Abstract
Pendahuluan
Undang-undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan
menyatakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang sehingga terwujud derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah
bersama masyarakat dituntut untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang sebaik-
baiknya. Salah satu tempat sarana kesehatan dilaksanakannya upaya kesehatan adalah
rumah sakit.
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang semula hanya melaksanakan
upaya kesehatan berupa pemulihan dan penyembuhan maka dengan adanya orientasi
nilai dan pemikiran sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan sosial budaya,
sekarang juga melaksanakan upaya peningkatan dan pencegahan kesehatan secara
terpadu. Upaya kesehatan yang dilaksanakan di rumah sakit mempunyai karakteristik
tersendiri. Bentuk karakteristik yang membedakan antara
Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah mengembangkan indikator efisiensi pengelolaan
obat di farmasi rumah sakit pada tahap perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan
distribusi.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi pengelola farmasi rumah sakit untuk menilai diri
sendiri, atau membandingkan dengan kinerja farmasi rumah sakit lain, manajemen
diatas instalasi farmasi rumah sakit sampai ke direktur dalam kerangka monitoring
kinerja farmasi rumah sakit, Departemen Kesehatan atau Tim Akreditasi rumah sakit,
atau konsultan untuk menilai efisiensi pengelolaan obat di farmasi rumah sakit.
Tinjauan Pustaka
Menurut Hassan (1981) farmasi rumah sakit merupakan bagian atau pelayanan
di rumah sakit yang dipimpin oleh seorang profesional apoteker dengan suatu kualifikasi
tertentu secara resmi. Mengingat peran, tugas dan nilai barang, serta akibat yang
akan timbul pada pasien, maka farmasi rumah sakit harus dikelola oleh orang yang
mempunyai kemampuan tinggi dalam hal manajerial dan profesional di profesinya.
Pada kesempatan ini yang akan dibahas adalah khusus mengenai manajemen dan
dasar utama yang digunakan dalam hal manajemen obat adalah Drug Management
Cycle yang tertera pada gambar 1.
Selection
Management
Support:
*Organization
Use *Financial Procurement
*Information
system
*Human resource
Distribution
Gambar 1.
Drug Management Cycle
Perencanaan
Distribusi Pengadaan
Penyimpanan
Gambar 2.
Siklus Logistik (Kenyataan)
Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membuat instrumen atau alat ukur yang dapat
digunakan untuk menilai efisiensi pengelolaan obat di farmasi rumah sakit. Penelitian
ini berusaha untuk mengembangkan instrumen yang dapat digunakan untuk mendekati
keadaan sesungguhnya. Instrumen yang disusun dicari berdasarkan pendekatan pada
fungsi farmasi rumah sakit yang meliputi tahapan perencanaan, pengadaan,
penyimpanan dan distribusi.
Lokakarya
Kuesioner I Analisis &
Evaluasi
Penentuan
Indikator Kuesioner II Konsensus
Gambar 3.
Skema Jalannya Penelitian
Jalannya Penelitian
1. Studi Pustaka
Studi pustaka diawali dengan melihat fungsi, kendala, dan butir-butir yang
ada di dalamnya, dari pengelolaan obat di farmasi rumah sakit. Berdasarkan analisis
hal-hal tersebut di atas akan diperoleh instrumen indikator yang dapat digunakan
secara tepat menilai keadaan dan diperlakukan sebagai draf I
2. Lokakarya
Peserta lokakarya terdiri dari direktur rumah sakit (5 orang), pengelola farmasi
rumah sakit (4 orang), fasilitator (peneliti)dan nara sumber(pembimbing tesis).
Lokakarya ini mendiskusikan dan mengkritisi draf indikator (I) dari kata per kata
untuk menghasilkan draf indikator (II).
Jalannya lokarya adalah sebagai berikut:
a. Penjelasan mengenai tujuan, materi dan manfaat lokakarya oleh fasilitator.
b. Diskusi dengan topik yang sudah ditentukan dan mengarahkan pertanyaan-
pertanyaan pada topik
c. Pendokumentasian seluruh materi yang diperoleh
d. Analisis hasil diskusi dengan langkah memahami secara keseluruhan,
mengaitkan antara pertanyaan, pernyataan, tanggapan, identifikasi hal yang
penting, penyelarasan gagasan dan sumbangan pemikiran dengan tujuan
penelitian.
Keluaran dari lokakarya ini adalah draf indikator (II) yang sudah layak untuk
digunakan sebagai dasar untuk pembuatan kuesioner tahapan berikut.
3. Pematangan draf indikator (II) dengan Metode Delphi
Metode ini dipilih dengan tujuan untuk mendapatkaan konsensus mengenai
instrumen indikator efisiensi pengelolaan farmasi rumah sakit, di DIY Jawa Tengah,
Jawa Timur dan Bali. Draf indikator (II) dipakai sebagai dasar untuk pembuatan
kuesioner I kemudian disebarkan kepada pengelola farmasi rumah sakit yang
sudah berpengalaman berjumlah 50 orang. Berdasarkan masukan dan tanggapan
dari para responden maka mengubah draf indikator (II) menjadi draf indikator (III).
Draf indikator (III) ini dipakai sebagai dasar pembuatan kuesioner II kemudian
disebarkan pada responden yang sama dan hasil masukan dan tanggapan dari
para responden dari putaran II menjadi draf
indikator (IV) yang akan dilakukan pada tahap selanjutnya yaitu dilaksanakan uji coba.
