Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan manusia itu terbagi menjadi empat fase yang harus dilalui.
Pertama, fase di dalam kandungan (rahim). Kedua, fase di alam dunia, di sini
manusia dilahirkan bertumbuh dan berkembang. Tempat ini sebagai penentuan
amal baik ataupun amal buruk seseorang. Ketiga alam barzakhatau alam kubur,
yaitu alam di mana manusia sudah meninggal sebelum dibangkitkan kembali
setelah hari kiamat, dan di alam sana juga terdapat azab dan nikmat kubur.
Keempat yaitu alam akhirat, di mana semua manusia yang telah mati setelah
hari kiamat terjadi akan dibangkitkan kembali untuk diminta pertanggung
jawabannya. Di alam yang ketiga yakni alam barzakh, ini. Merupakan awal
kehidupan yang hakiki bagi manusia. Karena setiap perbuatan yang dilakukan
di dunia akan diperlihatkan dan diperanggungjawabkan di alam ini. Ada orang
yang mendapatkan nikmat kubur dan ada juga orang yang mendapatkan siksa
kubur.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengetahuan Allah Meliputi Segala Sesuatu


Milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang di bumi, dan Allah
meliputi segala sesuatu. Firman-Nya:
‫الر ِح ِيم‬ َّ ‫ِبس ِْم اللَّ ِه‬
َّ ‫الرحْ َم ِن‬
‫طا‬ ْ ‫ض َو َكانَ اللَّهُ ِب ُك ِِّل ش‬
ً ‫َيءٍ ُم ِحي‬ ِ ‫األر‬
ْ ‫ت َو َما فِي‬ َّ ‫َو ِللَّ ِه َما فِي ال‬
ِ ‫س َم َاوا‬
Milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang di bumi, dan Allah
meliputi segala sesuatu. (Q.S. An-Nisaa’ : 126)
1. Tafsir Ibnu Abbas
Wa lillāhi mā fis samāwāti wa mā fil ardl (Kepunyaan Allah-lah segala
apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi), yakni semua jenis
makhluk dan ketakjuban yang ada di langit dan di bumi. Semuanya
merupakan hamba-Nya.
Wa kānallāhu bi kulli syai-in (dan adalah Allah terhadap segala sesuatu),
baik penghuni langit maupun bumi.
Muhīthā (Maha Meliputi), yakni Maha Mengetahui.
2. Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an
Milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang di bumi, dan Allah
meliputi segala sesuatu Yakni milik-Nya, ciptaan-Nya dan hamba-Nya.
Ayat ini menerangkan bahwa Allah meliputi segala sesuatu, milik-Nya
dan hamba-Nya segala yang ada di langit dan di bumi. Dia-lah yang
memilikinya dan Dia sendiri yang mengatur mereka. Ilmu-Nya meliputi
segala sesuatu, penglihatan-Nya meliputi segala sesuatu yang terlihat dan
pendengaran-Nya meliputi segala sesuatu yang terdengar. Kehendak dan
kekuasaan-Nya berlaku kepada semua yang ada di alam semesta. Rahmat-
Nya yang luas mengena kepada penduduk langit dan bumi, dan dengan
kemuliaan dan keperkasaan-Nya semua makhluk tunduk.
3. Tafsir Jalalain
(Dan milik Allahlah apa yang terdapat di langit dan apa yang
terdapat di bumi) baik sebagai kepunyaan, maupun sebagai makhluk dan
sebagai hamba. (Dan Allah Maha Meliputi segala sesuatu) maksudnya ilmu
dan kekuasaan-Nya yang tetap melekat dan tidak terpisah-pisah daripada-
Nya.
4. Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Subhaanahu wa Ta’aala :
ِ ‫ت َوما فِي ْاأل َ ْر‬
‫ض‬ َّ ‫َو ِللَّ ِه َما فِي ال‬
ِ ‫سماوا‬
Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi. (An-
Nisaa’: 126)
Semuanya adalah milik Allah, hamba, dan makhluk-Nya. Dialah yang
mengatur, tiada yang menolak terhadap apa yang diputuskan-Nya, dan tiada
beban bagi apa yang telah dijatuhkan-Nya; tiada yang meminta
pertanggungjawaban terhadap apa yang diperbuat-Nya karena keagungan,
kekuasaan, keadilan, kebijaksanaan, lemah lembut, dan rahmat-Nya.
Firman Allah Subhaanahu wa Ta’aala :

