Anda di halaman 1dari 10

PETA KONSEP SAP 1

Sebagai pedoman bagi lembaga penyusun standar akuntansi


TEORI Fungsi Memberikan kerangka acuan dalam menyelesaikan masalah akuntansi
Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca terhadap informasi
AKUNTANSI yang disajikan dalam laporan keuangan,
Tujuan
Agar laporan keuangan dapat diperbandingkan, dan

Pengertian Memberikan kerangka acuan dalam menilai prosedur dan praktek .

Dimensi memberikan seperangkat prinsip yang logis, saling terkait, yang


Merupakan hasil dari kristalisasi
fenomena empiris, yang diambil dari membentuk kerangka umum, dan dapat dipakai sebagai acuan
berbagai riset, dan sampai pada suatu untuk menilai dan mengembangkan praktek akuntansi.
Reductionism
kesimpulan yang bersifat universal,
Instrumentalism
logis, konsisten, prediktif, dan
Realism
objektif. PERSPEKTIF TEORI
AKUNTANSI
Teori akuntansi menjelaskan mengapa perusahaan lebih
cenderung mengggunakan metode LIFO daripada FIFO
dalam menilai persediaannya
Sasaran teori akuntansi positif aladah
Sebagai teknologi, akuntansi dapat memanfaatkan teori - menghasilkan penjelasan tentang apa
Pengaplikasian yang nyatanya terjadi secara objektif
teori yang dikembangkan dalam disiplin ilmu yang lain
untuk mencapai tujuan tertentu tanpa harus tanpa dilandasi oleh pertimbangan nilai.
mengembangkan teori tersendiri.

Sebagai sains, teori di sini diartikan tidak lebih peraturan,


ketentuan, tata-tertib, tata-cara, atau pedoman tentang sasaran teori akuntansi normatif adalah
bagaimana mengerjakan sesuatu yang ideal (bersifat normatif). menghasilkan penjelasan atau penalaran
mengapa perlakuan akuntansi tertentu
Teori sebagai penalaran logis untuk akuntansi diwujudkan dalam bentuk lebih baik atau lebih efektif daripada
perekayasaan laporan keuangan yang menghasilkan suatu rerangka konseptual perlakuan akuntansi alternatif karena
yang memiliki fungsi untuk mengevalusi atau membenarkan dan untuk tujuan akuntansi harus dicapai.
mengembangkan praktik akuntansi.

PEMBAHASAN SAP 1

1. PENGERTIAN TEORI DALAM ILMU PENGETAHUAN


Pengertian dan Sifat Teori Akuntansi
Teori merupakan hasil dari kristalisasi fenomena empiris, yang diambil dari berbagai
riset, dan sampai pada suatu kesimpulan yang bersifat universal, logis, konsisten, prediktif, dan
objektif. Teori akuntansi dapat dirumuskan sebagai suatu susunan konsep, definisi, dan dalil yang

