KOMPETENSI PEDAGOGIK
Bahasa Indonesia
1. Kunci Jawaban: A
Dalam kurikulum 2013 bahasa Indonesia mulai menempati posisi sebagai bahasa
pembawa wahana ilmu pengetahuan. Konsep tematik terpadu (tematik antarmata
pelajaran, dan tematik dalam suatu mata pelajaran telah memfungsikan bahasa
Indonesia sebagai penghantar ilmu pengetahuan antar mata pelajaran. Dalam hal
membangun wawasan, pengembangan tema dan menghubungkan satu tema dengan
tema yang lain antar mata pelajaran, bahasa Indonesia telah mampu berfungsi sebagai
bahasa penyalur ilmu pengetahuan.
2. Kunci Jawaban: D
Bentuk kegiatan pembelajaran bahasa yang sesuai dengan pendekatan whole language
adalah memadukan berbagai aspek dalam pembelajaran bahasa, seperti memadukan
keterampilan berbahasa dengan aspek kebaahasaan. Tidak ada lagi pemisahan materi,
seperti hanya mengajarkan membaca saja, atau menulis saja.
3. Kunci Jawaban: C
Membaca puisi anak merupakan keterampilan berbicara yang sifatnya estetis. Oleh
karena itu aspek yang dinilai oleh meliputi keberanian, pelafalan, dan kesesuaian
ekspresi dengan makna puisi.
4. Kunci Jawaban: C
Salah satu model pembelajaran menulis permulaan di SD adalah siswa menulis kalimat
sesuai dengan isi gambar. Oleh karena itu, langkah yang tepat setelah kesalahan
penulisan kalimat yang tidak sesuai dengan isi gambar adalah menuliskan kembali yang
telah diperbaiki.
PPKn
5. Kunci Jawaban: C
Pembelajaran PPKn SD perlu mengembangkan kesadaran menghormati perbedaan untuk
menciptakan keharmonisan.
6. Kunci Jawaban: A
Guru PPKn SD kelas 6 yang berupaya meningkatkan perkembangan moral siswanya
dengan memberikan kasus dilema moral yang menuntut siswa menggunakan
pertimbangan ketika memberikan pilihan jawabannya merupakan ciri khas pembelajaran
pendidikan moral dari model pembelajaran Kohlberg.
7. Kunci Jawaban: B
Prinsip-prinsip khusus dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran PPKn di SD antara lain
adalah hasil evaluasi sebagai penunjuk gejala, makin banyak indikator semakin
mendekati keadaan sebenarnya, lebih menekankan pada kepentingan siswa, pengukuran
ranah lebih bersifat kolektif. Sedangkan pengukuran dengan indikator kognitif bukan
termasuk prinsip.
8. Kunci Jawaban: E
1
Dalam pembelajaran PPKn SD guru yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama
dalam kerja sama atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja untuk
memecahkan masalah bersama merupakan penerapan cooperative learning.
IPS
9. Kunci Jawaban D
Pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut termasuk ke dalam pembelajaran
berbasis masalah karea guru menanyakan berbagai masalah sosial kepada siswa. Kata
kuncinya adalah menanyakan masalah sosial yang ada di sekitar masyarakat.
IPA
13. Kunci Jawaban D
Alat peraga planetarium yang ada hanya 2 buah, sehingga akan lebih efektif apabila
diterapkan metode demonstrasi.
Matematika
17.Kunci Jawaban: E
Pembahasan
Pendekatan konstruktivisme menekankan pada proses belajar aktif , menyusun konsep
dan memberi makna terhadap hal-hal yang sedang dipelajari berdasarkan kemampuan
awal yang telah dimiliki siswa. Berdasarkan pendekatan konstruktivisme, maka urutan
langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang diajukan adalah
Pertama, (6) memberi permasalahan bagaimana menentukan banyak kubus satuan
yang akan dimasukkan ke dalam kardus berbentuk balok (agar siswa dapat
mengidentifikasi permasalahan yang diberikan guru);
Kedua, (2) menanyakan bagaimana cara menentukan banyak kubus satuan (agar siswa
dapat mengkonstruksi pengetahuannya untuk membuat strategi dalam menghitung
banyaknya kubus satuan yang dapat masuk ke dalam kardus berbentuk balok);
Ketiga, (3) Menanyakan bagaimana cara menentukan banyak kubus satuan (agar siswa
dapat menerapkan strateginya dengan cara menghitung kubus satuan yang diperlukan
untuk mengisi kardus berbentuk balok tersebut);
Keempat, (1) merumuskan rumus volume balok (agar siswa dapat menyusun rumus
balok berdasarkan hasil identifikasi strategi dan penerapan strategi dalam menghitung
kubus satuan yang mengisi kardus);
Kelima, (4) merumuskan pengertian volume balok (agar siswa dapat menyimpulkan
konsep volume balok berdasarkan hal yang telah dilakukannya pada kegiatan
pembelajaran sebelumnya)
Keenam, (5) memberi soal tentang volume balok (agar siswa dapat menerapkan hasil
konstruksi pengetahuannya).
Jadi, urutan langkah pembelajaran yang disjukan Ibu Anis adalah 6, 2, 3, 1, 4, 5.
18.Kunci Jawaban: B
Pembahasan
Tahap kognitif anak menurut Bruner adalah enaktif, ikonik dan simbolik. Pada soal
tersebut jawaban yang tepat adalah B, karena Bu Ninning menggunakan anak-anak
sebagai media mengenal angka 1-10 (tahap enaktif) dan siswa diminta untuk mrmuliskan
angka tersebut di papan tulis (ikonik). jadi simboliknya belum nampak.
19.Kunci Jawaban: C
Pembahasan
Berdasarkan tiga soal tersebut, yang merupakan soal HOTS adalah soal nomor 3 saja.
Karena pada soal nomor 3, hanya diketahui satu variabel saja yaitu luas persegi panjang
(36 m2). Sehingga belum diketahui panjang dan lebar pasti dari taman berbentuk persegi
panjang tersebut. banyak kemungkinan yang dapat siswa temukan melalui soal tersebut.
Jika panjangnya 1 cm maka lebarnya 36 cm, jika panjangnya 2 cm maka lebarnya 18 cm,
jika panjangnya 3 cm maka lebarnya 12 cm, jika panjangnya 4 cm maka lebarnya 9 cm,
jika panjangnya 6 cm maka lebarnya 6 cm dan sebaliknya. Artinya banyak bilangan yang
mungkin hasil kalinya 36. Sehingga ini membutuhkan keterampilan HOTS untuk
menyelesaikan soal tersebut. Setelah itu siswa juga harus menjawab pertanyaan soal
yaitu menentukan kemungkinan keliling taman tersebut. Ini juga membutuhkan
keterampilan HOTS karena tidak ada syarat baku antara hubungan panjang dengan
lebarnya.
Jadi yang termasuk soal HOTS adalah soal nomor 3 saja. Karena soal nomor 1 dan 2
variabel yang diketahuinya sudah lengkap.