ْ ‫َو َكانَ اللَّهُ بِ ُك ِِّل ش‬


ً ‫َيءٍ ُم ِحي‬
‫ط‬
Dan adalah (pengetahuan) Allah Maha Meliputi segala sesuatu. (An-
Nisaa’: 126)

Artinya, ilmu (pengetahuan) Allah Subhaanahu wa Ta’aala menembus


semuanya itu, tiada sesuatu pun yang ada pada hamba-hamba-Nya tersembunyi
dari-Nya, dan tiada sekecil zarrah pun di langit dan di bumi yang terhalang dari
pengetahuan-Nya, tiada pula yang terhalang dari pengetahuannya hal yang lebih
kecil atau lebih besar darinya. Tiada sesuatu pun yang dilihat oleh orang-orang
yang melihat sangat kecil dan tersembunyi luput dari pengetahuan-Nya. Hanya
Allah Yang Maha mengetahui dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.1

1
Kecilnya. (2020, November 12). Allah Meliputi Segala Sesuatu. Retrieved from Kecilnya Aku:
https://kecilnyaaku.com/2020/11/12/allah-meliputi-segala-sesuatu/
B. Pengertian Barzakh
Barzakh (bahasa Arab ‫ )برزخ‬adalah alam kubur yang membatasi antara
dunia dan akhirat. Barzakh menjadi tempat persinggahan sementara jasad
makhluk sampai dibangkitkannya pada hari kiamat. Penghuni barzakh berada
di tepi dunia (masa lalu) dan akhirat (masa depan). Menurut syariat Islam di
alam Barzakh ini, sang mayat akan bertemu dengan para Malaikat Munkar dan
Nakir, sedangkan ada pendapat lain ada yang mengatakan jika yang mereka
datangi adalah orang mukmin yang diberi taufik, maka yang akan datang adalah
para malaikat yang bernama Mubassyar dan Basyir.
Secara harfiah Barzakh berarti jarak waktu atau penghalang antara 2 hal dan
tidak ada yang sanggup melewatinya. Menurut syariat Islam barzakh berarti
tempat yang berada di antara maut dan kebangkitan, menurut firman Allah
dalam Al-Quran Surah Al Mu'minuun: 100
“Di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” Ia
menjawab, itu adalah alam antara kematian dan kebangkitan kembali.” (Al
Mu'minuun, 100)
Dengan kata lain tempat yang disebut barzakh adalah mulai dari waktu
kematian sampai dibangkitkan hidup kembali.
Seseorang yang telah mati tidak akan mengetahui kehidupan dari orang
yang masih hidup karena ia tinggal di dalam dunia yang benar-benar beda.
Bagaimanapun, dikisahkan bahwa seseorang yang mati dapat merasakan
langkah kaki dari orang berjalan.
Dikisahkan bahwa Nabi Muhammad melihat seseorang yang berada di
dalam sumur, yang mana tubuh dari engkau menemukan kebenaran tentang
Tuhan yang dijanjikan kepadamu?" Umar bertanya, "Engkau menyapa orang
mati." Muhammad menjawab, "Mereka mendengar lebih baik daripada kamu,
tetapi mereka tidak bisa membalasnya."
Manusia sudah akan mengetahui nasibnya ketika mereka berada di barzakh.
Apakah termasuk penghuni surga atau neraka. Jika seseorang menjadi penghuni
surga, maka dibukakan baginya pintu surga, hawa sejuk surga akan mereka
rasakan setiap pagi dan sore. Sebaliknya jika menjadi penghuni neraka, pintu
neraka pun akan dibukakan untuknya dan dia akan merasakan hawa panas
neraka setiap pagi dan sore.
Al-Barra bin ’Azib menceritakan hadits yang panjang yang diriwayat Imam
Ahmad tentang perjalanan seseorang setelah kematian. Seorang mukmin yang
akan meninggal dunia disambut ceria oleh malaikat dengan membawa kain
kafan dari surga. Kemudian datang malaikat maut duduk di atas kepalanya dan
memerintahkan roh yang baik untuk keluar dari jasadnya
Selanjutnya disambut oleh malaikat dan ditempatkan di kain kafan surga
dan diangkat ke langit. Penduduk langit dari kalangan malaikat menyambutnya,
sampai di langit terakhir bertemu Allah, kemudian Allah memerintahkan pada
malaikat untuk mencatat kitab hamba-Nya ke dalam ’illiyiin dan dikembalikan
rohnya ke Barzakh. Setelah dikembalikan lagi roh itu ke jasadnya dan datanglah
dua malaikat, Munkar dan Nakir yang akan bertanya kepada sang mayat.
Pertanyaan itu adalah;
"Siapa Tuhanmu?"
"Apa agamamu?"
"Siapa lelaki yang diutus kepadamu?"
"Siapa yang mengajar
Menurut syariat Islam, hanya orang yang beriman saja yang dapat
menjawabnya dengan baik. Maka kemudian akan diberi alas dari surga,
mendapat kenikmatan di kubur dengan selalu dibukakan baginya pintu surga,
dilapangkan dan diterangkan kuburnya. Sang mayat akan mendapat teman yang
baik dengan wajah yang baik, pakaian yang baik dan aroma yang baik. Lelaki
itu adalah gambaran dari amal perbuatannya selama hidup di dunia. Keadaan
berubah sebaliknya jika si mayat adalah orang yang tidak beriman.2