1
menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi, serta menjelaskan hubungan antar
variabel dalam struktur akuntansi, dengan maksud untuk dapat memprediksi fenomena fenomena
sosial dan ekonomi.
Adapun fungsi teori akuntansi, antara lain:
1. Sebagai pedoman bagi lembaga penyusun standar akuntansi
2. Memberikan kerangka acuan dalam menyelesaikan masalah akuntansi yang tidak ada
standar resminya,
3. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca terhadap infor masi yang disajikan
dalam laporan keuangan,
4. Agar laporan keuangan dapat diperbandingkan, dan
5. Memberikan kerangka acuan dalam menilai prosedur dan praktek .
Menurut Vernon Kam (1986), teori adalah suatu sistem yang menyeluruh, di mana
meliputi asumsi dasar, definisi, tujuan, prinsip atau standar, dan prosedur atau metode. Sedangkan
Kenneth S. Mo (1982) mendefinisikan teori sebagai suatu pernyataan yang sistematis mengenai
prinsip yang mendasari seperangkat fenomena. Teori adalah penjelasan, tetapi tidak semua
penjelasan dapat dikategorikan sebagai teori. Teori memiliki tiga dimensi, yaitu: 1) Reductionism,
2) Instrumentalism, 3) Realism.
Tujuan utama dari teori akuntansi adalah memberikan seperangkat prinsip yang logis,
saling terkait, yang membentuk kerangka umum, dan dapat dipakai sebagai acuan untuk menilai
dan mengembangkan praktek akuntansi.
Suatu teori bisa benar pada kurun waktu tertentu dan belum tentu benar pada kurun waktu
yang lain. Hanya Tuhan yang memiliki dan mengetahui kebenaran absolut, sedangkan peneliti
hanya mampu mendekati pada kebenaran yang hakiki itu. Pencarian teori dilalui melalui proses
demi proses. Suatu teori mungkin benar untuk keadaan tertentu, tetapi tidak untuk keadaan yang
lain. Menurut Kuhn (1970) teori ilmiah dan perkembangan ilmu memiliki sifat revolusi, yang
artinya terjadi proses yang terus menerus urntuk mengubah suatu teori yang tidak sesuai lagi dan
menggantikannya dengan teori yang lain. Menurutnya, siklus ilmu akan diawali dengan tidak
adanya ide atau ilmu yang diterima umum (pre-science), kemudian mulai munculnya berbagai
pemikiran, munculnya paradigma yang dominan, timbul anomali, dan terjadilah krisis ilmu.
Setelah krisis ilmu terjadi, maka siklus akan berulang kembali. Teori akuntansi
seharusnya dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi dalam interaksi bisnis dan

2
pengguna laporan keuangan. Teori akuntansi berkaitan erat dengan penyusunan kebijakan
akuntansi. Cepat atau lambat, struktur akuntansi seharusnya mengikuti evolusi perkembangan
jaman. Perkembangan ini tentu saja akan mempengaruhi konsep, asumsi dasar akuntansi, prinsip
dasar akuntansi, dan akhirnya teknik (metode) pencatatan akuntansi.
Prinsip akuntansi yang berlaku sekarang adalah merupakan hasil dari proses evolusi yang
diperkirakan akan terus berlanjut. Perubahan dapat terjadi pada tingkat metode pencatatan. Prinsip
akuntansi akan berubah mengikuti perubahan ekonomi, kondisi sosial, teknologi, ilmu
pengetahuan, dan permintaan para pemakai laporan keuangan yang menginginkan formasi yang
lebih bermanfaat. Teori akuntansi harus lahir dari proses konstruksi teori dan sekaligus verifikasi
teori. Teori akuntansi harus dapat memberikan penjelasan mengenai praktek akuntansi, menjawab,
dan menjelaskan semua fenomena yang melatar belakangi penerapan suatu metode dalam praktek
akuntansi Misalnya, teori akuntansi harus bisa menjelaskan mengapa perusahaan yang satu
menggunakan metode garis lurus, sedangkan perusahaan lainnya menggunakan metode
penyusutan yang dipercepat.
Teori akuntansi menjelaskan mengapa perusahaan lebih cenderung mengggunakan metode
LIFO daripada FIFO dalam menilai persediaannya. Teori akuntansi harus bisa memprediksi atau
bahkan menemukan gejala akuntansi yang belum diketahui. Teori akuntansi berkaitan erat dengan
penyusunan kebijakan akuntansi. Cepat atau lambat, struktur akuntansi seharusnya mengikuti
evolusi perkembangan jaman. Perkembangan ini tentu saja akan mempengaruhi konsep, asumsi
dasar akuntansi, prinsip dasar akuntansi, dan akhirnya teknik (metode) pencatatan akuntansi. Teori
akuntansi sangat erat kaitan dengan akuntansi keuangan, bahkan teori akuntansi dijumpai dalam
konteks akuntansi keuangan. Pengertian teori akuntansi sangat bergantung pada pengertian atau
pendefinisian akuntansi sebagai suatu bidang pengetahuan. Artinya, kedudukan akuntansi dalam
tatanan (taksonomi) pengetahuan juga akan menentukan pengertian dan lingkup teori akuntansi.
Perdebatan di tingkat akademik yang belum mencapai titik temu adalah jawaban atas pertanyaan
apakah pengetahuan akuntansi dapat dikategorikan sebagai seni, sains, atau teknologi. Status yang
jelas memudahkan pengembangan pengetahuan akuntansi untuk pencapaian tujuan sosial dan
ekonomik tertentu. Kejelasan status akuntansi mempunyai implikasi terhadap arah studi dan
praktik akuntansi.
Akuntansi diartikan sebagai perangkat pengetahuan karena wilayah materi dan kegiatan
cukup luas dan dalam serta telah membentuk kesatuan pengetahuan yang terdokumentasi secara

