Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PRE-MENTRUASI SYNDROME

Dosen Pembimbing
Ns. Hesty, S.Kep, M.Kes

Disusun oleh
Nandiayuska
A.Doni Saputra

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWTAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURAHIM
TAHUN 2020/2021

PENGERTIAN
Premenstrual syndrome (PMS) merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu
sampai beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang sesudah haid datang, walaupun
kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti (Wiknjosastro, 2005).

Premenstrual syndrome (PMS) adalah keluhan-keluhan yang dirasakan seperti ; rasa cemas, depresi,
suasana hati yang tidak stabil, kelelahan, pertambahan berat badan, pembengkakan, sakit pada
payudara, kejang dan nyeri punggung yang dapat timbul sekitar 7-10 hari sebelum datangnya haid
dan memuncak pada saat haid timbul (Bardosono, 2006).

ETIOLOGI

Premenstrual syndrome (PMS) merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu
sampai beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang sesudah haid datang, walaupun
kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti (Wiknjosastro, 2005).

Premenstrual syndrome (PMS) adalah keluhan-keluhan yang dirasakan seperti ; rasa cemas, depresi,
suasana hati yang tidak stabil, kelelahan, pertambahan berat badan, pembengkakan, sakit pada
payudara, kejang dan nyeri punggung yang dapat timbul sekitar 7-10 hari sebelum datangnya haid
dan memuncak pada saat haid timbul (Bardosono, 2006).

MANIFESTASI KLINIS

Keluhan-keluhan terdiri atas gangguan emosional berupa iritabilitas, gelisah, insomnia, nyeri kepala,
perut kembung, mual, pembesaran dan rasa nyeri pada mammae, dan sebagainya, sedang pada
kasus-kasus yang berat terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan konsentrasi, dan peningkatan
gejala-gejala fisik tersebut diatas (Wiknjosastro, 2005). Dikatakan PMS jika ditemukan 8 gejala yang
sering muncul atau terjadi (Maulana, 2008).

PENGKAJIAN

a. Riwayat penggunaan kontrasepsi: kontrasepsi dapat menganggu siklis menstruasi

b. Riwayat seksual: tanda pubertas sekunder, pola dan aktivitas seksual

c. Riwayat obstetric: pernah hamil, melahirkan

d. Riwayat menstruasi: menarche umur berapa tahun, silklusnya teratur atau tidak, banyak atau
sedikit.

e. Riwayat Penyakit seperti DM, tiroid, tumor

f. Persepsi wanita tentang budaya dan etnik

g. Gaya hidup: aktivitas yang berlebihan menyebabkan gangguan menstruasi

h. Koping : apa yang dilakukan bila setiap kali ada masalah waktu menstruasi

i. Nyeri : lokasi( di punggung, simpisis, paha, abdomen,dll), intensitas, kualitas, pola, gejala
penyerta, serta koping terhadap nyeri

j. Status emosi: malu dengan keadaan, putus asa, menyalahkan diri, merasa tidak ada kekuatan,
merasa tidak berguna.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan kontraksi uterus selama fase menstruasi..

b. Kurang pengetahuan tentang gangguan menstruasi dan terapinya berhubungan dengan kurang
informasi.

PERENCANAAN KEPERAWATAN

a. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan kontraksi uterus selama fase menstruasi.

Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama …..x 24 jam nyeri klien akan berkurang.

Kriteria hasil: klien mengatakan nyeri berkurang, klien tidak memegang punggung, kepala atau
daerah lainnya yang sakit, keringat berkurang.

Intervensi;

1. Pantau/ catat karakteristik nyeri ( respon verbal, non verbal, dan respon hemodinamik)
klien. R/ untuk mendapatkan indicator nyeri.

2. Kaji lokasi nyeri dengan memantau lokasi yang ditunjuk oleh klien. R/untuk
mendapatkan sumber nyeri.

3. Kaji intensitas nyeri dengan menggunakan skala 0-10.

R/ nyeri merupakan pengalaman subyektif klien dan metode skala merupakan metode yang
mudah serta terpercaya untuk menentukan intensitas nyeri.

