera, wakil
panitera, panitera muda, dan panitera
pengganti pengadilan tinggi agama;
dan/atau
f. ternyata tidak cakap dalam
menjalankan tugasnya.
Pasal 38B