3
sistematis dalam bentuk literatur akuntansi. Kesatuan pengetahuan tersebut dapat diajarkan dan
dipelajari untuk mendapatkan kompetensi yang menjadi basis atau peryaratan suatu profesi.
Akuntansi sebagai kegiatan penyediaan jasa (service activity) mengisyaratkan bahwa akuntansi
yang akhirnya harus diterapkan untuk merancang dan menyediakan jasa berupa informasi
keuangan harus bermanfaat untuk kepentingan sosial dan ekonomik negara tempat akuntansi
diterapkan (to be useful in making economic decisions). Konsep yang dipilih dan diaplikasi dalam
lingkungan tertentu akan menjadi suatu model akuntansi untuk mencapai tujuan sosial tertentu.
Untuk dapat memilih konsep yang relevan harus dipertimbangkan faktor lingkungan (sosial,
politik, ekonomi, dan budaya).
Seni, Sains, atau Teknologi
Akuntansi dapat dikatakan sebagai kerajinan, karena orang yang akan memperoleh
pengetahuan dan keterampilan akuntansi harus terjun langsung dalam dunia pratik. Mereka yang
menguasai seperangkat pengetahuan tersebut bahkan dapat menyebut dirinya profesional. Dengan
argumen tersebut, dan jika dilihat dari perkembangan akuntansi pada saat ini, tidaklah tepat jika
akuntansi dimasukkan sebagai bidang kerajinan apalagi kalau art dikaitkan dengan masalah
estetika. Sebutan akuntansi sebagai seni, sebenarnya dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa
dalam praktiknya akuntansi melibatkan banyak pertimbangan nilai yang menuntut keahlian dan
pengalaman untuk memilih perlakuan yang terbaik. Jadi, kalau akuntansi dikatakan sebagai seni
maka yang dimaksud adalah cara menerapkannya bukan sifatnya sebagai seperangkat
pengetahuan. Sebagai seperangkat pengetahuan, akuntansi lebih dari sekedar seni. Sifat-sifat sains
dapat diidentifikasi untuk dijadikan kriteria apakah seperangkat pengetahuan dapat dimasukkan
sebagai sains. Bila akuntansi dipandang sebagai sains, akuntansi akan banyak membahas gejala
akuntansi seperti mengapa perusahaan memilih metode akuntansi tertentu, faktor faktor apa saja
yang mendorong menejemen memanipulasi laba, dan apakah partisipsi dalam penyusunan
anggaran mempengaruhi kinerja menejer devisi. Tujuan akuntansi adalah menghasilkan prinsip
prinsip umum (general principples) untuk menjustifikasi kebijakan dalam rangka mencapai tujuan
pelaporan keuangan dan bukan untuk mendapatkan kebenaran teori.
Teori Akuntansi Sebagai Sains
Teori sering diartikan sebagai sesuatu yang tidak operasional atau sesuatu bersifat abstrak
atau sesuatu yang ideal sebagai lawan dari sesuatu yang nyata dan dikerjakan dalam dunia nyata.
Makna teori diasosiasi dengan apa yang diharapkan atau apa yang seharusnya dilakukan dalam

