Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

SUB KEGIATAN PEMBERDAYAAN KONSUMEN


DAN KELEMBAGAAN PERLINDUNGAN KONSUMEN
TAHUN ANGGARAN 2023

BIDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN


DINAS PERDAGANGAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KERANGKA ACUAN KERJA


SUB KEGIATAN PEMBERDAYAAN KONSUMEN DAN KELEMBAGAAN
PERLINDUNGAN KONSUMEN TAHUN ANGGARAN 2023

1
I. Latar Belakang
Perlindungan konsumen merupakan istilah yang dipakai untuk
menggambarkan adanya hukum yang memberikan perlindungan kepada
konsumen dari kerugian atas penggunaan produk barang dan/atau jasa.
Menurut Undang Undang RI Nomor 8 Tahun 1999, perlindungan konsumen
adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi
perlindungan kepada konsumen. Perlindungan konsumen mempunyai cakupan
yang sangat luas meliputi perlindungan terhadap segala kerugian akibat
penggunaan barang dan/atau jasa. Ada beberapa faktor yang dapat dijadikan
indikator lemahnya kedudukan konsumen, yaitu:
1. Tingginya tingkat ketergantungan terhadap suatu produk.
2. Lemahnya pengetahuan tentang proses produksi.
3. Lemahnya kemampuan tawar-menawar (bargaining power)
Pada dasarnya, United Nations atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (“PBB”)
mengeluarkan Guidelines for Consumer Protection, yakni sebuah pedoman
yang mengatur prinsip utama konsumen yang efektif, undang-undang
perlindungan konsumen, lembaga penegakan dan sistem ganti rugi. Pedoman
ini juga membantu negara anggota untuk merumuskan dan menegakkan
hukum, peraturan dan regulasi domestik dan regional sesuai dengan keadaan
ekonomi, sosial dan lingkungan negara tersebut. Negara anggota juga akan
membantu mempromosikan kerjasama internasional di sesama negara anggota,
juga berbagi pengalaman dalam hal perlindungan konsumen
a. Dasar Hukum
1. Undang Undang RI Nomor 8 Tahun 1999, Tentang perlindungan
konsumen;
2. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA
– SKPD) Nomor /DPPA/A.2/3.30.0.00.0.00.01.0000/001/2023tanggal,
06April 2023.

b. Gambaran Umum
Dalam Pasal 1 angka 3 Undang-undang No. 8 Tahun 1999disebutkan
bahwa:Pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau badan
usaha,baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan berbentuk
badanhukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan
kegiatandalam wilayah hukum Republik Indonesia, baik sendiri
maupunbersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan
usahadalam berbagai bidang ekonomi.Penjelasan “Pelaku Usaha” dalam
pengertian ini adalahperusahaan, korporasi, BUMN, koperasi, importir,
pedagang, distributor,dan lain-lain.
Pengertian Pelaku Usaha dalam pasal 1angka 3 Undang –
undangPerlindungan Konsumen cukup luas karena meliputi grosir,
pengecerdan lain sebagainya.Cakupan luasnya pelaku usaha dalam
UUPKtersebut memiliki persamaan dengan pengertian pelaku usaha
dalamMasyarakat Eropa terutama negara Belanda, bahwa yang
dapatdikualifikasi sebagai produsen adalah: pembuat produk jadi
(finishedproduct); penghasil bahan baku; pembuat suku cadang; setiap
orangmenampakkan dirinya sebagai produsen, dengan jalan
mencantumkannamanya, tanda pengenal tertentu atau tanda lain yang
membedakandengan produk tertentu; importir suatu produk dengan

2
maksud untukdijualbelikan, disewakan, disewagunakan (leasing) atau
bentukdistribusi lain dalam transaksi perdagangan; pemasok (supplier),
dalamhal identitas dari produser atau importir, tidak dapat
ditentukanDalam rangka meningkatkan daya saing produk unggulan
daerah UKM, Pemerintah Daerah melakukan kegiatan Misi Dagang sebagai
ujung tombak pemasaran produk unggulan daerah, dengan tujuan untuk
membangun image produk dari masing-masing UKM yang ditunjang oleh
pengetahuan tentang manajemen, sehingga UKM dapat mengoptimalkan
sumber daya yang ada.
Istilah konsumen berasal dari kata consumer (Inggris-Amerika),atau
consument/konsument (Belanda). Secara harfiyah arti consumeradalah
(lawan dari produsen) setiap orang yang menggunakan barang.Tujuan
untuk menggunakan barang atau jasa nanti menentukan
termasukkonsumen kelompok mana pengguna tersebut. Begitu pula
denganamus Bahasa Inggris-Indonesia memberi arti kata consumer
sebagaipemakai atau konsumen.Konsumen adalah setiap orang atau
keluarga yangmendapatkan barang untuk dipakai dan tidak untuk
diperdagangkan.Pengertian konsumen di Amerika Serikat kata
“konsumen” yangberasal dari consumer sebenarnya berarti “pemakai.”
Namun, diAmerika Serikat kata ini dapat diartikan lebih luas lagi sebagai “
korbanpemakaian produk yang cacat.Baik korban tersebut pembeli,
bukanpembeli tetapi pemakai.Pengertian konsumen menurut UU No. 8
Tahun 1999 tentangPerlindungan Konsumen dalam Pasal 1 ayat (2) yakni:
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yangtersedia
dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,orang lain,
maupun makhluk hidup lain dan tidak untukdiperdagangkan.Dari
beberapa pengertian konsumen yang telah dikemukakan,maka konsumen
dapat dibedakan kepada tiga batasan, antara lain:
a. Konsumen komersial (commersial consumer) adalah setiap orangyang
mendapatkan barang dan/atau jasa yang digunakan
untukmemproduksi barang dan/atau jasa lain dengan tujuan
mendapatkankeuntungan.
b. Konsumen antara (intermediate consumer) adalah setiap orang
yangmendapatkan barang dan/atau jasa yang digunakan
untukdiperdagangkankembali juga dengan tujuan mencari
keuntungan.
c. Konsumen akhir (utlimate consumer/ end user) adalah setiap orangyang
mendapatkan dan menggunakan barang dan/atau jasa untuktujuan
memenuhi kebutuhan kehidupan pribadi, keluarga, orang lain,dan
makhluk hidup lainnya dan tidak untuk diperdagangkan
kembalidan/atau untuk mencari keuntungan kembali.
Sebagaimana yang telah dijelaskan mengenai pembagiankonsumen,
maka ketiganya sama-sama berhak mendapatkan barangdan/atau
pelayanan jasa yang baik serta membutuhkan perlindungan atasbarang
dan/atau jasa yang diperolehnya sehingga konsumen tidakmerasa
dirugikan akibat kelalaian atau itikad tidak baik oleh pelakuusaha
terhadap konsumen.

