Anda di halaman 1dari 38

UNDANG-UNDANG TENTANG PERADILAN AGAMA BESERTA PERUBAHANNYA

UU NOMOR 3 TAHUN 2006 UU NOMOR 50 TAHUN 2009


UU NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERUBAHAN TENTANG PERUBAHAN
PASAL
TENTANG PERADILAN AGAMA PERTAMA ATAS UU NO.7 TAHUN KEDUA ATAS UU NO.7 TAHUN
1989 1989
1 Dalam Undang-undang ini yang TIDAK ADA PERUBAHAN Dalam Undang-Undang ini yang
dimaksud dengan : dimaksud dengan:
1. Peradilan Agama adalah peradilan 1. Peradilan Agama adalah peradilan
bagi orang-orang yang beragama Islam. bagi orang-orang yang beragama
2. Pengadilan adalah Pengadilan Agama Islam.
dan Pengadilan Tinggi Agama di 2. Pengadilan adalah pengadilan
lingkungan Peradilan Agama. agama dan pengadilan tinggi agama
3. Hakim adalah Hakim pada di lingkungan peradilan agama.
Pengadilan Agama dan Hakim pada 3. Hakim adalah hakim pada
Pengadilan Tinggi Agama. pengadilan agama dan hakim pada
4. Pegawai Pencatat Nikah adalah pengadilan tinggi agama.
Pegawai Pencatat Nikah pada Kantor 4. Pegawai Pencatat Nikah adalah
Urusan Agama. pegawai pencatat nikah pada kantor
5. Juru Sita dan atau Juru Sita Pengganti urusan agama.
adalah Juru Sita dan atau Juru Sita 5. Juru Sita dan/atau Juru Sita
Pengganti pada Pengadilan Agama. Pengganti adalah juru sita dan/atau
juru sita pengganti pada pengadilan
agama.
6. Mahkamah Agung adalah salah
satu pelaku kekuasaan kehakiman
sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
7. Komisi Yudisial adalah lembaga
negara sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
8. Pengadilan Khusus adalah
pengadilan yang mempunyai
kewenangan untuk memeriksa,
mengadili, dan memutus perkara
tertentu yang hanya dapat dibentuk
dalam salah satu lingkungan badan
peradilan yang berada di bawah
Mahkamah Agung yang diatur
dalam undang-undang.
9. Hakim ad hoc adalah hakim yang
bersifat sementara yang memiliki
keahlian dan pengalaman di bidang
tertentu untuk memeriksa,
mengadili, dan memutus suatu
perkara yang pengangkatannya
diatur dalam undang-undang.
Peradilan Agama merupakan salah satu
Peradilan Agama adalah salah satu
pelaksana kekuasaan kehakiman bagi pelaku kekuasaan kehakiman bagi
rakyat pencari keadilan yang beragama
rakyat pencari keadilan yang beragama
2 TIDAK ADA PERUBAHAN
Islam mengenai perkara perdata tertentu
Islam mengenai perkara tertentu
yang diatur dalam Undang-undang ini.
sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang ini.
3 (1) Kekuasaan Kehakiman di Di antara Pasal 3 dan Pasal 4 Ketentuan Pasal 3A diubah
lingkungan Peradilan Agama disisipkan pasal baru yakni Pasal 3A, sehingga Pasal 3A berbunyi
dilaksanakan oleh : a. Pengadilan yang berbunyi sebagai berikut: sebagai berikut:
Agama; b. Pengadilan Tinggi Agama.
(2) Kekuasaan Kehakiman di Pasal 3A Pasal 3A
lingkungan Peradilan Agama berpuncak Di lingkungan Peradilan Agama dapat (1) Di lingkungan peradilan agama
pada Mahkamah Agung sebagai diadakan pengkhususan pengadilan dapat dibentuk pengadilan khusus
Pengadilan Negara Tertinggi. yang diatur dengan UndangUndang. yang diatur dengan undangundang.
(2) Peradilan Syari’ah Islam di
Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam merupakan pengadilan
khusus dalam lingkungan peradilan
agama sepanjang kewenangannya
menyangkut kewenangan peradilan
agama, dan merupakan pengadilan
khusus dalam lingkungan peradilan
umum sepanjang kewenangannya
menyangkut kewenangan peradilan
umum.
(3) Pada pengadilan khusus dapat
diangkat hakim ad hoc untuk
memeriksa, mengadili, dan memutus
perkara, yang membutuhkan
keahlian dan pengalaman dalam
bidang tertentu dan dalam jangka
waktu tertentu.
(4) Ketentuan mengenai syarat, tata
cara pengangkatan, dan
pemberhentian serta tunjangan
hakim ad hoc diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
(1) Pengadilan Agama berkedudukan di (1) Pengadilan agama berkedudukan di
kotamadya atau di ibu kota kabupaten, ibu kota kabupaten/kota dan daerah
dan daerah hukumnya meliputi wilayah hukumnya meliputi wilayah
kotamadya atau kabupaten. kabupaten/kota.
4 TIDAK ADA PERUBAHAN
(2) Pengadilan Tinggi Agama (2) Pengadilan tinggi agama
berkedudukan di Ibukota propinsi, dan berkedudukan di ibu kota provinsi dan
daerah hukumnya meliputi wilayah daerah hukumnya meliputi wilayah
Propinsi. provinsi.
(1) Pembinaan teknis peradilan bagi (1) Pembinaan teknis peradilan,
Pengadilan dilakukan oleh Mahkamah organisasi, administrasi, dan finansial
Agung. pengadilan dilakukan oleh Mahkamah
(2) Pembinaan organisasi, administrasi, Agung.
dan keuangan Pengadilan dilakukan (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud
5 oleh Menteri Agama. pada ayat (1) tidak boleh mengurangi TIDAK ADA PERUBAHAN
(3) Pembinaan sebagaimana yang kebebasan hakim dalam memeriksa dan
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) memutus perkara.
tidak boleh mengurangi kebebasan
Hakim dalam memeriksa dan memutus
perkara.
Pengadilan terdiri dari :
1. Pengadilan Agama, yang merupakan
6 Pengadilan Tingkat Pertama; TIDAK ADA PERUBAHAN TIDAK ADA PERUBAHAN
2. Pengadilan Tinggi Agama, yang
merupakan Pengadilan Tingkat Banding.
Pengadilan Agama dibentuk dengan
7 TIDAK ADA PERUBAHAN TIDAK ADA PERUBAHAN
Keputusan Presiden.
Pengadilan Tinggi Agama dibentuk
8 TIDAK ADA PERUBAHAN TIDAK ADA PERUBAHAN
dengan Undang-undang.
9 (1) Susunan Pengadilan Agama terdiri TIDAK ADA PERUBAHAN TIDAK ADA PERUBAHAN
dari Pimpinan, Hakim Anggota,
Panitera, Sekretaris, dan Juru Sita.
(2) Susunan Pengadilan Tinggi Agama
terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota,
Panitera, dan Sekretaris.
(1) Pimpinan Pengadilan Agama terdiri
dari seorang Ketua dan seorang Wakil
Ketua.
(2) Pimpinan Pengadilan Tinggi Agama
10 TIDAK ADA PERUBAHAN TIDAK ADA PERUBAHAN
terdiri dari seorang Ketua dan seorang
Wakil Ketua.
(3) Hakim Anggota Pengadilan Tinggi
Agama adalah Hakim Tinggi.
(1) Hakim adalah pejabat yang (1) Hakim pengadilan adalah pejabat
melaksanakan tugas kekuasaan yang melakukan tugas kekuasaan
kehakiman. kehakiman.
11 (2) Syarat dan tata cara pengangkatan, (2) Syarat dan tata cara pengangkatan, TIDAK ADA PERUBAHAN
pemberhentian serta pelaksanaan tugas pemberhentian, serta pelaksanaan tugas
Hakim ditetapkan dalam Undang- hakim ditetapkan dalam Undang-
undang ini. Undang ini.
12 (1) Pembinaan dan pengawasan umum (1) Pembinaan dan pengawasan umum Di antara Pasal 12 dan Pasal 13
terhadap Hakim sebagai pegawai negeri terhadap hakim dilakukan oleh Ketua disisipkan 6 (enam) pasal, yakni
dilakukan oleh Menteri Agama. Mahkamah Agung. Pasal 12A, Pasal 12B, Pasal 12C,
(2) Pembinaan dan pengawasan (2) Pembinaan dan pengawasan umum Pasal 12D, Pasal 12E, dan Pasal
sebagaimana yang dimaksud dalam ayat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 12F yang berbunyi sebagai
(1) tidak boleh mengurangi kebebasan tidak boleh mengurangi kebebasan berikut :
Hakim dalam memeriksa dan memutus hakim dalam memeriksa dan memutus
perkara. perkara. Pasal 12A
(1) Pengawasan internal atas tingkah
laku hakim dilakukan oleh
Mahkamah Agung.
(2) Selain pengawasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), untuk
menjaga dan menegakkan
kehormatan, keluhuran martabat,
serta perilaku hakim, pengawasan
eksternal atas perilaku hakim
dilakukan oleh Komisi Yudisial.