4
kehidupan senyatanya dan tidak bersifat praktis. Teori di sini diartikan tidak lebih peraturan,
ketentuan, tata-tertib, tata-cara, atau pedoman tentang bagaimana mengerjakan sesuatu yang ideal
(bersifat normatif). Dengan pengertian ini, teori akuntansi sering diartikan sebagai sekumpulan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku dan harus dianut dalam lingkungan tertentu. Karena itu,
mempelajari teori akuntansi sering disalahartikan sebagai mempelajari standar akuntansi
(misalnya buku Standar Akuntansi Keuangan) dan cara penerapannya. Teori akuntansi
mempunyai pengertian lebih dari sekedar standar akuntansi.
Teori Akuntansi Sebagai Penalaran Logis
Teori ini berusaha untuk memberikan pembenaran yang melandasi praktik yang berupa
tindakan, kebijakan, atau peraturan dalam kehidupan nyata. Hasil dari penalaran logis dapat
dituangkan dalam bentuk dokumen yang berisi prinsip prinsip umum semacam konstitusi yang
menjadi landasan umum untuk menentukan tindakan atau praktik yang terbaik dalam mencapai
suatu tujuan. Proses penalaran logis untuk akuntansi diwujudkan dalam bentuk perekayasaan
laporan keuangan yang menghasilkan suatu rerangka konseptual yang memiliki fungsi untuk
mengevalusi atau membenarkan dan untuk mengembangkan praktik akuntansi.
2. PERSPEKTIF TEORI AKUNTANSI
Dari perlakuan yang ada baik secara sains ataupun teknologi, teori akuntansi akan berisi
penyataan-pernyataan yang berupa baik penjelasan ataupun pembenaran (justifikasi) tentang suatu
fenemena atau perlakuan akuntansi. Selain prospektif (aspek) taksonomi, terdapat juga aspek
sasaran (goal) teori akuntansi. Aspek sasaran ini mendasari pembedaan teori akuntansi nmenjadi
akuntansi positid dan normatif. Klarifikasi ini sebenarnya merupakan konsekuensi logis dari
pendefinisian akuntansi sebagai sains dan teknologi. Padangan sains akan menghasilkan teori
akuntansi positif dan pandangan tekonoloi akan menghasilkan teori akuntansi normatif.
Penjelasan positif berisi pernyataan tentang suatu (kejadian, tindakan, atau perbuatan)
seperti apa adanya sesuai dengan fakta atau sesuai dengan apa yang terjadi atas dasar pengamatan
empiris. Penjelasan positif ini diarahkan untuk memberi jawaban apakah suatu pernyataan itu
benar atau salah atas dasar kriteria ilmiah. Penjelasan normatif berisi pernyataan dan penalaran
untuk menilai apakah sesuatu itu baik atau buruk atau relevan atau takrelevan dalam kaitannya
dengan kebijakan ekonomik atau sosial tertentu. Penjelasan normatif diarahkan utnuk mendukung
dan menghasilkan kebijakan politik sehingga bersifat pembuatan kebijakan. Jadi, teori positif
berkepentingan dengan masalah fakta sedangkan teori normatif berkepentingan dengan masalah

