Anda di halaman 1dari 14

JCH (Jurnal Cendekia Hukum)

Volume 5 Nomor 2, Maret 2020


e-ISSN: 2580-1678 dan ISSN: 2355-4657
Open Access: http://e-jurnal.stih-pm.ac.id/index.php/cendekeahukum/index

PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN ATAS KESAMAAN BUNYI


MEREK TERHADAP BARANG YANG TIDAK SEJENIS*

Evelyn Larissa Florentia Wijaya


Fakultas Hukum, Universitas Surabaya,
Gajah Mada No. 38 Ponorogo, Jawa Timur
e-mail : evelynwijaya72@gmail.com

Abstract
The practical purpose of writing this journal is to find out whether consumers get legal
protection if there is a mistake in choosing products that have similarities to the mention but
different classifications of the type of goods. The research method used is normative juridical.
Related to the case of MICROCIDE (pharmaceutical preparations) and MIKROZID (disinfectants)
this is different from the general brand violations. This expression of pronunciation and
pronunciation allows consumers to be wrong in choosing products that are needed and can cause
harm when consumed. There is still a legal vacuum that is the absence of implementing regulations
governing the same brand in principle for non-similar goods so that consumer rights cannot be
fulfilled.
Keyword : Consumer Legal Protection; Rechtvacuum.
Abstrak
Tujuan praktis dari penulisan jurnal ini adalah untuk mengetahui apakah konsumen
mendapatkan perlindungan hukum apabila terjadi salah dalam memilih produk yang memiliki
kemiripan penyebutan namun berbeda klasifikasi jenis barangnya. Metode penelitian yang
digunakan adalah yuridis normatif. Terkait kasus MICROCIDE (zat sediaan farmasi) dan
MIKROZID (desinfektan) ini berbeda dengan pelanggaran merek pada umumnya. Persamaan
penyebutan dan pengucapan ini dimungkinkan konsumen menjadi salah dalam memilih produk yang
dibutuhkan dan dapat menimbulkan bahaya saat terkonsumsi. Masih adanya kekosongan hukum
yakni belum adanya peraturan pelaksana yang mengatur merek yang sama pada pokoknya untuk
barang yang tidak sejenis sehingga hak konsumen menjadi tidak dapat terpenuhi.
Kata Kunci: Perlindungan Hukum Konsumen; Kekosongan Hukum.

PENDAHULUAN perjanjian antara produsen dan konsumen,


Perlindungan konsumen merupakan maupun akibat dari adanya perbuatan
bagian yang tidak terpisahkan dari melanggar hukum yang dilakukan oleh
kegiatan bisnis yang sehat. Dalam produsen.
kegiatan bisnis yang sehat terdapat Hukum perlindungan konsumen
keseimbangan perlindungan hukum antara dewasa ini mendapat cukup perhatian
konsumen dan produsen. Tidak adanya karena menyangkut aturan-aturan guna
perlindungan yang seimbang menjamin peningkatan kesejahteraan
menyebabkan konsumen pada posisi yang masyarakat serta kepastian atas hak-hak
lemah. Kerugian-kerugian yang dialami masyarakat, dalam hal ini bukan saja
oleh konsumen dapat timbul sebagai masyarakat selaku konsumen saja yang
akibat dari adanya hubungan hukum mendapat perlindungan, tetapi masyarakat
*
Naskah diterima: 4 Agustus 2019, direvisi: 18 Januari 2020, disetujui untuk terbit: 24 Maret 2019
Doi: 10.3376/jch.v5i2.187

185
Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 5, No 2, Maret 2020

selaku produsen. Pemerintah berperan (1) Permohonan ditolak jika Merek


mengatur, mengawasi dan mengontrol, tersebut mempunyai persamaan
pada pokoknya atau
sehingga tercipta sistem yang kondusif
keseluruhannya dengan:
berkaitan satu dengan yang lain. a. Merek terdaftar milik pihak
lain atau dimohonkan lebih
Terkait dengan masalah ini, ada dua
dahulu oleh pihak lain untuk
produk yang diduga bersaing satu sama barang dan/atau jasa sejenis;
lain. Tujuan dari adanya kebijakan b. Merek terkenal milik pihak
persaingan usaha adalah untuk lain untuk barang dan/atau
jasa sejenis;
memastikan bahwa kompetisi atau
c. Merek terkenal milik pihak
persaingan pasar tidak terbatasi dalam lain untuk barang dan/atau
cara-cara yang membahayakan konsumen. jasa tidak sejenis yang
(Permatasari, 2008). Keduanya produk ini memenuhi persyaratan
tertentu; atau
mempunyai nama yang hampir sama dan
d. Indikasi Geografis terdaftar.
mirip dalam penyebutannya yaitu
Belum adanya Peraturan Pelaksana
MICROCIDE dan MICROZID. Padahal
tersebut dapat mengakibatkan Pengguna
kedua merek tersebut sangat berbeda,
Merek yang sama pada pokoknya untuk
penekanan perbedaan dari kedua merek
barang yang tidak sejenis dapat
tersebut adalah terkait dengan huruf “S”
merugikan Pemilik Merek dan
dan “Z”. MICROCIDE adalah zat kimia
Masyarakat sebagai Konsumen, Pemilik
untuk sediaan farmasi dan MIKROZID
Merek akan dirugikan karena
adalah desinfektan (bahan kimia yang
pemboncengan merek yang sudah
menjadi racun bila terminum oleh
terkenal dan masyarakat konsumen akan
manusia).
terkecoh atas keberadaan merek yang
Perlu diketahui bahwa, Permohonan sama pada pokoknya tersebut tetapi untuk
Kasasi MICROCIDE ditolak oleh barang yang tidak sejenis.
Mahkamah Agung berdasarkan Putusan
Pengertian perlindungan konsumen
Mahkamah Agung Nomor 653K/Pdt.Sus-
adalah : tempat berlindung, hal (perbuatan
HKI/2014 tanggal 27 Maret 2015.
dan sebagainya), memperlindungi
Sebagai dasar pertimbangannya bahwa
(Purwadarninta, n.d.). Terkait hal tersebut
Merek MICROCIDE tidak memiliki
(Endang Sri Wahyuni, n.d.) mengatakan :
persamaan pada pokoknya atau
“Perlindungan konsumen merupakan
keseluruhan dengan merek MIKROZID.
suatu perbuatan untuk memberikan suatu
Putusan MA tersebut berdasar pada belum
perlindungan konsumen yaitu setiap orang
adanya Peraturan Pelaksana atas
pemakai barang dan/atau jasa yang
pelanggaran merek yang sama pada
tersedia dalam masyarakat, baik bagi
pokoknya untuk barang yang tidak sejenis
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang
sebagaimana tertuang dalam Pasal 21 UU
lain maupun makhluk hidup lain dan tidak
Merek yang menentukan sebagai berikut :
untuk diperdagangkan. Sedangkan

