Anda di halaman 1dari 3

TUGAS ILMU NEGARA

Nama : Ellie Andini


NPM : B1A022230
Kelas :E
Dosen Pengampu : Ardilafiza, Dr.,S.H.,M.H
Arini Azka Muthia, S.H.,M.H

I. HAKEKAT NEGARA
Hakekat Negara dimaksudkan sebagai suatu penggambaran tentang sifat Negara. Negara
sebagai wadah bangsa untuk mencapai cita-cita dan tujuan bangsanya. Maka dari itu
penggambaran tentang hakekat Negara biasanya disesuaikan dengan tujuan Negara. Tujuan
Negara merupakan kepentingan utama dari tatanan suatu Negara.

II. TEORI-TEORI TENTANG TUJUAN NEGARA


Pentingnya pembicaraan tentang tujuan Negara terutama berhubungan dengan bentuk
Negara, susunan Negara, organ-organ Negara, atau badan-badan Negara yang harus diadakan,
fungsi dan tugas dari organ tersebut, serta hubungannya antara organ yang satu dengan organ
yang lain yang harus selalu disesuaikan dengan tjuan Negara.

Mengenai masalah tujuan Negara, tidak ada seorang sarjana ahli pemikir tentang Negara
dan hukum yang dapat merumuskan dengan tepat dalam satu rumusan yang meliputi semua
unsur. Sebab tujuan Negara itu tergantung pada tempat, keadaan, waktu, serta sifat dari
kekuasaan penguasa.

III. TEORI LEGITIMASI KEKUASAAN


Kranenburg dan Logemann berpendapat sama, mereka mengatakan bahwa Negara itu
adalah suatu organisasi kekuasaan. Darimanakah sumber kekuasaan yang ada didalam Negara
itu? Siapakah yang memegang dan memiliki kekuasaan itu? Jawaban terhadap persoalan tersebut
menimbulkan suatu ajaran atau teori yaitu teori kedaulatan.

a. Teori kedaulatan Tuhan


Tentang hal ini ada beberapa ajaran yang semuanya berasal dari penganut-penganut teori
Teokrasi. Antara lain : Augustinus, Thomas Aquinas, dan Marsilius. Mula-mula dikatakan
bahwa yang mewakili Tuhan didunia ini adalah Paus, ini adalah pendapat Augustinus. Kemudia
Thomas Aquinas berpendapat bahwa kekusaan raja dan Pau situ sama, hanya tugasnya saja yang
berlainan. Sedangkan menurut ajaran Marsilius, raja itu adalah wakil dari Tuhan untuk
melaksanakan kedaulatan atau memegang kedaulatan di dunia. Akibat dari ajaran Marsilius ini
maka pada akhir-akhir abad pertengahan dan pada permulaan jaman berikutnya, mulai
merasakan ajaran tersebut.

Keadaan ini semakin memuncak pada zaman Renaissance setelah timbulnya ajaran
Nicolo Machiavelli, yang maksudnya semula adalah untuk mengatasi perpecahan dan kekacauan
Negara, dengan ajaran Staatsraisen-nya. Maka yang seula mengatakan bahwa hukum harus
ditaati adalah hukum tuhan, sekarang mereka berpendapat bahwa hukum negaralah yang harus
ditaati ,dan negaralah satu-satunya yang berwenang menentukan hukum.

b. Teori kedaulatan Negara


Dari para penganut teori kedaulatan Negara ini menyatakan bahwa kedaulatan itu tidak
ada pada tuhan, tetapi ada pada Negara. Penganut teori kedaulatan Negara ini antara lain adalah
Jean Bodin dan George Jelinek.

Terhadap teori kedaulatan Negara ini ada yang mengajukan keberatan. Kalau hukum itu
sudah dianggap merupakan perwujudan dari kemauan atau kehendak negra, dan baru mempunyai
kekuatan berlaku apabila telah ditetapkan oleh Negara. Kanyataannya adalah bahwa Negara itu
sendiri tunduk kepada hukum : pendapat Leon Duguit.Terhadap keberatan tersebut Jellinek
meempertahankan pendapatnya dengan mengemukakan ajaran Sebstbindung, yaitu ajaran yang
mengatakan bahwa Negara dengan sukarela mengikatkan dirinya atau mengaharuskan dirinya
tunduk kepada hukum sebagai penjelamaan dari kehendaknya sendiri.

Dengan demikian maka diatas Negara masih ada barang sesuatu yang souvereinteit, yang
berdaulat yaitu kesadaran hukum tadi. Jadi menurut Krabbe yang berdaulat itu bukanlah Negara,
tetapi hukumlah yang berdaulat. Maka demikianlah timbullah ajaran baru lagi.

c. Teori kedaulatan hukum


Menurut teori kedaulatan hukum tersebut yang memiliki bahkan yang merupakan
kekuasaan tertinggi didalam suatu Negara itu adalah hukum itu sendiri. Karena baik raja atau
penguasa maupun rakyat atau warganegara, bahkan Negara itu sendiri semuanyatunduk kepada
hukum. Semua sikap, tingkah lakudan perbuatannya harus sesuai atau menurut hukum. Jadi
menurut Krabbe yang berdaulat itu adalah hukum. Menurut Krabbe yang menjadi sumber hukum
itu adalah rasa hukum yang terdapat di dalam masyarakat itu sendiri.

Terhadap pendapat Krabbe tersebut diatas Struyecken mengatakan bahwa pendapat


Krabbe itu adalah lemah. Sebab rasa hukum itu dapat dijadikan sebagai sumber hukum, oleh
karena rasa hukum itu selalu akan berubah-berubah pada setiap masa, dan rasa hukum itu akan
berbeda dari golongan yang satu dengan rasa hukum dari golongan yang lain.
Menurut Kranenburg, sanggahan atau kritikan Struyecken terhadap Krabbe tersebut
adalah tidak benar. Sebab Krabbe tidak mengatakan bahwa rasa hukum atau kesadaran hukum
dari setiap orang itu adalah bersikap sama dalam segala hal, akan tetapi di situ ada suatu unsur
yang sama, yaitu adanya ketentuan tetap dalam reaksi kesadaran hukum manusia. Inilah yang
menyebabkan adanya suatu keseimbangan.

d. Teori kedaulatan rakyat


Teori kedaulatan rakyat ini antara lain diikuti oleh Immanuel Kant, yaitu yang
mengatakan bahwa tujuan Negara itu adalah menegakkan hukum dan menjamin kebebasan dari
para negaranya. Dalam pengertian bahwa kebebasan disini adalah kebebasan dalam batas-batas
perundang-undangan, sedangkan undang-undang disini yang berhak membuat adalah rakyat itu
sendiri. Maka kalau begitu undang-undang itu adalah merupakan penjelmaan dari kemauan atau
kehendak rakyat. Jadi rakyatlah yag mewakili kekuasaan tertinggi atau kedaulatan.

Anda mungkin juga menyukai