5
nilai. Sasaran teori akuntansi positif aladah menghasilkan penjelasan tentang apa yang nyatanya
terjadi secara objektif tanpa dilandasi oleh pertimbangan nilai. Dilain pihak, sasaran teori
akuntansi normatif adalah menghasilkan penjelasan atau penalaran mengapa perlakuan akuntansi
tertentu lebih baik atau lebih efektif daripada perlakuan akuntansi alternatif karena tujuan
akuntansi harus dicapai. Hasil akhir teori akuntansi normatif adalah suatu pernyataan atau proposal
yang menganjurkan tindakan tertentu. Teori akuntansi positif sering diklasifikasi sebagai teori
formal dan teori normatif sebagai teori nonformal. Jadi, disimpulkan teori akuntansi positif dan
teori akuntansi normatif timbul akibat perbedaan sasaran teori dan bidang masala yang menjadi
perhatian masing-masing teori.
KESIMPULAN SAP 1
Teori akuntansi berkaitan erat dengan penyusunan kebijakan akuntansi. Tujuan utama dari
teori akuntansi adalah memberikan seperangkat prinsip yang logis, saling terkait, yang membentuk
kerangka umum, dan dapat dipakai sebagai acuan untuk menilai dan mengembangkan praktek
akuntansi. Pengertian teori akuntansi sangat bergantung pada pengertian atau pendefinisian
akuntansi sebagai suatu bidang pengetahuan. Artinya, kedudukan akuntansi dalam tatanan
(taksonomi) pengetahuan juga akan menentukan pengertian dan lingkup teori akuntansi. Sebutan
akuntansi sebagai seni, sebenarnya dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa dalam praktiknya
akuntansi melibatkan banyak pertimbangan nilai yang menuntut keahlian dan pengalaman untuk
memilih perlakuan yang terbaik. Bila akuntansi dipandang sebagai sains, akuntansi akan banyak
membahas gejala akuntansi seperti mengapa perusahaan memilih metode akuntansi tertentu, faktor
faktor apa saja yang mendorong menejemen memanipulasi laba, dan apakah partisipsi dalam
penyusunan anggaran mempengaruhi kinerja menejer devisi. Proses penalaran logis untuk
akuntansi diwujudkan dalam bentuk perekayasaan laporan keuangan yang menghasilkan suatu
rerangka konseptual yang memiliki fungsi untuk mengevalusi atau membenarkan dan untuk
mengembangkan praktik akuntansi.
Dari perlakuan yang ada baik secara sains ataupun teknologi, teori akuntansi akan berisi
penyataan-pernyataan yang berupa baik penjelasan ataupun pembenaran (justifikasi) tentang suatu
fenemena atau perlakuan akuntansi. Selain prospektif (aspek) taksonomi, terdapat juga aspek
sasaran (goal) teori akuntansi. Aspek sasaran ini mendasari pembedaan teori akuntansi nmenjadi
akuntansi positid dan normatif. Padangan sains akan menghasilkan teori akuntansi positif dan
pandangan tekonoloi akan menghasilkan teori akuntansi normatif.

6
PETA KONSEP SAP 2

Mengantikan APB (accounting Principle Boards


IAI IASB
Menerbitkan Statement of Financial Accountin
Concepts

Menerbitkan buku Prinsip Akuntansi


Indonesia (PAI) 1973 FASB IASB dibentuk sebagai pengganti
Tiga Standar Merevisi PAI 1973 pada tahun 1984 IASC
akuntasni
LEMBAGA PENYUSUN
Revisi total PAI 1984, mengeluarkan SAK
STANDAR AKUNTANSI Standar IASB disebut IFRS

DUE PROCESS PENETAPAN STANDAR


STANDAR AKUNTANSI
AKUNTANSI

Tahapan Due Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi Standar Pengambilan Keputusan Draf untuk Dipublikasikan
Process Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam KSAP Peluncuran Draf SAP (Exposure Draft)

Riset Terbatas oleh Kelompok Kerja Dengar Pendapat Publik Terbatas dan Dengar Pendapat Publik

Penulisan Draf SAP oleh Kelompok Kerja Pembahasan Tanggapan dan Masukan terhadap Draf SAP

Pembahasan Draf oleh Komite Kerja Finalisasi Standar

PEMBAHASAN SAP 2

1. LEMBAGA-LEMBAGA PENYUSUN STANDAR AKUNTANSI


a. IAI dan Sejarahnya
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah organisasi profesi akuntan yang juga merupakan
badan yang menyusun standar akuntansi keuangan di Indonesia. Pengembangan standar akuntansi
keuangan sejak berdirinya IAI pada tahun 1957 hingga kini pengembangan standar akuntansi ini
dilakukan secara terus-menerus, pada tahun 1973 terbentuk Panitia Penghimpun Bahan-bahan dan
Struktur GAAP dan GAAS. Sejak IAI berdiri telah dihasilkan tiga standar akuntansi keuangan
sebagai berikut:
1. Pada tahun 1973 untuk pertama kali IAI menerbitkan suatu buku Prinsip Akuntansi Indonesia
(PAI). Penerbitan ini dipicu oleh diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada tahun 1973.
2. Pada tahun 1984 buku PrinsipAkuntansi Indonesia 1984 yang menggantikan PAI 1973
diterbitkan. Komite PAI melakukan revisi secara mendasar terhadap PAI 1973.
3. Pada tahun 1994, IAI kembali melakukan revisi total PAI 1984 dan sejak itu mengeluarkan
serial standar keuangan yang diberi nama Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang

