AKUNTANSI
&
PENALARAN
Apa itu teori
akuntansi?
TEORI AKUNTASI Teori akuntansi adalah unsur
yang penting dalam
mengembangkan dan
memajukan praktik akuntansi.
Teori akuntasi menjadi
landasan untuk memecahkan
masalah-masalah akuntansi
secara bernalar yang secara
etis dan ilmiah dapat
dipertanggungjawabkan
Big Data
Sains
Akuntansi dikatakan sebagai sains jika terdapat
kreteria penting untuk menguji validitas
pernyataan – pernyataan sebagai seperangkat
pengetahuan
Akuntansi
Sains
Versus
Teknologi Teknologi
Akuntansi dikatakan sebagai teknologi karena jika
dilihat dari karakteristik akuntansi, sebenarnya
seperangkat pengetahuan akuntansi seperti
teknologi yang harus dikembangkan sesuai
dengan sifat teknologi tersebut agar lebih
bermanfaat dan mempunyai pengaruh nyata
dalam kehidupan sosial tertentu
Big Data
AKUNTANSI SEBAGAI
PENALARAN LOGIS
Periode 1956- 1970 diberi label ‘masa Ketidakpuasan dengan teori normatif
normatif’. Hal ini disebut periode dikombinasikan dengan meningkatnya
normatif karena itu adalah periode ketika akses terhadap data empiris dan
teori akuntansi berusaha untuk pengakuan meningkatnya argumen
membangun norma untuk praktik ekonomi dalam literatur akuntansi
akuntansi terbaik. menyebabkan pergeseran ke bentuk baru
Teori normatif mengadopsi tujuan, sikap dari empirisme yang beroperasi di bawah
dan kemudian menentukan cara label luas teori positif. Tujuan teori
mencapai tujuan yang dinyatakan. akuntansi positif adalah untuk
Mereka memberikan resolusi tentang apa menjelaskan dan memprediksi praktik
yang harus dilakukan untuk mencapai akuntansi
tujuan yang telah disebutkan
Big Data
2 FAKTOR YANG
MENDORONG
RUNTUHNYA PERIODE
NORMATIF
Unlikelihood
penerimaan dari
setiap teori
normatif
tertentu
Ketersediaan
prinsip ekonomi
keuangan dan
metode
pengujian
TEORI SEMANTIK,
Big Data
SINTAKTIK, DAN
PRAGMATIK
LINGKUNGAN AKUNTANSI .
KESATUAN AKUNTANSI
KESINAMBUNGAN.
TUJUAN AKUNTANSI
RELEVANSI
Big Data
PENGERTIAN VERIFIKASI
TEORI SERTA
PENDEKATANNYA
KENDALA PEMAKAI .
MATERIALITAS
KONSISTENSI
TEPAT WAKTU
PENGUKURAN DI DALAM
AKUNTANSI
Ketidakpastian dalam akuntansi timbul dari dua sumber utama:
a. Informasi akuntansi diharapkan tetap beroperasi dimasa mendatang, karena alokasi dilakukan antara periode
masa lalu dan masa datang, maka asumsi harus dibuat berdasarkan harapan mengenai masa datang.
b. Pengukuran akuntansi sering diasumsikan mengungkapkan kekayaan dalam nilai uang yang membutuhkan
estimasi jumlah mendatang yang tidak pasti. ˚ Objektivitas dan variabilitas
Pengukuran yang bersifat impersonal atau berada di luar pikiran orang yang melakukan pengukuran.
Pengukuran didasarkan pada bukti yang dapat diperiksa.
Pengukuran didasarkan pada kesepakatan para pihak yang kompeten.
Lebar sempitnya dispersi statistis dari pengukuran bila dilakukan oleh pengukur yang berbeda.
Bebas dari bias.