C. Hadits Tentang Barzakh


Imam Bukhari dalam Kitab Shahihnya mengumpulkan hadis-hadis tentang
kehidupan alam barzakh ini dalam bab khusus, yaitu Kitab al-Jana’iz. Dalam

2
Nugroho, I. R. Alam Barzakh. (Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia 2021).hal.5-7
bab ini ada 98 sub-bab yang disusun berdasarkan tema-tema tertentu. Sebagian
besar diantaranya berbicara tentang cara menyelenggarakan jenazah orang yang
meninggal dunia, baik saudara se-Islam maupun jenazah orang kafir. Berkaitan
dengan pembahasan ini, penulis memberikan sistematika bahasan pada tiga sub-
bahasan, yaitu;3
1. Hadis-Hadis tentang keadaan orang mati di alam barzakh
Hadis yang memahami hal ini ada 3 buah yaitu:
Pertama, hadis tentang orang mati mendengar suara langkah kaki
sandal orang yang hidup dan pertanyaan dua Malaikat kepadanya:

Hadis ini berisi tentang beberapa gambaran keadaan orang yang


telah meniggal dunia, yaitu; pertama, ia mendengar suara orang-orang yang
masih hidup bahkan suara sandal orang-orang yang berjalan di bumi.
Kedua, ia akan menerima pertanyaan dari dua Malaikat tentang
tanggapannya terhadap Nabi akhir zaman, Muhammad saw. Ketiga, ia akan
mendapatkan dua kemungkinan, yaitu mendapatkan nikmat kubur apabila
dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan bisa juga mendapatkan siksa
kubur apabila tidak dapat menjawab pertanyaan dengan baik.

3
Suhardi, M. (2014). Pemahaman Hadits Tentang Kehidupan Alam Barzakh. UIN Antasari
Banjarmasin, 42-57.
Imam Muslim meriwayatkan hadis ini dalam shahihnya pada satu
tempat saja, yaitu pada bab ‘aradhu maqa’ad al-mayyit min al-jannah aw al-
nar. Terdapat perbedaan mata rantai sanad pada hadis yang diriwayatkan
oleh Imam Muslim ini dari hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.
Sanadnya adalah:

(Telah menceritakan kepada kami ‘Abd bin Humaid, telah


menceritakan kepada kami Yunus bin Muhammad, telah menceritakan
kepada kami Syaiban bin Abd al-Rahman dari Qatadah, telah menceritakan
kepada kami Anas bin Malik ra).
2. Hadis-hadis tentang azab kubur
Hadis tentang ayat Alquran yang turun berkenaan dengan siksa
kubur:

Hadis ini berisi tentang informasi tafsir QS Ibrahim [14]: 27, yaitu
ia turun berkenaan tentang siksa kubur. Nabi saw menjelaskan bahwa
apabila orang yang meninggal dunia didudukkan dikuburnya, kemudian ia
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah
Rasul Allah, maka itu adalah maksud ayat
(Allah meneguhkan orang beriman dengan ucapan yang teguh). Dengan
ucapan itu Allah menyelamatkan orang beriman dari siksa kubur sampai
hari kebangkitan, bahkan mereka justru mendapatkan kenikmatan didalam
kubur. Syu’bah seorang tabi’in mengatakan bahwa ayat ini turun berkenaan
dengan azab kubur.
Hadis tentang adanya azab kubur:

