Anda di halaman 1dari 35

PEMBAHASAN SOAL DAN KUNCI JAWABAN

KOMPETENSI PEDAGOGIK

Bahasa Indonesia
1. Kunci Jawaban: A
Dalam kurikulum 2013 bahasa Indonesia mulai menempati posisi sebagai bahasa
pembawa wahana ilmu pengetahuan. Konsep tematik terpadu (tematik antarmata
pelajaran, dan tematik dalam suatu mata pelajaran telah memfungsikan bahasa
Indonesia sebagai penghantar ilmu pengetahuan antar mata pelajaran. Dalam hal
membangun wawasan, pengembangan tema dan menghubungkan satu tema dengan
tema yang lain antar mata pelajaran, bahasa Indonesia telah mampu berfungsi sebagai
bahasa penyalur ilmu pengetahuan.

2. Kunci Jawaban: D
Bentuk kegiatan pembelajaran bahasa yang sesuai dengan pendekatan whole language
adalah memadukan berbagai aspek dalam pembelajaran bahasa, seperti memadukan
keterampilan berbahasa dengan aspek kebaahasaan. Tidak ada lagi pemisahan materi,
seperti hanya mengajarkan membaca saja, atau menulis saja.

3. Kunci Jawaban: C
Membaca puisi anak merupakan keterampilan berbicara yang sifatnya estetis. Oleh
karena itu aspek yang dinilai oleh meliputi keberanian, pelafalan, dan kesesuaian
ekspresi dengan makna puisi.

4. Kunci Jawaban: C
Salah satu model pembelajaran menulis permulaan di SD adalah siswa menulis kalimat
sesuai dengan isi gambar. Oleh karena itu, langkah yang tepat setelah kesalahan
penulisan kalimat yang tidak sesuai dengan isi gambar adalah menuliskan kembali yang
telah diperbaiki.

PPKn
5. Kunci Jawaban: C
Pembelajaran PPKn SD perlu mengembangkan kesadaran menghormati perbedaan untuk
menciptakan keharmonisan.

6. Kunci Jawaban: A
Guru PPKn SD kelas 6 yang berupaya meningkatkan perkembangan moral siswanya
dengan memberikan kasus dilema moral yang menuntut siswa menggunakan
pertimbangan ketika memberikan pilihan jawabannya merupakan ciri khas pembelajaran
pendidikan moral dari model pembelajaran Kohlberg.

7. Kunci Jawaban: B
Prinsip-prinsip khusus dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran PPKn di SD antara lain
adalah hasil evaluasi sebagai penunjuk gejala, makin banyak indikator semakin
mendekati keadaan sebenarnya, lebih menekankan pada kepentingan siswa, pengukuran
ranah lebih bersifat kolektif. Sedangkan pengukuran dengan indikator kognitif bukan
termasuk prinsip.

8. Kunci Jawaban: E
1

Dalam pembelajaran PPKn SD guru yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama
dalam kerja sama atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja untuk
memecahkan masalah bersama merupakan penerapan cooperative learning.

IPS
9. Kunci Jawaban D
Pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut termasuk ke dalam pembelajaran
berbasis masalah karea guru menanyakan berbagai masalah sosial kepada siswa. Kata
kuncinya adalah menanyakan masalah sosial yang ada di sekitar masyarakat.

10. Kunci Jawaban C


Dalam setiap kegitan penelitian tindakan kelas apabila perlakuan yang diberikan belum
mencapai target sasaran, maka setelah melakukan refleksi guru memodifikasi
perlakuan serta diterapkan pada siklus berikutnya. Kegiatan ini dilakukan terus sampai
target perbaikan dapat dicapai atau tim peneliti memutuskan untuk berhenti
memberikan perlakuan.

11. Kunci Jawaban A


Jalur perdagangan di Nusantara merupakan salah satu materi dalam IPS yang
berkaitan dengan konsep sejarah. Pilihan (B), (C), (D), dan (E) bukan merupakan
materi IPS yang memiliki konsep sejarah.

12. Kunci Jawaban B


Evaluasi proses pembelajaran dilaksanakan selama kegiatan belajar berlangsung dan
berupa pengamatan (observasi) tentang proses pembelajaran.

IPA
13. Kunci Jawaban D
Alat peraga planetarium yang ada hanya 2 buah, sehingga akan lebih efektif apabila
diterapkan metode demonstrasi.

14. Kunci Jawaban B


Pernyataan pada rubrik untuk menilai kompetensi “terampil menggunakan alat ukur”
adalah :
Siswa dikatakan terampil apabila mampu menentukan dan mengoperasikan alat ukur
dengan benar, memperhatikan skala pengukuran dan menuliskan hasilnya dilengkapi
satuan yang tepat

15. Kunci Jawaban D


Contoh pertanyaan yang dapat digunakan untuk melatihkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi adalah: Bagaimana terjadinya petir apabila dihubungkan dengan sifat
muatan listrik?

16. Kunci Jawaban D


Rumusan masalah yang dapat digunakan sebagai PTK:
Apakah penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan kemampuan
pemahaman siswa ?
2

Matematika
17.Kunci Jawaban: E
Pembahasan
Pendekatan konstruktivisme menekankan pada proses belajar aktif , menyusun konsep
dan memberi makna terhadap hal-hal yang sedang dipelajari berdasarkan kemampuan
awal yang telah dimiliki siswa. Berdasarkan pendekatan konstruktivisme, maka urutan
langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang diajukan adalah
Pertama, (6) memberi permasalahan bagaimana menentukan banyak kubus satuan
yang akan dimasukkan ke dalam kardus berbentuk balok (agar siswa dapat
mengidentifikasi permasalahan yang diberikan guru);
Kedua, (2) menanyakan bagaimana cara menentukan banyak kubus satuan (agar siswa
dapat mengkonstruksi pengetahuannya untuk membuat strategi dalam menghitung
banyaknya kubus satuan yang dapat masuk ke dalam kardus berbentuk balok);
Ketiga, (3) Menanyakan bagaimana cara menentukan banyak kubus satuan (agar siswa
dapat menerapkan strateginya dengan cara menghitung kubus satuan yang diperlukan
untuk mengisi kardus berbentuk balok tersebut);
Keempat, (1) merumuskan rumus volume balok (agar siswa dapat menyusun rumus
balok berdasarkan hasil identifikasi strategi dan penerapan strategi dalam menghitung
kubus satuan yang mengisi kardus);
Kelima, (4) merumuskan pengertian volume balok (agar siswa dapat menyimpulkan
konsep volume balok berdasarkan hal yang telah dilakukannya pada kegiatan
pembelajaran sebelumnya)
Keenam, (5) memberi soal tentang volume balok (agar siswa dapat menerapkan hasil
konstruksi pengetahuannya).
Jadi, urutan langkah pembelajaran yang disjukan Ibu Anis adalah 6, 2, 3, 1, 4, 5.

18.Kunci Jawaban: B
Pembahasan
Tahap kognitif anak menurut Bruner adalah enaktif, ikonik dan simbolik. Pada soal
tersebut jawaban yang tepat adalah B, karena Bu Ninning menggunakan anak-anak
sebagai media mengenal angka 1-10 (tahap enaktif) dan siswa diminta untuk mrmuliskan
angka tersebut di papan tulis (ikonik). jadi simboliknya belum nampak.

19.Kunci Jawaban: C
Pembahasan
Berdasarkan tiga soal tersebut, yang merupakan soal HOTS adalah soal nomor 3 saja.
Karena pada soal nomor 3, hanya diketahui satu variabel saja yaitu luas persegi panjang
(36 m2). Sehingga belum diketahui panjang dan lebar pasti dari taman berbentuk persegi
panjang tersebut. banyak kemungkinan yang dapat siswa temukan melalui soal tersebut.
Jika panjangnya 1 cm maka lebarnya 36 cm, jika panjangnya 2 cm maka lebarnya 18 cm,
jika panjangnya 3 cm maka lebarnya 12 cm, jika panjangnya 4 cm maka lebarnya 9 cm,
jika panjangnya 6 cm maka lebarnya 6 cm dan sebaliknya. Artinya banyak bilangan yang
mungkin hasil kalinya 36. Sehingga ini membutuhkan keterampilan HOTS untuk
menyelesaikan soal tersebut. Setelah itu siswa juga harus menjawab pertanyaan soal
yaitu menentukan kemungkinan keliling taman tersebut. Ini juga membutuhkan
keterampilan HOTS karena tidak ada syarat baku antara hubungan panjang dengan
lebarnya.
Jadi yang termasuk soal HOTS adalah soal nomor 3 saja. Karena soal nomor 1 dan 2
variabel yang diketahuinya sudah lengkap.

20.Kunci Jawaban: C
Pembahasan
3

Pada soal tersebut digambarkan ilustrasi operasi pengurangan bilangan bulat. Ketika
kartu putih menggambarkan bilangan bulat positif dan kartu hitam menggambarkan
bilangan bulat negattif maka:

Gambar tersebut sama dengan 1 ditambah 1 sama dengan 2. Karena tidak ada opsi yang
sesuai, maka ini juga sama dengan 1 dikurangi negatif 1 atau sama dengan 1 – (-1) = 2

KOMPETENSI PROFESIONAL

BAHASA INDONESIA

21. Kunci Jawaban: C


Kata arbitrer diartikan sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap, atau manasuka.
Oleh karena itu, air dalam bahasa Indonesia berarti cairan, sedangkan dalam bahasa
Inggris berarti udara.

22. Kunci Jawaban: A


Fungsi bahasa yang digunakan untuk mempelajari adat-istiadat, pola hidup, perilaku,
dan etika pada suatu masyarakat merupakan fungsi adaptasi.

23. Kunci Jawaban: B


Tahap perkembangan dua kata satu frase, berlangsung ketika anak berusia 18-20
bulan. Ujaran-ujaran yang terdiri atas dua kata mulai muncul seperti mama mam dan
papa ikut. Kalau pada tahap holofratis ujaran yang diucapkan si anak belum tentu
dapat ditentukan makna, pada tahap dua kata ini, ujaran si anak harus ditafsirkan
sesuai dengan konteksnya. Pada tahap ini pula anak sudah mulai berpikir secara
“subjek + predikat” meskipun hubungan-hubungan seperti infleksi, kata ganti orang
dan jamak belum dapat digunakan. Dalam pikiran anak itu, subjek + predikat” dapat
terdiri atas kata benda + kata benda, seperti “Difa mainan” yang berarti “Difa
sedang bermain dengan mainan”.

24. Kunci Jawaban: E


Dalam Bahasa Indonesia dikenal fonem /ŋ/ yang jika ditulis menjadi ng.

25. Kunci Jawaban: C


Struktur suku kata bahasa Indonesia antara lain KKVK, terdapat pada kata transmisi
yang mempunyai struktur suku kata trans-mi-si.

26. Kunci Jawaban: B


Morfem bebas adalah morfem yang secara potensial dapat berdiri sendiri dalam suatu
kalimat, seperti kursi, meja, pergi, dan lain-lain. Morfem terikat adalah morfem yang
tidak mempunyai potensi untuk berdiri sendiri dan yang selalu terikat dengan morfem
lain.

27. Kunci Jawaban: D


Proses pembentukan kata keturunan berasal dari kata kata turun sebagai kata dasar,
dan konfiks ke-an.
4

28. Kunci Jawaban: C


Kata sifat adalah kata yang menerangkan kata benda dan secara umum dapat
bergabung dengan kata lebih dan sangat. Kata yang tidak bisa digabung dengan kata
lebih dan sangat adalah telantar karena telantar termasuk kata kerja.