20.Kunci Jawaban: C
Pembahasan
3
Pada soal tersebut digambarkan ilustrasi operasi pengurangan bilangan bulat. Ketika
kartu putih menggambarkan bilangan bulat positif dan kartu hitam menggambarkan
bilangan bulat negattif maka:
Gambar tersebut sama dengan 1 ditambah 1 sama dengan 2. Karena tidak ada opsi yang
sesuai, maka ini juga sama dengan 1 dikurangi negatif 1 atau sama dengan 1 – (-1) = 2
KOMPETENSI PROFESIONAL
BAHASA INDONESIA
PPKn
33. Kunci Jawaban: B
Peraturan pemerintah pengganti Undang Undang (Perpu) mempunyai kedudukan yang
sama dengan UU. Disamping itu, perda harus sesuai dan berdasarkan aturan diatasnya,
apabila dipandang ada aturan bertentangan dengan UU maka pihak yang terkait dan
masyarakat dapat mengajukan pengujian material terhadap UU ke Mahkamah Agung.
Pengujian material UU terhadap aturan diatasnya dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi.
diperintah yang tidak berdasarkan kekuasaan (machtstaat) dan aturan formal yang
jelas untuk menjamin kepastian hukum. Pengecoh menggunakan dua hal yang sama.
penegakan HAM yang melibatkan lembaga pemerintah, bukan peraturan dan bukan
Lembaga Swadaya Masyarakat.
IPS
45. Kunci Jawaban D
Cabang disiplin ilmu sosial yang mempelajari tentang manusia, tempat, lingkungan
alam dan kapasitas bumi untuk mendukung kehidupan manusia.Konsep-konsep
geografi dalam IPS SD berkaitan dengan space (aspek keruangan) sebagai tempat
tinggal manusia yang menekankan pada gejala alam dan kehidupan yang membentuk
lingkungan dunia dan tempat.
IPA
Soal no 57
Kunci Jawaban B
Pembahasan
1. Variabel bebas atau variabel penyebab (independent variables)
Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau mempengaruhi, yaitu faktor-
faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan
hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati.
2. Variabel terikat atau variabel tergantung (dependent variables)
Variabel terikat adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan
adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau tidak muncul, atau
berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti.
Berdasarkan contoh kasus yang diberikan maka variabel bebasnya adalah jarak
magnet terhadap kompas
8
Soal no 58
Kunci Jawaban C
Pembahasan
Pelapukan adalah sebuah proses dimana bebatuan mengalami peristiwa kehancuran yang
disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor fisika, kimia maupun biologi. Pengertian lain
dari pelapukan yaitu sebuah proses perubahan komposisi serta pemecahan yang dialami
batuan ataupun material-material lainnya yang terjadi di atas permukaan bumi akibat proses
secara fisika, kimia maupun biologi.
Berdasarkan contoh peristiwa yang disajikan maka kayu yang dimakan rayap merupakan
contoh pelapukan biologi.
Soal no 59
Kunci Jawaban E
Pembahasan
Rangka memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Memberi bentuk dan postur tubuh.
b. Melindungi organ-organ yang lunak, misalnya otak, sumsum tulang belakang, paru-
paru, jantung dan lain-lain.
c. Penyangga berat badan, misalnya tulang leher, tulang belakang, dan tulang pelvis.
d. Tempat melekatnya otot-otot rangka (otot lurik)
e. Mendukung terjadinya gerakan.
f. Hematopoiesis, yaitu pembentukan sel-sel darah putih (leukosit), sel darah merah
(eritrosit), dan keping-keping darah (trombosit) di sumsum merah. Sumsum merah
terdapat di dalam tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk, tulang belikat, tulang
pipih, dan ujung tulang panjang.
g. Tempat penyimpanan mineral.
h. Tempat penyimpanan energi, yaitu simpanan lemak di sumsum kuning
i. Fungsi imunologis, yaitu menghasilkan sel-sel imunitas di dalam sumsum, misalnya
limfosit B yang menghasilkan antibodi dan imfosit T yang membantu pertahanan
terhadap infeksi
Nomor 3 merupakan contoh fungsi rangka untuk melindungi sumsum tulang belakang.
Soal no 60
Kunci Jawaban A
Pembahasan
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Fase inspirasi. Fase ini diawali dengan berkontraksinya otot antartulang rusuk
sehingga rongga dada terangkat atau membesar, akibatnya tekanan dalam rongga
dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya
oksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembali ditariknya otot antara
tulang rusuk ke kebelakang yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga
dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih
besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon
dioksida keluar.
volume rongga dada membesar – tekanan udara rongga dada turun – udara luar masuk
paru-paru
Soal no 61
Kunci Jawaban B
Pembahasan
1. Filtrasi (penyaringan). Filtrasi adalah cara pemisahan zat padat dari cairan melalui
saringan/filter yang berpori.
2. Kristalisasi. Kristalisasi adalah cara memperoleh zat padat yang larut dalam cairan.
3. Distilasi (Penyulingan). Distilasi adalah cara memperoleh cairan yang dikotori zat
terlarut atau bercampur dengan cairan lain yang titik didihnya berbeda.
4. Sublimasi. Sublimasi adalah memisahkan komponen campuran zat padat yang
dipisahkan dengan secara langsung diubah menjadi bentuk padat tanpa melalui
bentuk cair terlebih dahulu.
5. Ekstraksi (Penyarian). Ekstraksi merupakan cara pemisahan suatu zat dari
campurannya dengan melarutkannya pada pelarut yang sesuai.
6. Adsorpsi. Adsorpsi adalah penarikan suatu zat terhadap zat lain secara kuat sehingga
menempel pada permukaannya
7. Kromatografi. Kromatografi merupakan cara pemisahan berdasarkan perbedaan
kecepatan zat-zat terlarut yang bergerak bersama-sama dengan pelarutnya pada
permukaan suatu benda penyerap.
8. Pengayakan. Pengayaan adalah pemisahan campuran untuk memisahkan padatan
yang berukuran berbeda-beda.
Pada soal “Air teh dibuat dengan cara menyeduh serbuk teh atau teh dalam kemasan
dengan air panas” adalah merupakan contoh pemisahan campuran dengan teknik
filtrasi yaitu memisahkan zat padat (serbuk teh) dari cairan melalui saringan berpori.
Soal no 62
Kunci Jawaban B
Pembahasan
Kelemahan perbanyakan tanaman secara generatif antara lain :
1) Tanaman baru yang dihasilkan belum tentu memiliki sifat yang sama dengan
induknya.
2) Varietas yang baru muncul belum tentu lebih baik.
3) Waktu berbuah lebih lama.
4) Kualitas tanaman baru diketahui setelah tanaman berbuah.
Berdasarkan pilihan pernyataan yang ada pada soal, maka jawaban yang tepat adalah
pernyataan no : (3), (4), (7), dan (8)
Soal no 63
Kunci Jawaban D
Pembahasan
Diketahui:
Jarak anak dengan dinding tebing sebelah kiri : (Skiri) = 85 m
Jarak anak dengan dinding tebing sebelah kanan : (S kanan) = 102 m
Waktu (t) = 0,5 sekon
Ditanyakan : waktu bunyi pantul oleh tebing kanan ?
10
Jawab:
Skiri = (v.t ) : 2
85 = (v. 0,5) : 2
170 = 0,5 V
v = 340 m/s
Substitusi ke :
Skanan = (v.t ) : 2 ; maka
102 = (340.t) : 2
102 = 170.t
t = 102 : 170
= 0,6 sekon
Soal no 64
Kunci Jawaban C
Pembahasan
Perpindahan kalor secara konduksi adalah perambatan kalor tanpa disertai perpindahan
bagian-bagian zat perantaranya.