• Bebas dari bias atau netral dan wajar merupakan kemampuan prosedur pengukuran untuk memberikan
deskripsi yang akurat atas atribut yang sedang diteliti
PENALARAN Penalaran dari aspek teoritis dapat
di definisikan sebagai proses
berpikir logis dan sistematis untuk
membentuk dan mengevaluasi
suatu keyakinan terhadap
pernyataan atau asersi. Tujuan dari
penalaran adalah untuk
menentukan secara logis dan
objektif, apakah suatu pernyataan
valid (benar atau salah) sehingga
pantas untuk diyakini atau dianut.
Big Data
PERNYATAAN
KEYAKINAN ARGUMEN
ATAU ASERSI
3 KOMPONEN PENALARAN
Big Data
KECOHAN (FALLACY)
STRATEGEM
VALIDASI
KENALARAN
SALAH NALAR
BigManusia
Aspek Data Yang
Menghambat Argumen
Yang Sehat
Penjelasan yang sederhana
Kepentingan mengalahkan nalar
MANUSIA Sindroma tes klinis
Mentalitas djoko tingkir
Merasionalkan daripada menalar
Persistensi
THANKYOU
PEREKAYASAAN
LAPORAN KEUANGAN
1
PEMBAHASAN
1 2 3 4 5 6
2
Perekayasaan Pelaporan Keuangan
3
Untuk mencapai suatu kualitas yang
handal, proses dari perekayasaan
pelaporan keuangan harus
dilaksanakan melalui beberapa
tahapan dan prosedur yang
seksama dan teliti. Hal ini
diperlukan karena dokumen yang
dihasilkan dari proses
perekayasaan akan memiliki status
sebagai dokumen resmi.
4
Perekayasaan Sebagai Proses Deduktif
5
Langkah – langkah Perekayasaan Pelaporan Keuangan
6
Informasi Semantik Akuntansi
Proses semantik ini tidak lain adalah memilih dan menyimbolkan objek-
objek fisik kegiatan perusahaan yang relevan menjadi objek-objek (disebut
elemen-elemen) statemen keuangan. Elemen-elemen itu sendiri belum
bermakna dan menjadi informasi sebelum diukur dengan cara tertentu
agar besar-kecilnya elemen dapat dirasakan manfaat atau pengaruhnya.
Agar dapat diolah dan disajikan dalam bentuk informasi keuangan, objek-
objek fisis harus dikuantifikasi ke dalam satuan yang homogenus sehingga
satuan tersebut dapat menggambarkan besarnya (size) dan hubungan
(relationship) antar objek.
7
Rerangka Konseptual dan Komponen-komponen Serta Manfaatnya
8
Kam (1990) menguraikan manfaat-manfaat rerangka konseptual, sebagai
berikut:
9
Model Rerangka Konseptual Versi FASB
10
FASB menuangkan empat komponen tersebut dalam beberapa dokumen
resmi berupa pernyataan (Statement of Financial Accounting
Concept/SFAC) Yaitu :
SFAC No. 1 SFAC No. 2 SFAC No. 3 : Elements of SFAC No. 4
Objectives of Financial Reporting Qualitative Characteristics Financial Statement of Business Objectives of Financial Reporting
by Business Enterprises of Accounting Information Enterprises by Nonbusiness Organizations
1 3 5
4 6 7
11
12
Pengertian Prinsip Akuntansi Berterima Umum dan Riwayat
Pengembangannya
Tiga pengertian penting yang perlu dibedakan atau dikenali saling hubungannya
adalah prinsip akuntansi, standar akuntansi, dan PABU.
14
Selain menggambarkan pengertian akuntansi secara luas dan sempit, struktur
akuntansi juga mempunyai beberapa manfaat pada berbagai bidang, yaitu :
1) Bidang Studi : struktur akuntansi dapat menjadi basis untuk mengenali
mata kuliah apa saja yang harus ditawarkan dalam program studi akuntansi
serta kompetensi apayang harus dicapai oleh tiap mata kuliah.