4. Tunjukan sikap penerimaan respon nyeri klien dan akui nyeri yang klien rasakan.R/
ketidakpercayaan orang lain membuat klien tidak toleransi terhadap nyeri sehingga klien
merasakan nyeri semakin meningkat.

5. Jelaskan penyebab nyeri klien.

R/dengan mengetahui penyebab nyeri klien dapat bertoleransi terhadap nyeri.

6. Bantu untuk melakukan tindakan relaksasi, distraksi, massage.

R/ memodifikasi reaksi fisik dan psikis terhadap nyeri

7. Lakukan kompres/mandi air panas.

R/ meningkatkan sirkulasi dan menurunkan kontraksi uterus sehingga iskemia tidak terjadi.

8. Berikan pujian untuk kesabaran klien.

R/meningkatkan motivasi klien dalam mengatasi nyeri

9. Kolaborasi pemberian analgetik ( ibuprofen, naproksen, ponstan) dan Midol. R/


analgetik tersebut bekerja menghambat sintesa prostaglandin dan midol sebagai relaksan
uterus
b. Kurang pengetahuan tentang gangguan menstruasi dan penanganannya berhubungan dengan
kurang informasi.

Tujuan: setelah diberikan penyuluhan klien akan mengetahui tentang gangguan menstruasi

Kriteria hasi: klien menyebutkan jenis gangguan menstruasi, penyebab, gejalanya ,serta
penanganannya, menjelaskan menstruasi yang normal.

Intervensi:

a. Kaji tingkat pengetahuan klien mengenai menstruasi yang normal, jenis gangguan
menstruasi,penyebab, gejala dan penanganannya.

R/mengidentifikasi luasnya masalah klien dan perlunya intervensi.

b. elaskan mengenai siklus menstruasi yang normal, jenis gangguan menstruasi,


penyebab, gejala, dan penanganannya.

R/dengan memiliki pengetahuan tentang menstruasi klien dapat meningkatkan toleransi


terhadap nyeri dan dapat mencari jalan keluar untuk masalah gangguan menstruasinya.

c. Jelaskan metode-metode untuk mengurangi nyeri

R/ meningkatkan pengetahuan klien tentang penanganan nyeri secara non farmakologis.

d. Beri kesempatan klien untuk bertanya.

R/meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang menstruasi.

.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Premenstruasi sindrom adalah sekelompok gejala yang terjadi menjelang periode menstruasi.
Gejala ini bisa fisik, perilaku atau keduanya. Setiap wanita mengalami gejala yang berbeda.
Kenyataan, ada lebih dari seratus lima puluh gejala terkait dengan sindrom premenstruasi ini. Gejala-
gejala ini berlangsung beberapa hari sebelum menstruasi. Pada beberapa kasus, gejala ini juga
muncul pada hari pertama atau kedua menstruasi (Ramaiah, 2006).

Wanita dengan prementruasi sindrom mengalami berbagai variasi gejala fisik dan psikis 2
hingga 14 hari sebelum siklus menstruasi. Gejala-gejala premenstruasi sindrom menghilang setelah
datangnya menstruasi. Diperkirakan sekitar 75% wanita mengalami premenstruasi sindrom, dan 20-
50% diantaranya ditengarai mengganggu aktivitas sehari-hari. Sekitar 3-5% yang mengalami episode
“tidak berdaya” (referensi lain menyebutkan 10% mengalami gangguan berat). Owen (Consultant
Obstetrician and Gynaecologist) dalam Cakmoki (2007) menyebutkan bahwa penetapan berat
ringannya premenstruasi sindrom berubah-ubah tergantung pada terganggunya aktifitas sehari-hari.
Bagi wanita yang sangat mengenali dirinya sendiri dan dapat mengelolanya, boleh jadi
premenstruasi sindrom tidaklah terlalu mengganggu.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, volume 3, Jakarta:EGC..

Carpenito LD.1995.Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik. Jakarta: EGC.

www.medikaholistik.com

Price & Wilson.2003.Patofisiologi konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Vol 2.Edisi 6.Jakarta:EGC.

Anda mungkin juga menyukai