Anda di halaman 1dari 4

Pendahuluan

Seorang arsitek menyadari profesinya yang luhur, arsitek mengabdikan diri kepada
bidang perencanaan, perancangan, dan pengelolaan lingkungan binaan dengan segenap
wawasan dan kecakapannya. Arsitek dalam berkarya, selalu menerapkan taraf
professional tertinggi seta integritas untuk mempersembahkan kerya terbaiknya kepada
pengguna jasa dan masyarakat, memperkaya lingkungan, dan khasanah budaya.
Profesi arsitek mengacu ke masa depan dan bersama anggota profesi lainnya selalu
memelihara dan memacu perkembangan kebudayaan dan peradabannya demi
keberlanjutan habitatnya. Sebagai professional, arsitek selalu menaati perangkat etika
yang bersumber pada nilai luhur keyakinan spiritual yang di anutnya, sebagai pedoman
berfikir, bersikap, dan berperilaku dalam menunaikan kewajiban dan tanggungjawab
profesionalnya.
Beberapa kasus dengan seiringnya arsitektur yang muncul,timbul kelatahan dimana
arsitektur sebagai keilmuan rancang bangun yang memberikan solusi untuk masalah
bangunan menjadi produk yang mengikuti trend pasar.Sehingga nilai dan karakter
sebagai proses design thinking dalam menghadirkan suatu desain semakin tidak jelas.
Produk arsitektur yang hadir terlihat bukan lagi jawaban atau solusi pemecahan masalah
tetapi memunculkan brand citra dengan hadirnya bentuk arsitektural yang latah. Dan
permasalahan tersebut sangat bertolak belakang dengan makna desain itu sendiri, yang
merupakan proses menemukan solusi dari permasalahan dengan intregasi keilmuan
melalui proses penalaran – penalaran dan kajian keilmuan yang terintregasi dan produk
merupakan hasil dari penyelesaian masalah tersebut dan tentunya sesuai kebutuhan.
Terlepas dari semua itu, tidak dapat di pungkiri bahwa seorang arsitek juga dapat
melakukan kesalahan maupun pelanggaran yang di sengaja maupun tidak karena
tentunya seorang arsitek juga merupakan manusia yang memiliki hasrat serta memiliki
tujuan tertentu dalam berprofesi sebagai arsitek. Dalam tulisan kali ini penulis akan
mengambil contoh kesalahan atau pelanggaran seorang arsitek berdasarkan kode etik
profesi dan bagaimana sikap seorang arsitek melanjutkan project yang di tinggalkan
tersebut.

ISI
Terdapat seorang arsitek bernama Roni yang menyediakan jasa desain dan bangun atau
lebih di kenal dengan design and build. Mendapat project rumah tinggal dengan owner
yang bernama Roy. Dalam masa proses desain, Roni mendoktrin Roy dengan desain –
mewah, elegan, dan mahal tanpa mempertimbangkan kebutuhan yang sebenarnya dari
sang Owner. Dikarenakan Roy merupakan orang awam yang tidak mengetahui betul
mengenai arsitektur, akhirnya ia berfikir bahwa desain yang di suguhkan oleh Roni
merupakan solusi dari permasalahan dan kebutuhannya. Akhirnya Roy pun menyetujui
dan menunjuk Roni sebagai arsitek untuk mendesain dan membangun rumahnya
tersebut. Di masa konstruksi, Roni atau Sang Arsitek mangkir atau kabur dan
menghilang tanpa jejak dan membawa lari sejumlah uang yang seharusnya di alokasikan
untuk pembangunan rumah idaman roy.
Dan roy pun meminta solusi kepada saya, karena saya seorang arsitek dan menjuunjung
tinggi nilai nilai etika profesi, maka saya menjelaskan beberapa peraturan penting yang
berlandaskan pada Peraturan IAI mengenai kode etik tata laku profesi arsitek.;
1. Pengakuan kesejawatan
a. Arsitek bila ditawari pekerjaan yang masih dalam penunjukan kepada
arsitek lain wajib memberi tahu arsitek ybs. “komunikasi adalah hal
penting, sehingga tidak ada selisih informasi dari arsitek yang
bersangkutan dengan kita yang dititah untuk melanjutkan project
tersebut.”
b. Arsitek tidak dibenarkan mengambil alih hak intelektual tanpa izin ybs.
“melanjutkan project sejawat ataupun mengambil alih project tsb, perlu
regulasi yang jelas sehingga tidak menimbulkan kesalahfahaman antar
arsitek dengan arsitek, atau arsitek dengan client.”
c. Arsitek boleh melanjutkan pekerjaan rekan sejawatnya apabila setelah
ada penyelesaian hubungan kerja “Setelah komunikasi yang baik dan
regulasi yang jelas, kita perlu menunggu penyelesaian atau putusan
hubungan kerja dari arsitek sebelumnya, agar tidak seilih dalam
pengerjaan project tsb, disertai penyelesaian segala kewajiban pemberi
tugas kepada sesama Rekan Arsitek yang bersangkutan.”
d. Arsitek membangun reputasi profesional dan menghargai karya
pihak lain. “kalaupun ada hal yang kurang berkenan dari arsitek
sebelumnya, hargai karya dari arsitek sebelumnya serta saling
menjaga nama baik sesama arsitek itu adalah hal ang diperlukan.

2. Kode Etik Tata Laku Profesi Arsitek IAI


a. Pasal 5
Tidak mencoba merebut pekerjaan yang sedang dalam taraf perundingan
antara pemberi tugas dengan sesama Rekan Arsitek. “dengan regulasi
yang baik, serta sikap saling menghargai dan menghormati termasuk
bagian dari etika berprofesi”
b. Pasal 4
Tidak menerima pekerjaan jika belum ada kepastian mengenai putus
hubungan kerja disertai penyelesaian segala kewajiban pemberi tugas
kepada sesama Rekan Arsitek termaksud. “(nomor 1 point C)”
c. Pasal 12
Tidak menggunakan rancangan dari sesama Rekan Arsitek tanpa
persetujuannya. “tidak menggunakan atau mengambil hak milik karya
arsitek lain tanpa persetujuan yang jelas”.
Dengan menyetujui point-point di atas, Roy akhirnya ter-edukasi dan menjadi
peringatan juga bagi Roni maupun arsitek di luar sana. Pada akhirnya project tersebut
dapat di selesaikan dengan saya sebagai arsiteknya.

DAFTAR PUSTAKA
Ar. Fauzan A. T. Noe’man. 2020. Arsitek, IAI dan Tanangan Kode ETIK Dunia
Profesi. Bandung

Crysler, C. Greig, Stephen Cairnsand Hilde Heynen. The SAGE Handbook of


Architectural Theory. Sage. Landon

Rahayu, Tri dan Sugiharto. 2016 Problem Perancangan Arsitektur Inspirasi dan tujun
Arsitektur Post-Modern. LPPM Univ. Parahyangan.

Prijotomo, Josef. Prijotomo Membenahi Arsitektur Nusantar. Wastu Lanas Grafika,


Surabaya.2018
PPAR Public Lecture Series 2020/2021: Enterpreneurship Media Arsitektur,
Mendorong Profesi Arsitek dengan Imelda Akmal.

http://www.iai.or.id/

Anda mungkin juga menyukai