2) Bidang profesi : struktur akuntansi dapat menggambarkan kesempatan
karier bagi mereka yang menguasai seperangkat pengetahuan akuntansi.
3) Fungsi auditor independen : struktur akuntansi mampu menggambarkan hal
penting dalam fungsi auditor independen (akuntan publik) dalam pelaporan
keuangan.
15
TERIMAKASIH
OM SWASTIASTU
01. PENGERTIAN KERANGKA KONSEPTUAL
Kerangka konseptual adalah suatu konstitusi, suatu system koheren dari hubungan
anatara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang konsisten dan
yang menjelaskan sifat, fungsi dan keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan
keuangan.
1. Aspek Sosial Tujuan dalam Pelaporan 2. Perkembangan Versi Tujuan Pelaporan Keuangan
02 04
RELIABLE KONSISTENSI (
CONSISTENCY )
01 03
RELEVAN DAYA BANDING (
COMPARABILITY )
04. KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI
06 08
KETEPATAN PENYIMBOLAN
( REPRESENTATIONAL KENETRALAN (
FAITHFULNESS ) NEUTRALITY )
05 07 09
KETEPATAN WAKTU KETERUJIAN ( MATERIALITAS (
( TIMELINESS ) VERIFIABILITY ) MATERIALITY )
05. ELEMEN-ELEMEN STATEMEN KEUANGAN DAN DEVISIANNYA
FASB mengidentifikasi elemen-elemen spesifik penting sebagai berikut :
Wolk, Antony,
Tearney,
Paton
Hawkins
dan dan dan
Dodd Merchant Littleton
Basis akrual Usaha berlanjut
(accrual basis) (going concern)
Ikatan
akuntansi Perusahaan didirikan dengan
Indonesia Basis akrual tujuan untuk mempertahankan
(IAI) kelangsungan hidup (going
merupakan metode concern). Kelangsungan hidup
pencatatan usaha selalu dihubungkan
dengan kemampuan
akuntansi pada saat manajemen dalam mengelola
perusahaan agar bertahan
terjadinya
hidup. Salah satu bentuk
pendapatan dan pertanggungjawaban
manajemen kepada
biaya dalam satu masyarakat, khususnya para
periode tertentu. pemegang saham adalah
berupa laporan keuangan
1. Struktur masyarakat dan pemerintah yang
mengakui hak milik pribadi
Paul Grady 2. Entitas bisnis spesifik
3. Usaha berlanjut
Grady mendeskripsi konsep dasar sebagai
4. Penyimbolan secara moneter dalam seperangkat
akun konsep yang mendasari kualitas
kebermanfaatan
5. Konsistensi danperiode
antara keterandalan
untuk informasi
entitas yang
akuntansi
sama atau sebagai keterbatasan yang
melekat padaperlakuan
6. Keanekaragaman laporan keuangan
akuntansi di antara
entitas independent
7. Konservatisma
8. Keterandalan data melalui pengendalian internal
9. Materialitas
10. Ketepatwaktuan dalam pelaporan keuangan
memerlukan taksiran
Accounting
Principles
Board APB menyebut konsep dasar sebagai cirri-ciri
dasar dan memuatnya dalam APB Statement
No.04.APB mengidentifikasi tiga belas konsep
dasar yang merupakan karakteristik lingkungan
ditarapkannya akuntansi,
Accounting
Principles 7. Harga pertukaran
1. Entitas Akuntansi
Board 8. Angka pendekatan
2. Usaha berlanjut
9. Pertimbangan
3. Pengukuran sumber ekonomi
10. Informasi keuangan umum
dan kewajiban
11. Statemen keuangan berkaitan
4. Perioda-perioda waktu
secara mendasar
5. Pengukuran dalam unit uang
12. Substansi daripada bentuk
6. Akrual 13. Materialitas
Wolk, Mendaftar empat (4) konsep yang
Tearney, dianggap sebagai postulat dan
dan beberapa konsep lain sebagai prinsip
Dodd berorientasi masukkan dan prinsip
berorientasi keluaran. Keempat
konsep yang dikategorikan sebagai 1. Usaha berlanjut
postulat adalah
2. Periode waktu
3. Entitas akuntansi
4. Unit Moneter
Antony,
Hawkins
dan
Merchant Mendaftar sebelas (11) konsep
yang dijadikan sebagai basis dalam
membahas statement keuangan
yaitu:
Konsep dasar 1
sampai 5
dikategorikan
sebagai pelandasan
Antony, statemen posisi
Hawkins keungan,
dan 1. Pengukuran dengan unit uang
Merchant
2. Entitas
3. Usaha berlanjut
4. Cost
5. Aspek ganda
Konsep dasar 6
sampai 11
dikategorikan
sebagai pelandasan
Antony,
statemen laba –
Hawkins
rugi.
