Anda di halaman 1dari 2

Artikel 1 (Efektivitas madu dalam perawatan Luka Bakar)

Rangkuman
Madu merupakan salah satu pilihan dressing untuk perawatan luka yang sudah
digunakan selama ribuan tahun karena memiliki sejumlah karakteristik yang mendukung
penyembuhan luka. Madu adalah zat makanan berbentuk cairan yang dibuat oleh lebah
dari nektar atau sekresi tumbuhan.Sebelum digunakan untuk keperluan medis, madu
disterilisasi dengan iradiasi gamma atau pasteurisasi untuk mencegah penyebaran
spora bakteri ke luka. Pengolahan madu juga bertujuan untuk membatasi variabilitas
antar spesimen serta mengurangi potensi reaksi alergi akibat lilin, kotoran, dan
polen.
Mekanisme Kerja Madu

Madu membantu dapat membantu proses penyembuhan luka dengan berbagai mekanisme,
antara lain:

• Memicu debridement melalui proses osmosis. Dengan mempertahankan


kelembapan luka, madu juga mendukung proses debridement
• Rendahnya pH madu dan tingginya osmolaritas madu meningkatkan
oksigenasi jaringan serta menarik cairan dari jaringan subdermal ke luka. Aliran
cairan ini membilas bakteri, debris, slough, dan jaringan nekrotik dari luka
seperti mekanisme kerja negative pressure wound therapy (NPWT)
• Hidrogen peroksida pada madu dapat mengganggu pertumbuhan bakteri
• Kandungan gula yang tinggi pada madu merupakan sumber glukosa tambahan
untuk komponen seluler yang berproliferasi seperti fibroblas dan endotel
• Efek antiinflamasi menekan proses inflamasi berkepanjangan sehingga
membantu penyembuhan luka kronik
• Menghilangkan bau
• Memicu laju pembentukan jaringan granulasi dan penutupan luka
• Tidak bersifat iritan sehingga dapat digunakan pada pasien dengan kulit
sensitif
• Flavonoid dan polifenol dalam madu bersifat antioksidan sehingga
melindungi sel dari kerusakan oleh radikal bebas yang ditimbulkan infeksi
• Memiliki kemampuan untuk menghambat komunikasi bakteri sehingga bakteri
tidak dapat membentuk resistensi terhadap madu. Karena itu, madu dapat membantu
eradikasi bakteri yang telah mengembangkan resistensi terhadap antibiotik seperti
methicillin-resistant Staphylococcus aureus

Aplikasi Madu Untuk Berbagai Jenis Luka


Madu biasa digunakan pada perawatan berbagai jenis luka. Meskipun demikian, belum
terdapat rekomendasi yang dapat dijadikan pedoman definitif untuk menggunakan madu.
Bukti ilmiah yang ada cukup kuat untuk mendukung penggunaan madu sebagai dressing
pada kondisi-kondisi tertentu.
Aplikasi klinis madu pada beberapa kondisi di bawah ini didasarkan pada ulasan oleh
The Canadian Agency for Drugs and Technologies in Health (CADTH) yang mengevaluasi
systematic review, Health Technology Assessment (HTA), dan pedoman klinis berbasis
bukti. Intervensi yang digunakan adalah madu topikal dan dressing madu. Sebagai
pembanding, dressing yang digunakan adalah silver sulfadiazine dan plasebo.

Luka Bakar
Dibandingkan dengan silver sulfadiazine dan dressing lain, madu menunjukkan durasi
penyembuhan yang lebih singkat pada luka bakar superfisial (rata-rata 5 hari lebih
cepat) dan luka bakar kedalaman parsial (rata-rata 4,68 hari lebih cepat). Kelompok
madu juga memiliki tingkat infeksi yang lebih rendah (proporsi hasil kultur apus
positif pada hari ketujuh lebih rendah), komplikasi lebih sedikit, dan tingkat
nyeri yang lebih ringan. Luka bakar yang dirawat dengan madu menyembuh dengan angka
parut hipertrofik dan kontraktur yang lebih rendah.
Madu adalah salah satu alternatif dressing dengan banyak keunggulan yang dapat
digunakan untuk berbagai jenis luka. Meskipun demikian, untuk membangun sebuah
pedoman berbasis bukti yang definitif mengenai penggunaan madu, masih dibutuhkan
studi lebih lanjut yang seragam dan berkualitas. Hal ini terutama diperlukan
terkait madu lokal Indonesia agar dapat menetapkan cara aplikasi yang seragam
dengan konsentrasi terkontrol sehingga memberikan manfaat maksimal bagi penyembuhan
luka.