Pasal 12B
(1) Hakim harus memiliki integritas
dan kepribadian tidak tercela, jujur,
adil, profesional, bertakwa, dan
berakhlak mulia, serta
berpengalaman di bidang hukum.
(2) Hakim wajib menaati Kode Etik
dan Pedoman Perilaku Hakim.

Pasal 12C
(1) Dalam melakukan pengawasan
hakim sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12, Komisi Yudisial
melakukan koordinasi dengan
Mahkamah Agung.
(2) Dalam hal terdapat perbedaan
antara hasil pengawasan internal
yang dilakukan oleh Mahkamah
Agung dan hasil pengawasan
eksternal yang dilakukan oleh
Komisi Yudisial, pemeriksaan
dilakukan bersama oleh Mahkamah
Agung dan Komisi Yudisial.

Pasal 12D
(1) Dalam melaksanakan
pengawasan eksternal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12A ayat (2),
Komisi Yudisial mempunyai tugas
melakukan pengawasan terhadap
perilaku hakim berdasarkan Kode
Etik dan Pedoman Perilaku Hakim.
(2) Dalam melaksanakan
pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Komisi Yudisial
berwenang:
a. menerima dan menindaklanjuti
pengaduan masyarakat dan/atau
informasi tentang dugaan
pelanggaran Kode Etik dan
Pedoman Perilaku Hakim;
b. memeriksa dan memutus dugaan
pelanggaran atas Kode Etik dan
Pedoman Perilaku Hakim;
c. dapat menghadiri persidangan di
pengadilan;
d. menerima dan menindaklanjuti
pengaduan Mahkamah Agung dan
badan-badan peradilan di bawah
Mahkamah Agung atas dugaan
pelanggaran Kode Etik dan
Pedoman Perilaku Hakim;
e. melakukan verifikasi terhadap
pengaduan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf d;
f. meminta keterangan atau data
kepada Mahkamah Agung dan/atau
pengadilan;
g. melakukan pemanggilan dan
meminta keterangan dari hakim
yang diduga melanggar Kode Etik
dan Pedoman Perilaku Hakim untuk
kepentingan pemeriksaan; dan/atau
h. menetapkan keputusan
berdasarkan hasil pemeriksaan
sebagaimana dimaksud dalam huruf
b.

Pasal 12E
(1) Dalam melaksanakan
pengawasan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12A, Komisi Yudisial
dan/atau Mahkamah Agung wajib: a.
menaati norma dan peraturan
perundangundangan; b. menaati
Kode Etik dan Pedoman Perilaku
Hakim; dan c. menjaga kerahasiaan
keterangan atau informasi yang
diperoleh.
(2) Kode Etik dan Pedoman Perilaku
Hakim sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan oleh Komisi
Yudisial dan Mahkamah Agung.
(3) Pelaksanaan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak boleh
mengurangi kebebasan hakim dalam
memeriksa dan memutus perkara.
(4) Ketentuan mengenai pengawasan
eksternal dan pengawasan internal
hakim diatur dalam undangundang.

Pasal 12F
Dalam rangka menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran
martabat, serta perilaku hakim,
Komisi Yudisial dapat menganalisis
putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap
sebagai dasar rekomendasi untuk
melakukan mutasi hakim.
13 (1) Untuk dapat diangkat menjadi (1) Untuk dapat diangkat sebagai calon (1) Untuk dapat diangkat sebagai
Hakim pada Pengadilan Agama, seorang hakim pengadilan agama, seseorang hakim pengadilan agama, seseorang
calon harus memenuhi syarat-syarat harus memenuhi syarat sebagai berikut: harus memenuhi syarat sebagai
sebagai berikut: a. warga negara Indonesia; berikut:
a. warga negara Indonesia; b. beragama Islam; a. warga negara Indonesia;
b. beragama Islam; c. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha b. beragama Islam;
c. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; c. bertakwa kepada Tuhan Yang
Esa; d. setia kepada Pancasila dan Undang- Maha Esa;
d. setia kepada Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik d. setia kepada Pancasila dan
Undang Dasar 1945; Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Dasar Negara
e. bukan bekas anggota organisasi e. sarjana syariah dan/atau sarjana Republik Indonesia Tahun 1945;
terlarang Partai Komunis Indonesia, hukum yang menguasai hukum Islam; e. sarjana syari’ah, sarjana hukum
termasuk organisasi massanya atau f. sehat jasmani dan rohani; Islam atau sarjana hukum yang
bukan seseorang yang terlibat langsung g. berwibawa, jujur, adil, dan menguasai hukum Islam;
ataupun tak langsung dalam "Gerakan berkelakuan tidak tercela; dan f. lulus pendidikan hakim;
Kontra Revolusi h. bukan bekas anggota organisasi g. mampu secara rohani dan jasmani
G.30.S/PKI", atau organisasi terlarang terlarang Partai Komunis Indonesia untuk menjalankan tugas dan
yang lain; termasuk organisasi massanya, atau kewajiban;
f. pegawai negeri; bukan orang yang terlibat langsung h. berwibawa, jujur, adil, dan
g. sarjana syari'ah atau sarjana hukum dalam Gerakan 30 September/Partai berkelakuan tidak tercela;
yang menguasai hukum Islam; Komunis Indonesia. i. berusia paling rendah 25 (dua
h. berumur serendah-rendahnya 25 (dua (2) Untuk dapat diangkat menjadi hakim puluh lima) tahun dan paling tinggi
puluh lima) tahun; harus pegawai negeri yang berasal dari 40 (empat puluh) tahun; dan
i. berwibawa, jujur, adil, dan calon hakim sebagaimana dimaksud j. tidak pernah dijatuhi pidana
berkelakuan tidak tercela. pada ayat (1) dan berumur paling rendah penjara karena melakukan kejahatan
(2) Untuk dapat diangkat menjadi Ketua 25 (dua puluh lima) tahun. berdasarkan putusan pengadilan
dan Wakil Ketua Pengadilan Agama (3) Untuk dapat diangkat menjadi ketua yang telah memperoleh kekuatan
diperlukan pengalaman sekurang- atau wakil ketua pengadilan agama hukum tetap.
kurangnya 10 (sepuluh) tahun sebagai harus berpengalaman paling singkat 10 (2) Untuk dapat diangkat menjadi
Hakim Pengadilan Agama. (sepuluh) tahun sebagai hakim ketua atau wakil ketua pengadilan
pengadilan agama. agama, hakim harus berpengalaman
paling singkat 7 (tujuh) tahun
sebagai hakim pengadilan agama.

Di antara Pasal 13 dan Pasal 14


disisipkan 2 (dua) pasal, yakni
Pasal 13A dan Pasal 13B yang
berbunyi sebagai berikut:

Pasal 13A
(1) Pengangkatan hakim pengadilan
agama dilakukan melalui proses
seleksi yang transparan, akuntabel,
dan partisipatif
(2) Proses seleksi pengangkatan
hakim pengadilan agama dilakukan
bersama oleh Mahkamah Agung dan
Komisi Yudisial.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai
proses seleksi diatur oleh Mahkamah
Agung dan Komisi Yudisial.