dan
Merchant 6. Periode akuntansi
7. Konservatisma
8. Realisasi
9. Penandingan
10. Konsistensi
11. Materialitas
Paton Konsep-konsep dasar yang
dan dikenalkan sebelum sumber-sumber
Littleton
yang disebut sebelumnya. Buku
paton dan littleton (P&L) yang
diterbitkan pertama kali pada tahun
1940 merupakan salah satu karya
klasik yang mempengaruhi
pemikiran akuntansi sesudah itu.
Paton • Entitas bisnis atau kesatuan usaha
dan • Kontinuitas kegiatan atau usaha
Littleton
• Penghargaan sepakatan
• Cost melekat
• Upaya dan capaian atau hasil
• Bukti Terverifikasi Dan Objektif
• Asumsi
• Entitas bisnis atau kesatuan usaha
Paton
dan
Bisnis perusahaan sebagai suatu
Littleton organisasi bisnis diperlakukan berbeda
atau secara hokum terpisah dengan
pemilik dari bisnis tersebut. Hali ini
termasuk bahwa transaksi-transaksi
dalam bisnis tersebut harus dijaga secara
keseluruhannya agar terpisah dari urusan
pribadi seorang pemiliknya
• Kontinuitas kegiatan atau usaha
Paton
dan
Littleton
Bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka
memperoleh hasil berupa pendapatan. Dengan
kata lain, tidak ada hasil (pendapatan) tanpa
upaya (biaya). Secara konseptual, pendapatan
timbul karena biaya bukan sebaliknya
pendapatan menanggung biaya.
• Bukti Terverifikasi Dan Objektif
Commander The
Enterpris
Theory Investor
e Theory
Theory
The Proprietory Theory
1. 2. 3.
Current Current
Historical Cost
(replacement) Cost Market Value
4. 5.
Net Present Value of
Realizable Value Future Cash Flows
Konsep Penilaian Aset
• Tujuan Penilaian Aset
untuk menyediakan informasi yang dapat membantu investor dan
kreditor dalam menilai jumlah, saat dan ketidakpastian dari aliran
kas bersih yang masuk ke badan usaha.
Menurut SFAC No. 3 kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomis yang terjadi
di masa yang akan datang yang timbul dari kegiatan masa lalu entitas ketika terjadi transfer
aktiva atau ketika entitas menerima jasa dari entitas lain. FASB mendefinisikan kewajiban
sebagai pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang timbul dari
keharusan sekarang suatu kesatuan usaha untuk mentransfer aset atau
menyediakan/menyerahkan jasa kepada kesatuan lain di masa datang sebagai akibat
transaksi atau kejadian masa lalu). Sedangkan menurut IASC, kewajiban adalah utang saat
ini yang timbul dari kejadian perusahaan di masa lalu yang diharapkan hasilnya menjadi
aliran keluar sumber daya manfaat ekonomi.
