Anda di halaman 1dari 2

Nama: Jovika Stefani

Kelas: IX A
Absen: 17

Judul Cerpen: Sahabat Yang Hilang


Tema Cerpen: Persahabatan
Penulis Cerpen: Jovika Stefani

SAHABAT YANG HILANG

Saat aku masih duduk dibangku sekolah dasar , aku terpilih untuk mengikuti lomba Cerdas
Cermat antar sekolah. Hari itu terasa beda dari hari biasanya. Hari itu terasa menegangkan
namun menyenangkan. Aku diantar oleh perwakilan guru di sekolahku menuju tempat
perlombaan.
Sesampainya disana , setelah berpamitan dengan guru aku langsung menuju ruangan
lomba. Disana aku benar - benar tidak mengenal siapapun , hanya guruku saja. Namun itu
tidak berlangsung lama saat tiba - tiba ada seorang perempuan menyapa dan mengajak
diriku berkenalan.
"Hai" sapa perempuan itu sambil melambaikan tangannya kepadaku.
"Hai juga" jawabku sambil tersenyum manis.
"Afiana" sambil mengulurkan tangan.
"Jovika" sambil menjabat tangan.
Kami mulai berbincang - bincang, mulai dari asal sekolah hingga materi perlombaan. Tanpa
kusadari panitia lomba pun sudah memulai pidatonya. Aku segera menghentikan
perbincangan kami berdua.
Lomba pun berjalan dengan lancar tanpa halangan . Soal - soal yang tadi malam kubaca
dan aku kerjakan mulai muncul di beberapa nomor. Aku mengerjakannya dengan penuh
kehati hatian.
Waktu Pun menunjukan pukul 11.00 yang berarti waktu perlombaan sudah berakhir. Panitia
mulai mengambil lembar soal yang tadi dikerjakan para peserta lomba. Tidak banyak dari
mereka yang mulai keluar dari ruangan. Aku pun bergegas keluar dari ruangan.
Saat aku hendak keluar Afiana memintaku untuk menunggunya bersiap , aku pun
menurutinya. Setelah siap, aku dan Afiana pun bergegas keluar. Kami kembali ke guru
pendamping masing - masing untuk membicarakan masalah lomba .
Setelah selesai kami berdua kembali bersama. Kami menghabiskan waktu untuk makan
bersama sebelum pengumuman pemenang lomba diumumkan. Kami bercerita tentang latar
belakang masing -masing , kami juga bertukar nomor telepon agar kami tetap bisa
berkomunikasi. Pengumuman pemenang lomba pun diumumkan , sayangnya aku belum
bisa mendapatkan juara dalam lomba itu , begitupun pada Afiana .
Setelah acara perlombaan selesai kami berdua pun saling berpamitan sebelum pulang. Saat
itu kami berjanji untuk bisa bertemu di lain waktu. Aku pun pulang bersama guruku kembali
ke sekolah. Setelah urusan di sekolah selesai, aku pun segera berpamitan kepada guru dan
menuju ke rumah.
Sesampainya di rumah, setelah selesai membersihkan diri aku segera mengambil
handphone dan memasukan nomor telepon Afiana dan segera memberinya pesan. Setelah
beberapa lama Afiana pun memberiku balasan. Kami pun lanjut berbincang masalah lomba
tadi siang.
Hari - hari pun berlalu . Kami terus memberi pesan satu sama lain. Kami juga mulai
membicarakan janji kami pada saat lomba waktu itu. Janji untuk bertemu dilain waktu.
Namun janji itu belum bisa kami tepati karena alasan sekolah. Waktu itu menuju ujian
sekolah ,aku banyak menghabiskan waktu untuk belajar dan kerja kelompok. Begitupun
Afiana yang sibuk dengan sekolahnya.
Namun kami tetap masih berkomunikasi dengan baik. Aku pun sudah menganggapnya
sebagai sahabat . Karena Afiana selalu ada saat aku butuh seseorang untuk
menyemangatiku . Begitu juga Afiana , Afiana sudah menganggapku sebagai sahabat.
Walaupun kami jarang bertemu tapi itu tidak membuatku canggung saat berbicara di telepon
dengannya. Namun ternyata itu hanya sementara. Hingga pada saat handphone ku tiba -
tiba mengalami kerusakan dan harus diperbaiki. Semua isi handphone ku pun hilang ,
termasuk nomor afiana.
Setelah handphone ku sudah diperbaiki dan diganti nomornya, aku pun langsung mencari
buku yang berisikan nomor telepon afiana. Aku langsung memberi pesan padanya. Namun
sayang sudah dua hari pesanku tidak dibalasnya , bahkan terkirim padanya pun tidak.
Hingga saat ini aku belum bisa mendapatkan balasan darinya. Bahkan mungkin nomor
teleponnya juga ganti dan menghubungi nomor teleponku yang dulu. Namun aku bisa apa? .
Aku sudah mengganti nomor itu. Semua media sosial miliknya pun sudah ku beri pesan
namun sepertinya sudah tidak aktif lagi. Aku berharap kita bisa bertemu lagi.

Anda mungkin juga menyukai