PENDAHULUAN
A. IDENTITAS BUKU
Identitas buku utama
1. Judul buku : Strategi Pembelajaran
2. Penulis : Prof.H.D. Sudjana S.,S.Pd.,M.Ed.,Phd
3. Penerbit : Falah
4. Tahun terbit : 2010
5. Kota terbit : Bandung
6. Cetakan : ke 3 (tiga)
7. Ketebalan buku : 200 halaman
BAB II
RINGKASAN BUKU
Bab 1 Sejarah Perkembangan Kegiatan Pembelajaran
A. Teori-teori Pembelajaran
1. Teori Koneksionisme
Teori ini dipelopori oleh Thorndike dan kemudian dikembangkan oleh pakar-pakar
lainnya. Teori koneksionisme menjelaskan bahwa kegiatan pembelajaran, baik pada
kehidupan hewan maupun dalam kehidupan manusia, berlangsung menurut prinsip yang
sama yaitu melalui proses pembentukan asosiasi antara kesan panca indra dengan
perbuatan. Proses belajar langsung sesuai dengan hukum kesiapan, hukum pelatihan, dan
hukum efek. Hukum kesiapan (law of readiness) menjelaskan bahwa kegiatan pembelajarn
dapat berlangsung secara efektif dan efisien apabila peserta didik telah memiliki kesiapan
belajar. Hukum pelatihan (law of exercises) menyatakan bahwa koneksi (keterhubungan)
antara kondisi dan tindakan dalam belajar akan menjadi kuat karena adanya pelatihan
penggunaan sesuatu yang dipelajari (law of use). Hukum efek (law of effects) menyatakan
bahwa kegiatan pembelajaran yang memberikan hasil yang menyenangkan kepada peserta
didik, seperti pujian dan hadiah, cenderung kegiatan itu akan diulangi dan dikembangkan
oleh peserta didik.
2. Teori Conditioning
Teori ini dipelopori oleh ivan pavlov (1927), kemudian dikembangkan oleh watson
(1970). Percobaan yang dilakukan pavlov terhadap anjingnya menggambarkan bahwa
belajar dilakukan dengan mengasosiasikan suatu ganjaran (reward) dengan rangsangan
(stimulus) yang mendahului ganjaran. Watson mengembangkan teori ini melalui
percobaan tentang gejala takut pada anak, dengan menggunakan tikus putih. Menurut teori
ini, belajar adalah suatu proses yang disebebkan oleh adanya syarat tertentu yaitu berupa
rangsangan.
3. Teori Gestalt
Istilah gestalt berarti bentuk (shape). Menurut wertheirmer (1945), peserta didik
tidak menangkap bagian-bagian suatu gejala, melainkan menerimanya secara keseluruhan.
Penelitian max wertheirmer merekomendasikan hukumpragmanz, hukum kesamaan,
hukum keterdekatan, hukum kontinuasi, dan hukum ketertutupan.
4. Teori Medan
Teori medan dikembangkan oleh kurt lewin. Formula teori ini adalah B=f (P,E),
artinya, perilaku (B=behavior) sebagai perolehan belajar adalah f (fungsi) individu P
(person) dan E (enviroment) yaitu lingkungan. Jadi, hasil belajar dipengaruhi oleh faktor
lingkungan.
B. Beberapa Prinsip Pembelajaran
1. Konsep J. Piaget
J. Piaget mengidentifikasi empat tahap perkembangan kognitif pada individu, yaitu
melalui tahap (a) sensori-motorik, (b) pra-operasi, (c) operasional kongkrit, dan (d)
operasi formal atau proposional.
2. Konsep Aliran Tingkah Laku
Aliran tingkah laku memandang belajar sebagai suatu pola hubungan stimulus dan
respons (S-R). Menurut thorndike, sebagaimana telah dibahas dimuka,dapat dikemukakan
bahwa belajar merupakan kegiatan “mencoba dan salah” (“trial and error” learning).
Thorndike mengemukakan tiga hukum, yaitu (a) hukum kesiapan (law of readiness), yaitu
keadaan yang berkaitan dengan kesenangan atau ketidaksenangan untuk dan dalam
belajar, (b) hukum pelatihan (law of exercises), yaitu keadaan yang berkenaan dengan
proses penguatan hubungan antara stimulus dan respons yang berkaitan yang diperoleh
peserta didik melalui praktek, dan (c) hukum pengaruh (law of effect), berkaitan dengan
penguatan atau pemutusan setiap hubungan antara stimulus dan respons melalui tindakan.