Hadis ini secara jelas menyebutkan bahwa azab kubur itu memang
betul-betul ada. Seorang perempuan Yahudi bertanya kepada ‘A’isyah ra.
tentang azab Kubur. ‘A’isyah ra. menjelaskan bahwa azab kubur itu
memang betul-betul ada, bahkan Rasulullah saw. selalu berdo’a minta
perlindungan dari azab kubur setiap selesai shalat lima waktu.

D. Tiga kelompok di Barzakh


Pertanyaan tentang kenikmatan dan siksaan di Barzakh sangat rumit. Allah
memutuskan segalanya menurut rencana-Nya sendiri, yang tentu saja
didasarkan pada belas kasihan dan keadilan - keadilan untuk semua dan rahmat
bagi orang-orang beriman. Jelas, setiap kasus ditangani dengan manfaatnya
sendiri. Oleh karena itu, sangat sulit untuk menetapkan aturan yang tegas dan
cepat. Namun, apa yang muncul dari tradisi Masumeen (as) dapat diringkas
sebagai berikut: Jenis orang yang berbeda mendapatkan jenis perlakuan yang
berbeda setelah kematian dan sebelum Hari Kebangkitan.
1. Ada orang-orang yang benar-benar beriman, sempurna dalam iman mereka,
berbudi luhur dalam perbuatan mereka. Mereka menjalani kehidupan tanpa
cela, dan jika ada kesalahan atau dosa (karena 'berbuat salah adalah
manusia') masalah duniawi mereka (penyakit, kemiskinan, kematian orang
terdekat dan terkasih, tetangga bermasalah atau pasangan yang bertindak
dengan sewenang-wenang, dll.) dan / atau penderitaan pada saat kematian
sudah cukup untuk dihitung sebagai pembalasan dan penebusannya.
Allah tahu bahwa mereka berhak mendapatkan kenikmatan. Namun,
Hari Penghakiman belum tiba, dan mereka tidak bisa langsung dikirim ke
surga. Menurut aturan Hukum, mereka harus dibiarkan tanpa kenikmatan
apa pun sampai mereka dibangkitkan; tetapi Rahmat Allah menyatakan
bahwa mereka tidak boleh dibiarkan dalam penundaan. Oleh karena itu,
mereka ditanyai tentang keyakinan mereka, dan saat memberikan jawaban
yang benar, mereka memasuki keadaan bahagia, yang memberi mereka
kepuasan karena mengetahui bahwa masa depan mereka terjamin: Mereka
menemukan kesenangan dan kebahagiaan di kuburan mereka, dan
menunggu dengan penuh semangat untuk Hari Penghakiman.
2. Orang-orang kafir dan munafik yang dikonfirmasi, yang hidupnya tanpa
perbuatan baik: Atau jika ada perbuatan baik, berkah duniawi (kesehatan,
kekayaan, keluarga dan teman yang baik, prestise dan kekuasaan, dll.) dan
/ atau kemudahan di saat kematian adalah ganjaran yang cukup.
Allah tahu bahwa tempat mereka adalah Jahannam (Neraka): tetapi
Dia tidak akan mengirim mereka ke sana sebelum Hari Penghakiman. Jadi,
untuk memberi mereka gambaran sebelumnya tentang hukuman mereka,
mereka ditanyai tentang keyakinan mereka, dan ketika mereka tidak
memberikan jawaban yang benar, kuburan mereka diubah menjadi sel
tahanan. Dan mereka berharap Kiamat tidak akan datang sama sekali.
Di sini harus dijelaskan bahwa kenikmatan atau siksaan di Barzakh
berbeda dari surga atau neraka. Kenikmatan atau siksaan di Barzakh hanya
untuk jiwa. Karena alasan inilah kita tidak melihat siapa pun yang diberi
kenikmatan atau siksaan dalam kuburan. Dalam tradisi Masumeen (a.s.), ini
disamakan dengan mimpi indah atau mimpi buruk. Orang yang sedang
bermimpi melalui semua siksaan di dalam mimpi; tetapi orang yang duduk
disampingnya tidak menyadari apa yang sedang terjadi. Demikian pula,
