Anda di halaman 1dari 40

MADU UNTUK LUKA AKUT

DAN KRONIK

Aplikasi Madu dalam


Kesehatan
Di era modern, penelitian mengenai
efek madu untuk kesehatan semakin
berkembang. Semakin lama, efek
madu diketahu hingga penggunaan
madu untuk kesehatan semakin luas.
Efek madu dapat bersifat nutrisional
(digunakan sebagai suplemen) maupun
tradisional (digunakan sebagai obat).

1. Madu Sebagai
Suplemen

Madu sangat luas digunakan


sebagai suplemen karena
nutrisi yang dikandungnya.
Madu mengandung gula dan
campuran lainnya sehingga
dapat digunakan sebagai
sumber energi
Madu mengandung fruktosa
dan glukosa yang dapat
langsung diabsorbsi dalam
saluran pencernaan tanpa
bantuan enzim tambahan,
berbeda dengan gula dari
tebu atau pemanis buatan.

2. Madu Sebagai Obat


Dalam
perkembangannya,
madu
mulai diteloti manfaatnya diberbagai
belahan dunia dalam pengobatan
beberapa
penyakit
diantaranya
adalah
madu
untuk
gangguan
saluran pernafasan, gastrointestinal,
kardiovaskular,
keganasan,
serta
penanganan luka.

MADU SEBAGAI OBAT


UNTUK LUKA

Latar Belakang Penggunaan Madu


sebagai Obat untuk Luka
Masyarakat Mesir Kuno telah menggunakan madu
sebagai pengobatan luka sejak setidaknya 3000 tahun
sebelum masehi. Tiga Langkah Pengobatan yang
digunakan oleh bangsa Mesir Kuno. Termasuk
didalamnya pemakaian plester (terbuat dari madu,
lemak hewani, dan serat nabati), dan membalut luka
tidak jauh berbeda dengan tatalaksana luka modern.
Metode salep luka Mesir Kuno ini menunjukan
karakteristik bakterisidal yang sangat kuat tehadap
kuman Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan
bakteri koliformis. Sejak saat itu pun madu terus
berkembang dan digunakan sebagai pengobatan.

Berbagai Penelitian di Luar Negeri


Mengenai Madu untuk Luka
Penelitian
mengenai
madu
juga
berkembang pesat di New Zealand.
Mengenai madu dapat menghambat
pertumbuhan
bakteri
yang
menginfeksi luka karena kandungan
hidrogen peroksida. Dan efek madu
untuk luka bakar, hasil penelitian
menunjukan
epitelisasi
dan
penyembuhan yang lebih cepat pada
dressing madu.

Penelitian Madu di Dalam


Negeri
Penelitian FKUI sejak tahun 2009 untuk
membandingkan madu mancanegera dengan
madu produksi indonesia, serta penelitianpenelitian lain yang memaparakan efek madu
pada luka.
Hasilnya diantaranya sebagai berikut :
Penyembuhan luka operasi (akut) dalam
rongga mulut yang terkontaminasi dapat
mengalami penyembuhan 3 kali lebih cepat
dari standart penyembuhan luka di rongga
mulut

Bakteri yang resisten terhadap antibiotik dapat


dimatikan oleh madu.
Dapat juga disimpulkan bahwa madu mempercepat
proses epitelisasi pada luka
Madu lokal indonesia sama efektifnya dengan madu
yang dipasarkan dinegara luar dan menjadi
alternatif yang baik karena mudah didapatkan dan
terjangkau harganya.
Pemberian madu secara topikal dapat mempercepat
waktu persiapan dasar luka sampai 50%.
Madu yang diberikan sebagai asupan oral terbukti
secara signifikan dapat mempercepat 2,1 kali
proses epitelisasi.
Penggantian balut madu setiap hari tetap menjadi
pilihan terapi untuk perawatan luka

KARAKTERISTIK MADU UNTUK LUKA


1. Menyerap eksudat dan menghambat
inflamasi
Akibat kandungan anti-oksidannya
2. Mematikan kuman (antibakteri)
Antibakeri disebabkan oleh adanya zat methyl
glioxyl(MGO). Pada penelitain terbukti madu
indoneisa mempunyai efek anti-bakteri terhadap
Pseudomonas aeruginosa, Staphylococus aureus,
dan MRSA, sehigga dapat dimanfaatkan untuk
perawatan luka-luka yang terinfeksi oleh kumankuman tersebut.

3. Menghilangkan bau
Bau tidak enak muncul karena adanya
kandungan amonia, amino (protein) dan
sulfur, yang semuanya ini dihasilkan
oleh cairan serum (cairan darah) dan
jaringan mati pada luka. Kecepatan
madu menghilangkan aroma ini diduga
karena kandungan madu yang kaya
akan glukosa, yang lebih disukai oleh
bakteri dibandingkan asam amino.
Alhasil, asam laktat yang dihasilkan oleh
madulah yang menggantikan ammonia.

4. Debridement autolitik
Terjadi
proses
debridement
enzimatik.
Hidrogen peroksida yang dihasilkan akibat
interaksi
antara
madu
dengan
luka,
menimbulkan aktivitas enzim protease yang
berperan
melakukan
debridement
pada
jaringan luka.
5. Merangsang epitelisasi
Pembentukan jaringan granulasi yang sehat
serta pertumbuhan jaringan kulit yang akan
menutup luka, dan secara keseluruhan
membantu
regenerasi
kulit
yang
baik
merupakan beberapa karakteristik madu yang
telah disampaikan oleh berbagai penelitian.