Berdasarkan pernyataan yang disediakan maka contoh peristiwa perpindahan kalor
secara konduksi adalah (1), (7), dan (8)
besi yang dibakar salah satu ujungnya, beberapa saat kemudian ujung yang lain
terasa panas.
gelas kaca diisi air panas, bagin luar gelas ikut terasa panas.
pakaian yang lembab disetrika menjadi kering
Soal no 65
Kunci Jawaban E
Pembahasan
Penderita presbiopi tidak dapat melihat benda-benda yang letaknya dekat maupun jauh.
Pada mata presbiopi, titik dekatnya lebih jauh daripada titik dekat mata normal (titik
dekat > 25 cm) dan titik jauhnya lebih dekat daripada titik jauh mata normal (titik jauh
< ~). Oleh karena itu penderita presbiopi dapat ditolong dengan kaca mata berlensa
bifokal (cekung-cembung).Bagian atas untuk melihat objek yang jauh, sedangkan lensa
bagian bawah digunakan untuk melihat objek yang dekat.
Soal no 66
Kunci Jawaban D
Pembahasan
Diketahui seperti Gambar.
11
Apabila besarnya I = 10 A dan R1, R2 dirangkai secara pararel maka besarnya I2 dapat
ditentukan dengan hukum pembagi arus sebagai berikut.
R1 2 20
I 2=I =10 = =4 A
R1+ R 2 2+3 5
Soal no 67
Kunci Jawaban E
Pembahasan
Berdasarkan hukum Newton tentang gerak, khususnya hukum tentang sifat inertia
benda, benda akan cenderung mempertahankan kedudukannya apabila gaya luar yang
bekerja padanya ditiadakan. Benda yang sedang diam cenderung tetap diam, dan
benda yang bergerak lurus beraturan cenderung akan tetap bergerak apabila gaya yang
mempengaruhinya ditiadakan.
Berdasarkan kasus pada soal, posisi bu Sinta sedang dalam kondisi diam, mendadak
mobil di gas. Maka pada posisi ini, berdasarkan hukum kelembaman air akan tumpah ke
belakang.
Soal no 68
Kunci Jawaban C
Matematika
69.Kunci Jawaban C
Pembahasan
Diketahui:
3
Ibu memiliki bagian kue
4
1
Kakak meminta bagian kue milik Ibu.
2
Ditanya:
Kue bagian kakak dari Ibu
Jawab:
Berdasarkan ilustrasi cerita tersebut dapat digambarkan seperti gambar berikut ini:
3 1
Mewakili kue milik ibu bagian Mewakili kue yang diminta oleh kakak bagian dari
4 2
12
milik ibu.
1 3
Dari gambar tersebut terlihat bahwa kakak sekarang memiliki bagian dari bagian kue
2 4
3
atau senilai dengan bagian kue. Sehingga secara matematis hal tersebut digambarkan:
8
1 3 3
x =
2 4 8
70.Kunci jawaban: A
Pembahasan
Diketahui:
persamaan kuadrat n x 2+ 12 x +9=0
Ditanyakan:
Berapakah n agar persamaan kuadrat tersebut mempunyai dua akar kembar?
Jawab:
Mempunyai dua akar kembar berarti D=0
D: determinan
2
D=b −4 ac
2
n x + 12 x +9=0
Berarti a= n
b= 12
c= 9
maka :
2
D=12 −4 n 9=0
144−36 n=0
144=36 n
n=4
Jadi a adalah 4
71.Kunci Jawaban D
Pembahasan
Dua bangun datar dikatakan sebangun jika memenuhi dua syarat yaitu:
Panjang sisi-sisi yang bersesuaian dari kedua bangun itu memiliki perbandingan senilai
dan Sudut-sudut yang bersesuaian dari kedua bangun itu sama besar.
Pilihan (D) Dua buah persegi merupakan jawabannya.
Karena memenuhi dua syarat tersebut. Dua bangun datar persegi pasti memiliki panjang
sisi-sisi yang bersesuaian dan memiliki perbandingan yang senilai. Selain itu juga Sudut-
sudut yang bersesuaiannya pasti sam besar. Sehingga jawabannya D.
72.Kunci Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui :
13
Ditanyakan :
Berapa banyak ember yang bisa dipenuhi dengan air dari bak mandi tersebut?
Jawab:
Volume Tabung = π r 2 t
22 2
= . 14 . 40cm3
7
= 24.640 cm3
Maka ember bisa penuh air jika diberi 24,64 liter air
banyak ember yang bisa dipenuhi dengan air dari bak mandi tersebut adalah
73.Kunci Jawaban: E
Pembahasan
Diketahui:
P1 = Jika Doni membeli baju maka Dina membeli celana ( a→ b)
P2 = Jika Dina membeli celana maka Deni membeli sepatu (b → c)
P3 = Deni tidak membeli sepatu (~c)
Ditanya:
Simpulan argumen di atas
Jawab:
a→ b
b→c
~c
~a
Jadi simpulannya:
Doni tidak membeli baju, karena Deni tidak membeli sepatu.
74.Kunci Jawaban: D
Pembahasan
Permasalahan di atas merupakan jenis kombinasi
3 4 5
1C 1C 1C = 60 paket
75.Kunci Jawaban: D
14
Pembahasan
Diketahui:
Siswa yang mendapat nilai 6 = 5 anak
Siswa yang mendapat nilai 7 = 12 anak
Siswa yang mendapat nilai 8 = 10 anak
Siswa yang mendapat nilai 9 = 5 anak
Siswa yang mendapat nilai 10 = 13 anak
Jumlah siswa = 45 anak
Ditanya:
Median
Jawab:
Untuk menentukan nilai median, maka terlebih dahulu nilai semua siswa harus diurutkan.
Sehingga menjadi:
6, 6, 6, 6, 6, 7, 7, 7, 7, 7, 7, 7, 7, 7, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 9, 9, 9, 9, 9,
10,10, 10, 10, 10, 10,10, 10, 10, 10, 10, 10, 10.
Karena jumlah siswanya ganjil, yaitu 45 maka median untuk data tersebut adalah data ke
23 yaitu nilai 8. Jadi jawabannya adalah D.
76.Kunci Jawaban: C
Pembahasan
50 + 60 + 70 + … + 500 = …..
46(50+ 500)
=12.650
2
77.Kunci Jawaban: B
Pembahasan
Diketahui:
y = x2 – 4x + 3
Ditanya:
Grafik y = f(x) dan ciri-cirinya
Jawab:
y = x2 – 4x + 3; koefisien pada x2 adalah 1 > 0, grafik menghadap ke atas
Titik potong dengan sumbu x
x2 – 4x +3 = 0
(x – 3)(x – 1) = 0
x – 3 = 0 atau x – 1 = 0
x = 3 atau x = 1
Pengecekan:
Untuk
x = 3, didapat 32 – 4.3 + 3= 9 – 12 + 3 = 0 (benar)
x = 1, didapat (1)2 – 4.1 +3 = 1 – 4 + 3 = 0 (benar)
78.Kunci Jawaban: A
Pembahasan
Diketahui:
Jarak rumah Siti ke rumah Dayu 200km
Siti pergi ke rumah Dayu naik motor dengan kecepatan rata-rata 40 km/jam
Dayu pergi ke rumah Siti naik mobil dengan kecepatan rata-rata 60km/jam
Siti dan Dayu sama-sama berangkat pukul 08.00 dari rumahnya masing-masing
15
Ditanyakan:
pada pukul berapakah mereka akan berpapasan?