2 - P-ISSN: 2355-4657. E-ISSN: 2580-1678


Evelyn Larissa Florentia Wijaya: Perlindungan Hukum Konsumen Atas Kesamaan...

Pengertian Perlindungan Konsumen disadari bahwa konsumen mempunyai


menurut (Ahmadi Miru, n.d.) hak yang dilindungi oleh Undang-Undang
mengatakan: “Perlindungan hukum bagi Perlindungan konsumen.
konsumen merupakan hal penting dalam Hak konsumen yang diabaikan oleh
menjaga keseimbangan hubungan antara pelaku usaha perlu dicermati secara
produsen dan konsumen, sehingga perlu seksama. Pada era globalisasi dan
adanya prinsip-prinsip perlindungan perdagangan bebas saat ini, banyak
hukum bagi konsumen yang dapat bermunculan berbagai macam produk
menjadi acuan dalam memberikan barang/pelayanan jasa yang dipasarkan
perlindungan kepada konsumen”. kepada konsumen di tanah air, baik
Terkait dengan perlindungan melalui promosi, iklan maupun
terhadap konsumen di dalam UUPK penawaran barang secara langsung. Jika
khususnya pada Pasal 4 huruf (b) dan (c) tidak berhati-hati dalam memilih produk
menentukan bahwa: barang/jasa yang diinginkan, konsumen
hanya akan menjadi objek eksploitasi dari
b. Hak untuk memilih barang
dan/atau jasa serta mendapatkan pelaku usaha yang tidak bertanggung
barang dan/atau jasa tersebut jawab. Tanpa disadari, konsumen
sesuai dengan nilai tukar dan menerima begitu saja barang/jasa yang di
kondisi serta jaminan yang
konsumsinya.
dijanjikan ;
c. Hak atas informasi yang benar, Faktanya, tidak dapat di pungkiri
jelas dan jujur mengenai kondisi
kebenarannya bahwa belum adanya
dan jaminan barang dan/atau jasa.
Peraturan Pelaksana tersebut dapat
Permasalahan yang dihadapi
mengakibatkan Penggunaan Merek yang
konsumen tidak sekedar bagaimana
sama pada pokoknya untuk barang yang
memilih barang tetapi jauh lebih
tidak sejenis dapat merugikan Pemilik
kompleks dari itu yang menyangkut pada
Merek dan Masyarakat sebagai
kesadaran semua pihak, baik konsumen
Konsumen. Pemilik Merek juga dirugikan
itu sendiri, pengusaha maupun pemerintah
karena pemboncengan merek yang sudah
tentang pentingnya perlindungan
terkenal dan masyarakat konsumen akan
konsumen. Pengusaha harus menghargai
terkecoh atas keberadaan merek yang
hak-hak konsumen, mengikuti standar
sama pada pokoknya tersebut untuk
yang berlaku, dengan harga yang sesuai.
barang yang tidak sejenis.
Tujuan penyelenggaraan, pengembangan
dan pengaturan perlindungan konsumen Pelaku usaha MIKROZID telah
adalah untuk meningkatkan martabat dan menggunakan merek yang sama pada
kesadaran konsumen dan secara tidak pokoknya dengan Pelaku usaha
langsung mendorong pelaku usaha dalam MICROCIDE dan bertanggung jawab atas
menyelenggarakan kegiatan usahanya kerugian yang dialami oleh konsumen
dengan penuh rasa tanggung jawab. Perlu yang telah dirugikan atas beredarnya
produk merek MICROCIDE karena