29. Kunci Jawaban: A


Frase endosentrik adalah frase yang distribusinya sama dengan salah satu atau semua
unsurnya, seperti riang gembira, ayah ibu, sepatu roda, pintu dan jendela. Sementara
itu, frase eksosentrik adalah frase yang distribusinya tidak sama dengan salah satu
atau semua unsurnya, seperti di Jakarta, ke Bandung, ke sekolah, ke pantai.

30. Kunci Jawaban: A


Makna denotatif adalah makna dasar, umum, apa adanya dan tidak mencampuri nilai
rasa.
Makna konotatif adalah makna yang berupa kiasan atau yang disertai nilai rasa, dan
kriteria tambahan yang dikenakan pada makna konseptual.
Makna leksikal adalah makna kata yang seperti dalam kamus.
Makna gramatikal adalah makna yang diperoleh dari hasil peristiwa tata bahasa.
Makna asosiatif adalah makna yang dihubungkan dengan nalar di luar bahasa.

31. Kunci Jawaban: E


Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan
sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara). Tanda koma dipakai untuk memisahkan
anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya. Tanda koma dipakai untuk mengapit
keterangan tambahan atau keterangan aposisi.

32. Kunci Jawaban: E


Keterampilan mendengarkan dan membaca termasuk keterampilan berbahasa reseptif
karena bersifat menerima ide, gagasan atau perasaan orang lain. Keterampulan
berbicara dan menulis termasuk keterampilan berbahasa produktif karena bersifat
mengekspresikan ide, gagasan atau perasaan kepada orang lain.

PPKn
33. Kunci Jawaban: B
Peraturan pemerintah pengganti Undang Undang (Perpu) mempunyai kedudukan yang
sama dengan UU. Disamping itu, perda harus sesuai dan berdasarkan aturan diatasnya,
apabila dipandang ada aturan bertentangan dengan UU maka pihak yang terkait dan
masyarakat dapat mengajukan pengujian material terhadap UU ke Mahkamah Agung.
Pengujian material UU terhadap aturan diatasnya dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi.

34. Kunci Jawaban: C


Keterlibatan organisasi massa dalam melakukan sweeping langsung terhadap tempat
hiburan malam merupakan tindakan negatif dari warga negara yang melampaui
tanggung jawab dan kewenangannya. Penertiban lingkungan menjadi tanggung jawab
polisi dan polisi pamong praja.

35. Kunci Jawaban: C


Ketentuan Amandemen UUD 1945 menegaskan bahwa negara Indonesia adalah negara
hukum. Dua unsur penting yang berbeda namun harus ada dalam negara hukum
adalah adanya norma material yang mengatur hubungan pemerintah dan yang
5

diperintah yang tidak berdasarkan kekuasaan (machtstaat) dan aturan formal yang
jelas untuk menjamin kepastian hukum. Pengecoh menggunakan dua hal yang sama.

36. Kunci Jawaban: A


Contoh yang menunjukkan kelemahan penegakan HAM di Indonesia antara lain
pemahaman hukum warga negara yang masih lemah, pengetahuan yang minim
tentang lembaga penegakan HAM di Indonesia serta partisipasi masyarakat yang
kurang. Sedangkan pengecoh berupa B dan C yaitu makin kuatnya tim penasihat
hukum yang terlibat dan kuatnya tekanan lembaga internasional terhadap pelanggaran
HAM di Indonesia justru merupakan penguatan penegakan HAM. Pengecoh D dan E
yaitu tidak adanya lembaga swadaya masyarakat yang terjun langsung ke masyarakat
dan tidak terjaminnya perlindungan warga yang melaporkan pelanggaran HAM karena
peraturan yang berpihak pada pemerintah merupakan pernyataan yang salah.

37. Kunci Jawaban: C


Perilaku yang bukan merupakan perwujudan sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah
melakukan sweeping terhadap praktek ibadah yang tidak sesuai dengan akidah,
sedangkan pengecohnya justru merupakan perilaku yang positif.

38. Kunci Jawaban: C


Konsep yang tidak dianut dalam sistem pemerintahan negara kesatuan menurut
Amandemen UUD 1945 adalah federal yang di dalamnya ada negara bagian yang
memiliki UUD dasar sendiri di dalam negara federasi. Indonesia merupakan negara
kesatuan dan kedaulatan tidak tersebar pada negara bagian. Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, terdapat 3 jenis
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi dasar bagi Pemerintah Daerah
dalam pelaksanaan Otonomi Daerah, yaitu asas Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan
Tugas Pembantuan.

39. Kunci Jawaban: A


Tujuan keberadaan norma dalam kehidupan bermasyarakat adalah sebagai pedoman,
arah, aturan benar salah, dan tata tertib bagi anggota masyarakat agar tercipta
masyarakat yang teratur dan tenteram. Sedangkan jawaban B,C,D dan E adalah
manfaat adanya norma.

40. Kunci Jawaban: B


Sikap yang salah dalam menghadapi arus globalisasi adalah mengikuti gaya hidup
negara lain karena takut dianggap ketinggalan jaman dan tidak berbudaya jika tidak
mengikuti trend negara maju.

41. Kunci Jawaban: D


Peristiwa sosial yang banyak terjadi karena dipicu oleh informasi hoax yang datang dari
media sosial bukannya dihindari, dibiarkan, dan dilarang namun diberi pemahaman
yang benar dengan memberkali kemampuan berpikir kritis siswa dalam
menghadapinya.

42. Kunci Jawaban: D


Upaya penegakan dan pemajuan HAM di Indonesia yang melibatkan lembaga
pemerintah adalah dibentuknya lembaga kepemerintahan yang menangani masalah
HAM (Komnas HAM,  KNPA dan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia), Komisi
Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan. Kata kunci dari soal ini adalah
6

penegakan HAM yang melibatkan lembaga pemerintah, bukan peraturan dan bukan
Lembaga Swadaya Masyarakat.

43. Kunci Jawaban: C


Upaya penegakan dan pemajuan HAM di Indonesia yang tergolong pada Lembaga
swadaya Masyarakat adalah Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) dan
Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras).

44. Kunci Jawaban: C


Perilaku yang menghormati orang yang lebih tua, berpamitan sebelum
berangkat ke sekolah merupakan perwujudan dari norma Kesopanan

IPS
45. Kunci Jawaban D
Cabang disiplin ilmu sosial yang mempelajari tentang manusia, tempat, lingkungan
alam dan kapasitas bumi untuk mendukung kehidupan manusia.Konsep-konsep
geografi dalam IPS SD berkaitan dengan space (aspek keruangan) sebagai tempat
tinggal manusia yang menekankan pada gejala alam dan kehidupan yang membentuk
lingkungan dunia dan tempat.

46. Kunci Jawaban D


Nilai filosofis suatu keyakinan mengenai cara bertingkah laku dan tujuan akhir yang
diinginkan individu, dan digunakan sebagai prinsip atau standar dalam hidup yang
terdapat dalam pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan
konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan.

47. Kunci Jawaban B


Pendekatan antar bidang (interfield) memungkinkan peserta didik menganalisis
masalah kemiskinan dari berbagai aspek misalnya aspek budaya, aspek ekonomi,
aspek sosiologis dan lain-lain sehingga penyelesaiannya bersifat holistik.

48. Kunci Jawaban E


Kata kunci dalam soal tersebut adalah lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
Sebagai sumber belajar lingkungan sekitar meliputi lingkungan alam, lingkungan
sosial, lingkungan budaya, dan lain-lain.

49. Kunci Jawaban D


Fakta adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan yang sungguh-
sungguh terjadi dan terjamin kebenarannya, atau sesuatu yang benar-benar ada atau
benar-benar terjadi. Dari beberapa pernyataan tersebut yang merupakan fakta adalah
1, 3, dan 4.

50. Kunci Jawaban B


Kata kunci dalam soal adalah penduduk yang datang ke kota tidak memiliki
ketrampilan sehigga upaya yang sesuai adalah memberikan program peningkatan
ketrampilan kepada calon tenaga kerja agar mereka dapat terserap ke dunia kerja.

51. Kunci Jawaban B


Masalah global yang sedang menjadi perhatian serius adalah lingkungan hidup dimana
terjadi kerusakan yang parah. Hal ini disebabkan tidak adanya kesadaran manusia
untuk menjaga keseimbangan lingkungan. Oleh karena itu hal tersebut perlu
7

ditekankan dalam pembelajaran IPS SD.

52. Kunci Jawaban B


Manusia hidup dari alam baik untuk kepentingan makan, tempat tinggal maupun untuk
kelangsungan hidupnya. Salah satu kepentingan manusia terhadap alam adalah
memanfaatkan alam dengan cara mengeksploitasi secara arif dan bijaksana untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran manusia.

53. Kunci Jawaban C


Keragaman masyarakat Indonesia dengan berbagai etnis, bahasa, budaya, dan agama
merupakan salah satu sumber konflik yang potensial. Beberapa konflik disebabkan
oleh hal tersebut seperti: konflik di Sampit 2001, konflik di Ambon, konflik Poso, dan
lain-lain. Untuk meredam konflik perlu dtekankan sikap toleransi dengan cara
menghormati dan menghargai perbedaa.

54. Kunci Jawaban D


Tujuan dari kerjasama ekonomi adalah untuk memenuhi kebutuhan nasional suatu
negara khususnya dalam melakukan eksport dan import. Dengan melakukan jual dan
beli produk negara lain diharapkan terjadi keseimbangan neraca perdagangan serta
dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri yang tidak mampu diproduksi secara
mandiri.

55. Kunci Jawaban E


Kehidupan masyarakat yang multikultur dapat berjalan harmonis serasi dan seimbang
apabila berkembang toleransi, kepekaan, dan kepedulian terhadap lingkungan
sekitarnya.

56. Kunci Jawaban E


Kemajua ilmu pengetahuan dan teknologi pada sisi yang lain akan mereduksi dan
mematikan nilai-nilai budaya tradisonal Indonesia. Pembelajaran IPS SD seharusnya
menanamkan nilai-nilai dasar budaya Indonesia agar peserta didik memiliki jati diri
serta dapat menyaring nilai-nilai baru.

IPA
Soal no 57
Kunci Jawaban B

Pembahasan
1. Variabel bebas atau variabel penyebab (independent variables)
Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau mempengaruhi, yaitu faktor-
faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan
hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati.
2. Variabel terikat atau variabel tergantung (dependent variables)
Variabel terikat adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan
adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau tidak muncul, atau
berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti.

Berdasarkan contoh kasus yang diberikan maka variabel bebasnya adalah jarak
magnet terhadap kompas
8

Soal no 58
Kunci Jawaban C

Pembahasan
Pelapukan adalah sebuah proses dimana bebatuan mengalami peristiwa kehancuran yang
disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor fisika, kimia maupun biologi. Pengertian lain
dari pelapukan yaitu sebuah proses perubahan komposisi serta pemecahan yang dialami
batuan ataupun material-material lainnya yang terjadi di atas permukaan bumi akibat proses
secara fisika, kimia maupun biologi.
Berdasarkan contoh peristiwa yang disajikan maka kayu yang dimakan rayap merupakan
contoh pelapukan biologi.

Soal no 59
Kunci Jawaban E

Pembahasan
Rangka memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Memberi bentuk dan postur tubuh.
b. Melindungi organ-organ yang lunak, misalnya otak, sumsum tulang belakang, paru-
paru, jantung dan lain-lain.
c. Penyangga berat badan, misalnya tulang leher, tulang belakang, dan tulang pelvis.
d. Tempat melekatnya otot-otot rangka (otot lurik)
e. Mendukung terjadinya gerakan.
f. Hematopoiesis, yaitu pembentukan sel-sel darah putih (leukosit), sel darah merah
(eritrosit), dan keping-keping darah (trombosit) di sumsum merah. Sumsum merah
terdapat di dalam tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk, tulang belikat, tulang
pipih, dan ujung tulang panjang.
g. Tempat penyimpanan mineral.
h. Tempat penyimpanan energi, yaitu simpanan lemak di sumsum kuning
i. Fungsi imunologis, yaitu menghasilkan sel-sel imunitas di dalam sumsum, misalnya
limfosit B yang menghasilkan antibodi dan imfosit T yang membantu pertahanan
terhadap infeksi
Nomor 3 merupakan contoh fungsi rangka untuk melindungi sumsum tulang belakang.