Artikel 2 ( Terapi Minimal Invasif untuk Patah Tulang Belakang akibat Osteoporosis)

Rangkuman
PATAH tulang belakang pada orang tua akibat osteoporosis atau pengeroposan tulang
atau yang dalam bahasa medis disebut fraktur kompresi vertebra, cukup sering
terjadi pada lanjut usia terutama di atas 60 tahun. Fraktur kompresi vertebra bisa
menimbulkan gejala dari ringan sampai berat, dan sering kali menyebabkan nyeri
hebat dan gangguan aktivitas sehari-hari sehingga kualitas hidup menurun. Fraktur
kompresi paling sering terjadi pada bagian punggung (thoracal) dan pinggang
(lumbal) serta sangat rentan menyerang wanita yang berusia lanjut yang sudah
mengalami menopause.
Pasien yang mengalami nyeri tulang belakang hebat dapat datang ke dokter bedah
ortopedi, diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
serta pemeriksaan radiologi (sinar-x, CT scan, atau MRI). Tatalaksana yang
diberikan tergantung gejala dan gangguan yang dialami pasien, mulai dari gejala
yang ringan, sedang, atau berat. Terapi konservatif dimulai dari bedrest, pemberian
obat penghilang nyeri, hingga rehabilitasi fisik. Untuk pasien dengan gangguan dan
nyeri hebat yang tidak respons dengan terapi konservatif tersebut, dapat dilakukan
terapi minimal invasif yaitu kyphoplasty.
Apa itu kyphoplasty? Kyphoplasty yang juga dikenal dengan istilah augmentasi
vertebral, adalah prosedur minimal invasif yang digunakan untuk mengobati fraktur
kompresi tulang belakang, yaitu runtuhnya tulang belakang, baik penuh maupun
parsial. Prosedur ini juga dikenal dengan balloon kyphoplasty.
Kyphoplasty biasanya dilakukan di rumah sakit sebagai prosedur rawat inap, tetapi
juga dapat dilakukan sebagai prosedur rawat jalan. Pasien akan diberikan bius
lokal, kombinasi dengan obat  bius total/penenang  agar pasien tertidur selama
prosedur. Prosedur ini berlangsung kurang lebih 1 jam. Prosedur ini dilakukan
dengan pasien yang berbaring telungkup di meja operasi. Setelah pasien tidur tenang
dan area operasi disterilkan, dokter bedah membuat insisi kecil dan memasukkan
jarum dengan balon ke dalam tulang belakang di area yang patah. Setelah itu, balon
dikembangkan untuk menciptakan ruang di lokasi fraktur. Ini efektif untuk
mengangkat tulang belakang kembali ke posisi normal.
Untuk mempertahankan posisi ini dan mencegah cedera berulang, dokter bedah akan
mengempiskan dan mengeluarkan balon, kemudian menyuntikkan semen ke bagian yang
sakit dengan menggunakan alat khusus bertekanan rendah. Bahan semen tersebut
langsung mengeras setelah disuntikkan sehingga hasil operasi bisa langsung
dirasakan. Selagi dokter bedah melakukan prosedur, area bedah dipantau dengan x-ray
real-time untuk memastikan operasi dilakukan dengan cara yang tepat. Sebaiknya,
pasien yang menjalani prosedur ini perlu istirahat di tempat tidur selama 24 jam
pertama. Aktivitas berat perlu dihindari selama periode pemulihan sekitar dua
minggu dengan tetap mengonsumsi obat untuk osteoporosis.
Apa saja keuntungan dari prosedur kyphoplasty?  Selain prosedur ini bersifat aman
dan efektif, tidak diperlukan insisi yang besar sehingga pasien tidak membutuhkan
waktu rawat inap yang lama. Lalu, prosedur ini juga mengurangi nyeri yang timbul
akibat fraktur kompresi tulang belakang pada orang tua sehingga dapat melakukan
aktivitas sehari-hari dengan nyaman dan meningkatkan kualitas hidup.

Anda mungkin juga menyukai