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - 3


Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 5, No 2, Maret 2020

mengalami kekeliruan dalam selanjutnya disingkat UUPK yang


menggunakan produk tersebut. menyatakan bahwa :
Atas kesamaan merek antara Perlindungan konsumen
MICROCIDE dan MIKROZID untuk diselenggarakan sebagai usaha
bersama yang mencakup asas yang
barang yang tidak sejenis dapat juga
relevan dalam pembangunan
menimbulkan kerugian pada konsumen, nasional, yaitu :
disebabkan karena adanya kesalahan 1. Asas manfaat dimaksudkan untuk
memahami kesamaan pada pokoknya dari mengamankan bahwa segala
upaya dalam penyelenggaraan
merek tersebut. Konsumen yang
perlindungan konsumen harus
dirugikan akibat salah dalam menentukan memberikan manfaat yang
pilihan karena kesalahan persepsi sebesar-besarnya bagi kepentingan
terhadap produk dengan merek yang konsumen dan pelaku usaha secara
keseluruhan
mempunyai persamaan pada pokoknya
2. Asas keamanan dan keselamatan
antara merek MICROCIDE dan konsumen dimaksudkan untuk
MIKROZID dapat mengakibatkan memberikan jaminan atas
timbulnya bahaya pada saat dikonsumsi. keamanan dan keselamatan kepada
konsumen dalam penggunaan,
Mengenai Pengertian persamaan pada pemakaian, dan pemanfaatan
pokoknya sebagaimana ditentukan dalam barang dan/atau jasa yang
dikonsumsi atau digunakan
Penjelasan Pasal 21 ayat (1) UU Merek
menentukan sebagai berikut : Yang Persamaan merek pada suatu produk
dimaksud dengan “persamaan pada itu, akan dapat berdampak pada
pokoknya” adalah kemiripan yang konsumen ini terlindungi atau tidak.
disebabkan oleh adanya unsur yang Dalam perkembangannya merek hanyalah
dominan antara Merek yang satu dengan sebuah tanda agar konsumen dapat
Merek yang lain sehingga menimbulkan membedakan produk barang/jasa satu
kesan adanya persamaan, baik mengenai dengan yang lainnya. Melalui merek,
bentuk, cara penempatan, cara penulisan konsumen lebih mudah mengingat sesuatu
atau kombinasi antara unsur, maupun yang dibutuhkan, dan dengan cepat dapat
persamaan bunyi ucapan, yang terdapat menentukan apa yang akan dibelinya
dalam Merek tersebut. (Halim, 2015) Perlindungan terhadap
konsumen perlu dilakukan mengingat
Terkait dengan Perlindungan Hukum
tujuan perlindungan konsumen
terhadap Konsumen terdapat 2 (dua) asas
sebagaimana terdapat dalam ketentuan
yang dapat digunakan dalam membahas
Pasal 3 huruf (b), (c) dan (f) UUPK
permasalahan ini, yaitu Asas Manfaat dan
menentukan bahwa:
Asas Keamanan dan Keselamatan
Konsumen. Mengenai pengertian kedua b. Mengangkat harkat dan martabat
asas tersebut terdapat dalam Penjelasan konsumen dengan cara
menghindarkannya dari akses
Pasal 2 Undang-undang No. 8 Tahun negatif pemakaian barang dan/atau
1999 tentang Perlindungan Konsumen jasa;

4 - P-ISSN: 2355-4657. E-ISSN: 2580-1678


Evelyn Larissa Florentia Wijaya: Perlindungan Hukum Konsumen Atas Kesamaan...

c. Meningkatkan pemberdayaan pembahasan laporan. Bahan hukum yang


konsumen dalam memilih, digunakan dalam penulisan ini berupa:
menentukan dan menuntut hak-
haknya sebagai konsumen; a. Bahan hukum Primer
f. Meningkatkan kualitas barang
dan/atau jasa yang menjamin Adalah bahan hukum berupa
kelangsungan usaha produksi peraturan perundang- undangan yang
barang dan/atau jasa, kesehatan, meliputi Undang– Undang Nomor 8
kenyamanan, keamanan dan Tahun 1999 tentang Perlindungan
keselamatan konsumen.
Konsumen
Berdasarkan uraian yang telah
dipaparkan pada latar belakang, maka b. Bahan hukum Sekunder
dapat diambil rumusan masalah sebagai Bahan hukum yang erat hubungannya
berikut yaitu : “Bagaimana perlindungan dengan bahan hukum primer dimana
hukum bagi konsumen akibat kekeliruan bahan hukum sekunder bersifat
dalam menentukan bahan baku dari suatu menjelaskan bahan hukum primer, yang
produk yang mempunyai merek sama meliputi buku - buku, literatur - literatur,
pada pokoknya ditinjau dari Undang- dan berbagai media cetak yang ada
Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang kaitannya dengan permasalahan kasus
Perlindungan Konsumen?” yang hendak dibahas.
METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN
Tipe penelitian yang digunakan Perlindungan hukum bagi konsumen
dalam membahas penulisan ini adalah merupakan suatu bentuk upaya yang
penelitian hukum yuridis normatif, yaitu penting diterapkan untuk menjamin
penelitian yang mana menggunakan keseimbangan antara Konsumen dan
Peraturan Perundang - undangan, dan Pelaku Usaha. Keseimbangan perlu
buku-buku bacaan yang didapat dari studi dilakukan karena kedua belah pihak
kepustakaan. Pendekatan Masalah dalam saling ada ketergantungan dan saling
kasus ini didekati menggunakan membutuhkan, artinya tanpa konsumen
pendekatan Statute Approach dan maka pelaku usaha tidak akan dapat
Conceptual Approach. Statute Approach, mengembangkan kegiatan usahanya untuk
yaitu pendekatan masalah yang dilakukan mendapatkan keuntungan sebagaimana
dengan menelaah, mengidentifikasi serta diharapkan , demikian juga sebaliknya
membahas peraturan perundang-undangan tanpa Pelaku Usaha maka Konsumen
yang bersangkutan dengan permasalahan tidak dapat terpenuhi kebutuhan sehari-
(isu hukum) yang sedang dihadapi. harinya. Berikut bukti ketidakseimbangan
Sedangkan Conceptual Approach, yaitu antara pelaku usaha dan konsumen ini
suatu pendekatan masalah yang didasari secara garis besar terkait permasalahan
oleh ketentuan hukum positif serta yang terjadi pada proses transaksi
dikaitkan dengan pendapat-pendapat para elektronik, yaitu :
sarjana sebagai landasan hukum