Soal no 60
Kunci Jawaban A

Pembahasan
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Fase inspirasi. Fase ini diawali dengan berkontraksinya otot antartulang rusuk
sehingga rongga dada terangkat atau membesar, akibatnya tekanan dalam rongga
dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya
oksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembali ditariknya otot antara
tulang rusuk ke kebelakang yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga
dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih
besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon
dioksida keluar.

Berdasarkan pilihan jawaban, mekanisme inspirasi pernafasan dada yaitu:


otot antar tulang rusuk berkontraksi - tulang rusuk terangkat – rongga dada membesar –
9

volume rongga dada membesar – tekanan udara rongga dada turun – udara luar masuk
paru-paru

Soal no 61
Kunci Jawaban B

Pembahasan
1. Filtrasi (penyaringan). Filtrasi adalah cara pemisahan zat padat dari cairan melalui
saringan/filter yang berpori.
2. Kristalisasi. Kristalisasi adalah cara memperoleh zat padat yang larut dalam cairan.
3. Distilasi (Penyulingan). Distilasi adalah cara memperoleh cairan yang dikotori zat
terlarut atau bercampur dengan cairan lain yang titik didihnya berbeda.
4. Sublimasi. Sublimasi adalah memisahkan komponen campuran zat padat yang
dipisahkan dengan secara langsung diubah menjadi bentuk padat tanpa melalui
bentuk cair terlebih dahulu.
5. Ekstraksi (Penyarian). Ekstraksi merupakan cara pemisahan suatu zat dari
campurannya dengan melarutkannya pada pelarut yang sesuai.
6. Adsorpsi. Adsorpsi adalah penarikan suatu zat terhadap zat lain secara kuat sehingga
menempel pada permukaannya
7. Kromatografi. Kromatografi merupakan cara pemisahan berdasarkan perbedaan
kecepatan zat-zat terlarut yang bergerak bersama-sama dengan pelarutnya pada
permukaan suatu benda penyerap.
8. Pengayakan. Pengayaan adalah pemisahan campuran untuk memisahkan padatan
yang berukuran berbeda-beda.

Pada soal “Air teh dibuat dengan cara menyeduh serbuk teh atau teh dalam kemasan
dengan air panas” adalah merupakan contoh pemisahan campuran dengan teknik
filtrasi yaitu memisahkan zat padat (serbuk teh) dari cairan melalui saringan berpori.

Soal no 62
Kunci Jawaban B

Pembahasan
Kelemahan perbanyakan tanaman secara generatif antara lain :
1) Tanaman baru yang dihasilkan belum tentu memiliki sifat yang sama dengan
induknya.
2) Varietas yang baru muncul belum tentu lebih baik.
3) Waktu berbuah lebih lama.
4) Kualitas tanaman baru diketahui setelah tanaman berbuah.

Berdasarkan pilihan pernyataan yang ada pada soal, maka jawaban yang tepat adalah
pernyataan no : (3), (4), (7), dan (8)

Soal no 63
Kunci Jawaban D

Pembahasan
Diketahui:
Jarak anak dengan dinding tebing sebelah kiri : (Skiri) = 85 m
Jarak anak dengan dinding tebing sebelah kanan : (S kanan) = 102 m
Waktu (t) = 0,5 sekon
Ditanyakan : waktu bunyi pantul oleh tebing kanan ?
10

Jawab:
Skiri = (v.t ) : 2
85 = (v. 0,5) : 2
170 = 0,5 V
v = 340 m/s

Substitusi ke :
Skanan = (v.t ) : 2 ; maka
102 = (340.t) : 2
102 = 170.t
t = 102 : 170
= 0,6 sekon

Soal no 64
Kunci Jawaban C

Pembahasan
Perpindahan kalor secara konduksi adalah perambatan kalor tanpa disertai perpindahan
bagian-bagian zat perantaranya.
Berdasarkan pernyataan yang disediakan maka contoh peristiwa perpindahan kalor
secara konduksi adalah (1), (7), dan (8)
 besi yang dibakar salah satu ujungnya, beberapa saat kemudian ujung yang lain
terasa panas.
 gelas kaca diisi air panas, bagin luar gelas ikut terasa panas.
 pakaian yang lembab disetrika menjadi kering

Soal no 65
Kunci Jawaban E

Pembahasan
Penderita presbiopi tidak dapat melihat benda-benda yang letaknya dekat maupun jauh.
Pada mata presbiopi, titik dekatnya lebih jauh daripada titik dekat mata normal (titik
dekat > 25 cm) dan titik jauhnya lebih dekat daripada titik jauh mata normal (titik jauh
< ~). Oleh karena itu penderita presbiopi dapat ditolong dengan kaca mata berlensa
bifokal (cekung-cembung).Bagian atas untuk melihat objek yang jauh, sedangkan lensa
bagian bawah digunakan untuk melihat objek yang dekat.

Soal no 66
Kunci Jawaban D

Pembahasan
Diketahui seperti Gambar.
11

Apabila besarnya I = 10 A dan R1, R2 dirangkai secara pararel maka besarnya I2 dapat
ditentukan dengan hukum pembagi arus sebagai berikut.
R1 2 20
I 2=I =10 = =4 A
R1+ R 2 2+3 5

Soal no 67
Kunci Jawaban E

Pembahasan
Berdasarkan hukum Newton tentang gerak, khususnya hukum tentang sifat inertia
benda, benda akan cenderung mempertahankan kedudukannya apabila gaya luar yang
bekerja padanya ditiadakan. Benda yang sedang diam cenderung tetap diam, dan
benda yang bergerak lurus beraturan cenderung akan tetap bergerak apabila gaya yang
mempengaruhinya ditiadakan.

Berdasarkan kasus pada soal, posisi bu Sinta sedang dalam kondisi diam, mendadak
mobil di gas. Maka pada posisi ini, berdasarkan hukum kelembaman air akan tumpah ke
belakang.

Soal no 68
Kunci Jawaban C

Sonicbloom merupakan teknik rekayasa pembukaan stomata menggunakan audio-


bioharmonik dengan cara memberikan bunyi-bunyian dengan frekuensi tertentu
sehingga stomata membuka dan digunakan sebagai waktu untuk pemupukan tanaman.

Matematika
69.Kunci Jawaban C

Pembahasan
Diketahui:
3
Ibu memiliki bagian kue
4
1
Kakak meminta bagian kue milik Ibu.
2

Ditanya:
Kue bagian kakak dari Ibu
Jawab:
Berdasarkan ilustrasi cerita tersebut dapat digambarkan seperti gambar berikut ini:

3 1
Mewakili kue milik ibu bagian Mewakili kue yang diminta oleh kakak bagian dari
4 2
12

milik ibu.
1 3
Dari gambar tersebut terlihat bahwa kakak sekarang memiliki bagian dari bagian kue
2 4
3
atau senilai dengan bagian kue. Sehingga secara matematis hal tersebut digambarkan:
8
1 3 3
x =
2 4 8

70.Kunci jawaban: A
Pembahasan
Diketahui:
persamaan kuadrat n x 2+ 12 x +9=0

Ditanyakan:
Berapakah n agar persamaan kuadrat tersebut mempunyai dua akar kembar?

Jawab:
Mempunyai dua akar kembar berarti D=0
D: determinan

2
D=b −4 ac
2
n x + 12 x +9=0
Berarti a= n
b= 12
c= 9
maka :
2
D=12 −4 n 9=0

144−36 n=0
144=36 n
n=4

Jadi a adalah 4

71.Kunci Jawaban D

Pembahasan
Dua bangun datar dikatakan sebangun jika memenuhi dua syarat yaitu:
Panjang sisi-sisi yang bersesuaian dari kedua bangun itu memiliki perbandingan senilai
dan Sudut-sudut yang bersesuaian dari kedua bangun itu sama besar.
Pilihan (D) Dua buah persegi merupakan jawabannya.
Karena memenuhi dua syarat tersebut. Dua bangun datar persegi pasti memiliki panjang
sisi-sisi yang bersesuaian dan memiliki perbandingan yang senilai. Selain itu juga Sudut-
sudut yang bersesuaiannya pasti sam besar. Sehingga jawabannya D.

72.Kunci Jawaban: D

Pembahasan
Diketahui :
13

Bak mandi berbentuk balok dengan ukuran 60cm x 60cm x 80cm


Bak penuh dengan air
Ember berbentuk tabung dengan diameter 28cm dan tinggi 40cm

Ditanyakan :
Berapa banyak ember yang bisa dipenuhi dengan air dari bak mandi tersebut?

Jawab:

Volume Balok = panjang x lebar x tinggi


= 60cm x 60cm x 80cm
= 288.000 cm3
Maka bak berisi air sebanyak 288 liter

Volume Tabung = π r 2 t
22 2
= . 14 . 40cm3
7
= 24.640 cm3
Maka ember bisa penuh air jika diberi 24,64 liter air

banyak ember yang bisa dipenuhi dengan air dari bak mandi tersebut adalah

288 liter : 24,64 liter = 11,69


Jadi ada 11 ember yang penuh dengan air.

73.Kunci Jawaban: E

Pembahasan
Diketahui:
P1 = Jika Doni membeli baju maka Dina membeli celana ( a→ b)
P2 = Jika Dina membeli celana maka Deni membeli sepatu (b → c)
P3 = Deni tidak membeli sepatu (~c)
Ditanya:
Simpulan argumen di atas
Jawab:
a→ b
b→c
~c
~a

Jadi simpulannya:
Doni tidak membeli baju, karena Deni tidak membeli sepatu.

74.Kunci Jawaban: D

Pembahasan
Permasalahan di atas merupakan jenis kombinasi
3 4 5
1C 1C 1C = 60 paket

75.Kunci Jawaban: D
14

Pembahasan
Diketahui:
Siswa yang mendapat nilai 6 = 5 anak
Siswa yang mendapat nilai 7 = 12 anak
Siswa yang mendapat nilai 8 = 10 anak
Siswa yang mendapat nilai 9 = 5 anak
Siswa yang mendapat nilai 10 = 13 anak
Jumlah siswa = 45 anak
Ditanya:
Median
Jawab:
Untuk menentukan nilai median, maka terlebih dahulu nilai semua siswa harus diurutkan.
Sehingga menjadi:
6, 6, 6, 6, 6, 7, 7, 7, 7, 7, 7, 7, 7, 7, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 9, 9, 9, 9, 9,
10,10, 10, 10, 10, 10,10, 10, 10, 10, 10, 10, 10.
Karena jumlah siswanya ganjil, yaitu 45 maka median untuk data tersebut adalah data ke
23 yaitu nilai 8. Jadi jawabannya adalah D.