7
diterbitkan sejak 1 Oktober 1994. Pengernbangan standar akuntansi ketiga ini ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi akuntansi dalam rangka mengikuti dan
mengantisipasi perkembangan internasional. Banyak standar yang dikeluarkan itu sesuai atau
sama dengan standar akuntansi internasional yang dikeluarkan oleh IASC.
b. FASB dan Sejarahnya
FASB adalah organisasi pada sektor swasta yang bertanggung jawab dalam pembentukkan
standar akuntansi di Amerika pada saat ini. Menyadari kebutuhan untuk reformasi APB, pemimin
dalam profesi akuntansi menunjuk Kelompok Studi Pembentukkan Prinsip Akuntansi untuk
membubarkan APB dan struktur standar pengaturan baru diciptakan. FASB menggantikan APB
didirikan pada tahun 1973, yang anggotanya berasal dari berbagai latar belakang (audit, akuntansi
korporasi, jasa keuangan, dan akademisi). Fungsi utamanya adalah mempelajari masalah akuntansi
terkini dan menetapkan standar akuntansi. FSAB menerbitkan Statement of Financial Accounting
Concepts yang memberikan kerangka kerja konseptua; yang memungkinkan untuk
dikembangkannya standar akuntansi khusus.
Standar akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh FASB dipandang sebagai prinsip -
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dalam menetapkan standar akuntansi keuangan, FASB
harus tanggap terhadap kebutuhan dari seluruh komunitas dan menetapkan secara transparan di
depan publik yang dilakukan dengan memberikan kesempatan yang seluas - luasnya secara adil
kepada semua komunitas terkait untuk mengungkapkan pendapat sebelum standar yang baru
diterbitkan dan diberlakukan. Standar tersebut penting untuk fungsi efisien dari ekonomi karena
keputusan tentang alokasi sumber daya sangat bergantung pada kredibel, ringkas, dan informasi
keuangan yang dimengerti.
c. IASB dan Sejarahnya
Di kawasan Eropa, badan pembuat standar akuntansi adalah IASB (International
Accounting Standard Board). Standar yang dibuat sebelum tahun 1990 belum diminati oleh
didunia karena perkembangan ekonomi Amerika masih dijadikan sebagai patokan perkembangan
bisnis dunia. IASB adalah produknya yang kemudian berubah menjadi IFRS (International
Financial Reporting Standard).
Standar Akuntansi Internasional IASB telah didahului oleh Dewan Komite Standar
Akuntansi Internasional (IASC) yang beroperasi dari tahun 1973 sampai tahun 2001. IASC
didirikan pada bulan Juni 1973 sebagai hasil dari perjanjian badan akuntansi di Australia, Kanada,