Jawab:
Permasalahan tersebut termasuk jenis soal waktu berpapasan dengan waktu berangkat
yang sama, rumusnya adalah :
jarak total AB
waktu berpapasan AB=
kecepatan A+ kecepatan B
200 km
waktu berpapasan AB=
40 km/ jam+60 km/ jam
200 km
waktu berpapasan AB=
100 km/ jam
Jadi Siti dan Dayu akan berpapasan pada pukul 08.00 + 2 jam = pukul 10.00
79.Kunci Jawaban: A
Pembahasan
Setiap menit kolam terisi 50 liter air.
Dalam waktu 3 menit kolam terisi air sebanyak (50 × 3) liter = 150 liter
Sisa kapasitas kolam (600 – 150) liter = 450 liter
Kolam terisi dalam (450 : 30) menit = 15 menit
80.Kunci Jawaban: C
Pembahasan
Diketahui:
Ali berangkat pukul 07.00 WIB dengan kecepatan rata-rata 20km/jam
Slamet berangkat pukul 08.00 WIB dengan kecepatan rata-rata 30km/jam
Ditanyakan:
Pada km berapa dan pukul berapa Slamet mulai menyusul Ali?
Penyelesaian :
Permasalahan ini berarti mencari KPK dari 20 dan 30.
Permasalahan KPK ini dapat diselesaikan dengan menggunakan garis bilangan berikut:
16
Dari gambar di atas, tampak KPK dari 20 dan 30 adalah 60, berarti Ali dan Slamet bertemu
di km 60, 3 jam setelah Ali berangkat atau 2 jam setelah Slamet berangkat, yaitu pukul
10.00.
Jadi, Slamet mulai menyusul Ali pada km 60 pukul 10.00 WIB.
Kunci Jawaban
Pedagogik Umum
1. Jawaban E
Pembahasan
Untuk menjawab soal tersebut guru harus memahami tingkatan kognitif dengan kata
kerja operasionalnya contoh;
2. Jawaban A
Pembahasan
Unsur-unsur dalam merumuskan tujuan pembelajaran dengan memenuhi kaidah
ABCD, yaitu;
3. Jawaban A
Pembahasan
Untuk menentukan materi yang tepat dapat dipelajari bagan berikut
Kompetensi berupa indikator hasil belajar yang
harus dikuasai siswa
tida k
tidak
tidak
tidak
Materi tersebut
Apabila siswa diminta untuk membuat sesuatu.
berupa
ya
keterampilan
tidak
Membedakan dua hal (perbandingan) merupakan ciri-ciri materi yang berupa konsep.
4. Jawaban D
18
Pembahasan
Untuk menjawab soal diatas peserta harus memahami model-model pembelajaran dan
karateristiknya, seperti;
Kooperatif adalah suatu strategi pembelajaran yang terstruktur secara sistematis di
mana siswa-siswa bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil dengan
anggota antara empat sampai lima orang secara heterogen untuk mencapai tujuan-
tujuan bersama
Problem solving merupakan kerangka konseptual tentang proses pembelajaran
yang menggunakan masalah-masalah riil dalam kehidupan nyata (otentik),
bersifat tidak tentu, terbuka dan mendua untuk merangsang dan menantang siswa
berpikir kritis untuk memecahkannya.
Inkuiri adalah proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan
melakukan observasi atau eksperimen guna mencari jawaban maupun
memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan
menggunakan berpikir kritis dan logis
Discovery learning adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara
aktif untuk mencari dan menyelidiki suatu permasalahan sehingga siswa dapat
menyimpulkan konsep dari pembelajaran yang telah dipelajari
Kontektual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang
mengaitkan antara materi yang diajarkan-nya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
5. Jawaban D
Pembahasan
Media grafis
Media grafis termasuk media visual, pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam
simbol-simbol komunikasi visual. Grafis berfungsi menarik perhatian, memperjelas ide,
mengilustrasikan/menghiasi fakta yang mungkin dilupakan bila tidak digrafiskan. Contoh
media grafis adalah: gambar, gambar seri, foto, poster, kartun, grafik, dan diagram.
Modul Pembelajaran
Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan
sistematis, di dalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang
terencana dan didesain untuk membantu siswa menguasai tujuan belajar yang
spesifik. Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga
siswa dapat belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan masing-masing.
Format modul yang lengkap memuat Cover, Daftar Isi, Pendahuluan (rasional deskripsi
singkat, relevansi, petunjuk belajar), Kegiatan Belajar (capaian pembelajaran,
sub-capaian pembelajaran, pokok-pokok materi, uraian materi, rangkuman,
tugas,umpan balik, tes formatif) Tugas Akhir, Tes Akhir, Daftar Pustaka, Kunci
Jawaban Tes Formatif.
Media Audio
Media audio adalah adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif yang
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan para siswa
mempelajari bahan ajar. Jenis media audio terdiri atas program kaset suara, CD
audio, dan program radio. Penggunaan media audio dalam kegiatan
pembelajaran pada umumnya untuk melatih ketrampilan yang berhubungan
dengan aspek-aspek ketrampilan mendengarkan.
19
Setiap kegiatan atau program memiliki karakteristik yang berbeda dengan program lain.
Untuk dapat mengevaluasi suatu program perlu memperhatikan model evaluasi yang
digunakan agar hasil evaluasi tepat sasaran. Beberapa model yang telah dikembangkan
adalah model Tyler, model Sumatif-Formatif, model Countenance, model Bebas Tujuan,
model Context Input Process Prodct (CIPP), model Ahli/Connoisseurship. Secara singkat
deskripsi model-model evaluasi tersebut adalah sebagai berikut.
Model Tyler sangat populer di bidang pendidikan karena model evaluasi ini menekankan
adanya proses evaluasi langsung berdasarkan atas tujuan instruksional yang sudah
ditetapkan. Esensi dari model evaluasi ini adalah suatu proses dan kegiatan
yang dilakukan oleh evaluator untuk menentukan pada kondisi seperti apa
tujuan program dapat dicapai. Model evaluasi Sumatif-Formatif merupakan aplikasi
atau pengembangan dari model Tyler, banyak digunakan oleh pengajar untuk
melakukan evaluasi terhadap program pengajaran. Evaluasi sumatif dilakukan setelah
program selesai dilaksanakan untuk periode waktu tertentu. Dalam evaluasi sumatif
biasanya digunakan acuan penilaian, yaitu acuan norma atau acuan patokan. Evaluasi
formatif dilakukan pada setiap pada akhir satu unit kegiatan untuk setiap tatap muka.
Model evaluasi Countenance dikembangkan oleh Stake, yang secara garis besar model
ini difokuskan pada evaluasi bagian awal ( antecedent), tahap transaksi (transaction),
dan pada hasil (outcomes). Model evaluasi bebas tujuan dikembangkan oleh Scrieven
yang intinya bahwa evaluasi program dapat dilakukan tanpa mengetahui tujuan program
itu sendiri. Model evaluasi context input process product (CIPP) merupakan model
evaluasi yang menekankan pada evaluasi untuk aspek konteks ( context), masukan
(inpu)t, proses (process), dan hasil (product). Model evaluasi CIPP pada prinsipnya
sangat mendukung proses pengambilan keputusan dengan mengajukan alternatif dan
penindaklanjutan kosekuensi dari suatu keputusan. Model evaluasi ahli merupakan
model evaluasi yang memiliki dua ciri khas yaitu a) manusia dijadikan sebagai instrumen
untuk pengambillan keputusan dan b) menggunakan kritikan untuk menghasilkan
konsep-konsep dasar evaluasi.
Langkah-Langkah Evaluasi
Untuk mendapatkan hasil yang benar dan tepat dalam kegiatan evaluasi perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Tujuan Evaluasi (mengapa evaluasi dilakukan).