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - 5


Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 5, No 2, Maret 2020

1. Konsumen tidak dapat langsung pada dasarnya semua orang adalah


mengidentifikasi, melihat, atau konsumen. Perlindungan konsumen
menyentuh barang yang akan dipesan; adalah melindungi semua orang”.
2. Ketidakjelasan informasi tentang Hak konsumen yang diabaikan oleh
produk yang ditawarkan dan/atau pelaku usaha perlu dicermati secara
tidak ada kepastian apakah konsumen seksama. Beberapa tahun lalu tepatnya
telah memperoleh berbagai informasi tahun 2014 muncul masalah yakni antara
yang layak diketahui, atau yang merek MICROCIDE dan MIKROZID
sepatutnya dibutuhkan untuk untuk produk yang tidak sejenis. Perlu
mengambil suatu keputusan dalam diketahui bahwa, Permohonan Kasasi
bertransaksi MICROCIDE ditolak oleh Mahkamah
3. Tidak jelasnya status subjek hukum, Agung berdasarkan Putusan Mahkamah
dari pelaku usaha; Agung Nomor 653 K/Pdt.Sus-HKI/2014
4. Tidak ada jaminan keamanan tanggal 27 Maret 2015. Sebagai dasar
bertransaksi dan privasi serta pertimbangannya bahwa Merek
penjelasan terhadap risiko-risiko yang MICROCIDE tidak memiliki persamaan
berkenaan dengan sistem yang pada pokoknya atau keseluruhan dengan
digunakan, khususnya dalam hal merek MIKROZID. Artinya, pemegang
pembayaran secara elektronik maupun hak MIKROZID sah sebagai pemegang
electronic cash; hak atas merek.
5. Pembebanan risiko yang tidak
berimbang, karena umumnya jual beli Merek MICROCIDE telah terdaftar
di internet, pembayaran telah lunas dalam Daftar Umum Merek pada
dilakukan di muka oleh konsumen, Direktorat Merek dengan Nomor
sedangkan barang belum tentu IDM000077529 tertanggal 8 Januari
diterima atau menyusul kemudian, 2006, yang merupakan perpanjangan
karena jaminan yang ada adalah daftar Nomor 381233 tertanggal 8 Januari
jaminan pengiriman barang; 1996. Pemilik merek MICROCIDE
6. Transaksi bersifat lintas batas negara mempunyai hak ekslusif untuk
borderless, menimbulkan pertanggan menggunakan sendiri mereknya tersebut
mengenai yuridiksi hukum negara atau memberi izin pada pihak lain untuk
mana yang sepatutnya diberlakukan. menggunakannya. Disamping itu, merek
(Mukhtar, 2015) MIKROZID merupakan merek yang
terkenal dengan reputasi Internasional
Berbicara masalah perlindungan yang telah dikenal berbagai negara.
konsumen dikatakan oleh (Janus
Sidabalok, n.d.) (2010, hal. 49) bahwa : Gambar 1. Design Logo MICROCIDE®.
“Masalah Perlindungan Konsumen tidak
semata-mata merupakan masalah
bersama dan masalah nasional, sebab

6 - P-ISSN: 2355-4657. E-ISSN: 2580-1678


Evelyn Larissa Florentia Wijaya: Perlindungan Hukum Konsumen Atas Kesamaan...