Pasal 13B
(1) Untuk dapat diangkat sebagai
hakim ad hoc, seseorang harus
memenuhi syarat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1),
kecuali huruf e dan huruf f.
(2) Larangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17 ayat (1) huruf c tetap
berlaku kecuali undangundang
menentukan lain.
(3) Tata cara pelaksanaan ketentuan
ayat (1) diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
14 (1) Untuk dapat diangkat menjadi (1) Untuk dapat diangkat menjadi hakim Ketentuan Pasal 14 ayat (1) diubah
Hakim pada Pengadilan Tinggi Agama, pengadilan tinggi agama, seorang hakim sehingga Pasal 14 berbunyi sebagai
seorang calon harus memenuhi syarat- harus memenuhi syarat sebagai berikut: berikut:
syarat sebagai berikut : a. syarat sebagaimana dimaksud dalam
a. syarat-syarat sebagaimana yang Pasal 13 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf Pasal 14 (1)
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf e, huruf g, dan huruf h; Untuk dapat diangkat menjadi hakim
a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, b. berumur paling rendah 40 (empat pengadilan tinggi agama, seorang
huruf f, huruf g, dan huruf i; puluh) tahun; hakim harus memenuhi syarat
b. berumur serendah-rendahnya 40 c. pengalaman paling singkat 5 (lima) sebagai berikut:
(empat puluh) tahun; tahun sebagai ketua, wakil ketua, a. syarat sebagaimana dimaksud
c. berpengalaman sekurang-kurangnya 5 pengadilan agama, atau 15 (lima belas) dalam Pasal 13 ayat (1) huruf a,
(lima) tahun sebagai Ketua atau Wakil tahun sebagai hakim pengadilan agama; huruf b, huruf c, huruf d, huruf g,
Ketua Pengadilan Agama atau 15 (lima dan dan huruf j;
belas) tahun sebagai Hakim Pengadilan d. lulus eksaminasi yang dilakukan oleh b. berumur paling rendah 40 (empat
Agama. Mahkamah Agung. puluh) tahun;
(2) Untuk dapat diangkat menjadi Ketua (2) Untuk dapat diangkat menjadi ketua c. berpengalaman paling singkat 5
Pengadilan Tinggi Agama diperlukan pengadilan tinggi agama harus (lima) tahun sebagai ketua, wakil
pengalaman sekurang-kurangnya 10 berpengalaman paling singkat 5 (lima) ketua, pengadilan agama, atau 15
(sepuluh) tahun sebagai Hakim tahun sebagai hakim pengadilan tinggi (lima belas) tahun sebagai hakim
Pengadilan Tinggi Agama atau agama atau 3 (tiga) tahun bagi hakim pengadilan agama;
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun bagi pengadilan tinggi agama yang pernah d. lulus eksaminasi yang dilakukan
Hakim Pengadilan Tinggi Agama yang menjabat ketua pengadilan agama. oleh Mahkamah Agung; dan
pernah menjabat Ketua Pengadilan (3) Untuk dapat diangkat menjadi wakil
Agama. ketua pengadilan tinggi agama harus
(3) Untuk dapat diangkat menjadi Wakil berpengalaman paling singkat 4 (empat)
Ketua Pengadilan Tinggi Agama tahun sebagai hakim pengadilan tinggi
diperlukan pengalaman sekurang- agama atau 2 (dua) tahun bagi hakim
kurangnya 8 (delapan) tahun sebagai pengadilan tinggi agama yang pernah
Hakim Pengadilan Tinggi Agama atau, menjabat ketua pengadilan agama.
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun bagi
Hakim Pengadilan Tinggi Agama yang
pernah menjabat Ketua Pengadilan
Agama.
15 (1) Hakim diangkat dan diberhentikan (1) Hakim pengadilan diangkat dan Ketentuan Pasal 15 ayat (1)
oleh Presiden selaku kepala Negara atas diberhentikan oleh Presiden atas usul diubah dan di antara ayat (1) dan
usul Menteri Agama berdasarkan Ketua Mahkamah Agung. ayat (2) disisipkan 2 (dua) ayat,
persetujuan Ketua Mahkamah Agung. (2) Ketua dan wakil ketua pengadilan yakni ayat (1a) dan ayat (1b)
(2) Ketua dan Wakil Ketua Pengadilan diangkat dan diberhentikan oleh Ketua sehingga Pasal 15 yang berbunyi
diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Mahkamah Agung. sebagai berikut:
Agama berdasarkan persetujuan Ketua
Mahkamah Agung. Pasal 15
(1) Hakim pengadilan diangkat oleh
Presiden atas usul Ketua Mahkamah
Agung.
(1a) Hakim pengadilan
diberhentikan oleh Presiden atas
usul Ketua Mahkamah Agung
dan/atau Komisi Yudisial melalui
Ketua Mahkamah Agung.
(1b) Usul pemberhentian hakim
yang dilakukan oleh Komisi
Yudisial sebagaimana dimaksud
pada ayat (1a) hanya dapat
dilakukan apabila hakim yang
bersangkutan melanggar Kode Etik
dan Pedoman Perilaku Hakim.
(2) Ketua dan wakil ketua
pengadilan diangkat dan
diberhentikan oleh Ketua
Mahkamah Agung.
16 (1) Sebelum memangku jabatannya, (1) Sebelum memangku jabatannya, TIDAK ADA PERUBAHAN
Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim wajib ketua, wakil ketua, dan hakim
mengucapkan sumpah menurut agama pengadilan wajib mengucapkan sumpah
Islam yang berbunyi sebagai berikut : menurut agama Islam.
"Demi Allah, saya bersumpah bahwa (2) Sumpah sebagaimana dimaksud
saya, untuk memperoleh jabatan saya pada ayat (1) berbunyi sebagai berikut :
ini, langsung atau tidak langsung, “Demi Allah saya bersumpah bahwa
dengan menggunakan nama atau cara saya akan memenuhi kewajiban hakim
apa pun juga, tidak memberikan atau dengan sebaik-baiknya dan seadil-
menjanjikan barang sesuatu kepada adilnya, memegang teguh Undang-
siapa pun juga". "Saya bersumpah Undang Dasar Negara Republik
bahwa saya, untuk melakukan atau tidak Indonesia Tahun 1945, dan menjalankan
melakukan sesuatu dalam jabatan ini, segala peraturan perundang-undangan
tidak sekali-kali akan menerima dengan selurus-lurusnya menurut
langsung atau tidak langsung dari siapa Undang-Undang Dasar Negara Republik
pun juga suatu janji atau pemberian". Indonesia Tahun 1945, serta berbakti
"Saya bersumpah bahwa saya akan setia kepada nusa dan bangsa”.
kepada dan akan mempertahankan serta (3) Wakil ketua dan hakim pengadilan
mengamalkan Pancasila sebagai dasar agama mengucapkan sumpah di
dan ideologi negara, Undang-Undang hadapan ketua pengadilan agama
Dasar 1945, dan segala Undangundang (4) Wakil ketua dan hakim pengadilan
serta peraturan lain yang berlaku bagi tinggi agama serta ketua pengadilan
Negara Republik Indonesia". "Saya agama mengucapkan sumpah di
bersumpah bahwa saya senantiasa akan hadapan ketua pengadilan tinggi agama.
menjalankan jabatan saya ini dengan (5) Ketua pengadilan tinggi agama
jujur, seksama, dan dengan tidak mengucapkan sumpah di hadapan Ketua
membeda-bedakan orang dan akan Mahkamah Agung.
berlaku dalam melaksanakan kewajiban
saya sebaik-baiknya dan seadil-adilnya
seperti layaknya bagi seorang Ketua,
Wakil Ketua, Hakim Pengadilan yang
berbudi baik dan jujur dalam
menegakkan hukum dan keadilan".
(2) Wakil Ketua dan Hakim Pengadilan
Agama diambil sumpahnya oleh Ketua
Pengadilan Agama.
(3) Wakil Ketua dan Hakim Pengadilan
Tinggi Agama serta Ketua Pengadilan
Agama diambil sumpahnya oleh Ketua
Pengadilan Tinggi Agama.
(4) Ketua Pengadilan Tinggi Agama
diambil sumpahnya oleh Ketua
Mahkamah Agung.
17 (1) Kecuali ditentukan lain oleh atau (1) Kecuali ditentukan lain oleh atau TIDAK ADA PERUBAHAN
berdasarkan undang-undang, Hakim berdasarkan undangundang, hakim tidak
tidak boleh merangkap menjadi: boleh merangkap menjadi:
a. pelaksana putusan Pengadilan; a. pelaksana putusan pengadilan;
b. wali, pengampu, dan pejabat yang b. wali, pengampu, dan pejabat yang
berkaitan dengan suatu perkara yang berkaitan dengan suatu perkara yang
diperiksa olehnya; diperiksa olehnya; atau
c. pengusaha. c. pengusaha.
(2) Hakim tidak boleh merangkap (2) Hakim tidak boleh merangkap
menjadi Penasihat Hukum. menjadi advokat.
(3) Jabatan yang tidak boleh dirangkap (3) Jabatan yang tidak boleh dirangkap
oleh Hakim selain jabatan sebagaimana oleh hakim selain jabatan sebagaimana
yang dimaksud dalam ayat (1) dan ayat dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
(2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah. Pemerintah.
(1) Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim (1) Ketua, wakil ketua, dan hakim (1) Ketua, wakil ketua, dan hakim
diberhentikan dengan hormat dari pengadilan diberhentikan dengan