Desain Evaluasi (model evaluasi, evaluator, jadwal, instrumen, dan biaya).
Instrumen Evaluasi (kualitas, uji coba).
Pengumpulan Data (sifat data, ketersediaan data, responden, dan waktu).
Analisis/Interpretasi Data (proses data: manual/ computer, pembaca/penafsir).
Tindak Lanjut (hasil untuk apa, obyektivitas hasil)
Jenis evaluasi berdasarkan tujuan dibedakan atas lima jenis evaluasi :
Evaluasi diagnostic adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah kelemahan-
kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya
Evaluasi selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siswa yang paling
tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa
dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan
meningkatan proses belajar dan mengajar.
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan
kemajuan belajar siswa.
21
7. Jawaban D. Menganalisis informasi dan data-data yang didapat baik dari bacaan
maupun dari sumber-sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang
Indonesia pada zaman Hindu-Buddha
Pembahasan
Langkah – langkah pembelajaran dengan pendekatan Scientific sebagai berikut:
Meminta peserta didik memerankan teks, soal, atau materi lain yang harus dipelajari
dengan mendramakan isinya.
Konsep kinestetis
Permainan tebak – tebakan yang dilakukan dengan gerakan yang menantang
kemampuan peserta didik untuk mengungkapkan pengetahuan dengan cara tidak
konvensional.
Hands on thinking
Memberi kesempatan peserta didik untuk memanipulasi obyek atau menciptakan
sesuatu dari tangan mereka dengan membuat patung, kolase, atau bentuk kerajinan
lain.
Peta tubuh
Tubuh manusia dapat digunakan sebagai alat pedagogis yang berguna, missal jari
untuk menghitung, dengan menggunakan gerakan fisik akan menginternalisasikan
gagasan.
Diskusi kelas digunakan hampir disetiap mata pelajaran dan semua tingkat. Ada
beberapa hal yang harus dipenuhi agar hasilnya positif dan memuaskan. Lima tahap
diskusi yang harus diperhatikan guru adalah:
Menjelaskan tujuan diskusi dengan menyampaikan apa yang akan dibahas serta
perilaku siswa yang seharusnya.
Mempertahankan jaannya diskusi, dengan menyampaikan atau meminta
sukarelawan untuk mengawali pembicaraan, memastikan bahwa tanggapan
didengarkan dengan sopan. Peserta didik bias memakai papan tulis, flip chart,
atau mind map.
Mengawasi jalan diskusi supaya topic tidak bergeser dari yang telah ditentukan.
Mengakhiri diskusi dengan merangkum apa yang telah disampaikan, dan
menghubungkan dengan pembelajaran kelas lainnya.
Melakukan Tanya jawab mengenai diskusi yang telah dilaksanakan dan meminta
peserta didik menyampaikan manfaat yang diperoleh.
Merekam dengan tape recorder
Tape recorder digunakan untuk sebagai pengumpul informasi, wawancara, dan
dapat digunakan untuk menyediakan informasi. Peserta didik dapat menggunakan
untuk mempersiapkan tulisan, mengolah gagasan, sekaligus membicarakan topic
mereka. Peserta didik yang kurang cakap menulis mungkin bisa merekam pemikiran
mereka sebagai mode ekspresi alternative. Manfaat lain bias digunakan mengirim
surat lisan kepada peserta didik lain untuk menceritakan pengalaman pribadi
mereka, dan memperoleh umpan balik tentang sosialisasi di lingkungan kelas.
Menulis jurnal
Jurnal ini dapat dibuat sangat pribadi dan hanya diceritakan pada guru atau
dibacakan secara teratur di depan kelas. Jurnal ini dapat merangkum kecerdasan
majemuk dengan menggunakan gambar, sketsa foto, dialog, dan data non verbal.
Topic yang ditulis bias bidang umum, spesifik, catatan matematika, gagasan baru,
dan mata pelajaran lain
Publikasi
Publikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Tulisan peserta didik dapat
difotocopi dan disebarkan. Tulisan – tulisan dapat dijilid dalam bentuk buku dan
ditempatkan khusus dikelas atau perpustakaan, dan dipublikasikan di web site
sekolah. Jika memungkinkan membentuk kelompok khusus kepenulisan utuk diskusi
buku dan tulisan peserta didik. Apabila peserta didik tahu bahwa orang lain
menggandakan, mendiskusikan, bahkan memperdebatkan tulisan mereka, hal itu
memotivasi untuk terus mengembangkan keahliannya.
Strategi pembelajaran ekspositori adalah bahan atau materi pelajaran diolah oleh
guru. Dengan strategi ekspositori guru yang mencari dan mengolah bahan pelajaran,
yang kemudian menyampaikannya kepada siswa. Strategi ini dapat digunakan dalam
mengajarkan berbagai materi pelajaran kecuali yang sifatnya pemecahan masalah.
Strategi pembelajaran heuristic adalah bahan atau materi pelajaran diolah oleh
siswa. Siswa yang aktif mencari dan mengolah bahan pelajaran, guru sebagai fasilitator
memberikan dorongan dan arahan, strategi ini dapat mengajarkan berbagai materi
pelajaran termasuk pemecahan masalah.
Strategi pembelajaran Inkuiri adalah proses untuk memperoleh dan mendapatkan
informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen guna mencari jawaban maupun
memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah tanpa bimbingan
guru sebelumnya agar siswa mampu berpikir kritis dan logis
Dibandingkan dengan penilaian tradisonal yang selama ini banyak dilakukan oleh
peendidik, penilaian otentik lebih dapat menunjukkan hasil belajar yang komprehensip.
Beberpa kelebihan penilaian otentik antara lain:
Peserta didik diminta untuk menunjukkan kemampuan melakukan tugas yang lebih
kompleks yang mewakili aplikasi yang lebih bermakna dalam dunia nyata.
Peserta didik diminta untuk menganalisis, mensintesis, dan menerapkan apa yang
telah mereka pelajari.
Peserta didik untuk memilih dan mengonstruksi jawaban yang menunjukkan
kemampuannya.
Peserta didik diminta untuk membuktikan kemampuannya secara langsung melalui
aplikasi dan konstruksi pengetahuan yang dimilikinya.
Dilihat dari sifat dan proses pelaksanaannya, penilaian otentik sering disamakan
artinya dengan beberapa istilah dalam penilaian, yaitu penilaian berbasis kinerja,
penilaian langsung, dan penilaian alternatif. Penilaian otentik diseebut juga sebagai
penilaian berbasis kinerja karena peserta didik diminta untuk melakukan tugas-tugas
belajar yang bermakna. Penilaian otentik disebut juga sebagai penilaian langsung karena
mampu memberikan bukti secara langsung dan aplikasi bermakna dari pengetahuan dan
keterampilan. Penilaian otentik disebut juga dengan istilah penilaian alternatif karena
penilaian otentik merupakan suatu alternatif bagi penilaian tradisional.Jadi dapat
dikatakan bahwa penilaian otentik merupakan penilaian yang menyeluruh berkaitan
dengan kompetensi dalam belajar, baik dilihat dari aspek kognitif, afektif, dan maupun
psikomotor. Di samping itu, penilaian otentik lebih mengutamakan proses daripada hasil
pembelajaran dan lebih menekankan praktek daripada teori yang diterima di kelas, yang
kesemuanya dilakukan sesuai dengan kondisi yang nyata di lapangan.