fiktif, yang dijual murah agar konsumen


tertarik (Putra, 2014)
Persamaan pada pokoknya atas
produk tersebut yang satu menggunakan
Gambar 2. Design Logo MIKROZID®. huruf “S” dan yang satu menggunakan
huruf “Z” dengan penyebutan atau
pengucapan dari merek tersebut adalah
sama. Hal inilah yang mengakibatkan
masyarakat sebagai konsumen bisa terjadi
kesalahan dalam memilih produk yang
Antara kedua merek tersebut dibutuhkan. Kesalahan dalam memilih
MICROCIDE dan MIKROZID terdapat merek terhadap produk yang punya merek
persamaan pada pokoknya yaitu yang satu yang mirip tersebut dapat berdampak
dengan huruf “S” dan yang satu dengan pada saat dikonsumsi membahayakan
huruf “Z”. Keduanya bergerak dalam kesehatan konsumen, karena terjadi
jenis produk yang berbeda. Produk kekeliruan pada saat menyebutkan
MICROCIDE berupa zat kimia sediaan mereknya.
farmasi yang dapat diminum dan
Persaingan usaha yang semakin ketat
MIKROZID adalah berupa cairan
membuat para pelaku usaha
desinfektan untuk pembasmi kuman yang
mengusahakan berbagai cara agar
tidak dapat diminum. Keberadaan produk
produknya dapat laku di pasaran.
tersebut di masyarakat sebagai konsumen
Akibatnya banyak pelaku usaha yang
pada saat menggunakan atau
menggunakan cara instant dengan
mengkonsumsi produk-produk tersebut.
membonceng ketenaran merek terkenal,
Keberadaan produk dengan merek baik untuk barang yang sejenis maupun
yang mirip antara MICROCIDE dan tidak sejenis (Valerie & Hotman, 2019)
MIKROZID dikhawatirkan dapat
Dalam dunia persaingan usaha
merugikan masyarakat yang membeli
memang tidak dapat lagi dibatasi
produk tersebut untuk memenuhi
masuknya produk-produk dari luar negeri
kebutuhannya.
ke Indonesia karena fenomena tersebut
Pelaku usaha wajib menghargai hak- sebetulnya sudah jauh di prediksi oleh
hak konsumen, mengikuti standar yang Kanichi Ohmar yang menyatakan "bahwa
berlaku dan bertanggung jawab atas pada masa mendatang dunia tidak lagi
produk yang dikeluarkannya. Tetapi, bisa dibatasi oleh apapun juga" (Delima,
dalam melakukan transaksi jual beli 2018)
elektronik konsumen harus jeli, teliti serta
Tindakan- tindakan peniruan merek
waspada terhadap penawaran yang
yang sama pada pokoknya yang sudah
dilakukan oleh pelaku usaha. Tidak jarang
dikenal lebih dahulu oleh masyarakat
pelaku usaha menawarkan produk yang

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - 7


Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 5, No 2, Maret 2020

dapat dikategorikan sebagai persaingan gambar, logo, nama, kata, huruf,


curang (unfair competition) yang angka, susunan warna, dalam bentuk
2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga)
dilandasi dengan itikad tidak baik yang
dimensi, suara, hologram, atau
dapat merugikan konsumen (Suryadirja, kombinasi dari 2 (dua) atau lebih
2012) unsur tersebut untuk membedakan
barang dan/atau jasa yang diproduksi
Bahaya mengkonsumsi bahan kimia oleh orang atau badan hukum dalam
yakni zat MIKROZID merupakan dampak kegiatan perdagangan barang
buruk hasil dari reaksi zat beracun yang dan/atau jasa.
jika masuk ke dalam tubuh menyebabkan Sedangkan menurut (Rahmi Jened,
kerusakan organ internal. Bahan kimia 2000) Merek adalah “Tanda untuk
berbahaya telah ada dan digunakan dalam mengidentifikasi asal barang dan jasa (an
kehidupan sehari-hari yang jika dipakai indication of origin) dari suatu
dengan skala kecil atau besar dan perusahaan dengan barang dan/atau jasa
dikonsumsi secara teratur. Maka, dimasa perusahaan lain. melalui merek,
depan dapat menyebabkan beberapa hal pengusaha dapat menjaga dan
negatif sebagai berikut : menyebabkan memberikan jaminan akan kualitas (a
iritasi, korosif, alergi, menyebabkan sulit guarantee of quality). Merek sebagai
bernapas, menyebabkan keracunan sarana pemasaran dan periklanan yang
sistemik, kanker, kerusakan atau kelainan, memberikan suatu tingkat informasi
menyebabkan pnemokoniosis dan lain tertentu kepada konsumen mengenai
sebagainya. barang dan/atau jasa yang dihasilkan
pengusaha.
Merek adalah salah satu atribut yang
penting dari sebuah produk, dimana Memasuki realita pasar, merek hadir
merek suatu produk dapat memberikan dengan dua fungsi utama: sebagai tanda
nilai tambah bagi produk yang dihasilkan. pembeda dan sebagai penunjuk asal
Dengan adanya merek, konsumen dapat barang. Kedua fungsi tersebut dijalankan
membedakan produk satu dengan yang secara paralel dan setara. Artinya, fungsi
lain yang diproduksi oleh suatu yang satu tidak melampaui peran yang
perusahaan, apalagi jika produk yang lain dan secara fungsi tidak saling
dihasilkan adalah produk barang dan/atau mengabaikan atau menegaskan. (Wijaya,
jasa yang sejenis. Oleh karena itu pemilik 2018). Merek harus memiliki daya
merek akan melakukan segala upaya yang pembeda dari merek-merek lainnya yang
dibutuhkan untuk melindungi mereknya diharapkan dapat menjadi keunikan yang
agar tidak ditiru oleh pihak lain. mencerminkan orisinilitas produk tersebut
Mengenai pengertian merek terdapat (Perdana, 2017)
dalam Pasal 1 angka (1) UU Merek Hak atas merek itu diperoleh apabila
sebagai berikut : telah melakukan pendaftaran sesuai
Merek adalah tanda yang dapat dengan ketentuan dimaksud dalam Pasal 1
ditampilkan secara grafis berupa angka 5 UU Merek, yang menentukan