8
Perancis, Jerman, Jepang, Meksiko, Belanda, Inggris, Irlandia, dan Amerika Serikat. Pada tahun
2001, IASB dibentuk sebagai pengganti dari IASC untuk melakukan konvergensi ke Standar
Akuntansi Publik dengan kualitas Single Set dan High Quality, Transparant dan komparabel
laporan keuangan, dan berguna bagi pemain pasar modal. IASB menggantikan IASC dengan
mengambil tanggung jawab per tanggal 1 April 2001. Standar IASB disebut Standar Pelaporan
Keuangan Internasional (IFRS).
2. DUE PROCESS PENETAPAN STANDAR AKUNTANSI
Pada Standar Akuntansi Pemerintahan, proses penyiapan SAP Berbasis Akrual dilakukan
melalui prosedur yang meliputi tahap-tahap kegiatan (due process) yang dilakukan dalam
penyusunan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) oleh KSAP. Due process
meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi Standar. Tahap ini merupakan proses
pengidentifikasian topik-topik akuntansi dan pelaporan keuangan yang memerlukan
pengaturan dalam bentuk pernyataan standar akuntansi pemerintahan.
2. Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam KSAP. KSAP dapat membentuk pokja yang
bertugas membahas topik-topik yang telah disetujui. Keanggotaan Pokja ini berasal dari
berbagai instansi yang kompeten di bidangnya.
3. Riset Terbatas oleh Kelompok Kerja. Untuk pembahasan suatu topik, Pokja melakukan riset
terbatas terhadap literatur-literatur, standar akuntansi yang berlaku di berbagai negara,
praktik-praktik akuntansi yang sehat (best practices), peraturan-peraturan dan sumber-sumber
lainnya yang berkaitan dengan topik yang akan dibahas.
4. Penulisan Draf SAP oleh Kelompok Kerja. Berdasarkan hasil riset terbatas dan acuan lainnya,
Pokja menyusun draf SAP. Draf yang telah selesai disusun selanjutnya dibahas oleh Pokja.
5. Pembahasan Draf oleh Komite Kerja. Pembahasan diutamakan pada substansi dan implikasi
penerapan standar. Dengan pendekatan ini diharapkan draf tersebut menjadi standar akuntansi
yang berkualitas.
6. Pengambilan Keputusan Draf untuk Dipublikasikan. Komite Kerja berkonsultasi dengan
Komite Konsultatif untuk pengambilan keputusan peluncuran draf publikasian SAP.
7. Peluncuran Draf SAP (Exposure Draft). KSAP melakukan peluncuran draf SAP dengan
mengirimkan draf SAP kepada stakeholders, antara lain masyarakat, legislatif, lembaga
pemeriksa, dan instansi terkait lainnya untuk memperoleh tanggapan.

9
8. Dengar Pendapat Publik Terbatas dan Dengar Pendapat Publik. Dengar pendapat publik
terbatas dilakukan dengan mengundang pihak-pihak dari kalangan akademisi, praktisi,
pemerhati akuntansi pemerintahan, dan masyarakat yang berkepentingan terhadap. Dengar
pendapat publik merupakan proses dengar pendapat dengan masyarakat yang berkepentingan
terhadap SAP. Tahapan ini dimaksudkan untuk meminta tanggapan masyarakat terhadap draf
SAP.
9. Pembahasan Tanggapan dan Masukan terhadap Draf SAP. KSAP melakukan pembahasan
atas tanggapan/masukan yang diperoleh dari dengar pendapat terbatas, dengar pendapat publik
dan masukan lainnya dari berbagai pihak untuk menyempurnakan draf SAP.
10. Finalisasi Standar. Dalam rangka finalisasi draf SAP, KSAP memperhatikan pertimbangan
dari BPK. Disamping itu, tahap ini merupakan tahap akhir penyempurnaan substansi,
konsistensi, koherensi maupun bahasa. Finalisasi setiap PSAP ditandai dengan
penandatanganan draf PSAP oleh seluruh anggota KSAP.

KESIMPULAN SAP 2
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah organisasi profesi akuntan yang juga merupakan badan
yang menyusun standar akuntansi keuangan di Indonesia. Pada tahun 1994, IAI kembali
melakukan revisi total PAI 1984 dan sejak itu mengeluarkan serial standar keuangan yang diberi
nama Standar Akuntansi Keuangan (SAK). FASB adalah organisasi pada sektor swasta yang
bertanggung jawab dalam pembentukkan standar akuntansi di Amerika pada saat ini. Standar
akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh FASB dipandang sebagai prinsip - prinsip akuntansi
yang berlaku umum. Di kawasan Eropa, badan pembuat standar akuntansi adalah IASB
(International Accounting Standard Board). Standar IASB disebut Standar Pelaporan Keuangan
Internasional (IFRS).
Pada Standar Akuntansi Pemerintahan, proses penyiapan SAP Berbasis Akrual dilakukan
melalui prosedur yang meliputi tahap-tahap kegiatan (due process) yang dilakukan dalam
penyusunan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) oleh KSAP.

10

Anda mungkin juga menyukai