II. Tujuan dan Sasaran


1. Tujuan

3
Tujuan hukum perlindungan konsumen juga dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk
melindungi diri;
b. mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkan
dari akses negatif pemakaian barang dan/atau jasa;
c. meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan, dan
menuntut hak-haknya sebagai konsumen;
d. menciptakan sistem perlindungan konsumen dengan unsur kepastian
hukum dan keterbukaan informasi dan akses untuk mendapatkan
informasi tersebut;
e. menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya
perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan
bertanggung jawab dalam berusaha;
f. meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan
usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan,
dan keselamatan konsumen.

2. Sasaran :
Dalam rangka mewujudkan tujuan perlindungan hukum bagi
konsumen, negara memiliki tanggung jawab atas pembinaan dan
penyelenggaraan perlindungan hukum.Pembinaan dan penyelenggaraan
perlindungan hukum dapat dilakukan dengan upaya menciptakan iklim
usaha yang sehat antara pelaku usaha dan konsumen, mengembangkan
lembaga perlindungan hukum bagi konsumen, dan meningkatkan kualitas
sumber daya manusia termasuk dalam kegiatan penelitian.
Adapun Kelompok Sasaran dari Kegiatan Pemberdayaan Konsumen
danKelembagaanPerlindunganKonsumenadalahPengusaha/Distributor/Pe
dagang dan Pelaku Usaha dan Masyarakat.

III. Indikator Keluaran


Jumlah Kasus Sengketa Konsumen yang ditangani diseluruh
Kabupaten/Kota

IV. Pelaksanaan Kegiatan


Adapun Tahapan pelaksanaanSub kegiatan Pemberdayaan Konsumen dan
Kelembagaan Perlindungan Konsumen adalah :
a. Pembentukan Tim;
b. Rapat Koordinasi dengan pihak terkait;
c. Mendata Peserta (pelaku usaha lokal/daerah) yang akan Peserta pada
Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Pemberdayaan Konsumen;
d. Pelaksanaan Kegiatan/Sosialisasi Edukasi/Desiminasi/Workshop;
e. Laporan pelaksanaan kegiatan;

V. Jadwal Kegiatan
Tabel Rencana Realisasi Kegiatan/Sub Kegiatan
Program/ Tahun 2023
No Kegiatan/Sub
Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

4
1 Pelaksanaan
Perlindungan
Konsumen di
seluruh Daerah
Kabupaten/Kota
Pelaksanaan X X X
Pemberdayaan
Konsumen

VI. Biaya
Biaya untuk Komponen pelaksanaan kegiatan pemberdayaan konsumen
dan kelembagaan perlindungan konsumensebesar Rp.1.413.737.900,-(Satu
Milyar Empat Ratus Tiga Belas Juta Tujuh Ratus Tiga Puluh Tujuh Ribu
Sembilan Ratus Rupiah).

VII. Hasil Yang Diharapkan


Pasal 1 angka 1 UU Perlindungan Konsumen menjelaskan bahwa
perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian
hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.Perlindungan konsumen
dilakukan agar masyarakat tidak mengkonsumsi atau menggunakan produk barang
dan atau jasa yang dapat membahayakan keselamatan, kesehatan, dan sebagainya.
Dengan terselenggaranya Pemberdayaan Konsumen dan Kelembagaan
Perlindungan Konsumen, Dalam rangka mewujudkan tujuan perlindungan hukum
bagi konsumen, negara memiliki tanggung jawab atas pembinaan dan
penyelenggaraan perlindungan hukum.Pembinaan dan penyelenggaraan
perlindungan hukum dapat dilakukan dengan upaya menciptakan iklim usaha yang
sehat antara pelaku usaha dan konsumen, mengembangkan lembaga perlindungan
hukum bagi konsumen, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia termasuk
dalam kegiatan penelitian.

VIII. Penutup
Demikian KAK Sub Kegiatan Pemberdayaan Konsumen dan
Kelembagaan Perlindungan Konsumen disusun untuk dapat digunakan sebagai
panduan pelaksanaan kegiatan bagi pihak-pihak yang terlibat sehingga dapat
memberikan hasil yang baik dan Peningkatan Pembangunan di Nusa Tenggara
Barat.

Mataram, Januari 2023


KEPALA BIDANG
STANDARISASI DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

MUNA’IM, SE., MSi


Pembina Tk. I (IV/b)
NIP. 19691231 199003 1 046

Anda mungkin juga menyukai