3. Konsep Aliran Humanis
Aliran humanis menekankan pada pentingnya sasaran (objek) kognitif dan afektif
pada diri seseorang serta kondisi lingkungannya. Pandangan Landsman memberi arah
bahwa pengalaman yang positif dapat mempercepat serta mempermudahkan terjadinya
proses sosialisasi gagasan dan perilaku. Sebaliknya, pengalaman-pangalaman yang tidak
menyenangkan akan mempersulit tumbuhnya partisipasi dan komitmen peserta didik.
4. Teori Andragogi
Andragogi adalah suatu model pendekatan pembelajaran peserta didik yang terdiri
atas orang dewasa. Andragogi disebut juga sebagai teknologi pelibatan orang dewasa
dalam kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran dapat terjadi dengan baik apabila
metode dan teknik pembelajaran melibatkan peserta didik. Untuk itu pendidik hendaknya
mampu membantu peserta didik untuk : (a) mengidentifikasi kebutuhan belajarnya, (b)
merumuskan tujuan belajar, (c) ikut serta memikul tanggung jawab dalam perencanaan
dan penyusunan pengalaman belajar, dan (d) berpartisipasi dalam mengevaluasi proses
dan hasil kegiatan pembelajaran. Asumsi-asumsi yang dijadikan landasan dalam teori
andragogi adalah sebagai berikut:
a. Orang dewasa mempunyai konsep diri
b. Orang dewasa mempunyai akumulasi pengalaman
c. Orang dewasa mempunyai kesiapan untuk belajar
d. Orang dewasa berharap dapat segera menerapkan perolehan belajarnya
e. Orang dewasa memiliki kemampuan untuk belajar
5. Aliran Reformasi Sosial
Illich dan freire (1973) merupakan pelopor aliran ini. illich mengharapkan suatu
revolusi kebudayaan karena ia yakin bahwa perbaikan sistem sekolah tidak akan
menghasilkan generasi masyarakat sebagaimana diharapkan. Freire maemandang bahwa
ketidak selarasan kehidupan sosial terjadi dan bersumber dari kebodohan, ketidakpedulian,
dan penindasan antar golongan dalam masyarakat.
6. Pendekatan Perubahan Sikap dari Bandura
Albert bandura (1969) mengemukakan strategi perubahan sikap dengan
menggunakan tiga macam pendekatan, yaitu : (a) pendekatan yang berorientasi pada
keyakinan (belief-oriented approach); (b) pendekatan yang berorientasi perasaan
(affection-oriented approach); dan (c) pendekatan yang berorientasi pada perilaku
(behaviour-oriented approach). Secara ringkas, penjelasan katiga pendekatan itu
dikemukakan berikut ini:
a. Pendekatan yang berorientasi pada keyakinan
b. Pendekatan yang berorientasi pada perasaan
c. Pendekatan yang berorientasi pada perilaku
7. Pendekatan Pembelajaran dari Srinivasan
Srinivasan memusatkan perhatian pada masalah kegiatan pembelajaran, karena
kegiatan ini dipandang sebagai salah satu penyebab utama terjadinya kondisi peserta didik
sebagaimana dikemukakan diatas. Ia mengajukan tiga alternatif pembelajran untuk
mengatasi kondisi tersebut, yaitu : (a) pendekatan yang berpusat pada masalah; (b)
pendekata proyektif; dan (c) pendekatan aktualisasi diri.
8. Proses Pemberdayaan dari Suzanne Kindevatter
Suzanne kindevatter dalam buku nonformal education as an empowering process
(1979) mengemukakan konsep pemberdayaan atau empowering process. Dapat di
kemukakan bahwa proses pemberian kekuatan atau pemberdayaan adalah setiap upaya
pendidikan yang bertujuan membangkitkan kesadaran, pengertian, dan kepekaan peserta
didik terhadap perkembangan sosial, ekonomi dan/atau politik, sehingga pada giliran
peserta didik memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan meningkatkan status sosial,
ekonomi, dan politiknya dalam masyarakat.
9. Pendekatan Pembelajaran Prima dari Gross
a. Karakteristik manusia yang belajar prima
b. Alasan pentingnya pembelajaran prima
C. Klasifikasi teori belajar
1. Teori-teori Belajar Mekanistik
2. Teori-teori Belajar Organik
D. Teori Belajar dan Belajar Sepanjang Hayat
Otak merupakan organ yang aktif dan konstruktif, serta menyimpan fungsi dan
kekuatan untuk belajar, walaupun sifatnya unik seperti keunikan manusia itu sendiri. Sistem
kerja otak melahirkan intelegensi yang tidak statis melainkan terbuka, dinamis, dan
berkembang secara berkesinambungan sepanjang hayat sehingga memungkinkan setiap orang
, sesuai dengan perkembanganya, memiliki kemampuan untuk belajar sepanjang hayatnya.