6. Menjaga kelembaban luka


Madu menjaga suasana kelembaban
luka yang mendukung penyembuhan.
Penyembuhan luka akan menjadi 150%
lebih cepat apabila dipertahankan
dalam kondisi lembab (moist) dibanding
kondisi luka kering. Selain itu, pada
kondisi
lembab,
luka
mengalami
peningkatan reepitelisasi.

CONTOH KLINIS PENGGUNAAN


MADU

1. LUKA KRONIS
Luka ini didapatkan akibat kecelakaan motor yang
dialami 4 tahun sebelumnya. Bermacam-macam
antibiotik pun telah dicoba untuk infeksinya namun tak
kunjung sembuh. Telah dicoba dengan teknik vacuum
assisted closure (VAC), namun tidak mampu mengatasi
banyaknya eksudat pada luka kronik pasien ini.

Akhirnya dokter bedah


plastik mencoba untuk
menggunakan
terapi
dengan menggunakan
madu

2. LUKA BAKAR
Seorang pasien mengalami luka bakar
pada bagian tungkai bawah kanan
akibat terpapar api dari ledakan di
dapur.

3. Ulkus Nekrotik Luas pada Komplikasi


Arteriovenous Malformation (AVM)
Anak perempuan usian 5 bulan datang
ke rumah sakit dengan abnormalitas
jaringan yang didiagnosis sebagai
kelaianan
pertumbuhan
pembuluh
darh
arteri-vena
(Atreriovenous
malformation-AVM) pada area genital
dan perineum yang meluas hingga
area gluteal.

4. Eskar Mandibula pada


Leukimia
Pasien seorang remaja 16 tahun
dengan
leukimia
limfositik
akut,
ditengah
perjalannaya
terjadi
penyumbatan
spontan
(trombus)
pembuluh darah yang menghidupi
jaringan lunak dileher. Kulit dan
jaringan lunak pada pipi dan leher
tampak kering dan menghitam (eskar).
Pembukaan mulut hanya 1,5cm.

5. Defek pada Scalp


Lebih kurang 17 tahun yang lalu, pria
yang berasal dari pulau jawa ini
mengalami kecelakaan lalu lintas yang
menyebabkan kehilangan sebagian
batok
kelapanya.
Dokter
yang
menanganinya saat ini memasang
implan, kemudan menutup dengan
kulit, tetapi menjumpai kesulitan.

6. Compartment Syndrome akibat


Trombus

Standar tatalaksana untuk kasus ini


biasanya adalah amputasi tungkai.
Kemudian diputuskan oleh dokter
bedah plastik luka pasien dirawat
dengan madu yang dilumurkan pada
kassa, diselipkan disela-sela jaringan
yang mati serta ditempelkan juga
dibagain luar luka. Kassa diganti setiap
hari dan dilakukan pengangkatan
jaringan mati yang tidak memerlukan.

7. Buergers Disease

Sebagaimana aturan standar didunia kedokteran


saat ini bebrapa dokter menganjurkan dilakukan
amputasi pada daerah yang terlibat. Namunia
bersikeras tidak mau dilakukan operasi, terlebih lagi
bila itu tindakan amputasi.
Kemudian diterangkan untuk merawat lukanya
sendiri dirumah dengan menggunakan madu.
Dalam waktu kurang dari 5 bulan, jaringan mati
tersebut perlahan lahan lepas dan tampak jaringan
sehat dibawahnya. Pada akhir bulan ke-7 telah jelas
penyembuhan jaringan jari dan tampak regenerasi
kuku.

8. Aplikasi Madu sebelum Tindakan


Operasi pada Ulkus Dekubitus
Oleh dokter bedah plastik dilakukan
perawatan luka dengan madu dilumurkan ke
kassa yang diganti setiap harinya, serta madu
juga diminumkan sebanyak dua sendok sehari.
ibu dibaringkan diatas kasur anti-dekubitus,
dengan program memposisikan tubuh miring
ke kiri dan ke kanan bergantian setiap dua
jam. Luka dirawat sebagai persiapan untuk
operasi penutupan dengan jaringan otot dan
kulit sekitarnya (teknik Flap).

Madu untuk Luka Akut


Penelitian mengenai madu untuk luka akut
masih sangat terbatas.
Penelitian oleh Danu et al (2012), terbukt
bahwa madu dapat memepercepat waktu
penyembuhan luka akut setelah operasi
paratoplasty pada rongga mulut yang
terkontaminasi menjadi sekitar 7 hari,
yang berarti 3 kali lebih cepat dan
standart penyembuhan luka di dalam
mulut.

Kendala dalam Aplikasi Madu untuk


Luka
1. Karena sifat higroskopisnya, jika madu
terkena panas tubuh maka akan dengan
mudah mencair karena viskositasnya
menurun.
2. Jika sudah mengering, maka madu akan
lengket dengan kasa penutup sehingga
menyebabkan nyeri saat dibuka.
3. Madu dapat berbau asam jika tidak
diganti lebih dari tiga hari.

Anda mungkin juga menyukai