Karakteristik Dasar Kewajiban
Penangguhan (pengakuan terjadinya), penelusuran, dan pelunasan (penyelesaian) merupakan tiga tahapan perlakuan yang dilalui dalam konsep pengakuan,
pengukuran dan penilaian kewajiban. Dalam hal kewajiban, penelusuran berarti penentuan status dan jumlah rupiah (kos) kewajiban setiap saat. Penentuan kos setiap saat
(termasuk pada tanggal neraca) dapat disebut dengan penilaian kewajiban. Begitu terjadi dan dicatat atau diakui, kewajiban akan tetap menjadi kewajiban sampai kesatuan
usaha menyelesaikannya, atau sampai adanya transaksi atau kejadian yang membatalkannya atau yang membebaskan kesatuan usaha dari keharusan untuk melunasinya.
1. Pengakuan
Pengakuan Kewajiban menurut FASB dicontohkan pada keadaan-keadaan kebergantungan rugi (loss contingencies) yang berpotensi memicu pengakuan kewajiban, yaitu:
a. Ketertagihan piutang usaha.
b. Keharusan berkaitan dengan jaminan produk dan kerusakan produk.
c. Risiko rugi atau kerusakan properitas (fasilitas) kesatuan usaha akibat kebakaran, ledakan, dan bahaya lainnya
d. Ancaman pengambilalihan aset oleh pemerintah.
e. Persengketaan yang memberatkan atau menunggu keputusan.
f. Klaim atau pungutan yang telah diajukan/dikenakan atau yang mungkin (possible) terjadi.
g. Risiko rugi akibat bencana yang ditanggung oleh perusahaan asuransi kerugian dan kecelakaan dan perusahaan reasuransi.
h. Jaminan atas utang pihak lain.
i. Perjanjian untuk membeli kembali piutang atau aset yang terkait yang telah dijual.
2. Pengukuran
Menurut (Suwardjono 2005) dan didukung oleh (Gillman and Hogan 1999) menyatakan bahwa pengukuran yang paling objektif untuk
menentukan kos kewajiban pada saat terjadinya adalah penghargaan sepakatan (measured considerations) dalam transaksi tersebut dan bukan
jumlah rupiah pengorbanan ekonomis di masa depan. Penghargaan ini berlaku untuk kewajiban jangka panjang. Kos penundaan dianggap tidak
cukup material sehingga jumlah rupiah kewajiban yang diakui akan sama dengan jumlah rupiah pengorbanan sumber ekonomik (kas) masa
depan untuk kewajiban jangka pendek. Penghargaan sepakatan suatu kewajiban merefleksikan nilai setara tunai atau nilai sekarang (current
value) kewajiban yaitu jumlah rupiah pengorbanan sumber ekonomik seandainya kewajiban dilunasi pada saat terjadinya.
3. Penilaian
Penilaian mengacu pada penilaian keharusan sekarang pada antara terjadinya kewajiban sampai dilunasinya kewajiban setiap saat.
Sehingga semakin dekat dengan masa jatuh tempo kewajiban tersebut akan semakin mendekati dengan nilai nominalnya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa penilaian merupakan nilai manfaat ekonomis yang harus dikorbankan untuk melunasi kewajiban tersebut yang timbul pada
masa lalu.
4.Pelunasan
Pelunasan dapat diartikan sebagai tindakan suatu entitas bisnis dalam memenuhi suatu kewajiban agar terbebas dari kewajiban tersebut.
Kriteria Pengakuan Kewajiban
• Kewajiban memiliki tiga tahap perlakuan yaitu penanggungan (pengakuan terjadinya) penelusuran, dan pelunasan (penyelesaian). Penelusuran
berarti penentuan status dan jumlah rupiah (kos) kewajiban setiap saat. Penentuan kos setiap saat (termasuk pada saat tanggal merah ) dapat disebut
dengan penilaian kewajiban.