Prinsip dasar penilaian otentik dalam pembelajaran adalah peserta didik harus dapat
mendemonstrasikan atau melakukan apa yang mereka ketahui. Penilaian otentik perlu
dilakukan karena beberapa hal, yaitu
a. Penilaian otentik merupakan penilaian secara langsung terhadap kemampuan dan
kompetensi peserta didik.
b. Ppenilaian otentik memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
mengkonstruksikan hasil pembelajaran.
c. penilaian otentik mengintegrasikan kegiatan belajar, mengajar, dan penilaian.
d. penilaian otentik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mendemonstrasikan kemampuannya yang beragam.
Sasaran penilaian pada aspek sikap adalah sebagai berikut:
Menerima (receiving) adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan
(stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala
dan lain-lain. Beberapa contoh kata kerja operasional adalah memilih, mempertanyakan,
mengikuti, memberi, menganut, mematuhi, meminati.
Menanggapi (responding) adalah kemampuan seseorang untuk mengikut sertakan
dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya.
Beberapa contoh kata kerja operasional adalah menjawab, membantu, mengajukan,
mengompromikan, menyenangi, menyambut, menampilkan, mendukung, menyetujui,
menampilkan, mepalorkan, mengatakan, menolak.
Menilai (valuing) adalah kemampuan seseorang untuk menghargaiatau menilai sesuatu.
Beberapa contoh kata kerja operasional adalah mengasumsikan, meyakini, melengkapi,
meyakinkan, memperjelas, memprakarsai, mengimani, mengundang, menggabungkan,
memperjelas, mengusulkan, menekankan, menyumbang.
27
difokuskan pada penilaian terhadap tugas belajar yang harus diselesaikan oleh peserta
didik dalam periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat juga dikatakan sebagai
penilaian berbentuk penugasan yang bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta
didik menghasilkan karya tertentu yang dilakukan secara berkelompok. Dengan
menggunakan penilaian proyek pendidik dapat memperoleh informasi berkaitan dengan
kemampuan peserta didik dalam hal pengetahuan, pemahaman, aplikasi, sintesis
informasi atau data, sampai dengan pemaknaan atau penyimpulan.
c. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan salah satu penilaian otentik yang dikenakan pada
sekumpulan karya peserta didik yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun
waktu tertentu. Karya-karya ini berkaitan dengan mata pelajaran dan disusun secara
sistematis dan terogansir. Proses penilaian portofolio dilakukan secara bersama antara
antara peserta didik dan guru. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan fakta-fakta
peserta didik dan proses bagaimana fakta-fakta tersebut diperoleh sebagai salah satu
bukti bahwa peserta didik telah memiliki kompetensi dasar dan indikator hasil belajar
sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Untuk melakukan penilaian portofolio secara tepat perlu memperhatikan hal-hal
seperti berikutini, yaitu: kesesuaian,saling percaya antara pendidik dan peserta didik,
kerahasiaan bersama antara pendidik dan peserta didik, kepuasan, milik bersama antara
pendidik guru dan peserta didik, penilaian proses dan hasil.
d. Jurnal
Jurnal belajar merupakan rekaman tertulis tentang apa yang dilakukan peserta didik
berkaitan dengan apa-apa yang telah dipelajari. Jurnal belajar ini dapat digunakan untuk
merekam atau meringkas aspek-aspek yang berhubungan dengan topik-topik kunci yang
dipelajari. Misalnya, perasaan siswa terhadap suatu pelajaran, kesulitan yang dialami,
atau keberhasilan di dalam memecahkan masalah atau topik tertentu atau berbagai
macam catatan dan komentar yang dibuat siswa.Jurnal merupakan tulisan yang dibuat
peserta didik untuk menunjukkan segala sesuatu yang telah dipelajari atau diperoleh
dalam proses pembelajaran. Jadi, jurnal dapat juga diartikan sebagai catatan pribadi
siswa tentang materi yang disampaikan oleh guru di kelas maupun kondisi proses
pembelajaran di kelas.
e. Penilaian Tertulis
Penilaian tertulis mensuplai jawaban isian atau melengkapi, jawaban singkat atau
pendek dan uraian. Penilaian tertulis yang termasuk dalam model penilaian otentik
adalah penilaian yang berbentuk uraian atau esai yang menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis,
mengevaluasi dan sebagainya atas materi yang telah dipelajari. Penilaian ini sebisa
mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.Dalam menyusun instrumen penilaian
tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal seperti kesesuaian soal dengan indikator pada
kurikulum, konstruksisoal atau pertanyaan harus jelas dan tegas, dan bahasa yang
digunakan tidak menimbulkan penafsiran ganda.
f. Penilaian Diri
Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik
diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan proses dan tingkat pencapaian
kompetensi yang diperolehnya dalam pelajaran tertentu. Dalam proses penilaian diri,
bukan berarti tugas pendidik untuk menilai dilimpahkan kepada peserta didik semata
29
dan terbebas dari kegiatan melakukan penilaian. Dengan penilaian diri, diharapkan dapat
melengkapi dan menambah penilaian yang telah dilakukan pendidik.
Untuk melaksanakan penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu memperhatikan
hal-halseperti: menentukan terlebih dahulu kompetensi atau aspek apa yang akan
dinilai; langkah berikutnya menentukan criteria penilaian yang akan digunakan;
merancang format penilaian yang akan digunakan seperti pedoman penskoran, daftar
tanda cek, atau skala penilaian; peserta didik diminta untuk melakukan penilaian diri;
pendidik mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik
supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif; dan pendidik
menyampaikan umpan balik kepada peserta didik yang didasarkan pada hasil kajian
terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.
g. Penilaian Antarteman
Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
peseta didik untuk saling menilai temannya terkait dengan pencapain kompetensi, sikap,
dan perilaku keseharian peserta didik. Penilaian ini dapat dilakukan secara berkelompok
untuk mendapatkan informasi sekitar kompetensi peserta didik dalam kelompok.
Informasi inidapat dijadikan sebagai bahan menentukan pencapaian hasil belajar peserta
didik.
h. Pertanyaan Terbuka
Ppenilaian otentik juga dilakukan dengan cara meminta peserta didik membaca
materi pelajaran, kemudian merespon pertanyaan terbuka. Penilaian ini lebih difokuskan
terhadap bagaimana peserta didik mengaplikasikan informasi daripada seberapa banyak
peserta didik memanggil kembali apa yang telah diajarkan. Pertanyaan terbuka tesebut
harus dibatasi supaya jawabannya tidak terlalu luas dan bermakna sesuai dengan
tujuannya.
i. Menceritakan Kembali Teks atau Cerita
Menceritakan kembali teks atau cerita merupakan model penilaian otentik yang
meminta peserta didik membaca atau mendengarkan suatu teks kemudian menceritakan
kembali ide pokok atau bagian yang dipilihnya. Penilaian model ini dimaksudkan untuk
mengetahui keampuan peserta didik dalam mengungkapkan kembali apa yang sudah
dibaca tidak sebatas pada apa yang didengar.
j. Menulis Sampel Teks
Menulis sampel teks adalah bentuk penilaian yang meminta peserta didik untuk
menulis teks narasi, ekspositori, persuasi, atau kombinasi berbeda dari teks-teks
tersebut. Penggunaan model penilaian ini disarankan menggunakan rubrik yang dapat
menilai secara analitis dan menyeluruh dalam ranah penulisan, seperti kosakata,
komposisi, gaya bahasa, konstruksi kalimat, dan proses penulisan.
k. Ekperimen atau Demonstrasi
Pada penilaian melalui eksperimen atau demonstrasi peserta didik diminta
melakukan eksperimen dengan bahan sebenarnya atau mengilustrasikan bagaimana
sesuatu bekerja. Peserta didik dapat dinilai dengan menggunakan rubrik berdasarkan
semua aspek yang dilakukan sesuai dengan karakteristik materi yang dieksprimenkan.
l. Pengamatan
Pada penilaian dengan pengamatan pendidik mengamati perhatian peserta didik
dalam mengerjakan tugas, responnya terhadap berbagai jenis tugas, atau interaksi
dengan peserta didik lain ketika sedang bekerja kelompok. Pengamatan dapat dilakukan
dalam pembelajaran secara spontan maupun dengan perencanaan sebelumnya.