kebahagiaan dalam mimpi tidak diketahui orang lain sama sekali.
Tapi sekali lagi ini bukanlah aturan yang ketat. Beberapa
pengecualian telah diamati ketika mayat ditemukan menikmati beberapa
kenikmatan, misalnya (mawar surgawi diletakkan di dekat hidung) atau
menjalani beberapa penyiksaan (kalajengking yang menyengat di jari kaki,
misalnya). Tetapi ini adalah pengecualian yang membuktikan aturannya.
3. ni adalah dari mereka yang bukan orang percaya yang sempurna atau bukan
orang percaya yang dikonfirmasi. Anak-anak, orang gila, mereka yang
karena satu dan lain hal tidak dalam posisi untuk membedakan antara jalan
yang benar dan yang salah, mereka yang begitu jauh dari lingkungan Islam
sehingga mereka tidak menyadari kebenaran Islam, mereka yang tidak tahu
tentang Islam tetapi pada saat yang sama bukanlah musuh Islam, mereka
yang keyakinan agamanya tidak didasarkan pada pemahaman logis tetapi
mereka hanya mengikuti apa yang diikuti oleh keluarganya; bahkan orang-
orang kafir yang mencintai Nabi (s.a.w.) dan Ahlul-Bait (as), tanpa
mengetahui bahwa mereka adalah Pembimbing Sejati yang diutus oleh
Allah; semua orang seperti itu termasuk dalam kelompok ini.
Orang-orang seperti itu tidak akan ditanyai dan diperas dalam kubur.
Mereka akan ditinggalkan dalam kondisi seperti tertidur lelap; dan Allah
akan memutuskan tentang mereka pada Hari Penghakiman. Sampai saat itu,
tidak ada kenikmatan maupun siksaan bagi mereka
Setelah ketiga kelompok utama ini, masih tersisa satu kelompok lagi
yang harus dijelaskan di sini untuk melengkapi gambarannya. Kelompok ini
adalah dari mereka yang telah melakukan begitu banyak dosa yang tidak
dapat dihapuskan oleh masalah duniawi dan penderitaan kematian. Nah,
jika Allah memutuskan orang beriman seperti itu harus datang pada hari
kiamat bersih dari semua noda dan bebas dari segala dosa, maka Dia dapat
menempatkan orang itu di bawah siksaan yang telah dirujuk dalam Hadits
Imam Ja'far as-Sadiq (as ) yang disebutkan sebelumnya: "Kami akan
menjadi perantara anda pada Hari Penghakiman; tetapi, demi Allah, saya
khawatir tentang anda saat anda berada di alam Barzakh."
Di sisi lain, jika Allah memutuskan untuk meninggalkan perkara ini
dalam kerisauan hingga Kiamat, maka itu termasuk dalam kelompok ketiga.
Bagaimanapun, semua ini tergantung pada Keadilan dan Rahmat Allah.
Kita belum diberitahu lebih banyak untuk seluruh detail tentang semua
kelompok.
Ini tentang kelompok pertama dan kedua (serta orang-orang beriman
yang disebutkan terakhir yang akan dihukum di alam Barzakh) yang Nabi
(s.a.w.) katakan: "Ketika seseorang meninggal, Kiamatnya dimulai." Dalam
pengertian ini, Barzakh disebut "Kiamat Sugra" (Kiamat Kecil).4

4
Wikipedia. (2021, November 12). Barzakh. Retrieved from Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Barzakh
DAFTAR PUSTAKA

Kecilnya. (2020, November 12). Allah Meliputi Segala Sesuatu. Retrieved from Kecilnya
Aku: https://kecilnyaaku.com/2020/11/12/allah-meliputi-segala-sesuatu/

Nugroho, I. R. (2021). Alam Barzakh. Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia.

Suhardi, M. (2014). Pemahaman Hadits Tentang Kehidupan Alam Barzakh. UIN Antasari
Banjarmasin, 42-57.

Wikipedia. (2021, November 12). Barzakh. Retrieved from Wikipedia:


https://id.wikipedia.org/wiki/Barzakh

Anda mungkin juga menyukai