• Kam (1990) membedakan antara kaidah pengakuan dan kriteria pengakuan.Kriteria pengakuan lebih berkaitan dengan pedoman umum dalam
rangka memenuhi karakteristik kualitatif informasi sehingga elemen statemen keuangan hanya dapat diakui bila kriteria definisi, keberpautan,
keterandalan, dan keterukuran dipenuhi. Kaidah pengakuan merupakan prosedur aplikasi untuk menandai adanya elemen dan saat dipenuhinya
kriteria pengakuan umum. Dalam hal kewajiban, kaidah pengakuan berkaitan dengan saat apa yang menandai bahwa kewajiban telah mengikat
sehingga suatu kewajiban dapat diakui (dibukukan).Kam mengajukan empat kaidah pengakuan untuk menandai pengakuan kewajiban yaitu:
• FASB memberikan contoh-contoh keadaan&keadaan kebergantungan rugi (loss contingencies) yang berpotensi memicu pengakuan kewajiban sebagai berikut :
c. Risiko rugi atau kerusajan properitas (fasilitas) kesatuan usaha akibat kebakaran,ledakan, dan bahaya lainnya.
f. Klaim atau pungutan yang telah diajukan/dikenakan atau yang mungkin terjadi
g. Risiko rugi akibat bencana yang ditanggung oleh perusahaan asuransi kerugian dan kecelakaan dan perusahaan reasuransi
j. Perjanjian untuk membeli kembali piutang atau asset yang terkait yang telah dijual
•
TERIMAKASIH
OM SWASTIYASTU
TEORETIS
01
PENDAPATAN
02 PENGERTIAN
PENDAPATAN
KARAKTERISTIK
03 PENDAPATAN
0 LANDASAN PIKIRAN
4 DAN KRITERIA
PENGAKUAN
PENDAPATAN
1. TEORITIS
Masalah teoritis pendapatan dapat
dilukiskan dalam gambar berikut.
PENDAPATAN
Pengertian
Pengakuan
Saat Pengakuan
Prosedur Pengakuan
2. PENGERTIAN
PENDAPATAN
Dalam kamus besar bahasa Indonesia
pendapatan adalah hasil kerja (usaha atau
sebagainya) Sedangkan pendapatan dalam
kamus manajemen adalah uang yang diterima
oleh perorangan, perusahaan dan organisasi
lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga,
komisi, ongkos dan laba.
3. KARAKTERISTIK PENDAPATAN
KRITERIA PENGAKUAN
Dalam rangka
menghubungkan biaya dan
BASIS biaya, perlu
ASOSIASI SEBAB AKIBAT
biaya merupakan upaya dalam
ASOSIASI dipertimbangkan basis rangka mendapatkan capaian berupa
asosiasi yang pendapatan.
menggambarkan
penandingan yang secara
ekonomik layak. Berbagai ALOKASI SISTEMATIK DAN RASIONAL
basis asosiasi adalah: proses penandingan dengan perioda
sebagai penakar pendapatan dan biaya
PEMBEBANAN ARBITRER
ttdak selalu berkaitan dengan pengakuan rugi,
kos suatu potensi jasa akan segera diakui
sebagai biaya atau rugi kalau terbukti bahwa
manfaat ekonomiknya menjadi lenyap atau
berkurang
Saat Pengakuan Biaya
Kaidah atau saat a. Konsumsi manfaat Konsumsi manfaat
ekonomik selama satu perioda dapat diakui
pengakuan lansung pada saat terjadinya atau diakui
bersamaan dengan pengakuan pendapatan
Sebagai pedoman bagi penyusun s yang berkaitan.
tandar atau manajemen (kebijakan b. Lenyapnya atau berkurangnya manfaat
akuntansi perusahaan), perlu diru masa datang Biaya atau rugi diakui bila
muskan pedoman umum saat peng telah menjadi nyata atau jelas bahwa
akuan di tingkat rerangka konsept manfaat ekonomik masa datang suatu aset
ual. FASB memberikan pedoman yang diakui sebelumnya telah berkurang
umum di bawah ini : atau lenyap atau bahwa kewajiban timbul
atau bertambah tanpa adanya manfaat
Thank You
OM SWASTYASTU
LABA (INCOME)
01 02
Laba secara Struktural Tujuan Pelaporan Laba 05
dan Sematik
Interprestasi Laba dalam
03 04 tataran semantik,
sintaktik dan pragmatic.