pengadilan diberhentikan dengan
jabatannya karena: hormat dari jabatannya karena: hormat dari jabatannya karena:
a. permintaan sendiri; a. permintaan sendiri; a. atas permintaan sendiri secara
b. sakit jasmani atau rohani terus- b. sakit jasmani atau rohani terus-tertulis;
menerus; menerus; b. sakit jasmani atau rohani secara
c. telah berumur 60 (enam puluh) tahun c. telah berumur 62 (enam puluh dua)
terusmenerus;
bagi Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim tahun bagi ketua, wakil ketua, dan c. telah berumur 65 (enam puluh
Pengadilan Agama, dan 63 (enam puluh hakim pengadilan agama, dan 65 (enam
lima) tahun bagi ketua, wakil ketua,
tiga) tahun bagi Ketua, Wakil Ketua, puluh lima) tahun bagi ketua, wakildan hakim pengadilan agama, dan
18
dan Hakim Pengadilan Tinggi Agama; ketua, dan hakim pengadilan tinggi 67 (enam puluh tujuh) tahun bagi
d. ternyata tidak cakap dalam agama; atau d. ternyata tidak cakapketua, wakil ketua, dan hakim
menjalankan tugasnya. dalam menjalankan tugasnya. pengadilan tinggi agama; atau
(2) Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim (2) Ketua, wakil ketua, dan hakim d. ternyata tidak cakap dalam
yang meninggal dunia dengan pengadilan yang meninggal dunia menjalankan tugasnya.
sendirinya diberhentikan dengan hormat dengan sendirinya diberhentikan dengan
(2) Ketua, wakil ketua, dan hakim
dari jabatannya oleh Presiden selaku hormat dari jabatannya oleh Presiden
pengadilan yang meninggal dunia
Kepala Negara. dengan sendirinya diberhentikan
dengan hormat dari jabatannya oleh
Presiden.
19 (1) Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim (1) Ketua, wakil ketua, dan hakim (1) Ketua, wakil ketua, dan hakim
diberhentikan tidak dengan hormat dari diberhentikan tidak dengan hormat dari pengadilan diberhentikan tidak
jabatannya dengan alasan : jabatannya dengan alasan: dengan hormat dari jabatannya
a. dipidana karena bersalah melakukan a. dipidana karena bersalah melakukan dengan alasan:
tindak pidana kejahatan; tindak pidana kejahatan; a. dipidana penjara karena
b. melakukan perbuatan tercela; b. melakukan perbuatan tercela; melakukan kejahatan berdasarkan
c. terus-menerus melalaikan kewajiban c. terus-menerus melalaikan kewajiban putusan pengadilan yang telah
dalam menjalankan tugas pekerjaannya; dalam menjalankan tugas pekerjaannya; memperoleh kekuatan hukum tetap;
d. melanggar sumpah jabatan; d. melanggar sumpah jabatan; atau b. melakukan perbuatan tercela;
e. melanggar larangan sebagaimana e. melanggar larangan sebagaimana c. melalaikan kewajiban dalam
yang dimaksud dalam Pasal 17. dimaksud dalam Pasal 17. menjalankan tugas pekerjaannya
(2) Pengusulan pemberhentian tidak (2) Pengusulan pemberhentian tidak terus-menerus selama 3 (tiga) bulan;
dengan hormat dengan alasan dengan hormat dengan alasan d. melanggar sumpah atau janji
sebagaimana yang dimaksud dalam ayat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) jabatan;
(1) huruf b sampai dengan e dilakukan huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e e. melanggar larangan sebagaimana
setelah yang bersangkutan diberi dilakukan setelah yang bersangkutan dimaksud dalam Pasal 17; dan/atau
kesempatan secukupnya untuk membela diberi kesempatan secukupnya untuk f. melanggar Kode Etik dan
diri di hadapan Majelis Kehormatan membela diri di hadapan Majelis Pedoman Perilaku Hakim.
Hakim. Kehormatan Hakim. (2) Usul pemberhentian
(3) Pembentukan, susunan, dan tata (3) Ketentuan mengenai pembentukan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kerja Majelis Kehormatan Hakim serta susunan, dan tata kerja Majelis huruf a diajukan oleh Ketua
tata cara pembelaan diri ditetapkan oleh Kehormatan Hakim, serta tata cara Mahkamah Agung kepada Presiden.
Ketua Mahkamah Agung bersama-sama pembelaan diri diatur lebih lanjut oleh (3) Usul pemberhentian dengan
dengan Menteri Agama. Ketua Mahkamah Agung. alasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b diajukan oleh
Mahkamah Agung dan/atau Komisi
Yudisial.
(4) Usul pemberhentian dengan
alasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c, huruf d, dan huruf e
diajukan oleh Mahkamah Agung.
(5) Usul pemberhentian dengan
alasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf f diajukan oleh
Komisi Yudisial.
(6) Sebelum Mahkamah Agung
dan/atau Komisi Yudisial
mengajukan usul pemberhentian
karena alasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), ayat (4),
dan ayat (5), hakim pengadilan
mempunyai hak untuk membela diri
di hadapan Majelis Kehormatan
Hakim.
(7) Majelis Kehormatan Hakim
sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
diatur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Seorang Hakim yang diberhentikan dari Seorang hakim yang diberhentikan dari Dalam hal ketua atau wakil ketua
jabatannya, tidak dengan sendirinya jabatannya dengan sendirinya pengadilan diberhentikan dengan
diberhentikan sebagai pegawai negeri. diberhentikan sebagai pegawai negeri. hormat dari jabatannya karena atas
permintaan sendiri secara tertulis
20
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
18 ayat (1) huruf a, tidak dengan
sendirinya diberhentikan sebagai
hakim.
21 (1) Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim (1) Ketua, wakil ketua, dan hakim Di antara ayat (1) dan ayat (2)
sebelum diberhentikan tidak dengan pengadilan sebelum diberhentikan tidak Pasal 21 disisipkan 1 (satu) ayat,
hormat sebagaimana yang dimaksud dengan hormat sebagaimana dimaksud yakni ayat (1a) yang berbunyi
dalam Pasal 19 ayat (1), dapat dalam Pasal 19 ayat (1), dapat sebagai berikut:
diberhentikan sementara dari jabatannya diberhentikan sementara dari jabatannya
oleh Presiden selaku Kepala Negara atas oleh Ketua Mahkamah Agung. (1) Ketua, wakil ketua, dan hakim
usul Menteri Agama berdasarkan (2) Terhadap pemberhentian sementara pengadilan sebelum diberhentikan
persetujuan Ketua Mahkamah Agung. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dengan hormat sebagaimana
(2) Terhadap pengusulan pemberhentian berlaku juga ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1)
sementara sebagaimana yang dimaksud dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2). huruf b, huruf c, huruf d, huruf e,
dalam ayat (1), berlaku juga ketentuan (3) Pemberhentian sementara dan huruf f dapat diberhentikan
sebagaimana yang dimaksud dalam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sementara dari jabatannya oleh
Pasal 19 ayat (2). berlaku paling lama 6 (enam) bulan. Ketua Mahkamah Agung.
(1a) Pemberhentian sementara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat diusulkan oleh Komisi
Yudisial.
(2) Terhadap pemberhentian
sementara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berlaku juga ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
19 ayat (2).
(3) Pemberhentian sementara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berlaku paling lama 6 (enam) bulan.
22 (1) Apabila terhadap seorang Hakim ada TIDAK ADA PERUBAHAN TIDAK ADA PERUBAHAN
perintah penangkapan yang diikuti
dengan penahanan, dengan sendirinya
Hakim tersebut diberhentikan sementara
dari jabatannya.
(2) Apabila seorang Hakim dituntut di
muka Pengadilan dalam perkara pidana
sebagaimana yang dimaksud dalam
Pasal 21 ayat (4) Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana tanpa ditahan, maka ia
dapat diberhentikan sementara dari
jabatannya.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara pemberhentian dengan hormat,
pemberhentian tidak dengan hormat,
23 dan pemberhentian sementara serta hak- TIDAK ADA PERUBAHAN TIDAK ADA PERUBAHAN
hak pejabat yang dikenakan
pemberhentian, diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
24 (1) Kedudukan protokol Hakim diatur TIDAK ADA PERUBAHAN (1) Kedudukan protokol hakim
dengan Keputusan Presiden. pengadilan diatur dengan peraturan