76.Kunci Jawaban: C
Pembahasan
50 + 60 + 70 + … + 500 = …..
46(50+ 500)
=12.650
2

77.Kunci Jawaban: B

Pembahasan
Diketahui:
y = x2 – 4x + 3
Ditanya:
Grafik y = f(x) dan ciri-cirinya
Jawab:
y = x2 – 4x + 3; koefisien pada x2 adalah 1 > 0, grafik menghadap ke atas
Titik potong dengan sumbu x
x2 – 4x +3 = 0
(x – 3)(x – 1) = 0
x – 3 = 0 atau x – 1 = 0
x = 3 atau x = 1
Pengecekan:

Untuk
x = 3, didapat 32 – 4.3 + 3= 9 – 12 + 3 = 0 (benar)
x = 1, didapat (1)2 – 4.1 +3 = 1 – 4 + 3 = 0 (benar)

78.Kunci Jawaban: A

Pembahasan
Diketahui:
Jarak rumah Siti ke rumah Dayu 200km
Siti pergi ke rumah Dayu naik motor dengan kecepatan rata-rata 40 km/jam
Dayu pergi ke rumah Siti naik mobil dengan kecepatan rata-rata 60km/jam
Siti dan Dayu sama-sama berangkat pukul 08.00 dari rumahnya masing-masing
15

Ditanyakan:
pada pukul berapakah mereka akan berpapasan?

Jawab:
Permasalahan tersebut termasuk jenis soal waktu berpapasan dengan waktu berangkat
yang sama, rumusnya adalah :

jarak total AB
waktu berpapasan AB=
kecepatan A+ kecepatan B

Jarak total AB = 200km


Kec A = 40km/jam
Kec B = 60 km/jam

200 km
waktu berpapasan AB=
40 km/ jam+60 km/ jam

200 km
waktu berpapasan AB=
100 km/ jam

waktu berpapasan AB=2 jam

Jadi Siti dan Dayu akan berpapasan pada pukul 08.00 + 2 jam = pukul 10.00

79.Kunci Jawaban: A
Pembahasan
Setiap menit kolam terisi 50 liter air.
Dalam waktu 3 menit kolam terisi air sebanyak (50 × 3) liter = 150 liter
Sisa kapasitas kolam (600 – 150) liter = 450 liter
Kolam terisi dalam (450 : 30) menit = 15 menit

80.Kunci Jawaban: C
Pembahasan
Diketahui:
Ali berangkat pukul 07.00 WIB dengan kecepatan rata-rata 20km/jam
Slamet berangkat pukul 08.00 WIB dengan kecepatan rata-rata 30km/jam

Ditanyakan:
Pada km berapa dan pukul berapa Slamet mulai menyusul Ali?

Penyelesaian :
Permasalahan ini berarti mencari KPK dari 20 dan 30.
Permasalahan KPK ini dapat diselesaikan dengan menggunakan garis bilangan berikut:
16

Dari gambar di atas, tampak KPK dari 20 dan 30 adalah 60, berarti Ali dan Slamet bertemu
di km 60, 3 jam setelah Ali berangkat atau 2 jam setelah Slamet berangkat, yaitu pukul
10.00.
Jadi, Slamet mulai menyusul Ali pada km 60 pukul 10.00 WIB.

Kunci Jawaban
Pedagogik Umum

1. Jawaban E
Pembahasan
Untuk menjawab soal tersebut guru harus memahami tingkatan kognitif dengan kata
kerja operasionalnya contoh;

Tingkatan kognitif Contoh kata kerja operasional


C1: Mengingat menyebutkan, menghafalkan, mengetahui, menuliskan,
memberi label
C2: Memahami menerangkan, mengartikan, merangkum, mengelompokan
C3: Menerapkan Melaksanakan, melakukan, melatih, membiasaan,
membedakan, menyelesaikan, menggunakan
C4: Menganalisis Memilih, menata, menyeleksi, mendiagnosis, mengedit,
menguraikan, membedakan
C5: Mengevaluasi Membuktikan, memisahkan, menguji, mengukur, mengkritik,
memvalidasi, memonitor
C6: Mencipta Membangun, membentuk, membuat, menampilkan,
memperjelas, menemukan,menyususn
Kata kerja “menampilkan” termasuk dalam tingkatan kognitif C6 (menerapkan)

2. Jawaban A
Pembahasan
Unsur-unsur dalam merumuskan tujuan pembelajaran dengan memenuhi kaidah
ABCD, yaitu;

A : Audience adalah peserta didik yang akan belajar


B : Behavior adalah perilaku yang spesifik yang akan dimunculkan oleh
peserta didik setelah selesai memperoleh pengalaman belajar
dalam pelajaran tersebut
C : Condition adalah kondisi, yang berarti batasan yang dikenakan kepada
17

peserta didik atau alat/peralatan yang digunakan peserta


didik pada saat dilakukan penilaian.
D : Degree adalah tingkat keberhasilan peserta didik dalam mencapai
perilaku
Mendasarkan pada pilihan jawaban yang paling tepat adalah

Setelah melakukan percobaan, siswa dapat menjelaskan perambatan sumber bunyi


C A D
B
dengan benar

3. Jawaban A
Pembahasan
Untuk menentukan materi yang tepat dapat dipelajari bagan berikut
Kompetensi berupa indikator hasil belajar yang
harus dikuasai siswa

Apabila siswa diminta untuk menyebutkan Materi tersebut


nama, kapan, dimana suatu peristiwa terjadi berupa fakta
ya

tida k

Apabila siswa diminta untuk mengemukakan Materi tersebut


definisi, membedakan dua hal, berupa konsep
mengklasifikasikan. ya

tidak

Apabila siswa diminta untuk menjelaskan Materi tersebut


langkah-langkah pemecahan suatu persoalan
ya berupa prosedur
menurut prosedur tertentu.

tidak

Apabila siswa diminta untuk menjelaskan Materi tersebut


hubungan antara berbagai konsep, sebab akibat. berupa prinsip
ya

tidak
Materi tersebut
Apabila siswa diminta untuk membuat sesuatu.
berupa
ya
keterampilan
tidak

Apabila siswa diminta memilih dan melakukan Materi


sikap tertentu terhadap suatu kejadian. ya pembelajaran
aspek afektif
tidak

Apabila siswa diminta untuk melakukan kegiatan Materi pembelajaran


menggunakan anggota badan. aspek motorik
ya

Membedakan dua hal (perbandingan) merupakan ciri-ciri materi yang berupa konsep.

4. Jawaban D
18

Pembahasan
Untuk menjawab soal diatas peserta harus memahami model-model pembelajaran dan
karateristiknya, seperti;
 Kooperatif adalah suatu strategi pembelajaran yang terstruktur secara sistematis di
mana siswa-siswa bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil dengan
anggota antara empat sampai lima orang secara heterogen untuk mencapai tujuan-
tujuan bersama
 Problem solving merupakan kerangka konseptual tentang proses pembelajaran
yang menggunakan masalah-masalah riil dalam kehidupan nyata (otentik),
bersifat tidak tentu, terbuka dan mendua untuk merangsang dan menantang siswa
berpikir kritis untuk memecahkannya.
 Inkuiri adalah proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan
melakukan observasi atau eksperimen guna mencari jawaban maupun
memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan
menggunakan berpikir kritis dan logis
 Discovery learning adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara
aktif untuk mencari dan menyelidiki suatu permasalahan sehingga siswa dapat
menyimpulkan konsep dari pembelajaran yang telah dipelajari
 Kontektual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang
mengaitkan antara materi yang diajarkan-nya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

5. Jawaban D
Pembahasan
Media grafis
Media grafis termasuk media visual, pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam
simbol-simbol komunikasi visual. Grafis berfungsi menarik perhatian, memperjelas ide,
mengilustrasikan/menghiasi fakta yang mungkin dilupakan bila tidak digrafiskan. Contoh
media grafis adalah: gambar, gambar seri, foto, poster, kartun, grafik, dan diagram.
Modul Pembelajaran
Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan
sistematis, di dalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang
terencana dan didesain untuk membantu siswa menguasai tujuan belajar yang
spesifik. Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga
siswa dapat belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan masing-masing.
Format modul yang lengkap memuat Cover, Daftar Isi, Pendahuluan (rasional deskripsi
singkat, relevansi, petunjuk belajar), Kegiatan Belajar (capaian pembelajaran,
sub-capaian pembelajaran, pokok-pokok materi, uraian materi, rangkuman,
tugas,umpan balik, tes formatif) Tugas Akhir, Tes Akhir, Daftar Pustaka, Kunci
Jawaban Tes Formatif.
Media Audio
Media audio adalah adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif yang
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan para siswa
mempelajari bahan ajar. Jenis media audio terdiri atas program kaset suara, CD
audio, dan program radio. Penggunaan media audio dalam kegiatan
pembelajaran pada umumnya untuk melatih ketrampilan yang berhubungan
dengan aspek-aspek ketrampilan mendengarkan.
19

Media audio visual


Media ini merupakan kombinasi audio dan visual disebut media pandang dengar. Pada
batas tertentu media ini dapat menggantikan peran dan tugas guru. Guru tidak selalu
berperan sebagai penyaji materi tetapi bisa sebagai fasilitator belajar. Contoh dari media
audio visual diantaranya program video, televisi pendidikan, power point, dan program
CD interaktif.

6. Jawaban B. Memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar


Pembahasan
Batasan Evaluasi
Salah satu langkah penting yang harus dilakukan untuk mengetahui keberhasilan suatu
program, baik dalam skala mikro maupun dalam skala makro, adalah evaluasi. Evaluasi
merupakan kegiatan untuk menentukan mutu atau nilai suatu program yang di
dalamnya ada unsur pembuatan keputusan. Evaluasi pada dasarnya merupakan kegiatan
pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis melalui suatu pengukuran, yang
selanjutnya data dianalisis dan hasil analisis data tersebut selanjutnya digunakan untuk
menentukan berbagai alternatif keputusan atau kebijakan yang relevan.
Pelaksanaan program pendidikan melibatkan berbagai komponen seperti masukan,
proses, hasil, sarana prasarana, dan lingkungan. Evaluasi program pendidikan dapat
difokuskan pada komponen-komponen pendidikan tersebut sesuai dengan tujuan
evaluasi. Secara umum, evaluasi program pendidikan dapat dikelompokkan menjadi
evaluasi yang bersifat makro dan bersifat mikro. Evaluasi yang bersifat makro dikenakan
pada pelaksanaan progam pendidikan yang dilaksanakan sekolah dalam rangka
peningkatan kaulitas pembelajaran. Evaluasi yang bersifat mikro dikenakan pada
pembelajaran di kelas, utamanya yang berkaitan dengan keberhasilanbelajar peserta
didik.
Evaluasi merupakan salah satu komponen yang penting dalam pembelajaran, karena
dari evaluasi akan diketahui tingkat keberhasilan belajar siswa dan tercapai atau
tidaknya tujuan pembelajaran. Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan
pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan
pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh
siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan.
Tujuan Evaluasi
Tujuan utama adanya kegiatan evaluasi pada dasarnya adalah untuk meningkatkan
bukan untuk membuktikan. Tujuan evaluasi pada hakekatnya adalah untuk memperoleh
informasi yang tepat, terkini dan objektif terkait dengan penyelenggaraan suatu program
yang dengan informasi tersebut dapat diambil suatu keputusan. Secara rinci tujuan
evaluasi program pembelajaran adalah sebagai berikut:

 Memutuskan seberapa jauh tujuan programberhasil dicapai.