Laba dalam teori akuntansi biasanya lebih menunjukan pada konsep fasb disebut laba komprehensif. Laba
komprehensif dimaknai sebagai kenaikan asset bersih selain yang berasal dari transaksi dengan pemilik. Buku ini
menggunakan istilah laba untuk income yang digunakan dalam konteks akuntansi. Laba digunakan juga sebagai kata
earning. Earning lebih bermakna sebagai laba yang diakumulasikan selama beberapa periode walaupun earning juga
digunakan untuk menunjukan laba periode dalam istilahnya earning per share.
Tujuan Pelaporan Laba
Pengertian laba yang dianut struktur akuntansi sekarang adalah laba yang merupakan selisih pengukuran pendapatan
dan biaya secara akrual. Apapun pengertian dan cara pengukurannya, laba akuntansi dengan berbagai
interpretasinya diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai :
1. Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian
atas investasi
2. Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen
3. Dasar penentuan besarnya pengenaan pajakAlat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara
4. Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan publik
5. Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang
6. Dasar kompensasi dan pembagian bonus
7. Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan
8. Dasar pembagian dividen
Untuk melayani berbagai kebutuhan di atas, ada dua pendekatan yang harus dipertimbangkan dalam akuntansi laba
yaitu :
a. Satu Laba Untuk Berbagai Tujuan
b. Beda Tujuan Beda Laba
Kelemahan Laba Akuntansi Konvensional
Hendriksen dan van Breda (1992) mengemukakan bahwa laba akuntansi yang sekarang berjalan
(konvensional) masih problematik secara teoritis. Laba akuntansi mempunyai beberapa kelemahan berikut:
1.Laba akuntansi belum didefinisi secara semantik dan jelas
2.Penyajian dan pengukuran laba
3.Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)
4.Karena didasarkan pada konsep kos historis
5.Dalam menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan
Atas dasar tujuan dan kelemahan laba akuntansi di atas, maka berikutnya akan dibahas dua aspek pokok teori laba, yaitu :
- Interpretasi laba dan implikasinya dalam tataran teori
- Lingkup laba atas dasar kegiatan operasi dan teori entitas.
Laba Akuntansi dan Laba Ekonomik
• Laba akuntansi adalah laba dari kacamata perrekayasa akuntansi atau kesatuan usaha karena keperluan untuk
menyajikan informasi secara objektif dan terandalkan. Sementara itu,Laba Ekonomik adalah laba dari kacamata
investor karena keperluan untuk menilai investasi dalam saham yang dalam banyak hal bersifat subjektif bergantung
pada karakteristik investor.
• Perbedaan sudut pandang , menjadikan laba akuntansi berbeda dengan laba ekonomik. Hendriksen dan van Breda
(1992, 316) menyederhanakan perbedaan laba akuntansi dan ekonomik atas dasar konsep depresiasi. Namun, laba
akuntansi diharapkan dapat menjadi estimator atau indikator laba ekonomik. Berikut adalah ringkasan perbedaan
antara laba akuntansi dan laba ekonomik :
1. Sudut pandang pemaknaan
2. Dasar pengukuran
3. Dari segi akuntansi
4. Dari segi akuntasi depresiasi
5. Laba ekonomik berbeda dengan laba akuntansi
6. Laba akuntansi berkepentingan
7. Laba akuntansi dilandasi konsep kontinuitas
Interprestasi Laba dalam tataran semantik, sintaktik dan pragmatic.