4. Uji Coba draf indikator (IV).
Uji coba dilakukan pada 6 rumah sakit tipe C atau yang sederajat di DIY,
terdiri dari 3 rumah sakit pemerintah dan 3 rumah sakit swasta. Fasilitator mengukur
sendiri pelaksanaan pengukuran di 6 rumah sakit tadi dibantu oleh kepala farmasi
rumah sakit. Hasil pengukuran dianalisis berdasar atas masukan dari para
pengelola farmasi rumah sakit tersebut.
5. Analisis hasil uji coba dilakukan dengan identifikasi, tabulasi jawaban responden
dan semakin tinggi frekuensi atau persentase maka semakin baik pengelolaan,
sedang semakin rendah persentase atau frekuensi semakin buruk pengelolaan,
setelah itu dilakukan inferensi yang menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan
6. Hasil akhir analisis hasil uji coba merupakan hasil akhir dari penelitian ini yaitu
pengembangan indikator efisiensi pengelolaan obat di farmasi rumah sakit.
kuesioner kedua dan hasil akhir dari putaran II metode Delphi adalah 3 indikator
untuk tahap perencanaan, 3 indikator untuk tahap pengadaan, 4 indikator untuk tahap
penyimpanan dan 6 indikator untuk tahap distribusi.
Hasil analisis dari kuesioner kedua atau draf indikator (IV) merupakan indikator
akhir yang akan diuji di 6 rumah sakit tipe C atau yang setara di DIY yaitu 3 rumah
swasta dan 3 rumah sakit pemerintah. Hasil uji coba di 6 rumah sakit menunjukkan
bahwa 16 indikator dinyatakan valid, sensitif dan spesifik. Indikator hasil pengembangan
terlihat pada tabel 1.
Tabel 1.
Indikator hasil pengembangan
Tahap Macam Indikator
Perencanaan 1. Persentase modal atau dana yang tersedia dengan
keseluruhan dana yang sesungguhnya dibutuhkan
2. Perbandingan antara jumlah item obat yang ada dalam
perencanaan dengan jumlah item obat dalam kenyataan
pemakaian
3. Perbandingan antara jumlah obat dari satu item obat dalam
perencanaan dengan jumlah obat dari item tersebut dalam
kenyataan pemakaian.
Pengadaan 1. Frekuensi pembelian
2. Frekuensi kurang lengkapnya surat pesanan/kontrak
3. Frekuensi tertundanya pembayaran oleh rumah sakit
terhadap waktu yang disepakati
Penyimpanan 1. Kecocokan obat dengan kartu kendali
2. Turn Over Ratio
3. Sistem penataan gudang
4. Banyaknya obat yang rusak dan kadaluwarsa
Distribusi 1. Penggunaan obat generik berlogo dengan keseluruhan
pemakaian obat
2. Frekuensi keluhan penderita rawat jalan terhadap pelayanan
farmasi
3. Frekuensi keluhan profesi kesehatan lain terhadap
pelayanan farmasi
4. Rata-rata waktu yang digunakan untuk melayani resep, yaitu
sejak resep masuk kebagian distribusi sampai obat
ketangan pasien
5. Persentase resep yang tidak dapat dilayani tiap bulan
6. Persentase obat yang tidak masuk ke dalam formularium.
Saran
1. Peneliti lain dapat menggunakan indikator ini untuk dicobakan pada rumah sakit
yang lebih banyak lagi.
2. Lengkapilah data terlebih dahulu bila akan menggunakan indikator ini, karena
kalau tidak lengkap maka penilaian dapat memakan waktu yang lama.
Kepustakaan
Direktorat Rumah Sakit Khusus dan Swasta, Direktorat Jenderal Pelayana Medis, 1992,
Standar Pelayanan Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indone-
sia, Jakarta.
Edward, G.N., 1992, Hospital Pharmacy in 1991, The Yeard in Review, American Soci-
ety of Hospital Pharmacists, Inc, All Right Reserved, 0002-9289/92/0501-1143.
Handoko, T.H., 1992, Manajemen, Edisi II, Cetakan Keenam, BPFE, Yogyakarta.
John, P.S., 1993, Projecting Future Drug Expenditures 1993, American Society of Hos-
pital Pharmacists, Inc, All Right Reserved, 0002-9289/93/0101-0071.
Kushadiwijaya, H., Emilia, O., 1994., Diskusi Kelompok Terarah sebagai suatu Teknik
Rapid Assessment Procedure dalam Penelitian, Jurusan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Mecimore, C.D., and Weeks, J.k., 1987, Technique in Inventory Management and
Control, National Association for Accountants, Montvale, New Jersey.
Moore, C.m., 1987, Group Techniques for Idea Building, Sage Publications Newbury
Park Beverly Hills London, New Delhi.
Quick, D.J., Hume, M.L., O’Connor, R.W., 1986, Managing Drug Supply, Management
Sciences for Heath, Fourth Printing Boston, Massachussets.
Stephen,W.B., Tony, G.D., and David, A.S., 1992, Perceptions and Use of Performance
Measures by Hospital Pharmacy Directors, American Society of Hospital Phar-
macists, Inc, All Right Reserved, 0002-9289/0201-0367.
World health Organization, 1993, How to Investigated Drug Use in Health Facilities,
Switzerland, Geneva.