 Menyimpulkan tepat tidaknya program yang dilaksanakan.
 Mengetahui besarnya biaya yang digunakan untuk pelaksanaan program.
 Mengetahui kekuatan dan kelemahan pelaksanaan program pembelajaran.
 Mengindentifikasi pihak-pihak yang memperoleh manfaat, baik maksimum maupun
minimum.
 Merumuskan kebijakan berkaitan dengan siapa yang harus terlibat pada program
berikutnya.
Model Evaluasi
20

Setiap kegiatan atau program memiliki karakteristik yang berbeda dengan program lain.
Untuk dapat mengevaluasi suatu program perlu memperhatikan model evaluasi yang
digunakan agar hasil evaluasi tepat sasaran. Beberapa model yang telah dikembangkan
adalah model Tyler, model Sumatif-Formatif, model Countenance, model Bebas Tujuan,
model Context Input Process Prodct (CIPP), model Ahli/Connoisseurship. Secara singkat
deskripsi model-model evaluasi tersebut adalah sebagai berikut.
Model Tyler sangat populer di bidang pendidikan karena model evaluasi ini menekankan
adanya proses evaluasi langsung berdasarkan atas tujuan instruksional yang sudah
ditetapkan. Esensi dari model evaluasi ini adalah suatu proses dan kegiatan
yang dilakukan oleh evaluator untuk menentukan pada kondisi seperti apa
tujuan program dapat dicapai. Model evaluasi Sumatif-Formatif merupakan aplikasi
atau pengembangan dari model Tyler, banyak digunakan oleh pengajar untuk
melakukan evaluasi terhadap program pengajaran. Evaluasi sumatif dilakukan setelah
program selesai dilaksanakan untuk periode waktu tertentu. Dalam evaluasi sumatif
biasanya digunakan acuan penilaian, yaitu acuan norma atau acuan patokan. Evaluasi
formatif dilakukan pada setiap pada akhir satu unit kegiatan untuk setiap tatap muka.
Model evaluasi Countenance dikembangkan oleh Stake, yang secara garis besar model
ini difokuskan pada evaluasi bagian awal ( antecedent), tahap transaksi (transaction),
dan pada hasil (outcomes). Model evaluasi bebas tujuan dikembangkan oleh Scrieven
yang intinya bahwa evaluasi program dapat dilakukan tanpa mengetahui tujuan program
itu sendiri. Model evaluasi context input process product (CIPP) merupakan model
evaluasi yang menekankan pada evaluasi untuk aspek konteks ( context), masukan
(inpu)t, proses (process), dan hasil (product). Model evaluasi CIPP pada prinsipnya
sangat mendukung proses pengambilan keputusan dengan mengajukan alternatif dan
penindaklanjutan kosekuensi dari suatu keputusan. Model evaluasi ahli merupakan
model evaluasi yang memiliki dua ciri khas yaitu a) manusia dijadikan sebagai instrumen
untuk pengambillan keputusan dan b) menggunakan kritikan untuk menghasilkan
konsep-konsep dasar evaluasi.
Langkah-Langkah Evaluasi
Untuk mendapatkan hasil yang benar dan tepat dalam kegiatan evaluasi perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
 Tujuan Evaluasi (mengapa evaluasi dilakukan).
 Desain Evaluasi (model evaluasi, evaluator, jadwal, instrumen, dan biaya).
 Instrumen Evaluasi (kualitas, uji coba).
 Pengumpulan Data (sifat data, ketersediaan data, responden, dan waktu).
 Analisis/Interpretasi Data (proses data: manual/ computer, pembaca/penafsir).
 Tindak Lanjut (hasil untuk apa, obyektivitas hasil)
Jenis evaluasi berdasarkan tujuan dibedakan atas lima jenis evaluasi :
 Evaluasi diagnostic adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah kelemahan-
kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya
 Evaluasi selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siswa yang paling
tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
 Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa
dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.
 Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan
meningkatan proses belajar dan mengajar.
 Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan
kemajuan belajar siswa.
21

7. Jawaban D. Menganalisis informasi dan data-data yang didapat baik dari bacaan
maupun dari sumber-sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang
Indonesia pada zaman Hindu-Buddha
Pembahasan
Langkah – langkah pembelajaran dengan pendekatan Scientific sebagai berikut:

LANGKAH KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI YANG


PEMBELAJARAN DIKEMBANGKAN
(dimulai dari pertanyaan untuk hidup cerdas dan belajar
faktual sampai ke pertanyaan sepanjang hayat
yang bersifat hipotetik)
Mengumpulkan - melakukan eksperimen Mengembangkan sikap teliti,
informasi/ - membaca sumber lain jujur,sopan, menghargai
eksperimen selain buku teks pendapat orang lain,
- mengamati objek/ kemampuan berkomunikasi,
kejadian/ menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi
- aktivitas
melalui berbagai cara yang
- wawancara dengan nara dipelajari, mengembangkan
sumber kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat.
Mengasosiasikan/ - mengolah informasi yang Mengembangkan sikap jujur,
mengolah informasi sudah dikumpulkan baik teliti, disiplin, taat aturan,
terbatas dari hasil kegiatan kerja keras, kemampuan
mengumpulkan/eksperi men menerapkan prosedur dan
mau pun hasil dari kegiatan kemampuan berpikir induktif
mengamati serta deduktif
dan kegiatan dalam menyimpulkan .
mengumpulkan
informasi.
- Pengolahan informasi yang
dikumpulkan dari yang
bersifat menambah keluasan
dan kedalaman sampai
kepada pengolahan informasi
yang bersifat mencari solusi
dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang
berbeda sampai kepada
yang bertentangan

Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil Mengembangkan sikap jujur,


pengamatan, kesimpulan teliti, toleransi, kemampuan
berdasarkan hasil analisis berpikir sistematis,
secara lisan, tertulis, atau mengungkapkan pendapat
media lainnya dengan

 Membuat ringkasan dari hasil pengamatan outing di candi Borobudur


(mengkomunikasikan)
 Berdiskusi untuk mendapatkan klarifikasi tentang kehidupan masyarakat Indonesia
pada zaman Hindu-Buddha. (menanya)
22

 Mengumpulkan informasi terkait dengan pertanyaan tentang Indonesia pada zaman


Hindu-Buddha melalui bacaan, internet, pengamatan terhadap sumber-sumber
sejarah yang ada di museum dan atau peninggalan-peninggalan yang ada di
lingkungan terdekat (mengumpulkan informasi)
 Menganalisis informasi dan data-data yang didapat baik dari bacaan maupun dari
sumber-sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang Indonesia pada
zaman Hindu-Buddha. (menalar)
 Hasil analisis kemudian dilaporkan dalam bentuk tertulis tentang Indonesia pada
zaman Hindu-Buddha.(mengkomunikasikan)

8. Jawaban B. Tuliskan macam-macam pekerjaan tetangga di lingkungan tempat


tinggalmu?
Pembahasan
Indikator “mengidentifikasi berbagai bentuk keragaman sosial dan budaya” merupakan
dimensi kognitif, maka penilaian yang dikembangkan berupa tes lisan, tes tertulis yang
berkaitan dengan pengetahuan. Berikut adalah analisis pilihan jawaban
 Ceritakan pengalamanmu tentang pengalamanmu terkait dengan keberagaman
sosial di masyarakat! (ketrampilan)
 Tuliskan hasil wawacaramu tentang macam-macam pekerjaan dalam bentuk mind
maping! (ketrampilan)
 Tuliskan macam-macam pekerjaan tetangga di lingkungan tempat tinggalmu?*
(pengetahuan)
 Bagaimana sikap kita terhadap perbedaan keberagaman di masyarakat? (sikap)
 Apa yang kamu ketahui tentang keberagaman sosial? (pengetahuan, tetapi tidak
relevan dengan indikator)

9. Jawaban E. Logis matematis


Pembahasan
Pembelajaran di kelas yang mengembangkan kecerdasan naturalis adalah;
 Jalan – jalan di alam terbuka
 Cara ini untuk menguatkan materi yang akan dipelajari untuk semua mata pelajaran,
misalnya untuk melukiskan perjuangan pahlawan, mempelajari pertumbuhan dan
cuaca.
 Melihat keluar jendela
 Untuk mengurangi kebosanan peserta didik di kelas, metode ini dapat dilakukan oleh
guru dengan observasi diluar kelas, melakukan pengamatan, dan mencatatat
hasilnya.
 Ekostudi
 Strategi ini mengintegrasikan kepedulian peserta didik pada kelangsungan bumi
untuk semua mata pelajaran.

Pembelajaran dikelas yang dapat mengaktifkan kecerdasan kinestetik adalah;


 Respon tubuh
Mintalah peserta didik menanggapi pelajaran menggunakan tubuh sebagai media
respon misalnya mengangkat tangan, mengangguk, atau tersenyum jika memahami
penjelasan guru.
 Teater kelas
23

Meminta peserta didik memerankan teks, soal, atau materi lain yang harus dipelajari
dengan mendramakan isinya.
 Konsep kinestetis
Permainan tebak – tebakan yang dilakukan dengan gerakan yang menantang
kemampuan peserta didik untuk mengungkapkan pengetahuan dengan cara tidak
konvensional.
 Hands on thinking
Memberi kesempatan peserta didik untuk memanipulasi obyek atau menciptakan
sesuatu dari tangan mereka dengan membuat patung, kolase, atau bentuk kerajinan
lain.
 Peta tubuh
Tubuh manusia dapat digunakan sebagai alat pedagogis yang berguna, missal jari
untuk menghitung, dengan menggunakan gerakan fisik akan menginternalisasikan
gagasan.

Pembelajaran yang dirancang untuk mengaktifkan kecerdasan visual spasial


adalah
 Visualisasi
Penerapan metode ini dengan menciptakan “layar lebar” di benak siswa, guru dapat
membimbing dengan memejamkan mata dan membayangkan apa yang baru saja
mereka pelajari dan diminta untuk menceritakan kembali.
 Penggunaan warna
Penggunaan warna untuk memberi penekanan pada pola peraturan atau klasifikasi
selama proses pembelajaran, misal warna merah pada semua kata – kata penting
yang harus dipahami peserta didik. Warna juga sebagai penghilang stress peserta
didik ketika menghadapi hal sulit menemukan makna.
 Metafora gambar
Metafora gambar adalah pengekspresian gagasan melalui pencitraan visual. Nilai
pendidikan metafora ada pembentukan hubungan hal yang sudah diketahui siswa
dan yang diajarkan.
 Sketsa gagasan
Strategi sketsa gagasan ini meminta peserta didik menggambarkan poin kunci,
gagasan utama, tema sentral, atau konsep yang diajarkan, agar cepat dan mudah
sketsa tidak harus rapi menyerupai kenyataan.
 Simbol grafis

Pembelajaran yang dapat membangkitkan kecerdasan linguistik dalam diri


pesera didik dengan strategi berikut;
 Bercerita
Peserta didik akan senang menceritakan kisah yang dimiliki kepada temannya
sebayanya, sebagian yang lain merasa malu. Mendengarkan cerita melibatkan
ketrampilan mendengar dan linguistik. Metode bercerita bisa diajarkan kepada
peserta didik dengan pendahuluan yang menarik, pemilihan karakter, cerita yang
dipilih mengandung imajinasi yang bias dibayangkan oleh pendengar, memakai efek
suara, tangan dan gerakan tubuh, suara jelas serta ekspresif, dan kontak mata
dengan pendengar.
 Diskusi
24

Diskusi kelas digunakan hampir disetiap mata pelajaran dan semua tingkat. Ada
beberapa hal yang harus dipenuhi agar hasilnya positif dan memuaskan. Lima tahap
diskusi yang harus diperhatikan guru adalah:
 Menjelaskan tujuan diskusi dengan menyampaikan apa yang akan dibahas serta
perilaku siswa yang seharusnya.
 Mempertahankan jaannya diskusi, dengan menyampaikan atau meminta
sukarelawan untuk mengawali pembicaraan, memastikan bahwa tanggapan
didengarkan dengan sopan. Peserta didik bias memakai papan tulis, flip chart,
atau mind map.
 Mengawasi jalan diskusi supaya topic tidak bergeser dari yang telah ditentukan.
 Mengakhiri diskusi dengan merangkum apa yang telah disampaikan, dan
menghubungkan dengan pembelajaran kelas lainnya.
 Melakukan Tanya jawab mengenai diskusi yang telah dilaksanakan dan meminta
peserta didik menyampaikan manfaat yang diperoleh.
 Merekam dengan tape recorder
Tape recorder digunakan untuk sebagai pengumpul informasi, wawancara, dan
dapat digunakan untuk menyediakan informasi. Peserta didik dapat menggunakan
untuk mempersiapkan tulisan, mengolah gagasan, sekaligus membicarakan topic
mereka. Peserta didik yang kurang cakap menulis mungkin bisa merekam pemikiran
mereka sebagai mode ekspresi alternative. Manfaat lain bias digunakan mengirim
surat lisan kepada peserta didik lain untuk menceritakan pengalaman pribadi
mereka, dan memperoleh umpan balik tentang sosialisasi di lingkungan kelas.
 Menulis jurnal
Jurnal ini dapat dibuat sangat pribadi dan hanya diceritakan pada guru atau
dibacakan secara teratur di depan kelas. Jurnal ini dapat merangkum kecerdasan
majemuk dengan menggunakan gambar, sketsa foto, dialog, dan data non verbal.
Topic yang ditulis bias bidang umum, spesifik, catatan matematika, gagasan baru,
dan mata pelajaran lain
 Publikasi
Publikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Tulisan peserta didik dapat
difotocopi dan disebarkan. Tulisan – tulisan dapat dijilid dalam bentuk buku dan
ditempatkan khusus dikelas atau perpustakaan, dan dipublikasikan di web site
sekolah. Jika memungkinkan membentuk kelompok khusus kepenulisan utuk diskusi
buku dan tulisan peserta didik. Apabila peserta didik tahu bahwa orang lain
menggandakan, mendiskusikan, bahkan memperdebatkan tulisan mereka, hal itu
memotivasi untuk terus mengembangkan keahliannya.