Pembahasan
Soal Tes Objektif
a) Bentuk Soal Pilihan Ganda
Tes bentuk pilihan ganda merupakan jenis tes yang paling banyak digunakan. Soal
pilihan ganda adalah soal yang jawabannya harus dipilih dari beberapa kemungkinan
jawaban yang telah disediakan. Butir soal ini memiliki alternative jawaban lebih dari
dua. Umumnya alternative jawabannya 4 (empat) atau 5 (lima). Soal pilihan ganda
terdiri dari pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pokok soal memuat
masalah atau materi atau kemampuan yang akan diukur atau ditanyakan kepada
peserta tes. Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh ( distractor)
yang berhubungan dengan materi yang diukur atau ditanyakan.
a) Bentuk Soal Benar Salah
Bentuk soal ini menuntut peserta didik (peserta tes) untuk memilih dua ke
mungkinan jawaban. Bentuk kemungkinan jawaban yang sering digunakan adalah
“Benar dan Salah” atau “Ya dan Tidak”. Peserta tes diminta untuk memilih jawaban
benar atau salah untuk pernyataan yang disajikan.
b) Bentuk Soal Menjodohkan
Bentuk soal menjodohkan terdiri dari dua kelompok pernyataan. Kelompok pertama
ditulis pada lajur sebelah kiri, biasanya merupakan pernyataan soal atau pernyataan
stimulus. Kelompok kedua ditulis pada lajur sebelah kanan, biasanya merupakan
pernyataan jawaban atau pernyataan respon. Peserta tes diminta untuk
menjodohkan atau memilih pasangan yang tepat bagi pernyataan yang ditulis pada
lajur sebelah kiri di antara pernyataan yang ditulis pada lajur sebelah kanan.
Dalam menyusun soal bentuk menjodohkan terdapat kaidah penulisan yang harus
diperhatikan yaitu: menuliskan seluruh pernyataan dalan lajur kiri maupun kanan
dengan materi sejenis; pernyataan jawaban lebih banyak dari pernyataan soal;
menyusun jawaban yang berbentuk angka secara berurutan dari besar ke kecil atau
sebaliknya; dan menuliskan petunjuk mengerjakan tes yang jelas dan mudah
dipahami.
c) Bentuk tes uraian
Siswa dituntut untuk menguraikan jawaban dengan kata-kata sendiri
d) Bentuk Skala penilaian
Mengukur sikap dan persepsi responden terhadapa fenomena lingkungan
e) Bentuk Lisan
Tes soal dan jawaban menggunakan Bahasa lisan.
13. Jawaban D
Pembahasan
Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja sering disebut sebagai penilaian unjuk kerja ( performance assessment).
Bentuk penilaian ini digunakan untuk mengukur status kemampuan belajar peserta didik
berdasarkan hasil kerja dari suatu tugas. Pada penilaian kinerja peserta didik diminta
untuk mendemonstrasikan tugas belajar tertentu dengan maksud agar peerta didik
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Instrumen yang dapat
digunakan untuk merekam hasil belajar pada penilaian kinerja ini antara lain: daftar cek
(check list), catatan anekdot/narasi, skala penilaian (rating scale).
Penilaian Proyek
31
Penilaian proyek (project assessment) adalah bentuk penilaian yang diujudkan dalam
bentuk pemberian tugas kepada peserta didik secara berkelompok. Penilaian ini
difokuskan pada penilaian terhadap tugas belajar yang harus diselesaikan oleh peserta
didik dalam periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat juga dikatakan sebagai
penilaian berbentuk penugasan yang bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta
didik menghasilkan karya tertentu yang dilakukan secara berkelompok. Dengan
menggunakan penilaian proyek pendidik dapat memperoleh informasi berkaitan
dengan kemampuan peserta didik dalam hal pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, sintesis informasi atau data, sampai dengan pemaknaan atau
penyimpulan.
Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan salah satu penilaian otentik yang dikenakan pada
sekumpulan karya peserta didik yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun
waktu tertentu. Karya-karya ini berkaitan dengan mata pelajaran dan disusun secara
sistematis dan terogansir. Proses penilaian portofolio dilakukan secara bersama antara
antara peserta didik dan guru. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan fakta-fakta
peserta didik dan proses bagaimana fakta-fakta tersebut diperoleh sebagai salah satu
bukti bahwa peserta didik telah memiliki kompetensi dasar dan indikator hasil belajar
sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Untuk melakukan penilaian portofolio secara tepat perlu memperhatikan hal-hal seperti
berikut ini, yaitu: kesesuaian,saling percaya antara pendidik dan peserta didik,
kerahasiaan bersama antara pendidik dan peserta didik, kepuasan, milik bersama antara
pendidik guru dan peserta didik, penilaian proses dan hasil.
Jurnal
Jurnal belajar merupakan rekaman tertulis tentang apa yang dilakukan peserta didik
berkaitan dengan apa-apa yang telah dipelajari. Jurnal belajar ini dapat digunakan untuk
merekam atau meringkas aspek-aspek yang berhubungan dengan topik-topik kunci yang
dipelajari. Misalnya, perasaan siswa terhadap suatu pelajaran, kesulitan yang dialami,
atau keberhasilan di dalam memecahkan masalah atau topik tertentu atau berbagai
macam catatan dan komentar yang dibuat siswa.Jurnal merupakan tulisan yang dibuat
peserta didik untuk menunjukkan segala sesuatu yang telah dipelajari atau diperoleh
dalam proses pembelajaran. Jadi, jurnal dapat juga diartikan sebagai catatan pribadi
siswa tentang materi yang disampaikan oleh guru di kelas maupun kondisi proses
pembelajaran di kelas.
Penilaian Tertulis
Penilaian tertulis mensuplai jawaban isian atau melengkapi, jawaban singkat atau
pendek dan uraian. Penilaian tertulis yang termasuk dalam model penilaian otentik
adalah penilaian yang berbentuk uraian atau esai yang menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis,
mengevaluasi dan sebagainya atas materi yang telah dipelajari. Penilaian ini sebisa
mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Dalam menyusun instrumen penilaian
tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal seperti kesesuaian soal dengan indikator pada
kurikulum, konstruksisoal atau pertanyaan harus jelas dan tegas, dan bahasa yang
digunakan tidak menimbulkan penafsiran ganda.
dan pendidik menyampaikan umpan balik kepada peserta didik yang didasarkan pada
hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.
Penilaian Antarteman
Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peseta
didik untuk saling menilai temannya terkait dengan pencapain kompetensi, sikap, dan
perilaku keseharian peserta didik. Penilaian ini dapat dilakukan secara berkelompok
untuk mendapatkan informasi sekitar kompetensi peserta didik dalam kelompok.