(2) Tunjangan dan ketentuan-ketentuan perundang-undangan.
lainnya bagi Ketua, Wakil Ketua, dan (2) Selain mempunyai kedudukan
Hakim diatur dengan Keputusan protokoler, hakim pengadilan berhak
Presiden. memperoleh gaji pokok, tunjangan,
biaya dinas, pensiun dan hak-hak
lainnya.
(3) Tunjangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) berupa:
a. tunjangan jabatan; dan
b. tunjangan lain berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
(4) Hak-hak lainnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) berupa:
a. rumah jabatan milik negara;
b. jaminan kesehatan; dan
c. sarana transportasi milik negara.
(5) Hakim pengadilan diberi jaminan
keamanan dalam melaksanakan
tugasnya.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai
gaji pokok, tunjangan, dan hak-hak
lainnya beserta jaminan keamanan
bagi ketua, wakil ketua, dan hakim
pengadilan diatur dengan peraturan
perundangundangan
Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim dapat Ketua, wakil ketua, dan hakim
ditangkap atau ditahan hanya atas pengadilan dapat ditangkap atau ditahan
perintah Jaksa Agung setelah mendapat atas perintah Jaksa Agung setelah
persetujuan Ketua Mahkamah Agung mendapat persetujuan Ketua Mahkamah
dan Menteri Agama, kecuali dalam hal: Agung, kecuali dalam hal:
a. tertangkap tangan melakukan tindak a. tertangkap tangan melakukan tindak
25 pidana kejahatan, atau pidana kejahatan; TIDAK ADA PERUBAHAN
b. disangka telah melakukan tindak b. disangka telah melakukan tindak
pidana kejahatan yang diancam dengan pidana kejahatan yang diancam dengan
pidana mati, atau pidana mati; atau
c. disangka telah melakukan tindak c. disangka telah melakukan kejahatan
pidana kejahatan terhadap keamanan terhadap kemanan negara.
negara.
26 (1) Pada setiap Pengadilan ditetapkan TIDAK ADA PERUBAHAN TIDAK ADA PERUBAHAN
adanya Kepaniteraan yang dipimpin
oleh seorang Panitera.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya
Panitera Pengadilan Agama dibantu oleh
seorang Wakil Panitera, beberapa orang
Panitera Muda, beberapa orang Panitera
Pengganti, dan beberapa orang Juru
Sita.
(3) Dalam melaksanakan tugasnya
Panitera Pengadilan Tinggi Agama
dibantu oleh seorang Wakil Panitera,
beberapa orang Panitera Muda, dan
beberapa orang Panitera Pengganti.
Untuk dapat diangkat menjadi Panitera Untuk dapat diangkat menjadi panitera
Untuk dapat diangkat menjadi
Pengadilan Agama, seorang calon harus pengadilan agama, seorang calon harus
panitera pengadilan agama, seorang
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: memenuhi syarat sebagai berikut: calon harus memenuhi syarat
a. warga negara Indonesia; a. warga negara Indonesia; sebagai berikut:
b. beragama Islam; b. beragama Islam; a. warga negara Indonesia;
c. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha c. bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahab. beragama Islam;
Esa; Esa; c. bertakwa kepada Tuhan Yang
d. setia kepada Pancasila dan Undang- d. setia kepada Pancasila dan Undang-
Maha Esa;
Undang Dasar 1945; Undang Dasar Negara Republik d. setia kepada Pancasila dan
e. berijazah serendah-rendahnya sarjana Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Dasar Negara
muda syari'ah atau sarjana muda hukum e. berijazah serendah-rendahnya sarjana
Republik Indonesia Tahun 1945;
27 yang menguasai hukum Islam; syari’ah atau sarjana hukum yang e. berijazah sarjana syari’ah, sarjana
f. berpengalaman sekurang-kurangnya 4 menguasai hukum Islam; hukum Islam, atau sarjana hukum
(empat) tahun sebagai Wakil Panitera f. berpengalaman paling singkat 3 (tiga)
yang menguasai hukum Islam;
atau 7 (tujuh) tahun sebagai Panitera tahun sebagai wakil panitera, 5 (lima)
f. berpengalaman paling singkat 3
Muda Pengadilan Agama, atau menjabat tahun sebagai panitera muda pengadilan
(tiga) tahun sebagai wakil panitera, 5
Wakil Panitera Pengadilan Tinggi agama, atau menjabat wakil panitera
(lima) tahun sebagai panitera muda
Agama. pengadilan tinggi agama; dan pengadilan agama, atau menjabat
g. sehat jasmani dan rohani. wakil panitera pengadilan tinggi
agama; dan
g. mampu secara rohani dan jasmani
untuk menjalankan tugas dan
kewajiban.
28 Untuk dapat diangkat menjadi Panitera Untuk dapat diangkat menjadi panitera TIDAK ADA PERUBAHAN
Pengadilan Tinggi Agama, seorang pengadilan tinggi agama, seorang calon
calon harus memenuhi syarat-syarat harus memenuhi syarat sebagai berikut:
sebagai berikut : a. syarat sebagaimana dimaksud dalam
a. syarat-syarat sebagaimana yang Pasal 27 huruf a, huruf b, huruf c, huruf
dimaksud dalam Pasal 27 huruf a, b, c, d, dan huruf g;
dan d; b. berijazah serendah-rendahnya sarjana
b. berijazah sarjana syari'ah atau sarjana syari’ah atau sarjana hukum yang
hukum yang menguasai hukum Islam; menguasai hukum Islam;
c. berpengalaman sekurang-kurangnya 4 c. berpengalaman paling singkat 3 (tiga)
(empat) tahun sebagai Wakil Panitera tahun sebagai wakil panitera, 5 (lima)
atau 8 (delapan) tahun sebagai Panitera tahun sebagai panitera muda pengadilan
Muda Pengadilan Tinggi Agama, atau 4 tinggi agama, atau 3 (tiga) tahun sebagai
(empat) tahun sebagai Panitera panitera pengadilan agama.
Pengadilan Agama.
Untuk dapat diangkat menjadi Wakil Untuk dapat diangkat menjadi wakil
Panitera Pengadilan Agama, seorang panitera pengadilan agama, seorang
calon harus memenuhi syarat-syarat calon harus memenuhi syarat sebagai
sebagai berikut: berikut:
a. syarat-syarat sebagaimana yang a. syarat sebagaimana dimaksud dalam
29 dimaksud dalam Pasal 27 huruf a, huruf Pasal 27 huruf a, huruf b, huruf c, huruf TIDAK ADA PERUBAHAN
b, huruf c, huruf d, dan huruf e; d, huruf e, dan huruf g; dan
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 4 b. berpengalaman paling singkat 3 (tiga)
(empat) tahun sebagai Panitera Muda tahun sebagai panitera muda atau 4
atau 6 (enam) tahun sebagai Panitera (empat) tahun sebagai panitera
Pengganti Pengadilan Agama. pengganti pengadilan agama.
30 Untuk dapat diangkat menjadi Wakil Untuk dapat diangkat menjadi wakil Untuk dapat diangkat menjadi wakil
Panitera Pengadilan Tinggi Agama, panitera pengadilan tinggi agama, panitera pengadilan tinggi agama,
seorang calon harus memenuhi syarat- seorang calon harus memenuhi syarat seorang calon harus memenuhi
syarat sebagai berikut: sebagai berikut: a. syarat sebagaimana syarat sebagai berikut:
a. syarat-syarat sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 27 huruf a, huruf a. syarat sebagaimana dimaksud
dimaksud dalam Pasal 27 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf g; b. dalam Pasal 27 huruf a, huruf b,
b, huruf c, dan huruf d; berijazah sarjana syari’ah atau sarjana huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf
b. berijazah sarjana syari'ah atau sarjana hukum yang menguasai hukum Islam; g;
hukum yang menguasai hukum Islam; dan c. berpengalaman paling singkat 2 b. dihapus.
c. berpengalaman sekurang-kurangnya 4 (dua) tahun sebagai panitera muda c. berpengalaman paling singkat 2
(empat) tahun sebagai Panitera Muda pengadilan tinggi agama, 5 (lima) tahun (dua) tahun sebagai panitera muda
atau 7 (tujuh) tahun sebagai Panitera sebagai panitera muda pengadilan tinggi pengadilan tinggi agama, 5 (lima)
Pengganti Pengadilan Tinggi Agama, agama, atau 3 (tiga) tahun sebagai wakil tahun sebagai panitera muda
atau 4 (empat) tahun sebagai Wakil panitera pengadilan agama, atau pengadilan tinggi agama, atau 3
Panitera Pengadilan Agama, atau menjabat sebagai panitera pengadilan (tiga) tahun sebagai wakil panitera
menjabat Panitera Pengadilan Agama. agama. pengadilan agama, atau menjabat
sebagai panitera pengadilan agama.
Untuk dapat diangkat menjadi Panitera Untuk dapat diangkat menjadi panitera
Muda Pengadilan Agama, seorang calon muda pengadilan agama, seorang calon
harus memenuhi syarat-syarat sebagai harus memenuhi syarat sebagai berikut :