1. Laba dalam Tataran Semantik
Laba dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna yang harus dilekatkan oleh perekayasa laporan pada
simbol atau elemen biaya sehingga laba bermanfat dan bermakna sebagai informasi. Berbagai implementasi laba dalam
tataran semantik yaitu :
a. Pengukur Kinerja
b. Konfirmasi Harapan Investor
c. Estimator Laba Ekonomik
2. Laba dalam Tataran Sintaktik
Laba dalam tataran sintaktik berkaitan dengan konsep laba yang harus diungkapkan dalam bentuk standar dan
prosedur akuntansi yang mantap serta objektif, sehingga angka laba dapat diukur dan disajikan dalam suatu laporan
keuangan. Kriteria atau pendekatan dalam pengukuran laba dibagi menjadi tiga yaitu :
a.Pendekatan Transaksi (Cash Basis)
b.Pendekatan Kegiatan (Accrual Basis)
c.Pendekatan Pertahanan Kapital
3. Laba dalam Tataran Pragmati
Laba dalam tataran pragmatik berkaitan dengan pengaruh informasi laba terhadap perubahan perilaku para
pemakai laporan keuangan. Pendekatan dalam proses penyimpulan yang menghasilkan pernyataan atau tindakan dapat
bersifat deduktif maupun induktif.
a. Pendekatan Penalaran Deduktif
b. Pendekatan Penalaran Induktif
OM SHANTI SHANTI SHANTI OM
OM SWASTYASTU
EKUITAS
Ekuitas Teori ekuitas yang bersifat semantik
adalah teori sudut pandang atau teori
Secara entitas.
Ekuitas adalah hak residual atas aktiva
Formal dan perusahaan setelah dikurangi semua
Semantik kewajiban. Definisi di atas bersudut pandang
pemilik, bukan kesatuan usaha. Secara
???? semantik dan dari sudut kesatuan usaha,
ekuitas adalah “utang” kepada pemilik.
mon Makna Kewajiban dan Ekuitas
Godfrey, Hodgson, dan Holmes membedakan ekuitas
dan kewajiban atas dasar kriteria berikut:
3. Substansi perjanjian.
Komponen-Komponen Ekuitas dan Sumber Perubahannya
Dari segi riwayat terjadinya dan sumbernya, ekuitas pemegang saham dikelompokkan atas dasar dua komponen
mon penting yaitu modal setoran dan laba ditahan. Modal setoran dipecah menjadi modal saham (capital stock) sebagai
modal yuridis (legal capital) dan modal setoran tambahan (additional paid-in capital), dan komponen lain yang
mencerminkan transaksi pemilik (misalnya saham treasuri atau modal sumbangan).
Sumber Perubahan
Modal Setoran dan Modal Bentukan
Klasifikasi ekuitas pemegang saham menjadi modal setoran dan laba ditahan sebenarnya
mencerminkan perbedaan atas dasar sumber. Laba ditahan atau modal bentukan pada dasarnya
terbentuk dari akumulasi laba yang dipindahkan dari akun Ikhtisar Laba Rugi. Begitu saldo laba ditutup
ke laba ditahan, sebenarnya saldo laba tersebut telah lebur menjadi elemen modal pemegang saham
yang sah. ada beberapa komponen yang membentuk ekuitas pemegang saham, yaitu:
Implementasi merujuk pada semua aktifitas organisasi yang ditujukan terhadap adopsi, manajemen, dan inovasi rutin. Yang
harus diyakini adalah organisasi harus memilih para pelaku dengan karakteristik social yang cocok, sebagaimana memilih
produk yang paling unggul untuk kesuksesan inovasinya.
Dalam terjadi defisit, urutan penyajian menggambarkan urutan penyerapan rugi sedangkan dalam kondisi
likuidasi urutan penyajian menggambarkan urutan perlindungan yuridis bagi para penyedia dana dalam hal
terjadi likuidasi.