8 - P-ISSN: 2355-4657. E-ISSN: 2580-1678


Evelyn Larissa Florentia Wijaya: Perlindungan Hukum Konsumen Atas Kesamaan...

sebagai berikut : Hak atas Merek adalah Pelaksana atas pelanggaran merek yang
hak ekslusif yang diberikan oleh negara sama pada pokoknya untuk barang yang
kepada pemilik Merek yang terdaftar tidak sejenis sebagaimana tertuang dalam
untuk jangka waktu tertentu dengan Pasal 21 UU Merek yang menentukan
menggunakan sendiri Merek tersebut atau sebagai berikut :
memberikan izin kepada pihak lain untuk Ayat (1) Permohonan ditolak jika
menggunakannya. Merek tersebut mempunyai
persamaan pada pokoknya atau
Menurut (Rachmadi Usman, 2000)
keseluruhan dengan :
mengatakan: “Hak khusus memakai
c. Merek terdaftar milik pihak lain
merek ini berfungsi sebagai suatu atau dimohonkan lebih dahulu
monopoli, hanya berlaku untuk barang oleh pihak lain untuk barang
atau jasa tertentu. Karena suatu merek dan/atau jasa sejenis
memberi hak khusus atau hak mutlak d. Merek terkenal milik pihak lain
untuk barang dan/atau jasa
pada yang bersangkutan, hak itu dapat sejenis
dipertahankan kepada siapapun”. Dengan e. Merek terkenal milik pihak lain
adanya hak ekslusif atau hak khusus untuk barang dan/atau jasa tidak
tersebut, orang lain dilarang untuk sejenis yang memenuhi
persyaratan tertentu
menggunakan merek yang terdaftar untuk f. Indikasi geografis terdaftar.
barang dan/atau jasa sejenis dan juga
Ayat (4) Ketentuan lebih lanjut
memberikan perlindungan kepada pemilik mengenai penolakan permohonan.
merek yang beritikad baik, kecuali Merek sebagaimana dimaksud pada
sebelumnya mendapat izin dari pemilik ayat (1) huruf a sampai dengan huruf
terdaftar. Jika hal ini dilanggar, pengguna c diatur dengan Peraturan Menteri.
merek terdaftar tersebut dapat dituntut Belum adanya Peraturan Pelaksana
secara perdata maupun pidana oleh tersebut dapat mengakibatkan
pemilik merek terdaftar. Penggunaan Merek yang sama pada
pokoknya untuk barang yang tidak sejenis
Perlu diketahui bahwa, Permohonan
dapat merugikan Pemilik Merek dan
Kasasi MICROCIDE ditolak oleh
Masyarakat sebagai Konsumen. Pemilik
Mahkamah Agung berdasarkan Putusan
Merek juga dirugikan karena
Mahkamah Agung Nomor 653 K/Pdt.Sus-
pemboncengan merek yang sudah
HKI/2014 tanggal 27 Maret 2015
terkenal dan masyarakat konsumen akan
diantaranya : Putusan Mahkamah Agung
terkecoh atas keberadaan merek yang
Nomor 653 K/Pdt.Sus-HKI/2014 tanggal
sama pada pokoknya tersebut untuk
27 Maret 2015. Sebagai dasar
barang yang tidak sejenis.
pertimbangan bahwa Merek
MICROCIDE tidak memiliki persamaan Pelaku usaha MIKROZID telah
pada pokoknya atau keseluruhan dengan menggunakan merek yang sama pada
merek MIKROZID. Putusan MA tersebut pokoknya dengan Pelaku usaha
berdasar pada belum adanya Peraturan MICROCIDE dan bertanggung jawab atas