berikut: a. syarat sebagaimana dimaksud dalam
a. syarat-syarat sebagaimana yang Pasal 27 huruf a, huruf b, huruf c, huruf
31 TIDAK ADA PERUBAHAN
dimaksud dalam Pasal 27 huruf a, huruf d, huruf e, dan huruf g; dan
b, huruf c, huruf d, dan huruf e; b. berpengalaman paling singkat 2 (dua)
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 3 tahun sebagai panitera pengganti
(tiga) tahun sebagai Panitera Pengganti pengadilan agama.
Pengadilan Agama.
32 Untuk dapat diangkat menjadi Panitera Untuk dapat diangkat menjadi panitera TIDAK ADA PERUBAHAN
Muda Pengadilan Tinggi Agama, muda pengadilan tinggi agama, seorang
seorang calon harus memenuhi syarat- calon harus memenuhi syarat sebagai
syarat sebagai berikut: berikut:
a. syarat-syarat sebagaimana yang a. syarat sebagaimana dimaksud dalam
dimaksud dalam Pasal 27 huruf a, huruf Pasal 27 huruf a, huruf b, huruf c, huruf
b, huruf c, huruf d, dan huruf e; d, huruf e, dan huruf g; dan
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 3 b. berpangalaman paling singkat 2 (dua)
(tiga) tahun sebagai Panitera Pengganti tahun sebagai panitera pengganti
Pengadilan Tinggi Agama, atau 4 pengadilan tinggi agama, 3 (tiga) tahun
(empat) tahun sebagai Panitera Muda sebagai panitera muda, 5 (lima) tahun
atau 8 (delapan) tahun sebagai Panitera sebagai panitera pengganti pengadilan
Pengganti Pengadilan Agama, atau agama, atau menjabat sebagai wakil
menjabat Wakil Panitera Pengadilan panitera pengadilan agama.
Agama.
Untuk dapat diangkat menjadi Panitera Untuk dapat diangkat menjadi panitera
Pengganti Pengadilan Agama, seorang pengganti pengadilan agama, seorang
calon harus memenuhi syarat-syarat calon harus memenuhi syarat sebagai
sebagai berikut: berikut:
a. syarat-syarat sebagaimana yang a. syarat sebagaimana dimaksudkan
33 TIDAK ADA PERUBAHAN
dimaksud dalam Pasal 27 huruf a, huruf dalam Pasal 27 huruf a, huruf b, huruf c,
b, huruf c, huruf d, dan huruf e; huruf d, huruf e, dan huruf g; dan
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 5 b. berpengalaman paling singkat 3 (tiga)
(lima) tahun sebagai pegawai negeri tahun sebagai pegawai negeri pada
pada Pengadilan Agama. pengadilan agama.
34 Untuk dapat diangkat menjadi Panitera Untuk dapat diangkat menjadi panitera TIDAK ADA PERUBAHAN
Pengganti Pengadilan Tinggi Agama, pengganti pengadilan tinggi agama,
seorang calon harus memenuhi syarat- seorang calon harus memenuhi syarat
syarat sebagai berikut: sebagai berikut:
a. syarat-syarat sebagaimana yang a. syarat sebagaimana dimaksud Pasal
dimaksud dalam Pasal 27 huruf a, huruf 27 huruf a, huruf b, huruf c, huruf e, dan
b, huruf c, huruf d, dan huruf e; huruf g; dan
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 5 b. berpengalaman paling singkat 3 (tiga)
(lima) tahun sebagai Panitera Pengganti tahun sebagai panitera pengganti
Pengadilan Agama atau 10 (sepuluh) pengadilan agama atau 8 (delapan)
tahun sebagai pegawai negeri pada tahun sebagai pegawai negeri pada
Pengadilan Tinggi Agama. pengadilan tinggi agama.
(1) Kecuali ditentukan lain oleh atau (1) Kecuali ditentukan lain oleh atau Panitera tidak boleh merangkap
berdasarkan undang-undang, Panitera berdasarkan undangundang, panitera menjadi:
tidak boleh merangkap menjadi wali, tidak boleh merangkap menjadi wali, a. wali;
pengampu, dan pejabat yang berkaitan pengampu, dan pejabat yang berkaitan b. pengampu;
dengan perkara yang di dalamnya ia dengan perkara yang di dalamnya ia c. advokat; dan/atau
bertindak sebagai Panitera. bertindak sebagai Panitera. d. pejabat peradilan yang lain.
(2) Panitera tidak boleh merangkap (2) Panitera tidak boleh merangkap
35
menjadi Penasihat Hukum. menjadi advokat.
(3) Jabatan yang tidak boleh dirangkap (3) Jabatan yang tidak boleh dirangkap
oleh Panitera selain jabatan oleh panitera selain jabatan sebagaimana
sebagaimana yang dimaksud dalam ayat dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
(1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh diatur lebih lanjut oleh Mahkamah
Menteri Agama berdasarkan persetujuan Agung.
Ketua Mahkamah Agung.
Panitera, Wakil Panitera, Panitera Panitera, wakil panitera, panitera muda,
Muda, dan Panitera Pengganti dan panitera pengganti pengadilan
36 TIDAK ADA PERUBAHAN
Pengadilan diangkat dan diberhentikan diangkat dan diberhentikan dari
dari jabatannya oleh Menteri Agama. jabatannya oleh Mahkamah Agung.
37 Sebelum memangku jabatannya, (1) Sebelum memangku jabatannya, TIDAK ADA PERUBAHAN
Panitera, Wakil Panitera, Panitera panitera, wakil panitera, panitera muda,
Muda, dan Panitera Pengganti diambil dan panitera pengganti mengucapkan
sumpahnya menurut agama Islam oleh sumpah menurut agama Islam di
Ketua Pengadilan yang bersangkutan. hadapan ketua pengadilan yang
Bunyi sumpah adalah sebagai berikut: bersangkutan.
"Demi Allah, saya bersumpah bahwa (2) Sumpah sebagaimana dimaksud
saya, untuk memperoleh jabatan saya pada ayat (1) berbunyi sebagai berikut:
ini, langsung atau tidak langsung dengan “Demi Allah, saya bersumpah bahwa
menggunakan nama atau cara apa pun saya untuk memperoleh jabatan saya ini,
juga, tidak memberikan atau langsung atau tidak langsung dengan
menjanjikan barang sesuatu kepada menggunakan atau cara apa pun juga,
siapa pun juga". tidak memberikan atau menjanjikan
"Saya bersumpah bahwa saya, untuk barang sesuatu kepada siapapun juga.”
melakukan atau tidak melakukan “Saya bersumpah untuk melakukan atau
sesuatu dalam jabatan ini, tidak sekali- tidak melakukan sesuatu dalam jabatan
kali akan menerima langsung atau tidak ini, tidak sekali-kali akan menerima
langsung dari siapa pun juga suatu janji langsung atau tidak langsung dari
atau pemberian". siapapun juga sesuatu janji atau
"Saya bersumpah bahwa saya akan setia pemberian. “Saya bersumpah bahwa
kepada dan akan mempertahankan serta saya, akan setia kepada dan akan
mengamalkan Pancasila sebagai dasar mempertahankan serta mengamalkan
dan ideologi negara, Undang-Undang Pancasila sebagai dasar dan ideologi
Dasar 1945, dan segala undang-undang negara, Undang-Undang Dasar Negara
serta peraturan lain yang berlaku bagi Republik Indonesia Tahun 1945 dan
Negara Republik Indonesia". segala undang-undang serta peraturan
"Saya bersumpah bahwa saya senantiasa perundangundangan lainnya yang
akan menjalankan jabatan saya ini berlaku bagi Negara Kesatuan Republik
dengan jujur, seksama, dan dengan tidak Indonesia”.
membeda-bedakan orang dan akan “Saya bersumpah bahwa saya senantiasa
berlaku dalam melaksanakan kewajiban akan menjalankan jabatan saya ini
saya sebaik-baiknya dan seadil-adilnya dengan jujur, seksama, dan dengan tidak
seperti layaknya bagi seorang Panitera, membeda-bedakan orang dan akan
Wakil Panitera, Panitera Muda, Panitera berlaku dalam melaksanakan kewajiban
Pengganti yang berbudi baik dan jujur saya sebaikbaiknya dan seadil-adilnya
dalam menegakkan hukum dan seperti layaknya bagi seorang panitera,
keadilan". wakil panitera, panitera muda, panitera
pengganti, yang berbudi baik dan jujur
dalam menegakkan hukum dan
keadilan.”
38 Pada setiap Pengadilan Agama TIDAK ADA PERUBAHAN Di antara Pasal 38 dan Pasal 39
ditetapkan adanya Juru Sita dan Juru disisipkan 2 (dua) pasal, yakni
Sita Pengganti. Pasal 38A dan Pasal 38B yang
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 38A Panitera, wakil panitera,
panitera muda, dan panitera
pengganti pengadilan diberhentikan
dengan hormat dengan alasan:
a. meninggal dunia;
b. atas permintaan sendiri secara
tertulis;
c. sakit jasmani atau rohani secara
terus-menerus;
d. telah berumur 60 (enam puluh)
tahun bagi panitera, wakil panitera,
panitera muda, dan panitera
pengganti pengadilan agama;
e. telah berumur 62 (enam puluh
dua) tahun bagi panitera, wakil
panitera, panitera muda, dan panitera
pengganti pengadilan tinggi agama;
dan/atau
f. ternyata tidak cakap dalam
menjalankan tugasnya.