32
Informasi inidapat dijadikan sebagai bahan menentukan pencapaian hasil belajar peserta
didik.
Pertanyaan Terbuka
Penilaian otentik juga dilakukan dengan cara meminta peserta didik membaca materi
pelajaran, kemudian merespon pertanyaan terbuka. Penilaian ini lebih difokuskan
terhadap bagaimana peserta didik mengaplikasikan informasi daripada seberapa banyak
peserta didik memanggil kembali apa yang telah diajarkan. Pertanyaan terbuka tesebut
harus dibatasi supaya jawabannya tidak terlalu luas dan bermakna sesuai dengan
tujuannya.
14. Jawaban D
Pembahasan
Analisis Kualias Tes Bentuk Objektif Secara Empiris
Analisis karakteristik butir soal mencakup analisis parameter kuantitatif dan kualitatif
butir soal. Parameter kuantitatif berkaitan dengan analisis butir soal berdasarkan atas
tingkat kesukaran, daya beda, dan keberfungsian alternative pilihan jawaban. Parameter
kualitatif berkaitan dengan analisis butir soal berdasarkan atas pertimbangan ahli ( expert
judgement).
1). Tingkat Kesukaran
Seperti telah Anda pelajari pada modul sebelumnya, tingkat kesukaran adalah angka
yang menunjukkan besarnya proporsi peserta tes yang menjawab betul pada suatu
butir. Rentang angka ini adalah 0,00 sampai 1,00. Jika suatu butir soal memiliki tingkat
kesukaran 0,00 berarti tidak ada peserta tes yang menjawab butir soal tersebut dengan
benar. Dengan kata lain butir soal terlalu sukar. Sebaliknya, jika butir soal memiliki
tingkatkesukaran 1,00 berarti semua peserta tes dapat menjawab butir soal dengan
benar. Dengan kata lain, butir soal terlalu mudah. Rentang tingkat kesukaran yang
dapat digunakan sebagai kriteria adalah: lebih kecil dari 3,00 masuk kategori sukar,
antara 0,30 – 0,80 termasuk cukup/sedang, dan lebih besar dari 0,80 termasuk mudah.
2). Daya Beda
Daya beda butir soal adalah indeks yang menggambarkan tingkat kemampuan suatu
butir soal untuk membedakan kelompok yang pandai dari kelompok yang kurang pandai.
Interpretasi daya beda selalu dikaitkan dengan kelompok peserta tes. Artinya, suatu
daya beda butir soal yang dianalisis berdasarkan data kelompok tertentu belum tentu
dapat berlaku pada kelompok yang lain. Interpretasi daya beda butir soal untuk peserta
tes kelas bias berbeda dengan interpretasi daya beda kelas B untuk mata pelajaran yang
sama. Hal ini sangat tergantung pada kemampuan masingmasing kelompok. Penjelasan
lebih lanjut mengenai daya beda juga sudah Anda pelajari pada modul sebelumnya.
3). Keberfungsian Alternatif Pilihan Jawaban
Dalam tes hasil belajar berbentuk objektif dengan model pilihan ganda, umumnya
memiliki (4) empat atau (5) lima alternatif pilihan jawaban dimana salah satu alternatif
jawabannya adalah jawaban yang benar (kunci jawaban). Alternatif pilihan jawaban
yang salah sering disebut dengan istilah pengecoh ( distractor). Alternatif pilihan jawaban
dalam suatu butir soal dikatakan berfungsi jika semua pilihan jawaban tersebut dipilih
oleh peserta tes dengan kondisi dimana jawaban yang benar lebih dipilih dari pada
alternatip pilihan jawaban yang lain. Pengecoh berfungsi jika paling sedikit 5% dari
peserta tes memilih jawaban tersebut.
4). Omit
Omit adalah proporsi peserta tes yang tidak menjawab pada semua alternatif jawaban.
Butir soal yang baik jika omit paling banyak 10% dari peserta tes.
5). Validitas
Soal tes bentuk objektif dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila tes tersebut
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai
33
15. Jawaban B. Menyelenggarakan program remedial bagi siswa yang hasilnya rendah
Pembahasan
Hasil tes atau hasil penilaian dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan dan
perkembangan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan pada tugas tertentu. Di
samping itu hasil penilaian dapat juga memberi gambaran tingkat keberhasilan
pendidikan pada satuan pendidikan. Berdasarkan analisis hasil penilaian, dapat
ditentukan langkah atau upaya yang harus dilakukan oleh pendidik dan peserta didik
dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Oleh sebab itu hasil penilaian
yang diperoleh harus diinformasikan langsung kepada peserta didik sehingga dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan peserta didik ( assessment as learning), pendidik
(assessment for learning), dan satuan pendidikan selama proses pembelajaran
berlangsung (melalui penilaian harian/pengamatan harian) maupun setelah beberapa
kali program pembelajaran (Penilaian Tengah Semester), atau setelah selesai program
pembelajaran selama satu semester.
Hasil penilaian berupa informasi tentang peserta didik yang telah mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM)/Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) dan peserta didik yang
belum mencapai KKM perlu ditindaklanjuti dengan program pembelajaran remedial dan
program pengayaan bagi peserta didik yang telah melampaui KKM. Penilaian yang
dilakukan oleh pendidik juga digunakan untuk mengetahui capaian akhir penguasaan
kompetensi peserta didik yang dituangkan dalam rapor. Pendidik perlu melakukan
pengkajian terhadap KKM/ KBM khususnya bagi siswa yang belum memenuhi
ketuntasan dengan melihat kompleksitas, Intek siswa (kemampuan awal)
dan kondisi satpen.
Hasil penilaian merupakan cerminan prestasi dan tingkah laku peserta didik selama
melakukan kegiatan belajar. Dengan melihat hasil akhir beserta keterangan yang ada
peserta didik dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya sehingga dia dapat
memperbaiki sikap dalam pembelajaran selanjutnya. Bagi pendidik, hasil belajar yang
dicapai peserta didik merupakan cerminan prestasi dan kondisi yang dapat dicapainya
dalam mengimplementasikan program pembelajaran yang sudah dirancang di dalam
Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Oleh karena itu, hasil penilaian
34
yang diperoleh peserta didik menjadi bahan untuk memperbaiki program pembelajaran
yang disusunnya sekaligus mencari upaya untuk meningkatkan keprofesionalannya.
Selain itu, pendidik bertanggung jawab pula untuk memperbaiki prestasi peserta didik
yang belum berhasil melalui program perbaikan/remediasi. Bagi peserta didik yang
sudah mencapai batas maksimum, pendidik dapat memberi program pengayaan dengan
tujuan mengembangkan prestasinya. Hal yang tidak boleh dilupakan dalam pemanfaatan
hasil penilaian peserta didik adalah untuk menyusun laporan hasil penilaian sebagai
fungsí administrasi.
Pada prinsipnya nilai akhir suatu mata pelajaran adalah gabungan dari seluruh
pencapaian KD yang ditargetkan. Dengan demikian, pendidik harus membuat
tabel spesifikasi yang memuat macam KD dan pencapaian hasil setiap KD,
termasuk aspek yang dinilai dalam setiap KD. Pendidik juga harus membuat
pembobotan atas dasar hasil yang diperoleh sesuai dengan jenis penilaian yang
dilakukan. Perlu diperhatikan bahwa yang lebih penting adalah penilaian harus
terbuka dalam arti bahwa peserta didik sejak awal sudah memahami bagaimana
pendidik dalam menilai keberhasilan belajarnya.
16 B
17 A
18 E
19 B
20 A