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - 9


Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 5, No 2, Maret 2020

kerugian yang dialami oleh konsumen Konsumen dalam hal mendapatkan


yang telah dirugikan atas beredarnya informasi diatur dalam Pasal 4 huruf c
produk merek MICROCIDE karena UUPK yaitu : Hak atas informasi yang
mengalami kekeliruan dalam benar, jelas dan jujur mengenai kondisi
menggunakan produk tersebut. dan jaminan barang dan/jasa”.
Mengenai Pengertian persamaan pada Apabila dikaitkan dengan ketentuan
pokoknya sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 angka 5 UU Merek dapat
Penjelasan Pasal 21 ayat (1) UU Merek dikatakan bahwa baik MICROCIDE dan
menentukan sebagai berikut : MIKROZID sama-sama telah terdaftar di
Indonesia, sehingga keduanya disebut
Yang dimaksud dengan “persamaan
pada pokoknya” adalah kemiripan sebagai Pemilik Merek. Hanya saja perlu
yang disebabkan oleh adanya unsur diperhatikan diantara kedua pemilik
yang dominan antara Merek yang merek tersebut apakah ada itikad baik
satu dengan Merek yang lain
pada saat mendaftarkan sehingga merek
sehingga menimbulkan kesan adanya
persamaan, baik mengenai bentuk, keduanya ada kesamaan pada pokoknya.
cara penempatan, cara penulisan atau Meskipun untuk produk yang berbeda.
kombinasi antara unsur, maupun
persamaan bunyi ucapan, yang Terkait dengan adanya persamaan
terdapat dalam Merek tersebut. pada pokoknya atas merek yang dimiliki
Atas kesamaan merek antara Pelaku Usaha MIKROZID menunjukkan
MICROCIDE dan MIKROZID untuk bahwa dalam hal ini Pelaku Usaha
barang yang tidak sejenis dapat juga tersebut telah melakukan itikad tidak baik
menimbulkan kerugian pada konsumen, pada saat mendaftarkan mereknya di
disebabkan karena adanya kesalahan Indonesia. Yang dimaksud dengan
memahami kesamaan pada pokoknya dari Pemohon yang beritikad tidak baik
merek tersebut. Konsumen yang terdapat dalam Penjelasan Pasal 21 ayat
dirugikan akibat salah dalam menentukan (3) UU Merek sebagai berikut :
pilihan karena kesalahan presepsi “Pemohon yang beritikad tidak baik”
terhadap produk dengan merek yang adalah Pemohon yang patut diduga
mempunyai persamaan pada pokoknya dalam mendaftarkan Mereknya
memiliki niat untuk meniru,
antara merek MICROCIDE dan
menjiplak, atau mengikuti Merek
MIKROZID dapat mengakibatkan pihak lain demi kepentingan
timbulnya bahaya pada saat dikonsumsi. usahanya menimbulkan kondisi
persaingan usaha tidak sehat,
Merek yang ada pada produk mengoceh, atau menyesatkan
merupakan suatu informasi bagi konsumen”.
konsumen. Kesalahan dalam memahami Terkait dengan perlindungan kepada
informasi tentang merek MICROCIDE konsumen, pemilik merek MICROCIDE
dan MIKROZID dengan kandungan yang dan MIKROZID disebut sebagai Pelaku
berbeda satu dengan yang lainnya dapat Usaha. Hal ini sesuai dengan ketentuan
merugikan konsumen. Mengenai Hak

10 - P-ISSN: 2355-4657. E-ISSN: 2580-1678


Evelyn Larissa Florentia Wijaya: Perlindungan Hukum Konsumen Atas Kesamaan...

dalam Pasal 1 angka (3) UUPK standar yang dipersyaratkan dan


menentukan sebagai berikut : ketentuan perundang-undangan.
Pelaku Usaha adalah setiap orang Peniruan merek yang dilakukan oleh
perseorangan atau badan usaha, baik MIKROZID mengakibatkan konsumen
berbentuk badan hukum maupun
dirugikan, sehingga pelaku usaha
bukan badan hukum yang didirikan
dan berkedudukan atau melakukan MIKROZID bertanggung gugat terhadap
kegiatan dalam wilayah hukum kerugian yang dialami konsumen tersebut.
negara Republik Indonesia, baik
sendiri maupun bersama-sama SIMPULAN
melalui perjanjian menyelenggarakan Berdasarkan uraian pembahasan yang
kegiatan usaha dalam berbagai
telah diuraikan pada bab sebelumnya,
bidang ekonomi.
dapat ditarik kesimpulan bahwa antara
Sedangkan yang disebut Konsumen
merek MICROCIDE dan MIKROZID
dalam hal ini adalah masyarakat yang
merupakan persamaan pada pokoknya
mengkonsumsi atau menggunakan produk
untuk barang yang tidak sejenis. Akibat
tersebut, dan tidak untuk dijual kembali
dari adanya merek yang mempunyai
sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka
persamaan pada pokoknya tersebut dapat
(2) UUPK sebagai berikut : Konsumen
menimbulkan kerugian bagi konsumen
adalah setiap orang pemakai barang
dengan uraian sebagai berikut Dua produk
dan/atau jasa yang tersedia dalam
tersebut merupakan barang yang tidak
masyarakat, baik bagi kepentingan diri
sejenis, untuk merek MICROCIDE
sendiri, keluarga, orang lain, maupun
merupakan zat kimia sediaan farmasi
makhluk hidup lain dan tidak untuk
yang tidak berbahaya untuk dikonsumsi,
diperdagangkan. keduanya memiliki hak
sedangkan merek MIKROZID merupakan
dan kewajiban serta hal-hal yang dilarang
cairan desinfektan untuk pembasmi
untuk dilakukan.
kuman adalah jenis barang yang
Sebagai Pelaku Usaha, pemilik berbahaya jika dikonsumsi. Terkait
produk MIKROZID seharusnya dengan kedua merek tersebut. Apabila
memenuhi kewajiban-kewajibannya konsumen salah memilih akibatnya akan
sebagaimana diatur dalam Pasal 7 huruf a merugikan bahkan dapat membahayakan
UUPK yaitu : Beritikad baik dalam konsumen. Selain itu, Pelaku Usaha
melakukan kegiatan usahanya. Selain itu MIKROZID tidak melakukan perbuatan
Pelaku Usaha MIKROZID dilarang yang curang karena Permohonan Kasasi
memproduksi dan/atau memperdagangkan MICROCIDE ditolak oleh Mahkamah
barang yang melanggar ketentuan Agung berdasarkan Putusan Mahkamah
perundang-undangan sebagaimana diatur Agung Nomor 653 K/Pdt.Sus-HKI/2014
dalam Pasal 8 ayat 1 huruf a UUPK yang tanggal 27 Maret 2015, artinya pemegang
menentukan sebagai berikut: Tidak hak MIKROZID sah sebagai pemegang
memenuhi atau tidak sesuai dengan hak atas merek. Berdasarkan Putusan MA
tersebut, pemegang hak merek