Pasal 38B

Panitera, wakil panitera, panitera


muda, dan panitera pengganti
pengadilan diberhentikan tidak
dengan hormat dengan alasan:
a. dipidana penjara karena
melakukan kejahatan berdasarkan
putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap;
b. melakukan perbuatan tercela;
c. melalaikan kewajiban dalam
menjalankan tugas pekerjaannya
terus menerus selama 3 (tiga) bulan;
d. melanggar sumpah atau janji
jabatan;
e. melanggar larangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35; dan/atau
f. melanggar kode etik panitera.
39 (1) Untuk dapat diangkat menjadi Juru (1) Untuk dapat diangkat menjadi (1) Untuk dapat diangkat menjadi
Sita, seorang calon harus memenuhi jurusita, seorang calon harus memenuhi juru sita, seorang calon harus
syaratsyarat sebagai berikut: syarat sebagai berikut: memenuhi syarat sebagai berikut:
a. warga negara Indonesia; a. warga negara Indonesia; a. warga negara Indonesia;
b. beragama Islam; b. beragama Islam; b. beragama Islam;
c. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha c. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha c. bertakwa kepada Tuhan Yang
Esa; d. setia kepada Pancasila dan Esa; Maha Esa;
Undang-Undang Dasar 1945; d. setia kepada Pancasila dan Undang- d. setia kepada Pancasila dan
e. berijazah serendah-rendahnya sekolah Undang Dasar Negara Republik Undang-Undang Dasar Negara
lanjutan tingkat atas; Indonesia Tahun 1945; Republik Indonesia Tahun 1945;
f. berpengalaman sekurang-kurangnya 5 e. berijazah paling rendah Sekolah e. berijazah pendidikan menengah;
(lima) tahun sebagai Juru Sita Menengah Umum atau yang sederajat; f. berpengalaman paling singkat 3
Pengganti. f. berpengalaman paling singkat 3 (tiga) (tiga) tahun sebagai juru sita
tahun sebagai jurusita pengganti; dan pengganti; dan
(2) Untuk dapat diangkat menjadi Juru g. sehat jasmani dan rohani. g. mampu secara rohani dan jasmani
Sita Pengganti, seorang calon harus untuk menjalankan tugas dan
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: (2) Untuk dapat diangkat menjadi kewajiban.
a. syarat-syarat sebagaimana yang jurusita pengganti, seorang calon harus
dimaksud dalam ayat (1) huruf a, huruf memenuhi syarat sebagai berikut: (2) Untuk dapat diangkat menjadi
b, huruf c, huruf d, dan huruf e; a. syarat sebagaimana yang dimaksud juru sita pengganti, seorang calon
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 5 dalam ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, harus memenuhi syarat sebagai
(lima) tahun sebagai pegawai negeri huruf d, huruf e, dan huruf g, dan; berikut:
pada Pengadilan Agama. b. berpengalaman paling singkat 3 (tiga) a. syarat sebagaimana dimaksud
tahun sebagai pegawai negeri pada pada ayat (1) huruf a, huruf b, huruf
pengadilan agama. c, huruf d, huruf e, dan huruf g; dan
b. berpengalaman paling singkat 3
(tiga) tahun sebagai pegawai negeri
pada pengadilan agama.
(1) Juru Sita diangkat dan diberhentikan (1) Jurusita pengadilan agama diangkat
oleh Menteri Agama atas usul Ketua dan diberhentikan oleh Ketua
Pengadilan Agama. Mahkamah Agung atas usul ketua
40 (2) Juru Sita Pengganti diangkat dan pengadilan yang bersangkutan. TIDAK ADA PERUBAHAN
diberhentikan oleh Ketua Pengadilan (2) Jurusita pengganti diangkat dan
Agama. diberhentikan oleh ketua pengadilan
yang bersangkutan.
41 Sebelum memangku jabatannya, Juru (1) Sebelum memangku jabatannya, TIDAK ADA PERUBAHAN
Sita dan Juru Sita Pengganti diambil jurusita atau jurusita pengganti wajib
sumpahnya menurut agama Islam oleh mengucapkan sumpah menurut agama
Ketua Pengadilan Agama. Bunyi Islam di hadapan ketua pengadilan yang
sumpah adalah sebagai berikut : bersangkutan.
"Demi Allah, saya bersumpah bahwa (2) Sumpah sebagaimana dimaksud
saya, untuk memperoleh jabatan saya pada ayat (1) berbunyi sebagai berikut:
ini, langsung atau tidak langsung, “Demi Allah, saya bersumpah bahwa
dengan menggunakan nama atau cara saya, untuk memperoleh jabatan saya
apa pun juga, tidak memberikan atau ini, langsung atau tidak langsung dengan
menjanjikan barang sesuatu kepada menggunakan nama atau cara apa pun
siapa pun juga". juga, tidak memberikan atau
"Saya bersumpah bahwa saya, untuk menjanjikan barang sesuatu kepada
melakukan atau tidak melakukan siapapun juga”.
sesusatu dalam jabatan ini, tidak sekali- “Saya bersumpah, untuk melakukan
kali akan menerima langsung atau tidak atau tidak melakukan sesuatu dalam
langsung dari siapapun juga suatu janji jabatan ini, tidak sekali-kali akan
atau pemberian". menerima langsung atau tidak langsung
"Saya bersumpah bahwa saya akan setia dari siapapun juga sesuatu janji atau
kepada dan akan mempertahankan serta pemberian”.
mengamalkan Pancasila sebagai dasar “Saya bersumpah bahwa saya, akan
dan ideologi negara, Undang-Undang setia kepada dan akan mempertahankan
Dasar 1945, dan segala undang-undang serta mengamalkan Pancasila sebagai
serta peraturan lain yang berlaku bagi dasar dan ideologi negara, Undang-
Negara Republik Indonesia". Undang Dasar Negara Republik
"Saya bersumpah bahwa saya senantiasa Indonesia Tahun 1945, dan segala
akan menjalankan jabatan saya ini undang-undang serta peraturan
dengan jujur, seksama, dan dengan tidak perundangundangan lainnya yang
membeda-bedakan orang dan akan berlaku bagi Negara Kesatuan Republik
berlaku dalam melaksanakan kewajiban Indonesia”.
saya sebaik-baiknya dan seadil-adilnya “Saya bersumpah bahwa saya senantiasa
seperti layaknya bagi seorang Juru Sita, akan menjalankan jabatan saya ini
Juru Sita Pengganti yang berbudi baik dengan jujur, seksama, dan dengan tidak
dan jujur dalam menegakkan hukum dan membeda-bedakan orang dan akan
keadilan". berlaku dalam melaksanakan kewajiban
saya sebaikbaiknya dan seadil-adilnya
seperti layaknya bagi seorang jurusita
atau jurusita pengganti yang berbudi
baik dan jujur dalam menegakkan
hukum dan keadilan”.
(1) Kecuali ditentutakan lain oleh atau (1) Kecuali ditentukan lain oleh atau
berdasarkan undang-undang, Juru Sita berdasarkan undangundang, jurusita
tidak boleh merangkap menjadi wali, tidak boleh merangkap menjadi wali,
pengampu, dan pejabat yang berkaitan pengampu, dan pejabat yang berkaitan
dengan perkara yang di dalamnya ia dengan perkara yang di dalamnya ia
sendiri berkepentingan. sendiri berkepentingan.
(2) Juru Sita tidak boleh merangkap (2) Jurusita tidak boleh merangkap
42 TIDAK ADA PERUBAHAN
menjadi Penasihat Hukum. advokat.
(3) Jabatan yang tidak boleh dirangkap (3) Jabatan yang tidak boleh dirangkap
oleh Juru Sita selain jabatan oleh jurusita selain jabatan sebagaimana
sebagaimana yang dimaksud dalam ayat dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
(1) dan ayat (2), diatur lebih lanjut oleh diatur lebih lanjut oleh Mahkamah
Menteri Agama berdasarkan persetujuan Agung.
Ketua Mahkamah Agung.
Pada setiap Pengadilan ditetapkan
adanya Sekretariat yang dipimpin oleh
43 TIDAK ADA PERUBAHAN TIDAK ADA PERUBAHAN
seorang Sekretaris dan dibantu oleh
seorang Wakil Sekretaris.
Panitera Pengadilan merangkap Panitera pengadilan tidak merangkap DIHAPUS
44
Sekretaris Pengadilan. sekretaris pengadilan.
45 Untuk dapat diangkat menjadi Wakil Untuk dapat diangkat menjadi Untuk dapat diangkat menjadi
Sekretaris Pengadilan Agama, seorang sekretaris, wakil sekretaris pengadilan sekretaris dan wakil sekretaris
calon harus memenuhi syarat-syarat agama, dan pengadilan tinggi agama pengadilan agama, seorang calon
sebagai berikut: seorang calon harus memenuhi syarat harus memenuhi syarat sebagai
a. warga negara Indonesia; sebagai berikut: berikut:
b. beragama Islam; a. warga negara Indonesia; a. warga negara Indonesia;
c. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha b. beragama Islam; b. beragama Islam;
Esa; c. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha c. bertakwa kepada Tuhan Yang
d. setia kepada Pancasila dan Undang- Esa; Maha Esa;
Undang Dasar 1945; d. setia kepada Pancasila dan Undang- d. setia kepada Pancasila dan
e. berijazah serendah-rendahnya sarjana Undang Dasar Negara Republik Undang-Undang Dasar Negara
muda syari'ah, atau sarjana muda hukum Indonesia Tahun 1945; Republik Indonesia Tahun 1945;
yang menguasai hukum Islam atau e. berijazah paling rendah sarjana e. berijazah sarjana syari’ah, sarjana
sarjana muda administrasi; syari’ah atau sarjana hukum yang hukum Islam, sarjana hukum yang
f. berpengalaman di bidang administrasi menguasai hukum Islam; menguasai hukum Islam, atau
peradilan. f. berpengalaman di bidang administrasi sarjana administrasi;
peradilan; dan f. berpengalaman paling singkat 2
g. sehat jasmani dan rohani. (dua) tahun di bidang administrasi
peradilan; dan
g. mampu secara rohani dan jasmani
untuk menjalankan tugas dan
kewajiban.
Untuk dapat diangkat menjadi Wakil Untuk dapat diangkat menjadi
Sekretaris Pengadilan Tinggi Agama, sekretaris dan wakil sekretaris
seorang calon harus memenuhi syarat- pengadilan tinggi agama, seorang
syarat sebagai berikut: calon harus memenuhi syarat-syarat
a. syarat-syarat sebagaimana yang sebagai berikut:
dimaksud dalam Pasal 45 huruf a, huruf a. syarat-syarat sebagaimana
46 DIHAPUS
b, huruf c, huruf d, dan huruf f; dimaksud dalam Pasal 45 huruf a,
b. berijazah sarjana syari'ah atau sarjana huruf b, huruf c, huruf d, huruf e,
hukum yang menguasai hukum Islam. dan huruf g; dan
b. berpengalaman paling singkat 4
(empat) tahun di bidang administrasi
peradilan.
Wakil Sekretaris Pengadilan diangkat Sekretaris dan wakil sekretaris
47 dan diberhentikan oleh Menteri Agama. pengadilan diangkat dan diberhentikan TIDAK ADA PERUBAHAN
oleh Ketua Mahkamah Agung.
48 Sebelum memangku jabatannya Wakil (1) Sebelum memangku jabatannya, TIDAK ADA PERUBAHAN
Sekretaris diambil sumpahnya menurut sekretaris, dan wakil sekretaris
agama Islam oleh Ketua Pengadilan mengucapkan sumpah menurut agama
yang bersangkutan. Bunyi sumpah Islam di hadapan ketua pengadilan yang
adalah sebagai berikut: bersangkutan.
(2) Sumpah sebagaimana dimaksud
“Demi Allah, saya bersumpah: bahwa pada ayat (1) berbunyi sebagai berikut:
saya, untuk diangkat menjadi Wakil
Sekretaris, akan setia dan taat “Demi Allah, saya bersumpah bahwa
sepenuhnya kepada Pancasila, Undang- saya, untuk diangkat menjadi
Undang Dasar 1945, Negara dan sekretaris/wakil sekretaris akan setia dan
Pemerintah; taat sepenuhnya kepada Pancasila,
bahwa saya, akan mentaati segala UndangUndang Dasar Negara Republik
peraturan perundang-undangan yang Indonesia Tahun 1945, negara, dan
berlaku dan melaksanakan tugas pemerintah.
kedinasan yang dipercayakan kepada
saya dengan penuh pengabdian, “Saya bersumpah bahwa saya, akan
kesadaran, dan tanggung jawab; menaati peraturan perundang-undangan
bahwa saya, akan senantiasa yang berlaku dan melaksanakan tugas
menjunjung tinggi kehormatan negara, kedinasan yang dipercayakan kepada
Pemerintah, dan martabat Wakil saya dengan penuh pengabdian,
Sekretaris serta akan senantiasa kesadaran, dan tanggung jawab”.
mengutamakan kepentingan negara
daripada kepentingan saya sendiri, “Saya bersumpah bahwa saya, akan
seseorang atau golongan; senantiasa menjunjung tinggi
bahwa saya, akan memegang rahasia kehormatan negara, pemerintah,
sesuatu yang menurut sifatnya atau martabat sekretaris/wakil sekretaris serta
menurut perintah harus saya rahasiakan; akan senantiasa mengutamakan
bahwa saya, akan bekerja dengan jujur, kepentingan negara daripada
tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan saya sendiri, seseorang atau
kepentingan negara". golongan”.