Pembelajaran logis matematis di sekolah dapat dikembangkan melalui beberapa


strategi seperti berikut ini:
 Menceritakan masalah yang dihadapi sehari-hari, kemudian dipecahkan dengan
bantuan pemikiran matematis dengan mengatur waktu penyelesaian dengan tepat
dan efektif.
 Merencanakan suatu eksperimen dengan menggunakan metode ilmiah yang diawali
dengan mengungkapkan masalah, membuat hipotesis, melakukan percobaan,
menafsirkan data, dan menarik kesimpulan.
 Membuat diagram venn untuk mempolakan masalah agar mudah membangun
pengertian sehingga mudah dipecahkan.
25

 Membuat analogi untuk menjelaskan sesuatu sehingga mudah dipahami, misalnya


menjelaskan tentang peristiwa erosi diwujudkan dengan analogi menumpahkan air
pada kepala yang tidak berambut, air akan cepat mengalir ke badan.
 Menggunakan ketrampilan berpikir dari tingkat rendah hingga berpikir tingkat tinggi
untuk menyelesaikan masalah.
 Mengkategorikan fakta – fakta yang dipelajari sesuai sifat dan jenisnya untuk
memudahkan mengingat.
 Merancang suatu pola atau kode, atau simbol untuk mengetahui obyek yang ingin
dipelajari.

10. Jawaban D. Inkuiri


Pembahasan
Strategi pembelajaran deduktif adalah materi atau bahan pelajaran diolah dari
mulai umum, generalisasi, rumusan, ke yang bersifat khusus atau bagian-bagian. Bagian
itu dapat berupa ciri-ciri. Strategi deduktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep,
baik konkrit maupun konsep terdefinisi.
Strategi pembelajaran induktif materi diolah dari yang khusus (sifat, ciri, atribut) ke
yang umum, generalisasi atau rumusan. Strategi induktif dapat digunakan dalam
mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun terdefinisi.

Strategi pembelajaran ekspositori adalah bahan atau materi pelajaran diolah oleh
guru. Dengan strategi ekspositori guru yang mencari dan mengolah bahan pelajaran,
yang kemudian menyampaikannya kepada siswa. Strategi ini dapat digunakan dalam
mengajarkan berbagai materi pelajaran kecuali yang sifatnya pemecahan masalah.
Strategi pembelajaran heuristic adalah bahan atau materi pelajaran diolah oleh
siswa. Siswa yang aktif mencari dan mengolah bahan pelajaran, guru sebagai fasilitator
memberikan dorongan dan arahan, strategi ini dapat mengajarkan berbagai materi
pelajaran termasuk pemecahan masalah.
Strategi pembelajaran Inkuiri adalah proses untuk memperoleh dan mendapatkan
informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen guna mencari jawaban maupun
memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah tanpa bimbingan
guru sebelumnya agar siswa mampu berpikir kritis dan logis

11. Jawaban A. Penilaian kinerja


Pembahasan
Hakikat Penilaian Otentik
Penilaian otentik adalah merupakan salah satu bentuk penilaian hasil belajar peserta
didik yang didasarkan atas kemampuannya menerapkan ilmu pengetahuan yang dimiliki
dalam kehidupan yang nyata di sekitarnya. Makna otentik adalah kondisi yang
sesungguhnya berkaitan dengan kemampuan peserta didik. Dalam kaitan ini, peserta
didik dilibatkan secara aktif dan realisitis dalam menilai kemampuan atau prestasi
mereka sendiri. Dengan demikian, pada penilaian otentik lebih ditekankan pada proses
belajar yang disesuaikan dengan situasi dan keadaan sebenarnya, baik itu di dalam kelas
maupun di luar kelas. Pada penilaian otentik, peserta didik diarahkan untuk melakukan
sesuatu dan bukan sekedar hanya mengetahui sesuatu, disesuaikan dengan kompetensi
mata pelajaran yang diajarkan. Di samping itu, pada penilaian otentik, penilaian hasil
belajar peserta didik tidak hanya difokuskan pada aspek kognitif, tetapi juga pada aspek
afektif dan psikomotorik.
26

Dibandingkan dengan penilaian tradisonal yang selama ini banyak dilakukan oleh
peendidik, penilaian otentik lebih dapat menunjukkan hasil belajar yang komprehensip.
Beberpa kelebihan penilaian otentik antara lain:
 Peserta didik diminta untuk menunjukkan kemampuan melakukan tugas yang lebih
kompleks yang mewakili aplikasi yang lebih bermakna dalam dunia nyata.
 Peserta didik diminta untuk menganalisis, mensintesis, dan menerapkan apa yang
telah mereka pelajari.
 Peserta didik untuk memilih dan mengonstruksi jawaban yang menunjukkan
kemampuannya.
 Peserta didik diminta untuk membuktikan kemampuannya secara langsung melalui
aplikasi dan konstruksi pengetahuan yang dimilikinya.
Dilihat dari sifat dan proses pelaksanaannya, penilaian otentik sering disamakan
artinya dengan beberapa istilah dalam penilaian, yaitu penilaian berbasis kinerja,
penilaian langsung, dan penilaian alternatif. Penilaian otentik diseebut juga sebagai
penilaian berbasis kinerja karena peserta didik diminta untuk melakukan tugas-tugas
belajar yang bermakna. Penilaian otentik disebut juga sebagai penilaian langsung karena
mampu memberikan bukti secara langsung dan aplikasi bermakna dari pengetahuan dan
keterampilan. Penilaian otentik disebut juga dengan istilah penilaian alternatif karena
penilaian otentik merupakan suatu alternatif bagi penilaian tradisional.Jadi dapat
dikatakan bahwa penilaian otentik merupakan penilaian yang menyeluruh berkaitan
dengan kompetensi dalam belajar, baik dilihat dari aspek kognitif, afektif, dan maupun
psikomotor. Di samping itu, penilaian otentik lebih mengutamakan proses daripada hasil
pembelajaran dan lebih menekankan praktek daripada teori yang diterima di kelas, yang
kesemuanya dilakukan sesuai dengan kondisi yang nyata di lapangan.
Prinsip dasar penilaian otentik dalam pembelajaran adalah peserta didik harus dapat
mendemonstrasikan atau melakukan apa yang mereka ketahui. Penilaian otentik perlu
dilakukan karena beberapa hal, yaitu
a. Penilaian otentik merupakan penilaian secara langsung terhadap kemampuan dan
kompetensi peserta didik.
b. Ppenilaian otentik memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
mengkonstruksikan hasil pembelajaran.
c. penilaian otentik mengintegrasikan kegiatan belajar, mengajar, dan penilaian.
d. penilaian otentik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mendemonstrasikan kemampuannya yang beragam.
Sasaran penilaian pada aspek sikap adalah sebagai berikut:
Menerima (receiving) adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan
(stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala
dan lain-lain. Beberapa contoh kata kerja operasional adalah memilih, mempertanyakan,
mengikuti, memberi, menganut, mematuhi, meminati.
Menanggapi (responding) adalah kemampuan seseorang untuk mengikut sertakan
dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya.
Beberapa contoh kata kerja operasional adalah menjawab, membantu, mengajukan,
mengompromikan, menyenangi, menyambut, menampilkan, mendukung, menyetujui,
menampilkan, mepalorkan, mengatakan, menolak.
Menilai (valuing) adalah kemampuan seseorang untuk menghargaiatau menilai sesuatu.
Beberapa contoh kata kerja operasional adalah mengasumsikan, meyakini, melengkapi,
meyakinkan, memperjelas, memprakarsai, mengimani, mengundang, menggabungkan,
memperjelas, mengusulkan, menekankan, menyumbang.
27

Mengelola/mengatur (organization) adalah kemampuan seseorang untuk mengatur


atau mengelola perbedaan nilai menjadi nilai baru yang universal. Beberapa contoh kata
kerja operasional adalah mengubah, menata, mengklasifikasi, mengkombinasikan,
mempertahankan, membangun, membentuk pendapat, memadukan, mengelola,
mengorganisasi, menegosiasi, merembuk.
Menghayati (characterization) adalah kemampuan seseorang untuk memiliki sistem
nilai yang telah mengontrol tingkah lakunya dalam waktu yang cukup lama dan menjadi
suatu pilosofi hidup yang mapan. Beberapa contoh kata kerja operasional adalah
mengubah perilaku, barakhlak mulia, mempengaruhi, mendengarkan, mengkualifikasi,
melayani, menunjukkan, membuktikan, memecahkan
Karakteristik Penilaian Otentik
Peniaian otentik memiliki karakteristik tertentu yang berbeda dengan penilaian
tradisional. Beberapa karakteristik tersebut adalah:
a. Penilaian otentik dapat digunakan untuk keperluan penilaian yang bersifat formatif
atau sumatif.
b. Penilaian otentik tidak digunakan semata untuk pengetahuan saja tetapi juga
menyangkut aspek sikap dan kinerja.
c. Penilaian otentik dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga dapat mengukur
perkembangan kemampuan peserta didik.
d. Penilaian otentik dapat dijadikan sebagai umpan balik untuk pengembangan
kompetensi pesertadidik secara komprehensif.
Pada pelaksanaan penilaian otentik dalam pembelajaran peserta didik diminta
mendemonstrasikan atau melakukan apa yang mereka ketahui. Oleh karena itu,
penilaian otentik menjadi penting untuk dilakukan oleh pendidik karena beberapa hal,
yaitu
a. Penilaian otentik merupakan penilaian secara langsung terhadap kemampuan dan
kompetensi peserta didik.
b. Penilaian otentik memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
mengkonstruksikan hasil pembelajaran.
c. Penilaian otentik mengintegrasikan kegiatan belajar, mengajar, dan penilaian.
d. Penilaian otentik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mendemonstrasikan kemampuannya yang beragam.