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - 11


Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 5, No 2, Maret 2020

MIKROZID bebas mengedarkan sejenis segera dibuat agar melindungi


barangnya di pasaran. Juga terhadap kepentingan Konsumen dan Pelaku Usaha
Putusan Mahkamah Agung Nomor 653 itu sendiri.
K/Pdt.Sus-HKI/2014 tanggal 27 Maret DAFTAR PUSTAKA
2015 menentukan bahwa tidak ada
permasalahan terkait dengan kedua merek Ahmadi Miru. (n.d.). Prinsip-Prinsip
tersebut, dikarenakan dalam Undang- Perlindungan Hukum Bagi
Undang No. 10 tahun 2016 tentang Merek Konsumen di Indonesia.
dan Indikasi Geografis belum ada Delima, E. (2018). Perlindungan
Peraturan Pelaksana untuk Merek yang Konsumen Berdasarkan Undang-
sama pada pokoknya untuk barang yang Undang Nomor 8 Tahun 1999
tidak sejenis. Akibat belum adanya Terhadap Merek Tas Palsu Oleh
Peraturan Pelaksana tersebut Pelaku Usaha Di Kota Pekanbaru.
JOM Fakultas Hukum Nomor 1, V,
menyebabkan tidak dipenuhinya hak
9.
konsumen yaitu Hak atas kenyamanan,
keamanan, dan keselamatan dalam Endang Sri Wahyuni. (n.d.). Hukum
mengkonsumsi barang dan/atau jasa dan Perlindungan Konsumen.
Hak atas informasi yang benar, jelas dan Halim, L. (2015). Perlindungan Merek
jujur mengenai kondisi dan jaminan dan Pengaruhnya Bagi Perlindungan
barang dan/atau jasa. Konsumen. Lex Privatum No 6, V,
1.
Berdasarkan kesimpulan tersebut,
maka saran yang dapat diberikan adalah: Janus Sidabalok. (n.d.). Hukum
Perlindungan Konsumen di
Pertama, kepada Pemerintah, dalam hal
Indonesia.
ini Badan Pengawas Obat dan makanan
(BPOM) sebagai lembaga pengawas Mukhtar, J. (2015). Perlindungan Hukum
terhadap produk barang yang beredar Terhadap Konsumen dalam
Transaksi Online. Serambi Hukum
harus tegas dan teliti agar layak edar dan
No 2, 8, 94.
memberikan sanksi yang tegas terhadap
pelanggaran yang terjadi. Kedua, Perdana, K. (2017). Kelemahan Undang-
Hendaknya Dirjen HKI meneliti, memilih Undang Merek Dalam Hal
dan membandingkan logo dan tulisan- Pendaftaran Merek. Privat Law, V.
tulisan dari suatu merek yang didaftarkan Permatasari, C. (2008). Dugaan
dengan melakukan pengumuman tertulis, Persaingan Usaha Tidak Sehat
menempelkan contoh-contoh logo dan Yang Dilakukan Oleh Perusahaan-
tulisan tentang merek yang akan Perusahaan Farmasi Di Indonesia
Dalam Penetapan Obat Generik.
didaftarkan tersebut. Ketiga, Peraturan
14.
Pemerintah sebagai Peraturan
Pelaksanaan dari Pasal 21 UU Merek Purwadarninta. (n.d.). Kamus Besar
yang terkait dengan barang yang tidak Bahasa Indonesia.

12 - P-ISSN: 2355-4657. E-ISSN: 2580-1678


Evelyn Larissa Florentia Wijaya: Perlindungan Hukum Konsumen Atas Kesamaan...

Putra, S. (2014). Perlindungan Hukum Merek Terkenal Christian Dior


Terhadap Konsumen Dalam Ditinjau Dari Konsep Trademark
Transaksi Jual-Beli Melalui E- Dilution. Jurnal Cendekiawan
Commerce. Jurnal Ilmu Hukum No Hukum No.2, 4, 2.
2, 4, 297. Wijaya, W. (2018). Analisis Kekuatan
Rachmadi Usman. (2000). Hukum Hak Unsur Itikad Baik Pada Pelaksanaan
atas Kekayaan Intelektual, Pendaftaran Merek Di Indonesia
Perlindungan dan Dimensi (Studi Kasus Putusan Mahkamah
Hukumnya di Indonesia. Agung Nomor
364k/Pdt.Sus-Hki/2014)
Rahmi Jened. (2000). Implikasi
Berdasarkan Undang-Undang
Persetujuan TRIP’s Bagi
Nomor 20 Tahun 2016. Jurnal
Perlindungan Merek di Indonesia.
Hukum Adigama No. 1, Vol. 1, 15.
Suryadirja, I. (2012). Perlindungan Merek
Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1999
Terkenal Kemasan Produk Tiga
Tentang Perlindungan Konsumen
Dimensi. Jurnal Hak Kekayaan
Intelektual, 1, 23. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016
Tentang Merek dan Indikasi
Valerie, N., & Hotman, E. (2019).
Geografis .
Perlindungan Hukum Terhadap

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - 13

Anda mungkin juga menyukai