“Saya bersumpah bahwa saya, akan


memegang rahasia sesuatu yang
menurut sifatnya atau perintah harus
saya rahasiakan”.

“Saya bersumpah bahwa saya, akan


bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan
bersemangat untuk kepentingan negara”.
49 (1) Pengadilan Agama bertugas dan Pengadilan agama bertugas dan TIDAK ADA PERUBAHAN
berwenang memeriksa, memutus, dan berwenang memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan perkara-perkara di menyelesaikan perkara di tingkat
tingkat pertama antara orang-orang yang pertama antara orang-orang yang
beragama Islam di bidang: beragama Islam di bidang:
a. perkawinan; a. perkawinan;
b. kewarisan, wasiat, dan hibah, yang b. waris;
dilakukan berdasarkan hukum Islam; c. wasiat;
c. wakaf dan shadaqah. d. hibah;
e. wakaf;
(2) Bidang perkawinan sebagaimana f. zakat;
yang dimaksud dalam ayat (1) huruf a g. infaq;
ialah halhal yang diatur dalam atau h. shadaqah; dan
berdasarkan undang-undang mengenai i. ekonomi syari'ah.
perkawinan yang berlaku.
(3) Bidang kewarisan sebagaimana yang
dimaksud dalam ayat (1) huruf b ialah
penentuan siapa-siapa yang menjadi ahli
waris, penentuan mengenai harta
peninggalan, penentuan bagian masing-
masing ahli waris, dan melaksanakan
pembagian harta peninggalan tersebut.
Dalam hal terjadi sengketa mengenai (1) Dalam hal terjadi sengketa hak milik
hak milik atau keperdataan lain dalamatau sengketa lain dalam perkara
perkaraperkara sebagaimana yang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49,
dimaksud dalam Pasal 49, maka khusus khusus mengenai objek sengketa
mengenai objek yang menjadi sengketa tersebut harus diputus lebih dahulu oleh
tersebut harus diputus lebih dahulu oleh
pengadilan dalam lingkungan Peradilan
Pengadilan dalam lingkungan PeradilanUmum.
50 Umum. (2) Apabila terjadi sengketa hak milik TIDAK ADA PERUBAHAN
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang subjek hukumnya antara orang-
orang yang beragama Islam, objek
sengketa tersebut diputus oleh
pengadilan agama bersama-sama
perkara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 49.
51 (1) Pengadilan Tinggi Agama bertugas TIDAK ADA PERUBAHAN TIDAK ADA PERUBAHAN
dan berwenang mengadili perkara yang
menjadi kewenangan Pengadilan Agama
dalam tingkat banding.
(2) Pengadilan Tinggi Agama juga
bertugas dan berwenang mengadili di
tingkat pertama dan terakhir sengketa
kewenangan mengadili antar-Pengadilan
Agama di daerah hukumnya.
(1) Pengadilan dapat memberikan Di antara Pasal 52 dan Pasal 53
keterangan, pertimbangan, dan nasihat disisipkan satu pasal baru yakni
tentang hukum Islam kepada instansi
pemerintah di daerah hukumnya, apabila Pasal 52A, yang berbunyi sebagai
diminta. berikut: Pasal 52A Pengadilan agama
52 TIDAK ADA PERUBAHAN
(2) Selain tugas dan kewenangan memberikan istbat kesaksian rukyat
sebagaimana yang dimaksud dalam hilal dalam penentuan awal bulan pada
Pasal 49 dan Pasal 51, Pengadilan dapat tahun Hijriyah.
diserahi tugas dan kewenangan lain oleh
atau berdasarkan undang-undang.
53 (1) Ketua Pengadilan mengadakan TIDAK ADA PERUBAHAN (1) Ketua pengadilan melakukan
pengawasan atas pelaksanaan tugas dan pengawasan atas pelaksanaan tugas
tingkah laku Hakim, Panitera, hakim.
Sekretaris, dan Juru Sita di daerah (2) Ketua pengadilan selain
hukumnya. melakukan pengawasan
(2) Selain tugas sebagaimana yang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dimaksud dalam ayat (1), Ketua juga mengadakan pengawasan
Pengadilan Tinggi Agama di daerah terhadap pelaksanaan tugas dan
hukumnya melakukan pengawasan perilaku panitera, sekretaris, dan
terhadap jalannya peradilan di tingkat juru sita di daerah hukumnya.
Pengadilan Agama dan menjaga agar (3) Selain tugas melakukan
peradilan diselenggarakan dengan pengawasan sebagaimana dimaksud
seksama dan sewajarnya. pada ayat (1) dan ayat (2), ketua
(3) Dalam melaksanakan pengawasan pengadilan tinggi agama di daerah
sebagaimana yang dimaksud dalam ayat hukumnya melakukan pengawasan
(1) dan ayat (2), Ketua Pengadilan dapat terhadap jalannya peradilan di
memberikan petunjuk, teguran, dan tingkat pengadilan agama dan
peringatan, yang dipandang perlu. menjaga agar peradilan
(4) Pengawasan sebagaimana yang diselenggarakan dengan seksama
dimaksud dalam ayat (1) ayat (2), dan dan sewajarnya.
ayat (3), tidak boleh mengurangi (4) Dalam melakukan pengawasan
kebebasan Hakim dalam memeriksa dan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memutus perkara. dan ayat (2), ketua pengadilan dapat
memberikan petunjuk, teguran, dan
peringatan, yang dipandang perlu.
(5) Pengawasan sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (1), ayat (2),
dan ayat (3), tidak boleh mengurangi
kebebasan hakim dalam memeriksa
dan memutus perkara.
Hukum Acara yang berlaku pada
Pengadilan dalam lingkungan Peradilan
Agama adalah Hukum Acara Perdata
54 yang berlaku pada Pengadilan dalam TIDAK ADA PERUBAHAN TIDAK ADA PERUBAHAN
lingkungan Peradilan Umum, kecuali
yang telah diatur secara khusus dalam
Undang-undang ini.

Anda mungkin juga menyukai