Model Penilaian Otentik


Model penilaian yang dapat dikembangkan untuk kegiatan penilaian otentik antara
lain penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian portofolio, penilaian diri, penilaian antar
teman, jurnal, penilaian tertulis, eksperimen atau demonstrasi, pertanyaan terbuka,
pengamatan, menceriakan kembali teks, dan menulis sampel teks. .
a. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja sering disebut sebagai penilaian unjuk kerja ( performance
assessment). Bentuk penilaian ini digunakan untuk mengukur status kemampuan belajar
peserta didik berdasarkan hasil kerja dari suatu tugas. Pada penilaian kinerja peserta
didik diminta untuk mendemonstrasikan tugas belajar tertentu dengan maksud agar
peerta didik mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.
Instrumen yang dapat digunakan untuk merekam hasil belajar pada penilaian kinerja ini
antara lain: daftar cek (check list), catatan anekdot/narasi, skala penilaian (rating scale).
b. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) adalah bentuk penilaian yang diujudkan dalam
bentuk pemberian tugas kepada peserta didik secara berkelompok. Penilaian ini
28

difokuskan pada penilaian terhadap tugas belajar yang harus diselesaikan oleh peserta
didik dalam periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat juga dikatakan sebagai
penilaian berbentuk penugasan yang bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta
didik menghasilkan karya tertentu yang dilakukan secara berkelompok. Dengan
menggunakan penilaian proyek pendidik dapat memperoleh informasi berkaitan dengan
kemampuan peserta didik dalam hal pengetahuan, pemahaman, aplikasi, sintesis
informasi atau data, sampai dengan pemaknaan atau penyimpulan.
c. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan salah satu penilaian otentik yang dikenakan pada
sekumpulan karya peserta didik yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun
waktu tertentu. Karya-karya ini berkaitan dengan mata pelajaran dan disusun secara
sistematis dan terogansir. Proses penilaian portofolio dilakukan secara bersama antara
antara peserta didik dan guru. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan fakta-fakta
peserta didik dan proses bagaimana fakta-fakta tersebut diperoleh sebagai salah satu
bukti bahwa peserta didik telah memiliki kompetensi dasar dan indikator hasil belajar
sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Untuk melakukan penilaian portofolio secara tepat perlu memperhatikan hal-hal
seperti berikutini, yaitu: kesesuaian,saling percaya antara pendidik dan peserta didik,
kerahasiaan bersama antara pendidik dan peserta didik, kepuasan, milik bersama antara
pendidik guru dan peserta didik, penilaian proses dan hasil.
d. Jurnal
Jurnal belajar merupakan rekaman tertulis tentang apa yang dilakukan peserta didik
berkaitan dengan apa-apa yang telah dipelajari. Jurnal belajar ini dapat digunakan untuk
merekam atau meringkas aspek-aspek yang berhubungan dengan topik-topik kunci yang
dipelajari. Misalnya, perasaan siswa terhadap suatu pelajaran, kesulitan yang dialami,
atau keberhasilan di dalam memecahkan masalah atau topik tertentu atau berbagai
macam catatan dan komentar yang dibuat siswa.Jurnal merupakan tulisan yang dibuat
peserta didik untuk menunjukkan segala sesuatu yang telah dipelajari atau diperoleh
dalam proses pembelajaran. Jadi, jurnal dapat juga diartikan sebagai catatan pribadi
siswa tentang materi yang disampaikan oleh guru di kelas maupun kondisi proses
pembelajaran di kelas.
e. Penilaian Tertulis

Penilaian tertulis mensuplai jawaban isian atau melengkapi, jawaban singkat atau
pendek dan uraian. Penilaian tertulis yang termasuk dalam model penilaian otentik
adalah penilaian yang berbentuk uraian atau esai yang menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis,
mengevaluasi dan sebagainya atas materi yang telah dipelajari. Penilaian ini sebisa
mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.Dalam menyusun instrumen penilaian
tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal seperti kesesuaian soal dengan indikator pada
kurikulum, konstruksisoal atau pertanyaan harus jelas dan tegas, dan bahasa yang
digunakan tidak menimbulkan penafsiran ganda.
f. Penilaian Diri

Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik
diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan proses dan tingkat pencapaian
kompetensi yang diperolehnya dalam pelajaran tertentu. Dalam proses penilaian diri,
bukan berarti tugas pendidik untuk menilai dilimpahkan kepada peserta didik semata
29

dan terbebas dari kegiatan melakukan penilaian. Dengan penilaian diri, diharapkan dapat
melengkapi dan menambah penilaian yang telah dilakukan pendidik.

Untuk melaksanakan penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu memperhatikan
hal-halseperti: menentukan terlebih dahulu kompetensi atau aspek apa yang akan
dinilai; langkah berikutnya menentukan criteria penilaian yang akan digunakan;
merancang format penilaian yang akan digunakan seperti pedoman penskoran, daftar
tanda cek, atau skala penilaian; peserta didik diminta untuk melakukan penilaian diri;
pendidik mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik
supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif; dan pendidik
menyampaikan umpan balik kepada peserta didik yang didasarkan pada hasil kajian
terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.
g. Penilaian Antarteman
Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
peseta didik untuk saling menilai temannya terkait dengan pencapain kompetensi, sikap,
dan perilaku keseharian peserta didik. Penilaian ini dapat dilakukan secara berkelompok
untuk mendapatkan informasi sekitar kompetensi peserta didik dalam kelompok.
Informasi inidapat dijadikan sebagai bahan menentukan pencapaian hasil belajar peserta
didik.
h. Pertanyaan Terbuka
Ppenilaian otentik juga dilakukan dengan cara meminta peserta didik membaca
materi pelajaran, kemudian merespon pertanyaan terbuka. Penilaian ini lebih difokuskan
terhadap bagaimana peserta didik mengaplikasikan informasi daripada seberapa banyak
peserta didik memanggil kembali apa yang telah diajarkan. Pertanyaan terbuka tesebut
harus dibatasi supaya jawabannya tidak terlalu luas dan bermakna sesuai dengan
tujuannya.
i. Menceritakan Kembali Teks atau Cerita
Menceritakan kembali teks atau cerita merupakan model penilaian otentik yang
meminta peserta didik membaca atau mendengarkan suatu teks kemudian menceritakan
kembali ide pokok atau bagian yang dipilihnya. Penilaian model ini dimaksudkan untuk
mengetahui keampuan peserta didik dalam mengungkapkan kembali apa yang sudah
dibaca tidak sebatas pada apa yang didengar.
j. Menulis Sampel Teks
Menulis sampel teks adalah bentuk penilaian yang meminta peserta didik untuk
menulis teks narasi, ekspositori, persuasi, atau kombinasi berbeda dari teks-teks
tersebut. Penggunaan model penilaian ini disarankan menggunakan rubrik yang dapat
menilai secara analitis dan menyeluruh dalam ranah penulisan, seperti kosakata,
komposisi, gaya bahasa, konstruksi kalimat, dan proses penulisan.
k. Ekperimen atau Demonstrasi
Pada penilaian melalui eksperimen atau demonstrasi peserta didik diminta
melakukan eksperimen dengan bahan sebenarnya atau mengilustrasikan bagaimana
sesuatu bekerja. Peserta didik dapat dinilai dengan menggunakan rubrik berdasarkan
semua aspek yang dilakukan sesuai dengan karakteristik materi yang dieksprimenkan.
l. Pengamatan
Pada penilaian dengan pengamatan pendidik mengamati perhatian peserta didik
dalam mengerjakan tugas, responnya terhadap berbagai jenis tugas, atau interaksi
dengan peserta didik lain ketika sedang bekerja kelompok. Pengamatan dapat dilakukan
dalam pembelajaran secara spontan maupun dengan perencanaan sebelumnya.

12. Jawaban B Uraian


30

Pembahasan
Soal Tes Objektif
a) Bentuk Soal Pilihan Ganda
Tes bentuk pilihan ganda merupakan jenis tes yang paling banyak digunakan. Soal
pilihan ganda adalah soal yang jawabannya harus dipilih dari beberapa kemungkinan
jawaban yang telah disediakan. Butir soal ini memiliki alternative jawaban lebih dari
dua. Umumnya alternative jawabannya 4 (empat) atau 5 (lima). Soal pilihan ganda
terdiri dari pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pokok soal memuat
masalah atau materi atau kemampuan yang akan diukur atau ditanyakan kepada
peserta tes. Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh ( distractor)
yang berhubungan dengan materi yang diukur atau ditanyakan.
a) Bentuk Soal Benar Salah
Bentuk soal ini menuntut peserta didik (peserta tes) untuk memilih dua ke
mungkinan jawaban. Bentuk kemungkinan jawaban yang sering digunakan adalah
“Benar dan Salah” atau “Ya dan Tidak”. Peserta tes diminta untuk memilih jawaban
benar atau salah untuk pernyataan yang disajikan.
b) Bentuk Soal Menjodohkan
Bentuk soal menjodohkan terdiri dari dua kelompok pernyataan. Kelompok pertama
ditulis pada lajur sebelah kiri, biasanya merupakan pernyataan soal atau pernyataan
stimulus. Kelompok kedua ditulis pada lajur sebelah kanan, biasanya merupakan
pernyataan jawaban atau pernyataan respon. Peserta tes diminta untuk
menjodohkan atau memilih pasangan yang tepat bagi pernyataan yang ditulis pada
lajur sebelah kiri di antara pernyataan yang ditulis pada lajur sebelah kanan.
Dalam menyusun soal bentuk menjodohkan terdapat kaidah penulisan yang harus
diperhatikan yaitu: menuliskan seluruh pernyataan dalan lajur kiri maupun kanan
dengan materi sejenis; pernyataan jawaban lebih banyak dari pernyataan soal;
menyusun jawaban yang berbentuk angka secara berurutan dari besar ke kecil atau
sebaliknya; dan menuliskan petunjuk mengerjakan tes yang jelas dan mudah
dipahami.
c) Bentuk tes uraian
Siswa dituntut untuk menguraikan jawaban dengan kata-kata sendiri
d) Bentuk Skala penilaian
Mengukur sikap dan persepsi responden terhadapa fenomena lingkungan
e) Bentuk Lisan
Tes soal dan jawaban menggunakan Bahasa lisan.

13. Jawaban D
Pembahasan
Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja sering disebut sebagai penilaian unjuk kerja ( performance assessment).
Bentuk penilaian ini digunakan untuk mengukur status kemampuan belajar peserta didik
berdasarkan hasil kerja dari suatu tugas. Pada penilaian kinerja peserta didik diminta
untuk mendemonstrasikan tugas belajar tertentu dengan maksud agar peerta didik
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Instrumen yang dapat
digunakan untuk merekam hasil belajar pada penilaian kinerja ini antara lain: daftar cek
(check list), catatan anekdot/narasi, skala penilaian (rating scale).
Penilaian Proyek
31

Penilaian proyek (project assessment) adalah bentuk penilaian yang diujudkan dalam
bentuk pemberian tugas kepada peserta didik secara berkelompok. Penilaian ini
difokuskan pada penilaian terhadap tugas belajar yang harus diselesaikan oleh peserta
didik dalam periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat juga dikatakan sebagai
penilaian berbentuk penugasan yang bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta
didik menghasilkan karya tertentu yang dilakukan secara berkelompok. Dengan
menggunakan penilaian proyek pendidik dapat memperoleh informasi berkaitan
dengan kemampuan peserta didik dalam hal pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, sintesis informasi atau data, sampai dengan pemaknaan atau
penyimpulan.
Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan salah satu penilaian otentik yang dikenakan pada
sekumpulan karya peserta didik yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun
waktu tertentu. Karya-karya ini berkaitan dengan mata pelajaran dan disusun secara
sistematis dan terogansir. Proses penilaian portofolio dilakukan secara bersama antara
antara peserta didik dan guru. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan fakta-fakta
peserta didik dan proses bagaimana fakta-fakta tersebut diperoleh sebagai salah satu
bukti bahwa peserta didik telah memiliki kompetensi dasar dan indikator hasil belajar
sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Untuk melakukan penilaian portofolio secara tepat perlu memperhatikan hal-hal seperti
berikut ini, yaitu: kesesuaian,saling percaya antara pendidik dan peserta didik,
kerahasiaan bersama antara pendidik dan peserta didik, kepuasan, milik bersama antara
pendidik guru dan peserta didik, penilaian proses dan hasil.
Jurnal
Jurnal belajar merupakan rekaman tertulis tentang apa yang dilakukan peserta didik
berkaitan dengan apa-apa yang telah dipelajari. Jurnal belajar ini dapat digunakan untuk
merekam atau meringkas aspek-aspek yang berhubungan dengan topik-topik kunci yang
dipelajari. Misalnya, perasaan siswa terhadap suatu pelajaran, kesulitan yang dialami,
atau keberhasilan di dalam memecahkan masalah atau topik tertentu atau berbagai
macam catatan dan komentar yang dibuat siswa.Jurnal merupakan tulisan yang dibuat
peserta didik untuk menunjukkan segala sesuatu yang telah dipelajari atau diperoleh
dalam proses pembelajaran. Jadi, jurnal dapat juga diartikan sebagai catatan pribadi
siswa tentang materi yang disampaikan oleh guru di kelas maupun kondisi proses
pembelajaran di kelas.
Penilaian Tertulis
Penilaian tertulis mensuplai jawaban isian atau melengkapi, jawaban singkat atau
pendek dan uraian. Penilaian tertulis yang termasuk dalam model penilaian otentik
adalah penilaian yang berbentuk uraian atau esai yang menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis,
mengevaluasi dan sebagainya atas materi yang telah dipelajari. Penilaian ini sebisa
mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Dalam menyusun instrumen penilaian
tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal seperti kesesuaian soal dengan indikator pada
kurikulum, konstruksisoal atau pertanyaan harus jelas dan tegas, dan bahasa yang
digunakan tidak menimbulkan penafsiran ganda.
dan pendidik menyampaikan umpan balik kepada peserta didik yang didasarkan pada
hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.
Penilaian Antarteman
Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peseta
didik untuk saling menilai temannya terkait dengan pencapain kompetensi, sikap, dan
perilaku keseharian peserta didik. Penilaian ini dapat dilakukan secara berkelompok
untuk mendapatkan informasi sekitar kompetensi peserta didik dalam kelompok.
32

Informasi inidapat dijadikan sebagai bahan menentukan pencapaian hasil belajar peserta
didik.
Pertanyaan Terbuka
Penilaian otentik juga dilakukan dengan cara meminta peserta didik membaca materi
pelajaran, kemudian merespon pertanyaan terbuka. Penilaian ini lebih difokuskan
terhadap bagaimana peserta didik mengaplikasikan informasi daripada seberapa banyak
peserta didik memanggil kembali apa yang telah diajarkan. Pertanyaan terbuka tesebut
harus dibatasi supaya jawabannya tidak terlalu luas dan bermakna sesuai dengan
tujuannya.

14. Jawaban D
Pembahasan
Analisis Kualias Tes Bentuk Objektif Secara Empiris
Analisis karakteristik butir soal mencakup analisis parameter kuantitatif dan kualitatif
butir soal. Parameter kuantitatif berkaitan dengan analisis butir soal berdasarkan atas
tingkat kesukaran, daya beda, dan keberfungsian alternative pilihan jawaban. Parameter
kualitatif berkaitan dengan analisis butir soal berdasarkan atas pertimbangan ahli ( expert
judgement).
1). Tingkat Kesukaran
Seperti telah Anda pelajari pada modul sebelumnya, tingkat kesukaran adalah angka
yang menunjukkan besarnya proporsi peserta tes yang menjawab betul pada suatu
butir. Rentang angka ini adalah 0,00 sampai 1,00. Jika suatu butir soal memiliki tingkat
kesukaran 0,00 berarti tidak ada peserta tes yang menjawab butir soal tersebut dengan
benar. Dengan kata lain butir soal terlalu sukar. Sebaliknya, jika butir soal memiliki
tingkatkesukaran 1,00 berarti semua peserta tes dapat menjawab butir soal dengan
benar. Dengan kata lain, butir soal terlalu mudah. Rentang tingkat kesukaran yang
dapat digunakan sebagai kriteria adalah: lebih kecil dari 3,00 masuk kategori sukar,
antara 0,30 – 0,80 termasuk cukup/sedang, dan lebih besar dari 0,80 termasuk mudah.
2). Daya Beda
Daya beda butir soal adalah indeks yang menggambarkan tingkat kemampuan suatu
butir soal untuk membedakan kelompok yang pandai dari kelompok yang kurang pandai.
Interpretasi daya beda selalu dikaitkan dengan kelompok peserta tes. Artinya, suatu
daya beda butir soal yang dianalisis berdasarkan data kelompok tertentu belum tentu
dapat berlaku pada kelompok yang lain. Interpretasi daya beda butir soal untuk peserta
tes kelas bias berbeda dengan interpretasi daya beda kelas B untuk mata pelajaran yang
sama. Hal ini sangat tergantung pada kemampuan masingmasing kelompok. Penjelasan
lebih lanjut mengenai daya beda juga sudah Anda pelajari pada modul sebelumnya.
3). Keberfungsian Alternatif Pilihan Jawaban
Dalam tes hasil belajar berbentuk objektif dengan model pilihan ganda, umumnya
memiliki (4) empat atau (5) lima alternatif pilihan jawaban dimana salah satu alternatif
jawabannya adalah jawaban yang benar (kunci jawaban). Alternatif pilihan jawaban
yang salah sering disebut dengan istilah pengecoh ( distractor). Alternatif pilihan jawaban
dalam suatu butir soal dikatakan berfungsi jika semua pilihan jawaban tersebut dipilih
oleh peserta tes dengan kondisi dimana jawaban yang benar lebih dipilih dari pada
alternatip pilihan jawaban yang lain. Pengecoh berfungsi jika paling sedikit 5% dari
peserta tes memilih jawaban tersebut.
4). Omit
Omit adalah proporsi peserta tes yang tidak menjawab pada semua alternatif jawaban.
Butir soal yang baik jika omit paling banyak 10% dari peserta tes.
5). Validitas
Soal tes bentuk objektif dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila tes tersebut
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai
33

dengan maksud dikenakannya pengukuran tersebut. Konsep validitas juga terkait


dengan kecermatan pengukuran, yaitu kemampuan untuk mendeteksi perbedaan-
perbedaan kecil sekalipun yang ada dalam atribut yang diukurnya. Secara empiris, suatu
instrumen dapat dikatakan valid apabila memenuhi dua criteria, yaitu: (a). instrumen
tersebut harus mengukur konsep atau variable yang diharapkan hendak diukur dan
harus tidak mengukur konsep atau variable lain yang tidak diharapkan untuk diukur, dan
(b). instrumen tersebut dapat memprediksi perilaku yang lain yang berhubugan dengan
variabel yang diukur. Analisis validitas dapat dilakukan pada dua kawasan yaitu analisis
untuk keseluruhan isi instrumen dan analisis untuk masing-masing butir soal atau tes.
6). Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menggambarkan sejauhmana suatu instrumen dapat
diandalkan. Analisis reliabilitas selalu dikaitkan dengan konsistensi pengukuran, yaitu
bagaimana hasil pengukuran tetap (konstan) dari satu pengukuran kepengukuran yang
lain. Untuk lebih memahami makna reliabilitas dapat didekati dengan memperhatikan
tiga aspek yang terkait dengan alat ukur, yaitu: kemantapan, ketepatan, dan
homogenitas. Kemantapan merujuk pada hasil pengukuran yang sama pada pengukuran
berulang-ulang dalam kondisi yang sama. Ketepatan merujuk pada istilah tepat dan
benar dalam mengukur dari sesuatu yang diukur. Artinya, instrumen tersebut memiliki
pernyataan-pernyataan yang jelas, mudah dimengerti, dan detail. Homogenitas merujuk
pada tingkat
keterkaitan yang erat antar unsur-unsurnya.

15. Jawaban B. Menyelenggarakan program remedial bagi siswa yang hasilnya rendah
Pembahasan
Hasil tes atau hasil penilaian dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan dan
perkembangan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan pada tugas tertentu. Di
samping itu hasil penilaian dapat juga memberi gambaran tingkat keberhasilan
pendidikan pada satuan pendidikan. Berdasarkan analisis hasil penilaian, dapat
ditentukan langkah atau upaya yang harus dilakukan oleh pendidik dan peserta didik
dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Oleh sebab itu hasil penilaian
yang diperoleh harus diinformasikan langsung kepada peserta didik sehingga dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan peserta didik ( assessment as learning), pendidik
(assessment for learning), dan satuan pendidikan selama proses pembelajaran
berlangsung (melalui penilaian harian/pengamatan harian) maupun setelah beberapa
kali program pembelajaran (Penilaian Tengah Semester), atau setelah selesai program
pembelajaran selama satu semester.
Hasil penilaian berupa informasi tentang peserta didik yang telah mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM)/Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) dan peserta didik yang
belum mencapai KKM perlu ditindaklanjuti dengan program pembelajaran remedial dan
program pengayaan bagi peserta didik yang telah melampaui KKM. Penilaian yang
dilakukan oleh pendidik juga digunakan untuk mengetahui capaian akhir penguasaan
kompetensi peserta didik yang dituangkan dalam rapor. Pendidik perlu melakukan
pengkajian terhadap KKM/ KBM khususnya bagi siswa yang belum memenuhi
ketuntasan dengan melihat kompleksitas, Intek siswa (kemampuan awal)
dan kondisi satpen.
Hasil penilaian merupakan cerminan prestasi dan tingkah laku peserta didik selama
melakukan kegiatan belajar. Dengan melihat hasil akhir beserta keterangan yang ada
peserta didik dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya sehingga dia dapat
memperbaiki sikap dalam pembelajaran selanjutnya. Bagi pendidik, hasil belajar yang
dicapai peserta didik merupakan cerminan prestasi dan kondisi yang dapat dicapainya
dalam mengimplementasikan program pembelajaran yang sudah dirancang di dalam
Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Oleh karena itu, hasil penilaian
34

yang diperoleh peserta didik menjadi bahan untuk memperbaiki program pembelajaran
yang disusunnya sekaligus mencari upaya untuk meningkatkan keprofesionalannya.
Selain itu, pendidik bertanggung jawab pula untuk memperbaiki prestasi peserta didik
yang belum berhasil melalui program perbaikan/remediasi. Bagi peserta didik yang
sudah mencapai batas maksimum, pendidik dapat memberi program pengayaan dengan
tujuan mengembangkan prestasinya. Hal yang tidak boleh dilupakan dalam pemanfaatan
hasil penilaian peserta didik adalah untuk menyusun laporan hasil penilaian sebagai
fungsí administrasi.
Pada prinsipnya nilai akhir suatu mata pelajaran adalah gabungan dari seluruh
pencapaian KD yang ditargetkan. Dengan demikian, pendidik harus membuat
tabel spesifikasi yang memuat macam KD dan pencapaian hasil setiap KD,
termasuk aspek yang dinilai dalam setiap KD. Pendidik juga harus membuat
pembobotan atas dasar hasil yang diperoleh sesuai dengan jenis penilaian yang
dilakukan. Perlu diperhatikan bahwa yang lebih penting adalah penilaian harus
terbuka dalam arti bahwa peserta didik sejak awal sudah memahami bagaimana
pendidik dalam menilai keberhasilan belajarnya.

16 B

17 A

18 E

19 B

20 A

Anda mungkin juga menyukai